Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 3 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Perbedaan bank umum dengan bank prekereditan rakyat :


1.Bank umum dapat memberikan layanan dalam bentuk giro, Bank perkreditan rakyat tidak bisa
2.Bank umum dapat melakukan penyertaan modal, bank perkreditan rakyat tidak bisa.
3.Bank umum melakukan bank insurance sedangkan bank perkreditan tidak boleh
4.Bank umum dapat melakukan aktivitas valuta asing, bank perkreditan tidak boleh
5.Bank umum dapat melakukan lalu lintas pembayaran, bank perkreditan tidak bisa

Perbedaan yang paling mencolok adalah jika bank umum dapat melakukan aktivitas lalu lintas
pembayaran, maka bank perkreditan tidak bisa melakukannya.

Perbedaan bank umum dengan bank Syariah yaitu :


1. Pada bank umum rasio bunga bagi nasabah tidak akan meningkat walaupun keuntungan naik.
Sementara itu, pada bank syariah jika terjadi kerugian akan ditanggung bersama karena prinsip bagi
hasil.
2. Bank umum menggunakan perangkat bunga dalam perhitungannya, sementara bank syariah
menggunakan prinsip bagi hasil– memberikan kemungkinan untung-rugi pada lembaga bank dan
nasabah.
3.Bank umum biasanya memiliki bunga yang cenderung naik-turun ketika menjalankan aktivitasnya,
sementara bank syariah tidak pernah merubah rasio selama masih aktif menjadi nasabah, semua
berdasarkan pada apa yang diatur ketika perjanjian pertama kali.
4.Bank umum sudah jelas memiliki orientasi pada profit bagi lembaganya, namun bank syariah lebih
dari sekedar keuntungan bagi lembaganya, tapi juga kemakmuran bagi nasabahnya.
5.Bank syariah berpatokan pada standard dari Dewan Syariah Nasional dan Dewan Pengawas
Syariah, bank umum tidak memiliki persamaannya.

Sumber :
https://www.harmony.co.id/blog/5-perbedaan-bank-umum-dan-bpr
https://www.banking.com/blog/perbedaan-bank-umum-dan-bank-syariah/amp/
Pengertian
Bank Umum : Melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip Syariah,
dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
BPR : Melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau Syariah yang dalam  kegiatannya tidak
memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Bank Syariah : Melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Syariah Islam yang mengacu pada Al-
Quran dan Al-Hadist.

Kegiatan Usaha
Bank Umum
- Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
- Memberikan kredit.
- Menerbitkan surat pengakuan hutang.
- Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya.
- Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri maupun nasabah.
- Menempatkan dana dengan meminjamkan dana dari atau kepada bank lain dengan menggunakan
surat, media telekomunikasi ataupun dengan wesel unjuk, cek dan media lainnya.
- Menerim bayaran atas tagihan surat berharga dan melakukan perhitungan antar pihak ketiga.
- Sebagai sarana untuk menyimpan barang dan surat berharga.
- Melakukan kegiatan penitipan untuk pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
- Menempatkan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak
tercatat di bursa efek.
- Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan walu amanat.
- Melakukan kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah, sesuai ketentuan yang ditetapkan
Bank Indonesia.
- Melakukan kegiatan yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan peraturan peundang-
undangan yang berlaku.

BPR
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan
atau bentuk lainnya yang dipersamakan.
- Memberikan kredit
- Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip Syariah sesuai ketentuan
Bank Indonesia.
- Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat
deposito, atau tabungan pada bank lain.

Bank Syariah
- Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan, atau bentuk yang
dipersamakan  berdasarkan akad wadi’ah.
- Menghimpun dana invetasi berupa deposito, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan
berdasarkan akad mudharabah.
- Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan kada mudharabah dan akad musyarakah.
- Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna, akad qardh.
- Menyalurkan pembiayaan atas sewa barang bergerak dan tidak bergerak berdasarkan akad ijarah.
- Mengambil alih utang berdasarkan akad hawalah.
- Pembayaran dengan kartu berdasarkan prisip Syariah.
- Membeli, menjual dan menjamin atas resiko sendiri surat berharga kepada pihak ketiga yang
diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip Syariah (akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah ataua hawalah).
- Membeli surat berharga berdasarkan prinsip Syariah yang diterbitkan pemerintah atau Bank
Indonesia.
- Menerima pembayaran atas tagihan dari surat berharga dan perhitungan oleh pihak ketiga
berdasarkan prinsip Syariah.
- Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain dengan akad sesuai prinsip Syariah.
- Sarana menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip Syariah.
- Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri atau nasabah berdasarkan prinsip Syariah.
- Sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.
- Memberikan fasilitas bank garansi berdasarkan prinsip Syariah.
- Melakukan kegiatan perbankan lainnya yang sesuai dengan prinsip Syariah dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Sumber penghimpun dana


Bank Umum
- Giro
- Tabungan
- Deposito berjangka
- Sertifikat Deposito
- Surat berharga yang diterbitkan
- Pinjaman
- Modal sendiri

BPR
- Deposito berjangka
- Tabungan

Bank Syariah
- Giro sesuai prinsip al-wadi’ah
- Tabungan sesuai prinsip al-wadi’ah dan al-mudharabah
- Deposito berjangka sesuai prinsip al-mudharabah

Layanan Jasa Pembayaran


Bank Umum
- Kliring
- Inkaso
- Letter of Credit (L/C)
- Bank Garansi
- Transfer

BPR
Tidak ada layanan jasa lalu lintas pembayaran

Bank Syariah
- Prinsip jual beli
- Prinsip sewa
- Prinsip bagi hasil
- Prinsip pinjam berdasarkan akad al-qard
Landasan Hukum
Bank Umum
Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1/1972 tentang Perubahan dan Tambahan
Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-792/MK/IV/12/1970

BPR
- UU No.7/1992 tentang perbankan dan telah diamandemen UU No. 10/1998

Bank Syariah
- UU No.21/2008 Tentang perbankan Syariah

Anda mungkin juga menyukai