PENDAHULUAN
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau Masyarakat. Upaya kesehatan sendiri merupakan setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
Provinsi Sumatera Barat mempunyai masalah gigi dan mulut sebesar 22,2 %. Diantaranya
sebesar 35,3 % yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis gigi dan secara
keseluruhan kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 7,8 %
(EMD). Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara
keseluruhan, sehingga pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut penting dilakukan. Gigi dan mulut
dapat dikatakan sehat apabila jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-unsur yang
berhubungan dalam rongga mulut, memungkinkan individu makan, berbicara dan berinteraksi sosial
tanpa disfungsi, gangguan estetik, penyimpangan oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan gigi dan mulut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti genetika, gaya hidup, lingkungan, dan status sosial ekonomi perubahan tingkat
ekonomi dan pola hidup menjadi beberapa penyebab kurangnya kesadaran masyarakat akan
kesehatan gigi dan mulut juga menjadi salah satu penyebab karies (Ali et al., 2015)
Karies gigi adalah penyakit multifaktorial pada jaringan keras sehingga dapat terjadi bila
ada faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lain faktor-faktor penyebab karies meliputi
mikroorganisme, gigi (host), makanan dan waktu (Ramayanti, 2013). Karies gigi yang tidak dirawat
lambat laun akan mencapai bagian pulpa dan mengakibatkan peradangan pulpa atau pulpitis.
Berdasarkan data SP2TP di puskesmas menunjukkan data penyakit tertinggi adalah penyakit pulpa
Pulpitis adalah suatu peradangan yang bisa sembuh kembali atau terus berlanjut. Ada dua
jenis pulpitis yaitu pulpitis reversibel dan pulpitis ireversibel. Pulpitis reversibel adalah kondisi
peradangan pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh rangsangan, jika rangsangan tersebut
dihilangkan maka rasa nyeri akan hilang. Pulpitis ireversibel adalah peradangan pulpa yang berat
dan merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel yang tidak mendapat perawatan Pulpitis dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yaitu faktor yang
disebabkan oleh gigi itu sendiri meliputi karies, mekanis dan kimiawi. Faktor luar adalah faktor
yang disebabkan di luar dari gigi tersebut meliputi ras, usia, jenis kelamin sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, jarak ke pelayanan kesehatan, kebiasaan, perilaku dan asupan nutrisi. Jika pulpitis tidak
mendapat penanganan pulpitis akan menjadi penyakit yang lebih parah seperti nekrosis pulpa dan
Dental Public Health (DPH) merupakan suau program yang dikurikulum oleh bagian
akademik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah yang diwajibkan kepada mahasiswa
yang merupakan bagian kegiatan Kepaniteraan Klinik. Program ini dilaksanakan di Dinas
Kesehatan dan Puskesmas selama waktu yang ditentukan. Dengan adanya instalasi kesehatan seperti
puskesmas sangatlah membantu menjaga kesehatan masyarakat, tetapi sejalan ddengan puskesmas
Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat jasmani tetapi juga rohani.
Kesehatan dengan kriteria sebagai berikut tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan merniliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun dan telah
melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Puskesmas
merencanakan dan mengusulkan kebutuhan surnber daya Puskesmas kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia
seorang tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, maka Kepala Puskesmas
merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah diploma tiga (PERMENKES
RI, 2014).
Balai Pengobatan Gigi dan memberikan saran untuk memecahkan masalah tersebut.
d. Agar mahasiswa lihai bersosialisasi nantinya ketika masuk ke dunia pekerjaan dan
sosialisasi ke lapangan.
a. Mahasiswa bisa lebih tangkas berbicara dan bekerja dengan adanya pasien langsung.
c. Mengetahui tentang manajemen dan ikut serta dalam melakukan pengamatan pada
puskesmas
d. Mengamati proses pelaksanaan suatu kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Ikur Koto.
e. Menambah wawasan dan pemahaman ilmu kedokteran gigi yang telah diperoleh dan