i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah atas tersusunnya Buku Panduan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Gizi Klinik Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Semarang Tahun 2021. Gizi Klinik dikenal sebagai Asuhan Clinical
Nutrition yang menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang ahli gizi.
Pandemi COVID-19 mengharuskan institusi penyelenggara pendidikan melakukan
berbagai terobosan berkaitan dengan pelaksanaan PKL. Mahasiswa tetap diwajibkan
memenuhi capaian kompetensi dengan kondisi yang ada. Program Studi Gizi memiliki
komitmen untuk menjaga kualitas lulusan dengan tetap menerapkan standar kompetensi
nutrisionis di bidang Gizi Klinik yakni melakukan asuhan gizi klinik.
Panduan ini memuat informasi mengenai kegiatan wajib yang harus dikerjakan
selama proses PKL Gizi Klinik meliputi jumlah kasus yang harus dipenuhi, mekanisme
dan rancangan, rubrik penilaian, tata tertib, sanksi, sistematika penulisan laporan dan
format penulisan laporan. Panduan ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi
mahasiswa, pembimbing akademik dan pembimbing lapangan selama pelaksanaan PKL.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penerbitan panduan ini. Kami menyadari bahwa panduan ini masih terdapat
kekurangan, sehingga masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
tersusunnya panduan yang lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
A. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
B. DEFINISI .......................................................................................... 2
C. KOMPETENSI .................................................................................. 2
D. TUJUAN ............................................................................................ 2
E. MANFAAT ....................................................................................... 3
F. PESERTA .......................................................................................... 3
G. PENGAMPU ..................................................................................... 3
H. PEMBIAYAAN ................................................................................ 4
I. PEMBIMBING .................................................................................. 4
J. URAIAN TUGAS ............................................................................. 4
K. RUANG LINGKUP MATERI .......................................................... 5
L. URAIAN TEKNIS KEGIATAN ....................................................... 5
M. RANGKAIAN KEGIATAN ............................................................. 6
N. TIM PKL ........................................................................................... 9
O. PENILAIAN ...................................................................................... 9
P. TATA TERTIB ................................................................................. 15
Q. SISTEMATIKA LAPORAN............................................................. 16
R. FORMAT PENULISAN LAPORAN ............................................... 18
LAMPIRAN .................................................................................................. 21
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
A. PENDAHULUAN
Seorang ahli gizi diharuskan memiliki kompetensi dalam pengelolaan gizi yang
profesional dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif berdasarkan
ilmu pangan, gizi dan kesehatan. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bagi
tenaga gizi memiliki tujuan utama untuk memberikan pelayanan gizi berupa asuhan
gizi masyarakat, asuhan gizi klinik, penyelenggaraan makanan banyak di institusi,
gizi olahraga dan gizi pada situasi bencana serta penelitian di bidang gizi. Standar
kompetensi ahli gizi terdiri atas tujuh area kompetensi dengan harapan akan
dilahirkannya ahli gizi yang memiliki profesionalitas luhur, mawas diri, mampu
berkomunikasi dan memiliki ketrampilan gizi dengan berlandaskan keilmuan gizi.
Salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh ahli gizi yang mengacu pada
area kompetensi 6 yakni ketrampilan gizi masyarakat, food service dan clinical
nutrition. Asuhan clinical nutrition yang harus dikuasai oleh seorang calon ahli gizi
diantaranya pengukuran antropometri, penentuan status gizi, mampu membaca hasil
laboratorium dan prosedur medis, mampu melakukan penilaian fisik klinis serta
melakukan pengukuran riwayat makan.
Mahasiswa perlu memahami praktik menjalankan asuhan gizi rumah sakit sejak
skrining gizi di rawat inap dan rawat jalan, pengkajian gizi, menentukan masalah gizi
dan intervensi sampai melakukan monitoring dan evaluasi. Pandemi COVID-19
menyebabkan institusi pendidikan tinggi harus memiliki langkah strategis untuk
menjaga kualitas lulusannya. Program Studi Gizi S1 Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang sebagai
institusi penyelenggara pendidikan yang meluluskan sarjana gizi bertanggung jawab
untuk mengakomodir kompetensi calon ahli gizi ini. PKL Gizi Klinik yang dirancang
selama pandemi COVID-19 menggunakan kasus riil di rumah sakit tetapi dengan cara
simulasi. Berbagai kasus yang diberikan tetap menuntut mahasiswa untuk mampu
untuk melakukan skrining gizi, pengkajian gizi, menetapkan diagnosis gizi,
melakukan intervensi gizi sekaligus monitoring dan evaluasi gizi pada saat PKL Gizi
Klinik.
1
B. DEFINISI
PKL adalah kegiatan intrakurikuler terstruktur berupa kegiatan praktik kerja
mahasiswa Program Studi Gizi S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNNES di lapangan dengan bobot sebesar 3 SKS (Satuan Kredit
Semester) dengan tahapan:
1. Asuhan Gizi Klinik
2. Konseling Gizi
3. Interprofesionalisme Collaboration
C. KOMPETENSI
Kompetensi yang ingin dicapai dalam PKL Gizi Klinik adalah area kompetensi
6 yakni asuhan clinical nutrition. Daftar ketrampilan ahli gizi bidang gizi klinik
meliputi:
1. Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan, dan mengevaluasi
penyuluhan, pelatihan, dan edukasi gizi kepada individu, kelompok, dan
masyarakat
2. Merencanakan, menyelenggarakan, mengembangkan, dan mengevaluasi
intervensi gizi dan diet pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai upaya
promotif dan preventif
3. Melakukan penelitian di bidang gizi, pangan, dan kesehatan
4. Merencanakan, menyelenggarakan, dan mengembangkan nutripreneurship
D. TUJUAN
Tujuan Umum
Menghasilkan mahasiswa gizi yang mampu melakukan dan mengelola kegiatan
asuhan gizi pasien/ klien di rumah sakit.
Tujuan Khusus
Pada akhir PKL Gizi Klinik, mahasiswa diharapkan mampu :
2
1. Mengkaji mekanisme pelayanan gizi untuk pasien di ruang rawat inap dan rawat
jalan rumah sakit, meliputi tugas ahli gizi dan mekanisme kerja pelayanan
makanan
2. Melakukan skrining gizi pada awal pasien masuk RS
3. Menilai status gizi pasien berdasarkan (Food and Nutrition-Related History
(FH), Antropometry Data (AD), Biochemical Data (BD), Nutrition-Focused
Physical Findings (PD), client history (CH)
4. Membuat kesimpulan diagnosis gizi pasien
5. Merencanakan terapi diet, parameter yang dimonitor dan konseling gizi pasien
6. Mengimplementasikan terapi diet dan konseling gizi pasien
7. Memonitor dan mengevaluasi status gizi dan terapi diet pasien
8. Menyusun laporan kasus dan mempresentasikan kasus
9. Interprofesional education
E. MANFAAT
Mahasiswa Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Ilmu Keolahragaan UNNES mendapatkan pengalaman dan ketrampilan
mengaplikasikan ilmu gizi klinik berdasarkan simulasi kasus.
F. PESERTA PRAKTIK
Peserta PKL Gizi Klinik adalah mahasiswa Program Studi Gizi S1 Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan semester VII yang mengambil
mata kuliah Praktik Kerja Lapangan dalam rencana studi (RS).
G. PENGAMPU
PKL melibatkan beberapa pengampu diantaranya:
1. Tim PKL
2. Pemateri pembekalan PKL yang terdiri dari praktisi/ Register Dietesien
3. Pembimbing Lapangan yakni ahli gizi rumah sakit
4. Fasilitator
3
H. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan PKL yang meliputi biaya akomodasi, biaya yang timbul di
lapangan dan proses belajar di lokasi PKL Gizi Klinik ditanggung oleh peserta PKL.
I. PEMBIMBING
1. Pembimbing Lapangan
Pembimbing lapangan PKL adalah Ahli Gizi rumah sakit (praktisi) dengan
pendidikan minimal D4 Gizi/ S1 Gizi.
2. Fasilitator
Fasilitator PKL adalah dosen Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang ditetapkan dalam Surat
Tugas FIK UNNES.
J. URAIAN TUGAS
1. Tugas Peserta PKL
• Mengikuti pembekalan PKL
• Membaca dan memahami Panduan PKL Gizi Klinik Program Studi Gizi
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES
• Konsultasi dengan pembimbing akademik dan pembimbing lapangan
• Melaksanakan kegiatan PKL sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dengan kehadiran 100%
• Menyusun laporan PKL yang diserahkan ke Program Studi Gizi Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES
2. Tugas Pembimbing Lapangan
• Memberikan bimbingan teknis terkait simulasi kasus
• Menghadiri ujian bersama dengan pembimbing akademik
• Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan PKL sesuai dengan format
penilaian
• Bersama dengan pembimbing akademik melakukan koordinasi dan evaluasi
pelaksanaan PKL
4
3. Tugas Fasilitator
• Melakukan supervisi dan memberikan umpan balik kepada mahasiswa dalam
pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan asuhan gizi klinik melalui daring
sesuai dengan surat tugas
• Menghadiri ujian bersama dengan pembimbing lapangan
• Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan PKL sesuai dengan format
penilaian
• Bersama dengan pembimbing lapangan melakukan koordinasi dan evaluasi
pelaksanaan PKL
M. RANGKAIAN KEGIATAN
Rangkaian kegiatan PKL Program Studi Gizi S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES dilaksanakan selama 4 minggu yang terbagi
menjadi 3 minggu sebagai periode simulasi kasus dan satu minggu berupa kasus
mendalam yang berasal dari CI Rumah Sakit (diharapkan kasus pasien secara langsung
di masing-masing RS). Kegiatan PKL Gizi Klinik meliputi kegiatan assessment;
diagnosis gizi; intervensi; monitoring dan evaluasi.
5
Catatan tambahan bagi mahasiswa dengan tema skripsi gizi klinik yang telah disetujui
Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat diwajibkan untuk menghasilkan
luaran tambahan berupa proposal skripsi. Mahasiswa dapat melanjutkan proposal
penelitian yang telah disetujui dosen pembimbing pada mata kuliah seminar proposal dan
pembimbingan dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.
6
sesuai dengan kesehatan perekripsi diet yang
klien meliputi jenis diet,
b. Mengawasi penerjemahan bentuk makanan, cara
kebutuhan gizi melalui pemberian, tujuan diet,
menu makanan untuk prinsip, dan syarat diet
kelompok sasaran b. Menghitung kebutuhan
c. Mengawasi rancangan menu energi dan zat gizi sesuai
sesuai dengan kebutuhan dengan keadaan pasien
dan status kesehatan klien c. Mengevalusi pemberian
d. Mengawasi dokumentasi diet dan kecukupan gizi
pengkajian dan intervensi pasien dari rumah sakit
gizi d. Menerjemahkan
preskripsi diet menjadi
deskripsi diet ( menu,
jumlah makanan, jenis
makanan, serta jadwal
pemberian) dengan
memperhatikan siklus
menu di rumah sakit
e. Menentukan parameter
yang harus dimonitor
f. Membuat rekomendasi
pemesanan diet pasien ke
bagian instalasi gizi
rumah sakit
3 Monitoring dan a. Mengelola pemantauan a. Menilai asupan gizi Laporan kasus
asupan makanan dan gizi selama pasien dirawat
Evaluasi Gizi
klien b. Menilai perkembangan
b. Mengembangkan dan data antropometri pasien
menerapkan rencana c. Menilai perkembangan
pemberian makan peralihan data fisik dan klinik
c. Memilih, menerapkan, dan pasien yang terkait
mengevaluasi standar dengan masalah gizi
makanan enteral dan d. Menilai perkembangan
parentetal untuk memenuhi data laboratorium pasien
kebutuhan gizi yang yang terkait masalah gizi
dianjurkan termasuk zat gizi e. Membuat preskripsi diet
mikro baru (bila diperlukan)
yang sesuai dengan
kondisi dan
perkembanagan pasien
saat monitoring
f. Membuat dokumentasi
asuhan gizi
4 Konseling Gizi a. Memberikan pendidikan a. Mereview bahan-bahan Laporan
gizi dalam praktik kegizian konseling dan
Video
b. Mengawasi konseling, pendidikan gizi
pendidikan, dan/atau b. Mengkaji kebutuhan Media
intervensi lain dalam pasien dan pendamping
promosi kesehatan atau yang berhubungan
pencegahan penyakit yang dengan konseling dan
diperlukan dalam terapi gizi pendidikan gizi
7
untuk keadaan penyakit c. Mendesain perencanaan
umum konseling dan
pendidikan gizi
d. Melakukan komunikasi
dengan baik dengan
pasien/klien mulai dari
pembukaan, tujuan,
materi inti,dan penutup
O. PENILAIAN
Komponen penilaian yang dituangkan ke dalam Formulir Penilaian terdiri dari
beberapa aspek sebagai berikut:
8
KEGIATAN MAHASISWA (BOBOT TOTAL 100 POIN)
No Kegiatan Bobot Skor 3 Skor 2 Skor 1
9
• Infografis
perubahan
kondisi pasien
berdasarkan
kasus
5. Konseling Gizi 30 poin Kegiatan Kegiatan Kegiatan
dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
dengan dengan dengan
menghasilkan menghasilkan menghasilkan
luaran luaran luaran
• Laporan • Laporan • Laporan
konseling gizi konseling gizi konseling gizi
• Video simulasi • Video
proses simulasi
konseling proses
• Media gizi yang konseling
wajib berupa
leaflet dan satu
media gizi lain
yang digunakan
10
memecahkan memecahkan memecahkan
masalah masalah masalah
11
2. Mampu 2. Mampu 2. Mampu 2. Tidak mampu
menyelesaikan konflik menyelesaikan menyelesaikan menyelesaikan
dan memberi umpan konflik dan konflik tanpa konflik selama
balik yang sangat memberi umpan memberi umpan pelaksanaan
konstruktif selama balik yang cukup balik selama program
pelaksanaan program konstruktif selama pelaksanaan
pelaksanaan program
program
12
masukan atau saran
yang diberikan
13
• Mahasiswa wajib menghadiri presentasi yang dilaksanakan secara daring
untuk memaparkan hasil kegiatan selama melakukan kegiatan PKL
3. Sanksi
• Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan tata tertib akan diberikan
peringatan sampai tiga kali oleh pembimbing akademik
• Apabila pelanggaran terus dilakukan maka Program Studi Gizi S1 Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES akan
menunda nilai PKL Gizi Klinik sampai yang bersangkutan menyelesaikan
permasalahan akademik
4. Laporan
Ketentuan umum laporan PKL sebagai berikut :
• Mengisi logbook kegiatan dan melampirkan dokumentasi
• Peserta PKL diwajibkan membuat luaran program sesuai dengan capaian
yang diharapkan baik dalam bentuk softcopy ataupun hardcopy
• Laporan PKL dikirimkan melalui surel email pklgiziunnes@gmail.com
dengan format .zip yang diberi nama file dan subject surel: NIM_Nama
Mahasiswa_Laporan PKL Gizi Klinik, yang berisi:
• Laporan final setelah revisi ujian dengan scan halaman pengesahan yang
sudah ditandatangani dalam format .doc/docx
• Lampiran dokumentasi kegiatan
• Lampiran instrumen
• Lampiran media
• Lampiran pindai aktivitas kegiatan PKL setiap peserta
• Lampiran pindah lembar konsultasi PKL
Q. SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan PKL adalah karya ilmiah dengan menggunakan Bahasa Indonesia
dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Awal
14
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Persetujuan atau Pengesahan
d. Prakata
e. Daftar Isi
f. Daftar Tabel
g. Daftar Gambar
h. Daftar Singkatan (jika ada)
i. Daftar Lampiran
2. Bagian Isi
a. Bab I: Pendahuluan
1 Assessment
1. Anamnesis
2. Antropometri
3. Pemeriksaan Biokimia
4. Pemeriksaan Fisik dan Klinik
5. Asupan Zat Gizi
6. Terapi Medis
2 Diagnosis Gizi
3 Intervensi Gizi
1. Planning
a. Tujuan Diet
b. Prinsip/Syarat Diet
c. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
d. Terapi diet, bentuk makanan, dan cara pemberian
e. Rencana monitoring dan evaluasi
f. Rencana konseling gizi
2. Implementasi
a. Kajian terapi diet RS (standar diet yang diberikan di RS)
15
b. Rekomendasi Diet (mahasiswa boleh memberikan tambahan dengan
izin ahli gizi yang berwenang)
c. Penerapan Diet berdasarkan rekomendasi
d. Penerapan konseling
b. Bab II: Tinjauan Pustaka
Berisi dasar teori yang digunakan untuk mendukung pengerjaan kasus.
c. Bab III: Pembahasan, Monitoring dan Evaluasi
Berisi paparan hasil, analisis dan pembahasan yang dikaitkan dengan teori
dan temuan sebelumnya dari setiap kegiatan. Pembahasan juga berisi
mengenai pelaksanaan intervensi sekaligus monitoring dan evaluasi yang
dikaitkan dengan terori secara komprehensif.
d. Bab IV: Penutup
Bab ini berisi Simpulan dan Saran. Simpulan berisi jawaban ringkas dari
permasalahan gizi yang dialami pasien beserta intervensi yang dipilih. Saran
berisi rekomendasi spesifik dan operasional berdasarkan simpulan dan
evaluasi.
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Penulisan sitasi atau kutipan dan daftar pustaka atau kepustakaan ditulis
dengan menggunakan model American Psychological Association (APA) dan
disarankan menggunakan perangkat Reference Manager, seperti Mendeley,
End Note, atau Citations & Bibliography pada Microsoft Word.
b. Lampiran
Memuat dokumentasi kegiatan, instrumen, media/teknologi tepat
guna/produk pemecahan masalah, aktivitas kegiatan PKL tiap peserta, lembar
konsultasi PKL, dan luaran kegiatan PKL.
16
2. Persetujuan
• Halaman ini memuat persetujuan laporan PKL oleh pembimbing lapangan
dan pembimbing akademik yang menyatakan laporan PKL tersebut siap
untuk diujikan dalam ujian PKL.
3. Pengesahan
• Halaman ini memuat pengesahan laporan PKL oleh pembimbing lapangan,
pembimbing akademik, dan Ketua Jurusan IKM, disertai stempel institusi,
yang menyatakan laporan PKL tersebut sudah direvisi setelah ujian PKL.
4. Prakata
• Berisi tujuan penulisan laporan PKL, ucapan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
atas terselesaikannya laporan PKL.
5. Daftar Isi
• Memuat halaman daftar isi laporan.
6. Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Singkatan, dan Daftar Lampiran
• Memuat halaman daftar tabel, gambar, singkatan (jika ada), dan lampiran.
7. Ukuran Kertas dan Tata Tulis
• Kertas laporan berukuran A-4
• Ukuran Tata Tulis laporan
Tepi atas : 4 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
Tepi bawah : 3 cm
• Huruf yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12 pt.
• Laporan diketik dengan 2 spasi
• Judul bab ditulis dengan huruf besar (Kapital) dan dicetak tebal (Bold).
• Judul tajuk ditulis dengan model title case (awal kata didahului dengan huruf
besar) dan dicetak tebal.
• Jarak antara judul bab dan tajuk adalah 2 spasi.
17
• Jarak antara akhir alinea tajuk dengan tajuk berikutnya 2 spasi.
• Halaman pada bagian Awal ditulis dengan angka romawi kecil di tepi bawah
tengah kertas (i, ii, iii, dst) dan pada bagian Isi dan Akhir ditulis dengan angka
Arab (1, 2, 3, dst) di tepi bawah tengah kertas (pada halaman yang memuat
bab) dan di tepi atas kanan kertas (pada halaman yang tidak memuat bab).
• Ketentuan lain yang tidak dijelaskan pada buku panduan ini mengikuti
Pedoman Penyusunan Skripsi Program Studi Gizi Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri Semarang Tahun 2021.
18
Lampiran 1. Format Laporan Kasus Mendalam
BAB I PENDAHULUAN
1 Assessment
1.1 Anamnesis
1.2 Antropometri
1.3 Pemeriksaan Biokimia
1.4 Pemeriksaan Fisik dan Klinik
1.5 Asupan Zat Gizi
1.6 Terapi Medis
2 Diagnosis Gizi
3 Intervensi Gizi
3.1 Planning
3.2 Tujuan Diet
3.3 Prinsip/Syarat Diet
3.4 Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi
3.5 Terapi diet, bentuk makanan, dan cara pemberian
3.6 Rencana monitoring dan evaluasi
3.7 Rencana konseling gizi
4 Implementasi
4.1 Kajian terapi diet RS (standar diet yang diberikan di RS)
4.2 Rekomendasi Diet (mahasiswa boleh memberikan tambahan dengan izin ahli gizi yang
berwenang)
4.3 Penerapan Diet berdasarkan rekomendasi
4.4 Penerapan konseling
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN, MONITORING, DAN EVALUASI
BAB IV PENUTUP
1 Simpulan
2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
19
Lampiran 2. Contoh Format Laporan Kasus Harian
BAB I. PENDAHULUAN
1 ASSESSMENT
1.1 ANAMNESIS
a. Identitas Pasien
Riwayat Penyakit Perut membesar sejak ±½ bulan yang lalu,mual (+), muntah (-)
Sekarang
Riwayat Penyakit Gejala typhus (+) ± 1 bulan yang lalu (opname di RS), sakit kuning (-),
Dahulu Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-)
20
Frekuensi dan jumlah : -
Perubahan berat Berkurang sebesar ± 5-10 kg dalam 1 bulan yang lalu
badan Tidak disengaja
Mempersiapkan Fasilitas memasak (akses makan) : pasien lebih banyak makan makanan yang
makanan dimasak sendiri di rumah, jarang membeli makanan di luar
Fasilitas menyimpan makanan : tudung saji, almari makan
Lauk nabati :
Tahu 1-2x/hari, cara pemasakan digoreng, dibacem, @1ptg sdg
Tempe 1-2x/hari, cara pemasakan digoreng, dibacem, @1ptg sdg
Minuman : teh manis 4-5x/mg @1gls, kopi 2-3x/mg @1 gls, susu (-), minum
< 8gls/hari, jamu-jamuan 2-3x/mg @ 1gls
21
tidak menginfeksi dan tidak berhubungan dengan adanya syndrome hepatorenal. Ascites
terdiri dari 3 tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat. Ascites ringan hanya terdeteksi dari
pemeriksaan USG, ascites sedang menyebabkan sistensai symmetrical pada perut, serta
ascites berat menyebabkan distensi perut yang jelas. Refractori ascites adalah ascites yang
tidak bisa dimobilisasi atau kambuh pada awalnya tidak dapat secara tuntas dicegah dengan
terapi medis. Refractory ascites terdiri dari 2 jenis yaitu ascites yang resisten diuretic
(mencerminkan pembatasan Na (< 90 mmol garam /hari atau 5,2 g garam /hari) dan treatmen
diuretic seperti spironolactone dan furosemid). Selain itu ada tipe diuretic intractable ascites
yang mencerminkan pada terapi yang berdasarkan perkembangan komplikasiyang
menginduksi terapi sehingga mencerminkan penggunaan dosis diuretic yang tepat (Moore
dan Aithal, 2006).
Adanya ascites dapat merupakan tanda adanya penyakit hati, kanker, gagal jantung
congestif, atau gagal ginjal. Penyebab yang paling umum dari ascites adalah penyakit hati
yang telah lanjut atau cirrhosis. Kira-kira 80% dari kasus-kasus ascites diperkirakan karena
cirrhosis. Terdapat dua factor kunci pada pathogenesis ascites yaitu retensi natrium dan air
serta adanya hipertensi portal (Moore dan Aithal, 2006). Meskipun mekanisme yang tepat
dari perkembangan tidak dimengerti sepenuhnya, kebanyakan teori-teori menyatakan bahwa
hipertensi portal (tekanan yang meningkat adalam aliran darah hati) sebagai penyumbang
utama. Adanya hipertensi portal menyebabkan vasodilatasi arterial, sehingga menyebabkan
volume sirkulasi darah artei berkurang, hal ini akan mengaktifkan system rennin angiotensin
di ginjal (pelepasan antidiuretik hormone) serta system saraf simpatik sehingga ginjal akan
meretensi natrium dan air dan terjadi hipervolemia. Kejadian ini terus berulang sehingga
dapat terbentuk ascites. Faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada ascites adalah
retensi garam dan air. Volume darah yang bersirkulasi mungkin dirasakan rendah oleh sensor-
sensor dalam ginjal-ginjal karena pembentukan dari ascites mungkin menghabiskan beberapa
volume dari darah. Ini memberi sinyal pada ginjal-ginjal untuk menyerap kembali lebih
banyak garam dan air untuk mengkompensasi volume yang hilang.
Sirosis adalah kemunduran fungsi liver yang permanen yang ditandai dengan
perubahan histopatologi. Perubahan histopatologi yang terjadi menyebabkan peninggian
tekanan pembuluh darah pada sistem vena porta. Sebagai akibat dari peninggian tekanan vena
porta, terjadi varises esophagus dan bila pecah terjadi muntah darah warna hitam
(hematemesis). Sirosis hepatic adalah penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi seluruh
pembuluh darah besar dan seluruh system arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak
teratur dan terjadi penambahan fibrosis disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi
(Heidelbaugh, 2006)
Tuberkulosis peritoneal merupakan suatu peradangan peritoneum parietal atau visceral
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, dan terlihat penyakit ini juga
sering mengenai seluruh peritoneum, alat-alat system gastroinbtestinal, mesenterium dan
organ genetalia interna. Bentuk eksudatif peritonitis TB dikenal juga sebagai bentuk yang
basah atau bentuk asites yang banyak, gejala menonjol ialah perut membesar dan berisi cairan
(asites) (Sutadi, 2003).
Penurunan nafsu makan pasien dapat disebabkan karena adanya ascites. Pasien dengan
ascites biasanya merasa “penuh” dalam perutnya sehingga lebih cepat kenyang daripada
orang tanpa ascites. Keadaan yang terus-menerus tersebut dapat menyebabkan penurunan
berat badan pasien. Apalagi sebelumnya pasien juga pernah di rawat di rumah sakit dengan
diagnosis gejala typhus. Hal ini membuat penurunan berat badan pasien yang lebih cepat.
22
2.1 ANTROPOMETRI
LLA : 22 cm
RL : 71 cm
23
Creatinin 0,6 -1,1 mg/dl 1,35 mg/dl Tinggi
Na 135-155 mmol/l 127 mmol/l Rendah
K 3,6 – 5,5 mmol/l 5,1 mmol/l Normal
Cl 94-111 mmol/l 88 mmol/l Rendah
HBsAg Negative
Cholesterol 0-200 mg/dl 206 mg/dl Tinggi
Trigliserid 0-200 mg/dl 181 mg/dl Normal
Total Protein 6,6-8,8 g/dl 6,17 g/dl Rendah
Alb 3,8-5,1 g/dl 3,93 g/dl Normal
Glob 2,24 g/dl
Kesimpulan :
Data lab yang ada hanya data tanggal 20 Februari 2010. Pasien diduga mengalami
gangguan fungsi hati, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya SGOT, colesterol, glucose.
SGOT atau aspartate aminotransferase (AST) biasanya kadarnya dapat meningkat jika
terdapat kerusakan atau kematian jaringan pada organ seperti pada hati, jantung,otot skelet,
dan ginjal. Selain itu pasien juga diduga mengalami infeksi yang ditandai dengan
peningkatan WBC serta neutrofil. Penurunan kadar elektrolit seperti Na, dan Cl mungkin
disebabkan karena malnutrisi dan riwayat muntah yang sering. Peningkatan kadar Na pada
pasien ascites juga dapat terjadi karena adanya hipovolemia. Status gizi kurang pasien
membuat total protein juga kurang dari normal. (Sumber .................)
Pasien juga diduga mengalami peritonitis TB. Pada pemeriksaan darah tepi pada
peritonitis TB biasanya sering dijumpai leukositosis ringan ataupun leukopenia .
trombositosis, serta gangguan faal hati (Sutadi, 2003) Tingginya nilai neutrofil
mencerminkan bahwa pada pasien terjadi peradangan serta rendahnya limfosit
mencerminkan status imunitas pasien sedang turun. Rasio albulin dan globulin = 3,93 :
2,24 = 1 : 0,6 masih normal karena kadar albumin lebih tinggi disbanding globulin
24
Vital sign pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang terdapat kesan
chronis liver disease dengan ascites. Keasaan fisik pasien tidak menunjukkan
adanya sklera ikterik ataupun conjuctiva anemis.
Kesimpulan :
Asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat pasien, menurut Supariasa (2002)
termasuk kategori defisit karena < 70 % kebutuhan. Hal ini karena nafsu makan pasien
turun dan adanya mual dan rasa penuh pada perut pasien
25
Furosemid Obat yang termasuk golongan Hipotensi ortostatik,
diuretik kuat. Mekanisme kerja hiperglikemia, hiperurisemia,
obat ini adalah menghambat hipokalemia, hipokloremia,
penyerapan kembali natrium, alkalosis _etabolic, hipokalsemia,
kalium, dan klorida dari ginjal, hipomagnasemia, hiponatremia,
serta meningkatkan pengeluaran kenaikan BUN sementara.
air lewat urin
Spironolacton Mengurangi penimbunan cairan. Gangguan pada saluran
Merupakan potassium-sparing pencernaan
diuretic yang dapat mencegah
tubuh untuk mengabsorbsi
garam berlebihan dan menjaga
kadar potassium agar tidak
turun. Spironolactone juga
digunakan pada kondisi dimana
seseorang memproduksi banyak
hormone aldosteron.
Propanolol Secara umum merupakan
penghambat beta (beta blocker)
yang bekerja di otot polos (otot
jantung, bronkus or saluran
pernafasan, pembuluh darah dan
otot polos lain di tubuh)
curcuma Membantu memperbaiki nafsu
makan
Sumber : (.....................,.........)
2 DIAGNOSIS GIZI
1. Pembatasan kebutuhan kolesterol dan natrium berkaitan dengan gangguan fungsi hati
dibuktikan dengan adanya peningkatan SGOT, hipercholestrolemia, serta hasil USG
yang menyatakan kesan chronic liver disease dengan ascites
2. Kebiasaan makan yang kurang baik berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
dibuktikan dengan riwayat konsumsi jamu-jamuan yang tinggi pada pasien.
3. Status gizi kurang berkaitan riwayat asupan makan di rumah yang kurang, penurunan
nafsu makan, serta riwayat mual muntah dibuktikan dengan LLA 72,6 %, penuruan TP,
Na, dan Cl.
26
Pembahasan Diagnosis Gizi :
Pasien dengan ascites biasanya mengalami penambahan berat badan palsu, perut
membengkak, perut terasa penuh dan kembung, merasa berat, susah mencerna, mual, muntah
oleh karena itu asupan makan menjadi tidak adekuat sehingga menyebabkan status gizi kurang.
Status gizi kuirang juga disebabkan oleh riwayat asupan makan di rumah yang sedikit karena
gangguan nafsu makan serta adanya rasa mual. Adanya kenaikan kolesterol mengindikasikan
adanya gangguan fungsi hati, kolesterol yang berasal dari makanan yang nantinya tidak dapat
dimetabolisme oleh hati sebagai kolesterol dan pembentuk garam empedu.
3 INTERVENSI GIZI
3.1 Planning
3.2 Tujuan diet:
1) memberikan makanan yang dapat mendukung fungsi hati yang masih tersisa.
2) mencegah penurunan status gizi dan berat badan lebih lanjut.
3) mengurangi penimbunan cairan (ascites)
4) mengurangi beban kerja hati dengan memberikan makanan rendah kolesterol
27
3.5 Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi Diet : Diet hati, rendah garam, rendah kolesterol
Bentuk makanan : tim
Cara pemberian : oral
28
Pembahasan Preskripsi Diet :
Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat
pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan
penuh. Diet ini dapat mengurangi status ensefalopati, tetapi tidak dapat memperbaiki
keseimbangan nitrogen. Menatalaksanakan ascites pada pasien-pasien dengan cirrhosis secara
khas melibatkan pembatasan pemasukan sodium makanan dan penggunaan diuretics (pil-pil air).
Membatasi pemasukan sodium (garam) makanan kurang dari 2 gram per hari adalah sangat
praktis, dengan sukses, dan secara luas direkomendasikan untuk pasien-pasien dengan ascites.
Pada kebanyakan dari kasus-kasus, pendekatan ini perlu dikombinasikan dengan penggunaan
diuretics karena pembatasan garam sendirian umumnya bukan cara yang efektif untuk merawat
ascites. (Moore dan Aithal, 2006).
Penanganan pertama pada pasien sirosis dengan ascites adalah dengan pembatasan Na
(tidak lebih dari 2000 mg/hari) dan penggunaan diuretic (oral spironolactone (Aldactone),
furosemide (Lasix)). (Heidelbaugh dan Sherbondy, 2006). Pada ascites jenis diuretic resistant
ascites, diperlukan adanya diet pemtasan Na dan treatmen diuretic( spironolactone 400 mg/hari
and furosemide 160 mg/hari paling tidak satu minggu, dan pembatasan diet Na kurang dari 90
mmol/day (5.2 g of garam)/hari) (Moore dan Aithal, 2006).
b. Rekomendasi Diet :
- Standar diet
STANDAR DIET RS REKOMENDASI STANDAR DIET
DH III DH III RG III (Baru)
Makan Pagi Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani 1 ptg Lauk hewani 1 ptg
Lauk nabati 2 ptg Lauk nabati 1 ptg → dkurangi 1 penukar
Sayur ¾ Sayur ¾
Minyak 5 g Minyak 5 g
29
Makan siang Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani 1 ptg Lauk hewani 1 ptg
Lauk nabati 2 ptg Lauk nabati 1 ptg-→ dikurangi 1 penukar
Sayur ¾ Sayur ¾
Minyak 5 g Minyak 5 g
Buah 100 g Buah 100 g
Selingan siang Snack 1 bh Snack 1 bh
Buah 100 g Buah 100 g
Makan sore Nasi tim 200 g Nasi tim 200 g
Lauk hewani 1 ptg Lauk hewani 1 ptg
Lauk nabati 2 ptg Lauk nabati 2 ptg
Sayur ¾ Sayur ¾
Minyak 5 g Minyak 5 g
Buah 100 g Buah 100 g
Energi 1900,2 kcal (125 %) 1740 kcal (114%)
Protein 56,73 g (145 %) 44,73 g (114%)
Lemak 43,36 g (103 %) 37,36 g ( 90%)
Karbohidrat 293,7 g (128 %) 277,7 g (121 %)
(+infus D5%
16tpm)
d. Penerapan Konseling
1).Sasaran konseling : keluarga pasien
2).Tujuan konseling :
a) Memberikan informasi kepada keluarga tentang diet hati, makanan yang dibatasi
dan dan makanan yang dianjurkan terutama makanan rendah lemak dan
kolesterol
30
b) Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk mencegah penurunan berat
badan dan status gizi lebih lanjut.
c) Memberikan informasi kepada pasien untuk mengubah kebiasaan yang kurang
baik (minum jamu-jamuan yang terlalu sering).
3). Target konseling :
a). Keluarga pasien memahami materi yang diberikan
b). Keluarga dapat memberikanmotivasi kepada pasien
4). Waktu konseling :
Waktu yang dibutuhkan untuk kosneling adalah sekitar 30 menit
5).Metode konseling :
Metode yang digunakan untuk konseling adalah ceramah dan tanya jawab
6). Media konseling :
Media atau alat bantu yang digunakan untuk konseling adalah leaflet, food model,
timbanga berat badan, dan pita LLA
7). Materi konseling
a. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
b. Pentingnya mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol
_Penyebab status gizi kurang pada pasien berkaitan dengan penyakit
c. Pentingnya meningkatkan asupan_
d. Efek dari konsumsi jamu-jamuan yang belum tersertifikasi dalam jangka waktu
yang lama
31
BAB III. PEMBAHASAN, MONITORING , EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
TGL DIAGNOSIS MONITORING DAN EVALUASI ABCD KESIMPULAN
Antropometri Biokimia Fisik & klinis Asupan (ASSESMEN, DIAGNOSIS GIZI, INTERVENSI
GIZI)
22 Des Observasi ascites LLA 22 cm ( WBC 12,81.103/UL Klinis : Vital signs Energi : 1073,2 kcal • Assessment :
09 ec susp Cirosis 72,6 %) status (T) baik (58,9 %) • A (status gizi kurang),
Hepatis, sups gizi kurang RBC 5,66.106/UL Fisik : CA (-/-), SI Protein :21 g (55%) • B (Peningkatan SGOT, cholesterol menunjukkan
peritonitis TB (T) (-/-), Abd : ascites Lemak : 21,8 g (52%) adanya gangguan pada hati. Adanya leukositosis dan
PLT 497.103/UL (+), Ektrimitas : KH : 162, 3g (53%) peningkatan neutrofil menunjukkan adanya
(T) edema -/- infeksi/peradangan. Penurunan lymphosit
NEUT 10,9.103/UL Pemeriksaan Chol < 200 mg menunjukkan penurunan system imun serta
(T) penunjang : Na < 2 g/hari penurunan TP, Na, dan Cl mungkin disebabkan
LYMPH Ro thorax ( RS lain) karena status gizi pasien kurang serta adanya mual
0,81.103/UL (R) : kesan ascites dan muntah. )
SGOT 40 U/L (T) (+),kesan cirrosis • C (terdapat ascites, mual +, muntah -, nafsu makan
Urea 79mg/dl (T) hepatis turun),
Crea 1,35 Ro thorax : pulmo • D ( asupan E,P,L,KH defisit karena < 70%).
mmol/l(T) dan besar cor dalam • Diagnosis :
Na 127 mmol/l (R) batas normal Pembatasan kebutuhan kolesterol dan natrium berkaitan
Cl 88 mmol/l (R) Mual (+), muntah (- dengan gangguan fungsi hati dibuktikan dengan adanya
Chol 206 mg/dl (T) ), nafsu makan peningkatan SGOT, hipercholestrolemia, serta hasil USG
turun yang menyatakan kesan chronic liver disease dengan
ascites
Sinus dan Kebiasaan makan yang kurang baik berkaitan dengan
diagfragma baik, pengetahuan yang kurang dibuktikan dengan riwayat
sistema tulang konsumsi jamu-jamuan yang tinggi pada pasien.
intak.Tanggal 23 Status gizi kurang berkaitan riwayat asupan makan di
Februari : USG : rumah yang kurang, penurunan nafsu makan, serta
Kesan chronic liver riwayat mual muntah dibuktikan dengan LLA 72,6 %,
disease dengan penuruan TP, Na, dan Cl.
ascites
• Intervensi : Diet hati III RG III
32
23 Observasi ascites Sda (sama dengan Sda KU : CM, lemah Energi : 1093,2 kcal Assessment : A (sda), B (sda), C (Ascites (+), mual
Februa ec susp Cirosis atas) Tidak ada nilai lab TD : 120/80 mmHg (60 %) (+),muntah (+), nafsu makan turun (sama seperti hari
ri 2010 Hepatis, sups yang baru N : 84x/mnt Protein :21,45 g kemarin, USG : Kesan chronic liver disease), D ( asupan
peritonitis TB Suhu : 36 0C (55,2%) E,P,L,KH defisit karena < 70%).
Ascites (+), mual Lemak : 22,1 g Diagnosis : sda
(+),muntah (+), (52,6%) Intervensi dan tindak lanjut: diet diteruskan, motivasi
nafsu makan turun KH : 164,2 g (53,6 %) keluarga untuk menyuapi makanan porsi kecil dan sering
(sama seperti hari
kemarin) Chol < 200 mg
USG : Kesan Na < 2 g/hari
chronic liver
disease dengan
ascites, vesica
fellea, kedua ren
dan lien dbn, tidak
tampak massa
24 Observasi ascites Sda (sama dengan Sda KU : CM, lemah Energi : 1129,7 kcal Assessment : A (sda), B (sda), C (Ascites (+), mual
Februa ec susp Cirosis atas) Tidak ada nilai lab TD : 110/70 mmHg (62 %) (+),muntah (-), nafsu makan turun (sama seperti hari
ri 2010 Hepatis, sups yang baru N : 84x/mnt Protein :22,03 g kemarin), D ( asupan E,P,L,KH defisit karena < 70%).
peritonitis TB Suhu : 36,7 0C (56,5%) Diagnosis : sda
Ascites (+), mual Lemak : 22,68 g Intervensi dan tindak lanjut : diet diteruskan, motivasi
(+),muntah (-), (53,9%) keluarga untuk menyuapi makanan porsi kecil dan sering
nafsu sama seperti KH : 165,4 g (54%)
hari kemarin Na < 2 g/hari
Chol < 200 mg
25 Observasi ascites ec Sda (sama dengan Sda KU : CM, lemah Energi : 1120 kcal (61,5 Assessment : A (sda), B (sda), C (Ascites (+), mual (+),muntah
Februar susp Cirosis atas) Tidak ada nilai lab TD : 110/70 mmHg %) (-), nafsu makan turun (sama seperti hari kemarin), D ( asupan
i 2010 Hepatis, sups yang baru N : 80x/mnt Protein :21,84 g (56%) E,P,L,KH defisit karena < 70%).
peritonitis TB Suhu : 36,7 0C Lemak : 22,26 g Diagnosis : sda
Ascites (+), mual (52,9%) Intervensi dan tindak lanjut: diet diteruskan, motivasi
(+),muntah (-), nafsu KH : 165,1 g (53,9%) keluarga untuk menyuapi makanan porsi kecil dan sering,
sama seperti hari Na < 2 g/hari dilakukan konseling tentang diet hati pada keluarga pasien.
kemarin Chol < 200 mg
26 Observasi ascites ec Sda (sama dengan Sda KU : CM, lemah Energi : 1166,15 kcal Assessment : A (sda), B (sda), C (Ascites (+), mual (+),muntah
Februar susp Cirosis atas) Tidak ada nilai lab TD : 120/80 mmHg (64 %) (-), nafsu makan turun (sama seperti hari kemarin, D ( asupan
i 2010 yang baru N : 80x/mnt Protein :22,62g (58%) E,P,L,KH defisit karena < 70%).
33
Hepatis, sups Suhu : 37,2 0C Lemak : 23,14 g (55%) Diagnosis : sda
peritonitis TB Ascites (+), mual KH : 165,4 g (54%) Intervensi dan tindak lanjut: diet diteruskan, motivasi
(+),muntah (-), nafsu Na < 2 g/hari keluarga untuk menyuapi makanan porsi kecil dan sering
sama seperti hari Chol < 200 mg
kemarin
34
DAFTAR PUSTAKA
Heidelbaugh, J.J., Sherbondy, M., 2006, Cirrhosis and Chronic Liver Failure: Part II.
Complications and Treatment, University of Michigan Medical School, Ann Arbor,
Michigan
Krenitsky, J., 2003, Nutrition for Patients with Hepatic Failure, University of Virginia Health
System, Digestive Health Center of Excellence, Charlottesville, VA.
Moore, K.P., Aithal, G.P., 2006, Guidelines on the management of ascites in cirrhosis, Institute
of Hepatology, Royal Free and University College Medical School, UCL, Rowland Hill
St, London.
Sutadi, S.M., 2003, Tuberkulosis Peritoneal, Fakultas Kedokteran, Bagian Ilmu Penyakit
Dalam Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Format Laporan Konseling
A. Latar Belakang
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
D. Garis Besar Materi
E. Metode
F. Media
G. Pengorganisasian (penyuluh dll.)
H. Rincian Kegiatan
Contoh :
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience
1. Pembukaan 2 menit o Mengucapkan salam o Menjawab salam
o Perkenalan o Memperhatikan
o Menjelaskan tujuan
2. Dll. 10 menit o Menyampaikan materi diet o Memperhatikan
rendah purin
I. Materi (terlampir)
J. Hasil
K. Evaluasi
L. Daftar Pustaka
M. Lampiran (dokumentasi, laporan, dll.)
Lampiran 4. Contoh Halaman Sampul Laporan Kasus
Disusun oleh :
NAMA
NIM
PENGESAHAN
Laporan Kasus PKL Gizi Klinik dengan judul Asuhan Gizi pada Kasus … yang disusun oleh
Nama Mahasiswa, NIM 123456 telah diterima dan mendapatkan persetujuan pada tanggal ….
2021.
Mengetahui,