Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

LAYANAN KEFARMASIAN KOMUNITAS

DI PUSKESMAS AMAHUSU

AMBON

10 JANUARI – 24 JANUARI 2022

DI SUSUN OLEH :

1. YUYUN AMALIA ALI

2. MISDAR AL UMAR

3. MUTIARA N. FABANYO

4. NENENG ITA TEMMAR

5. VENSKA P MAREWANE
PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES MALUKU HUSADA

35
LEMBAR PEGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

LAYANAN KEFARMASIAN KOMUNITAS

DI

PUSKESMAS AMAHUSU

TANGGAL : 10 JANUARI – 24 JANUARI 2022

Distujui Oleh :

Dosen Pembimbing institusi Pembimbing Lahan PKL

(Apt Jamila F Kabakoran, S.Farm) (Apt. Mience Ubyaan.S.Si)

NIDN :1213109401 NIP. 19911030 201903 2 021

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Apt. Aulia Debby Pelu.S.Farm., M.Si

NIDN :1217089001

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, diana yang

telah melimpahkan hidayah-Nya dan memberi kami kesempatan untuk menyelesaikan

laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang telah kami buat. Laporan ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan didalam menyelesaikan PKL (Praktek Kerja

Lapangan) bagi para Mahasiswa, khususnya dari Stikes Maluku Husada Prodi Farmasi

Praktek kerja ini adalah salah satu bentuk atau upaya untuk membekali

mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan dan langsung dihadapkan dengan

masalah-masalah yang terjadi di tempat kerja, serta memberikan pengetahuan

tambahan dan membuka cakrawala berfikir mahasiswa dalam menghadapi bidang yang

ditekuninya.

Pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang terkait PKL. Dimana telah memberi dukungan moral serta bimbingannya kepada

kami.

Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada:

1. Ibu Aulia Debby Pelu S.Farm.M,Si,.Apt selaku ketua prodi farmasi Stikes Maluku

Husada

ii
2. Ibu Jamila F. Kabakoran, S.Farm.,Apt selaku Pembimbing dari Institusi kampus Stikes

Maluku Husada

3. Ibu dr Sterly Leatomu selaku kepala Puskesmas Amahusu

4. Ibu Mience Ubyaan.S.Si,Apt selaku Apoteker dan Pembimbing saat PKL

5. Seluruh Staf pegawai puskesmas Amahusu atas kerja sama selama Praktek Kerja

Lapangan (PKL)

6. Kedua orang tua kami masing-masing atas segala doa, sarana, dan dukungan yang

telah diberikan sehingga Laporan Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan

Susunan Laporan PKL ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya dan semaksimalnya,

tetapi penulis menyadari masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karenanya, jika

ada kritik maupun saran dimana yang sifatnya membangun bagi penulis, maka dengan

senang hati akan penulis terima.

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
LEMBAR PEGESAHAN................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Tujuan PKL............................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum...............................................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus...............................................................................................................2
1.3. Manfaat PKL.........................................................................................................................3
1.3.1. Manfaat Bagi Instansi Tempat PKL................................................................................3
1.3.2. Manfaat Bagi Stikes Maluku Husada.............................................................................3
1.3.3. Manfaat Bagi Mahasiswa..............................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................5
2.1. Pengertian Puskesmas.........................................................................................................5
2.2. Ketentuan umum dan peraturan perundang-undang tentang puskesmas..........................6
BAB III......................................................................................................................................24
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL...................................................................................................24
3.1 Sejarah Puskesmas.............................................................................................................24
3.2. Visi dan Misi Puskesmas Amahusu.....................................................................................27
3.3. Lokasi Sarana dan Prasarana Puskesmas Amahusu............................................................27
3.4. Struktur Organisasi di Puskesmas Amahusu.......................................................................34
BAB IV....................................................................................................................................34
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN...............................................................................................34

iv
4.1. Kegiatan yang Dilakukan....................................................................................................34
4.2 Tugas yang diberikan..........................................................................................................50
4.3. Pembahasan.......................................................................................................................50
BAB V.....................................................................................................................................60
PENUTUP................................................................................................................................60
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................................60
5.2. Saran..................................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................62

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung kepada

masyarakat yang bersifat komprehensif dengan kegiatannya terdiri dari upaya

promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif (Depkes RI,1997/1998). Muninjaya (2004)

menjelaskan bahwa puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggung jawab untuk

menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan

yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat

pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam

rangka pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan

bidang kesehatan (Alamsyah,2011)

Pelayanan puskesmas semakin mengalami kemajuan dan semakin kompleks, baik

dari segi pelayanan ataupun pelayanan sumber daya peningkatan peralatan saja tidak

cukup, tetapi juga memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai, maka

keperluan sistem informasi yang dapat meunjang manajemen tersebut agar tercipta

kesesuain yang diperlukan. Tidak mungkin ada manajemen akan berjalan dengan

lancar tanpa didukung dengan sistem informasi yang sesuai (Sabarguna HBS dan

Listiani H,2008)

1
Sistem informasi merupakan salah satu bentuk pokok sistem dua Kesehatan

Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyesunanan

berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan

serta pembangunan berwawasan kesehatan (Depkes,2004)

Dewasa ii, system informasi yang ada di puskesmas telah dikembangkan di berbagai

jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Indonesia dimana salah satu bentuknya

adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS adalah suatu

system yag mendukung pengelolaan data dan informasi di puskesmas khususnya untuk

pelayanan rawat jalan. Data kunjungan pasien disimpan dan digunakan untuk membuat

data pelaporan pada periode Waktu tertentu yang selanjutnya data tersebut dikirimkan

ke dinas kesehatan. Data pelaporan antar puskesmas di tingkat Kabupaten/Kota

memiliki struktur data yang sama.SIMPUS yang berbasis pada komputer atau

teknologi informasi komputer ini mempunyai keunggulan dalam kecepatan serta

keakuratan untuk mengolah data dan informasi (Wijaya et all,2009).

1.2. Tujuan PKL

1.2.1. Tujuan Umum

Sebagai bentuk pengalaman tridarma yaitu pendidikan dan pengabdian

masyarakat serta peningkatan kompetensi pada program studi farmasi

1.2.2. Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin dicapai dalam PKL Mahasiswa ini adalah :

2
1. Membekali Mahasiswa dengan pengalaman kerja dilapangan dan langsung dihadapkan

dengan masalah – masalah yang terjadi tempat kerja.

2. Memberikan pengetahuan tambahan dan membuka pola berfikir mahasiswa dalam

menghadapi bidang yang akan ditekuninya

3. Menjadi penghubung antara dunia pendidikan dengan dunia kerja atau penggunaan

lulusan

4. Membekali mahasiswa dengan berorgaisasi serta belajar secara langsung terhadap

penerapan etika berorganisasi di tempat kerja.

1.3. Manfaat PKL

1.3.1. Manfaat Bagi Instansi Tempat PKL

Sebagai bentuk kerja sama antara lembaga dan bentuk pertukaran pengalaman

dan infomasi anatara dunia akademik dan dunia birokrasi serta pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian guna pengembangan sumber daya

manusia dan kesehatan.

1.3.2. Manfaat Bagi Stikes Maluku Husada

Sebagai bentuk kerja sama antara instansi birokrasi dengan insitusi pendidikan

dalam hal pengembangan Tridarma pendidikan tinggi terutama pada aspek pendidikan

dan pengabdian masyarakat serta pengembangan SDM kesehatan

3
1.3.3. Manfaat Bagi Mahasiswa

Mahasiswa memiliki pengetahuan dan soft skill yang

tinggi,wawasan,keterampilan dan pengalaman untuk melakukan pekerjan kefarmasian

sehingga siap memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang Profesional, dan

mampu berdaya saing yang tinggi, baik itu di tingkat regional maupun tingkat

nasional.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.4. 2.1. Pengertian Puskesmas

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung kepada

masyarakat yang bersifat komprehensif dengan kegiatannya terdiri dari upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI, 1997/1998). Muninjaya

(2004) menjelaskan bahwa puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggung jawab

untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah

kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembagunan kesehatan masyarakat,

pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam

rangka pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai unjung tombak

pembangunan bidang kesehatan (Alamsyah,2011)

Tugas dan Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi pokok puskesmas yaitu ;

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayahnya

5
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

di wilayahnya kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilakukan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien

3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan

4. Memberi pelayanan langsung kepada masyarakat

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

puskesmas

1.5. 2.2. Ketentuan umum dan peraturan perundang-undang tentang puskesmas

Dasar Hukum Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas, adalah:

6
1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5063);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5887);

4. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2018 Nomor 945);

7
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Mentri ini yang dimaksud dengan:

1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya

2. Sistem informasi di puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi

untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen

puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya

3. Pencatatan adalah serangkaian kegiatan untuk mendokumentasikan hasil

pengamatan,pengukuran, dan/atau perhitungan pada setiap langkah upya kesehatan

yang dilaksanakan puskesmas

4. Pelaporan adalah penyampaian data terpilh dari hasil pencatatan kepada pihak terkait

sesuai dengan tujuan dan kebutuhan yang telah ditentukan

5. Identitas Puskesmas adalah data yang menunjukan nama, kode status akreditasi,

alamat, dan kategori Puskesmas

8
6. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan perencanaan, penggerakan dan

pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian dan penilaian kinerja yang secara

sistematik dilaksanakan Puskesmas dalam rangka menyelenggrakan tugas dan fungsi

secara efektif dan efisien yang didukung dengan pola kepemimpinan yang tepat.

7. Tim pengelola Sistem Informasi Puskesmas yang selanjutnya Tim Pengelola adalah

tim yang dibentuk untuk melaksanakan pengolahan, pemanfaatan, dan penyiapan

bahan laporan sistem informasi di Puskesmas

8. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah satuan kerja perangkat daerah yang

bertanggung jawab menyelenggrakan urusan pemerintah di bidang kesehatan di

kabupaten/kota

9. Dinas Kesehatan Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah yang

bertanggungjawab menyelenggarakan urusan pemerintah dalam bidang kesehatan di

provinsi.

Pasal 2

Pengaturan Sistem Informasi Puskesmas bertujuan untuk :

1. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas yang terintegrasi;

2. Menjamin ketersediaan data dan infomasi yang berkualitas,berkesinambunga,dan

mudah diakses;dan

9
3. Meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya melalui penuatan

manajemen Puskesmas

BAB II

PENYELENGGARAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 3

1. Setiap Puskesmas wajib menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas

2. Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian

dari sistem informasi kesehatan kabupaten/kota

3. Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

diselenggrakan secara elektronik dan/atau secara nonelektronik

4. Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

mencakup :

 Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;

 Pencatatan dan pelaporan keuangan Puskesmas dan jaringannya;

10
 Survei lapangan;

 Laporan lintas sektor terkait; dan Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.

5. Dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas wajib dilakukan

pembersihan,validasi,dan penggelompokan data sesuai kebutuhan.

 Bagian kedua

 Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Puskesmas dan

 Jaringannya

Paragraf 1 Pencatatan

Pasal 4

1. Setiap pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan jaringannya wajib melakukan pencatatan

kegiatan

2. Lingkup pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pencatatan:

 Data dasar; dan

 Data program

3. Data dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:

 Identitas Puskesmas;

 Wilayah kerja Puskesmas;

11
 Sumber daya Puskesmas;dan sarana program.

4. Data program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi data:

 Upaya kesehatan masyarakat esensial;

 Upaya kesehatan masyarakat pengembangan;

 Upaya kesehatan perseorangan; dan Program lainnya.

 Data program lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf d meliputi data

manajemen Puskesmas,pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan

masyarakat,pelayanan laboratorium,dan kunjungan keluarga.

 Data upaya kesehatan peseorangan dicatat dalam bentuk rekam medis yang

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 5

1. Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) menggunakan instrument:

a. Kartu;

b. Formulir; dana/atau

c. Register.

2. Kartu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa :

a. Kartu status; dan

12
b. Kartu Puskesmas

3. Kartu status sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupaka instrumen yang

digunakan secara berulang dalam pencatatn kegiatan terhadap sasaran kegiatan yang

sama.

4. Kartu status sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit memuat:

a. Identitas Puskesmas;

b. Identitas Sasaran;

c. Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan

d. Identitas pelaksana kegiatan

5. Kartu Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan identitas

pengunjung Puskesmas yang diberikan kepada setiap pengunjung Puskesmas dan

ditunjukan kepada petugas Puskesmas setiap kali berkunjung

6. Kartu Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit memuat:

a. Nama lengkap sesuai dengan kartu tanda penduduk;

b. Kartu Induk Kependudukan (NIK); dan

c. Nomor Kartu Keluarga (NKK).

7. Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan instrumen

pencatatan yang digunakan satu kali dalam kegiatan terhadap sasaran kegiatan

8. Formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (7) paling sedikit memuat:

13
a. Identitas Puskesmas;

b. Identitas sasaran;

c. Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan

d. Identitas pelaksana kegiatan.

9. Register sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan instrumen instrumen

pencatatan yang berisi rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan terhadap

sejumlah sasaran, baik yang bersumber dari kartu maupun formulir.

10. Register sebagaimana dimaksud pada ayat (9) paling sedikit memuat:

a. Identitas Puskesmas;

b. Identitas Sasaran;

c. Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran; dan

d. Identitas pelaksana kegiatan.

Pasal 6

Dalam hal daerah memiliki kebutuhan program yang bersifat khusus dan/atau

menjadi prioritas daerah, kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melakukan penambahan muatan data dalam

instrument pencatatan sebagai dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4). Ayat (6), ayat (8),

ayat (10).

14
Paragraf 2 laporan

Pasal 7

Ketentuan lebih lanjut mengenai instrument pencatatan pada system informasi

puskesmas ditetapkan oleh Menteri

Paragraph 2

Pasal 8

1. Setiap kepala puskesmas harus menyampaiakn laporan kegiatan puskesmas secara

berkala kepada kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

2. Laporan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) disusun secara pencatatan kegiatan dan

hasil kegiatan dipuskesmas dan jaringan puskesmas

Pasal 9

1. Laporan sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 terdiri atas laporan data dasar dan

laporan data program

2. Laporan data dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara rutin setiap

tahun

3. Laporan data program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara rutin dan

tidak rutin

Pasal 10

15
1. Laporan data dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) meliputi:

2. Identitas puskesmas

3. Wilaya kerja puskesmas

4. Sumber daya puskesmas

5. Sasaran program

Pasal 11

1. Laporan data program secara rutin sebagaimana dimakud dalam pasal 9 ayat (3)

disampaika dalam bentuk

2. Laporan mingguan

3. Laporan bulanan dan

4. Laporan tahunan

5. laporan mingguan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup laporan

penyakit potensi wabah.

6. laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup laporan data

program dalam 1(satu) bulan

7. Laporan tahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mencakup laporan data

dasar dan data program dalam 1(satu) tahun

16
Pasal 12

1. Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) disampaikan sesuai dengan

jadwal sebagai berikut

2. Laporan mingguan paling lambat setiap hari selasa pada minggu berikutnya

3. Laporan bulanan paling lamabat setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya dan

4. Laporan tahunan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan januari tahun berikutnya.

2.3. Tugas dan tanggung jawab apoteker di puskesmas

1. administrasi

Adaministrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan,pelaporan, persiapan dalam

rangka petalaksaana pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sedian farmasi dan

pembekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya mudah dimonitor dan

dievaluasi.

Adiministrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi setiap tahap

pengelolaan dan pelayanan kefarmasian, yaitu:

a. Perencanaan

b. Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/kota

c. Penerimaan

d. Penyimpanan menggunakan kartu stok atau computer

17
e. Pendistribusian dan pelaporan

Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah resep berdasarkan pasien

(umum,KTP/gratis,BPJS/KIS), penyimpanan bendel resep harian secara teratur selama

5 tahun dan pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita acara

Pengadministrasian termasuk juga untuk:

1. Kesalahan pengobatan (medication error)

2. Monitoring efek samping obat (MESO)

3. Medication Record

4. Pelayanan Farmasi Klinik

2. Pelayanan Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter,dokter gigi,dokter hewan kepada

apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan

sesuai peraturan perundangan yang brlaku. Pelayanan resep adalah proes kegiatan yang

meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakanmulai dari penerimaan

resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada pasien.

3. Penerimaan Resep

Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

18
 Pemeriksaaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter , nomor surat izin

praktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter, tanggal penulisan resep, nama obat,

jumlah obat, cara peggunaan, nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien

 Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilisasi,

cara dan lama penggunaan obat.

 Pertimbangan klinik, seperti alergi,efek samping, interaksi dan kesesuain dosis.

 Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau obatnya

tidak tersedia

Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Pengambian obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan menggunakan alat, dengan

memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan keadaan fisik obat

b. Peracikan obat

c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk obat

luar serta menempelkan label “ kocok dahulu” pada sediaan obat dalam bentuk larutan

d. Memasukan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda

untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah ,penyerahan obat setelah

peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

19
 Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali

mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan

jumlah obat.

 Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik

dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya

kurang stabil.

 Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya

 Memberikan informasi mengenai cara pengunaan obat an hal-hal lain yang

terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat tersebut, antara lain

manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari, kemungkinanan

efek samping, cara penyimpanan obat, dan lain lain

4. Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak biasa,

etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang

rasional oleh pasien. Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia,

Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI),

Farmakologi dan terapi, serta buku-buku lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh

dari setiap kemasan atau brosur obat yang berisi:

a. Nama dagang obat jadi

20
b. Komposisi

c. Bobot, isi atau jumlah tiap wadah

d. Dosis pemakaian

e. Cara pemakaian

f. Khasiat atau kegunaan

g. Kontra indikasi (bila ada)

h. Tanggal kadaluarsa

i. Nomor Ijin edar/nomor registrasi

j. Nomor kode produksi

k. Nama dan alamat industri

Informasi obat yang diperlukan pasien adalah :

 Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di

waktu pagi, siang,sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum

sebelum atau sesudah makan.

 Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan

meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotik harus dihabiskan meskipun sudah

terasa sembuh. Obat antibiotik harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.

 Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Oleh

karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang

21
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep

mata, obat tetes hidung,obat semprot hidung, tetes telinga,suppositoria,dan krim/salep

rektal dan tablet vagina.

5. Penyimpanan (kondisi penyimpanan khusus)

Beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untu memudahkan

pengawasan,yaitu:

 Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-masing disimpan dalam lemari

khusu dan terkunci

 Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam lemari pendingin untuk

menjamin stabilitas sediaan

 Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton,eter dan alkohol disimpan dalam lemari

yang berventilasi baik, jauh dari bahan mudah terbakar dan peralatan elektronik.

Cairan ini disimpan terpisah dari bahan obat-obatan

6. Monitoring dan Evaluasi

Sebagai tindak lanjutan terhadap pelayanan kefarmasian di puskesmas perlu

dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara berkala. Monitoring merupakan

kegiatan pemantauan terhadap pelayanan kefarmasian dan evaluasi merupakan proses

penilaian kinerja pelayanan itu sendiri.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan

pelayanan kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada pelayanan

22
kefarmasian obat kepada pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan

kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di puskesmas selanjutnya.

Hal – hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian di

puskesmas, antara lain:

 Sumber daya manusia (SDM)

 Pengelolaan sediaan farmasi (Perencanaan, dasar perencanaan, pengadaan, penerimaan

dan distribusi)

 Pelayanan farmasi klinik (Pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep,penyiapan

sediaan,pengecekan hasil peracikan dan penyerahan obat yang disertai informasi serta

pemantuan pemakain obat bagi penderita penyakittertentu seprti TB, Malaria dan

Diare)

 Mutu pelayanan ( tingkat kepuasan konsumen).

23
BAB III

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

1.6. 3.1 Sejarah Puskesmas

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai sejak

pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada

waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat

ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di indonesia tahun 1927 dan tahun

1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia. Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk

ke Indonesia melalui Singapura dan ternyata efek yang ditimbulkan penyakit tersebut

sangat menghawatirkan. Berawal dari wabah kolera tersebut, pemerintah Belanda pada

waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Kemudian pada september

1959, wabah malaria masuk ke Malang. Dengan tekad yang kuat, malaria ditargetkan

terberantas pada tahun 1970.

Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas Kesehatan

Kabupaten di Indonesia, konsep Puskesmas sendiri diterapkan di indonesia pada tahun

1969. Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya, sedikit sekali

perhatian yang dicurahkan Pemerintah di Kabupaten pada pembangunan di bidang

Kesehatan seblum konsep Puskesmas diterapkan,dalam rangka memberikan pelayanan

terhadap masyarakat maka dibangunlah Balai Pengobatan (BP), Balai Kesejahteraan

Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri

sendiri-sendiri tidak saling berhubungan dan langsung melaporkan kegiatannya kepada

24
Kepala Dinas Kesehatan, umumnya unit tersebut dipimpin oleh seorang Mantri

(perawat) senior yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau Perawat. Sejalan

dengan diterapkannya konsep Puskesmas di Indonesia tahun 1969, maka mulailah

dibangun Puskesmas di beberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang Dokter Wilayah

(Dokwil) yang membawahi beberapa Kecamatan,sedang ditingkat kabupaten ada

Dokter Kabupateb (Dokabu) yang membawahi Dokwil. Pelayanan Kesehatan yang

diberikan Puskesmas tersebut adalah pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif)

yang meliputi pelayanan;pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif),

peningkatan kesehatan (promotif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Melalui

rakernas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatantingkat

pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan

Masyarakat. Puskesmas ini dibedakan menjadi 4 macam yaitu:

1. Puskesmas Tingkat Desa

2. Puskesmas Tingkat Kcamatan

3. Puskesmas Tingkat Kewedanan

4. Puskesmas Tingkat Kabupaten

Pada tahun 1979 mulai dirintis pembangunan di daerah-daerah tingkat kelurahan

atau desa, untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di suatu kecamatan

maka selanjutnya disebut sebagai puskesmas induk sedangkan yang lain disebut

puskesmas pembantu, dua kategori ini dikenal sampai sekarang. Selain hal tersebut

25
masalah ketenagaan,khususnya dokter,perawat gigi,nutrisionis, jumlahnya juga masih

terbatas. Didasari bahwa tanpa partisipasi masyarakat secara memadai , tidaklah

mungkin keinginan atau tuntunan (demand) masyarakat yang semakin meningkat di

bidang kesehatan.untuk itu pada tahun 1976 dikembangkan konsep Pembangunan

Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Jadi PKMD bisa dikatakan perpanjangan

konsep dari Puskesmas.PKMD adalah bagian integral dari Pembangunan Desa secara

keseluruhan.usaha-usaha PKMD jika dilihat dari kepentingan masyarakat merupakan

kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan

pemerintah maka PKMD merupakan usaha untuk memperluas jangkauan pelayanan

kesehatan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta sebagai “Health Provider” dengan

peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD akan

menyediakan pelayanan untuk perbaikan hygiene perorangan, kesehatan

lingkungan,perbaikan taraf gizi, pengembangan kesadaran untuk hidup sehat,

penyuluhan kesehatan, pelayanan kuratif dan preventif termasuk kesejahteraan Ibu dan

Anak, keluarga berencana,imunisasi,Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha

Kesehatan Sekolah dan lain sebagainya sesuai dengan kebutahan setempat. Dengan

adanya pelaksanaan PKMD, banyak contoh-contoh didesa dimana masyarakat secara

bergotong royong mengatasi problem kesehatan, seperti : pembuatan kakus

(WC)pemasangan pipa bambu untuk mendatangkan air bersih, taman gizi, pertolongan

pertama pada kecelakaan, pengobatan ringan, mengenal dan melaporkan adanya

26
penyakit menulara, penyuluhan dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga

Berencana dan sebagainya.

3.2. Visi dan Misi Puskesmas Amahusu

 Visi

Puskesmas yang berkualitas dengan pelayanan bermutu dan profesional 2022

 Misi

1. Meningkatkan kerja sama Lintas Program

2. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor dan Pemberdayaan Masyarakat di bidang

kesehatan

3. Melakukan Program Prioritas Kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat

4. Meningkatkan sarana prasarana dan kompetensi SDM

5. Meningkatkan Kenyamanan Pelayanan Kesehatan

6. Moto pelayanan puskesmas Amahusu

“MELAYANI DENGAN SEPENUH HATI”

3.3. Lokasi Sarana dan Prasarana Puskesmas Amahusu

a. Lokasi

Puskesmas Amahusu Salah satu dari 22 puskesmas di Kota Ambon, Terletak di

kecamatan nusaniwe.

27
b. Letak dan Batas Wilayah

Puskesmas Amahusu dibangun pada tahun 1985, pada tahun 1999 di

rehabilitasi kembali dan memiliki luas tanah 440 m2 serta memiliki luas

bangunan 19,5 x 14,5 m2.

Luas Wilayah kerja Puskesmas Amahusu seluruhnya 26 km2 dan terbagi

atas 2 negeri, yaitu Negeri Amahusu dan Negeri Seilale.

Secara geografisnya, letak wilayah kerja puskesmas Amahusu berada di sebelah

barat kota ambon, terdiri dari 2 negeri yang berbatasan dengan

 Selatan berbatasan dengan petuanan negeri Urimesing( PKM Benteng)

 Utara berbatasan dengan Teluk Ambon

 Timur berbatasan dengan Kelurahan Nusaniwe ( PKM Air salobar)

 Barat berbatasan dengan Negeri Lt Halat ( PKM Lt. Halat)

28
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Amahusu kota Ambon berada di

daerah pesisir pantai serta umumnya memiliki kondisi fisik yang berbukit

dengan ketinggian antara 2 – 10 meter dari permukaan laut.

c. Sarana dan Prasarana

N Jenis Sarana Jumlah Kondisi Keteranga

Sekarang n

1 Puskesmas Induk 1 Baik

2 Puskesmas Pembantu 1 Baik Seilale

3 Rumah Dinas Paramedis 3 Baik

4 Ambulance 1 Baik

5 Sepeda Motor 2 Baik

Tabel 1: Sarana dan Prasarana Puskesmas Amahusu

Pola ketenagaan Puskesmas Amahusu seperti terdapat pada tabel berikut ini:

Ketenagaan Jumlah

Dokter umum 2 orang

Dokter Gigi 1 orang

Perawat 8 orang

Perawat Gigi 1 orang

Nutrision 2 orang

Apoteker 1 orang

Bidan 4 orang

29
Analis 4 orang

Pengelola Keuangan 1 orang

Tabel 2:Ketenagaan Puskesmas Amahusu

Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di

Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi :

a. Ruang Penerimaan Resep

Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set

meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jikamemungkinkan. Ruang

penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat

oleh pasien.

b. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara

terbatas)

30
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara

terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang

peracikan disediakan peralatan peracikan, seperti ; tempat peracikan obat

(lumping dan alu), plastic obat, kertas obat, etike obat, resep, buku-buku

referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis secukupnya.

c. Ruang penyerahan Obat

Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku

pencatatan penyerahan dan pengeluaran Obat.Ruang penyerahan Obat dapat

digabungkan dengan ruang penerimaan resep.

d. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi,temperatur,

kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan

keamanan petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang

cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari

31
Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan

khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus,

pengukur suhu, dan kartu suhu.

e. Ruang arsip

Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan

dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan

Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan

khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen

dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan,

persyaratan, dan teknik manajemen yang baik

32
3.4. Struktur Organisasi di Puskesmas Amahusu

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS AMAHUSU

KEPALA PUSKESMAS

KASUBAG TATA
USAHA

PENANGGUNG JAWAB JEJARING DAN PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


PENANGGUNG JAWAB UKP MUTU
UKM ESENSIAL JARINGAN BANGUNAN, PRASARANA
UKM PENGEMBANGAN DAN PERALATAN
&KEPERAWATAN KESMAS GAWAT

PEMERIKSAAN PUSTU
UMUM SEILALE
KEPERAWAT GIZI KIA KB PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT
AN KESM
KESMA
PELAYANAN ANAK/MTBS
PROMOSI KESLING
KESEHA PELAYANAN
PEMERIKSAAN

KESEHATAN KERJA KESEHATAN KIA/KB


OLAHRAGA

PERSALINA
KESEHATAN UKS N
JIWA
GIZI
P2P
KEFARM
ASIA
LABORATORI

34TB
BAB IV

KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kegiatan yang Dilakukan

Kegiatan yang dilakukan

Hari Tanggal Uraian Kegiatan

Senin 10/01/2022 Penyerahan oleh dosen

pembimbimbing institusi kepada

pembimbing lahan (apoteker

PKM Amahusu)

Orientasi atau melakukan

pengenalan kepada staf

karyawan di PKM amahusu

Diberikan pembagian unit kerja

(poli umum, pendaftaran,tempat

pengecekan suhu dan apotik

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

34
rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Selasa 11/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

35
bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

36
dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Diberikan bimbingan oleh

pembimbing lahan mengenai

obat-obat higt alert dan obat

LASA kemudian diajarkan

mengenai perhitungan resep

dengan dtd dan tanpa dtd

Rabu 12/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

37
KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

38
Mengikuti posyandu keliling di

dusun nahel di amahusu

Kamis 13/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

39
pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Dilakukan diskusi dengan

pembimbing lahan mengenai

masalah pengobatan di tempat

tinggal masing-masing

Jum’at 14/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

40
umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

41
disertai dengan PIO

Senin 17/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

42
pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Selasa 18/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

43
poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Rabu 1901/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

44
amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

45
dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Kamis 20/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

46
PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Membantu pelayanan posyandu di

seilale amahusu

Jum’at 21/01/2022 Jam 08:00 melakukan apel pagi

bersama staf karyawan PKM

amahusu

Unit kerja di bagian pendaftaran

47
yaitu tugas nya mengisi data

pasien pada buku registrasi dan

dipilah antara pasien

umum,BPJS, atau pasien dengan

KTP, kemudian membawa

rekam medik pasien ke ruang

poli umum,poli gigi,atau KIA

Tempat pengecekan suhu disini

tugasnya hanya memeriksa suhu

pasien yang datang berobat di

PKM amahusu

Poli umum, disini tugasnya

memangil pasien sesuai urutan,

kemudian membantu suster

untuk mengukur BB dan lingkar

pinggang pasien

Apotik , disini tugas nya yaitu

melakukan pelayanan resep,

dimana pada saat resep datang,

dilakukan skrining resep terlebih

dahulu, setelah itu mengambil

48
obat, penulisan etiket,peracikan

obat sediaan puyer, setelah itu

penyerahan obat kepada pasien

disertai dengan PIO

Melakukan diskusi dengan

pembimbing lahan terkait

permasalahn obat-obatan

Jam 1 dilakukan penarikan

didampingi oleh pembimbing

dari institusi stikes maluku

husada

1.7. 4.2 Tugas yang diberikan

N Tanggal Ringkasan Tugas

1 10/01/2022 Diberikan tugas mengenai apa itu obat higt

49
alert dan obat LASA kemudia mencari

contoh obat masing-masing 5 contoh obat

Diberikan arahan agar menghafal indikasi dari

obat-obatan yang ada di apotik

2 19/01/2022 Diberikan tugas untuk memahami perhitungan

resep dtd dan resep tanpa dtd

4.3. Pembahasan

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang

juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan

secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas Amahusu merupakan salah satu puskesmas dari 22

puskesmas di Kota Ambon, terletak di kecamatan nusaniwe. Secara

geografisnya, letak wilayah kerja puskesmas Amahusu berada di sebelah

barat kota ambon, terdiri dari 2 negeri yang berbatasan dengan

 Selatan berbatasan dengan petuanan negeri Urimesing( PKM Benteng)

 Utara berbatasan dengan Teluk Ambon

50
 Timur berbatasan dengan Kelurahan Nusaniwe ( PKM Air salobar)

 Barat berbatasan dengan Negeri Lt Halat ( PKM Lt. Halat)

Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Amahusu kota Ambon berada di

daerah pesisir pantai serta umumnya memiliki kondisi fisik yang berbukit

dengan ketinggian antara 2 – 10 meter dari permukaan laut

Fungsi puskesmas yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan

dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta

mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu puskesmas aktif

memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Amahusu meliputi :

Layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Layanan Laboratorium, Kasir,

Layanan Farmasi, Layanan Imunisasi, Layanan Gigi, Layanan TB/Kusta,

Toilet, Ruangan Pertemuan, Ruangan Kepala Puskesmas, Gudang Obat,

Layanan KIA/KB

51
Salah satu Pelayanan yang mempunyai pengaruh penting terhadap

puskesmas yaitu pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu

pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan

dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Dalam pelayanan kefarmasian, yang bertanggung jawab atas pelayanan adalah

Apoteker. Apoteker merupakan salah satu bagian dari tim pelayanan

kesehatan professional yang bekerja disuatu farmasi. Sedangkan Asiaten

Apoteker adalah Profesi Pelayanan Kesehatan di bidang farmasi dimana

bertugas sebagai pembantutugas Apoteker dalam pekerjaan kefarmasian.

 Uraian tugas pokok petugas farmasi meliputi :

a. Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien;

b. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat

kesehatan;

c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat

kesehatan;

d. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan

e. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga;

f. Memberi konseling terhadap pasien/keluarga;

g. Melakukan pencampuran obat suntik.

52
h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.

i. Melakukan penanganan obat kanker.

j. Melakukan penentuan kadar obat dalam darah.

k. Melakukan pencatatan setiap kegiatan.

l. Melaporkan setiap kegiatan.

 Uraian tugas pokok petugas farmasi Puskesmas Amahusu meliputi :

a. Menerima resep dari layanan (Umum, Gigi, dan KIA)

b. Mengecek kelengkapan resep.

c. Menyiapkan obat dan pemberian label obat.

d. Menyerahkan obat.

e. Penyuluhan langsung ke pasien tentang aturan pemakaian obat.

f. Mengecek obat yang telah dikeluarkan setiap harinya (Pencatatan kartu stok).

g. Mengatur kerapihan dan kebersihan ruang obat.

h. Pencatatan dan pelaporan

 Daftar Indikator Mutu Layanan Klinis kefarmasian di Puskesmas Amahusu

meliputi :

53
Indikator Standar

Jenis Krit

N Pela e

yan r Indikator

an i

1 Pelayan Inp Pemberi Sesuai persyaratan

an u pelayanan Permenkes No

obat t farmasi 74/2016

(Far Fasilitas dan Sesuai persyaratan

mas peralatan Permenkes No

i) pelayanan 74/2016

farmasi

Ketersediaan Tersedia dan update

Formularium paling lama 3

tahun

Pro Waktu pelayanan Senin-Jumat Pkl

s obat 08.00-14.00

e Istirahat 12.00-

s 13.00

Hari Jumat Pkl

54
07.30-14.00

Istirahat 12.00-

13.00

Waktu tunggu

pelayanan

Non racikan ≤5 menit

Racikan ≤10 menit

Tabel 4.3

 Mutu layanan klinis kefarmasian

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan

salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,

permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,

pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.Tujuannya adalah

untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan

Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional,

meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan

sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu

pelayanan. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di

Puskesmas Amahusu meliputi :

2. Perencanaan

55
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan

Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan

Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.

Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan

dengan mempertimbangkan pola penyakit, dan pola konsumsi Sediaan

Farmasi periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana

pengembangan.

Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara

berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian

Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) .LPLPO dibuat menjadi 3 rangkap untuk diberikan kepada Dinas

kesehatan, Instalasi Farmasi Kota, dan sebagai Arsip Puskesmas

Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan

analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah kerjanya,

menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu

kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.

3. Permintaan

Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah

memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di

Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.

56
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah

setempat

4. Penerimaan

Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu

kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari

Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas secara

mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar

Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan

keamanan, khasiat, dan mutu

Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan

Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah

kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi

sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian,

dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka

Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan.

LPLPO dan Pengadaan obat di Puskesmas Amahusu dilakukan sebulan sekali,

Instalasi Farmasi Kota (IFK) akan memberikan stok obat kepada Puskesmas

sebanyak satu kali dalam dua bulan. Untuk Obat, Alat kesehatan, dan BMHP yang

diperlukan pada masa pandemi diberikan sebanyak dua kali dalam satu bulan.

57
5. Penyimpanan

Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan

suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman

(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap

terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar

mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan.

Penyimpanan sediaan farmasi di Puskesmas Amahusu yaitu berdasarkan

Bentuk dan jenis sediaan, kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di

kemasan Sediaan Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan

kelembaban, mudah atau tidaknya meledak/terbakar, narkotika dan

psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, dan tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan

untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

Untuk pengaturan penyusunan sediaan obat didasarkan pada bentuk, jenis

sediaan, dan abjad. Sediaan yang memiliki nama yang mirip atau nama yang

sama tetapi kandungan zat aktifnya berbeda diberi tanda Look Alike Sound

Alike (LASA), untuk sediaan farmasi yang secara signifikan beresiko

membahayakan pasien bila digunakan dengan salah satu pengelolaan yang

kurang tepat diberi tanda High-Alert Medication. Penyimpanan obat

58
narkotika-psikotropika di simpan terpisah dalam lemari kayu yang masing-

masing memiliki kunci yang dipegang oleh Apoteker.

6. Pemusnahan dan Penarikan

Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis

Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan sediaan farmasi

yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturanperundang-undangan

dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM

(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar

(voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.

BAB V

PENUTUP

59
6.1. Kesimpulan

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten

atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di wilayah kerja. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang

berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi

masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga

fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan

kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan

pelayanan kesehatan masyarakat

5.2. Saran

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan

pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan

pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan

komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut

akan menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan

dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya

dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.

60
DAFTAR PUSTAKA

61
1. Fitriana. 2009. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas. Jakarta:

Fakultas Farmasi UI.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian

di Puskesmas, Jakarta: Menkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014,

tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.

Satrianegara M.F., 2012. Organisasi dan Fungsi Manajemen layanan

Kesehatan.Makassar: Alauddin University Press.

Trihono, 2005.Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV

Sagung Seto.

62

Anda mungkin juga menyukai