Oleh :
RISKA
15020190053
FARMASI
DISUSUN OLEH:
RISKA 15020190053
LEMBAR PENGESAHAN
KKN PROFESI ANGKATAN LXX UMI TAHUN2022
TEMPAT : PUSKESMAS ANTANG PERUMNAS
KOTA : MAKASSAR
KECAMATAN : MANGGALA
Mengetahui:
Menyetujui:
Supervisi,
Disahkan:
Ketua LPKM UMI,
ii
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Pelaksanaan.................................................................................................3
1.3 Manfaat Pelaksanaan...............................................................................................3
BAB II KEADAAB UMUM LOKASI KKN-P..................................................................5
2.1 Keadaan Lokasi Kegiatan........................................................................................5
1. Sejarah Puskesmas Antang Perumnas...............................................................5
2. Visi, Misi dan Motto..........................................................................................5
3. Klasifikasi dan Instalasi Farmasi Puskesmas....................................................6
4. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas..................................................11
2.2 Ojek kegiatan di lokasi............................................................................................27
1. Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas Antang Perumnas Struktur........27
2. Organisasi Instalasi Farmasi di Puskesmas Antang Perumnas..........................29
3. Alur Pelayanan Resep .......................................................................................30
BAB III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH...........32
3.1 Identifikasi Permasalahan........................................................................................32
3.2 Pemecahan Masalah................................................................................................32
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................................34
4.1 Pelaksanaan program kerja KKN-P........................................................................34
4.2 Dampak program kerja...........................................................................................35
1. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas...............................................................35
2. Pelayanan Farmasi Klinik..................................................................................42
BAB V HAMBATAN PELAKSANAAN KKN-P.............................................................44
BAB VI PENUTUP.............................................................................................................45
6.1 Kesimpulan..............................................................................................................45
6.2 Saran........................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................46
LAMPIRAN........................................................................................................................47
Buku Catatan Harian Mahasiswa (LoogBook)....................................................................78
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
v
memberikan pengalaman pengabdian dan pemberdayaan masyarakat kepada
mahasiswa. Pengalaman dalam bentuk keterlibatan dalam peran di masyarakat
melalui KKN akan memberikan manfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat itu
sendiri. Proses KKN mempunyai ciri khusus yang memadukan antara teori dengan
praktek sehingga memerlukan Landasan ini yang secara filosofi akan memberikan
gambaran dan pengertian yang utuh tentang apa, bagaimana, dan untuk apa KKN
yang dilaksanakan. Landasan ini secara filosofi akan memberikan petunjuk serta
pengendalian pola pikir dan Pola tindakan dalam setiap proses penyelenggaraan yang
akan membedakan dari bentuk-bentuk kegiatan lain. Oleh karena itu, pelaksanaan
KKN sekurang-kurangnya mengandung 5 aspek yang bernilai fundamental dan
berwawasan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan lainnya, yaitu (1)
keterpaduan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi; (2) pendekatan interpliner
dan komprehensif; (3) lintas sektoral; (4) dimensi yang luas dan kepragmatisan; (5)
keterlibatan masyarakat secara aktif.
Kuliah Kerja Nyata Profesi adalah mata kuliah yang mewajibkan setiap
mahasiswa untuk melakukan magang sebagai persiapan di dunia kerja kelak. Seluruh
fakultas dan departemen di UMI diwajibkan untuk memprogramkan mata kuliah ini
kepada mahasiswa semester tujuh. Kehadirannya diharapkan mampu membuat
mahasiswa mengaplikasikan seluruh pelajaran yang telah di dapatkan di bangku
kuliah, baik itu teknis maupun teori. Penerapan keilmuan dalam mata kuliah ini akan
membantu mahasiswa dalam menginterpretasikan pengetahuan yang telah ia dapatkan
sebelumnya.
Sebagai mahasiswa farmasi, kami menyadari bahwa mata kuliah ini begitu
penting untuk penulis dan mahasiswa lainnya. Mata kuliah ini akan membantu
mahasiswa dalam melihat berbagai realitas yang ada di ruang kerja. Selain itu, dengan
adanya mata kuliah ini, mahasiswa dapat lebih mengembangkan seluruh pengetahuan
yang telah didapatkan sebelumnya.
Pemilihan tempat KKN-P yang dipilih oleh penulis yaitu Puskesmas Antang
Perumnas yang merupakan salah satu Puskesmas yang ada di kota
Makassar.Pemilihan tempat magang adalah hal yang sangat penting untuk
dipertimbangkan. Adanya keterkaitan antara tempat magang dan jurusan yang dipilih
di bangku kuliah tentunya sangat baik untuk pengaplikasian berbagai pengetahuan
yang telah didapatkan sebelumnya. Hubungan ini juga akan menunjang mahasiswa,
baik dari segi teori maupun praktik. Dengan magang di tempat yang sesuai dengan
vi
konsentrasi, akan lebih banyak lagi pengalaman yang akan didapatkan di lapangan
nantinya.
vii
kepribadian, keuletan, kemandirian, etos kerja dan tanggung jawab
3. Sebagai bahan masukan pasien pentingnya mematuhi protokol kesehatan
viii
BAB II
KEADAAN UMUM LOKASI KKN
ix
2. Misi Puskesmas Antang Perumnas
a. Meningkatkan profesionalisme petugas dalam memberikan pelayanan
kesehatan
b. Menjalin komunikasi efektif
c. Menciptakan lingkungan sehat
3. Motto Puskesmas Antang Perumnas
Motto dari puskesmas antang perumnas yaitu melayani dengan CINTA
(Cepat, Informatif, Berkualitas)
x
Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring Puskesmas; dan
Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.
3. Puskesmas kawasan terpencil; dan Puskesmas kawasan sangat terpencil.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil
dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi Tenaga Kesehatan;
Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;
Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan
lokal;
Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;
Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring Puskesmas; dan
Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk
meningkatkan aksesibilitas.
b. Kemampuan pelayanan.
Berdasarkan kemampuan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf b, Puskesmas dikategorikan menjadi: a. Puskesmas nonrawat inap; dan
b. Puskesmas rawat inap.
1. Puskesmas nonrawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan rawat jalan,
perawatan di rumah (home care), dan pelayanan gawat darurat.
2. Puskesmas nonrawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan persalinan normal.
xi
3. Puskesmas rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan
rawat inap pada pelayanan persalinan normal dan pelayanan rawat inap
pelayanan kesehatan lainnya.
4. Pelayanan persalinan normal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Puskesmas yang dapat menjadi Puskesmas rawat inap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Puskesmas di kawasan
perdesaan, kawasan terpencil dan kawasan sangat terpencil, yang jauh dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat lanjut.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai Puskesmas nonrawat inap dan Puskesmas
rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
xii
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.
Pelayanan Kesehatan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara lebih merata,
bermutu dan sesuai dengan kondisi kesehatan masyarakat yang berada
disekitarnya agar tercapai kemampuan hidup sehat bagi masyarakat untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Selain itu pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/ atau
masyarakat
a. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk
mencapai tujuan pembangunan Kesehatan Puskesmas mengintegrasikan
program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. Pendekatan
keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. (Permenkes RI
No. 43, 2019).
b. Fungsi Puskesmas
Tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Permenkes No. 74 Tahun
2016).
Dalam melaksanakan tugas Puskesmas memiliki fungsi (Permenkes RI No.
43, 2019):
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat
pertama di wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk:
xiii
1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis
masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan Kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang Kesehatan.
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan
wilayah dan sektor lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan
pelayanan Puskesmas dan upaya Kesehatan bersumber daya
masyarakat;
6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
Kesehatan.
8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan
faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah Kesehatan masyarakat
kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan
sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
11. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui
pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam
melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
xiv
komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistic yang
mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya
dengan membina hubungan dokter – pasien yang erat dan setara.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada
individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok
dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung,
dan lingkungan kerja.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan.
8. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan; dan
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Selain fungsi diatas, Puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau sebagai
jejaring rumah sakit pendidikan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan
Puskesmas sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permenkes RI No. 43, 2019).
4. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan
pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan
pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan
xv
komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan
menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat (Permenkes
No. 74 tahun 2016). Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
bertujuan untuk :
a. meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai;
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan
keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien,
efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga
kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan.
Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai yang baik.
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi:
A. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai.
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
xvi
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang mendekati kebutuhan;
2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Oba
B. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan
yang telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
C. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil
pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu
D. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang
diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
xvii
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
E. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi
sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
F. Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan
cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh
pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin
edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
G. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di
unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
xviii
1. Pengendalian persediaan;
2. Pengendalian penggunaan; dan
3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan
kadaluwarsa
H. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap
seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan
di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai telah dilakukan;
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
I. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan
untuk:
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional.
Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
Contoh standar prosedur operasional sebagaimana terlampir
xix
b. Pelayanan farmasi klinik
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
1. Pengkajian dan pelayanan Resep
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Konseling
4. Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Evaluasi Penggunaan Obat
xx
2. Dosis dan jumlah Obat.
3. Stabilitas dan ketersediaan.
4. Aturan dan cara penggunaan.
5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
Persyaratan klinis meliputi:
1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik
Obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi
yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan:
1. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
2. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan
xxi
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,
surat atau tatap muka.
3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Sumber informasi Obat.
2. Tempat.
3. Tenaga.
4. Perlengkapan.
C. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta keluarga pasien.
Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan,
jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda-tanda
toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.
Kegiatan:
1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question),
misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan Obat
untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
xxii
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kriteria pasien:
a. Pasien rujukan dokter.
b. Pasien dengan penyakit kronis.
c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli farmasi.
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2. Sarana dan prasarana:
a. Ruangan khusus.
b. Kartu pasien/catatan konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia,
lingkungan sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas
penggunaan Obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan
keterampilan tentang bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan
perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)
yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi Obat.
D. Ronde/Visite Pasien
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat,
ahli gizi, dan lain-lain.
Tujuan:
1. Memeriksa Obat pasien.
2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan
Obat.
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam
terapi pasien. Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan,
pembuatan dokumentasi dan rekomendasi.
Kegiatan visite mandiri:
a. Untuk Pasien Baru
xxiii
1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan.
2) Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal
pemberian Obat.
3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan
pasien.
4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait
Obat yang mungkin terjadi.
b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru
1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.
2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat.
c. Untuk semua pasien
1) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
2) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah
dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.
Kegiatan visite bersama tim:
a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan pegobatan
pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau keluarga
pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat. d. Mencatat semua instruksi atau
perubahan instruksi pengobatan, seperti Obat yang dihentikan, Obat baru,
perubahan dosis dan lain- lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.
b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan
terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat.
Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home
Pharmacy Care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien
dalam penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat.
xxiv
E. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan
atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi
fisiologis.
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak
dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat
dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
1. Menganalisis laporan efek samping Obat.
2. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami
efek samping Obat.
3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.
Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
Tujuan:
1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan Obat.
Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
xxv
Kegiatan:
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Membuat catatan awal.
3. Memperkenalkan diri pada pasien.
4. Memberikan penjelasan pada pasien.
5. Mengambil data yang dibutuhkan.
6. Melakukan evaluasi.
7. Memberikan rekomendasi.
xxvi
pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Setiap tahun dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian
yang disampaikan kepada yang bersangkutan dan didokumentasikan secara
rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan sebagai pertimbangan
untuk memberikan penghargaan dan sanksi (reward and punishment).
Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kompetensinya. Upaya peningkatan kompetensi tenaga
kefarmasian dapat dilakukan melalui pengembangan profesional
berkelanjutan.
1. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau
bidang yang berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan
untuk mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian
secara optimal. Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program
pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan bagi calon
tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
Tujuan Umum:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian di Puskesmas yang mampu
melaksanakan rencana strategi Puskesmas.
b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga
kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon
tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
Tujuan Khusus:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai.
b. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan Pelayanan
Kefarmasian.
c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga
kefarmasian internal maupun eksternal.
xxvii
d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling
tentang Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
e. Tersedianya data penggunaan antibiotika dan injeksi.
f. Terwujudnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang optimal.
g. Tersedianya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
h. Terkembangnya kualitasdanjenispelayana ruang farmasi Puskesmas
2. Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program Pendidikan
Dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kefarmasian maka Puskesmas menyelenggarakan
aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan yang
sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
b. Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan
masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan
staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bagi tenaga kefarmasian.
e. Tenaga kefarmasian difasilitasi untuk mengikuti program yang
diadakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan
pendidikan berkelanjutan terkait.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik,
magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas
berupaya berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka
optimalisasi dan pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas.
xxviii
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk
pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin, termometer
ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan
resep, buku-buku referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya.
Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. Jika
memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner) sesuai
kebutuhan.
3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan
penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat digabungkan
dengan ruang penerimaan resep.
4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
buku-buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku
catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir catatan
pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu)
set komputer, jika memungkinkan.
5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet,
pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus
narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu,
dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian
xxix
dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang
memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka
untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik
manajemen yang baik.
xxx
2.2 Objek Kegiatan Di Lokasi
Adapun struktur organisasi dari puskesmas antang perumnas dapat dilihat pada
gambar berikut :
xxxi
3. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi:
a. Pelayanan promosi Kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
5. Penanggung jawab UKM pengembangan, membawahi upaya pengembangan yang
dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
b. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
c. Pelayanan kesehatan olahraga
d. Pelayanan kesehatan kerja
e. Pelayanan kesehatan lainnya
6. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi beberapa kegiatan
seperti :
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
d. Pelayanan gawat darurat
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan persalinan
g. Pelayanan kefarmasian
h. Pelayanan laboratorium
7. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas, yang
membawahi:
a. Puskesmas pembantu
b. Puskesmas keliling
xxxii
8. Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas
9. Penanggung jawab mutu
2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Puskesmas
A. Kepala Instalasi Farmasi
1. Tugas pokok
Mengkoordinir seluruh kegiatan di Instalasi Farmasi yang terkait dengan
perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi serta
kegiatan farmasi lainnya sampai dengan evaluasi.
2. Uraian Tugas
a) Merencanakan program kegiatan di Instalasi Farmasi
b) Merencanakan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana dan anggaran
c) Merencanakan, menyusun kebijakan dan tata tertib pelayanan farmasi sesuai
dengan kebijakan Puskesmas
d) Melaporkan hasil kegiatan baik lisan maupun tertulis kepada atasan
e) Mensurvei aktivitas pelayanan farmasi atau kefarmasian (seleksi, pengadaan,
penyimpanan, pemesanan dan pencatatan, persiapan, penyaluran dan pemberian).
f) Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan.
g) Memberikan petunjuk dan bimbingan serta pengawasan kepada bawahannya.
h) Melakukan evaluasi setiap kegiatan di instalasi farmasi
3. Wewenang dan tanggung jawab
a. Memberikan penilaian terhadap kinerja bawahannya
b. Menegur bawahan yang melanggar disiplin/tata tertib/ketentuan kerja atau
peraturan
c. Menyetujui permintaan cuti/izin
B. Apoteker Penanggung Jawab Gudang Farmasi
1. Tugas pokok
Mengkoordinir siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan,
pengadaan/produksi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian
dan penghapusan perbekalan farmasi yang di perlukan bagi kegiatan pelayanan.
2. Uraian tugas
a. Melaksanakan pengelolaan (merencanakan pengadaan menerima, menyimoan
dan mendistribusikan) sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai
xxxiii
b. Mengajukan daftar permintaan perbekalan (DPP) ke pejabat pengadaan atas
persetujuan kepala instalasi
c. Mengendalikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
d. Melakukan pemantauan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai.
e. Melakukan pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang sudah tidak dapat digunakan
f. Melakukan pengawasan dalam penyimpanan perbekalan farmasi sesuai
ketentuan.
g. Membuat administrasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai
h. Melakukan stok opname setiap 3 bulan sekali dalam satu tahun
3. Wewenang Dan Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab kepada kepala instalasi farmasi dalam melakukan tugas
pokoknya
b. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga farmasi yang berada di bawah melakukan
tugas pokoknya
3. Alur Pelayanan Resep
Adapun alur pelayanan resep di apotek puskesmas Antang Perumnas yaitu :
1. Petugas apotek menerima resep dan pasien atau keluarga pasien
2. Memberikan nomor antrian pengambilan obat
3. Melakukan pengkajian resep (secara administrtif, farmasetik, maupun klins).
4. Membuat etiket obat lalu siapkan obat dengan meneliti dosis dan jumlah, lalu
racik, dan masukkan ke plastik obat berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
5. Cek kelengkapan obat oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) atau apoteker lain
untuk menghindari kesalahan.
6. Pastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan resep/pesanan dengan prinsip
5 benar.
7. Masukkan obat dan alkes tersebut kedalam kantong plastic
8. Serahkan obat ke pasien seusai dengan nomor antrian.
9. Instruksikan pasien untuk tanda tangan di penerima obat dan form edukasi pasien
sebagai bukti obat telah diserahkan.
10. Berikan informasi tentang obat kepada pasien.
xxxiv
Jadwal Kegiatan
xxxv
BAB III
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
xxxvi
1. Melakukan pelayanan kefarmasian di Puskesmas Antang Perumnas Makassar untuk
mendapatkan gambaran nuansa kerja di Puskesmas, serta melatih kemampuan
mahasiswa dalam bidang ke farmasian di puskesmas
2. Melakukan penyuluhan mengenai penggunaan antibiotik yang baik dan benar kepada
pasien di ruang tunggu Puskesmas Antang Perumnas Makassar dan pasien Puskel
3. Pembagian brosur mengenai DM dan HT kepada pasien di ruang tunggu Puskesmas
Antang Perumnas Makassar dan pasien puskel
4. Melakukan penyuluhan mengenai penggunaan obat DM dan HT yang baik dan benar
kepada pasien di ruang tunggu Puskesmas Antang Perumnas Makassar dan pasien
Puskel
5. Pembagian brosur mengenai kasus GGA kegiatan yang terjadi akibat dari obat sirup
kepada pasien imunisasi Puskesmas Antang Perumnas Makassar dan pasien Puskel.
6. Melakukan penyuluhan mengenai kasus GGA yang terjadi akibat dari obat sirup
kepada pasien imunisasi di Puskesmas Antang Perumnas Makassar dan pasien Puskel
xxxvii
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Pelaksanaan Program Kerja KKN Profesi
Setelah kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi yang telah dilakukan di Puskesmas
Antang Perumnas, Makassar selama 1 bulan yang berlangsung dari tanggal 25 Oktober
sampai 25 November 2022. Adapun hasil kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi yang telah
terlaksana yaitu sebagai berikut:
Table Inplementasi Program Kerja KKN Profesi Puskesmas Antang
Perumnas
No Hari/tanggal Jenis kegiatan Tempat/ media sasaran Keterangan
yang digunakan
1. Senin-sabtu (25 Pelayanan Depo farmasi Pasien Rincian kegiatan
Oktober-25 kefarmasian Rawat inap pelayanan
November Rawat jalan kefarmasian
2022) Gudang farmasi terlampir
Puskesmas
keliling
2. Kamis (27 Penyuluhan Depo farmasi Pasien Rincian kegiatan
Oktober 2022) mengenai obat posyand penyuluhan
10.30 sirup u terlampir
paracetamol
yang ditarik
BPOM
3. Jumat (04 Pembagian Depo farmasi dan Pasien Total brosur yang
November brosur mengenai sekitar dibagiakan adalah
2022) obat sirup puskesmas 20 brosur
9.30 paracetamol
yang ditarik
bpom
4. Rabu (09 Pembagian Depo farmasi dan Pasien Total brosur dan
November brosur dan obat sekitaran obat tradisional
2022) 9.30 tradisional yang puskesmas yang dibagikan
dapat menjaga adalah 20 brosur
38
daya tahan dan 20 obat
tubuh tradisional
5. Jumat (11 Penyuluhan Depo farmasi Pasien Rincian kegiatan
November mengenai penyuluhan
2022) penyakit DM terlampir
08.00 dan hipertensi
serta bagi-bagi
doprize
6. Jumat (18 Penyuluhan, Puskesmas Pasien Total brosur dan
November pembagian keliling puskel obat tradisional
2022) brosur dan obat yang dibagikan
11.30 tradisonal yang adalah 25 brosur
dapat mencegah dan 25 obat
penyakit tradisional.
hipertensi
7. Jumat (25 Penataan Taman Pasien Rincian kegiatan
November tanaman obat puskesmas penataan toga
2022) keluarga terlampir
09.00
39
ketersediaan obat di puskesmas. (Juknis Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, 2019).
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan (Permenkes No. 74 Tahun
2016):
Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekati kebutuhan.
Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi
periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
dan Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas- 14 - seperti dokter, dokter gigi, bidan,
dan perawat, serta pengelohan program yang berkaitan dengan
pengobatan (Permenkes No. 74 Tahun 2016.
b. Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat. Permintaan terbagi atas dua yaitu sebagai berikut (Permenkes No.
74, 2016 & Kemenkes RI, 2019) :
a) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing
puskesmas.
b) Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin. Proses permintaan khusus sama
dengan proses permintaan rutin. Permintaan khusus dilakukan apabila:
Kebutuhan meningkat
40
Terjadi kekosongan obat
Ada Kejadian Luar Biasa (KLB/Bencana)
Dalam menentukan jumlah permintaan obat, perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini(Kemenkes RI, 2019) :
c. Penerimaan
Penerimaan sediaan farmasi dan BMHP dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota (IFK) dan sumber lainnya merupakan salah satu kegiatan
yang dilakukan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK)
penanggung jawab ruang farmasi di puskesmas. Apoteker dan TTK
penanggung jawab ruang farmasi bertanggung jawab untuk memeriksa
kesesuaian jenis, jumlah dan mutu obat pada dokumen penerimaan.
Pemeriksaan mutu meliputi pemeriksaan label, kemasan dan jikan diperlukan
bentuk fisik obat. Setiap obat yang diterima harus dicatat jenis, jumlah dan
tanggal kadaluarsanya dalam buku penerimaan dan kartu stok obat. Tenaga
kefarmasian wajib memeriksa kesesuaian jenis, jumlah dan mutu obat pada
dokumen penerimaan (Permenkes RI No. 74, 2016& Kemenkes RI, 2019).
Sediaan farmasi dan BMHP hasil permintaan dapat dilakukanpenerimaan
setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang. Petugas penerima obat
wajib melakukan pengecekan terhadapobat yang diserahterimakan sesuai
dengan isi dokumen dan ditandatangani oleh petugas penerima serta diketahui
oleh Kepala Puskesmas. Petugas penerima dapat menolak apabila terdapat
kekurangan dan kerusakan obat. Setiap penambahan obat dicatat dan
dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok (Kemenkes RI, 2019).
Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kadaluwarsa, atau
mendekati tanggal kadaluwarsa sehingga kemungkinan besar obat dan/atau
bahan obat telah kedaluwarsa sebelum digunakan oleh konsumen. Obat
dan/atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan
pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke tempat penyimpanan yang
sesuai setelah dilakukan pemeriksaan (Peraturan BPOM No. 9, 2019).
d. Penyimpanan
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
41
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar
mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan (Permenkes R1 No. 74, 2016).
Aspek umum yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut (Kemenkes RI,
2019) :
Persediaan obat dan BMHP puskesmas disimpan di gudang obat yang
dilengkapi lemari dan rak-rak penyimpanan obat.
Suhu ruang penyimpanan harus dapat menjamin kestabilan obat.
Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet,
teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus.
Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem, First
Expired First Out (FEFO), high alert danlifesaving(obat emergensi).
Sediaan psikotropik dan narkotik disimpan dalam lemari terkunci dan
kuncinya dipegang oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang
dikuasakan.
Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar, disimpan di tempat
khusus dan terpisah dari obat lain.Contoh : alkohol, chlor etil dan lain-
lain.
Tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu yang
disertai dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi setiap harinya.
Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan pengamanan
terhadap obat yang disimpan pada suhu dingin. Sedapat mungkin,
tempat penyimpanan obat termasuk dalam prioritas yang mendapatkan
listrik cadangan (genset).
Obat yang mendekati kadaluarsa (3 sampai 6 bulan sebelum tanggal
kadaluarsa tergantung kebijakan puskesmas) diberikan penandaan
khusus dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat agar bisa
digunakan terlebih dahulu sebelum tiba masa kadaluarsa.
Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan
obat.
e. Pendistribusian
42
Pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi
dan BMHP dari puskesmas induk untuk memenuhi kebutuhan pada jaringan
pelayanan puskesmas (Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan
desa). Langkah-langkah distribusi obat yaitu sebagai berikut (Kemenkes RI
No. 74, 2016) :
a) Menentukan frekuensi distribusi dengan mempertimbangkan :
Jarak distribusi.
Biaya distribusi yang tersedia.
b) Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan denganmem
pertimbangkan:
Pemakaian rata-rata per periode untuk setiap jenis obat.
Sisa stok.
Pola penyakit.
Jumlah kunjungan di masing-masing jaringan pelayanan
puskesmas.
c) Melaksanakan penyerahan obat ke jaringan pelayanan Puskesmas.
Obat diserahkan bersama-sama dengan form LPLPO jaringan pelayanan
puskesmas yang ditandatangani oleh penanggung jawab jaringan
pelayanan puskesmas dan pengelola obat puskesmas induk sebagai
rawat inap, UGD, dan lain- lain) dilakukan dengan cara pemberian Obat
sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian Obat per sekali
minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara
penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floorstock) (Permenkes RI
No. 74, 2016 & Kemenkes RI, 2019).
f. Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memastikan ketersediaan obat dan BMHPagar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat dan BMHP di jaringan pelayanan puskesmas. Pengendalian
persediaan obat terdiri atas (Kemenkes RI, 2019) :
a) Pengendalian ketersediaan
Apoteker bertanggung jawab untuk mencegah/mengatasi kekurangan atau
kekosongan obat di puskesmas.
43
b) Pengendalian penggunaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah pemakaian maupun
penerimaan sediaan farmasi dan BMHP dengan memperhitungkan rata-
rata pemakaian pada periode tertentu.
c) Penanganan ketika terjadi kehilangan, kerusakan, obat ditarik dan
kadaluwarsa.
Pemusnahan dan penarikan obat yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan
yang berlaku. Untuk pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor
dilakukan oleh apoteker penanggung jawab dan disaksikan oleh Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan dibuat berita acara pemusnahan.
Penarikan obat yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
g. Pencatatan, Pelaporan dan Pengarsipan
a) Pencatatan
Kegiatan pencatatan bertujuan untuk memonitor keluar dan masuknya obat
di Puskesmas. Pencatatan dapat dilakukan secara manual (menggunakan
buku catatan pemasukan dan pengeluaran obat maupun kartu stok)
maupun digital. Pencatatan yang dilakukan di gudang obat yaitu pada
kartu stok dan buku penerimaan dan pengeluaran obat. Pencatatan yang
dilakukan pada ruang obat yaitu pencatatan pada kartu stok, rekapan
harian penggunaan obat, dan buku catatan penggunaan narkotika dan
psikotropika (harus dilengkapi nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor
telepon dan jumlah obat yang diterima pasien) (Kemenkes RI, 2019).
b) Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi
sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada
pihak yang berkepentingan.
Pengarsipan
c) Pengarsipan dilakukan di ruang arsip. Ruang arsip dibutuhkan untuk
menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan Obat dan Bahan
44
Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian dalam jangka waktu
tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan
aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk
menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik
manajemen yang baik.
h. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai; dan
Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
i. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a) Penarikan
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya
dicabut oleh Menteri.
b) Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai bila:
i. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
ii. Telah kadaluwarsa;
iii. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
45
iv. Dicabut izin edarnya.
2) Pelayanan Farmasi Klinik
Adapun pelayanan farmasi klinik berdasarkan Permenkes RI No. 74, 2016;
Permenkes RI No. 43, 2019 & Kemenkes RI, 2019 yaitu sebagai berikut :
a. Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan yaitu sebagai berikut (Permenkes No. 74, 2016) :
a) Persyaratan administrasi, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
Nama, dan paraf dokter.
Tanggal resep.
Ruangan/unit asal resep.
b) Persyaratan farmasetik, meliputi :
Bentuk dan kekuatan sediaan.
Dosis dan jumlah Obat.
Stabilitas dan ketersediaan.
Aturan dan cara penggunaan.
Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
c) Persyaratan klinis, meliputi:
Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
Duplikasi pengobatan.
Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
Kontraindikasi.
Efek adiktif.
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Kegiatan PIO merupakan pemberian informasi yang dilakukan oleh Apoteker
secara jelas, akurat dan terkini kepada pasien, dokter, maupun kepada tenaga
kesehatan lain, dengan tujuan yaitu (Permenkes No. 74, 2016) :
- Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan lain
dilingkungan puskesmas, pasien, dan masyarakat.
46
- Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan
yang berhubungan dengan obat.
- Menunjang penggunaan obat yang rasional.
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Informasi Obat yaitu (Kemenkes RI, 2019):
a) Jenis kegiatan :
- Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara
pro aktif atau pasif.
- Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
- Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan
lain-lain.
- Memberikan penyuluhan bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan
masyarakat.
b) Tahapan pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat, meliputi :
- Apoteker menerima dan mencatat pertanyaan lewat telepon, pesan
tertulis atau tatap muka.
- Mengidentifikasi penanya: nama, status (dokter, perawat, apoteker,
asisten apoteker, pasien/keluarga pasien, masyarakat umum), dan
asal unit kerja penanya.
- Mengidentifikasi pertanyaan apakah diterima, ditolak atau dirujuk
ke unit kerja terkait.
- Menanyakan secara rinci data/informasi terkait pertanyaan.
- Menanyakan tujuan permintaan informasi (perawatan pasien,
pendidikan, penelitian, umum).
- Menetapkan urgensi pertanyaan.
- Memformulasikan jawaban.
- Menyampaikan jawaban kepada penanya secara verbal atau tertulis
47
BAB V
HAMBATAN PELAKSANAAN KKN
Selama satu bulan melaksanakan KKN di Puskesmas Antang Perumnas, Tim KKN
Profesi Angkatan 70 UMI dapat melaksanakan kegiatan KKN dengan lancer, namun ada
sedikit kendala-kendala yang membuat pelaksanaan kegiatan KKN kurang Optimal.
Adapun kendala-kendala yang menghambat selama pelaksanaan KKN Profesi Angkatan
70 UMI berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Tidak adanya pedoman pelaksanaan kegiatan KKN Profesi dari Universitas atau
fakultas farmasi sehingga menyulitkan supervise lapangan untuk menempatkan
mahasiswa KKN di Instansi Farmasi Puskesmas sesuai dengan kompetensi yang
diinginkan oleh fakultas.
2. Waktu pelaksanaan KKN yang kurang tepat karena waktu pelaksanaan KKN
bertepatan dengan kegiatan perkuliahan sehingga mengakibatkan mahasiswa kurang
fokus dalam melaksanakan KKN.
3. Adanya perbedaan antara teori yang diajarkan dengan praktik di lapangan sehingga
mahasiswa KKN harus menyesuaikan dengan keadaan di puskesmas.
4. Sumber pendanaan hanya berasal dari dana pribadi, sehingga agak sulit untuk
memperluas jangkauan dan dampak dari program kerja.
48
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Puskesmas Antang Perumnas
Daerah Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan yang dilakukan pada tanggal 25
Oktober 2022 hingga 25 November 2022, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Instalasi Farmasi Puskesmas Antang Perumnas Daerah Kota Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan telah memiliki kelengkapan obat yang cukup baik, dan tata ruang
yang cukup baik, untuk menunjang kegiatan pelayanan kefarmasian di puskesmas.
Selain itu, pelayanan kefarmasian di Puskesmas Antang Perumnas sudah baik seperti
tenaga kerja terampil dan berwibawa di bidang pelayanan kefarmasian, dan ruang
tunggu apotek yang memadai.
2. Secara umum, proses pengelolaan sediaan farmasi, BMHP dan kegiatan farmasi klinis
di Puskesmas Antang Perumnas Daerah Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
sudah menerapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
3. Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Puskesmas Antang Perumnas Daerah Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan memberikan gambaran nyata bagi mahasiswa farmasi
mengenai ilmu kefarmasian yang telah dipelajari di kampus sehingga dengan adanya
KKn ini, mahasiswa dapat memperluas wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman praktis dan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
4. Dari sosialisasi yang dilakukan, sebagian besar pasien dapat menerapkan hidup sehat
di kehidupan sehari-hari untuk menghindari penyakit-penyakit seperti DM, hipertensi,
dan bahaya obat sirup yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut (GGA) pada anak,
serta obat herbal yang dapat bermanfaat untuk kesehatan.
5. Sosialisasi yang dilakukan mendapat respon dukungan dan antusias dari masyarakat.
6.2 Saran/Rekomendasi
Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Puskesmas Antang Perumnas
Daerah Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, penulis memiliki beberapa saran agar
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat berjalan lebih baik lagi dikemudian hari.
49
Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain :
1. Untuk Instalasi Farmasi
Perlu memperluas ruangan apotek agar akses bergerak lebih luas dan memudahkan
penympanan tata letak obat dan BMHP serta untuk memperlancar pelayanan di
apotek.
2. Untuk Universitas
a) Sebaiknya ada buku pedoman pelaksanaan KKN Profesi secara khusus di bidang
kefarmasian dari universitas yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan KKN
Profesi farmasi.
b) Sebaiknya waktu pelaksanaan KKN dilaksanakan pada waktu libur perkuliahan
agar tidak mengganggu aktivitas perkuliahan mahasiswa.
c) Peru adanya peningkatan fasilitas terhadap mahasiswa KKN, berupa bantuan
materi, seperti bantuan dana kepada mahasiswa untuk memperluas jangkauan
atau dampak Program kerja KKN.
50
DAFTAR PUSTAKA
51
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Selasa, 25/10/2022
Penerimaan dan pembagian tugas kerja mahasiswa(i) KKN-P di PKM Antang Perumnas
52
Selasa 25/10/2022
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Membantu melakukan pengecekan stok obat yang ada di gudang obat PKM Antang
Perumnas
53
Rabu 27/10/2022
Melakukan penyuluhan mengenai GGA dan obat yang ditarik BPOM kepada pasien lansia
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
54
Membantu kegiatan pemberian vaksin tetanus pada siswa(i) kelas 1-2 di SD Inpres
Perumnas Antang.
55
Kamis 27/10/2022
Melakukan penyuluhan mengenai GGA dan obat yang ditarik BPOM kepada pasien lansia
56
Membantu melakukan pencatatan data pasien lansia
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
57
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Membantu melakukan pengecekan ED dan pemberian ED untuk obat yang baru masuk
Jumat 28/10/2022
Membantu melakukan pencatatan stok obat di gudang tiap ada pengeluaran dan
pendistribusian obat untuk Puskel lansia
58
Membantu melakukan pencatatan data pasien lansia
Sabtu 29/10/2022
59
Senin 31/10/2022
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan
non racikan, serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh
asisten apoteker dan apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Selasa 1/11/2022
Melakukan sarapan bersama sembari diskusi mengenaik pembuatan minuman herbal di PKM
Antang Perumnas
60
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Rabu 2/11/2022
Menanam beberapa TOGA disekitaran PKM Antang Perumnas
61
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Kamis 3/11/2022
Membantu melakukan pengecekan stok obat yang ada di gudang obat PKM Antang
62
Perumnas
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Jumat 4/11/2022
63
Melakukan senam bersama warga di sekita PKM Antang Perumnas
Melakukan penyuluhan mengenai GGA dan obat yang ditarik BPOM kepada pasien
64
Sabtu 05/11/2022
Memabntu mengikuti puskesmas keliling lansia
Senin 07/11/2022
Melakukan kegiatan evaluasi bersama Apt penanggung jawab
65
Membantu melakukan pengecekan stok obat yang ada di gudang obat PKM Antang
Perumnas
Selasa 08/11/2022
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
66
Pembuatan ramuan herbal untuk enjaga daya tahan tubuh
67
Rabu 09/11/2022
Pembagian ramuan herbal untuk menjaga daya tahan tubuh di PKM antang perumnas
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
68
Kamis 10/11/2022
Melakukan penyuluhan dan pembagian brosur mengenai DM serta pencatatan nama-nama
lansia diposyandu Lansia RW 04
Membantu melakukan pengecekan stok obat yang ada di gudang obat PKM Antang
Perumnas
69
Penarikan sisa obat sirup yang tercatat dalam list obat yang di trik oleh BPOM
Jumat 11/11/2022
Melakukan penyuluhan mengenai Melakukan penyuluhan dan pembagian brosur mengenai
GGA dan HT di PKM Antang Perumnas serta pemberian doorprize kepada pralansia
70
Sabtu 12/11/2022
Mengikuti Puskesmas Keliling lansia
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
71
Senin 14/11/2022
Mengikuti Puskesmas keliling lansia
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
72
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Selasa 15/11/2022
Membantu mengikuti Puskesmas keliling lansia
73
Pengecekan TOGA bersama Apt penanggung jawab di pkm Antang perumnas
Rabu 16/11/2022
Mengikuti pusksmas keliling lansia
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
74
Kamis 17/11/2022
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
75
Jumat 18/11/2022
Penyuluhan mengenai hipertensi dan pembagian obat herbal untuk mencegah hipertensi
Sabtu 19/11/2022
Membantu menjadi relawan dibeberapa titik posko banjir di Antang
76
Senin 21/11/2022
Pengambilan obat di gudang farmasi
77
Selasa 22/11/2022
Memabntu pengambilan obat di gudang farmasi
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
78
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
Rabu 23/11/2022
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
79
Membantu pemberian label ED pada obat yang baru masuk
Kamis 24/11/2022
Membantu penyiapan pelayanan resep, membantu penyiapan resep racikan dan non racikan,
serta memberikan informasi obat kepada pasien (didampingi oleh asisten apoteker dan
apoteker penanggung jawab PKM Antang Perumnas)
80
Jumat 25/11/2022
Penarikan mahasiswa KKNP di PKM antang perumnas
81
82
83