Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI PERKADERAN DI CABANG/KOMISARIAT

Oleh: Muhamad Gama Arriza (PC IMM Cirendeu)

Dibuat sebagai syarat kepesertaan Latihan Instruktur Dasar PC IMM Bandar Lampung

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu organisasi otonom


Muhammadiyah yang memiliki fungsi sebagai organisasi perkaderan Muhammadiyah.
Kehadiran IMM adalah suatu kebutuhan mendesak sebagai wadah berkumpulnya para
mahasiswa yang ingin terlibat dalam memajukan Muhammadiyah khususnya di tataran
perguruan tinggi. Arah perkaderan IMM bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia
untuk memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan zaman yang berakhlakul karimah dengan proyeksi sikap individual mandiri,
bertanggung jawab dan memiliki komitmen serta kompetensi dalam perjuangan dakwah.

Sebagai organisasi otonom, maka IMM diharuskan memiliki sistem perkaderan


sendiri yang terstruktur dan sistematis serta tidak bertentangan dengan induk organisasinya
yaitu Muhammadiyah. Dalam Sistem Perkaderan Ikatan (SPI) yang menjadi acuan IMM
dalam sistem kaderisasinya, terdapat unsur yang disebut sebagai Instruktur, Instruktur
berdasarkan penjelasan didalam SPI, bertugas sebagai pengonsep, pelaksana dan penentu
jalannya perkaderan utama yaitu Darul Arqom Dasar (DAD), Darul Arqam Madya (DAM),
Darul Arqam Paripurna (DAP). Didalam Standar Operasional Prosedur (SOP) Cabang
Cirendeu dijelaskan bahwa DAD merupakan perkaderan formal IMM tingkat pertama dan
merupakan prasyarat bagi calon pimpinan IMM tingkat Komisariat serta menjadi tanggung
jawab pimpinan cabang (Bidang Kader) dengan wewenang pelimpahan konsep dan teknis
kepada Korps Instruktur Cabang (KIC) yang mana tujuannnya agar membentuk karakter dan
kepribadian serta mutu anggota hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai
wawasan tingkat komisariat dan cabang serta internalisasi dasar-dasar islam dan meletakkan
dasar pemahaman intelektualitas.

Perkaderan adalah suatu proses yang sangat penting dalam pembentukan karakter
militan. Oleh sebab itu, dalam merancang suatu perkaderan harus dijalankan sesuai dengan
SPI. Pemateri harus benar-benar paham tentang materi yang akan disampaikan dan materi-
materi yang disampaikan harus benar-benar relevan. Dalam tubuh IMM ada dua macam
bentuk perkaderan yakni formal dan non-formal, tetapi dalam kenyataan di lapangan sering
dijumpai hanya ada perkaderan formal sedangkan masih ada tubuh perkaderan yang lain yaitu
perkaderan non formal yang sifatnya follow up (pasca perkaderan). Maka selesailah proses
perkaderan, meskipun penentu yang lebih besar terhadap proses perkaderan adalah pasca
perkaderan.

Perkaderan di PK. IMM FAI Cabang Cirendeu sendiri mengalami penurunan


dikarenakan kurangnya follow up dari Instruktur pasca DAD, semestinya Instruktur tidak
hanya ada ketika DAD, tetapi diluar dari perkaderan formal tersebut instruktur tetap
memantau, membimbing dan mengarahkan sehingga tujuan dari diadakannya DAD yaitu
untuk membentuk karakter dan kepribadian kader tetap terjaga, terutama menanamkan nilai-
nilai ideologi IMM.

Selain itu di PK. IMM FAI Cabang Cirendeu masih ditemukan adanya penurunan
dalam segi perkaderan non-formalnya seperti kurangnya minat kader dalam mengikuti kajian-
kajian kecil yang diadakan oleh komisariat, akibat kurangnya pemahaman ideologi IMM
yang di dapat oleh kader yang seharusnya mereka dapatkan dari mengikuti kajian-kajian
tersebut tetapi tidak didapatkan dengan semestinya oleh kader IMM. melihat kenyataan ini
maka sudah seharusnya instruktur ikut andil dalam membimbing kader diperkaderan
nonformal untuk menanamkan nilai-nilai ideologi IMM.

Kurangnnya instruktur dalam membina dan membimbing kader pacsa DAD sangat
berakibat fatal, karena peran isntruktur itu bisa disebut sebagai jantung dari perkaderan atau
jiwa dari perkaderan. Berangkat dari kenyataan saat ini serta harapan mendatang, maka sudah
sepantasnya peran instruktur sangat penting dalam pola perkaderan baik itu perkaderan
formal maupun non-formal agar membentuk pola pikir kader dan menanamkan nilai nilai
ideologi IMM sehingga dapat terbentuknya tujuan IMM yaitu “Mengusahakan
terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah”

Dalam kesempatan lain instruktur bisa pula disebut sebagai nyawa dari perkaderan
IMM yang tidak hanya mengandalkan perkaderan formal (DAD) sebagai sarana pembentuk
kader tetapi juga dalam pekaderan non-formal untuk memasifkan diskusi-diskusi informal
dalam rangka melahirkan kader-kader cerdas dan memiliki militansi yang kuat, cakap dan
berwawasan luas. Instruktur PK. IMM FAI Cabang Cirendeu juga seharusnya lebih
memahami apa yang menjadi dasar-dasar IMM baik itu Trilogi, tujuan IMM maupun
Ideologi IMM, dengan lebih memahami Ideologi dasar IMM Instruktur akan lebih mudah dan
tidak keliru dalam memberi pemahaman atau menerangkan apa yang menjadi dasar-dasar
IMM kepada setiap kader, yang nantinya setiap kader dapat memahami lebih dalam
mengenai nilai nilai dasar atau ideologi dasar IMM dengan tidak salah atau keliru, yang
menyebabkkan adanya kesalahpahaman kader saat memahami Ideologi IMM itu sendiri, dan
juga seharusnya instruktur menuntun dan menjaga setiap kader baik kader baru maupun kader
lama.

Pada penjelasan diatas saya rasa harus ada evaluasi yang mendalam terkait dengan
kepribadian dalam diri instruktur agar bisa menjadikan sosok instruktur yang berintegritas
dan ikhlas beramal dalam bakti dalam segala lini, tidak hanya hadir dalam kegiatan formal
saja semacam DAD. Lebih dari itu peran instruktur harus bisa membawa dan masuk dalam
diri kader dalam kegiatan apapun yang entah yang diadakan IMM atau dilakukan
transformasi ideologi walaupun itu bukan kegiatan resmi.

Perkaderan bagi saya itu sangat dinamis sewaktu waktu bisa berubah dengan
menyesuaikan perkembangan zaman seperti saat ini, contohnya sekarang dimana posisi saat
ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi wabah pandemi virus corona. semua perkaderan
berubah, yang biasanya kita lakukan semua itu melalui tatap muka/offline tetapi sekarang kita
harus melakukan semua secara Daring. saat ini kita membutuhkan sesosok instruktur yang
berinovasi, disini saya ingin memberikan solusi akan tetapi solusi saya tidak untuk sistem
karena bagi saya untuk sistem perkaderan semua sudah diatur melalui SOP perkaderan
dimasa pandemi oleh DPP IMM atau mungkin dibuat dengan PC IMM karena setiap cabang
memiliki budaya perkaderan yang berbeda akan tetapi tetap tertuju pada satu tujuan.

Saya rasa instruktur harus bisa memiliki treatment khusus dalam melakukan
komunikasi yang berorientasi untuk keberlangsungan perkaderan. dengan berfokus kepada
metode metode yang baru seperti contoh didalam kajian yang dilaksanakan online harus bisa
menghadirkan ice breaking agar tidak menoton atau dilakukan gaya komunikasi dengan
bahasa yang dapat diterima dengan mudah dan gampang dipahami oleh seluruh sumber daya
mahasiswa. Untuk mengoptimalkan instruktur dalam follow up nya kita harus bisa intens
dengan pendekatan emosional kita memakai treatment gaya komunikasi yang baik yang
menyesuaikan dengannya dan IMM harus bisa memaikan dan memanfaatkan Media Sosisal
dengan baik untuk perkaderan saat ini bahkan untuk menyampaikan pesan dakwah,
presentase masyarakat Indonesia hampir seluruh menggunakan media sosial. Saya rasa bisa
dikemas didalam media sosial seperti video pendek, podcast atau pesan lainnya sehingga
terbentuknya karakter dan kepribadian kader, terutama menanamkan nilai-nilai ideologi
IMM.

Muhamad Gama Arriza, Jakarta 21 Juni 1999

Gamaarriza21@gmail.com

088219439330

Referensi:

- Sistem Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah DPP IMM 2007


- Standar Operasional Prosedur PC IMM Cabang Cirendeu 2017
- Maklumat DPP IMM Perkaderan COVID
- SOP Perkaderan COVID PC IMM CIRENDEU

Anda mungkin juga menyukai