Anda di halaman 1dari 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKAN

JASMANI DAN OLAHRAGA


(Studi di Seluruh SMA Negeri Kota Kediri)

Lutfhi Abdil Khuddus

Universitas Negeri Surabaya


Email: lut.fikunesa@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dikjasor


di SMA Negeri Kota Kediri. Temuan yaitu, dalam membelajarkan siswa guru
tersebut belum menerapkan konsep dan tujuan dikjasor. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data adalah guru dikjasor di SMA
Negeri di Kota Kediri. Hasil penelitian untuk SMAN I mendapatkan nilai 2,3
setelah lokakarya menjadi 2,7. SMAN II nilai 2,8 menjadi 2,9. SMAN III nilai 1,9
menjadi 2,0. Untuk SMAN IV nilai 1,6 menjadi 2,7. SMAN V nilai 3,0 menjadi
2,6. SMAN VI nilai 1,8 menjadi 2,2. SMAN VII nilai 1,3 menjadi 1,8. SMAN
VIII nilai 2,1 menjadi 2,2. Rata-rata pretest 2,1 dan rata-rata postest 2.38. Guru
belum menerapkan konsep dan tujuan dikjasor, setelah diadakan lokakarya dan
dinilai dengan statistik uji-t, diketahui bahwa th = 1,147 < t1% = 2,977.
Kesimpulannya bahwa ada perbedaan yang tidak signifikan. Artinya tidak ada
peningkatan keterampilan mengajar guru di SMA Negeri di Kota Kediri.

Kata-kata kunci : peningkatan, keterampilan mengajar, guru pendidikan


jasmani dan olahraga

PENDAHULUAN Keputusan mengenai teknik dan


Untuk dapat manjalankan keterampilan mengajar bagaimana
proses pembelajaran Dikjasor secara yang akan dipilih untuk
lebih baik, maka seorang guru harus menampilkan fungsi mengajar
mampu memerankan fungsi bergantung pada apa yang diketahui
mengajar pada saat menjalankan (what they know), apa yang diyakini
pembelajarannya. Fungsi mengajar (what they believe), minat (interest),
adalah fungsi guru dalam proses keterampilan (skills), dan
belajar mengajar. Penggunaan istilah kepribadian (personality) gurunya itu
ini ditujukan agar guru terfokus pada sendiri. Hal ini sejalan dengan
tujuan perilaku yang ditampilkannya konsep Rink 1993 dalam (Sahabudin
pada saat mengajar daripada hanya 2012) mengenai fungsi mengajar
sekedar terfokus pada perilaku yaitu agar guru terfokus pada
mengajarnya itu sendiri. “tujuan” perilaku yang
Untuk dapat meraih proses ditampilkannya pada saat mengajar
pembelajaran yang lebih efektif, para daripada hanya sekedar terpokus
guru dapat memilih dan pada “perilaku” mengajarnya itu
menggunakan berbagai teknik dan sendiri.
keterampilan mengajar secara efektif.

11
Dalam Undang-Undang Republik sebagai berikut: Memiliki bakat,
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 minat, panggilan jiwa dan idealisme,
tentang Sistem Pendidikan Nasional memiliki komitmen untuk
(Sisdiknas) dijelaskan bahwa: meningkatkan mutu pendidikan,
Pendidikan adalah usaha sadar dan keimanan, ketakwaan, dan akhlak
terencana untuk mewujudkan mulia, memiliki kualitas akademik
suasana belajar dan proses latar belakang pendidikan sesuai
pembelajaran agar peserta didik dengan bidang tugas, memiliki
secara aktif mengembangkan potensi kompetensi yang diperlukan sesuai
dirinya untuk memiliki kekuatan dengan bidang tugas, memilki
spiritual keagamaan, pengendalian tanggung jawab atas pelaksanaan
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak tugas keprofesionalan, memperoleh
mulia, serta keterampilan yang penghasilan yang ditentukan sesuai
diperlukan dirinya, masyarakat, dengan profesi kerja, memiliki
bangsa dan negara (UU RI No. 20, kesempatan untuk mengembangkan
2003). keprofesionalan secara berkelanjutan
Dari definisi di atas terlihat dengan belajar sepanjang hayat,
bahwa pendidikan merupakan suatu memiliki jaminan perlingdungan
proses pembelajaran terhadap hukum dalam melaksanakan tugas
manusia secara terus-menerus, agar keprofesionalan, dan memiliki
manusia itu menjadi pribadi yang organisasi profesi yang mempunyai
sempurna lahir dan batin. Karena itu, kewenangan mengatur hal-hal yang
jika pendidikan menghasilkan berkaitan dengan tugas
pribadi-pribadi yang lemah, tak keprofesionalan guru (UU RI No. 14,
bertanggung jawab, tak bermoral, 2005).
dan tidak mandiri, maka berarti Dari sembilan prinsip di atas,
program pendidikan itu gagal. sudah menjelaskan bahwa jika ingin
Kegagalan tersebut, mungkin menjadi guru harus memiliki bakat,
disebabkan karena adanya kesalahan minat, panggilan jiwa, idealisme,
dalam filosofi maupun manajemen komitmen meningkatkan mutu
pendidikan sehingga hasilnya tidak pendidikan, keimanan, ketaqwaan,
sesuai dengan cita-cita pendidikan itu dan lain-lain, maka guru harus sesuai
sendiri. tujuan utamanya yaitu mendidik
Untuk menjadi sorang guru sesuai dengan keprofesiannya.
yang profesional, harus bisa Maksudnya jika guru tersebut
mengetahui dan menguasai tentang memiliki keahlian di bidang
pendidikan dan pengajaran, maka Dikjasor, maka beliau harus
harus diperlukan syarat-syarat mengajar sesuai profesinya tersebut.
khusus. Seperti yang tertuang di Begitu juga dengan bakat yang
dalam Undang-Undang RI No. 14 dimilikinya, dapat menjadikan siswa
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen lebih aktif dalam proses
dijelaskan bahwa guru memiliki pembelajaran.
peran yang strategis dalam Kurikulum pendidikan dasar
pembangunan nasional di dalam dan pendidikan menengah yang
bidang pendidikan. Pada Bab II pasal berlaku di Indonesia wajib memuat
7 dinyatakan profesi guru merupakan Dikjasor. Hal ini tertuang dalam
bidang pekerjaan khusus yang Undang-Undang Nomor 20 Tahun
dilaksanakan berdasarkan prinsip 2003 tentang Sistem Pendidikan

12
Nasional pasal 37 ayat 1 yakni: pendidikan jasmani dan olahraga
Kurikulum pendidikan dasar dan dalam membelajarkan siswanya.
menengah wajib memuat; (a)
pendidikan agama, (b) pendidikan KAJIAN TEORI
kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) Hakikat Keterampilan Mengajar
matematika, (e) ilmu pengetahuan Salah satu tugas pokok guru
alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) adalah mengajar. Mengajar
seni dan budaya, (h) Dikjasor, (i) merupakan pekerjaan profesional
keterampilan/kejuruan, dan (j) yang memerlukan keahlian khusus
muatan lokal. yang ditempuh melalui pendidikan
Dalam rangka melaksanakan dan pengalaman. Karena itu, tidak
ketentuan pasal 37 ayat 1, maka semua orang dapat menjadi guru
ditetapkan Peraturan Pemerintah yang baik. Untuk dapat
Nomor 19 Tahun 2005 tentang melaksanakan tugas dan tanggung
Kerangka Dasar dan Struktur jawab secara profesional, guru harus
Kurikulum. Pada pasal 6 ayat 1 memiliki kemampuan dan
dinyatakan bahwa: Kurikulum untuk keterampilan mengajar secara teori
jenis pendidikan umum, kejuruan, maupun praktik.
dan khusus pada jenjang pendidikan Mengajar pada dasarnya
dasar dan menengah terdiri atas: (a) merupakan suatu usaha untuk
kelompok mata pelajaran agama, dan menciptakan kondisi atau sistem
akhlak mulia, (b) kelompok mata lingkungan yang mendukukng dan
pelajaran kewarganegaraan dan memungkinkan untuk
kepribadian, (c) kelompok mata berlangsungnya proses belajar. Kalau
pelajaran ilmu pengetahuan dan belajar dikatakan milik siswa, maka
teknologi, (d) kelompok mata mengajar dikatakan sebagai kegiatan
pelajaran estetika, (e) kelompok mata guru. Disamping itu ada beberapa
pelajaran jasmani, olahraga, dan definisi lain, yang dirumuskan secara
kesehatan. rinci dan tampak bertingkat.
Di kota Kediri ada banyak Pengertian metode mengajar
SMA Negeri maupun swasta. menurut Daryanto (2009:389) adalah
Dikjasor merupakan mata pelajaran sejumlah pengetahuan dan
yang wajib untuk diikuti oleh siswa. keterampilan yang memungkinkan
Artinya Dikjasor bukan hanya terselenggaranya kegiatan belajar
berpengaruh terhadap perkembangan mengajar secara efektif dan efisien.
jasmani saja, akan tetapi juga rohani Metode pembelajaran sendiri adalah
(mental, intelektual, emosional, cara pembentukan atau pemantapan
sosial, spiritual). Dalam hal ini, pengertian peserta (penerima
peniliti akan melakukan penelitian informasi) terhadap suatu penyajian
tentang penilaian, konsep dan tujuan informasi/bahan ajar.
pendidikan jasmani dan olahraga di Menurut Sardiman (2006:47)
SMA Negeri di Kota Kediri yang mengajar adalah menyampaikan
terdiri dari 8 sekolah yaitu SMAN I pengetahuan pada anak didik.
hingga SMAN VIII, yang diadakan Menurut pengertian ini berarti tujuan
pada tahun 2015. Tujuan diadakan belajar dari siswa itu hanya sekedar
penelitian ini untuk mengetahui ingin mendapatkan atau menguasai
tingkat kemampuan mengajar guru pengetahuan. Sebagai konsekuensi
pengertian semacam ini dapat

13
membuat suatu kecenderungan anak Dikjasor lebih kompleks
menjadi pasif, karena hanya permasalahannya dibanding dengan
menerima informasi atau mata pelajaran yang lain. Oleh sebab
pengetahuan yang diberikan oleh itu tidak bisa guru mata pelajaran
gurunya. lain diminta untuk mengajar mata
Mengajar merupakan suatu pelajaran Dikjasor atau sebaliknya.
perbuatan yang memerlukan Profesi guru Dikjasor secara
tanggung jawab moral yang cukup umum sama dengan guru mata
berat. Berhasilnya pendidikan pada pelajaran yang lain pada umumnya,
siswa sangat bergantung pada namun secara khusus ada letak
pertanggung jawaban guru dalam perbedaan yang prinsip dan ini
melaksanakan tugasnya. Menurut merupakan ciri khas tersendiri.
Usman (2004:6) mengajar pada Profesionalisasi tenaga kependidikan
prinsipnya membimbing siswa dalam menjadi kebutuhan yang utama
kegiatan belajar mengajar atau dalam masyarakat jika masyarakat
mengandung pengertian bahwa itu sendiri mengakuinya. Tenaga
mengajar merupakan suatu usaha kependidikan khususnya guru sangat
mengorganisasi lingkungan dalam diakui oleh masyarakat jika guru
hubungannya dengan anak didik dan tersebut mempunyai tingkat
bahan pengajaran yang menimbulkan kredibilitas yang tinggi, yaitu
proses belajar. komitmen, dapat dipercaya, dan
Menurut Marno (2009:57) profesional dalam bidangnya. Begitu
kemampuan mengajar merupakan pentingnya profesionalisasi, maka di
perpaduan antara kemampuan lembaga pendidikan tenaga
intelektual, keterampilan mengajar, kependidikan (LPTK) ditawarkan
bakat dan seni. Keterampilan matakuliah Persiapan Profesi Guru,
mengajar dapat dilatih secara terus sebagai salah satu matakuliah yang
menerus melalui pelatihan mengajar. wajib diikuti oleh para mahasiswa
Kemampuan intelektual dapat calon guru.
dipelajari dari teori pendidikan dan Kebutuhan guru Dikjasor
teori belajar mengajar. Sedangkan yang profesional sangat tinggi,
bakat dan seni mengajar dapat dalam rangka menanggapi tantangan
dikembangkan melalui pengalaman zaman modern. Seiring dengan itu
mengajar. banyak dinyatakan beberapa praktisi
bahwa guru Dikjasor secara umum
Hakikat Guru Dikjasor belum menunjukkan profesionalnya.
Menjadi guru Dikjasor yang Hal itu dapat diberikan beberapa
profesional tidak semudah yang contoh yaitu: guru mengajar hanya
dibayangkan orang selama ini. Salah duduk di pinggir lapangan,
jika ada yang menganggap mereka sedangkan siswa suruh latihan
hanya dengan modal peluit bisa sendiri tanpa ada motivasi,
menjadi guru Dikjasor di sekolah. penghargaan, dan perhatian yang
Bahkan sebaliknya, bahwa untuk serius. Contoh yang lain guru
menjadi guru pendidikan jasmani mengajar hanya secara tradisional
yang profesional akan lebih sulit yaitu tanpa menggunakan media dan
dibanding menjadi guru mata metode yang sesuai dengan yang
pelajaran yang lain. Hal ini seharusnya.
disebabkan bahwa mata pelajaran Guru Dikjasor tugasnya

14
tidak hanya menyampaikan materi mengembangkan keterampilan
yang bersifat fisik dan motorik saja, motorik, pengetahuan dan perilaku
melainkan semua ranah harus hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
tersampaikan pada siswanya melalui dan kecerdasan emosi.
pembelajaran dan pendidikan Harsuki (2003:5) berpendapat
yang utuh. Manajemen kelas bahwa pendidikan jasmani
merupakan kelemahan secara umum merupakan proses interaksi antara
bagi guru Dikjasor ketika mengajar. peserta didik dengan lingkungan,
Padahal terkait dengan manajemen melalui aktivitas jasmani yang
kelas merupakan salah satu syarat dikelola secara sistematik untuk
yang mutlak untuk keberhasilan menuju manusia Indonesia
pembelajaran. Untuk membekali seutuhnya. Sedangkan Wuest dan
calon guru Dikjasor yang Bucher (1995:7) berpendapat bahwa
profesional, maka perlu pendidikan jasmani dan olahraga
mendapatkan bahan-bahan yang terdiri dari dua kata yaitu pendidikan
terkait dengan profesinya, salah jasmani (physical education) dan
satunya matakuliah Persiapan olahraga (sport). Pendidikan jasmani
Profesi Guru Dikjasor. dapat diartikan sebagai suatu proses
yang bertujuan untuk meningkatkan
Hakikat Dikjasor pertumbuhan dan perkembangan
Abdul Gafur dalam siswa melalui aktivitas fisik yang
(Abdullah, 1994:5) mendefinisikan dipilih dan direncanakan dengan
pendidikan jasmani sebagai suatu baik. Sedangkan olahraga merupakan
proses pendidikan seseorang sebagai aktivitas fisik yang mencakup unsur
perorangan maupun sebagai anggota pertandingan dengan menggunakan
masyarakat yang dilakukan secara aturan-aturan bagi pesertanya.
sadar dan sistematik melalui kegiatan Sehingga pendidikan jasmani dan
jasmani yang intensif dalam rangka olahraga merupakan suatu proses
memperoleh peningkatan pendidikan melalui pembelajaran
kemampuan dan keterampilan yang memberikan perhatian pada
jasmani, pertumbuhan kecerdasan perkembangan potensi manusia
dan pembentukan watak. Menurut melalui aktivitas jasmani sehingga
Nixon dan Jewet dalam (Abdullah, tercapainya tujuan pendidikan itu
1994:5) pendidikan jasmani adalah sendiri.
satu tahap atau aspek dari proses Berdasarkan pendapat dari
pendidikan keseluruhan yang beberapa ahli di atas maka dapat
berkenaan dengan perkembangan disimpulkan bahwa pendidikan
dan penggunaan kemampuan gerak jasmani dan olahraga merupakan
individu yang dilakukan atas bagian dari proses pendidikan yang
kemauan sendiri serta bermanfaat diarahkan untuk mengembangkan
dan dengan reaksi atau respons yang dan meningkatkan kemampuan
terkait langsung dengan mental, manusia secara menyeluruh (fisik,
emosional, dan sosial. Sedangkan mental, sosial, intelektual,
menurut Samsudin (2008:2) emosional, spiritual) melalui media
pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas fisik.
proses pembelajaran melalui Dikjasor pada dasarnya
aktivitas jasmani yang didesain untuk merupakan bagian integral dari
meningkatkan kebugaran jasmani, sistem pendidikan secara

15
keseluruhan, bertujuan untuk yang kurang memahami. Untuk
mengembangkan aspek kesehatan, memperoleh kejelasan makna dari
emosional, keterampilan sosial, istilah tersebut, perlu dilacak dan
penalaran dan tindakan moral dipilah asal-usulnya bersdasarkan
melalui aktivitas jasmani dan pohon ilmunya (science tree) .
olahraga. Dengan demikian kita dapat
Di dalam intensifikasi mengetahui landasan filsafatnya.
penyelenggaraan pendidikan sebagai Asal-usul dan makna dari istilah
suatu proses pembinaan manusia yang digunakan oleh suatu bangsa
yang berlangsung seumur hidup, Soemosasmito (1994: 04).
peranan Dikjasor adalah sangat Menurut Soemosasmito
penting, yang merikan kesempatan (1994:1) sebenarnya sudah sejak
kepada siswa untuk terlibat langsung dahulu kala merupakan salah satu
dalam aneka pengalaman belajar kebutuhan dasar yang tidak hanya
melalui aktivitas jasmani, bermain untuk meningkatkan taraf kesehatan,
dan olahraga yang dilakukan secara akan tetapi juga untuk memenuhi
sistematis. Pembekalan pengalaman kebutuhan hidup yang lebih luas.
belajar itu diarahkan untuk membina, Pembelajaran Dikjasor yang pertama
sekaligus membentuk gaya hidup adalah ayah, yang memberikan
sehat dan aktif sepanjang hayat. pelatihan kepada anak laki-lakinya
Dikjasor merupakan media bagaimana cara melempar lembing,
untuk mendorong perkembangan memanjat pohon, melompat selokan,
keterampilan motorik, kemampuan semua hal yang dipelajari oleh para
fisik, pengetahuan, penalaran, remaja pada saat itu bertujuan untuk
penghayatan nilai (sikap-mental- melestarikan kehidupan bagi
emosional-spiritual-sosial), dan sekelompok manusia pada jamannya.
pembiasaan pola hidup sehat yang Rosdiani (2012:64)
bermuara untuk merangsang mengutarakan tujuan Dikjasor adalah
pertumbuhan serta perkembangan mengembangkan aspek jasmani dan
yang seimbang. rohani, dalam rangka
Dengan Dikjasor siswa akan mengembangkan manusia seutuhnya,
memperoleh berbagai ungkapan yang dan tujuan pendidikan olahraga
erat kaitannya dengan kesan pribadi adalah memberikan latihan untuk
yang menyenangkan serta berbagai membentuk pengetahuan sikap atau
ungkapan yang kreatif, inovatif, watak, kepribadian serta kesegeran
terampil, memiliki kebugaran jasmani yang penting bagi kita.
jasmani, kebiasaan hidup sehat dan Tujuan olahraga ini meliputi dasar-
memiliki pengetahuan serta dasar konsep dan falsafah pendidikan
pemahaman terhadap gerak manusia. olahraga, falsafah kehidupan yang
sehat, perkembangan organ tubuh
Tujuan Dikjasor dalam mencapai kesegaran jasmani
Semakin lama, istilah dan latihan-latihan dalam kesegaran
Dikjasor semakin berkembang. jasmani.
Setiap bangsa memiliki landasan Apa sebenarnya sumbangan
filsafat dan konsepnya masing- dan tujuan mata pelajaran Dikjasor
masing. Yang kadang-kadang konsep terhadap terwujudnya tujuan
tersebut saling tumpang tindih yang pendidikan di Indonesia? Untuk
sering kali membingungkan bagi menjawab pertanyaan tersebut, kita

16
perlu mengacu tujuan Pendidikan METODE PENELITIAN
Nasional yang tertera dalam UU No. Penelitian dengan judul
14 Pasal 3 ayat 1 sebagai berikut : “Peningkatan Keterampilan
Pendidikan Nasional berfungsi Mengajar Guru Dikjasor (Studi di
mengembangkan kemampuan dan Seluruh SMA Negeri Kota Kediri)”
membentuk watak serta peradaban merupakan penelitian kuantitatif
bangsa yang bermartabat dalam adalah penelitian yang tidak
rangka mencerdaskan kehidupan mementingkan kedalaman data, yang
bangsa, bertujuan untuk penting dapat merekam data
berkembangnya potensi peserta didik sebanyak-banyaknya dari populasi
agar menjadi manusia yang beriman yang luas. Walaupun populasi
dan bertakwa kepada Tuhan Yang penelitian besar, tetapi dengan
Maha Esa, berakhlak, mulia, sehat, mudah dapat dianalisis, baik melalui
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan rumus-rumus statistik maupun
menjadi warga negara yang komputer (Masyhuri, 2008:13).
dimokratis, serta bertanggung jawab. Sedangkan menurut
Dengan acuan tersebut, kita Sugiyono, (2011:14) penelitian
dapat menganalisis tujuan dan kuantitatif dapat diartikan sebagai
sumbangan Dikjasor dalam upaya metode penelitian berlandaskan pada
mewujudkan tujuan pendidikan filsafat positivisme, digunakan untuk
nasional, khususnya dalam meneliti pada populasi atau sampel
mengembangkan manusia Indonesia tertentu, teknik pengambilan sampel
seutuhnya, yang beriman dan umumnya dilakukan secara random,
bertaqwa terhadap Tuhan Yang pengumpulan menggunakan
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, instrumen penelitian, analisis data
memiliki pengetahuan dan bersifat kuantitatif/statistik dengan
keterampilan tertentu. Kesehatan tujuan untuk menguji hipotesis yang
jasmani dan rohani, kepribadian yang telah ditetapkan.
mantap yang mandiri dan Selain menggunakan
bertanggung jawab, yang dapat penelitian kuantitatif, penelitian ini
dirumuskan sebagai manusia yang juga menggunakan penelitian
berperilaku sehat seutuhnya. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
Dengan menyintesiskan dua metode penelitian yang berlandaskan
tujuan, yaitu: (a) aspek jasmaniah pada filsafat postpositivisme,
dan (b) aspek rohaniah, serta tujuan digunakan untuk meneliti pada
hidup sehat seutuhnya yang kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai
mencakup enam dimensi sehat, maka lawannya adalah eksperimen)
tujuan Dikjasor dapat diungkapkan dimana peneliti adalah sebagai
ke dalam satu kesatuan kerangka intrumen kunci, pengambilan sampel
tujuan. Dengan demikian, sumber data dilakukan secara
pembelajaran siswa mengarah pada purposive dan snowball, teknik
pemanfaatan aspek jasmaniah- pengumpulan dengan trianggulasi
rohaniah secara serasi, yang (gabungan), analisis data bersifat
memungkingkan berkembangnya induktif/kualitatif, dan hasil
dimensi sehat jasmaniah, sosial, penelitian kualitatif lebih
emosional, mental, intelektual, dan menekankan makna dari generalisasi
sehat spritual. (Sugiyono, 2011:15).

17
Sedangkan menurut Ali memungkinkan terlaksananya
Maksum, (2009:12) penelitian kegiatan praktek ini.
kualitatif adalah sebuah pendekatan Sedangkan Menurut Riyanto
penelitian yang berusaha (2007:135) karakteristik penelitian
mendeskripsikan dan memahami tindakan (action research) adalah:
suatu fenomena secara mendalam bersifat situasional kontekstual yang
dengan peneliti sebagai intrumen terkait dengan mendiagnosa dan
utama. Pendekatan kualitatif memecahkan masalah dalam konteks
memusatkan perhatiannya pada tertentu, menggunakan pendekatan
prinsip-prinsip umum atau pola-pola yang kolaboratif, bersifat
yang mendasari perwujudan satuan- partisipatori yakni masing-masing
satuan gejala yang ada dalam anggota tim ikut mengambil bagian
kehidupan manusia. dalam pelaksanaan penelitiannya,
Jenis penelitian ini adalah bersifat self-evaluative, yakni peneliti
penelitian tindakan atau action melakukan evaluasi sendiri secara
research. Menurut Maksum, kontinyu untuk meningkatkan
(2009:50) penelitian kaji tindak, praktik kerja, prosedur penelitian
yang pada tataran tertentu juga sering tindakan bersifat on-the-spot yang
disebut penelitian tindakan kelas didesain untuk menangani masalah
(PTK), adalah proses penelitian konkrit yang ada di tempat itu juga,
bersiklus yang bertujuan untuk temuannya diterapkan segera dan
memperbaiki kualitas pembelajaran perspektif jangka panjang dan
di kelas secara berkelanjutan. memiliki sifat keluwesan dan adaptif.
Menurut Hopkins 1993 dalam Dalam penelitian tindakan,
(Wiriaatmadja, 2007:11) penelitian peneliti sebagai anggota tim
tindakan kelas adalah penelitian supervisi Dikjasor, dalam rangka
tindakan yang mengkombinasikan mengidenfikasi masalah
prosedur penelitian dengan tindakan pembelajaran yang muncul,
substantif, suatu tindakan yang mengembangkan rencana supervisi
dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau kelompok, melaksanakan tindakan
usaha seseorang untuk memahami dan observasi sepervisi kelompok,
apa yang sedang terjadi, sambil serta melaksanakan refleksi dengan
terlibat dalam sebuah proses cara menilai pengaruh dan merevisi
perbaikan dan perubahan. tindakan kelompok untuk
Penelitian tindakan kelas mengembangkan rencana dan
menurut Kemmis 1983 dalam tindakan supervisi kelompok.
(Wiriaatmadja, 2007:12) sebuah
bentuk inkuiri reflektif yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan secara kemitraan Tingkat Kemampuan
mengenai situasi sosial tertentu Keterampilan Mengajar Guru
(termasuk pendidikan) untuk Dikjasor Dalam Membelajarkan
meningkatkan rasionalitas dan Siswa Sebelum Lokakarya.
keadilan dari: a). Kegiatan praktek Untuk tahap persiapan yaitu
sosial atau pendidikan mereka, b). proses pengurusan perizinan awal,
Pemahaman mereka mengenai peneliti langsung membuat surat
kegiatan-kegiatan praktek pendidikan permohonan. Isi dari surat tersebut
ini, dan c). Situasi yang adalah peneliti akan melakukan
observasi awal di lingkungan kantor

18
Dinas Pendidikan Kota Kediri. Data masih melakukan proses
yang diperoleh dari observasi awal pembelajaran sesuai dengan
tersebut yaitu tentang jumlah kebiasaan yang dilakukan sehari-
sekolah, dan jumlah guru Dikjasor. hari. Ada 3 orang guru Dikjasor
Setelah peneliti mengetahui masing-masing dari SMAN IV, VI
jumlah guru dan sekolah yang akan dan VII mendapatkan nilai kurang,
diteliti, selanjutnya peneliti membuat ada juga 4 orang guru Dikjasor yang
surat permohonan penelitian yang mendapatkan nilai sedang dari
ditujukan kepada seluruh Kepala SMAN I, II, III, dan VIII. Ada juga 1
Sekolah SMA Negeri I – VIII Kota orang guru Dikjasor dari SMAN V
Kediri. Isi dari surat tersebut adalah yang sudah mendapatkan nilai baik
agar pihak sekolah yang sesuai dengan lembar penilaian
bersangkutan memberikan izin keterampilan mengajar guru
kepada peneliti untuk mengadakan Dikjasor.
penelitian guna penyusunan tesis.
Selanjutnya peneliti memberikan Hasil Keterampilan Mengajar
surat izin tersebut kepada seluruh Guru Dikjasor Dalam
Kepala Sekolah SMA Negeri yang Membelajarkan Siswa Setelah
berjumlah 8 sekolah dan selanjutnya Lokakarya
Kepala Sekolah memberi mandat Lokakarya Peningkatan
kepada guru Dikjasor untuk Keterampilan Mengajar Guru
diperbolehkan diteliti. Setelah Dikjasor SMA se-Kota Kediri ini
diperbolehkan untuk diteliti, diikuti sebanyak 31 guru Dikjasor
selanjutnya peneliti melakukan SMA se-Kota Kediri. Lokakarya
penelitian pada proses kegiatan tersebut dilaksanakan di sekolah
belajar mengajar. SMA Negeri III Kota Kediri.
Penelitian awal yang Lokakarya dilaksankan selama 1 hari
dilakukan oleh peneliti berjalan kerja, dalam proses lokakarya ini
dengan lancar. Semua guru dari bertujuan untuk memberikan
kedelapan sekolah tersebut sangat pemahaman tentang konsep Dikjasor,
membantu peneliti untuk melakukan menyamakan persepsi tentang
penelitiannya. Untuk mendapatkan Dikjasor, membahas tentang tujuan
hasil yang maksimal, semua guru dan cara membelajarkan siswa, dan
dari kedelapan sekolah tersebut membahas tentang kelebihan dan
melakukan proses pembelajaran kekurangan saat guru Dikjasor
dengan baik berdasarkan dengan membelajarkan siswa. Pembukaan
pengalaman selama mengabdi Lokakarya dilakukan oleh Kepala
menjadi guru Dikjasor bertahun- sekolah SMA Negeri III Kota Kediri.
tahun dan ilmu yang sudah mereka Pemateri dari lokakarya ini
dapatkan pada saat duduk di bangku didatangkan langsung dari LPMP
perkuliahan. Jawa Timur yaitu Bapak Fadibah
Hasil yang di dapat setelah Setiawan, M.Pd.
melakukan penelitian awal tentang Sebelum melaksanakan
peningkatan keterampilan mengajar lokakarya ini, peneliti telah
guru Dikjasor sebelum lokakarya melakukan penelitian awal kepada
yaitu sebagian besar dari guru guru-guru Dikjasor di seluruh SMA
tersebut belum ke arah menerapkan Negeri di Kota Kediri untuk
konsep dan tujuan Dikjasor. Mereka melaksanakan praktik kegiatan

19
belajar mengajar di lapangan. Semua mengajar guru Dikjasor khususnya di
guru melakukan praktik mengajar di SMA Negeri I – VIII di Kota Kediri.
sekolah masing-masing. Setelah Sebelumnya peneliti melakukan
semua selesai melakukan, kemudian penelitian awal kepada guru-guru
hasil dari penelitian awal tersebut Dikjasor tentang bagaimana proses
akan dibahas kelebihan dan mereka mengajar. Selanjutnya
kekurangannya pada lokakarya ini. peneliti membuat sebuah kegiatan
Semua guru yang diteliti diwajibkan yaitu lokakarya. Acara tersebut
untuk hadir pada saat lokakarya agar berlangsung di SMA Negeri III Kota
dapat mengetahui kelebihan dan Kediri tepatnya di ruang multimedia
kekurangannya. Setelah pelaksanaan SMA Negeri III Kota Kediri dimulai
lokakarya selesai, akan ditindaklajuti pada pukul 09.00 WIB sampai pukul
oleh peneliti dan dilakukan 13.30 WIB.
pengambilan data praktik kegiatan Lokakarya ini bertujuan
belajar mengajar di lapangan. untuk memberikan pemahaman
Berdasarkan hasil penelitian tentang konsep Dikjasor,
tentang peningkatan keterampilan menyamakan persepsi tentang
mengajar guru Dikjasor yang sudah Dikjasor, membahas tentang tujuan
dilaksanakan di SMA Negeri I – VIII dan cara membelajarkan siswa, dan
di Kota Kediri, maka pada bab ini membahas tentang kelebihan dan
akan dipaparkan mengenai hasil kekurangan saat guru Dikjasor
penelitian yang telah ditemukan pada membelajarkan siswa. Pemateri pada
saat penelitian tersebut berlangsung. lokakarya ini didatangakan langsung
Tujuan dari penelitian yang dari LPMP Jawa Timur yaitu Bapak
ingin dicapai yaitu untuk Fadibah Setiawan, M.Pd.
meningkatkan keterampilan

Tabel 1. Hasil Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru Dikjasor


NAMA GURU NILAI
NO.
DIKJASOR SEBELUM SESUDAH
1. Drs. Hari Widodo 2.3 2.7
2. Mohammad Ali, S.Pd 2.8 2.9
3. Nurhadi, S.Pd 1.9 2
4. Sutadji, S.Pd 1.6 2.7
5. Sentot Sukarni, S.Pd 3 2.6
6. Suyanto, S.Pd 1.8 2.2
7. Didik Yuliadi, S.Pd 1.3 1.8
8. Drs. Budi Prasetyo 2.1 2.2

Rekap Hasil Peningkatan dan arena pembelajaran, membuat


Keterampilan Mengajar Guru perintah dan meutup pembelajaran.
Dikjasor Terlihat tetap pada saat membuka
SMA Negeri I Kediri pembelajaran, mengelola pemanasan
Peningkatan keterampilan dan pendinginan, menempatkan diri,
mengajar Bapak Hari Widodo memonitor perintah, dan memberi
terletak pada saat mengelola waktu umpan balik. Sehingga dapat diambil

20
nilai yang sebelumnya mendapat yang terlihat tetap pada saat
(2,3) setelah diadakan lokakarya membuka pembelajaran dan
meningkat menjadi (2,7). menempatkan diri. Sehingga dapat
diambil nilai yang sebelumnya
SMA Negeri II Kediri
mendapat (1,6) setelah diadakan
Peningkatan keterampilan
lokakarya meningkat menjadi (2,7).
mengajar Bapak Mohammad Ali
terletak pada saat mengelola SMA Negeri V Kediri
pemanasan dan pendinginan, Peningkatan keterampilan
memonitor perintah dan memberi mengajar Bapak Sentot Sukarni
umpan balik. Ada juga yang terletak pada saat mengelola
menurun pada saat membuka pemanasan dan pendinginan,
pembelajaran, mengelola waktu dan memonitor perintah. Ada yang
arena pembelajaran. Ada juga yang terlihat menurun pada saat membuka
terlihat tetap pada saat menempatkan pembelajaran, mengelola waktu dan
diri, membuat perintah, arena pembelajaran, membuat
bertanya/refleksi/menggali perintah, memberi umpan balik dan
pengalaman belajar siswa dan bertanya/refleksi/menggali
menutup pembelajaran. Sehingga pengalaman belajar siswa. Selain itu
dapat diambil nilai yang sebelumnya ada juga yang tetap pada saat
(2,8) setelah diadakan lokakarya menempatkan diri dan menutup
meningkat menjadi (2,9). pembelajaran. Sehingga dapat
diambil nilai yang sebelumnya
SMA Negeri III Kediri
mendapat nilai (3) setelah diadakan
Peningkatan keterampilan
lokakarya menurun menjadi (2,6).
mengajar Bapak Nurhadi terletak
pada saat menempatkan diri, SMA Negeri VI Kediri
memonitor perintah, menutup Peningkatan keterampilan
pembelajaran. Ada juga yang mengajar Bapak Suyanto terletak
menurun pada saat membuat pada saat mengelola pemanasan dan
perintah, mencatat kemajuan belajar pendinginan, bertanya/refleksi/
siswa dan bertanya/refleksi/menggali menggali pengalaman belajar siswa
pengalaman belajar siswa. Ada juga dan menutup pembelajaran. Ada juga
yang terlihat tetap pada saat yang terlihat menurun pada saat
membuka pembelajaran, mengelola membuat perintah dan memberi
pemanasan. Dan memberi umpan umpan balik. Selain itu juga terlihat
umpan balik. Sehingga dapat diambil tetap pada saat guru tersebut
nilai yang sebelumnya mendapat membuka pembelajaran dan
(1,9) setelah diadakan lokakarya menempatkan diri. Sehingga dapat
meningkat menjadi (2). diambil nilai yang sebelumnya
mendapatkan nilai (1,8) setelah
SMA Negeri IV Kediri
diadakan lokakarya menjadi (2,22).
Peningkatan keterampilan
mengajar Bapak Sutadji terletak pada SMA Negeri VII Kediri
saat mengelola pemanasan dan Peningkatan keterampilan
pendinginan, membuat perintah, mengajar Bapak Didik Yuliadi
memonitor perintah, memberi umpan terletak pada saat membuka
balik, bertanya/refleksi/menggali pembelajaran, menempatkan diri,
pengalaman belajar siswa, dan membuat perintah, dan menutup
menutup pembelajaran. Ada juga pembelajaran. Ada juga yang terlihat

21
tetap pada saat guru tersebut umpan balik. Selain itu juga terlihat
memberi umpan balik. Selain itu tetap pada saat guru tersebut
terlihat juga ada yang menurun pada membuka pembelajaran, dan
saat mengelola pemanasan dan menutup pembelajaran. Ada juga
pendinginan. Sehingga dapat diambil yang terlihat menurun pada saat
nilai yang sebelumnya mendapatkan mengelola pemanasan dan
nilai (1,3) setelah diadakan lokakarya pendinginan, membuat perintah dan
meningkat menjadi (1,8). bertanya/refleksi/menggali
pengalaman belajar siswa dan
SMA Negeri VIII Kediri
mengevaluasi diri. Sehingga dapat
Peningkatan keterampilan
diambil nilai yang sebelumnya
mengajar Bapak Budi Prasetyo
mendapatkan nilai (2,1) setelah
terletak pada saat menempatkan diri,
diadakan lokakarya menjadi (2,2).
memonitor perintah dan memberi

1
Sebelum
0 Sesudah

Gambar 1. Grafik Hasil Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru


Dikjasor

Hasil rekap penelitian di atas fisiknya akan mengalami


merupakan seluruh rangkaian proses peningkatan. Selain itu juga dapat
pembelajaran pendidikan jasmani mengembangkan sikap sportif, jujur,
dan olahraga di SMA Negeri I – VIII disiplin, bertanggung jawab, kerja
Kota Kediri yang dimulai dari proses sama, percaya diri, dan demokratis
pemanasan hingga pendinginan. melalui aktivitas jasmani, permainan
Semua guru Dikjasor dari kedelapan dan olahraga, Nurhasan (2005:6).
sekolah tersebut telah berpedoman
pada konsep dan tujuan Dikjasor, SIMPULAN DAN SARAN
yaitu bahwa gerak merupakan kunci Simpulan
dari pendidikan jasmani dan Berdasarkan hasil penelitian
olahraga, Wuest dan Bucher tentang peningkatan keterampilan
(1995:97). Melalui pendidikan mengajar guru Dikjasor yang telah
jasmani dan olahraga seluruh siswa dilakukan di SMA Negeri I – VIII di
dapat belajar gerak dan belajar Kota Kediri maka dapat diambil
melalui gerak sehingga kondisi kesimpulan sebagai berikut:

22
Pada saat observasi awal yang beberapa hal yang perlu diperhatikan
dilakukan kepada 8 guru Dikjasor di dengan peningkatan keterampilan
SMA Negeri I – VIII di Kota Kediri, mengajar guru Dikjasor SMA Negeri
keterampilan mengajar (teaching di Kota Kediri, yaitu:
skill) yang dilakukan oleh guru Upaya untuk menerapkan proses
dalam membelajarkan siswa masih pembelajaran Dikjasor yang sesuai
belum ke arah menerapkan konsep dengan hakikatnya, maka kiranya
dan tujuan Dikjasor. Ada 4 orang tenaga pendidik yang menerapkan
guru Dikjasor masing-masing dari SDM serta berperan penuh dalam
SMAN III, IV, VI dan VII pencapaian proses pembelajaran
mendapatkan nilai kurang, ada juga 3 Dikjasor yang dimaksud, dapat
orang guru Dikjasor yang mengerti dan memahami dengan
mendapatkan nilai sedang dari jelas terkait konsep Dikjasor serta
SMAN I, II, dan VIII. Ada juga 1 tujuannya. Melalui lokakarya atau
orang guru Dikjasor dari SMAN V yang sejenisnya.
yang sudah mendapatkan nilai baik Untuk meningkatkan proses
sesuai dengan lembar penilaian pembelajaran yang sesuai dengan
keterampilan mengajar guru konsep dan tujuan Dikjasor, MGMP
Dikjasor. perlu mengadakan kegiatan
Setelah dilakukan tindakan lokakarya atau sejenisnya dengan
dengan dilaksanakannya lokakarya mengundang pakar agar setiap guru
tentang keterampilan mengajar guru Dikjasor tidak melebar terlalu jauh
pendidikan jasmani dan olahraga dari konsep dan tujuan Dikjasor
yang pematerinya berasal dari LPMP tersebut.
Jawa Timur yaitu Bapak Fadibah Dari hasil lokakarya tersebut,
Setiawan, M.Pd., serta melihat hasil untuk pemahaman dalam evaluasi
rekaman video pada saat proses pembelajaran, peneliti memberikan
pembelajaran, dari 7 guru Dikjasor saran untuk pemahaman evaluasi
tersebut sudah menunjukkan adanya dapat dilakukan dengan sesama guru
peningkatan tentang keterampilan Dikjasor agar dapat saling berdiskusi
mengajar (teaching skill) dalam terkait dari proses belajar mengajar,
membelajarkan siswa pada aktivitas dapat juga dengan melihat hasil
gerak dengan menerapkan konsep rekaman video yang sudah peneliti
dan tujuan Dikjasor, tetapi paparkan pada saat lokakarya,
peningkatan tersebut terjadi tidak sehingga mampu merefleksi diri
signifikan. Ada 1 orang guru yang sendiri untuk mengetahui sisi-sisi
mengalami penurunan dalam proses pembelajaran yang harus
pembelajarannya. dipertahankan dan sisi-sisi lain yang
Selain itu peneliti juga harus diperbaiki, untuk proses
menyimpulkan dengan menggunakan pembelajaran lebih baik di tahap
statistik uji-t. Hasil yang didapat dari selanjutnya.
perhitungan tersebut menunjukkan Dari hasil temuan penelitian ini
bahwa terjadi perbedaan yang tidak dapat dijadikan sebagai pedoman
signifikan antara pretest dan postest. bagi peneliti yang lain pada konteks
yang relatif sama untuk
Saran meningkatkan keterampilan
Berdasarkan simpulan hasil mengajar guru Dikjasor.
penelitian tersebut di atas, maka ada

23
DAFTAR PUSTAKA Harsuki, H. 2003. Perkembangan
Olahraga Terkini Kajian
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus.
Para Pakar. Jakarta: PT
1994. Dasar-Dasar
Pendidikan Jasmani. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Depdikbud Dirjen Dikti. Kemendikbud, 2012. Pedomanan
Penulisan Tesis dan
Agustina Huliselan. 2007.
Disertasi. Surabaya: Program
Peningkatan Kinerja Guru
Pascasarjana Universitas
Pendidikan Jasmani dan
Olahraga dalam Negeri Surabaya. PPsUnesa.
membelajarkan Siswa Mahardika, I Made Sriundy. 2010.
Sekolah Dasar di Kecamatan Pengantar Evaluasi
Baguala Kota Ambon. Tesis Pengajaran. Surabaya: Unesa
Magister Pendidikan, University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Maksum, A. 2009. Metodologi
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Dalam Olahraga.
Penelitian Suatu Pendekatan Surabaya: Fakultas Ilmu
Praktik. Jakarta: PT. Rineka Keolahragaan – Universitas
Cipta. Negeri Surabaya.
Arni, M. 2012. Profil Sistem Marno dan Idris. 2009. Strategi dan
Penilaian Guru. http:// Metode Pengajaran
arnimabruria. blogspot. com/ Menciptakan Keterampilan
2010/10/profil-sistem- Mengajar yang Efektif dan
penilaian-guru.html Edukatif. Jogjakarta: PT. Ar-
Asrori, A. 2011. Penilaian Kinerja Ruzz Media.
Guru. www. kabar- Masyhuri dan Zainuddin. 2008.
pendidikanblogspot.com. Metodologi Penelitian
Pendekatan Praktis dan
Aunurrahman. 2009. Belajar dan
Aplikatif. Bandung: PT.
Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama.
Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Daryanto. 2009. Panduan Proses
Penelitian Kualitatif.
Pembelajaran Kreatif dan
Bandung: PT. Remaja
Inovatif. Jakarta: AV
Rosdakarya.
Publisher.
Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru
Dauh, I Wayan. 2010. Peningkatan
Inspiratif Memberdayakan
Kinerja Guru Pendidikan
dan Mengubah Jalan Hidup
Jasmani dan Olahraga di
Siswa. Yogyakarta: Pustaka
Kelompok Kerja Guru
Olahraga SD Negeri se- Pelajar.
Kecamatan Licin. Tesis Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk
Magister Pendidikan, Praktis Pendidikan Jasmani.
Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa University
Press.

24
Parengkuan Meyke. 2009. Sahabudin, 2012. Peran Guru Dalam
Peningkatan Kinerja Guru Pembelajaran Penjas.
Pendidikan Jasmani dan http://dinudhin.
Olahraga di Gugus Inti blogspot.com/2012/10/peran-
Kecamatan Kota Utara Kota guru-dalam-pembelajaran-
Gorontalo. Tesis Magister penjas.html.
Pendidikan, Universitas
Negeri Surabaya. Samsudin. 2008. Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
Peraturan Pemerintah Republik Olahraga dan Kesehatan
Indonesia Nomor 19 Tahun SMP/MTs. Jakarta: Prenada
2005, Tentang Standar Media Group.
Nasional Pendidikan.
http://www.paudni.kemdikbu Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan
d.go.id/wp- Motivasi Belajar Mengajar.
content/upload/2012/08/pp- Jakarta: PT. RajaGrafindo
no-19-th-2005-ttg-standar- Persada.
nasional-pendidikan.pdf.
Soemosasmito, Soenardi. 1999.
Purnami, S. 2003. Perbedaan Penelitian Tindakan
Kinerja Guru Pendidikan Supervisi Kelompok
Jasmani Sekolah Dasar Praktikan Program
Ditinjau Dari Latar Belakang Pengalaman Lapangan (PPL)
Pendidikan, Sikap dan Masa Pendidikan Jasmani.
Kerjanya. Tesis Magister Disertasi. IKIP Negeri
Pendidikan, Universitas Malang.
Negeri Surabaya.
Soemosasmito, Soenardi. 2011.
Ratumanan, Tanwey Gerson. 2004. Dasar-Dasar Serta Filsafat
Belajar dan Pembelajaran. Pendidikan Jasmani dan
Surabaya: Unesa University Olahraga. Surabaya.
Press.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian
Riyanto, Y. 2007. Metodelogi Pendidikan Pendekatan
Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kualitatif dan Kuantitatif. R&D. Bandung: CV.
Surabaya: Unesa University Alfabeta.
Press. Sunanto. 2012. Peningkatan
Rustarmadi, 2002. Metodologi Keterampilan Mengajar Guru
Penelitian. Surabaya: Pendidikan Jasmani dan
Fakultas Bahasa dan Sastra – Olahraga SD se-Kecamatan
Universitas Negeri Surabaya. Wiyung Kota Surabaya. Tesis
Magister Pendidikan,
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Universitas Negeri Surabaya.
Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Undang-Undang Republik Indonesia
Alfabeta Nomor 20 Tahun 2003,
Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung: PT. Nuansaaula.

25
Undang-Undang Republik Indonesia Wiriaatmadja, 2007. Metode
Nomor 14 Tahun 2005, Penelitian Tindakan Kelas
Tentang Guru dan Dosen. Untuk Meningkatkan Kinerja
http:// www. dikti. go. Id/ Guru dan Dosen. Bandung:
files/ atur/ UU14 – 2005 PT. Remaja Rosdakarya.
Guru Dosen.pdf.
Wuest, Deborah A. and Bucher,
Usman, Moh Uzer. 2005. Menjadi Charles A. 1995. Foundation
Guru Profesional. Bandung: of Physical Education and
PT. Remaja Rosdakarya. Sport. St. Louis-Missouri:
Mosby-Year Book Inc.

26

Anda mungkin juga menyukai