Bab II Amdal Kelompok 8
Bab II Amdal Kelompok 8
Kabupaten Malang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan dan dikategorikan sebagai kabupaten yang beriklim tropis. Musim
penghujan pada Kabupaten Malang cenderung sedikit lebih panjang dibandingkan
dengan musim kemarau karena dipengaruhi oleh topografi wilayah seperti
kecepatan angin dan karakteristik daerah masing-masing. Data Klimatologi diambil
dari Dinas Pekerjaan Umum bidang Pengairan Kabupaten Malang dan Stasiun
Meteorologi dan Klimatologi Karangploso karena sesuai dengan lokasi
Pembangunan Industri Pupuk. Ketersediaan data Curah hujan dapat dilihat pada
website BMKG di Jawa Timur.
Gambar 2.1 prakiraan curah hujan di provinsi Jawa timur 2021-2022
Sumber: https://karangploso.jatim.bmkg.go.id/index.php/prakiraan-
iklim/prakiraan-musim/prakiraan-musim-hujan/prakiraan-curah-
hujan-musim-hujan
B. Geologi
Ditinjau dari keadaan geologinya, sebagian besar wilayah Kabupaten Malang
terbentuk dari hasil gunung api kwarter muda yang meliputi areal seluas 44,25%
atau 148.152,52 ha dari seluruh luas Kabupaten Malang, sedangkan sebagian
kecil merupakan miosen facies batu gamping dengan luas 90.884,00 ha atau
27,15% dari luas Kabupaten Malang seluruhnya. Jenis tanah di Kabupaten
Malang terdiri dari jenis tanah alluvial, regosol, brown forest, andosol, latosol,
mediteran dan litosol. Jenis tanah ini tidak seluruhnya tersebar di Kecamatan-
kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.
C. Topografi
Topografi Kabupaten Malang sangat beragam, mulai dari pesisir, dataran
rendah, dataran tinggi, perbukitan, gunung api yang aktif maupun tidak aktif, dan
sungai. Kawasan pesisir pantai terletak di wilayah selatan Kabupaten Malang
yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, membentang mulai dari
Kecamatan Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo,
sampai Ampelgading. Wilayah dengan kontur datar terletak sebagian besar di
Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran,
Pakisaji, sebagian Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis,
Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur,
Ngajum, Gedangan. Wilayah dengan kontur bergelombang terletak di wilayah
Sumbermanjing Wetan, Wagir dan Wonosari. Kawasan dengan kontur perbukitan
yang terjal sebagian besar di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon,
Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo. Kondisi topografis
dataran tinggi yang dikelilingi beberapa gunung dan dataran rendah atau lembah
berada pada ketinggian 250 – 500 meter dari permukaan laut (dpl) terletak di
bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi terbagi pada
beberapa wilayah meliputi, daerah perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian
Selatan pada ketinggian sampai dengan 650 meter dpl, daerah lereng Tengger
Semeru di bagian Timur membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500 –
3.600 meter dpl dan daerah lereng Kawi Arjuno dibagian Barat dengan ketinggian
500 – 3.300 meter dpl. Wilayah Kabupaten Malang diidentifikasi terdapat 9
(sembilan) gunung dan 1 (satu) pegunungan, Keberadaan gunung dan
pegunungan tersebut, menjadikan Kabupaten 2-39 Malang memiliki potensi
kehutanan yang luas dan sumber-sumber mata air yang dimanfaatkan untuk
kepentingan konsumsi, irigasi pertanian dan industri. Suhu udara rata-rata
berkisar antara 19,1ºC hingga 26,6ºC. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara
71ºC hingga 89ºC dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm.
Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada bulan
Desember. Berdasarkan struktur fisik dan geografis Kabupaten Malang dapat
dikelompokan sebagai berikut: 1) Bagian utara, barat dan tengah merupakan
daerah yang relatif subur; 2) Bagian selatan merupakan pegunungan kapur yang
memiliki potensi tambang cukup besar; 3) Bagian timur merupakan pegunungan
dan perbukitan yang memiliki potensi perkebunan, hutan, tambang dan
pariwisata.
Kondisi topografi Kabupaten Malang terbagi menjadi 2 (dua) aspek antara
lain :
1. Ketinggian Lahan Secara topografi wilayah daratan Kabupaten Malang
dibedakan menjadi beberapa wilayah ketinggian yaitu :
Ketinggian 0 – 100 meter permukaan laut: 0% dari seluruh wilayah
dengan topografi relatif datar dan bergelombang.
Ketinggian 100 – 500 meter permukaan laut: 75,76% dari seluruh wilayah
dengan topografi bergelombang dan bergunung.
Ketinggian 500 – 1000 meter permukaan laut: 18,18% dari seluruh
wilayah dengan kondisi berbukit.
Ketinggian lebih 1000 meter permukaan laut: 3,03% dari seluruh wilayah
dengan topografi bergunung dan terjal.
2. Kemiringan Lereng Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang mempunyai
kemiringan lereng 48,69% hampir di seluruh dataran rendah Kabupaten
Malang, sedangkan untuk kemiringan lereng 28,85% berada pada daerah
perbukitan dan pegunungan, kemiringan lereng >22,46% berada pada daerah
pegunungan.
Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Malang
No. Kecamatan Ketinggian Wilayah
(mdpl)
1. Donomulyo 423
2. Kalipare 303
3. Pagak 521
4. Bantur 317
5. Gedangan 494
6. Argotirto 598
7. Dampit 427
8. Tlogosari 594
9. Tirtomarto 516
10. Poncokusumo 685
11. Wajak 513
12. Turen 391
13. Bululawang 406
14. Gondanglegi Kulon 360
15. Pagelaran 339
16. Kepanjen 336
17. Sumber Pucung 304
18. Kromengan 329
19. Ngajum 372
20. Wonosari 773
21. Parangargo 544
22. Pakisaji 395
23. Tajinan 497
24. Tumpang 607
25. Pakis 490
No. Kecamatan Ketinggian Wilayah
(mdpl)
26. Kemantren 519
27. Lawang 501
28. Pagentan 494
29. Girimulyo 630
30. Mulyoagung 583
31. Pandelsari 1157
32. Ngantang 651
33. Kasembon 239
Sumber : Badan Pusat Statistika Kabupaten Malang
Secara administrasi Kabupaten Malang terbagi menjadi 33 Kecamatan dan
378 Desa serta 12 Kelurahan.
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Malang
D. Hidrologi
Kabupaten Malang yang merupakan daerah dataran tinggi memiliki drainase
yang baik yakni tidak pernah tergenang air, kecuali pada datarandataran yang
kemampuan saluran drainasenya bermasalah. Drainase tanah menunjukkan lama
dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air dan menunjukkan kecepatan
resapan air dari permukaan tanah. Di wilayah ini terdapat genangan air berupa
waduk Karangkates dan Selorejo yang menjadi muara drainase dari berbagai
wilayah. Wilayah Kabupaten Malang diidentifikasi terdapat 9 (sembilan) gunung
dan 1 (satu) pegunungan. Keberadaan gunung dan pegunungan tersebut,
menjadikan Kabupaten Malang memiliki potensi kehutanan yang luas dan
sumber-sumber mata air 2-36 yang dimanfaatkan untuk kepentingan konsumsi,
irigasi pertanian dan industri. Limpahan air dari sumber mata air mengalir melalui
sungai-sungai besar maupun kecil. Tercatat, di Kabupaten Malang mengalir 5
(lima) sungai besar dan 68 sungai kecil. Sungai besar antara lain 1) Sungai
Brantas, 2) Sungai Lesti, 3) Sungai Amprong, 4) Sungai Konto, dan 5) Sungai
Metro. Diantara sungai-sungai besar tersebut, Sungai Brantas adalah sungai
terbesar dan terpanjang di Jawa Timur.
Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Malang
No. Nama Panjang Lebar (m) Debit
Sungai Sungai Kedalaman (m3/detik)
(Km) Permukaan Dasar (m) Qmax Qmin
1. Kali 58 25 - 10 1363,6 -
Brantas
2. Kali Lesti 55 15 - 6 24,6 -
3. Kali Metro 42 15 - 6 - -
4. Kali 17 8 - 4 - -
Lohor/Biru
5. Kali Lekso 27 - - 14,57 - -
6. Kali Dirdo 6 5 - 5 - -
No. Nama Panjang Lebar (m) Debit
Sungai Sungai Kedalaman (m3/detik)
(Km) Permukaan Dasar (m) Qmax Qmin
7. Kali Konto 40 - - - 64,96 -
8. Kali KD 24 - - - - -
Banteng
9. Kali 9,5 - - - - -
Kemudinan
10. Kali 35 5 - 4 - -
Manjing
B. Fauna
Keberadaan jenis fauna pada lokasi rencana proyek Pembangunan PT.
Golden Cipta dapat digunakan sebagai indikator terhadap perubahan kondisi
2-46 lingkungan yang ada. Berbagai jenis fauna akan memberikan tanggapan
tersendiri terhadap perkembangan dan perubahan kondisi habitatnya. Jenis
fauna yang ada diantaranya sapi, kerbau, kuda, kambing, domba.
Keberadaan jenis fauna pada lokasi studi dapat dipergunakan sebagai
indikator terhadap perubahan atau kondisi lingkungan yang ada. Berbagai
jenis fauna akan memberikan tanggapan tersendiri terhadap perkembangan
dan perubahan kondisi habitatnya. Tidak semua jenis fauna mampu hidup atau
bertoleransi dengan baik perkembangan dan perubahan lingkungan yang ada.
Bagi jenis yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya maka
tidak menutup kemungkinan fauna tersebut mati. Fauna juga akan
memberikan respon berpindah ke tempat lain apabila lingkungan asalnya
sudah berubah atau tidak menyediakan kebutuhan hidupnya seperti sumber
makanan, tempat berkembang biak dan tempat mempertahankan diri dari
predator. Perubahan kondisi lingkungan habitat yang dapat mengakibatkan
perubahan populasi dan keragaman satwa, bukan hanya disebabkan oleh
gangguan/kerusakan yang terjadi, tetapi perubahan lingkungan habitat
tersebut dapat diakibatkan karena variasi kondisi cuaca/iklim (mikro dan
makro klimatis).
Dari hasil inventarisasi fauna yang dilakukan di sekitar lokasi rencana
Pembangunan PT. Golden Cipta Malang, jenis fauna darat yang terdapat
didaerah desa ngijo proyek dan wilayah sekitarnya dapat dikelompokkan
dalam jenis Burung (Aves), hewan menyusui (Mamalia), dan jenis melata
(Reptilia). beberapa jenis hewan mamalia yang mungkin masih dapat
dijumpai antara lain; Sapi Liar (Bos javanica), Babi Hutan (Sus vittatus),
Ayam Hutan (Gallus Sp.), Kera Abu-Abu (Macaca irus), Punglor (Zoothera
interpres), Ular Sanca (Phiton reticulatus), Landak (Hystrjx branchyura) dan
Gagak Hitam (Cotvus macrorhynchos) masih dapat dijumpai di kawasan ini.
Selain itü masih terdapat jenis Musang (Viviricu/a sp), Tikus Tanah (Rattus
sp), Cecurut (Suncus Murinus), Codot (Cynopterus Brachyotas), Kalong
(Pteurocarpus Vampyrus) dan Kelelawar (Tatarida P/icata).
Jenis-jenis reptilia yang ditemukan merupakan spesies dengan adaptasi
tinggi dan memiliki habitat kawasan hutanyang kebanyakan jenis-jenis ular,
kadal (Mabuoya mu/tifasciata), Biawak (Paradoxorus hermaproditus) dan
sebagainya, dimana kawasan sekitar lokasi Pembangunan PT. Golden Cipta
merupakan kawasan semak, ladang dan sebagian permukiman. Jenis
burung/Aves juga 2-47 dijumpai banyak jenis dengan persebaran habitat yang
sangat luas. Jenis burung yang termasuk satwa langka dan dilindungi seperti
Elang (Butatstur sp) dan Alap-Alap (Accipitridae) masih dapat dijumpai.
Selain itu banyak dijumpai jenis burung dengan keanekaragaman jenis yang
masih sangat beragam
Tabel 2.5 Jenis-jenis Fauna di Wilayah Kabupaten Malang
No. Nama Ilmiah Nama Indonesia Kerapatan
1. Bubalus bubalis Kerbau Jarang
2. Vacca sp Sapi Banyak
3. Equus Caballus Kuda Sedang
4. Capricornis sp Kambing Banyak
5. Dendrocygna javanica Burung Belibis Jarang
6. Aeshna sp Capung Banyak
7. Ovis aries Domba Jarang
8. Unidentify Kumbang Jarang
9. Microhterix sp Kupu-kupu Jarang
Sumber Data : Dinas lingkungan hidup malang