OLEH :
KELOMPOK 38
Mengetahui
i
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji LKP
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Mengetahui
RAPOTAN HASIBUAN,SKM,M.KES
NIP.199006062019031016
ii
DATA KELOMPOK LKP
Kelompok : 38
Pembimbing LKP : Meutia Nanda SKM, M.Kes
Pembimbing Instansi : Rebayat Jelita, S.Pd
Tempat LKP : UPTD PENGELOLAAN SAMPAH
DLHK PROVSU
Nama Ketua Kelompok : Sri Fatimah Hasibuan
Nama Anggota :
NO NAMA NIM
6. Romauli 0801203326
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, ramat serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktik Kerja Peminatan
yang berjudul “Laporan Latihan Kerja Peminantan (LKP) di UPTD Pengelolaan
Sampah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2024” dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
1. Prof. Dr. Mesiono, S.Ag M.Pd selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
2. Dr. Hasrat Efendi Samosir, M.A selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
3. Dr. Asnil Aidah Ritonga, M.A selaku Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
4. Dr. Irwansyah, M.H selaku Wakil Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
5. Rapotan Hasibuan, S.KM, M.Kes selaku Kepala Prodi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
iv
6. Fitriani Pramita Gurning, SKM, M.Kes selaku Sekertaris Prodi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
7. Meutia Nanda, S.KM, M. Kes selaku Dosen Pembimbing Lapangan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
8. Yulia Khairina Ashar, S.KM, M.K.M Selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
9. Rebayat Jelita,S.Pd Sebagai Pembimbing Instansi Dinas Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan Uptd Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara
Kelompok 38
v
DAFTAR ISI
vi
2.3.11 Kunjungan Ke TPA Tandukan Raga 2 Kec.Sinembah Kab. DeliSerdang ... 20
2.3.12 Senam Pagi .................................................................................................. 22
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 23
3.1 Gambaran Profil UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara ................... 23
3.2 Struktur Organisasi UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara .............. 25
3.3 Kajian dan Analisis Situasi UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara .. 26
3.3.1 Kondisi Timbulan Sampah .......................................................................... 26
3.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulan Sampah .............................. 29
3.3.3 Kondisi Pengelolaan Sampah ...................................................................... 30
3.3.4 Analisis Masalah ......................................................................................... 31
3.4 Hasil dan Pembahasan ............................................................................................... 32
3.4.1 Gambaran Masalah ...................................................................................... 32
3.4.2 Penyebab Terjadi Masalah Penumpukan ..................................................... 35
3.4.3 Upaya Dalam Pengelolaan dan Pengurangan Sampah ................................ 37
3.5 Masalah Dan Akar Masalah ....................................................................................... 41
3.6 Alternatif Solusi Masalah........................................................................................... 42
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 49
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 49
4.2 Saran .......................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 50
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 52
vii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Balasan Izin Magang Di Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Uptd
Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara .................................................. 51
Lampiran 2 Daftar Hadir ......................................................................................................... 52
Lampiran 3 Apel Setiap Hari Senin Pagi ................................................................................ 53
Lampiran 4 Kegiatan Pembuatan Eco-Enzyme ...................................................................... 53
Lampiran 5 Kegiatan Pembuatan Kompos ............................................................................. 53
Lampiran 6 Kegiatan Pembuatan Kerajinan Daur Ulang........................................................ 54
Lampiran 7 Pelatihan Administrasi Perkantoran .................................................................... 54
Lampiran 8 Kunjungan Ke TPS Mandala 2 ............................................................................ 54
Lampiran 9 Kunjungan Ke Bank Sampah Serumpun Padi ..................................................... 55
Lampiran 10 Kungjungan DPL Ke Instansi ............................................................................ 55
Lampiran 11 Kunjungan Ke Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang .................................... 55
Lampiran 12 Kunjungan Ke TPS 3 R Lubuk Pakam .............................................................. 56
Lampiran 13 Kunjungan Ke Bank Sampah Induk Berseri Lubuk Pakam .............................. 56
Lampiran 14 KunjunganKeTPATadukanRaga2Kec.SinembahKab.DeliSerdang .................. 56
Lampiran 15 Senam Pagi ........................................................................................................ 57
Lampiran 16 Seminar Hasil .................................................................................................... 57
Lampiran 17 Perpisahan Dan Pemberian Kenang-Kenangan Ke Instansi .............................. 57
Lampiran 18 Link Video Dokumenter .................................................................................... 58
Lampiran 19 Perencanaan Kerja/ Alternatif Pemecahan Masalah .......................................... 58
Lampiran 20 Form Bimbingan Dengan Dosen Pembimbing Fakultas ................................... 59
Lampiran 21 LOA Jurnal ........................................................................................................ 60
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu, Pimpinan pembimbing lapangan dapat menciptakan suasana
yang rasional tentang situası pekerjaan yang ditemukan dalam kegiatan sehari hari.
Kegiatan LKP diikuti oleh mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat dari
beberapa latar belakang peminatan. Peminatan tersebut adalah Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan, Gizi Masyarakat, Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Lingkungan. Pemilihan tempat LKP seutuhnya diserahkan kepada
mahasiswa sesuai dengan bidang peminatannya masing masing. Harapannya agar
mahasiswa dapat menggali pengalaman yang sesui dengan keinginan dan bidangnya.
Pelaksanaan LKP di tempat kerja selam 1 bulan, peserta LKP harus mengikuti
ketentuan dan peraturan di institusi tempat LKP. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan
oleh peserta LKP harus seizin dan sepengetahuan Pimpinan/ pembimbing lapangan.
Melalui aktivitas ini mahasiswa diharapkan dapat merintis perencanaan penelitian
tugas akhir/skipsi serta sarana untuk merintis jaringan ke dunia kerja.
Berdasarkan uraian diatar yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah
maka yang merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran dan
aktivitas UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara dalam penanganan dan
pengelolaan sampah di Provinsi Sumatera Utara”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum LKP
2
mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan secara langsung di instansi LKP.
A. Bagi Mahasiswa
1) Melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu masing-masing
peminatan dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama
proses perkuliahan.
2) Mengenal praktik dunia kerja mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi program pada unit-unit kerja dengan
mengembangkan wawasan berpikir keilmuan kreatif dan inovatif.
3) Membuat laporan magang berdasarkan data yang diperoleh dan dari
pengamatan yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam
pembuatan skripsi.
3
B. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKM UIN SU
1) Terlaksananya salah satu dari upaya untuk mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tingggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat)
2) Membangun jaringan (networking) kerja sama yang berkelanjutan dengan
institusi LKP dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan
antara substansi akademik dengan kompetensi sumber daya manusia yang
kompetitif
3) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan
tenaga terampil dari tempat LKP
4
BAB II
ALUR DAN KEGIATAN HARIAN LKP
Jadwal kegiatan yang berlangsung selama 4 minggu (18 hari) dari tanggal 15
Januari s/d 10 Februari 2024 di Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan UPTD
Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
Libur Sabtu -
Dari kegiatan diatas pihak dari Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara menyesuaikan waktu jam
kegiatannya dengan Mahasiswa/i yang sedang Latihan Kerja Peminatan (LKP).
Dengan begitu, kegiatan Latihan Kerja Peminatan yang dilakukan oleh Mahasiswa/i
FKM UINSU pada UPTD Pengelolaan Sampah Provinsu Sumatera Utara berjalan
dengan lancar dan dapat tersusun dalam agenda kegiatan secara teratur. Jam kegiatan
pada UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan SOP yang
berlaku.
5
2.2 Peserta Kegiatan LKP
NO NAMA NIM
6. Romauli 0801203326
6
2.3 Kegiatan Individu
7
Kegiatan di LKP (Latihan Kerja Peminatan) ini dilakukan kurang lebih (±) 1
bulan dengan beberapa kegiatan di UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera
Utara. Gambar dari kegiatan tersebut sebagai berikut:
8
2.3.1 Apel Pagi
Apel pagi dilakukan setiap hari Senin, pukul 08.00 Wib, yang dimana
pesertanya adalah pegawai dan staff honorer yang berada pada UPTD Pengelolaan
Sampah dan UPTD Laboratorium lingkungan Provinsi Sumatera Utara, serta
mahasiswa/i magang di instansi tersebut.
9
Eco-enzyme berbentuk cairan yang dapat digunakan sebagai antiseptik yang
ramah lingkungan karena dibuat dari limbah organik tanpa residu yang berbahaya bagi
lingkungan. Eco-enzyme memiliki beberapa manfaat atau kegunaan diantaranya yaitu
sebagai pembersih lantai, kaca, toilet, air tercemar, dan dapat digunakakn untuk
mencuci buah dan sayuran. Selain itu ekoenzim dapat menghasilkan ozon ke atmosfer,
ekoenzim melepas gas Ozon (O3) yang dapat mengurangi karbon dioksida di udara
peneybab polusi (CO2) ke atmosfer dan mengikat panas di awan. Pembuatan eco-
enzyme diajarkan oleh ibu Rebayat Jelita, S.Pd.
10
Gambar 2.3.2 Pembuatan Eco-enzyme
Kegiatan pembuatan pupuk kompos dari bahan organik yang berasal dari kulit
jengkol, sayur-sayuran yang tidak segar namun tidak sampai terdapat leachate. Pupuk
kompos organik ini bermanfaat untuk memperbaiki dan mempertahankan kesuburan
tanah. Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Dengan menggunakan
pupuk organik, sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menjadi lebih baik. Selain itu,
kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
1) Aspek Ekonomi
• Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
• Mengurangi volume/ukuran limbah
• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
2) Aspek Lingkungan
• Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas
metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di
tempat pembuangan sampah
• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
11
3) Aspek Bagi Tanah/Tanaman
• Meningkatkan kesuburan tanah
• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
• Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
• Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai, gizi, dan jumlah panen)
• Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
• Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
• Meningkatkan retensi/ketersediaan hara
Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling
lingkungan kita, bahkan yang kadang-kadang tidak terpakai, seperti sampah rumah
tangga (sisa sayuran dan buah-buahan). Jerami, seresah, daun-daunan, pangkasan
rumput, dan kotoran hewan. Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah
organic yaitu bahan organic basah atau bahan organic yang mempunyai kandungan
air tinggi, seperti sisa buah-buahan atau sayur-sayuran. Selain mudah terdekomposisi,
bahan ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan Tanaman.
12
2) Pemilahan sampah
Sampah yang digunakan untuk pengomposan hanya sampah organik seperti
sisa sayuran dan kulit buah. Dalam pembuatan yang kami lakukan dalam
pembuatan kompos bauh dan sayuran ialah dalam skala kecil.
3) Pencacahan
Limbah sayuran dan kulit buah dicacah/dirajang terlebih dahulu, pencacahan
atau pengecilan ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah,
sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi
kompos.
4) Pencampuran
Limbah sayuran dan kulit buah yang sudah dicacah dimasukkan kedalam
komposter sebanyak 15 kg, lalu ditambahkan 6 tutup botol larutan EM 4,
kemudian di siram air hingga lembab.
5) Pengadukan
Setelah sampah dibiarkan dan terjadi proses pengomposan maka dilakukan
pengadukan untuk membuang panas yang berlebihan, meratakan proses
fermentasi yang menggunakan bakteri aerob, meratakan pemberian air, serta
membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
6) Penyiraman
Apabila bahan kompos terlalu kering, maka dilakukan penyiraman, namun
apabila pada bahan kompos itu sudah keluar air atau lendir maka tidak perlu
dilakukan penyiraman.
13
7) Pematangan
Komposter ditutup rapat dan dibiarkan supaya terjadi proses pengomposan,
selanjutnya diamati perubahan yang terjadi pada kompos setiap seminggu
sekali (suhu, warna, bentuk/tekstur, bau, penyusutan volume, mengeluarkan
lindi/air sampah).
Sampah plastik kini menjadi masalah yang cukup serius. Tentu saja karena
sampah plastik sendiri tidak bisa terurai dalam waku yang singkat. Butuh berpuluh-
puluh tahun untuk menguraikan sampah plastik di alam. Mengembangan kreativitas
dan juga lebih peduli untuk menjaga lingkungan mungkin manjadi salah satu manfaat
jika kamu mengetahu cara membuat bunga dari plastik. Penggunaan kemasan dari
bahan plastik pada kondisi dewasa ini sangat mengkhawatirkan, karena plastik yang
sangat sulit dan lama terurai akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Sebagai salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan membuat
sampah plastik menjadi barang yang berguna yang bernilai ekonomis. Kerajinan
tangan yang kami buat antara lain :
1. Bunga sudut dari plastik kresek bekas
2. Kotak tisu dari tutup botol aqua
14
Kerajinan ini kami buat untuk memanfaatkan dalam mengurangi sampah
plastik yang ada di rumah, terutama sampah plastik dan mengubah sampah menjadi
barang yang berguna dan bernilai ekonomis. Kerajinan yang telah kami buat, kami
berikan kepada UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara sebagai
cendramata dari Kelompok LKP 38 FKM UINSU 2024.
2.3.7 Kunjungan Ke Bank Sampah Serumpun Padi Mabar Hilir, Medan Deli
16
menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar
sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah.
17
2.3.8 Kunjungan Ke Dinas Lingkungan Hidup Deli Serdang
Bank Sampah Induk (BSI) adalah bank sampah yang dibentuk di setiap kota
dan Kabupaten administrasi yang berfungsi untuk menampung sampah yang sudah
terpilah dari BSU dan menyalurkan ke industri daur ulang atau pemanfaatan lain.
Bank sampah induk yang kami kunjungi adalah Bank Sampah Induk Berseri yang
terletak di Kecamatan Lubuk Pakam.
Menurut Basuki Rahmat selaku Direktur Bank Sampah Induk Berseri
menyatakan bahwa bank sampah ini didirikan pada tahun 2016. Secara umum,
terdapat tiga tahap sistem di bank sampah, yakni pemilahan, penyortiran, dan
19
penjualan. Dalam satu bulan, Bank Sampah Induk ini dapat menghasilkan 85 juta. Di
bank sampah ini kami diajarkan cara pengelolaan sampah, dan cara pemilahan
sampah. Selain itu pengurus juga memberikan Solusi dan masukan kepada kami
mengenai tantangan dalam menjalankan bank sampah.
2.3.11 Kunjungan Ke TPA Tadukan Raga 2 Kec. Sinembah Kab. Deli Serdang
20
dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya
dan kemudian menimbunnya dengan tanah.
TPA ini memeroses sampah organik menjadi bahan pembuatan pupuk kompos.
Proses pengambilan gas metana yang terdapat di TPA ialah menggunakan pipa yang
ditanam secara vertikal yang diberi pengukur tekanan. Di setiap pipa terdapat lubang-
lubang kecil sebagai jalan masuk gas metana yang kemudian di alirkan ke pipa
paralon, lalu akan disedot menggunakan mesin (blower). Gas metana tersebut
dimanfaatkan sebagai pengganti gas LPG, namun gas metana ini hanya digunakan
oleh pihak TPA saja, belum didistribusikan kepada masyarakat.
Dalam pengelolaan air lindi, TPA ini memiliki kolam lindi yang berfungsi
sebagai tempat pemrosesan lindi yang berasal dari sampah TPA itu sendiri. Kolam
lindi memiliki kedalaman 5 meter. Air Lindi akan di periksa selama 6 bulan sekali di
Laboratorium Enviro. Pengujian lab ini melibatkan air lindi awal dan air lindi akhir.
Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara air lindi
awal dan air lindi akhir setelah di filtrasi. Selain itu terdapat juga sumur pantau. Sumur
pantau ini berfungsi sebagai penentu, apakah air lindi tersebut mencemari lingkungan
atau tidak. Setelah di uji dan dipastikan tidak mencemari lingkungan, air lindi akan di
buang ke sungai.
21
2.3.12 Senam Pagi
Senam pagi merupakan suatu aktifitas fisik yang perlu diadakan untuk
menjaga kebugaran jasmani para pegawai. Senam ini diadakan setiap hari Jumat,
pukul 08.00-09.00 WIB dengan instruktur dari luar. Peserta senam pagi ini adalah
pegawai dan staff honorer yang berada pada UPTD Pengelolaan Sampah dan UPTD
Laboratorium lingkungan Provinsi Sumatera Utara, serta mahasiswa/i magang di
instansi tersebut.
Gerakan-gerakan senam pagi bermanfaat untuk melatih otot-otot pada tubuh,
melancarkan peredaran darah sehingga lebih sehat dan segar. Paparan sinar matahari
pagi juga bagus bagi tubuh karena kandungan vitamin D alaminya. Jika tubuh sehat
dan bugar secara fisik, maka kemampuan konsentrasi juga akan meningkat dan
memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Senam juga dapat
memperkuat tulang, membantu menormalkan aliran darah dan melatih urat saraf yang
kaku serta meningkatkan kesehatan jantung dan stamina tubuh. Olahraga ini juga bisa
menjaga fungsi otak, mencegah pikun, juga bisa mengurangi stress dan membuat
lebih bahagia karena dengan kita melakukan gerakan senam maka tubuh akan
melepaskan hormon.
22
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
5) Penyelenggaraan pembinaan, pemantauan, evaluasi, fasilitasi, pelayanan dan
pengendalian penyelenggaraan pengelolaan sampah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
6) Penyelenggaraan administrasi internal dan eksternal;
7) Penyelenggaraan pengumpulan dan pengangkutan sampah/residu skala
regional dari sumber sampah, TPS. TPS3R, dan tempat pengolahan ke TPA
dan/atau TPST Regional;
8) Penyelenggaraan pengolahan sampah skala regional:
9) Penyelenggaraan pemadatan, pengomposan, daur ulang materi dan mengubah
sampah menjadi energi;
10) Penyelenggaraan pemrosesan akhir sampah skala regional
(penimbunan/pemadatan, penutupan tanah, pengolahan lindi, penanganan
gas);
11) Penyelenggaraan perencanaan, pemantauan dan evaluasi daya dukung
infrastruktur (fasilitas dasar, fasilitas perlindungan lingkungan, fasilitas
operasional dan fasilitas penunjang) TPST/TPA Regional;
12) Penyelenggaraan perencanaan, pemantauan dan evaluasi daya dukung sarana
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPST/TPA Regional:
13) Penyelenggaraan pemeliharaan infrastruktur dan sarana pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan TPST/TPA Regional;
14) Penyelenggaraan pemberian masukan kepada Kepala Dinas, sesuai tugas dan
fungsinya;
15) Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas, sesuai tugas dan
fungsinya;
16) Menyelenggarakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang ditetapkan.
24
3.2 Struktur Organisasi UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera
Utara
25
3.3 Kajian dan Analisis Situasi UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi
Sumatera Utara
3.3.1 Kondisi Timbulan Sampah
Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang dianggap tidak bergnba lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sedangkan
menurut UU RI No. 18 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau
proses alam yang berbentuk padat. Timbulan sampah adalah volume sampah atu berat
semapah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu persatuan
waktu. Sumber sampah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sampah yang
berasal dari pemukiman (sampah rumah tangga) dan sampah non pemukiman
(sampah yang beraal dari daerah komersil, Kawasan indutri, institusi, dan
sebagainya). Kedua jenis sampah tersebut dikenal sebagai sampah domestik.
Sedangkan sampah non domestik merupakan sampah atau limbah yang bukan sejenis
sampah yang berasal dari rumah tangga, namun sampah yang berasal dari hasil sisa
proses industri, lumpur sisa hasil pengolahan air limbah, dan lain sebagainya.
Dalam hal timbunan sampah diketahui bahwa sampah organik atau rumah
tangga memiliki jumlah timbunan paling tinggi. Hal ini tentunya berpengaruh pada
kegiatan manusia yang berpusat di rumah. Setiap individu di rumah setidaknnya bisa
menghasilkan 0,4-0,5 kg/hari di daerah perkotaan. Untuk di provinsi Sumatera Utara,
pada tahun 2023, penyumbang sampah terbesar adalah kota Medan dengan 1.768,94
ton di setiap harinya dan sepanjang tahun 2023 terdapat 645.661.28 ton sampah. Dan
pada tahun 2023 provinsi Sumatera Utara menghasilkan 1.168,654.88 ton.
Jika dilihat dari sumber sampah terbanyak di Sumatera Utara berdasarkan
jenis sampah tetap sisa makanan di posisi pertama dengan persentase 35,39 %.
Sedangkan persentase jenis sampah palstik, kertas/karton, dan kayu/ranting tidak
26
berbeda jauh yakni 13,9%, 13,71%, dan 15,5%. Dengan fenomena tersebut, maka
penyakit yang dapat ditimbulkan akibat timbunan sampah ialah:
1. Cholera
Penyakit cholera disebabkan oleh Vibrio cholera, dikatakan berasal dari India
tetapi pernah terdapat di seluruh dunia. Cholera adalah penyakit usus halus
yang akut dan berat, sering mewabah yang mengakibatkan banyak kematian.
Masa tunasnya berkisar antara beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala
utamanya adalah muntaber, dehidrasi, dan kolaps dapat terjadi dengan cepat.
Sedangkan gejala cholera yang khas adalah tinja yang menyerupai air cucian
beras, tetapi sangat jarang ditemui, sehingga cholera klasik jarang didapat.
Namun demikian keganasan cholera tidak menjadi berkurang karenanya;
orang dewasa dapat meninggal dalam waktu setengah sampai dua jam,
disebabkan dehidrasi.
2. Thyphus Abdominalis
Sama dengan cholera, thypus juga merupakan penyakit yang menyerang usus
halus. Penyebabnya adalah Salmonella typhi, terdapat di seluruh dunia,
dengan reservoir manusia pula. Beda dengan cholera, angka kematianThypus
berkisar antara 10 % sebelum penemuan antibiotika dan menurun sampai 2%-
3% setelahnya. Gejala utama adalah panas yang terus menerus dengan taraf
kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah
infeksi. Kasus thypus yang tidak spesifik juga banyak ditemui, terutama
diantara anakanak penularan dapat terjadi dari orang ke orang, atau tidak
langsung dari makanan, minuman yang terkontaminasi bakteri. Sama halnya
dengan cholera, orang sudah banyak tahu tentang segi kedokteran serta
pencegahannya, tetapi di Negara kita ini wabah masih sering dijumpai.
27
3. Dysentierie Amobea
Dysentierie amoeba disebut juga amoebasis disebabkan oleh E histolyyica
suatu protozoa. Penyakit ini didapat di seluruh dunia dalam bentuk endemie.
Gejala utamanya adalah tinja yang tercampur darah dan lender. Berbeda dari
Dysenterie basillaris, dysentirie ini tidak menyebabkan dehidrasi. Penyakit ini
sering pula ditemukan dengan gejala yang nyata, sehingga seringkali menadi
khronis. Tetapi apabila tidak diobati dapat menimbulkan berbagai komplikasi,
seperti abses hati, radang otak, dan perforasi usus. Amoebasis ini seringkali
menyebar lewat air dan makanan yang terkontaminasi tinja dengan kista
amoeba serta dapat pula dibawa oleh lalat, karena amoeba membentuk kista
yang tahan lama di dalam lingkungan diluar tubuh, maka penularan mudah
terjadi dengan penyebabnya kista-kista tersebut.
28
3.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulan Sampah
1) Letak Geografis
Letak geografis mempengaruhi tumbuh-tumbuhan yang dapat ditanam, di
dataran tinggi umumnya banyak ditumbuhi sayur-sayuran, buah-buahan dan
jenis tanaman tegalan ang akhirnya akan mempengaruhi jenis dan jumlah
sampah.
2) Iklim
Iklim yang banyak hujan menyebabkan kandungan airnya tinggi sehingga
kelembapan sampah pun juga akan cukup tinggi. Jika intensitas hujan cukup
sering terjadi, maka akan membuat tumbuhan lebih banyak bertahan hidup
dibandingkan di daerah kering sehingga sampah berupa daun-daunan akan
menjadi lebih banyak.
29
4) Kepadatan penduduk
Jika kepadatan penduduk suatu kota jumlahnya tinggi maka akan
menghasilkan sampah yang banyak pula. Pertumbuhan penduduk sebanding
dengan sampah yang dihasilkan, semakin banyak penduduk makan semakin
banyak orang yang akan menghasilkan sampah Berdasarkan literatur bahwa
timbulan sampah yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh alam dan faktor
manusia/ masyarakat.
5) Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi industri, karena industri dapat
menggunakan peralatan yang lebih baik seiring dengan kemajuan teknologi,
sebagai contoh adalah dalam hal kemasan produk. Menurut Damanhuri
(2010), kemasan produk bahan kebutuhan sehari- hari akan mempengaruhi
komposisi sampah yang dihasilkan. Negara maju cenderung semakin banyak
menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang
seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.
30
yang menganggap bahwa sampah sebagai barang berguna untuk dijual ke pengempul
(Hasibuan, 2019).
Menurut defenisi Word Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu di buang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Dobiki,2018).
Hasil data yang didapatkan dari hasil penelitian tahun 2023 jumlah timbulan sampah
harian yang dihasilkan kota Medan sebesar 1.768,94 dan timbunan sampah tahunan
adalah sebesar 645.661,28 (ton). Setiap tahunnya pertumbuhan sampah yang
dihasilkan cenderung naik dan menyebabkan semakin banyak sampah yang tertimbun
di wilayah kota Medan. Timbunan sampah yang dihasilkan pada umumnya karena
terbatasnya lahan di perkotaan untuk dijadikan sebagai lahan pembuangan akhir
(TPA). Peneglolaan sampah yang baik merupakan pengelolaan sampah yang
terintergrasi, mengkombinasikan teknologi yang diaplikasikan untuk menyesuaikan
pada kondisi lokal.
Oleh sebab itu pengelolaan sampah adalah kegiatan yang bersangkut paut
sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan
memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang di awali dari pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian
pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu lingkungan bebas sampah.
31
bertambahnya jumlah sampah rumah tangga. Analisis situasi merupakan tahap
pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum merancang dan merencanakan
program. Analisis situasi di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengelolaan Sampah
Provinsi Sumatera Utara masih dikatakan belum maksimal.
Terlihat dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), data
timbulan sampah Provinsi Sumatera Utara mencapai 3,201.79 ton di setiap harinya.
Dengan fenomena tersebut dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat dalam hal
pemanfaatan dan pengurangan sampah tergolong rendah.
32
dengan sampah domestik lain sebagainya. Oleh karenanya persoalan kesehatan dan
kebersihan lingkungan ialah persoalan yang komprehensif yang harus dihadapi oleh
belahan dunia, salah satunya Indonesia. Selain itu adanya ketidakselarasan mengenai
sampah yang diciptakan dan pengelolaan sampah menjadi persoalan yang inklusif
terutama diwilayah perkotaan yang ada di Indonesia (Kahfi, 2017: 14), pemilahan
sampah yang sangat kurang dilakukan di dalam rumah secara mandiri berpengaruh
pada timbunan sampah yang akan di Kelola oleh pihak instansi yang bertanggung
jawab di tempat pemerosesan akhir (TPA). Hal ini terlihat dari timbulan sampah yang
ada di kota Medan pada tahun 2023, Timbulan Sampah. 17,441,415.28. (ton/tahun).
Berdasarkan data SIPSN (Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional).
33
Tabel 3.4.1 Jumlah Timbulan Sampah Yang Di Hasilkan Dan Pengurangan
Sampah Tahunan Dan Penanganannya.
TIMBULAN PENANGANAN
PENGURANGAN % %
SAMPAH SAMPAH
KABUPATEN/ SAMPAH PENGURANGAN PENANGANAN
TAHUN PROVINSI TAHUNAN TAHUNAN
KOTA TAHUNAN SAMPAH SAMPAH
(TON/TAHUN) (TON/TAHUN)
(TON/TAHUN) (B) (B/A) (C/A)
(A) (C)
Sumatera
2020 Kota Medan 622, 206. 89 64, 905. 91 9. 43 328, 500. 00 52. 80
Utara
Sumatera
2021 Kota Medan 645, 012. 56 65, 475. 77 10. 15 328, 500. 00 50. 93
Utara
Sumatera
2022 Kota Medan 628, 749. 22 48, 538. 94 7. 72 547, 609. 50 87. 10
Utara
Sumatera
2023 Kota Medan 17,441,415.28 2, 788. 026. 04 15. 99 8, 805. 566. 72 50. 49
Utara
Sumber: SIPSN. Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (Internet). 2023. Available from:
https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
34
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kerja sama antara
Pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah
sangat berdampak besar pada timbulan sampah yang akan ditentukan. Persoalan
persampahan dan lingkungan sekarang ini tak luput dari berbagai sikap atau perilaku
manusia sebagai pencipta atau penghasil sampah, selain itu juga tidak kuatnya
peraturan mengenai permasalahan sampah dan lingkungan. Realitanya di suatu tempat
lingkungan membuktikan tetap banyaknya anggota keluarga ataupun masyarakat
yang tidak melaksanakan pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan lingkungan yang
dimulai di ranah rumah tangga dengan bagus, yaitu dari melakukan pemilahan serta
pemisahan sampah, masalah penyimpanannya, dan juga membuang sampah pada
tempat pembuangannya sehingga tahap pemprosesan akhir perlu dilakukan dengan
rutin serta menarik bagi Masyarakat sehingga kerja sama yang baik bisa terlaksana.
35
sampah menjadi permasalahan besar yang ditemui oleh masyarakat yang tinggal di
perkotaan sekaligus menjadi persoalan lingkungan hidup. Yang merupakan faktor-
faktor penyebab menumpuknya sampah yakni sebagai berikut:
1. Daya tampung TPA yang kurang dalam kapasitasnya dan diiringi dengan
jumlah sampah yang sangat banyak.
2. Waktu untuk mengangkut sampah yang kurang efektif dikarenakan interval
atau jarak TPA dengan pusat sampah yang relatif jauh.
3. Fasilitas atau peralatan pemindahan sampah yang sedikit hingga terbatas maka
tidak mampu mengangkat semua sampah.
4. Sisa sampah yang ada di TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang
berkapasitas atau berpotensi menjadi gunungan sampah.
5. Teknologi penanganan pengelolaan sampah yang tidak ideal, dapat
mengakibatkan meningkatnya kapasitas sampah yang membusuk.
6. Adanya lingkungan yang tidak mempunyai lokasi pembuangan atau
penampungan sampah, hingga kerap membuang sampah sembarangan.
7. Kurangnya pemasyarakatan atau sosialissi dan support pemerintah terkait
penanganan pengelolaan sampah.
8. Sedikitnya kesadaran memanajemen diri dan edukasi tentang
9. Penanganan pengelolaan sampah dengan baik.
10. Pemanajemenan sampah yang kurang tepat.
36
bakteri, lalat dan lain sebagainya, sehingga jumlah penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) akan meningkat karena vektor penyakit hidup dan
berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air
hujan.
b) pembakaran sampah bisa menyebabkan pencemaran udara sehingga
menganggu kesehatan pernafasan manusia, serta menyebabkan terjadinya
Global Warming.
c) sisa sampah yang membusuk bisa menyebabkan bau yang tidak enak dan
menjadi ancaman untuk kesehatan. Sisa cairan yang dikeluarkan bisa masuk
dan menembus ke dalam tanah, dan bisa menyebabkan air tanah, sumur dan
sungai tercemar.
d) sampah yang di lempar atau dibuang ke tubuh air ataupun ke sungai bisa
mengakibatkan pendangkalan sungai, hingga bisa mengakibatkan terjadinya
banjir.
e) Sisah sampah yang ada di TPS (tempat penampungan sementara) yang
berkapasitas atau berpotensi menjadi gunung sampah.
f) Adanya lingkungan yang tidak mempunyai lokasi pembuangan atau
penampungan sampah, hingga kerap membuang sampah sembarangan.
g) Kurangnya pemasyarakat atau sosialisasi dan support pemerintah terkait
penanganan pengolahan sampah.
h) Sedikitnya kesadaran diri dan edukasi tentang penanganan pengolahan
sampah dengan baik dan benar.
37
pengelolaan persampahan akan melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai
prasarana dan sarana persampahan yang meliputi pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pengolahan maupun pembuangan akhir. Masalah
sampah berkaitan erat dengan dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri.
Oleh karena itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata akan
tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas. Jumlah
sampah ini setiap tahun terus meningkat sejalan dan seiring meningkatnya jumlah
penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat atau manusianya dan disertai juga
kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran pola hidup
masyarakat yang cenderung konsumtif.
Sampah yang dikelola berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 terdiri atas
sampah rumah tangga (berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak
termasuk tinja, dan sampah spesifik), sampah sejenis sampah rumah tangga (berasal
dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum, dan fasilitas lainnya), dan sampah spesifik (sampah yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun, sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun, sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan, sampah
yang secara teknologi belum dapat diolah dan/atau sampah yang timbul secara tidak
periodik).
Sebagai makhluk hidup kita melakukan aktivitas untuk kelangsungan
hidupnya. Makan, minum, mencuci, bekerja merupakan beberapa contoh aktivitas.
Setiap aktivitas manusia akan menghasilkan sisa-sisa tertentu. Sampah adalah sisa-
sisa aktivitas manusia dan alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah perlu
dikelola dan diolah supaya tidak mencemari lingkungan. Adapun cara pengelolaan
sampah yaitu sebagai berikut:
38
1. Sampah Organik
Pengolahannya:
• Dibuat menjadi kompos
• Dibuat menjadi ekoenzim
• Diubah menjadi biogas dan listrik
• Dibuat menjadi tambahan pakan hewan
2. Sampah Anorganik
Pengolahannya:
• Dijadikan kerajinan tangan
• Diolah dan digunakan kembali menjadi produk baru seperti kotak tisu, pot,
dan tempat pensil.
3. Sampah B3
Pengolahannya:
• Dengan penganan khusus dan bersertifikasi dari pemerintah
40
3.5 Masalah Dan Akar Masalah
Kuragnya
FISHBONE AKAR MASALAH
Pengetahuan dan
Kesadaran Tentang
Cara Pengelolaan
Manusia
Lingkungan
Sampah Secara
Mandiri Dana
Dana tidak
Ketidak tahuan dalam
mencukupi dalam
tata cara pengelolaan
penyediaan sarana
sampah sendiri Terciptanya
dan prasarana
pengelolaan sampah lingkungan yang
Kurangnya informasi kurang sehat
yang didapat dari tata
cara pengelolaan
sampah
Kebiasaan dalam
pengelolaan sampah
yang dianggap rumit
Kurangnya
ketersediaan bank Sosialisasi mengenai
sampah sebagai tata cara Kelola
media penampung dan sampah sendiri yang
pengelolaan sampah kurang ke
masyarakat
Alat pengangkutan
sampah yang kurang Melakukan program untuk
membiasakan diri buang
sampah tidak
Tidak adanya TPA yang sembarangan tempat
disediakan di lingkungan misalnya, merupakan hal
masyarakat yang sulit
Sarana
Metode
Bagan 3.5 Fishbone Akar Masalah
41
Dari akar masalah diatas dapat dilihat bahwa setiap factor dari akar masalah
saling berkaitan satu sama lainnya. Kesadaran dan partisipasi setiap individu di dunia
ini wajib menyadari sendiri bahwa mereka harus sadar pentingnya melakukan
pengelolaan sampah secara mandiri dimulai dari rumah sendiri. Pengetahuan dan
kesadaran yang cukup akan memicu terciptanya lingkungan yang tidak tercemar oleh
sampah nantinya. Hal tersebut juga tentunya harus di dukung oleh instansi pemerintah
terkait dimana harus mencukupi dana serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
1. Pembuatan eco-enzyme
Pengolahan sampah organik dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan pembuatan eco-enzyme. Eco-enzyme merupakan hasil fermentasi
limbah organik menjadi bahan dapur yang mempunyai banyak manfaat untuk alam
dan manusia. Enzim dari sampah ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang
memanfaatkan sisa makanan untuk dijadikan cairan yang bermanfaat. Eco-enzyme
merupakan cairan serbaguna yang dapat digunakan sebagai pupuk cair organik
42
tanaman, campuran detergen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih
kerak, dan sebagai obat sakit kepala. Eco-enzyme dapat membantu mengurangi
konsumsi produk berbahan kimia yang dapat merusak lingkungan. Keistimewaan eco-
enzyme adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi.
Pembuatan eco-enzyme sangat hemat dalam hal tempat pengolahan dan dapat
diterapkan di rumah sehingga dapat menjadi alternnatif yang sangat bermanfaat dalam
pemanfaatan sampah, khususnya sampah organik. Sehingga pembuatan eco-enzyme
ini sangat cocok dilakukan semua kalangan masyarakat. Adapun tahapan pembuatan
eco enzyme, yaitu:
43
c) Manfaat Eco Enzyme:
• Sebagai cairan pembersih serbaguna
Kita bisa menggunakan cairan eco-enzyme sebagai cairan untuk
membersihkan seluruh rumah, baju, bahkan sayur dan buah.
• Pupuk Tanaman
Selain untuk bersih-bersih, eco-enzyme juga berguna untuk pupuk
tanaman, berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan
hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang di
tanam.
• Pengusir Hama
Eco-enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek
dan sayur-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar
rumah, seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya.
• Melestarikan lingkungan sekitar
Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung
berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan
senyawa lain yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai
dan laut. Penggunaan Eco-enzyme sebagai larutan pembersih alami
berkontribusi menjaga lingkungan bumi. Dr. Joean Oon mengklaim bahwa
1 liter larutan eco-enzyme dapat membersihkan hingga 1.000 liter air
sungai yang tercemar.
2. Pembuatan Kompos
Kompos merupakan bahan-bahan organik yag sudah mengalami proses
pelapukan karena terjadi intraksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang
bekerja di dalam bahan organik tersebut. Pengomposan ialah salah satu dari berbagai
metode pengolahan sampah organik dimana bertujuan untuk mengurangi dan juga
mengubah komposisi sampah menjadi produk yang bermanfaat. Menurut Suwatanti
44
(2017), pengomposan merupakan salah satu pengolahan limbah organik menjadi
produk baru berupa humus dan pada umumnya kompos terbuat dari limbah organik
yang berasal dari tumbuhan dan kotoran hewan, yang sengaja ditambahkan agar
terjadi keseimbangan unsur nitrogen dan karbon sehingga mempercepat proses
pembusukan dan menghasilkan rasio N/C yang ideal.
Dalam proses pembuatan kompos yang dilakukan jenis limbah rumah tangga
yang diguanakan berasal dari sisa sayuran, kulit buah, dan sampah dedaunan sebagai
sumber nitrogen. Lalu digunakan sampah kering berupa kertas, kardus daun kering
dan tisu sebagai sember karbon. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi limbah
rumah tangga yang berada di lingkungan dan apabila dapat diproduksi dalam sekala
besar atau secara masal maka akan memiliki nilai tambahan. produk kompos ini dapat
menjadi alternatif bagi para masyarakat desa untuk mengurangi penggunaan pupuk
kimia dan pupuk buatan pabrik yang sudah sering digunakan oleh masyarakat desa.
Pembuatan kompos dari sampah organik termasuk dalam metode recycle (daur ulang),
Adapun cara pembuatan pupuk kompos cair, sebagai berikut:
a) Mempersiapkan alat dan bahan
b) Memilih sampah sesuai jenisnya
c) Mencacah atau memotong sampah dengan ukuran lebih kecil
d) Mencampurkan bahan kompos (limbah sayur,kulit jengklol dan kulit buah)
e) Mengaduk campuran bahan
f) Menyiram bahan jika kompos terlalu kering
g) Pematangan kompos, komposter ditutup rapat dan dibiarkan supaya terjadi
proses pengomposan.
45
dengan perkembangan teknologi kebutuhan plastik terus meningkat, plastik
merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang sukar
diuraikan sehingga berbahaya bagi lingkungan. Salah satu Langkah dari 5R adalah
Recycle (daur ulang) pembuatan kreasi atau kerajinan tangan dari plastik dan barang
terbuang lainnya merupakan bentuk implementasi dari system 5R (reduce, recycle,
reuse, recovery, repair).
Kreativitas pemanfaatan sampah plastik menjadi kerajinan tangan adalah
solusi yang baik untuk mengubah sampah plastik menjadi menjadi barang yang
berguna kembali, bahkan memiliki nilai jual serta dapat dikreasikan menjadi barang
yang mempunyai nilai estetika. Kreativitas dalam diri seseorang dapat ditumbuhakan
melalui banyak cara, salah satunya yaitu dengan membuat kerajinan tangan. Sampah
plastik dapat dibuat kerajinan tangan seperti tas belanja, hiasan kamar, dompet, lampu
hias, tempat pensil, keranjang, dan lain lain. Beberapa inovasi dalam kreasi daur ulang
sampah plastik yang kami lakukan di UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera
Utara yaitu:
a) Pembuatan bunga dari plastik kresek bekas
b) Pembuatan kotak tissue dari tutup botol aqua bekas.
46
untuk berperan serta aktif di dalamnya. Sisten ini akan menampung, memilah dan
menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga Masyarakat mendapat
keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Sedangkan menurut peraturan Mentri
Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 Bank Sampah adalah tempat pemilihan
dan pengumpulan sampah yang dapat didaurulang dan/atau diguna ulang yang
memiliki nilai ekonomi.
Bank Sampah adalah salah satu strategi penerapan (reduce, reuse dan recycle)
dalam pengeloaan sampah pada sumber nya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan Bank
Sampah pada prinsipnya adalah salah satu rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat
memilah sampah.dengan menukarkan sampah dengan uang atau barang berharga
yang dapat ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk menghargai sampah
sehingga mereka mau memilah sampah (Dirjen Cipta Karya ,2011).
Selama kegiatan LKP kami melakukan kunjungan ke Bank Sampah Serumpun
Padi yang dikelola oleh Ibu Suci dan Bank Sampah Induk Berseri yang dikelola oleh
direktur utama Bapak Basuki Rahmat yang bermitra dengan Unilever sebagai
sponsornya. Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan
hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan
pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis. Manfaat
bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat
karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa
uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki. Masyarakat dapat
sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah
terkumpul banyak. Beberapa manfaat bank sampah dari berbagai aspek diantaranya:
a) Aspek Lingkungan
• Berkurangnya volume sampah yang di proses di TPA
• Membantu mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah
• Menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih
47
b) Aspek Pendidikan
• Menanamkan pentingnya pengelolaan sampah skala rumah tangga kepada
warga
• Pendidikan lingkungan hidup sejak dini terhadap Masyarakat
• Warga akan memahami pentingnya pengelolaan dan menabung sampah
• Warga akan memaknai sampah yang mereka hasilkan
c) Aspek Sosial Ekonomi
• Menambah pendapatan siswa dari sampah yang di tabung di bank sampah
• Merubah persepsi negative terhadap sampah terutama pemulung
5. Program TPS 3R
TPS 3R adalah tempat pengolahan sampah yang diarahkan pada konsep
Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang),
dilakukan usaha untuk mengurangi volume sampah sejak dari sumbernya pada skala
komunal atau kawasan. Konsep utama pengolahan sampah pada TPS 3R adalah untuk
mengurangi kuantitas dan/atau memperbaiki karakteristik sampah, yang akan diolah
secara lebih lanjut di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwasannya dengan adanya kegiatan LKP (Latihan Kerja
Peminatan) Mahasiswa mendapat banyak pembelajaran dan pengalaman dunia kerja
di UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara. Setelah kami melakukan
observasi di masyarakat kami menemukan beberapa penyebab yang menjadi acuan
masalah (akar masalah) tentang cara pengelolaan sampah secara mandiri. Berdasarkan
analisis yang kami dapat dari data primer dan data sekunder (narasumber pelaku usaha
di masyarakat) diperoleh bahwa yang menjadi acuan masalah ialah kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat, kurangnya pengelolaan bank sampah dan
pendampingan dari pemerintah dalam berkembangnya serta kurangnya sumber daya
manusia dalam penggunaan teknologi pengelolaan lingkungan (teknologi tepat guna).
4.2 Saran
Terkait dengan hasil dari penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat kami
sampaikan kepada UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara, kami
sampaikan yaitu:
1. UPTD Pengelolaan Sampah Provinsi Sumatera Utara masih belum optimal
dalam mengatasi masalah sampah di Provinsi Sumatera Utara.
2. Sebagai instansi pengelolaan sampah, UPTD Pengelolaan sampah lebih
banyak mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang
dilakukan secara mandiri.
3. Melakukan kerjasama lebih intensif kepada pihak instansi dan pihak-pihak
yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah seperti pihak pengelolaan bank
sampah yang merupakan salah satu sarana yang cukup berpengaruh besar
dalam pengelolaan sampah.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ramandhani, Tri Astuti. "Analisis Timbulan dan Komposisi Sampah Rumah Tangga
di Kelurahan Mekar Jaya (Depok) Dihubungkan dengan Tingkat Pendapatan-
Pendidikan-Pengetahuan-Sikap-Perilaku Masyarakat." Skripsi PSTL FT UI,
Juni (2011).
SIPSN. Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (Internet). 2023. Available
from: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
Undang-Undang No18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
Video documenter, https://youtu.be/b6tiaUxbrkQ?si=ciMqTSgRO1XOmdIm
Yayasan Unilever Indonesia, 2013, Buku Panduan Sistem Bank Sampah & 10 Kisah
Sukses, Yayasan Unilever Indonesia, Jakarta.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 2 Daftar Hadir
53
Lampiran 3 Apel Setiap Hari Senin Pagi
54
Lampiran 6 Kegiatan Pembuatan Kerajinan Daur Ulang
55
Lampiran 9 Kunjungan Ke Bank Sampah Serumpun Padi
56
Lampiran 12 Kunjungan TPS 3 R Lubuk Pakam
57
Lampiran 15 Senam Pagi
58
Lampiran 18 Link Video Dokumenter
https://youtu.be/b6tiaUxbrkQ?si=ciMqTSgRO1XOmdIm
59
Lampairan 20 Form Bimbingan Dengn Dosen Pembimbing Fakultas
60
Lampiaran 21 LOA Jurnal
61