Anda di halaman 1dari 24

BAB II

RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

2.1 Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak


A. Klimatologi
 Iklim
Berdasarkan data curah hujan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson
(1951) dapat ditentukan menjadi 4. Pengelompokan tipe iklim ditentukan
berdasarkan rumus:
Q = Rata-rata jumlah bulanan kering x 100%
Rata-rata jumlah bulanan basah

Kabupaten Malang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan dan dikategorikan sebagai kabupaten yang beriklim tropis. Musim
penghujan pada Kabupaten Malang cenderung sedikit lebih panjang dibandingkan
dengan musim kemarau karena dipengaruhi oleh topografi wilayah seperti
kecepatan angin dan karakteristik daerah masing-masing. Data Klimatologi diambil
dari Dinas Pekerjaan Umum bidang Pengairan Kabupaten Malang dan Stasiun
Meteorologi dan Klimatologi Karangploso karena sesuai dengan lokasi
Pembangunan Industri Pupuk. Ketersediaan data Curah hujan dapat dilihat pada
website BMKG di Jawa Timur.
Gambar 2.1 prakiraan curah hujan di provinsi Jawa timur 2021-2022

Sumber: https://karangploso.jatim.bmkg.go.id/index.php/prakiraan-
iklim/prakiraan-musim/prakiraan-musim-hujan/prakiraan-curah-
hujan-musim-hujan

Bulan dengan curah hujan terbesar adalah Februari, Januari, Maret


dengan curah hujan 2500 mm. Curah hujan paling terbesar terjadi pada kota
kota tertentu dengan curah hujan rata-rata 1000 mm. Angka terbesar tahunan
curah hujan di Jawa Timur adalah 2500 mm. Suhu tahunan rerata adalah
34℃ di Jawa TimurPerbedaan antara bulan terpanas: Oktober dan bulan
terdingin: Januari adalah: 3℃. Perbedaan antara curah hujan tertinggi
(Februari) dan curah hujan terendah (Oktober) adalah hampir 1000 mm.

B. Geologi
Ditinjau dari keadaan geologinya, sebagian besar wilayah Kabupaten Malang
terbentuk dari hasil gunung api kwarter muda yang meliputi areal seluas 44,25%
atau 148.152,52 ha dari seluruh luas Kabupaten Malang, sedangkan sebagian
kecil merupakan miosen facies batu gamping dengan luas 90.884,00 ha atau
27,15% dari luas Kabupaten Malang seluruhnya. Jenis tanah di Kabupaten
Malang terdiri dari jenis tanah alluvial, regosol, brown forest, andosol, latosol,
mediteran dan litosol. Jenis tanah ini tidak seluruhnya tersebar di Kecamatan-
kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.

C. Topografi
Topografi Kabupaten Malang sangat beragam, mulai dari pesisir, dataran
rendah, dataran tinggi, perbukitan, gunung api yang aktif maupun tidak aktif, dan
sungai. Kawasan pesisir pantai terletak di wilayah selatan Kabupaten Malang
yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, membentang mulai dari
Kecamatan Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo,
sampai Ampelgading. Wilayah dengan kontur datar terletak sebagian besar di
Kecamatan Bululawang, Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran,
Pakisaji, sebagian Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis,
Dampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur,
Ngajum, Gedangan. Wilayah dengan kontur bergelombang terletak di wilayah
Sumbermanjing Wetan, Wagir dan Wonosari. Kawasan dengan kontur perbukitan
yang terjal sebagian besar di Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon,
Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo. Kondisi topografis
dataran tinggi yang dikelilingi beberapa gunung dan dataran rendah atau lembah
berada pada ketinggian 250 – 500 meter dari permukaan laut (dpl) terletak di
bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi terbagi pada
beberapa wilayah meliputi, daerah perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian
Selatan pada ketinggian sampai dengan 650 meter dpl, daerah lereng Tengger
Semeru di bagian Timur membujur dari utara ke selatan pada ketinggian 500 –
3.600 meter dpl dan daerah lereng Kawi Arjuno dibagian Barat dengan ketinggian
500 – 3.300 meter dpl. Wilayah Kabupaten Malang diidentifikasi terdapat 9
(sembilan) gunung dan 1 (satu) pegunungan, Keberadaan gunung dan
pegunungan tersebut, menjadikan Kabupaten 2-39 Malang memiliki potensi
kehutanan yang luas dan sumber-sumber mata air yang dimanfaatkan untuk
kepentingan konsumsi, irigasi pertanian dan industri. Suhu udara rata-rata
berkisar antara 19,1ºC hingga 26,6ºC. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara
71ºC hingga 89ºC dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm.
Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada bulan
Desember. Berdasarkan struktur fisik dan geografis Kabupaten Malang dapat
dikelompokan sebagai berikut: 1) Bagian utara, barat dan tengah merupakan
daerah yang relatif subur; 2) Bagian selatan merupakan pegunungan kapur yang
memiliki potensi tambang cukup besar; 3) Bagian timur merupakan pegunungan
dan perbukitan yang memiliki potensi perkebunan, hutan, tambang dan
pariwisata.
Kondisi topografi Kabupaten Malang terbagi menjadi 2 (dua) aspek antara
lain :
1. Ketinggian Lahan Secara topografi wilayah daratan Kabupaten Malang
dibedakan menjadi beberapa wilayah ketinggian yaitu :
 Ketinggian 0 – 100 meter permukaan laut: 0% dari seluruh wilayah
dengan topografi relatif datar dan bergelombang.
 Ketinggian 100 – 500 meter permukaan laut: 75,76% dari seluruh wilayah
dengan topografi bergelombang dan bergunung.
 Ketinggian 500 – 1000 meter permukaan laut: 18,18% dari seluruh
wilayah dengan kondisi berbukit.
 Ketinggian lebih 1000 meter permukaan laut: 3,03% dari seluruh wilayah
dengan topografi bergunung dan terjal.
2. Kemiringan Lereng Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang mempunyai
kemiringan lereng 48,69% hampir di seluruh dataran rendah Kabupaten
Malang, sedangkan untuk kemiringan lereng 28,85% berada pada daerah
perbukitan dan pegunungan, kemiringan lereng >22,46% berada pada daerah
pegunungan.
Tabel 2.1 Ketinggian Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten
Malang
No. Kecamatan Ketinggian Wilayah
(mdpl)
1. Donomulyo 423
2. Kalipare 303
3. Pagak 521
4. Bantur 317
5. Gedangan 494
6. Argotirto 598
7. Dampit 427
8. Tlogosari 594
9. Tirtomarto 516
10. Poncokusumo 685
11. Wajak 513
12. Turen 391
13. Bululawang 406
14. Gondanglegi Kulon 360
15. Pagelaran 339
16. Kepanjen 336
17. Sumber Pucung 304
18. Kromengan 329
19. Ngajum 372
20. Wonosari 773
21. Parangargo 544
22. Pakisaji 395
23. Tajinan 497
24. Tumpang 607
25. Pakis 490
No. Kecamatan Ketinggian Wilayah
(mdpl)
26. Kemantren 519
27. Lawang 501
28. Pagentan 494
29. Girimulyo 630
30. Mulyoagung 583
31. Pandelsari 1157
32. Ngantang 651
33. Kasembon 239
Sumber : Badan Pusat Statistika Kabupaten Malang
Secara administrasi Kabupaten Malang terbagi menjadi 33 Kecamatan dan
378 Desa serta 12 Kelurahan.
Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Malang
D. Hidrologi
Kabupaten Malang yang merupakan daerah dataran tinggi memiliki drainase
yang baik yakni tidak pernah tergenang air, kecuali pada datarandataran yang
kemampuan saluran drainasenya bermasalah. Drainase tanah menunjukkan lama
dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air dan menunjukkan kecepatan
resapan air dari permukaan tanah. Di wilayah ini terdapat genangan air berupa
waduk Karangkates dan Selorejo yang menjadi muara drainase dari berbagai
wilayah. Wilayah Kabupaten Malang diidentifikasi terdapat 9 (sembilan) gunung
dan 1 (satu) pegunungan. Keberadaan gunung dan pegunungan tersebut,
menjadikan Kabupaten Malang memiliki potensi kehutanan yang luas dan
sumber-sumber mata air 2-36 yang dimanfaatkan untuk kepentingan konsumsi,
irigasi pertanian dan industri. Limpahan air dari sumber mata air mengalir melalui
sungai-sungai besar maupun kecil. Tercatat, di Kabupaten Malang mengalir 5
(lima) sungai besar dan 68 sungai kecil. Sungai besar antara lain 1) Sungai
Brantas, 2) Sungai Lesti, 3) Sungai Amprong, 4) Sungai Konto, dan 5) Sungai
Metro. Diantara sungai-sungai besar tersebut, Sungai Brantas adalah sungai
terbesar dan terpanjang di Jawa Timur.
Tabel 2.2 Sungai di Kabupaten Malang
No. Nama Panjang Lebar (m) Debit
Sungai Sungai Kedalaman (m3/detik)
(Km) Permukaan Dasar (m) Qmax Qmin
1. Kali 58 25 - 10 1363,6 -
Brantas
2. Kali Lesti 55 15 - 6 24,6 -
3. Kali Metro 42 15 - 6 - -
4. Kali 17 8 - 4 - -
Lohor/Biru
5. Kali Lekso 27 - - 14,57 - -
6. Kali Dirdo 6 5 - 5 - -
No. Nama Panjang Lebar (m) Debit
Sungai Sungai Kedalaman (m3/detik)
(Km) Permukaan Dasar (m) Qmax Qmin
7. Kali Konto 40 - - - 64,96 -
8. Kali KD 24 - - - - -
Banteng

9. Kali 9,5 - - - - -
Kemudinan

10. Kali 35 5 - 4 - -
Manjing

Sumber Data : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang

Daerah studi merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah DAS


Brantas dan DAS Konto. Keadaan debit air di DAS tersebut dipengaruhi oleh
curah hujan, sehingga pada umumnya ketika musim kemarau tiba debit sungai
tidak begitu besar. Secara umum berdasarkan data yang ada di Kabupaten
Malang terdapat 588 mata air dengan debit 1 sampai di atas 200 liter/detik,
debit tertinggi terdapat di Wendit Kecamatan Pakis (1.100 liter/detik).
Sedangkan kecamatan yang memiliki debit air lebih dari 200 liter/detik adalah
mata air yang berada di Tumpang, Pakis, Singosari, Gondanglegi,
Sumberpucung, Ngajum, Wagir, Ampelgading dan Dampit.
1. Kebutuhan Air bersih dan Ketersediaan Air Bersih
- Komponen Air Bersih
Sumber air baku bagi sistem penyediaan air bersih Kabupaten
Malangterdiri atas sumur dalam dan sumber air permukaan. Berikut
data-data jumlah pelanggan air bersih Kabupaten Malang dalam Tabel 2.11

Tabel 2. 11 Jumlah Pelanggan dan air yang Disalurkan


Menurut pelanggan dikabupaten Malang

Asumsi kebutuhan ideal air bersih kota adalah 190L/orang/hari,Analisis


kebutuhan air Kabupaten Malang tampak pada Tabel 2.10 di bawah ini :

Tabel 2. 12 Data Kebutuhan Air Bersih di Kabupaten Malang


Tabel 2.13 jumlah pelanggan dan pemakaian air bersih PDAM menurut bulan
di kabupaten malang

E. Komponen Transportasi Darat dan Laut


Panjang jalan raya di Kabupaten Malang mencapai 1.850,39 km yang terbagi
atas 115,63 km jalan Negara, 110,12 km jalan provinsi dan 1.624,64 km jalan
kabupaten. Dari total panjang jalan di Kabupaten Malang sepanjang 1.056,66 km
dalam kategori baik dan 612,10 km dalam kategori rusak.

Tabel 2.3 Tabel Panjang jalan dalam angka


No. Kondisi Panjang jalan menurut kondisi (m)
2018 2019 2020
Jalan
1. Baik 51.196 51.196 939.940
2. Sedang 560.173 560.173 220.420
3. Rusak 130.056 130.056 45.980
4. Rusak 19.868 19.868 14.950
berat
No. Kondisi Panjang jalan menurut kondisi (m)
2018 2019 2020
Jalan
5. Total 1221.290 1221.290 1221.290
sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang

2.2 Lingkungan Biologi


A. Flora Darat
Secara umum tipe komunitas tumbuhan yang terdapat di daerah studi
semuanya merupakan vegetasi budidaya yaitu sawah, pekarangan, kebun
palawijaya dan kebun campuran. Kebun campuran umumnya didominasi oleh
tanaman tahunan dari golongan buah-buahan yang rata-rata sudah produktif
sepertipohon jati, pohon mahoni, dan pohon semak. Berdasarkan hasil
pengamatan dan observasi menunjukan kondisi yang bervariatif, dengan
tingkatan antara banyak, sedang, dan kecil. Jenis tanaman budidaya dengan
populasi banyak umumnya didominasi tanaman pangan yang dikonsumsi oleh
penduduk sehari-hari seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, ubi jalar dan ubi kayu. Selain itu, tanaman budidaya lainyang
mempunyai nilai jual tinggi seperti ubi jalar dan ubi kayu banyak yang
dibudidayakan oteh masyarakat setempat.
Terdapat beberapa tipe vegetasi di dalam dan di sekitar lokasi PT. Golden
Cipta, mulai dari tingkat pohon, tingkat semak dan tingkat herbal. Terdapat
berbagai macam jenis flora yang merupakan tumbuhan berkayu dan tumbuhan
tidak berkayu. Terdapat beberapa tipe vegetasi disekitar (diluar) lokasi
rencana Pembangunan PT. Golden Cipta yaitu : 1) Hutan alam dan hutan
sekunder, 2) Semak belukar dan tempat terbuka, 3) Hutan tanaman budidaya
termasuk tanaman pekarangan. Jenis flora yang ada di daerah studi merupakan
tumbuhan berkayu dan tumbuhan tidak berkayu. Jenis utama tanaman
palawija yang ada di daerah ini adalah jagung dan kacang tanah dan tanaman
sisipan berupa sayuran yang diusahakan dalam lahan dengan skala kecil yang
biasanya dimanfaatkan untuk kebutuhan sampingan sedangkan tanaman
utama untuk djjual.
Sesuai dengan tata guna lahan, sebagian besar wilayah desa ngijo proyek
merupakan kawasan terbuka yang ditutupi vegetasi semak belukar (herba),
terna dan rerumputan serta sebagian lahan tegalan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat secara musiman. Pengamatan flora yang dilakukan dibedakan
pada vegetasi yang dibudidayakan dan alamiah.
Pada lokasi sekitar Pembangunan PT. Golden Cipta Malang, mayoritas
penggunaan lahannya meliputi permukiman, ladang dan sebagian hutan serta
semak belukar. Selain itu, pada lokasi studi banyak dijumpai jenis tanaman
budidaya yang dikembangkan oleh penduduk. Jenis tanaman yang dijumpai 2-
45 antara lain Jati (Tectona grandis), Randu (Ceiba petandra), Jambu
(Syzgyum aqueum), Nangka (Artocarpus integra).

Tabel 2.4 Jenis Tumbuhan Alami/Liar di Daerah Sekitar Lokasi


No. Nama Ilmiah Nama Indonesia Kerapatan
1. Anacatdium occidentale L. Jambu mete Sedang
2. Tectona grandis Jati Sedang
3. Phaseolus vulgaris Kacang panjang Jarang
4. Arachis hypogaea L. Kacang tanah Jarang
5. Gossypium hirsutum Kapas Jarang
6. Glycine max Kedelai Jarang
7. Cocos nucifera Kelapa Jarang

8. Mangifera indica Mangga Sedang

9. Adocarpus integra Nangka Jarang

10. Oryza sativa Padi sawah Jarang

11. Garica papaya Pepaya Jarang


12. Musa paradisiaca Pisang Jarang

13. Ceiba Petandra Randu Jarang

14. Pennisetum purpureum Rumput Gajah Jarang

15. Annona muricata L. Sirsak Jarang

16. Saccharum officinarum Tebu Jarang

17. Ipomea batatas L. Ubi Jalar Jarang

Sumber data : dinas lingkungan hidup malang

Berdasarkan hasil survei seperti dalam Tabel populasi tanaman alami


yang tumbuh disekitar wilayah studi menunjukan tingkat kerapatan antara
sedang sampai dengan jarang. Tingkat kerapatan sedang dijumpai pada
spesies Jambu mete (Anacardium occidenta/e L.), Mangga (Mangifera
indica), dan Jati (Tectona grandis). Sedangkan spesies tanaman lainnya
menunjukan hasil pengamatan yang jarang, hal ini dikarenakan lahan yang
ada di sekitar wilayah studi umumnya lahan pekarangan yang kurang
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh penduduk sekitar. Jenis utama
tanaman palawija yang ada di daerah ini adalah Kacang Tanah (Arachis
hypogea). Selain itu dijumpai tanaman sisipan yang biasanya dimanfaatkan
untuk kebutuhan sampingan sedangkan tanaman utama dijual.

B. Fauna
Keberadaan jenis fauna pada lokasi rencana proyek Pembangunan PT.
Golden Cipta dapat digunakan sebagai indikator terhadap perubahan kondisi
2-46 lingkungan yang ada. Berbagai jenis fauna akan memberikan tanggapan
tersendiri terhadap perkembangan dan perubahan kondisi habitatnya. Jenis
fauna yang ada diantaranya sapi, kerbau, kuda, kambing, domba.
Keberadaan jenis fauna pada lokasi studi dapat dipergunakan sebagai
indikator terhadap perubahan atau kondisi lingkungan yang ada. Berbagai
jenis fauna akan memberikan tanggapan tersendiri terhadap perkembangan
dan perubahan kondisi habitatnya. Tidak semua jenis fauna mampu hidup atau
bertoleransi dengan baik perkembangan dan perubahan lingkungan yang ada.
Bagi jenis yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya maka
tidak menutup kemungkinan fauna tersebut mati. Fauna juga akan
memberikan respon berpindah ke tempat lain apabila lingkungan asalnya
sudah berubah atau tidak menyediakan kebutuhan hidupnya seperti sumber
makanan, tempat berkembang biak dan tempat mempertahankan diri dari
predator. Perubahan kondisi lingkungan habitat yang dapat mengakibatkan
perubahan populasi dan keragaman satwa, bukan hanya disebabkan oleh
gangguan/kerusakan yang terjadi, tetapi perubahan lingkungan habitat
tersebut dapat diakibatkan karena variasi kondisi cuaca/iklim (mikro dan
makro klimatis).
Dari hasil inventarisasi fauna yang dilakukan di sekitar lokasi rencana
Pembangunan PT. Golden Cipta Malang, jenis fauna darat yang terdapat
didaerah desa ngijo proyek dan wilayah sekitarnya dapat dikelompokkan
dalam jenis Burung (Aves), hewan menyusui (Mamalia), dan jenis melata
(Reptilia). beberapa jenis hewan mamalia yang mungkin masih dapat
dijumpai antara lain; Sapi Liar (Bos javanica), Babi Hutan (Sus vittatus),
Ayam Hutan (Gallus Sp.), Kera Abu-Abu (Macaca irus), Punglor (Zoothera
interpres), Ular Sanca (Phiton reticulatus), Landak (Hystrjx branchyura) dan
Gagak Hitam (Cotvus macrorhynchos) masih dapat dijumpai di kawasan ini.
Selain itü masih terdapat jenis Musang (Viviricu/a sp), Tikus Tanah (Rattus
sp), Cecurut (Suncus Murinus), Codot (Cynopterus Brachyotas), Kalong
(Pteurocarpus Vampyrus) dan Kelelawar (Tatarida P/icata).
Jenis-jenis reptilia yang ditemukan merupakan spesies dengan adaptasi
tinggi dan memiliki habitat kawasan hutanyang kebanyakan jenis-jenis ular,
kadal (Mabuoya mu/tifasciata), Biawak (Paradoxorus hermaproditus) dan
sebagainya, dimana kawasan sekitar lokasi Pembangunan PT. Golden Cipta
merupakan kawasan semak, ladang dan sebagian permukiman. Jenis
burung/Aves juga 2-47 dijumpai banyak jenis dengan persebaran habitat yang
sangat luas. Jenis burung yang termasuk satwa langka dan dilindungi seperti
Elang (Butatstur sp) dan Alap-Alap (Accipitridae) masih dapat dijumpai.
Selain itu banyak dijumpai jenis burung dengan keanekaragaman jenis yang
masih sangat beragam
Tabel 2.5 Jenis-jenis Fauna di Wilayah Kabupaten Malang
No. Nama Ilmiah Nama Indonesia Kerapatan
1. Bubalus bubalis Kerbau Jarang
2. Vacca sp Sapi Banyak
3. Equus Caballus Kuda Sedang
4. Capricornis sp Kambing Banyak
5. Dendrocygna javanica Burung Belibis Jarang
6. Aeshna sp Capung Banyak
7. Ovis aries Domba Jarang
8. Unidentify Kumbang Jarang
9. Microhterix sp Kupu-kupu Jarang
Sumber Data : Dinas lingkungan hidup malang

C. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya


1. Kependudukan
- Kepadatan penduduk
Berdasarkan BPS di Malang hasil sensus penduduk dari tahun 2019 - 2021
berjumlah 157.769 penduduk.
Tabel 2.6 Jumlah Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota
Kecamatan di Kota Malang (Jiwa)
Malang 2018 2019 2020
Kedungkandang 4821 4872 4921
Sukun 9267 9330 9390
Klojen 11618 11554 11485
Blimbing 10135 10175 10210
Lowokwaru 8708 8755 8798
KOTA MALANG 7870 7911 7949
Sumber : BPS malang
- Kelompok penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
Berdasarkan BPS di Malang, jumlah penduduk tercatat sebagai berikut tabel
jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin:
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin dan umur

[Sensus Penduduk] Jumlah Penduduk Menurut Kelompok


Umur dan Jenis Kelamin di Kota Malang (Jiwa)
Kelompok Laki-Laki Perempuan TOTAL
Umur 2010 2020 2010 2020 2010 2020
0-4 31500 31132 29771 29493 61271 60625
5-9 32104 32720 30257 31291 62361 64011
10 - 14 30690 32487 29644 30723 60334 63210
15 - 19 37353 32172 41929 30793 79282 62965
20 - 24 48943 33967 48826 32822 97769 66789
25 - 29 39484 34139 37052 33253 76536 67392
30 - 34 33598 34509 32302 33348 65900 67857
35 - 39 30362 34039 30652 33049 61014 67088
40 - 44 27902 32366 29844 31930 57746 64296
45 - 49 24326 28574 26986 29129 51312 57703
50 - 54 21706 25755 23073 27683 44779 53438
55 - 59 16666 22041 16728 24484 33394 46525
60 - 64 10856 18088 12271 19846 23127 37934
65 - 69 8285 13163 9597 15376 17882 28539
70 - 75 5386 7773 7434 9556 12820 17329
75 + 5392 6976 9324 11133 14716 18109
KOTA
MALANG 404553 419901 415690 423909 820243 843810
Sumber : BPS di Malang
1. Sosial ekonomi
Pembangunan Pabrik Pupuk di kota ini dapat mempengaruhi
perekonomian lingkungan sekitarnya. Perekonomian yang akan dipengaruhi oleh
kegiatan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu perekonomian rumah
tangga dan perekonomian daerah. Terbukanya lapangan kerja baru dan peluang
untuk berusaha sebagai dampak dari rencana kegiatan yang dilakukan menjadi hal
yang akan mempengaruhi perekonomian rumah tangga. Sementara itu
perekonomian daerah akan dipengaruhi oleh kemampuan kegiatan yang akan
dilakukan untuk memproduksi barang atau jasa.
- Tingkat Kesejahteraan
Perekonomian rumah tangga merupakan gambaran kesejahteraan
penduduk. Tingkat kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari indikator ekonomi
dan non-ekonomi. Menurut BKKBN tingkat kesejahteraan keluarga terbagi
kedalam 5 kategori, yaitu keluarga prasejahtera, sejahtera I, sejahtera II, sejahtera
III, dan sejahtera III plus.
1. Sosial budaya
- Proses Asosiatif
Proses asosiatif merupakan proses hubungan atau interaksi yang
dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang dimana interaksi ini
mengarah kepada kontak sosial positif dan kesatuan pandangan.
- Proses Disiosiatif
Proses disiosiatif disebut juga proses opsisi. Interaksi sosial disiosiatif
yaitu sebuah proses sosial yang menjurus ke masalah atau konflik, yang
mengakibatkan kerenggangan dalam berinteraksi, biasa juga dikenal dengan
sebuah proses oposisi. Proses interaksi sosial disosiatif terdiri dari tiga bentuk
yaitu persaingan, kontraversi, dan konflik.
- Perubahan Sosial
Kehadiran Pabrik Pupuk di kota ini diperkirakan akan berpengaruh dan
berdampak terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat sekitar, yang diikuti
perubahan pola pekerjaan, dan peningkatan penghasilan masyarakat.
- Kelembagaan
Sarana dan fasilitas Pendidikan merupakan salah satu unsur penting
kelembagaan sosial masyarakat. Kelengkapan sarana dan fasilitas Pendidikan,
baik Pendidikan formal maupun informal mencerminkan tingkat kemajuan suatu
masyarakat. Setiap masyarakat kapan dan dimanapun ia berada selalu memiliki
pranata sosial yang berfungsi sebagai tata aturan guna kelangsungan hidup
mereka sehari-hari dan dari satu generasi berikutnya.
- Pola Interaksi Masyarakat
Kegiatan pembangunan pabrik pupuk ini diperkirakan dapat
mempengaruhi infrastruktur ekonomi masyarakat, lingkungan sosial dan
kebudayaan serta diperkirakan akan memicu meningkatnya laju pertumbuhan
ekonomi lokal dan regional.
- Persepsi Masyarakat
Rencana kegiatan pembangunan pabrik pupuk ini dapat diperkirakan
dapat mempengaruhi persepsi masyarakat karena masyarakat lokal akan
berinteraksi dengan berbagai tipelogi masyarakat baik pengelola, pekerja,
pengguna jasa industri yang berasal dari berbagai latar belakang budaya yang
berbeda. Selain itu, aktivitas masyarakat secara langsung maupun tidak langsung
akan terpengaruh oleh kegiatan pembangunan pabrik sepatu baik yang sifatnya
positif maupun negatif.
- Pola Penyakit
Faktor lingkungan termasuk perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap
pola penyakit, seperti meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular seperti
malaria, diare dan lain-lain.
- Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan secara konsepsual mempelajari hubungan
interkatif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala perubahan
komponen lingkungan hidup yang menimbulkan gangguan Kesehatan
masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahannya. Kesehatan lingkungan
meliputi beberapa aspek diantaranya adalah penggunaan dan pemakaian jamban
keluarga, pengelolaan air limbah domestik (rumah tangga), pengelolaan sampah,
ketersediaan sarana air bersih, rumah sehat, serta sanitasi tempat-tempat umum
dan pengelolaan makanan sehat. Dengan adanya pembangunan pabrik pupuk di
malang diperkirakan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi lokal dan
regional secara positif

2.3 Kesehatan Masyarakat


A. Fasilitas Kesehatan
Pelayanan publik yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat harus didukung denganketersediaan
fasilitas kesehatan dan tenaga kerja kesehatan yang memadai,baik dari segi
jumtah maupun distribusinya. jumlah fasilitas kesehatan tiap-tiapPuskesmas
Karangploso secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2.8 dibawah ini.

Tabel 2. 8 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenisnya Di


KecamatanKarangploso

No Jenis Sarana Jumlah


1 RSU Pemerintah 1
2 RSU Swasta 1
3 Rumah Bersalin 2
4 Puskesmas Pembantu 1
5 Puskesmas Keliling 1
6 Polindes 10
7 Balai Pengobatan Swasta 2
8 Praktek Dokter Swasta 2
9 Praktek Bidan Swasta 3
10 Praktek Perawat 4
Jumlah 27
Sumber : Puskesmas Kecmatan Karangploso, 2019
B. Tenaga Kesehatan
Jurnlah tenaga kesehatan yang tersedia sangat berpengaruh terhadap pelayanan
kesehatan yang dilakukan terhadap masyarakat. Dokter yang merupakan tenaga medis yang
paling utama dalam pelayanan kesehatan mutlak harus ada. Data yang ada pada tahun 2019,
menunjukan bahwa di wilayah Kecamatan Karangploso terdapat 40 tenaga
kesehatan. Berikut ini merupakan table 2.9 tenaga Kesehatan di puskesmas
karangploso dibawah ini :

Tabel 2.9 jumlah tenaga Kesehatan di puskesmas karangploso


No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Spesialis 2
2 Dokter Umum 3
3 Dokter Gigi 2
4 Bidan 8
5 Perawat Kesehatan 7
6 Perawat Gigi 2
7 Perawat Bidan 7
8 Kesling / Sanitasi 2
9 Analisis Laboratorium 1
10 Pengatur Analisis 1
11 Petugas Gizi 2
12 Asisten Apoteker 1
13 Dukun Bayi 2
Jumlah 40
Sumber : Puskesmas Kecamatan Karangploso, 2019
C. Masalah Kesehatan
Status kesehatan masyarakat dapat digambarkan dari dua belas
(12) penyakit Terbanyak yang tercatat di Puskesmas Karangploso, penyakit
yang selalu ada dan banyak diderita warga Kecamatan Karangploso adalah
penyakit Diare. Data penyakit terbanyak dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2. 10 Persentase 12 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Karangploso

No Jenis Penyakit Jumlah Penderita (%)


1 Diare 15,33
2 Penyakit Kulit Alergi 13,24
3 Penyakit ISPA 12
4 Penyakit Kulit Jamur 8,07
5 Penyakit Kulit Infeksi 8
6 Tukak Lambung 7,73
7 Bronkitis 7,20
8 Asma Bronchial 7
9 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 6
10 Disentri 5,76
11 Anemia 5
12 Caries Gigi 4,67
Jumlah 100
Sumber : Puskesmas Kecamatan Karangploso, 2019

Anda mungkin juga menyukai