Anda di halaman 1dari 3

Soal 2 (Skor 25)

Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam melindungi berbagai
bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) agar dapat mewujudkan ketahanan nasional.
Ganguan tersebut bisa berasal dari dalam dan luar negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.
Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
(ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non fisik!
Jawaban :
Sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak terlepas dari ancaman, baik secara internal maupun eksternal.
Menteri Pertahanan Republik Indonesia (periode 2010-2014), Prof. Purnomo Yusgiantoro
Ir.,M.A.,M.Sc.,Ph.D mengungkapkan, definisi ancaman bagi sebuah negara adalah setiap kegiatan, baik yang
berasal dari dalam dan luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara
(NKRI), dan keselamatan bangsa atau yang bersifat penghambat atau penghalang kepentingan nasional.
Ancaman merupakan faktor utama yang menjadi dasar dalam penyusunan rancangan sistem penangkal, baik
yang bersifat aktual (nyata) maupun potensial (belum nyata. Karakteristik globalisasi berpengaruh terhadap
pergeseran ancaman. Diantaranya kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi, meningkatnya
proses demokreasi, HAM, dan lingkungan hidup, serta adanya perubahan dari segi geopolitik dan
geoekonomi. Ia pun menyebutkan karakteristik ancaman saat ini didominasi oleh hal yang non militer, yang
sifatnya sangat kompleks, multidimensional, dan ketidakpastian yang tinggi.
Untuk menghadapi ATHG yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, perlu dikerahkan segenap kemampuan, kekuatan, serta potensi yang ada pada bangsa Indonesia
yang terwujud sebagai kesadaran berkemampuan bela negara. Karena itu seluruh warga negara sejak dini
perlu dibekali dengan kemampuan tersebut melalui Pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN). PPBN ini
bertujuan untuk:
1. meningkatkan kecintaan pada tanah air
2. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara
3. meningkatkan keyakinan Pancasila sebagai ideologi bangsa
4. meningkatkan kesadaran bela negara
5. mengembangkan kemampuan awal bela negara.
Maksud dari bela negara adalah tekad, sikap, semangat, serta tindakan warga negara dalam upaya menjaga,
memelihara, serta mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tekad upaya ini tidak hanya
terbatas dalam wujud perjuangan mengangkat senjata, melainkan mencakup semua wujud gagasan, sikap,
serta perbuatan pengabdian melalui bidang masing masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
mencapai tujuan Nasional. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, yakni menjadi sumber
nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadian menjadi warga negara Indonesia yang baik. Misinya membantu mahasiswa selaku warga negara
agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara
dalam menerapkan ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan yang beradab.
Fungsi dan peran mahasiswa sangatlah penting dalam menjaga ikatan yang kokoh antar sesama komponen
bangsa yang pada akhirnya akan memperkokoh ketahanan nasional.
Secara umum, setiap negara berpotensi menghadapi ancaman militer, dan non militer termasuk ancaman
hibrida (hybrid warfare) atau gabungan ancaman militer dan non militer sebagai dampak dari kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi.
Semua ancaman itu jika terjadi terhadap suatu negara dapat dipastikan berpengaruh terhadap ketahanan
nasional di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan dan Keamanan serta Teknologi.
Disana terdapat ongkos social (social cost) dan kerugian negara sebagai dampak negatif yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, fenomena Inilah yang menjadi tugas mahasiswa sebagai generasi intelektual untuk
melakukan penelitian dan aktif mencegah agar tidak berkembang menjadi beban bangsa dan negara ini.
Mahasiswa dapat memberikan ketauladanan sebagai pemuda yang berpendidikan dengan mengedepankan
toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa harus mampu mengembangkan
inovasi dan menghargai kearifan lokal agar bangsa ini tidak ketergantungan terhadap nilai-nilai asing.
Mahasiswa dapat menunjukkan moralitas dan karakter yang kuat, dengan demikian seorang mahasiswa harus
pandai merasa bukan merasa pandai. Karena dalam kepemimpinan, karakter menempati prosentasi tertinggi
yaitu 80% sementara ilmu 5%, pengetahuan umum 5% dan pengambilan keputusan 10%
Mahasiswa juga dapat berperan sebagai agen perubahan dengan cara mendorong motivasi berprestasi,
berpikir positif, kreatif serta inovatif. Tak hanya itu peranan mahasiswa dalam control sosial (idealisme) pun
tak kalah pentingnya.
Karena kelak, mahasiswa yang akan memimpin bangsa ini di masa depan. Untuk itu mahasiswa harus
percaya diri dan mempersiapkan diri sematang mungkin, guna menghadapi persaingan yang sehat dan
globalisasi yang semakin pesat

Anda mungkin juga menyukai