Anda di halaman 1dari 3

Nama : vita ningtiyan agestha

Nim :2020206203342p
Kelas :Konversi lampung tengah
Mk : Kecerdasan Spritual

Analisis Kisah Keluarga Abu Dahdah Al Anshoriy Dengan Aspek Ibadah Haji (Insan
Kamil)

Bersama Rasulullah

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-
gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya.” [Quran Al-Hadid: 11]

Abu Dahdah al-Anshari berkata, “Sungguh Allah menginginkan pinjaman (pengorbanan) dari
kita.” Rasulullah menanggapi, “Iya, Abu Dahdah.” Abu Dahdah berkata, “Ulurkan tangan Anda,
wahai Rasulullah.” Rasulullah menjabat tangannya. Lalu Abu Dahdah berkata, “Sesungguhnya
kupinjamkan (kupersembahkan) kebunku kepada Rabbku.” Ia melanjutkan, “Di kebunku ini
terdapat 600 pohon kurma. Dan istriku tinggal di dalamnya.”

Ia pergi menuju kebunnya, lalu berseru pada istrinya, “Ummu Dahdah!” “Kupenuhi
panggilanmu, suamiku”, jawab Ummu Dahdah. Ia berkata, “Keluarlah dari kebun! Sungguh
kebun ini telah kupinjamkan kepada Rabku.”

Dalam riwayat lain, tatkala istrinya mendengar ucapan suaminya, ia keluarkan kurma dari mulut
anaknya. Dan menumpahkan yang sudah ada di kantong mereka. Mengomentari hal itu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Alangkah banyak tandan besar kurma di surga milik
Abu Dahdah.”

Alquran surat Al-Hadid ayat 11 di atas adalah motivasi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk
bersedekah. Dan sedekah yang diberikan seseorang pasti mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala.
Saking menunjukkan kepastian balasan, Allah ungkapkan dengan kalimat “Allah meminjam”.

Yang namanya pinjaman atau utang, wajib dibayar. Inilah aturannya. Kalau makhluk saja wajib
untuk membayar utangnya. Bagaimana dengan Allah Yang Maha menepati janji. Yang tidak
pernah berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya. Inilah yang dipahami dan diyakini Abu
Dahdah. Sehingga ia tak perlu berpikir panjang. Begitu mendengar ayat ini, ia langsung memberi
respon yang luar biasa.
Abu Dahdah memberikan pinjaman kepada Allah dengan hartanya yang paling istimewa. Kebun
beserta 600 pohon kurma yang ada di dalamnya. Hebatnya lagi, ia memiliki istri yang luar biasa.
Menyambut seruan Allah, Rasul-Nya, dan suaminya.

Dari Anas, ia mengatakan ada seseorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
orang itu berkata, “Wahai Rasulullah, si fulan memiliki pohon kurma yang tumbuh di kebunku
yang aku garap. Tolong, perintahkan dia agar memberinya padaku sehingga aku dapat
menyelesaikan penggarapan kebunku itu.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada si pemilik satu pohon, “Berilah pohon itu
untuknya, maka bagimu satu pohon kurma di surga.” Sayangnya orang tersebut menolak tawaran
Rasulullah.

Lalu Abu Dahdah menemui orang tersebut. Ia berkata, “Juallah satu pohonmu itu. Kubeli dengan
semua pohon kurma di kebunku.” Setelah itu Abu Dahdah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah menukar pohon kurmanya dengan kebunku.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Alangkah banyak tandan besar kurma di surga milik Abu Dahdah.” Nabi mengulang-ulangi
ucapannya ini.

Abu Dahdah berangkat menemui istrinya. Ia mengatakan, “Hai Ummu Dahdah, keluarlah dari
kebun. Aku telah menjual semuanya dengan satu pohon kurma di surga.” Sang istri berkata,
“Alangkah besarnya untung perdagangan. Alangkah besarnya untuk perdagangan.” Atau ia
mengucapkan kalimat yang semakna dengan itu.

Motivasi di Perang Uhud

Diriwayatkan oleh al-Waqidi dari Abdullah bin Amir, ia berkata bahwa Tsabit bin ad-Dahdah
berkata di Perang Uhud saat kaum muslimin tengah porak-poranda barisannya, “Hai orang-orang
Anshar, dengarkan aku. Dengarkan aku. Kalau Muhammad telah terbunuh, maka Allah Maha
Hidup tidak akan pernah mati. Berperanglah untuk agama kalian!!”

Tergugahlah beberapa orang dari Anshar. Mereka berangkat bersama Abu Dahdah. Saat itu,
tibalah divisi pasukan lengkap, yang di dalamnya terdapat Khalid bin al-Walid, Amr bin al-Ash,
dan Ikrimah. Khalid bin al-Walid menembakkan tombaknya dan berhasil membunuh Abu
Dahdah. Dan ia pun berhasil membunuh orang-orang yang bersamanya.

aspek-aspek ibadah haji yang terkandung dari kisah keluarga Abu Dahdah Al Anshoriy
yaitu :
1. Ibadah : abu dahdah semenjak masuk islam ia selalu menjalankan ibadah dengan taat
2. Taat : abu dahda sangat taat kepeda tuhan dan ia selalu menjalankan perintah-perintah dari
Allah
3. Ikhlas : abu dahda selalu iklas dalam menjalankan sesuatu yang di perintahkan oleh Allah
4. Semanggat : abu dahda selalu semangaat dan tidak pernah mengeluh apa yang ia kerjakan
5. Pantang menyerah : abu dahda selalu menjalan yang ia kerjakan tanpa pantang menyerah
dan tidah pernah putus asa
6. Pengorbanan : abu dahda mengorbankan kebunnya demi kebaikan untuk Allah

#TUGAS INDIVIDU#
Jawaban
1. Berserah diri,berdoa dengan keyakinan penuh,dan berfikir positif
2. Temukan akar permasalahan dan tidak membesar-besarkan masalah
3. Pilih orang yang sesuai dengan kebutuhan kita
4. Ya,jadi suara hati yang kamu dengar bisa jadi bukan hanya intuisi saja melainkan wujud
dari hati nuranimu yang sedang berbicara padamu.jadi pada saat yang tepat biarkan suara
hatimu yang berbicara.

Visi dan Misi

VISI
Menjadi manusia tangguh,berbakat atau ahli pada satu bidang tertentu,mensejahterakan
keluarga,berkarya untuk kemajuan dalam keadaan beriman serta bertaqwa kepada
TUHAN.
MISI
1) Berusaha penuh semangat dan bertantang untuk memperbaiki diri mapun di sekitar
2) Berusaha dengan giatdalam belajar dan berlatih untuk menentukan bakat
terpendam dalam diri.
3) Memegang kuat keimanan dalam diri,rajin ibadah dan mematuhi perintah maupun
meninggalka larangan TUHAN.

Anda mungkin juga menyukai