Bab Iv - Ariansah - 193050002

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

KRITERIA DESAIN PENYALURAN AIR LIMBAH


DOMESTIK

4.1 Kriteria Desain


Kriteria desain yang digunakan dalam sistem penyaluran air limbah
domestik disesuaikan dengan keadaan dan kondisi suatu daerah, yang merupakan
batasan serta parameter dalam perencanaan teknis cara pengaliran air buangan dan
perhitungan lainnya.
Faktor–faktor yang harus diperhatikan agar saluran tetap berfungsi dengan
baik adalah sebagai berikut :
1. Luas penampang saluran
2. Kemiringan saluran atau slope (s)
3. Kekasaran saluran (n)
4. Kondisi pengaliran penuh atau setengah penuh, steady atau unsteady
5. Belokan atau rintangan lainnya
6. Karakteristik effluent
Syarat pengaliran untuk suatu sistem penyaluran air limbah domestik adalah
sebagai berikut:
1. Pengaliran di upayakan secara gravitasi kecuali untuk keadaan tertentu
yang tidak memungkinkan, maka dilakukan pengaliran dengan tekanan
(pompa).
2. Kondisi saluran diharapkan unsteady uniform.
3. Kecepatan pengairan relatif singkat ( ± 18 jam ) dan mampu mencapai
self cleansing namun tidak merusak dan menggerus dinding.
4. Aliran harus mampu membawa material yang terdapat pada aliran
meskipun dalam keadaan minimum.

VI-1
Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-2

4.1.1 Penyaluran Air Buangan Sistem Komunal


Sistem Komunal adalah sistem penanganan air buangan melalui saluran
(riol), sistem ini menggunakan BPAB untuk mengolah air limbah domestik yang
disalurkan. Ciri-ciri sistem komunal adalah:
1. Cukup sulit untuk dibangun
2. Memerlukan biaya pembangunan dan pemeliharaan yang cukup
besar
3. Cocok diterapkan pada daerah yang memiliki lahan terbatas
Sistem komunal yaitu sistem dimana air limbah dari seluruh daerah
pelayanan dikumpulkan pada riol pengumpul, yang kemudian dialirkan kedalam
riol kota menuju tempat pengolahan dan baru dibuang kedalam badan air.

4.1.2 Penyaluran Air Buangan Sistem Individual


Sistem penyaluran air buangan individual cocok untuk daerah dengan
kepadatan rendah, dianjurkan untuk menggunakan sistem individual berupa tangki
septik dengan sistem toilet tuang siram. Pada sistem ini tidak diperlukan sistem
penyaluran air buangan, yang dikeluarkan hanya pipa penyaluran air dari jamban
ke tangki septik dengan pengaliran yang cepat tanpa hambatan.
Sistem individual adalah sistem penanganan air buangan dengan penyaluran
dan pengolahan sendiri, umumnya diterapkan di daerah pedesaan, dan sistem ini
tidak menggunakan Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB) untuk air yang
disalurkan. Sistem penyaluran air buangan individual cocok untuk daerah dengan
kepadatan rendah, dianjurkan untuk menggunakan sistem individual berupa tangki
septik dengan sistem toilet tuang siram. pada sistem ini tidak diperlukan sistem
penyaluran air buangan, yang dikeluarkan hanya pipa penyaluran air dari jamban
ke tangki septik dengan pengaliran yang cepat tanpa hambatan.
Sistem individual adalah sistem penanganan air buangan dengan penyaluran
dan pengolahan sendiri, umumnya diterapkan di daerah pedesaan, dan sistem ini
tidak menggunakan bangunan pengolahan air buangan (BPAB) untuk air yang
disalurkan. Ciri-ciri sistem individual:

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-3

1. Memerlukan lahan yang luas


2. Dapat menggunakan bahan-bahan setempat
3. Biaya pembangunan dan pemeliharaan murah
4. Bersifat sederhana
Sistem penanganan air buangan individual dapat digunakan pertimbangan :
1. Daerah yang jarang atau padat penduduknya
2. Memiliki kemiringan tanah yang relatif datar
Berikut ini jenis-jenis teknologi dari penyaluran air buangan sistem individual :
1. Tangki septik dan sumur resapan
Penggunaan tangki septik paling banyak digunakan untuk pengolah air
buangan rumah tangga. Sistem ini cocok untuk sistem sanitasi, walaupun
kualitas bakteriologinya jelek. tangki septik yang sudah umum digunakan
di Indonesia adalah toilet tuang siram (kakus, leher angsa).

Gambar 4.1 Tangki Septik


Sumber : https://tatyalfiah.wordpress.com/2012/06/10/tangki-septik-komunal/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:00 WIB

2. Cubluk (Sumur Penampungan)


Jamban cubluk atau kakus cemplung ( pit Latrine ) merupakan sarana
sanitasi sederhana yang umum digunakan di negara-negara sedang
berkembang ( terutama di desa-desa ). Bentuknya sangat sederhana dan
terdiri dari tiga bagian, yaitu sumur pengumpul tinja, pelat jongkok dan
bangunan pelindung.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-4

Gambar 4.2 Cubluk (Sumur Penampung)


Sumber : https://slideplayer.info/slide/3637679/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:05WIB

3. Aquaprivy (Toilet Rendam)


Sistem ini menjaga adanya lapisan air preparat untuk mencegah gangguan
lalat dan masuknya bau ke toilet. Untuk keperluan ini, tangki harus dibuat
rapat air dan perlu tambahan air yang cukup ke dalam tangki melalui pipa
rendam untuk menggantikan air yang hilang. Proses yang terjadi di
aquaprivy sama dengan yang terjadi dalam tangki septik, dimana kotoran
yang masuk ke dalam tangki akan diuraikan oleh mikroorganisme secara
anaerob.

Gambar 4.3 Aquaprivy (Toilet Rendam)


Sumber : http://www.nzdl.org/gsdlmod
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:10 WIB

Ada 3 jenis toilet rendam :


a. Toilet rendam sederhana
b. Toilet rendam air limbah
c. Toilet rendam dengan perpipaan

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-5

Keuntungan dari penyaluran air buangan sistem individual adalah :


a. Biaya konstruksi relatif rendah
b. Teknologi yang digunakan cukup sederhana
c. Operasi dan pemeliharaannya umumunya tanggung jawab pribadi
d. Dapat menggunakan material setempat
e. Tidak berbau dan cukup higienis jika pemeliharaannya baik
f. Hasil dekomposisi dapat digunakan sebagai pupuk
Kerugian dari sistem individual penyaluran air buangan adalah :
a. Tidak cocok diterapkan disemua daerah ( tidak cocok untuk daerah
dengan kepadatan tinggi dan muka air tanah tinggi ).
b. Memerlukan lahan yang luas untuk bidang resapan
c. Bila pemeliharaanya tida dilakukan dengan baik, akan dapat mencemari
air tanah dan sumur dangkal.

4.2 Dasar-Dasar Perencanaan


Dasar-dasar perencanaan dalam penyaluran air limbah domestik meliputi:
4.2.1 Sistem Pengumpul
Sistem pengumpul air buangan terbagi menjadi tiga sistem antara lain:
1. Sistem Tercampur
Air kotor dan air hujan dalam sistem ini disalurkan melalui satu saluran
yang sama, saluran ini harus tertutup. Pemilihan sistem ini didasarkan atas
pertimbangan:
a. Debit masing-masing buangan relatif kecil, sehingga dapat disatukan
b. Kuantitas air buangan dan air hujan tidak jauh berbeda
c. Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.
Keuntungan menggunakan sistem ini adalah:
a. Hanya diperlukan satu sistem penyaluran air, sehingga penyalurannya
lebih ekonomis.
b. Terjadi pengenceran air buangan oleh air hujan sehingga konsentrasi air
buangan menurun.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-6

c. Diperhitungkan area yang luas untuk penempatan instalasi tambahan


untuk penanggulangan disaat-saat tertentu.
Kerugian menggunakan sistem ini adalah:
Diperhitungkan area yang luas untuk penempatan instalasi tambahan untuk
penganggulangan disaat-saat tertentu.
2. Sistem Terpisah
Dalam sistem air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem masing-masing
secara terpisah. Pemilihan sistem ini berdasarkan atas:
a. Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama.
b. Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan.
c. Air buangan memerlukan pengolahan terlebih dahulu sedangkan air
hujan tidak perlu dan harus secepatnya dibuang ke sungai.
Keuntungan sistem ini adalah:
a. Sistem saluran mempunyai dimensi yang kecil, sehingga memudahkan
pembuatan dan operasinya.
b. Mengurangi bahaya bagi kesehatan masyarakat karena air kotor dan air
hujan terpisah.
c. Pada instalasi PAB tidak ada tambahan beban kapasitas, karena
penambahan beban air hujan.
d. Dapat direncanakan pembilasan sendiri, baik pada musim kemarau
maupun pada musim hujan.
Kerugian sistem ini adalah:
Harus membuat 2 saluran, sehingga memerlukan tempat yang luas dan biaya
yang cukup besar.
3. Sistem Kombinasi
Dalam sistem ini, saluran air kotor dan air hujan tercampur dalam satu
saluran. Dalam sistem ini menggunakan saluran interseptor sebagai
pembagi antara air kotor dan air hujan. Apabila pada waktu hujan maka air
hujan tidak akan masuk ke saluran interseptor melainkan langung akan
dibuang ke badan air penerima.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-7

4.2.2 Sistem Pengaliran


Pada sistem penyaluran air buangan pengalirannya akan mengikuti hukum
fluida, terutama yang mengangkut energi. Ada dua macam sifat pengaliran air
buangan dalam saluran yaitu:
1. Pengaliran tanpa tekanan, yaitu pengaliran terbuka (open channel) dalam
saluran tertutup, artinya permukaan air buangan dalam saluran langsung
dengan tekanan udara bebas, dalam hal ini kondisi aliran tidak penuh
(Steel Ernest,1960)
2. Pengaliran dengan tekanan, yaitu pengaliran pada saluran dalam keadaan
bertekanan hidrolis. Kondisi seperti ini terjadi akibat pemompaan pada
lokasi jaringan-jaringan tertentu (Haward E. Babbit and Banmann
Robert,1966)
Pada situasi medan yang tidak memunginkan berlangsungnya pengaliran
secara gravitasi, misalnya pada lintasan sungai (siphon) atau pada pengaliran yang
memerlukan pemompaan, maka digunakan sistem pengaliran bertekanan. Namun,
sistem ini diusahakan sekecil mungkin karena ditinjau dari segi ekonomis relatif
lebih mahal.
Syarat-syarat pengaliran yang harus diperhatikan dalam sistem PAB
berdasarkan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman PU, ITB, 1988,
adalah:
1. Pengaliran air buangan dalam saluran sedapat mungkin secara gravitasi.
2. Pengaliran di usahakan dapat memberikan kondisi pengaliran unsteady
(aliran tidak tetap) terkadang dapat uniform (seragam).
3. Aliran harus dapat membawa material yang terdapat dalam saluran
meskipun dalam keadaan debit minimum sampai kebagian pengolahan.
4. Diharapkan dapat melakukan self-cleaning, dengan kecepatan yang
disyaratkan atau dengan kecepatan yang tidak menimbulkan pengikisan
pada permukaan saluran.
5. Pengaliran dapat mensirkulasi udara/gas-gas sehingga tidak terakumulasi di
dalam saluran.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-8

Dalam penentuan pola jaringan sistem penyaluran air buangan perlu


mempertimbangkan beberapa faktor sehingga sistem penyaluran air buangan yang
telah direncanakan menjadi baik. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Tipe sistem penyaluran (dalam hal ini sistem terpisah).
2. Pola jaringan jalan yang akan dibangun.
3. Topografi, hidrologi dan geologi dalam daerah pelayanan.
4. Lokasi dan lingkungan dari pembangunan pengolahan air buangan.

4.2.3 Fluktuasi Pengaliran


Fluktuasi aliran adalah penentuan besarnya debit air buangan yang akan
disalurkan. Debit ini dihitung berdasarkan situassi kebutuhan air minum di daerah
perencanaan. Untuk dapat memperkirakan jumlah air buangan yang dihasilkan dari
daerah perencanaan, dapat dihubungkan dengan jumlah penggunaan air bersihnya.
Debit air buangan sekitar (60-80)% dari debit air minum. Tidak semua pemakaian
air bersih menghasilkan air buangan. Air buangan domestik berasal dari aktivitas
sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak dan sebagainya.
Penggunaan air bersih untuk dapat memprediksi kuantitas dan kualitas air
buangan yang dihasilkan dari daerah perencanaan, dapat ditinjau dari komponen-
komponen yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
karakteristik air buangan, yaitu:
1. Iklim, pada saat musim kemarau biasanya penggunaan air cenderung
meningkat, sedangkan saat musim hujan penggunaan air cenderung
menurun.
2. Jumlah penduduk, semakin sedikit jumlah penduduk semakin besar faktor
puncak untuk debit airnya. Hal ini disebabkan karena kemungkinan untuk
pemakaian secara bersamaan semakin besar pada jumlah populasi yang
kecil.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-9

4.2.4 Kecepatan Aliran


Kecepatan aliran maksimum untuk aliran air limbah domestik yang tidak
berpasir adalah 3,0 m/dt, sedangkan kecepatan aliran minimum aliran air buangan
dapat ditentukan:
a. Vmin = 0,6 m/dt ( Untuk daerah datar/flat )
b. Vmin = 0,9 m/dt ( Anjuran WHO untuk daerah tropis )
Adanya batasan kecepatan minimum ini bertujuan untuk mencegah
pengendapan benda padat pada dasar pipa pengumpul, di samping itu kecepatan ini
diperlukan untuk menghambat terjadinya pembentukan gas H 2S yang korosif dan
bau.
Kendala lain dalam penentuan kecepatan minimum adalah kecepatan air
yang dapat membersihkan saluran sendiri “self-cleaning velocity”, yaitu suatu
kecepatan minimum yang masih dapat mengalirkan dan membawa materi yang ada
dalam air buangan.

4.2.5 Kedalaman Aliran Dalam Pipa


Kedalaman aliran sangat berpengaruh terhadap kelancaran aliran
sehubungan dengan ditetapkannya batasan kedalaman berenang minimum
diharapkan masih sama dengan kedalaman berenang untuk saluran pipa kasar,
kedalaman diperbesar menjadi 7,50 cm. Apabila kedalaman berenang atau (db) ini
dapat dicapai pada debit minimum, maka aliran tidak perlu digelontor.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a. Pada pipa cabang dan pipa induk kedalaman aliran diawal saluran
diperhitungkan sebesar 60% dari diameter pipa d/D = 0,6
b. Pada saat debit puncak, diakhir saluran d/D = 0,8
c. Pada saat kecepatan minimum, kedalaman air harus mencapai kedalaman
berenang, yaitu 7,5 cm (beton), sedangkan pipa fiber glass yang lebih
halus kedalaman berenangnya minimal 4,0 cm

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-10

4.2.6 Tipe Saluran


Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk
saluran yang akan digunakan antara lain:
1. Pertimbangan hidrolis.
2. Pertimbangan kontruksi.
3. Kondisi lapangan atau topografi.
4. Pertimbangan lahan yang tersedia.
5. Pertimbangan ekonomi.
Adapun bentuk saluran yang biasa digunakan:
1. Bentuk Lingkaran
Bentuk lingkaran ini paling umum digunakan karena kemudahan dalam
pembuatan dan konstruksi. Performance hidrolis cukup baik walaupun
masih kalah dengan profil bulat telur terutama untuk kondisi aliran yang
mempunyai fluktuasi debit aliran relatif kecil. Bentuk saluran ini banyak
digunakan pada kondisi debit konstan dan aliran tertutup, dimana :
a. Kondisi V Maksimum dicapai pada d = 0,815 D
b. Kondisi Q Maksimum dicapai pada d = 0.925 D
2. Bentuk Bulat Telur
Bentuk ini digunakan untuk aliran yang mempunyai fluktuasi besar dan
tertutup, maka profil bulat telur akan menghasilkan performance hidrolis
yang baik. Tapi dari segi konstruksi, pipa bulat telur kurang baik, karena
gaya yang diterima tidak simetris dan teknik pembuatannya cukup sulit.
Adapun ketentuan untuk saluran bulat telur ini adalah :
a. Kondisi V maksimum dicapai pada d = 0,890 D
b. Kondisi Q maksimum dicapai pada d = 0,940 D
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pipa adalah
sebagai berikut :
a. Dapat mengalirkan air sebaik mungkin
b. Kekuatan dan daya pipa harus dapat menahan gaya yang ditimbulkan,
baik gaya dari dalam maupun gaya dari luar
c. Mudah dalam pemasangan

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-11

d. Tahan terhadap penggerusan


e. Tahan terhadap korosi
f. Ketersediaannya dalam lapangan terjamin
g. Bahan kedap air
h. Harga pipa
i. Kondisi geologi dan topografi
Selain faktor-faktor di atas, faktor ekonomi atau kesanggupan daerah dalam
pembiayaan juga menentukan pilihan jenis pipa yang akan dipakai. Berikut
ini jenis-jenis pipa yang dapat digunakan untuk jaringan pengumpul dan
penyaluran air buangan :
a. Pipa tanah liat ( clay pipe )
b. Pipa asbes ( concrete pipe )
c. Pipa beton ( asbesitas coment pipe )
d. Pipa besi ( high duclite polyethylene )
e. Pipa PVC ( polyvinyl chlorida )

4.2.7 Kemiringan Saluran


Mengingat sifat-sifat aliran adalah aliran terbuka yang memanfaatkan
gravitasi, maka besarnya kemiringan pipa sangat berpengaruh terhadap besarnya
kecepatan. Kemiringan harus diusahakan sekecil mungkin, tapi mampu
memberikan kecepatan yang diinginkan dapat seminimal mungkin. Kemiringan
pipa dipengaruhi oleh:
1. Debit saluran
2. Diameter pipa dan karakteristik saluran
3. Profil dan bahan pipa
4. Kecepatan yang diinginkan
5. Karakteristik aliran

4.2.8 Penempatan dan Pemasangan Pipa


Dalam penempatan dan pemasangan pipa saluran dibawah tanah, hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah:

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-12

1. Jenis tanah yang akan dilalui atau tempat saluran ditanah mengingat gaya-
gaya berat yang mempengaruhinya.
2. Pengaruh bangunan-bangunan yang ada, mengingat gaya dan pondasi yang
mempengaruhinya.
3. Jenis tanah yang akan ditanami pipa.
4. Adanya saluran-saluran lain seperti saluran air, saluran gas, saluran listrik
jika saluran-saluran itu terlintasi, maka saluran air kotor ditempatkan paling
bawah.
5. Ketebalan tanah urugan dan kedalaman pipa dari muka tanah harus
disesuaikan dengan diameter saluran (minimum 1,20 m dan maksimum 7
m) untuk pipa lateral dan pipa induk.

4.2.9 Jenis dan Sifat Bahan Pipa


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pipa adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengalirkan air sebaik mungkin.
2. Kekuatan dan daya pipa harus dapat menahan gaya yang ditimbulkan, baik
gaya dari luar maupun gaya dari dalam.
3. Mudah dalam pemasangan.
4. Tahan terhadap penggerusan.
5. Tahan terhadap korosi.
6. Ketersediaan dalam lapangna terjamin.
7. Bahan kedap air.
8. Harga pipa.
9. Kondisi geologi dan topografi.
Selain faktor-faktor diatas, faktor ekonomi atau kesanggupan daerah dalam
pembiayaan juga menentukan pilihan jenis pipa yang akan dipakai. Berikut ini
jenis-jenis pipa yang dapat digunakan untuk jaringan pengumpul dan penyaluran
air buangan:
1. Pipa tanah liat (clay pipe)
2. Pipa abses (concrete pipe)

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-13

3. Pipa beton (asbestos cement pipe)


4. Pipa besi (high ductile polyethylene)
5. Pipa PVC (polyvinyl chloride)

4.2.10 Fungsi Perpipaan Sistem Penyaluran Air Buangan


Berdasarkan fungsinya, perpipaan sistem penyaluran air buangan dibedakan
atas:
1. Pipa Persil, yaitu pipa saluran yang umumnya terletak didalam perkarangan
rumah dan langsung menerima air buangan dari dapur atau bagian gedung
yang menghasilkan buangan. Umumnya bagi peruntukan pipa persil
digunakan jenis pipa tanah liat atau PVC, dengan bentuk profil bulat
lingkaran dan besarnya ukuran diameter adalah 4-5 inchi.
2. Pipa Service, yaitu pipa saluran yang menampung aliran air buangan dari
pipa-pipa persil sebaiknya bending. Kadang-kadang pipa service terletak
memanjang didepan atau dibagian belakang rumah-rumah dan diluar
pekarangan. Pipa service biasanya menggunakan pipa jenis tanah liat atau
PVC, dengan ukuran diameter adalah 6-8 inchi.
3. Pipa Lateral, yaitu pipa saluran yang menerima aliran air buangan dari pipa-
pipa service. Biasanya pipa lateral terletak memanjang di sepanjang jalan
saluran daerah perumahan. Bentuk profil pipa lateral, menggunakan
penampang pipa bulat telur atau lingkaran. Diameter awal pipa lateral jika
menggunakan pipa bulat telur, ukuran diameter awalnya adalah 6 inchi atau
9 inchi, dan bila berbentuk lingkaran adalah 8 inchi.
4. Pipa Cabang, yaitu pipa saluran yang menerima aliran air buangan dari pipa-
pipa lateral. Umumnya untuk pipa cabang digunakan bentuk pipa dengan
profil bulat telur lingkaran.
5. Pipa Induk, yaitu pipa air buangan yang menerima aliran dari pipa-pipa
cabang dan meneruskannya ke lokasi pembuangan akhir atau ke lokasi
BPAB. Ukurannya tergantung dari jumlah populasi pada daerah yang
dilayani.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-14

4.2.11 Penanaman Pipa Saluran


Penanaman pipa induk dan pipa lateral mempunyai kedalaman yaitu 1,20-
1,70 m, agar:
1. Tidak rusak akibat beban berjalan.
2. Mudah membuat bedding.
3. Tidak memerlukan tunneling.

4.2.12 Beban Terhadap Pipa


Setiap pipa yang ditanamkan di bawah jalur jalan akan menerima beban.
Ada dua beban yang harus diperhitungkan, yaitu:
1. Beban diam, Ws.
Beban yang diterima oleh pipa akibat timbunan atau urugan tanah diatasnya.
Dapat dihitung menggunakan formula Marston:
W = C × w × B2
Dimana:
W = beban vertical
C = koefisien pembebanan, diperoleh melalui grafik
w = berat jenis timbunan
B = lebar galian
2. Beban Bergerak, Wm.
Beban bergerak dalam praktek dihitung sebagai presentase dari beban diam.
Harga presentase itu tercantum dalam tabel presentase beban roda yang
ditransmisikan ke pipa bawah tanah sepanjang 0,3 meter. Namun nilai
tersebut juga harus dikalikan dengan faktor kejutan (fk). Beberapa ketentuan
mengenai harga fk antara lain:
a. Jalan raya, fk = 1,50
b. Rel Kereta

4.2.13 Penggelontor
Penggelontoran bertujuan untuk menambah debit pada jaringan dalam
keadaan minimum sehingga aliran dapat mencapai kedalaman berenang dan

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-15

kecepatan aliran minimum yang disyaratkan. Besarnya debit penggelontoran


dihitung berdasarkan suatu persamaan yang ada kaitannya dengan debit, kecepatan,
dan luas penampang.

4.2.14 Bangunan Pelengkap


Bangunan pelengkap merupakan bangunan yang berperan dalam
menunjang kelancaran perjalanan air buangan di dalam sistem penyaluran air
buangan. Di bawah ini merupakan perlengkapan yang berada di saluran air
buangan:
1. Manhole
Manhole digunakan untuk mengadakan pemeriksaan pada saluran dan
mengadakan pembersihan apabila ada penyumbatan dan jarak manhole
tergantung dari diameter saluran. Pada umumnya manhole dibuat dari
konstruksi beton, pasangan batu kali, batu bata. Dalam melaksanakan
konstruksi manhole, besarnya diameter manhole harus cukup untuk
dimasuki pekerja.

Gambar 4.4 Manhole


Sumber:http://www.oka.com.my/index.asp?LanguagesID=1&TitleReferenceID=1573&C
ompanyID=29
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:15 WIB

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-16

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemeliharaan tutup


manhole adalah :
a. Mudah untuk diperbaiki dan diganti, sehubungan dengan kerusakan
akibat lalu lintas
b. Cukup kuat untuk menahan beban di atasnya.
c. Ada di pasaran dan murah
d. berfungsi sebagai ventilasi
Jarak manhole menurut diameter pipa dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.1 Jarak Manhole Menurut Diameter Pipa
Diameter ( cm ) Jarak( cm )
20 50 – 100
50 100 – 125
100 125 – 150
200 150 – 200

Sumber : Diktat PAB Tahun 2000


Manhole yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Bersifat padat, dinding dan pondasi bersifat kedap air
b. Cukup luas agar petugas mudah masuk ke dalam manhole, sehingga
memudahkan dalam pemeriksaan
c. Terbuat dari beton dan pasangan batu bata dan batu kali. Jika diameter
pipa besar dan kedalaman lebih dari 2,5 m digunakan beton bertulang.
Bagian atas dinding manhole perlu diberi konstruksi yang fleksibel
(Flexible structure)
Tabel 4.2 Diameter Manhole Menurut Kedalamannya
Diameter( cm ) Jarak( cm )
< 0,8 0,75
0,8 – 2,1 1,00
> 2,10 1,50
Sumber : Diktat PAB Tahun 2000

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-17

2. Drop Manhole
Beberapa faktor yang menyebabkan penggunaan drop manhole adalah
sebagai berikut :
a. Jika pertemuan cabang saluran yang tingginya tidak sama, maka
digunakan drop manhole.
b. Jika saluran yang datang ( incoming ) letaknya lebih tinggi daripada
saluran yang “meninggalkan” ( outgoing ).
c. Drop manhole digunakan untuk beda elevasi antar incoming dan
outgoing > 45 cm.
Tujuan adanya drop manhole adalah untuk melindungi orang yang
mungkin pada suatu saat masuk ke dalam manhole dan untuk menghindari
splashing atau menceburnya air buangan. Tekanan yang disebabkan
menceburnya air buangan dapat merusak dinding dan dasar drop manhole,
begitu pula dengan lepasnya H2S.

Gambar 4.5 Drop Manhole


Sumber : http://wieserconcrete.com/product-guide/wastewater-
stormwater/liftstationlb/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:20 WIB

3. Terminal Clean Out


Bangunan terminal clean out digunakan pada ujung saluran air buangan,
misalnya pada pipa lateral dan dekat dengan fire hydrant. Tujuan dari
pemasangan terminal clean out ialah untuk dapat memasukkan alat
pembersih, penggelontor dan memasukkan alat penerangan pada waktu
pemeriksaan saluran. Bangunan ini terdiri dari pipa dengan diameter
tertentu sesuai dengan diameter saluran dan disambungkan vertikal dengan

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-18

menggunakan 4 connection dan bend, kemudian bagian atasnya ditutup


dengan frame yang terbuat dari besi tulang.

Gambar 4.6 Pipa Clean Out


Sumber : http://jasatoilettersumbat.artisteer.net/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:25 WIB

Gambar 4.7 Terminal Clean Out


Sumber : http://www.slideshare.net/infosanitasi/perencanaan-pengelolaan-air-limbah-
dengan-sistem-terpusat
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:30 WIB

4. Pompa dan Rumah Pompa


Dalam suatu perencanaan jaringan pengumpul air buangan sering dijumpai
pengaliran yang tidak bisa dilakukan secara gravitasi sehingga
membutuhkan pompa untuk pengalirannya. Fungsi pompa dalam hal ini
adalah :
a. Memindahkan air buangan dari suatu zona ke zona lain dalam sistem.
b. Mengangkat air buangan dari suatu tempat yang rendah ke tempat
yang lebih tinggi untuk menghindari kedalaman pengaliran yang
melampaui kriteria desain.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-19

Gambar 4.8 Rumah Pompa


Sumber : http://tokopompaonline.com/blog/cara-memilih-pompa-air/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:35 WIB

Gambar 4.9 Pompa


Sumber : http://tokopompaonline.com/blog/cara-memilih-pompa-air/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:40 WIB

Peralatan yang digunakan dalam jaringan pengumpul adalah pompa


sentrifugal non elogging. Jenis ini umumnya digunakan untuk membawa
air buangan yang mengandung partikel padat. Operasi pompa ini pada
spesifik speed rendah mempunyai efisiensi yang tinggi. Jenis pompa
sentrifugal dapat diklasifikasikan ke dalam :
A. Pompa Axial Flow
a. Memompa air hujan, jenis pompa ini tidak bias digunakan untuk air
buangan, kerena dapat menimbulkan clogging pada baling-baling
pompa.
b. Harganya lebih mahal dari pada pompa mixed flow dan radial flow
pump.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-20

c. Kapasitas diatas 600 l/s dan mempunyai head lebih kecil 9 m.


d. Spesifik speed antara 8000-18000 rpm.

B. Mixed Flow
a. Memompa air hujan dan air buangan
b. Harga lebih murah daripada pompa non clogging dan ukuran partikel
yang dilewatkan lebih kecil.
c. Head antara 7,6-10 meter
d. Spesifik speed antara 4200-9000 rpm
C. Radial Flow Pump/Non clogging/Centrifugal pump
a. Memompa air buangan dan air hujan
b. Pompa non clogging mempunyai jalur lintasan antara baling-baling
sedikit.
c. Spesifik speed rendah, yaitu 4200 rpm untuk radikal impeller dan
6000 rpm untuk tipe 2 impeller.

5. Perlengkapan Vent
Ventilasi pada saluran air buangan diperlukan :
a. Untuk mengeluarkan gas yang berbau yang terkumpul pada saluran
(misal H2S yang dapat menyebabkan korosi dan membahayakan
pekerja, juga untuk memasukkan udara segar ke dalam saluran.
b. Untuk mencegah timbulnya H2S sebagai hasil proses dekomposisi zat
organik di dalam saluran.
c. Sebagai ruangan penampung air penggelontor seperti yang diketahui
berhubungan dengan ujung/ permulaan saluran pembuangan air kotor.
d. Vent juga diperlukan apabila perjalanan air kotor dari permukaan
sumber sampai akhir saluran lebih besar dari 18 jam perjalanan.
e. Vent ini diharapkan dapat mengatur tekanan di dalam saluran atau
manhole dan menyelaraskannya dengan tekanan udara di luar.

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-21

Gambar 4.10 Perlengkapan Vent


Sumber : www.inspectapedia.com
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:45 WIB

6. Siphon
Siphon diperlukan jika saluran melintasi sungai atau rel kereta api. Dalam
menentukan dimensi dari siphon, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu kehilangan energi tekanan dengan kecepatan 3-4 fps
(feet per secon), kemudahan dalam pemeliharaan dan kemampuan dalam
menyalurkan.

Gambar 4.11 Siphon


Sumber : http://evidence.environment-agency.gov.uk/
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:50 WIB

7. Bangunan Penggelontor
Bangunan penggelontor adalah bangunan yang dapat mengumpulkan air
serta dilengkapi dengan peralatan untuk keperluan penggelontoran yang

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-22

dapat bekerja secara otomatis atau manual. Air yang digunakan untuk
penggelontoran adalah air jernih yang tidak mengandung partikel padat
atau koloid yang tidak bersifat asam atau basa.
Fungsi dari bangunan ini yaitu:
a. Untuk mencegah pengendapan dalam saluran
b. Untuk mencegah pembusukan padat dalam saluran
c. Untuk menjaga air agar selalu dalam ketinggian berenang.
Beberapa faktor yang diperhatikan dalam merencanakan bangunan
penggelontor:
a. Air penggelontoran tidak boleh mengotori saluran
b. Air penggelontoran harus bersih, tidak banyak mengandung lumpur
atau pasir dan tidak bersifat asam atau basa.

Gambar 4.12 Bangunan Penggelontor


Sumber : www.logamceper.com
Diakses : 19 Oktober 2021, 14:55 WIB

8. Junction dan Transition


Junction alat yang digunakan untuk menyambung satu atau lebih saluran
cabang atau pada titik temu dengan saluran induk. Sedangkan Transition
merupakan alat yang digunakan untuk menyambung saluran, bila satu
jalur saluran air buangan mengalami perubahan dimensi, biasanya
perubahan dari diameter yang lebih besar.

9. Bend (Belokan)
Berfungsi untuk membelokan arah aliran, mengingat pada tikungan
kehilangan energi cukup besar, maka perlu diperhatikan beberapa
persyaratan dalam merencanakan bend, yaitu:

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.


Kriteria Desain Penyaluran Air Limbah Domestik IV-23

a. Tidak boleh terjadi perubahan diameter atau kemiringan


b. Pembuatan dinding harus selicin mungkin
c. Harus ada manhole untuk pemeriksaaan
d. Radius minimum ≥ diameter saluran

Gambar 4.13 Macam-macam Bend


Sumber : http://engineeringtoolbox.com/forces-pipe-bends-d_968.html
Diakses : 19 Oktober 2021, 15:00 WIB

Ariansah/193050002/PALD/2021-2022/ Enggar Munji W., S.T.

Anda mungkin juga menyukai