Anda di halaman 1dari 7

MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

NAMA DOSEN:Dr.Khoirul Huda, S. H., M. HUM

Bidang studi:Hukum bisnis


Dirancang oleh:
1. Asma’ul Khusnia (202169100041)
2. Hidayatul karim (202169100117)
3. Salman Alfarisy(202169100082)
4. Malikhul K (202169100090)
KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih dan
karuniaNya serta rahmatNya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian
ini berjudul Penegakan Hukum (Law Enforcement) Monopoli dan Persaingan Usaha Atas
Produksi dan Pemasaran Barang dan/atau Jasa Bagi Pelaku Usaha. Penelitian ini merupakan
aplikasi dari salah satu pelaksanaan Tri Dharma Peguruan Tinggi yaitu setiap insan akademik
Dosen diwajibkan melaksanakan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan meneliti bagi seorang dosen dengan latar belakang jenjang
pendidikannya masing-masing apakah di bidang eksakta maupun non eksakta.

Sabtu 25 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Monopoli dan Persaingan usaha tidak sehat ......................................2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................3
B. Saran………………………………………………………………………3

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika bisnis merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang terkadang dilupakan banyak orang,
padahal melalui etika bisnis inilah seseorang dapat memahami suatu bisnis persaingan yang
sulit sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun, berpakaian yang baik
sampai bertutur kata, semua itu ada “meaning”nya.1 Bagaimana era global ini dituntut untuk
menciptakan suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikannya tujuan
dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi, kongkalikong menjadi suatu hal yang
biasa dalam tatanan kehidupan bisnis, yang mana prinsip menguasai medan dan
menghalalkan segala cara untuk memenangkan persaingan menjadi suatu hal yang lumrah,
padahal pada etikanya tidak begitu. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai
suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus dapat diingat
dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang
dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usuha tidak lepas dari elemen-
elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bisnis tidak hanya 1 Irham Fahmi, Etika Bisnis (Bandung: Alfabeta,2014), 3. 1
2 mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok,
pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui tentang pengertian monopoli dan persaingan tidak sehat

1
BAB II

PEMBAHASAN

 Persaingan usaha tidak sehat adalah suatu bentuk yang dapat diartikan secara umum
terhadap segala tindakan ketidak juuran atau menghilangkan persaingan dalam setiap
bentuk transaksi atau bentuk perdagangan dan konersial. Adanya persaingan tersebut
mengakibatkan lahirnya perusahaan-perusahaan yang mempunyai pelaku keinginan
yang tinggi untuk mengalahkan pesaing-pesaingnya agar menjadi perusahaan yang
besar dan paling kaya. Persaingan usaha tidak sehat adalah suatu persaingan antar
pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan
atau jasa yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak jujur atau dengan cara melawan
hukum atau menghambat persaingan usaha.

Persaingan antara pelaku usaha salah satunya adalah persaingan dalam merebut pasar
dan mendapat konsumen sebanyak-banyaknya. Persaingan sebenarnya merupakan
kondisi ideal yang memiliki banyak aspek positif.Meskipun demikian,persaingan
akan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya apabila tidak terjadi
perbuatan curang yang justru merugikan dan menimbulkan aspek negatif. Di dalam
fenomena persaingan usaha nasional selalu terdapat isu kondisi struktural ekonomi,
isu perilaku mendukung persaingan atau tidak mendukung persaingan dari para
pelaku usaha nasional, serta isu kebijakan persaingan usaha nasional. Dalam isu
pertama, perspektif ekonomi sangatlah menonjol, untuk isu yang kedua, perspektif
ekonomi terkait dengan masalah motif ekonomi dari perilaku tersebut dan sudut
pandang hukum akan membahas ada atau tidaknya turan dari perilaku tersebut,
sedangkan isu yang ketiga, sangat menonjol perspektif hukumnya. Oleh karenanya,
dalam pembahasan isu persaingan usaha pastinya akan terdapat perspektif ekonomi
dan perspektif hukumnya

 Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir
perusahaan yang menjual produk aatau komoditas tertentu yang tidak punya
pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk
masuk dalam bidang industri atau bisnis tersebut. “Dengan monopoli suatu bidang,
berarti kesempatan untuk mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya untuk
kepentingan kantong sendiri. Di sini monopoli bagai suatu kekuasaan untuk
menentukan tidak hanya harga, melainkan juga kualiatas dan kuantitas suatu kegiatan
usaha dan ekonomi atau produk barang dan/atau jasa tertentu yang ditawarkan kepada
masyarakat konsumen. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk menentukan
pilihan, baik mengenai harga, mutu kualitas maupun jumlahnya. Kalau mau silahkan
dan kalau tidak mau tidak ada pilihan lain” (Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja,
1999 : 2).

BAB III

2
PENUTUP

A. KESMPULAN

Penegakan hukum oleh KPPU terhadap larangan praktek monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat cukup lemah. Sebab kedudukan KPPU dalam sistem penegakan hukum
Indonesia secara konseptual memiliki kelemahan yang cukup mendasar, mengingat tugas,
wewenang dan tatacara penanganan perkara menumpuk di satu organ yaitu KPPU. KPPU
menjadi Penyelidik, Penyidik, Penuntut dan Pemutus Perkara (menjadi Hakim) sekaligus.
Berdasarkan analisa konsepsional, menunjukkan kedudukan KPPU sesungguhnya dapat
dikategorikan sebagai Badan Tata Usaha Negara, anggotanya sebagai Pejabat Tata Usaha
Negara, sedangkan tugas dan wewenangnya merupakan tindakan hukum publik
(administratif) dan bukan tindakan hukum perdata atau pidana. Hal tersebut berpengaruh
pula pada kekuatan mengikat suatu putusan. Kekuatan mengikat suatu putusan terletak pada
diktumnya. Diktum ini hanya mengikat atau berlaku bagi para pihak atau terhukum saja, ini
berarti para pihak atau terhukum harus mematuhi dan melaksanakan bunyi diktum tersebut.
Diktum dalam putusan KPPU masih belum tegas, karena kedudukan KPPU secara
konseptual masih belum jelas apakah sebagai lembaga peradilan ataukah lembaga/Badan
Tata Usaha Negara. Hal tersebut berakibat pula pada penegakan hukum oleh KPPU
sehubungan larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Lemahnya
penegakan hukum ini disebabkan faktor hukumnya, aparat hukumnya, sarana/fasilitas untuk
mengawasi perilaku pelaku usaha serta faktor budaya/masyarakat para pelaku usaha dan
atau asosiasinya

SARAN

Setelah mekanisme pasar berjalan dengan baik begitu juga dengan persaingan usahanya yang
dilakukan oleh pelaku usaha, KPPU sebagai lembaga yang bertugas mengawasi jalannya
persaingan usaha tersebut harus meningkatkan kemampuannya secara kelembagaan untuk
mengawasi perilaku anti persaingan, seperti praktek monopoli, persaingan usaha, kartel,
kesepakatan harga dan lain-lain baik di tingkat pusat (nasional) maupun ditingkat daerah. Selain
juga juga tentunya mengawasi peraturan pemerintah pusat atau daerah yang memberikan peluang
perusahaan melakukan tindakan anti persaingan seperti tata niaga yang memberikan hak
monpoli/monopsoni

3
DAFTAR PUSTAKA

Buku : 1. Abdulkadir Muhammad, 2010, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan


Ke IV, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. 2. Abdurrahman A, 1991, Ensiklopedia
Ekonomi Keuangan dan Perdaga ngan, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 3. Abdul
Hakim G. Nusantara & Benny K. Harman, 1999, Analisa dan Perbandingan Undang–
UndangAn timonopoli (Undang–Undang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat) Di Indonesia, Cetakan Pertama, Penerbit PT.Elex Media Komputindo, Jakarta.
4. Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, 2006, Seri Hukum Bisnis. Anti Monopoli, Penerbit
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai