A. Pengertian Sosialisme/Komunisme
Istilah sosialisme selain bisa digunakan untuk menunjukkan sistem
ekonomi,juga bisa digunakan untuk menunjukkan aliran falsafah,ideology,cita-
cita,ajaran-ajaran atau gerakan.Sosialisme oleh sementara orang juga diartikan
sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling kurang bertindak
sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga masyarakat.
Dari uraian diatas jelas bahwa pada awalnya “sosialisme” dimaksudkan untuk
menunjukkan sistem-sistem pemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber produksi
(selain labor) secara kolektif (Whittaker 1960).Dengan definisi itu,sosialisme bisa
mencakup asosiasi-asosiasi kooperatif maupun pemilikan dan pengoperasian oleh
pemerintah.
Sosialisme mengakibatkan semua alat-alat produksi, termasuk di dalamnya
tanah-tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan milik swasta
(Brinton,1981).
Dari uraian di atas, pada awalnya “sosialisme” dimaksudkan untuk
menunjukkan sistem pemilikan dan pemanfaatan untuk menunjukan sistem
pemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber produksi (selain labor) secara
kolektif (Whittaker,1960). dengan definisi itu, sosialis bisa mencakup asosiasi-
asosiasi koorperatif maupun pemilikan dan pengoperasian oleh pemerintah.
Dengan definisi secara luas seperti ini negara-negara seperti (eks) Uni Soviet dan
Inggris yang dikuasai oleh partai buruh dapat dimasukkan ke dalam sistem
sosialis.
Sejak Revolusi Bolshevik tahun 1917, istilah “sosialisme” sering
digantikan dengan “komunisme”. Menurut Brinton (1981), sosialisme
menggambarkan pergeseran milik kekayaan dari swasta ke pemerintah yang
berlangsung secara perlahan-lahan melalui prosedur peraturan pemerintah dengan
memberikan kompensasi pada pemilik-pemilik swasta. Sementara itu dalam
“komunisme”, peralihan pemilik swasta ke tangan pemerintah tersebut
digambarkan terjadi secara cepat dan “revolusioner”, dilakukan secara paksa dan
tanpa kompensasi. Jadi, walaupun tujuan sosialisme dengan komunisme sama,
cara untuk mencapai tujuan sini sangat berbeda.
B. Sosialisme Utopis
Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa ide-ie para pemikir sosialis, seperti telah
disinggung di atas, kebanyakan masih bersifat utopis, bersifat angan-angan, yang oleh
Marx dinilai terlalu naif untuk diikuti. Idealisme mereka memang tinggi, tetapi secara
teoretis-praktis tidak bisa direalisasi.