DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan limpahan nikmat dan karuniannya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Produksi Dalam Ekonomi
Islam” dengan lancar tanpa suatu halangan apapun. Penyusunan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam yang
diampu oleh Ibu Zulaikha, M.E.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan didalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari para pembaca. Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun yang membacanya.
2
Daftar Isi
Judul ...........................................................................................................1
Bab I Pendahuluan......................................................................................4
A. Kesimpulan.......................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Dalam kerangka kehidupan ekonomi, aktivitas produksi
merupakan elemen penting yang sangat menentukan bagi pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Bahkan barangkali tak salah bila kemudian ia
menjadi urat nadi dalam semua level kegiatan ekonomi. Sebab tanpa diawali
proses produksi, kegiatan konsumsi, distribusi ataupun perdagangan barang dan
jasa tidak akan pernah ada. Secara umum, produksi merupakan proses untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa atau proses peningkatan utility (nilai) suatu
benda. Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu siklus kegiatan-
kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu.
Namun seiring dengan laju pergerakan zaman yang terus berjalan menuju
titik kompleksitasnya, semakin tampak di hadapan mata bagaimana tuntutan
kehidupan telah mendorong hampir seluruh umat manusia, khususnya para
pelaku kegiatan ekonomi, untuk terus bergelut secara lebih ekstrim dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari sini kemudian muncul sebuah anomi
sosial yang mengakibatkan berubahnya cara pandang manusia dalam melihat,
memahami dan menjalankan orientasi hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Produksi Dalam Ekonomi Islam?
4
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Produksi Dalam Ekonomi Islam
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
7
B. Tujuan Dan Motivasi Produksi Dalam Islam
sumber daya insani ke arah pencapaian kondisi full employment, dimana semua
orang bekerja dan menghasilkan suatu karya kecuali mereka yang udzur syar’i
seperti sakit dan lumpuh. Optimalisasi yang kedua adalah memproduksi
kebutuhan primer (dharuriyyat), sekunder (hajiyyat) dan tersier (tahsiniyyat)
secara proporsional, sehingga tidak saja harus halal tetapi juga harus baik dan
bermanfaat (thayyib).
8
Pendapat lain yang mejelaskan mengenai tujuan produksi dalam
perspektif Islam adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan
mashlahah maksimum bagi konsumen. Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan
produksi adalah meningkatkan kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam
berbagai bentuk, diantaranya adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat
b. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya
c. Menyiapkan persediaan barang dan jasa di masa depan
d. Pemenuhan sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepada Allah.
9
2. Keadilan dan Keseimbangan
Prinsip keadilan merupakan landasan untuk menghasilkan seluruh
kebijakan dalam kegiatan ekonomi sehingga berdampak positif bagi
pertumbuhan dan pemerataan pendapatan dan kesejahteraan seluruh
lapisan masyarakat. Prinsip keseimbangan mencerminkan kesetaraan
antara pendapatan dan pengeluaran, pertumbuhan dan pendistribusian dan
antara pendapatan kaum yang mampu dan yang kurang mampu (Abuddin
Nata, 2014)
3. Kehendak Bebas
Ajaran Islam berkeyakinan bahwa Allah SWT. memiliki
kebebasan mutlak dalam berkehendak, begitupun dengan manusia yang
memiliki hak untuk memilih apa yang akan diperbuatnya bahkan dalam
mengambil pekerjaan atau memanfaatkan kekayaannya, setiap orang
diberikan kebebasan dengan cara yang ia sukai (Afzalur Rahman, 2000).
10
Namun demikian, manusia yang baik adalah manusia yang mampu
menggunakan kebebasan itu dalam rangka penerapan tauhid dan
keseimbangan dalam hidupnya (M. Quraish Shihab, 2006).
4. Tanggung Jawab
11
Produksi-produksi yang dilarang itu ialah antara lain:
1. Investasi harta dengan cara yang membahayakan masyarakat
Islam mengharamkan produksi yang hanya mementingkan
kepentingan pribadi dan dan membahayakan orang lain atau umum.
Kepentingan masyarakat lebih tinggi dan lebih penting daripada
kepentingan pribadi. Terminology yang menyatakan bahwa perhatian
terhadap kepentingan pribadiakan menciptakan keharmonisan untuk
kepentingan umum tidak selamanya benar. Di negara-negara yang
menganut system individualis,terdapat banyak persoalan yang
megindikasikan adanya ketidak pedulian anggota masyarakat dengan
kondisi sosialnya. Motivasi yang melatar belakangi hal tersebut ialah
lebih dikarenakan semangat untuk mewujudkan keuntungan bagi mereka
sendiri. Tidak jarang, kepentingan individu diikuti dengan timbulnya
kerusakan bagi orang lain. Produksi dan keuntungan dengan cara
eksploitasi tipudaya, eksploitasi kebutuhan, dan menimbulkan bahaya
bagi kaum miskin dengan cara apapun di haramkan.
2. Riba
Dalam agama islam telah mengharamkan riba, karena dalam riba
sendiri terdapat hal yang membahayakan masyarakat dan ekonomi.
Resiko ekonomi menunjukan bahwa riba mediasi yang tidak cocok bagi
kegiatan ekonomi berdasarkan beberapa alasan:
Bunga yang dihasilkan oleh pelaku riba tidak dihasilkan dengan
cara produksi, melainkan diambil dari harta orang lain atau dari sumber
masyarakat tanpa di dahului oleh proses produksi.
12
3. Jual beli tidak jelas
Yang di maksud dengan hal ini ialah jual beli ini mengandung
unsur bahaya dan resiko. Kerelaan sebagai unsur penting dalam jual beli
tidak terdapat dalam transaksi ini. Hal ini dikarenakan kejelasan terhadap
benda tidak pernah ada. Kerelaan hanya mungkin terjadi terhadap benda
yang telah di ketahui dan terindentifikasi. Di karenakan kerelaan dalam
transaksi ini tidak akan dapat tercapai, maka transaksi jual beli tidak di
perbolehkan, ketidakjelasan dalam tramsaksi jual beli ini menyiratkan
adanya sesuatu yang meragukan, padahal salah satu persyaratn jual beli
adalah barang itu dapat di identifikasi.
5. Pencurian
Pencurian adalah mengambil harta orang lain dengan cara
tersembunyi dan memindahkan dari tempat asalnya. Allah SWT
mengharamkan sumber pendapatan dengan cara mencuri dan Allah
menjadikannya sebagai harta haram. Sebagaimana firman Allah SWT:
"wahai orang-orang beriman janganlah kamu memakan harta di antara
kamu dengan cara batil"
13
6. Perampasan
Yang artinya menguasai harta orang lain secara illegal. Kaum
muslimin telah sepakat bahwa perbuatan ini adalah haram sesuai firman
Allah yang artinya "hai orang orang beriman. Janganlah kalian memakan
harta benda di antara kamu dengan cara batil levuali dengan perniagaan
yang terdapat kerelaan di antara kamu." (QS.Annisa 29) (Hasyiah ibnu
abiding,1996,326)
8. Suap
Ialah pemberian sesuatu kepada hakim atau orang lain agar
memutuskan hukum sesuai sesuaian dengan yang diinginkan. Hukum
suap sendiri ialah haram. Pengharaman ini ditunjukan untuk menjaga
masyarakat dari timbulnya kerusakan dan penganiayaan hukumtanpa hak
atau untuk menegakan keadilan.
9. Menimbun/Spekulan.
Menimbun ialah menahan komoditas yang di butuhkan masyarakat
dari sirkulasi pasar dalam satu masa tertentu agar harganya naik. Setelah
naik, barang tersebut baru dijual kepasaran. Penimbunan sendiri
merupakan bagian dari perbuatan haram, sesuai dengan sabda Nabi SAW
14
yang artinya: "Hendaklah seseorang tidak menimbun kecuali ia adalah
orang yang bersalah." (HR.Muslim dan Abu Daud dan Ahmad).
10.Perjudian
Yaitu setiap permainan antara dua kelompok atau lebih yang akan
memunculkan kerugian bagi salah satu pihak dan keuntungan di salah
satu pihak yang lain.baik berdasarkan kesepakatan atau kemujuran.
Hukum dari judi ini sendiri ialah haram.
Hikmah dari pengharamanya ialah:
Judi menjadikan manusia bergantung kepada kemujuran dan lamunan
kosong, bukan dengan kerja keras, kesungguhan, dan derasnya aliran
keringat.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip produksi dalam Islam berarti menghasilkan sesuatu yang
halal yang merupakan akumulasi dari semua proses produksi. Prinsip
produksi dalam ekonomi Islam bertujuan untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kegiatan produksi harus
dilandasi nilai-nilai Islam dan sesuai dengan maqashid al-syari‟ah. Tidak
memproduksi barang/jasa yang bertentangan dengan penjagaan terhadap
agama, jiwa, akal, keturunan dan harta, prioritas produksi harus sesuai
dengan prioritas kebutuhan yaitu dharuriyyat, hajyiyat dan tahsiniyat,
kegiatan produksi harus memperhatikan aspek keadilan, sosial, zakat,
sedekah, infak dan wakaf, mengelola sumber daya alam secara optimal,
tidak boros, tidak berlebihan serta tidak merusak lingkungan, distribusi
keuntungan yang adil antara pemilik dan pengelola, manajemen dan
karyawan.
Dalam hubungannya antara perusahaan dengan tenaga kerja
sebagai kompensasi atau imbalan atas jasa kerja yang diberikannya dalam
proses memproduksi barang atau jasa maka diberlakukan upah sebagai
bentuk imbalan dan insentif hasil kerja. Sistem pengupahan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi sistem upah waktu, sistem prestasi (potongan)
atau satuan produk, sistem upah borongan, sistem upah bonus. Islam
memberikan pandangan untuk selalu memberitahutkan sistem serta
besaran upah yang akan diberikan kepada setiap tenaga kerja, bahkan
Islam mengharuskan perusahaan untuk tidak menunda-nunda pembayaran
upah tersebut.
16
Daftar Pustaka
https://media.neliti.com/media/publications/70513-ID-produksi-dalam-
perspektif-ekonomi-islam.pdf
https://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/235
https://www.merdeka.com/quran/al-hadid/ayat-7
https://www.kompasiana.com/moh72083/5c8f491b95760e092a28a5b2/m
engenal-lebih-dekat-produksi-yang-di-haramkan-dalam-ekonomi-islam
17