Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH IBADAH DAN DAKWAH

SHALAT SUNAH

Aisyiah Putri Wiyanda (12140322226)


Al Ansari (12140314141)
Syaiful Habib ( 12120310367)
Wan Muthia Safa Maura (12120521980)

Universitas Islam Negri Sultan Syraif Kasim Riau

1
Kata pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 27 November  2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHLUAN......................................................................................................... 4

A. Latar belakang masalah.............................................................................................. 4


B. Rumusan masalah...................................................................................................... 4
C. Tujuan makalah.......................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 5

A. Pengertian shalat sunah.............................................................................................. 5


B. Waktu terlarang mengerjakan shalat sunah............................................................... 5
C. Jenis-jenis shalat sunah.............................................................................................. 5

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 17

A. Kesimpulan................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim
yang sudah mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu
sholat fardhu dan sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah ialah untuk
menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu
disempurnakan dengan sholat sunnah.  Selain itu juga karena sholat itu mengandung
keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali macam-macam
sholat sunnah yang disaryiatkan.

Sholat sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi
Muhammad SAW mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada
Allah juga mengharapkan tambahan pahala. Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah
maka ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan
dosa. Dengan demikan maka pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari
macam-macam dari sholat sunnah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan shalat sunah ?


2. Kapan waktu terlarang untuk melaksanakan shalat sunah ?
3.Jelaskan jenis-jenis shalat sunah dan fungsinya?

C. Tujuan Makalah
Agar pembaca dapat memahami betul cara shalat sunah dengan baik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

SHALAT SUNAH

A. PENGERTIAN SHALAT SUNAH


Salat sunah adalah beragam jenis salat yang dianjurkan untuk dikerjakan, akan
tetapi tidak diwajibkan. Seorang muslim tidak berdosa ketika tidak melaksanakan salat
sunah, sedangkan melaksanakannya berarti memperoleh pahala. Salat sunah terbagi lagi
menjadi dua, yaitu salah sunah muakkad dan salat sunah ghairu muakkad. 

B. WAKTU TERLARANG MENGEERRJAKAN SALAH SUNAH

Beberapa salat sunah dilakukan terkait dengan waktu tertentu namun bagi salat
yang dapat dilakukan pada waktu yang bebas (misal:salat mutlaq) maka harus
memperhatikan bahwa terdapat beberapa waktu yang padanya haram dilakukan salat:

 Matahari terbit hingga ia naik setinggi tombak


 Matahari tepat di puncaknya (zenith), hingga ia mulai condong
 Sesudah ashar sampai matahari terbenam
 Sesudah subuh
 Ketika matahari terbenam hingga sempurna terbenamnya

C. JENIS SHALAT SUNAH

[1].Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:

 Salat sunah muakkad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat
(hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witr dan salat sunah
thawaf. Setelah mengetahui apa pengertian dari sholat sunnah muakkad, selanjutnya kalian
juga harus mengetahui jenis dari sholat sunnah muakkad. Dan berikut ini beberapa jenis
sholat sunnah muakkad.

1. Sholat Rawatib
2. Sholat Sunnah Malam
3. Shalat Tahiyatul Masjid, Salat tahiyatul masjid adalah sholat sunnah dua rakaat yang
dikerjakan ketika seseorang memasuki masjid.
4. Shalat Dhuha, Sholat dhuha dilakukan seseorang ketika memasuki waktu dhuha. Waktu
dhuha yakni ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya hingga mulai
memasuki waktu dzuhur.
5. Sholat Hajat, Sholat ini dilakukan seorang muslim saat memiliki hajat tertentu dan ingin
dikabulkan Allah SWT. Sholat hajat dilakukan antara 2 hingga 12 rakaat dengan salam di

5
setiap 2 rakaat. Sholat ini dapat dilakukan kapan saja kecuali pada waktu-waktu yang
dilarang untuk melakukan sholat.
6. Sholat Awwabin, Awwabin sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti (orang yang
sering bertaubat). Ada perbedaan pendapat mengenai sholat ini dikalangan para ulama.
Ada yang mengatakan bahwa sholat awwabin dilakukan antara waktu magrib dan isya,
sementara yang lain mengatakan sholat awwabin adalah nama lain dari sholat dhuha.
7. Sholat Tasbih, Sholat tasbih merupakan sholat sunnah yang membaca kalimat tasbih
("Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar") sebanyak 300
kali. Di 4 rakaat masing-masing 75 kali tasbih. Sholat ini diajarkan Rasulullah SAW
kepada pamannya, Abbas bin Abdul Muthallib. Namun beberapa ulama berbeda pendapat
tentang hal ini.
8. Sholat Taubat, Sholat taubat adalah sholat sunnah yang dilakukan seorang muslim saat
ingin bertobat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Sholat taubat dilaksanakan dua
rakaat dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan
sholat.

 Salat sunah ghairu muakkad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang
kuat, seperti salat rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan
keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

[2].Shalat sunah berdasarkan jumlah pelaksananya:

1) Shalat Sunah Berjamaah


a) Shalat Sunnah Idain
Kata idain berarti dua hari raya, yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul adha.
Shalat idain adalah shalat sunnah yang dilakukan karena datangnya hari raya idul fitri atau
idul adha. Shalat idul fitri di laksanakan pada tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha
di laksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat idain disyariatkan pada tahun pertama
hijriyah. Dan dianjurkan dilaksanakan di lapangan dan berjama’ah.
Hukum melaksanakan kedua shalat ‘Id ini sama, yakni  sunnah muakkadah (yang
dikuatkan/penting sekali). Sejak disyariatkannya shalat ‘Id ini, Rasulullah Saw. tidak
pernah meninggalkannya. Allah berfirman dalam surat al-Kautsar (108) ayat 1-2:
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad)
nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu  dan berkorbanlah” (QS.
al-Kautsar (108): 1-2).
Kedua shalat hari raya tersebut pada prinsipnya sama dalam hal tata caranya,
kecuali niat dan waktunya yang berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga sama, yaitu dua
rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit matahari sampai

6
tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih baik diakhirkan sedikit daripada
shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.
Setelah selesai melakukan shalat ‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi dan para
shahabatnya melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah seperti yang dijelaskan oleh Ibnu
‘Umar:
Artinya: Adalah Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar melakukan shalat ‘Idain
sebelum khutbah (HR. Jama’ah ahli hadits).

 Tata Cara Shalat


1. Membaca niat ushalli sunnata li 'idil adha rak'ataini imaaman/makmuuman lillaahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena
Allah ta'ala."
2. Takbiratul ihram
3. Membaca Doa Iftitah
4. Takbir sebanyak tujuh kali dan boleh mengangkat tangan ketika takbir. Lalu, membaca
kalimat tasbih seperti Subhanalloh wal hamdulillah wa laa ilaha illalloh wallohu akbar. Selain
bacaan tersebut, Anda juga bisa membaca bacaan lainnya tentang pujian yang ditujukan pada
Allah SWT.
5. Setelah akhir takbir ke tujuh, membaca surat Al Fatihah
6. Kemudian membaca surat lainnya
7. Ruku' dengan tuma'ninah
8. I'tidal dengan tuma'ninah
9. Sujud dengan tuma'ninah
10. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
11. Sujud kedua dengan tuma'ninah
12. Bangkit dari sujud dan bertakbir
13. Takbir lagi sebanyak lima kali, di antara takbir membaca kalimat tasbih sama seperti
sebelumnya
14. Membaca surat Al Fatihah
15. Dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Apabila Anda menjadi seorang makmum, cukup
menyimak surat lainnya pada imam membacakan suratannya.
16. Ruku' dengan tuma'ninah
17. I'tidal dengan tuma'ninah
18. Sujud dengan tuma'ninah
19. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah
20. Sujud kedua dengan tuma'ninah
21. Duduk tasyahud dengan tuma'ninah

7
22. Salam
23.Mendengarkankhotbah

b) Shalat Istiqa'.
Shalat sunah yang dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
 Niatnya : UshallisunnatalIstisqaa-i rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa
 artinya : "Aku niat shalat istisqaa 2 rakaat (imam/makmum) karena Allah.”

Syarat-syarat mengerjakan Shalat Istisqa :

a.       3 hari sblmnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat demgan berpusa&meninggalkan
segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu
mengakibatkan hilangnya rejeki&datangnya murka Allah.
"Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-orang
yg fasik, sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka
sehancur-hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
b.      Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan pergi kelapangan dgn pakaian
sederana&tanpa wangi-wangian utk shalat Istisqa'.
c.       Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pdkhutbah pertama hendaknya baca  istigfar 9x dan
pdkhutbah kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dgn khutbah lainnya, yaitu :

1.      Khatib disunatkan memakai selendang.


2.      Isi khutbah menganjurkan byk beristigfar, berkeyakinan bhw Allah SWT akan mengabulkan
permintaan mereka.
3.      Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
4.      Saat berdo'a pd khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi
makmumnya. niatshalatsesuaidengansholatmana yang akankita kerjakan.
Fungsi : dapat menurunkan hujan disaat terjadi kemarau panjang.

 Tata Cara Shalat

1. Membaca niat.
2. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
3. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
4. Setelah salam, khatib menyampaikan khutbah dua kali. ...

8
5. Lantunan takbir diganti dengan ucapan istighfar.

c) Shalat  Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang dilakukan karena
terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum melaksanakan kedua shalat gerhana
tersebut adalah sunah muakad.Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal
terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari .
Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya
gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan tersebut.

 Tata Cara Shalat

1. Niat
2. Takbiratulihram
3. Membaca taawudz dan surat Al Fatiha
4. Membaca surat Al-Baqarah atau selama surat itu yang dibaca dengan lantang
5. Rukuk, lalu membaca tasbih selama 100 ayat surat Al-Baqarah
6. I'tidal
7. Membaca surat Al-Fatihah lalu surat Ali Imran
8. Rukuk kembali dan dilanjutkan dengan I'tidal
9. Sujud dan membaca tasbih selama rukuk pertama
10. Duduk di antara dua sujud.
11. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua
12. Duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
13. Rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja, pada
rakaat kedua dianjurkan membaca surat An-Nisa, lalu dianjurkan juga membaca surat Al-
Maidah

14. Salam
15. Dianjurkan mendengarkan 2 khutbah tausiyah. Saat terjadi gerhana bulan, Rasulullah
SAW menganjurkan amalan-amalan yang bisa dilakukan, seperti memperbanyak dzikir,
istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.

d) Shalat Tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari,
pada bulan ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya’ sampai menjelang
subuh.

9
Ada dua pendapat mengenai jumlah rakaat dalam salat Tarawih. Pendapat
pertama mengatakan jumlah rakaatnya 20, ditambah dengan 3 rakaat salat Witir, maka
menjadi 23.

Sementara pendapat kedua, adalah 8 rakaat. Menjadi 11 rakaat karena ditambah 3


rakaat salat Witir. Pendapat kedua ini paling mudah dikerjakan, umumnya pengikut
Muhammadiyah mengerjakan 8 rakaat salat Tarawih.

Lantas, apa landasan hukum bagi yang mengerjakan salat Tarawih sebanyak 8
rakaat ini. Berikut adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah RA
sebagai landasan hukumnya.

‫صالَ ِة ْال ِع َشا ِء‬ َ ‫صلِّى فِي َما بَ ْينَ أَ ْن يَ ْف ُر َغ ِم ْن‬ َ ُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي‬ َ ِ ‫ت َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬ ْ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَال‬
َ ‫ج النَّبِ ِّى‬
ِ ْ‫ع َْن عَائِ َشةَ زَ و‬
‫احدَة‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ر‬
ُ
ِ َِ ِ َ ِ َ َ ‫ت‬‫ُو‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ْن‬‫ي‬ َ ‫ت‬‫ع‬‫ك‬ْ ‫ر‬ ِّ‫ل‬ ُ
‫ك‬ َ‫ن‬ ْ
‫ي‬ ‫ب‬ ‫م‬ِّ ‫ل‬ ‫س‬ُ
َ ُ َ َ َ َ ‫ي‬ ً ‫ة‬ ‫ع‬‫ك‬ْ ‫ر‬ َ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ش‬ْ ‫ع‬
َ ‫َى‬ ‫د‬ ْ‫ح‬ ‫إ‬
ِ ِ‫ر‬ ْ‫ج‬َ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫إ‬ َ ‫ة‬
ِ َ َ ‫م‬ َ ‫ت‬‫ع‬ ْ
‫ال‬ ُ‫اس‬َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ُو‬
‫ع‬ ْ
‫د‬ ‫ي‬ ‫ى‬
َ ِ َ ِ َ ‫ت‬َّ ‫ال‬ ‫ى‬ ‫ه‬ ‫و‬

Dari A’isyah, istri Nabi Muhammad SAW, ia berkata, "Rasulullah pernah


melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan
‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua
rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat.” (HR. Muslim)

Fungsi   : a).  Menambah amalah dibulan ramadlan


                 b)  Mendekatkan diri kepada allah

 Tata Cara

1. Takbiratul Ihram
2. Membaca Doa Iftitah
3. Membaca Surat Al-Fatihah
4. Membaca Surat Alquran
5. Ruku'
6. I'tidal
7. Sujud
8. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)
9. Sujud Kedua. Berdiri untuk mengerjakan rakaat yang kedua.
10. Membaca Surat Al-Fatihah
11. Membaca Surat Alquran
12. Ruku'
13. I'tidal
14. Sujud
15. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)
16. Sujud Kedua

10
17. Tasyahhud Akhir
18. Salam

e) Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari setelah shalat isya’
hingga terbitnya fajar dengan jumlah rakaat yang ganjil, paling sedikit satu rakaat dan paling
banyak sebelas rakaat. Dan Shalat witir sebagai penutup dari seluruh shalat malam.
Para ulama sepakat bahwa waktu shalat sunnah witir itu adalah sesudah shalat isya’ dan
terus berlangsung sampai tiba fajar. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Mas’ud al-
Anshari r.a berkata:
‫صحيح‬
ٍ ‫ رواه احمد بسند‬.‫كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم يوتر ا ّول الليل اوسطه وأخره‬

Artinya: “Rasulullah saw. itu mengerjakan shalat witir pada awal malam. Kadang-kadang
pula dipertengahan malam dan kadang-kadang pula pada penghabisan malam itu.” (HR Ahmad
dengan sanad yang shahih)”
Dan disunnahkan menyegerakan shalat witir pada permulaan malam bagi seseorang yang
khawatir tidak akan bangun pada akhir malam. Akan tetapi, bagi seorang yang mampu bangun
pada akhir malam, maka disunnahkan mengerjakan witir itu di akhir malam.
Tidak ada dua kali witir dalam semalam. Seseorang yang telah mengerjakan shalat witir,
lalu ingin shalat sunnah lagi, keadaan seperti ini boleh dilakukan. Akan tetapi, jangan
mengulangi lagi shalat witir untuk kedua kalinya.
Sholat witir menurut Syafi'i, Hambali dan Maliki hukumnya adalah sunnah muakkadah
sementara menurut Hanafi hukumnya wajib.

Fungsi : a). Menambah amalah dibulan ramadlan


                b). Mendekatkan diri kepada allah

 Tata Cara

a.       Tiap-tiap dua rakaat salam dan yang terakhir boleh satu atau tiga rakaat salam.
b.      Shalat witir dilaksanakan tiga rakaat maka tidak usah membaca tasyahud awal

Madzhab Jumlah Keterangan


Maliki 3 rakaat dipisah dengan satu salam

Hanafi 3 rakaat Tanpa dipisah dengan salam

11
Syafi’i 1        rakaat -

2) Shalat Sunah Munfarid

a) Shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu baik dikerjakan
sebelum shalat fardhu ataupun sesudahnya. Yang sering disebut shalat qobliyah (sebelum), shalat
ba’diyah (sesudah). Dari beberapa macam sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah yang ada, ada
beberapa yang termasuk dalam sholat sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang
dianjurkan oleh Rasulullah saw. Adapun yang termasuk shalat sunnah rawatib muakkad menurut
kesepakatan semua ulama adalah yang memiliki ketentuan sebagi berikut:

RAWATIB MUAKKAD RAWATIB GHOIRU MUAKKAD


2 rakaat sebelum subuh 2 rakaat (yg lain) sebelum duhur
2 rakaat sbelum duhur 2 rakaat (yg lain) sesudah duhur
2 rakaat sesudah duhur 4 rakaat sebelum asar
2 rakaat sesudah maghrib 2 rakaat sebelum maghrib
2 rakaat sesudah isya 2 rakaat sebelum isya

Kemudian Keutamaan-keutamaan shalat sunnah rawatib muakkad sebagai berikut adalah:


 Keutamaan shalat sunnah sebelum subuh dijelaskan oleh hadits sebagai berikut:

َ َ‫ َر ْك َعتَ••ا ْالفَجْ• ِر َخ ْي• ٌر ِمنَ ال• ُّد ْني‬: ‫•ال‬


‫)رواه‬ ‫او َمافِ ْيهَا‬ َ •َ‫ى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس•لَّ َم ق‬ َ ‫ض َى هللاُ َع ْنهَا َع ِن النَّبِ ِّي‬
َّ ‫صل‬ ِ ‫ع َْن عَائِ َشةَ َر‬ )3
(‫المسلم‬

Artinya: Dari Aisyah r.a. dari Nabi SAW. Beliau telah bersabda, ”dua rakaat sebelum fajar itu
lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim)

 Keutamaan shalat sunnah dzuhur baik qabliyah maupun ba’diyah dan shalat sunnah
sesudah shalat maghrib dan sesudah isya’ dijelaskan dalam hadits, yang artinya sebagai
berikut:

12
Artinya: “siapa yang shalat sehari semalam dua belas rakaat, maka dibangunlah bagimya
sebuah rumah di surga, yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur, 2 rakaat
.sesudah maghrib, 2 rakaat sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum subuh.” (HR. Turmudzi)

b) Shalat Tahajjud
Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari setelah
bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada malam hari. Waktu melaksanakan sholat
tahajut adalah:
1.      Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
2.      Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
3.      Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )

BersabdaNabi Muhammad SAW : “Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah


shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim ). Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut,
Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam
kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”

Adapun keutamaan melaksanakan sholat tahajjud, ialah :

1.      Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.


2.      Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3.      Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai olehsemua manusia.
4.      Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5.      Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
6.      Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
7.      Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
8.      Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat,
seperti halilintar yang menyambar.
9.      Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

c) Shalat Istikharah

Shalat Istikharah ialah shalat sunnah untuk memohon kepada allah ketentuan pilihan yang
lebih baik diantara dua hal yang belum dapat ditentukan baik atau buruknya.Terdiri dari dua
rakaat.

13
Shalat istikharah dan dhalat hajjat waktunya lebih utama dikerjakan seperti melakukan
shalat tahajjud yakni dimalam hari.
Setelah shalat, membaca do’a istikharah:
“allahhumma innii astakhiiruka bi’ilmika waastaqdiruka biqudratika wa as’aluka min fadhlika
‘aziim fa innaka taqdiru walaa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allamul-ghuyuub
allahumma in kunta ta’lamu ana haadzal amra khairu lii fii diinii wa ma’aasyi wa’aaqibatu
amrii faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fiihii wa in kunta ta’lamuanna haadzaa
syarrul lii fii diinii wa ma’aasyi wa’aaaqibati amrii fashrifu ‘annnii fashrifnii ‘anhu waqdir
liyakhaira haitsu kaana tsumma”

 Hikmah:   1) dapat diberi petunjuk untuk memecahkan persoalan


                2) Sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
                3) Meningkatkan iman[7]

d) Shalat Sunnah Hajat


Shalat sunnah hajat adalah shalat yang dilakukan dengan tujuan karena mempunyai hajat
agar diperkenankan hajatnya oleh Allah swt. Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal
12 rakaat. Waktu shalat hajat adalah bebas dilakukan kapan saja tapi dianjurkan ketika malam
hari bersamaan dengan shalat tahajut:

1.      Adapun bacaan surat dalam shalat :  a) al-kafiruun 10x


                                                                      b) al-ikhlash 10x
    Selesai salam , langsung sujud syukur sambil membaca:
a.       tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan hauqalah   (10x)
b.      sholawat                                                       (10x)
c.       do’a sapu jagat                                             (10x)
d.      menyebutkan hajat yang ingin dikabulkan

Hikmah  : Mempercepat Terkabulnya hajat atau permohonan.

e) Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari sudah
naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari tergelincir yaitu  menjelang waktu dhuhur.
Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar
bagi pelakunya sehingga rasulullah menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum muslim untuk
melaksanakannya.

14
Bilangan rakaat shalat dhuha. Shalat dhuha dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat dan
sebanyak-banyaknya sebelas rakaat.

Tata Cara Shalat Dhuha:

Tata cara shalat dhuha sama dengan shalat lainnya. Hanya saja pada rakaat pertama
dianjurkan membaca surat Al-fatihah kemudian surat Asy-Syams sedangkan rakaat surat Al-
fatihah lalu surat ad-dhuha. Jika belum hafal boleh menggunakan surat apa saja.

Hikmah :  1. Diampuni kesalahan dan dosanya  


2. Dilapangkan Usaha dan rezekinya.

f) Sholat Sunnah Wudhu

sholat sunnah wudhu adalah sholat yang dikerjakan setelah berwudhu. Sekarang perhatikan
Hadist-Hadist yang menerangkan fadhilah atau keutamaan-keutamaan Shalat Sunnat Wudhu :

1. Hadist dari Abu Hurairah ra yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
pernah bertanya kepada Bilal sesudah Shalat Subuh : “ Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal
yang engkau kerjakan dalam Islam yang penuh dengan pengharapan (yang engkau
harapkan cepat terkabulnya). Karena aku mendengar suara sandalmu ( trompah ) diantara
hadapanku didalam Sorga ( ketika aku bermimpi ).” Bilal menjawab : “ Tidak ada satupun
amalan yang sangat penuh pengharapan, kecuali setiap selesai berwudhu ( bersuci ) baik
dimalam atau disiang hari, aku melakukan Shalat Sunnat Wudhu, sesuatu yang memang
telah ditentukan untukku supaya aku mengerjakan Shalat itu.” ( HR. Ahmad, Bukhari dan
Muslim )

2.      Sesungguhnya Rosulullah SAW sendiri sehubungan dengan keutamaan (fadhilah) dari Shalat
Sunnat Wudhu beliau telah bersabda :
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua
raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.

g) Shalat Tahiyatul Masjid


Tahiyatul masjid berarti penghormatan masjid, shalat tahiyatul masjid berarti shalat yang
dikerjakan untuk menghormati masjid. Masjid adalah tempat manusia bersemabah sujud kepada
Allah, semua kegiatan di masjid menggunakan nama Allah oleh karena itu masjid disebut

15
Baitullah. Demikian mulianya sehingga islam mensyariatkan shalat tahiyatul masjid, Rasulullah
bersabda:

‫ﺪﺍﻮﺪ‬ ‫ ﺭﻮﺍﻩﺃﺑﻮ‬.‫ﻴﺟﻟﺱ‬ ‫ﺍﻥ‬ ‫ﻗﺑﻞ‬ ‫ﻣﻥ‬ ‫ﺴﺟﺪﺗﻳﻥ‬ ‫ﻓﻠﻴﺻﻞ‬ ‫ﺍﻠﻤﺴﺟﺪ‬ ‫ﺍﺤﺪﻜﻢ‬ ‫ﺟﺎﺀ‬ ‫ﺇﺬﺍ‬
Artinya: “Apabila salah seorang diantara kamu masuk masjid, hendaklah ia shalat dua
rakaat sebelum duduk. “(HR.Abu Dawud dari Abi Qatadah : 395)

Melakukan sholat tahiyatul masjid saat setelah masuk masjid dan belum sampai duduk.
Dilakukan sendiri-sendiri tidak berjama’ah, sebagaimana berikut akan dijelaskan bagaimana tata
cara dalam melakukan shalat tahiyatul masjid.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Sholat sunnah adalah ibadah sholat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di luar sholat
yang hukumnya wajib. Sholat sunnah dikerjakan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT,
menyempurnakan sholat fardhu, bertaubat kepada Allah SWT agar hajatnya dikabulkan,
meningkatkan derajat dan martabat serta menjernihkan akal pikiran setiap pelakunya. Dasar
pelaksanaan sholat sunnah sangat kuat dan mendasar. Sholat sunnah didasari oleh hadis dan
sunah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Dalil tersebut yang kemudian dijabarkan
oleh para ulama dan umara untuk disampaikan pada seluruh ummat muslim, baik itu jenis
maupun tata cara pelaksanaannya yang sesuai dengan hadis dan sunnah. Sholat sunnah terbagi
menjadi 2 yaitu :

 Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir
mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.

 Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti
salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan
keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana). Dalam
pengerjaannya, sholat sunnah dapat dilakukan secara berjamaah maupun munfarid, harus
sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan serta pada waktu dan tempat yang afdhal.

DAFTAR PUSTAKA

https://plus.kapanlagi.com/pengertian-sholat-sunnah-muakkad-beserta-dengan-jenis-dan-
ketentuannya-2c6998.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_sunah

https://www.liputan6.com/ramadan/read/4535077/dalil-mengerjakan-salat-tarawih-8-
rakaat-hadisnya-sahih#:~:text=Ada%20dua%20pendapat%20mengenai
%20jumlah,pendapat%20kedua%2C%20adalah%208%20rakaat.

17

Anda mungkin juga menyukai