DI PUSKESMAS AMAHUSU
AMBON
DI SUSUN OLEH :
2. MISDAR AL UMAR
3. MUTIARA N. FABANYO
5. VENSKA P MAREWANE
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
35
LEMBAR PEGESAHAN
DI
PUSKESMAS AMAHUSU
Distujui Oleh :
Mengetahui,
NIDN :1217089001
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, diana yang
laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang telah kami buat. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan didalam menyelesaikan PKL (Praktek Kerja
Lapangan) bagi para Mahasiswa, khususnya dari Stikes Maluku Husada Prodi Farmasi
Praktek kerja ini adalah salah satu bentuk atau upaya untuk membekali
tambahan dan membuka cakrawala berfikir mahasiswa dalam menghadapi bidang yang
ditekuninya.
yang terkait PKL. Dimana telah memberi dukungan moral serta bimbingannya kepada
kami.
1. Ibu Aulia Debby Pelu S.Farm.M,Si,.Apt selaku ketua prodi farmasi Stikes Maluku
Husada
ii
2. Ibu Jamila F. Kabakoran, S.Farm.,Apt selaku Pembimbing dari Institusi kampus Stikes
Maluku Husada
5. Seluruh Staf pegawai puskesmas Amahusu atas kerja sama selama Praktek Kerja
Lapangan (PKL)
6. Kedua orang tua kami masing-masing atas segala doa, sarana, dan dukungan yang
Susunan Laporan PKL ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya dan semaksimalnya,
tetapi penulis menyadari masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karenanya, jika
ada kritik maupun saran dimana yang sifatnya membangun bagi penulis, maka dengan
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
LEMBAR PEGESAHAN................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Tujuan PKL............................................................................................................................2
1.2.1. Tujuan Umum...............................................................................................................2
1.2.2. Tujuan Khusus...............................................................................................................2
1.3. Manfaat PKL.........................................................................................................................3
1.3.1. Manfaat Bagi Instansi Tempat PKL................................................................................3
1.3.2. Manfaat Bagi Stikes Maluku Husada.............................................................................3
1.3.3. Manfaat Bagi Mahasiswa..............................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................5
2.1. Pengertian Puskesmas.........................................................................................................5
2.2. Ketentuan umum dan peraturan perundang-undang tentang puskesmas..........................6
BAB III......................................................................................................................................24
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL...................................................................................................24
3.1 Sejarah Puskesmas.............................................................................................................24
3.2. Visi dan Misi Puskesmas Amahusu.....................................................................................27
3.3. Lokasi Sarana dan Prasarana Puskesmas Amahusu............................................................27
3.4. Struktur Organisasi di Puskesmas Amahusu.......................................................................34
BAB IV....................................................................................................................................34
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN...............................................................................................34
iv
4.1. Kegiatan yang Dilakukan....................................................................................................34
4.2 Tugas yang diberikan..........................................................................................................50
4.3. Pembahasan.......................................................................................................................50
BAB V.....................................................................................................................................60
PENUTUP................................................................................................................................60
5.1. Kesimpulan.........................................................................................................................60
5.2. Saran..................................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................62
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
menjelaskan bahwa puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggung jawab untuk
dari segi pelayanan ataupun pelayanan sumber daya peningkatan peralatan saja tidak
cukup, tetapi juga memerlukan manajemen selanjutnya yang lebih sesuai, maka
keperluan sistem informasi yang dapat meunjang manajemen tersebut agar tercipta
kesesuain yang diperlukan. Tidak mungkin ada manajemen akan berjalan dengan
lancar tanpa didukung dengan sistem informasi yang sesuai (Sabarguna HBS dan
Listiani H,2008)
1
Sistem informasi merupakan salah satu bentuk pokok sistem dua Kesehatan
Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyesunanan
Dewasa ii, system informasi yang ada di puskesmas telah dikembangkan di berbagai
system yag mendukung pengelolaan data dan informasi di puskesmas khususnya untuk
pelayanan rawat jalan. Data kunjungan pasien disimpan dan digunakan untuk membuat
data pelaporan pada periode Waktu tertentu yang selanjutnya data tersebut dikirimkan
memiliki struktur data yang sama.SIMPUS yang berbasis pada komputer atau
2
1. Membekali Mahasiswa dengan pengalaman kerja dilapangan dan langsung dihadapkan
3. Menjadi penghubung antara dunia pendidikan dengan dunia kerja atau penggunaan
lulusan
Sebagai bentuk kerja sama antara lembaga dan bentuk pertukaran pengalaman
dan infomasi anatara dunia akademik dan dunia birokrasi serta pengembangan ilmu
Sebagai bentuk kerja sama antara instansi birokrasi dengan insitusi pendidikan
dalam hal pengembangan Tridarma pendidikan tinggi terutama pada aspek pendidikan
3
1.3.3. Manfaat Bagi Mahasiswa
sehingga siap memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang Profesional, dan
mampu berdaya saing yang tinggi, baik itu di tingkat regional maupun tingkat
nasional.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(2004) menjelaskan bahwa puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggung jawab
pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam
5
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
di wilayahnya kerjanya.
3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
menimbulkan ketergantungan
puskesmas
6
1. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
7
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
wilayah kerjanya
4. Pelaporan adalah penyampaian data terpilh dari hasil pencatatan kepada pihak terkait
5. Identitas Puskesmas adalah data yang menunjukan nama, kode status akreditasi,
8
6. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan perencanaan, penggerakan dan
secara efektif dan efisien yang didukung dengan pola kepemimpinan yang tepat.
7. Tim pengelola Sistem Informasi Puskesmas yang selanjutnya Tim Pengelola adalah
kabupaten/kota
provinsi.
Pasal 2
mudah diakses;dan
9
3. Meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya melalui penuatan
manajemen Puskesmas
BAB II
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
2. Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian
4. Sistem Informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
mencakup :
10
Survei lapangan;
Laporan lintas sektor terkait; dan Laporan jejaring Puskesmas di wilayah kerjanya.
Bagian kedua
Jaringannya
Paragraf 1 Pencatatan
Pasal 4
kegiatan
Data program
Identitas Puskesmas;
11
Sumber daya Puskesmas;dan sarana program.
4. Data program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi data:
Data program lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf d meliputi data
Data upaya kesehatan peseorangan dicatat dalam bentuk rekam medis yang
Pasal 5
a. Kartu;
b. Formulir; dana/atau
c. Register.
12
b. Kartu Puskesmas
3. Kartu status sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupaka instrumen yang
digunakan secara berulang dalam pencatatn kegiatan terhadap sasaran kegiatan yang
sama.
4. Kartu status sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit memuat:
a. Identitas Puskesmas;
b. Identitas Sasaran;
5. Kartu Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan identitas
6. Kartu Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit memuat:
pencatatan yang digunakan satu kali dalam kegiatan terhadap sasaran kegiatan
13
a. Identitas Puskesmas;
b. Identitas sasaran;
9. Register sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan instrumen instrumen
pencatatan yang berisi rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan terhadap
10. Register sebagaimana dimaksud pada ayat (9) paling sedikit memuat:
a. Identitas Puskesmas;
b. Identitas Sasaran;
Pasal 6
Dalam hal daerah memiliki kebutuhan program yang bersifat khusus dan/atau
menjadi prioritas daerah, kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Dinas
instrument pencatatan sebagai dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4). Ayat (6), ayat (8),
ayat (10).
14
Paragraf 2 laporan
Pasal 7
Paragraph 2
Pasal 8
2. Laporan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) disusun secara pencatatan kegiatan dan
Pasal 9
1. Laporan sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 terdiri atas laporan data dasar dan
2. Laporan data dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara rutin setiap
tahun
3. Laporan data program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara rutin dan
tidak rutin
Pasal 10
15
1. Laporan data dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) meliputi:
2. Identitas puskesmas
5. Sasaran program
Pasal 11
1. Laporan data program secara rutin sebagaimana dimakud dalam pasal 9 ayat (3)
2. Laporan mingguan
4. Laporan tahunan
5. laporan mingguan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf a mencakup laporan
6. laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup laporan data
7. Laporan tahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mencakup laporan data
16
Pasal 12
1. Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) disampaikan sesuai dengan
2. Laporan mingguan paling lambat setiap hari selasa pada minggu berikutnya
3. Laporan bulanan paling lamabat setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya dan
4. Laporan tahunan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan januari tahun berikutnya.
1. administrasi
rangka petalaksaana pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sedian farmasi dan
dievaluasi.
Adiministrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan meliputi setiap tahap
a. Perencanaan
c. Penerimaan
17
e. Pendistribusian dan pelaporan
3. Medication Record
2. Pelayanan Resep
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
sesuai peraturan perundangan yang brlaku. Pelayanan resep adalah proes kegiatan yang
meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakanmulai dari penerimaan
3. Penerimaan Resep
18
Pemeriksaaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter , nomor surat izin
praktek (SIP), alamat praktek dokter, paraf dokter, tanggal penulisan resep, nama obat,
jumlah obat, cara peggunaan, nama pasien, umur pasien, dan jenis kelamin pasien
Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau obatnya
tidak tersedia
a. Pengambian obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan menggunakan alat, dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan keadaan fisik obat
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk obat
luar serta menempelkan label “ kocok dahulu” pada sediaan obat dalam bentuk larutan
d. Memasukan obat kedalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang berbeda
untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah ,penyerahan obat setelah
19
Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat.
Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik
dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya
kurang stabil.
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat tersebut, antara lain
Pelayanan informasi obat harus benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak biasa,
etis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat yang
rasional oleh pasien. Sumber informasi obat adalah Buku Farmakope Indonesia,
Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI),
Farmakologi dan terapi, serta buku-buku lainnya. Informasi obat juga dapat diperoleh
20
b. Komposisi
d. Dosis pemakaian
e. Cara pemakaian
h. Tanggal kadaluarsa
Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari, apakah di
waktu pagi, siang,sore, atau malam. Dalam hal ini termasuk apakah obat diminum
Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan
meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotik harus dihabiskan meskipun sudah
terasa sembuh. Obat antibiotik harus dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.
Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan. Oleh
karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaan obat yang
21
benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obat tetes mata, salep
pengawasan,yaitu:
Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam lemari pendingin untuk
Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton,eter dan alkohol disimpan dalam lemari
yang berventilasi baik, jauh dari bahan mudah terbakar dan peralatan elektronik.
22
kefarmasian obat kepada pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan
Hal – hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian di
dan distribusi)
sediaan,pengecekan hasil peracikan dan penyerahan obat yang disertai informasi serta
pemantuan pemakain obat bagi penderita penyakittertentu seprti TB, Malaria dan
Diare)
23
BAB III
waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat
ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di indonesia tahun 1927 dan tahun
1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia. Kemudian pada tahun 1948 cacar masuk
ke Indonesia melalui Singapura dan ternyata efek yang ditimbulkan penyakit tersebut
sangat menghawatirkan. Berawal dari wabah kolera tersebut, pemerintah Belanda pada
1959, wabah malaria masuk ke Malang. Dengan tekad yang kuat, malaria ditargetkan
1969. Perihal diterapkannya konsep Puskesmas ini, pada awal berdirinya, sedikit sekali
Ibu dan Anak (BKIA), yang tersebar di kecamatan-kecamatan. Unit tersebut berdiri
24
Kepala Dinas Kesehatan, umumnya unit tersebut dipimpin oleh seorang Mantri
(perawat) senior yang pendidikannya bisa Pembantu Perawat atau Perawat. Sejalan
dibangun Puskesmas di beberapa wilayah yang dipimpin oleh seorang Dokter Wilayah
pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan
maka selanjutnya disebut sebagai puskesmas induk sedangkan yang lain disebut
puskesmas pembantu, dua kategori ini dikenal sampai sekarang. Selain hal tersebut
25
masalah ketenagaan,khususnya dokter,perawat gigi,nutrisionis, jumlahnya juga masih
konsep dari Puskesmas.PKMD adalah bagian integral dari Pembangunan Desa secara
kesehatan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta sebagai “Health Provider” dengan
peran serta aktif dari masyarakat sendiri. Diharapkan dengan pelaksanaan PKMD akan
penyuluhan kesehatan, pelayanan kuratif dan preventif termasuk kesejahteraan Ibu dan
Kesehatan Sekolah dan lain sebagainya sesuai dengan kebutahan setempat. Dengan
(WC)pemasangan pipa bambu untuk mendatangkan air bersih, taman gizi, pertolongan
26
penyakit menulara, penyuluhan dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Visi
Misi
kesehatan
a. Lokasi
kecamatan nusaniwe.
27
b. Letak dan Batas Wilayah
rehabilitasi kembali dan memiliki luas tanah 440 m2 serta memiliki luas
28
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Amahusu kota Ambon berada di
daerah pesisir pantai serta umumnya memiliki kondisi fisik yang berbukit
Sekarang n
4 Ambulance 1 Baik
Pola ketenagaan Puskesmas Amahusu seperti terdapat pada tabel berikut ini:
Ketenagaan Jumlah
Perawat 8 orang
Nutrision 2 orang
Apoteker 1 orang
Bidan 4 orang
29
Analis 4 orang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
terbatas)
30
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
(lumping dan alu), plastic obat, kertas obat, etike obat, resep, buku-buku
31
Obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan
e. Ruang arsip
dengan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
khusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen
32
3.4. Struktur Organisasi di Puskesmas Amahusu
KEPALA PUSKESMAS
KASUBAG TATA
USAHA
PEMERIKSAAN PUSTU
UMUM SEILALE
KEPERAWAT GIZI KIA KB PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT
AN KESM
KESMA
PELAYANAN ANAK/MTBS
PROMOSI KESLING
KESEHA PELAYANAN
PEMERIKSAAN
PERSALINA
KESEHATAN UKS N
JIWA
GIZI
P2P
KEFARM
ASIA
LABORATORI
34TB
BAB IV
PKM Amahusu)
34
rekam medik pasien ke ruang
PKM amahusu
pinggang pasien
35
bersama staf karyawan PKM
amahusu
PKM amahusu
pinggang pasien
36
dimana pada saat resep datang,
amahusu
37
KTP, kemudian membawa
PKM amahusu
pinggang pasien
38
Mengikuti posyandu keliling di
amahusu
PKM amahusu
39
pinggang pasien
tinggal masing-masing
amahusu
40
umum,BPJS, atau pasien dengan
PKM amahusu
pinggang pasien
41
disertai dengan PIO
amahusu
PKM amahusu
42
pinggang pasien
amahusu
43
poli umum,poli gigi,atau KIA
PKM amahusu
pinggang pasien
44
amahusu
PKM amahusu
pinggang pasien
45
dilakukan skrining resep terlebih
amahusu
46
PKM amahusu
pinggang pasien
seilale amahusu
amahusu
47
yaitu tugas nya mengisi data
PKM amahusu
pinggang pasien
48
obat, penulisan etiket,peracikan
permasalahn obat-obatan
husada
49
alert dan obat LASA kemudia mencari
4.3. Pembahasan
50
Timur berbatasan dengan Kelurahan Nusaniwe ( PKM Air salobar)
daerah pesisir pantai serta umumnya memiliki kondisi fisik yang berbukit
Layanan KIA/KB
51
Salah satu Pelayanan yang mempunyai pengaruh penting terhadap
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
kesehatan;
c. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan;
52
h. Melakukan penyiapan nutrisi parenteral.
d. Menyerahkan obat.
f. Mengecek obat yang telah dikeluarkan setiap harinya (Pencatatan kartu stok).
meliputi :
53
Indikator Standar
Jenis Krit
N Pela e
yan r Indikator
an i
an u pelayanan Permenkes No
i) pelayanan 74/2016
farmasi
tahun
s obat 08.00-14.00
e Istirahat 12.00-
s 13.00
54
07.30-14.00
Istirahat 12.00-
13.00
Waktu tunggu
pelayanan
Tabel 4.3
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional,
2. Perencanaan
55
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
pengembangan.
3. Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
56
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan
setempat
4. Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka
Instalasi Farmasi Kota (IFK) akan memberikan stok obat kepada Puskesmas
sebanyak satu kali dalam dua bulan. Untuk Obat, Alat kesehatan, dan BMHP yang
diperlukan pada masa pandemi diberikan sebanyak dua kali dalam satu bulan.
57
5. Penyimpanan
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
sediaan, dan abjad. Sediaan yang memiliki nama yang mirip atau nama yang
sama tetapi kandungan zat aktifnya berbeda diberi tanda Look Alike Sound
58
narkotika-psikotropika di simpan terpisah dalam lemari kayu yang masing-
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar
BAB V
PENUTUP
59
6.1. Kesimpulan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang
5.2. Saran
komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut
dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya
60
DAFTAR PUSTAKA
61
1. Fitriana. 2009. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas. Jakarta:
Sagung Seto.
62