Anda di halaman 1dari 10

Geomedia

Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian

Geomedia Vol. 17 No. 1 Tahun 2019 | 55 - 65

https://journal.uny.ac.id/index.php/geomedia/index

Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di


Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

Liliki Prihadi Utomo


Pendidikan Geografi Jurusan PIPS FKIP Universitas Tadulako Palu
lilik56@ymail.com
*korespondensi penulis

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah artikel Penelitian ini dilaksanakan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa. Tujuan
Diterima : penelitian untuk menentukan level kesiapsiagaan masyarakat dalam
Revisi : menghadapi bencana gempa bumi. Pengambilan sampel dilakukan
Dipublikasikan : dengan teknik quota sampling. Analisis data menggunakan skala gutmant
Kata kunci: dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi, sebagai berikut: (1) aspek
Masyarakat pengetahuan sebelum dan sesudah bencana berada pada kategori siap,
Bencana (2) Aspek rencana tanggap darurat sebelum bencana berada pada kategori
Gempa Bumi kurang siap dan sesudah bencana meningkat menjadi kategori siap, (3)
Aspek peringatan dini sebelum dan sesudah bencana berada pada
kategori tidak siap, (4) Aspek mobilisasi sumber daya sebelum bencana
berada pada kategori tidak siap, setelah bencana menjadi kategori siap.
Gempa pada tanggal 28 September 2018 menimbulkan kerugian di Desa
Omu berupa rusaknya rumah sebanyak 443 rumah, rusaknya fasilitas sosial
sebanyak 11 unit diantaranya tempat ibadah, sekolah, dan kantor desa.
Korban luka-luka sebanyak 113 jiwa, meninggal 8 orang, dan hilang
sebanyak 2 orang.
ABSTRACT
Keywords: The research was conducted at Omu village Gumbasa district. The aim was
Preparedness to determine the level of preparedness of community to face earthquake.
Community The sample was selected using a quota sampling technique. The data
Disaster analysis used Gutmant with descriptive analysis. The results showed the
Earthquake preparedness in facing an earthquake disaster, as follows: (1) aspects of
knowledge before and after a disaster are in the ready category, (2) The
aspects of the emergency response plan before the disaster are in the
category of unprepared and after the disaster increased to the ready
category, (3) The aspect of early warning before and after disaster is in the
category of unprepared, (4) The aspect of resource mobilization before
the disaster is in the unprepared category, after the disaster the ready
category. The earthquake dated on 28 September 2018 caused loss in Omu
village which was as much 443 of the people’s houses and 11 units of
public facilities were destructed. In addition, There were as much 113
injured people, 8 death people, and 2 lost people.
© 2019 (Lilik Prihadi Utomo.). All Right Reserved

e-mail: geomedia@uny.ac.id
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

Pendahuluan Omu. Gambar 1 berikut ini menunjukkan sebaran


Indonesia termasuk negara yang rentan gempa bumi di Kabupaten Sigi tahun 2000-2016.
terhadap bencana salah satunya adalah gempa
bumi. Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yng
berada pada pertemuan tiga jalur lempeng
tektonik bumi yang bergerak aktif yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indo Australia dan lempeng
pasifik. Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan
tekanan dari lempengan yang bergerak mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan oleh pinggiran lempengan (Ella dan
Usman, 2008).
Gempa bumi merupakan suatu peristiwa yag
terjadi akibat pergerakan lempeng yang berada di
bawah permukaan bumi yang disebut dengan
gempa tektonik. Gempa bumi bisa terjadi kapan Gambar 1 Peta Sebaran Gempa Bumi Kabupaten
saja dan dimana saja. Dampak primer yang Sigi
ditimbulkan berupa goncangan tanah dan
getaran tanah yang menyebabkan kerusakan dan Berdasarkan frekuensi gempa bumi tersebut
kehancuran bangunan dan korban jiwa. Di tentunya dalam menghadapi gempa bumi
samping itu timbulnya tsunami yang merupakan tersebut masyarakat harus lebih waspada dan juga
bencana sekunder akibat gempa bumi yang selalu siap siaga. Oleh karena itu perlu adanya
berpusat di dasar laut (PSB-UGM, 2009). Gempa kesiapsiagaan masyarakat setempat baik dari segi
bumi juga menimbulkan keresahan dan pengetahuanya tentang gempa bumi maupun dari
kecemasan bagi masyarakat yang tinggal di segi langkah antisipasi yang dilakukan masyarakat.
daerah tersebut. Kesiapsiagaan perlu dilakukan agar risiko yang
Kabupaten Sigi merupakan salah satu wilayah mugkin ditimbulkan dari gempa tersebut dapat
yang rentan terhadap gempa bumi. Berdasarkan terminimalisir. Kesiapsiagaan yang paling utama
data yang diperoleh dari peta sebaran gempa adalah pengetahuan. Adanya pengetahuan
bumi Kabupaten Sigi tahun 2000-2016 tercatat tentang gempa bumi serta dampak-dampak yang
bahwa terdapat 261 kali gempa bumi yang terjadi ditimbulkan akan membuat masyarakat menjadi
di Kabupaten Sigi dengan magnitude terendah lebih tanggap dan siap untuk menghadapi
yaitu 2,70 SR sampai dengan yang paling tertinggi bencana gempa bumi. Hal ini dilakukan untuk
yaitu 6,30 SR. Kecamatan Gumbasa merupakan megurangi risiko atau dampak negatif yang timbul
salah satu kecamatan di Kabupaten Sigi yang akibat dari gempa bumi.
memiliki frekuensi gempa terbanyak Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
dibandingkan dengan kecamatan lain. Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Berdasarkan peta sebaran gempa tahun 2000- Bencana, dijelaskan bahwa kesiapsiagaan adalah
2016 tercatat 58 kali gempa bumi yang terjadi di serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
Kecamatan Gumbasa. Sementara itu, Desa Omu mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
merupakan salah satu desa di Kecamatan serta melalui langkah yang tepat guna dan
Gumbasa yang frekuensi gempanya lebih sering berdaya guna. Gempa bumi yang sering terjadi di
dibandingkan dengan desa lain. Berdasarkan peta Desa Omu Kecamatan Gumbasa membuat peneliti
sebaran gempa tahun 2000-2005 tercatat tertarik untuk melakukan penelitian, untuk
sebanyak 18 kali gempa bumi yang terjadi di Desa mengetahui bagaimana kesiapsiagaan masyarakat

46| Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian


Lilik Prihadi Utomo | Geomedia Vol 17 No 1 Tahun 2019

setempat dalam menghadapi bencana gempa geografis Desa Omu berada pada posisi 1190 56’
bumi yang terjadi di Kecamatan Gumbasa 00” – 1200 4’ 00” BT dan 10 14’ 30” – 10 25’ 00” LS.
Kabupaten Sigi. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan
pertimbangan sebagai berikut:
Metode 1. Wilayah Kecamatan Gumbasa merupakan
Jenis Penelitian kecamatan yang lebih sering terjadi gempa
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif bumi dibandingkan dengan kecamatan lainnya,
dengan metode survei. Dalam metode ini yaitu sebanyak 58 kali selama tahun 2000 -
informasi dikumpulkan dari responden dengan 2016;
menggunakan kuesioner. Pada umumnya 2. Pada saat terjadi gempa Sigi tahun 2012,
pengertian survei dibatasi pada penelitian yang Kecamatan Gumbasa merupakan satu dari tiga
datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi kecamatan yang terkena dampak dari gempa
untuk mewakili seluruh populasi. Dengan tersebut;
demikian penelitian survei adalah “penelitian yang 3. Pada saat terjadi gempa PADAGIMO tahun
mengambil sampel dari satu populasi dan 2018, wilayah Kecamatan Gumbasa merupakan
menggunakan kuisioner sebagai alat satu dari beberapa daerah yang juga
pengumpulan data yang pokok” (Singarimbun terdampak dari gempa tersebut khusunya di
dan Effendi, 1989) Desa Omu banyak rumah yang mengalami
kerusakan.
Lokasi penelitian Berikut sajian peta wilayah administrasi Desa
Lokasi penelitian adalah Desa Omu Omu Kecamatan Gumbasa (Gambar 2).
Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Secara

Gambar 2. Peta wilayah administrasi Desa Omu

Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
dalam penelitian ini meliputi: Observasi, analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan
Dokumentasi, Wawancara dengan menggunakan skala Gutman. Skala Gutman digunakan untuk
Angket/Kuisioner yang dikembangkan oleh LIPI mengukur kesiapsiagaan masyarakat karena skala
mengenai kesiapsiagaan individu rumah tangga Guttmant adalah skala penegasan yang memiliki
dalam menghadapi bencana gempa bumi yang item jawaban “ya” dan “tidak”. Data yang
dimodifikasi sesuai kebutuhan. diperoleh dari kuisioner diolah menggunakan

Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian |47


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

skala gutmant dan kemudian dianalisis


menggunakan rumus persentase (Saifuddin,
2001):
𝐹
P = x 100%
𝑁

Dimana:
P = persentase
f = frekuensi
n = jumlah sampel

Gambar 3. Pengetahuan tentang bencana


Hasil dan pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Pengetahuan atau knowledge adalah
di Desa Omu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengenai kesiapsiagaan masyarakat dalam
mengungkapkan atau mengingat kembali
mengehadapi bencana gempa bumi dengan
pengetahuan, rumus-rumus konsep, prinsip-
jumlah responden sebanyak 46 KK, dapat
prinsip, materi dan kejadian baik pada hal-hal
diketahui bahwa dari 4 paramater kesiapsiagaan
yang umum maupun khusus. Pengetahuan
masyarakat dalam menghadapi bencana gempa
kebencanaan akan dibutuhkan bagi setiap orang
bumi diperoleh hasil sebagai berikut.
yang tinggal didaerah rawan bencana, karena
berbagai informasi mengenai jenis bencana,
Pengetahuan tentang bencana
prosedur penyelamatan diri, tempat yang
Pengetahuan tentang gempa serta risiko
disarankan untuk mengungsi, dan informasi lain
bencana mencakup pengertian bencana alam,
yang mungkin dibutuhkan seseorang pada
kejadian yang menimbulkan bencana, penyebab
sebelum, saat dan pasca bencana itu terjadi.
gempa, ciri-ciri gempa kuat dan bangunan tahan
Berdasarkan hasil wawancara pada 46 KK
gempa serta tindakan yang dilakukan apabila
yang dilakukan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa
terjadi gempa. Berikut adalah hasil penelitian yang
mengenai pengetahuan masyarakat tentang
dilakukan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa
bencana diperoleh hasil kesimpulan sebelum dan
Kabupaten Sigi parameter mengenai pengetahuan
sesudah bencana skor tertinggi yaitu 100% berada
tentang bencana yang dibahas peneliti
pada item pertanyaan nomor 1 (apa yang
berdasarkan item soal.
dimaksud dengan bencana alam), 2 (kejadian alam
Pengetahuan masyarakat dalam menghadapi
apa saja yang dapat menimbulkan bencana), 5
bencana gempa bumi sebelum dan sesudah
(apakah gempa bumi dapat diperkirakan kapan
bencana jawaban tertinggi rata-rata presentase
terjadinya), 6 (apa saja ciri-ciri gempa kuat), 7(apa
jawaban yaitu 100% dan jawaban terendah yaitu
saja yang dilakukan apabila terjadi gempa), dan 9
presentase 22%. Dengan demikian dapat
(apa saja ciri-ciri gempa bumi dahsyat). Dan
disimpulkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat
jawaban yang memiliki jawaban terendah yaitu
yang ada di Desa Omu sebelum dan sesudah
dengan persentase 22% berada pada pertanyaan
bencana mengenai pengetahuan tentang bencana
nomor 11 (darimana saja bapak/ibu mendapat
berada pada nilai indeks 71-100% kategori siap
informasi tentang gempa).
(Gambar 3).

Rencana Tanggap Darurat


Rencana tanggap darurat terkait dengan
evakuasi, pertolongan dan penyelamatan agar
korban bencana dapat diminimalkan. Rencana

48| Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian


Lilik Prihadi Utomo | Geomedia Vol 17 No 1 Tahun 2019

tanggap darurat berupa kewaspadaan keluarga saat terjadi bencana dari hari pertama sampai hari
terhadap kemungkinan bencana, tindakan yang ketiga sebelum bantuan datang.
dilakukan untuk menyelamatkan diri dan tempat Berdasarkan hasil wawancara pada 46 KK
menyelamatkan diri. Hasil penelitian diuraikan yang dilakukan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa
berdasarkan tiap item pertanyaan sebagai berikut mengenai rencana tanggap darurat masyarakat
sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 4. terhadap bencana diperoleh hasil kesimpulan
bahwa sebelum bencana kewaspadaan keluarga
terhadap kemungkinan terjadinya bencana berada
pada persentase 70% dan sesudah bencana
meningkat menjadi 85% berada pada indeks 71-
100% kategori siap. Kemudian tindakan yang
dilakukan oleh keluarga untuk menyelamatkan diri
dari bencana gempa sebelum bencana mencapai
57% dan sesudah bencana mencapai 61%
persentasi tersebut berada pada indeks 31-70%
kategori kurang siap. Dan tempat menyelamatkan
diri keluarga apabila terjadi bencana gempa bumi
Gambar 4. Rencana tanggap darurat sebelum bencana mencapai 87% dan sesudah
bencana mengalami peningkatan menjadi 98%,
Berdasarkan Gambar 4 rencana tanggap yang berada pada indeks 71-100% kategori siap.
darurat bahwa sebelum bencana kewaspadaan
keluarga terhadap kemungkinan terjadinya Peringatan Dini
bencana berada pada nilai persentase 70% Parameter peringatan bencana yang meliputi
dengan indeks 31-70% kategori kurang siap dan tanda peringatan dan distribusi informasi akan
sesudah bencana berada pada persentase 80% terjadinya bencana. Peringatan dini bertujuan
dengan indeks 71-100% kategori siap. Kemudian untuk mengurangi korban jiwa, karena itu
tindakan yang dilakukan oleh keluaga untuk pengetahuan tentang tanda/bunyi peringatan,
menyelamatkan diri dari bencana, sebelum pembatalan dan kondisi aman dari bencana
bencana persentase 57% dan sesudah bencana sangat diperlukan. Penyiapan peralatan dan
persentase 61% berada pada indeks 31-70% perlengkapan untuk mengetahui peringatan
kategori kurang siap, dan tempat menyelamatkan sangat diperlukan, demikian juga dengan latihan
diri keluarga apabila terjadi bencana gempa bumi dan simulasi apa yang harus dilakukan apabila
sebelum bencana berada pada persentase 87% mendengar peringatan, ke mana dan bagaimana
dan sesudah bencana persentase 98% berada harus menyelamatkan diri dalam waktu tertentu
pada indeks 71-100 kategori sangat siap. Dengan sesuai dengan lokasi di mana masyarakat sedang
demikian dapat disimpulkan bahwa kesiapsiagaan berada saat terjadi bencana. Hasil yang diperoleh
masyarakat Desa Omu dilihat dari aspek rencana ditunjukkan pada Gambar 5.
tanggap darurat masyarakat lebih siap dalam
menghadapi bencana gempa bumi dibandingkan
dengan sebelum bencana.
Rencana tanggap darurat terkait dengan
evakuasi, pertolongan dan penyelamatan agar
korban bencana dapat diminimalkan. Berbagai
tindakan tanggap darurat sangat penting untuk
meminimalkan jatuhnya korban, terutama pada

Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian |49


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

Berdasarkan hasil wawancara pada 46 KK


yang dilakukan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa
mengenai peringatan bencana masyarakat
terhadap bencana diperoleh hasil kesimpulan
bahwa sebelum bencana masyarakat yang
mengetahui adanya tanda/cara peringatan
bencana gempa sebanyak 0% dan sesudah
bencana sebanyak 2% berada pada indeks 0-30%
kategori tidak siap. Hal-hal yang dilakukan apabila
mendengar peringatan bencana sebelum bencana
mencapai 83% dan sesudah bencana meningkat
Gambar 5. Peringatan dini
menjadi 98% berada pada indeks 71-100%
kategori siap. Kemudian pembatalan peringatan
Berdasarkan diagram pada Gambar 5 tentang
terjadinya gempa yang dinyatakan oleh
peringatan dini diketahui bahwa masih kurangnya
pemerintah setempat sebelum dan sesudah
tanda-tanda peringatan bencana dari pemerintah
bencana mencapi 7% berada pada ideks 0-30%
setempat hal ini dapat dilihat dari rata-rata
kategori tidak siap. Tanda atau informasi bahwa
persentase jawaban antara 0% sampai 7% dengan
keadaan sudah aman/gempa sudah berakhir
indeks 0-30% kategori tidak siap. Adapun hal-hal
setelah terjadinya gempa mencapai 2%. Hasil
yang dilakukan apabila mendengar peringatan
uraian tersebut menujukan bahwa masih
bencana masyarakat akan melakukan tindakan
kurangnya peringatan bencana gempa bumi yang
tindakan seperti tidak panik, mematikan listrik dan
disampaikan oleh pemerintah setempat.
sebagainya dengan persentase tertinggi sebelum
dan sesudah bencana mencapai 83% sampai 98%
Mobilisasi Sumber Daya
dengan indeks 71-100% kategori siap. Jadi dapat
Parameter mobilisasi sumber daya baik
disimpulkan bahwa jika dari segi tindakan-
sumber daya manusia (SDM), pendanaan, dan
tindakan yang dilakukan apabila mendengar
prasarana-sarana penting untuk keadaan darurat
peringatan atau bahaya gempa masyarakat Desa
merupakan potensi yang dapat mendukung
Omu dikategorikan siap dan jika dari segi
kesiapsiagaan. Namun sebaliknya, mobilisasi
peringatan bencana masyarakat dikategorikan
sumber daya juga dapat menjadi kendala apabila
tidak siap hal ini dikarenakan kurangnya
mobilisasi tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh
pemberitahuan dari pemerintah setempat
karena itu, mobilisasi sumber daya merupakan
ataupun instansi yang terkait.
parameter kesiapsiagaan yang cukup penting.
Parameter peringatan bencana yang meliputi
Berikut hasil penelitian yang dilakukan di
tanda peringatan dan distribusi informasi akan
Desa Omu kecamatan Gumbasa parameter
terjadinya bencana tidak kalah pentingnya dengan
mengenai mobilisasi sumber daya dengan sampel
parameter lainnya. Adanya peringatan dini dapat
46 KK yang akan diuraikan beradasarkan tiap item
mengurangi korban jiwa, harta benda, dan
pertanyaan sebagai berikut (Gambar 6).
kerusakan lingkungan. Berkaitan dengan hal
tersebut, diperlukan latihan dan simulasi apa yang
harus dilakukan apabila mendengar peringatan, ke
mana dan bagaimana harus menyelamatkan diri
dalam waktu tertentu sesuai dengan lokasi di
mana masyarakat sedang berada saat terjadi
bencana.

50| Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian


Lilik Prihadi Utomo | Geomedia Vol 17 No 1 Tahun 2019

seminar tentang kesiapsiagaan menghadapi


bencana gempa bumi masih kurang yaitu dengan
presentase 0% sampai 2% berada pada indeks 0-
30% kategori tidak siap. Kemudian dari segi
asset/investasi yang dapat dimanfaatkan untuk
kewaspadaan keluarga terhadap kemungkinan
terjadinya bencana baik sebelum maupun sesudah
bencana sangat siap dengan nilai pesentase 91%
sampai 96% dengan indeks 71-100% kategori
Gambar 6. Mobilisasi sumber daya manusia siap. Selanjutnya apabila terjadi bencana keluarga
yang mempunyai kerabat yang siap membantu
Berdasarkan diagram pada Gambar 6 dapat sebelum bencana mencapai 30% dan sesudah
diketahui bahwa persentase terendah terdapat bencana yaitu 39% dengan indeks 31-70%
pada pertanyaan nomor 21 (latihan dan kategori kurang siap. Untuk kemungkinan
keterampila apa saja yang perah diikuti) dan terjadinya bencana gempa bumi hal-hal yang
persentase tertinggi terdapat pada pertanyaan telah disiapkan seperti menyiapkan persediaan
nomor 22 (apakah rumah tangga mempunyai cadangan makanan dan pakaian secukupnya, dan
asset/investasi yang dapat dimanfaatkan untuk lain sebagainya sebelum bencana mencapai 28%
kewaspadaan keluarga terhadap kemugkinan dan sesudah bencana meningkat menjadi 78%.
terjadinya bencana gempa bumi dengan Hasil uraian tersebut menunjukan bahwa dari
persentase 2% sampai 9%. Jadi dapat ditarik parameter mobilisasi sumber daya masyarakat
kesimpulan bahwa sebelum bencana dan sesudah Desa Omu telah siap hal ini dapat dilihat dari
bencana masih kurangnya masyarakat yang beberapa item pertanyaan yang memiliki nilai
mengikuti pelatihan atau seminar yang berkaitan persentase tertinggi. Walaupun masih terdapat
dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana beberapa pertanyaan dengan persentase
gempa bumi. Masih kurangnya kerabat atau terendah seperti kurangnya masyarakat yang
teman yang siap membantu apabila terjadi gempa mengikuti pertemuan atau sosialisasi tentang
baik sebelum dan sesudah bencana, namun dalam kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi,
hal asset/investasi yang dapat dimanfaatkan untuk untuk itu diperlukan perhatian masyarakat untuk
kewaspadaan keluarga terhadap bencana baik bisa mengikuti pertemuan yang diadakan oleh
sebelum maupun sesudah bencana masyarakat pemerintah setempat terkait dengan
telah baik persentase (91%-96%) dengan indeks kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi dan
71-100% kategori siap. kemudian dari aspek juga kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
persediaan cadangan makanan sebelum bencana gempa bumi.
masyarakat tidak siap dengan persentase (28%)
indeks 0-30% kategori tidak siap, namun sesudah Dampak yang Ditimbulkan Gempa 28
bencana masyarakat sudah siap dalam hal September 2018
penyediaan makanan dan pakaian dengan Gempa yang terjadi tanggal 28 september
persentase (78%) berada pada indeks 71-100% yang dikenal dengan nama gempa PADAGIMO,
kategori siap. gempa tersebut terjadi di wilayah Kota Palu,
Berdasarkan hasil wawancara pada 46 KK Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan
yang dilakukan di Desa Omu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Parigi Moutong telah banyak menelan
mengenai kesiapsiagaan masyarakat dalam korban jiwa, menyebabkan rusaknya rumah,
menghadapi bencana gempa bumi dari parameter fasilitas sosial seperti sekolah dan masjid,
mobilisasi sumber daya bahwa sebelum dan kerusakan infrastruktur seperti jalan dan juga
sesudah bencana masyarakat yang mengikuti menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan bagi

Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian |51


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

sebagian masyarakat. Wilayah Desa Omu Kerusakan Fasilitas Sosial.


merupakan salah satu Desa yang ada di Kerusakan fasilitas sosial di Desa Omu pasca
Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi yang juga gempa PADAGIMO 28 september 2018 silam
terkena dampak dari gempa tersebut. Berikut meliputi; SDN 2 OMU ( Dusun III/RT.002) kategori
dampak yang terjadi di Desa Omu. rusak berat, SDN 1 OMU ( Dusun I/RT.002)
kategori rusak berat, TK Kembang Jaya (Dusun
Korban Jiwa I/RT.002) kategori rusak ringan, MDA Alkhairaat
Kriteria korban jiwa terbagi atas 3 yaitu Omu (Dusun II/RT.001) kategori rusak ringan,
meninggal, luka-luka, dan hilang. Pada saat terjadi Kantor Desa Omu (Dusun I/RT.002) kategori rusak
gempa 28 september 2018 di Desa Omu tercatat ringan, Puskesmas Pembantu (Dusun I/RT.002)
di dusun I (satu) korban luka-luka sebanyak 64 kategori rusak ringan, Gereja Toraja -JEO (Dusun
orang, meninggal 5 orang, dan hilang 0. Dusun II I/RT.002) kategori rusak berat, GPDI Omu (Dusun
(dua) korban luka-luka sebanyak 35 orang, I/RT.001) kategori rusak berat, Gereja Toraja - MHS
meninggal 2 orang, dan hilang 0. Dusun III (tiga) + Pastori(Dusun III/RT.001) kategori rusak berat,
korban luka-luka sebanyak 6 orang, meninggal 1 Masjid Attdzasqira Omu (Dusun I/RT.002), rusak
orang, dan hilang 0. Dusun IV (empat) korban berat, Musallah Aljannah Omu (Dusun II/RT.002)
luka-luka sebanyak 8 orang, meninggal 0, dan kategori rusak berat, dan Puskesmas Pembantu
hilang sebanyak 2 orang. Korban yang meninggal (Dusun I/RT.002) kategori rusak ringan.
dunia berada pada usia >60 tahun 4 orang, usia Berbagai kerusakan bangunan yang terjadi di
45-54 tahun 2 orang, usia 18 tahun 1 orang, dan Desa Omu baik itu rumah maupun fasilitas sosial
usia 8 tahun 1 orang. Jadi jumlah keseluruhan terjadi karena dahsyatya guncangan gempa yang
korban jiwa yang terdapat di Desa omu adalah 123 terjadi tanggal 28 September 2018 dengan
orang. magnitude yaitu 7,4 SR yang juga menyebabkan
tsunami di Kota Palu. Kerusakan juga terjadi akibat
Kerusakan rumah struktur bangunan yang tidak tahan terhadap
Kerusakan rumah terbagi atas tiga kriteria gempa bumi. Kurangnya korban jiwa yang
yaitu rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat. meninggal disebabkan pengetahuan masyarakat
Jumlah kerusakan rumah di dusun I (satu) rusak tentang gempa berada pada kategori siap seperti
ringan sebanyak 13 rumah, rusak sedang 16 kemana tempat berlindung yang aman ketika
rumah, dan rusak berat 106 rumah total terjadi gempa dan lain sebagainya. Pengetahuan
keseluruhan yaitu 135 rumah. Dusun II (dua) rusak masyarakat Desa Omu mengenai apa itu gempa
ringan sebanyak 17 rumah, rusak ringan 20 rumah, bumi, bagaimana ciri-ciri gempa bumi kuat,
dan rusak berat 94 rumah, total keseluruhan yaitu dimana tempat menyelamatkan diri ketika terjadi
131 rumah. Dusun III (tiga) rusak ringan sebanyak gempa, dan bagaimana ciri-ciri bangunan yang
23 rumah, rusak sedang 42 rumah, dan rusak berat tahan terhadap gempa bumi kiranya perlu
73 rumah. Total keseluruhan yaitu 138 rumah. diimplementasikan untuk dijadikan pertimbangan
Dusun IV (empat) rusak ringan 16 rumah, rusak kedepan ketika akan melakukan pembangunan,
sedang 3 rumah, dan rusak berat 20 rumah. Total serta pengetahuan lainya agar kedepan risiko atau
keseluruhan 39 rumah. Jadi total keseluruhan dampak kerugian yang ditimbulkan dari gempa
jumlah rumah rusak yang ada di Desa Omu yaitu bumi dapat terminimalisir.
rusak ringan 69 rumah, rusak sedang 81 rumah,
dan rusak berat 293, total keseluruhan 443 rumah
yang rusak di Desa Omu.

52| Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian


Lilik Prihadi Utomo | Geomedia Vol 17 No 1 Tahun 2019

Keterkaitan Tema Penelitian dengan Bidang gempa bumi untuk kemudian dijadikan sebagai
Pendidikan Geografi bekal dalam menghadapi kemungkinan terjadi
Pendidikan merupakan hal yang sangat bencana gempa bumi di Indonesia khususnya di
penting untuk kemajuan suata bangsa. Dengan wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.
adanya lembaga pendidikan generasi muda dapat
bersekolah dan melaksanakan proses Simpulan
pembelajaran, juga dengan adanya pendidikan Berdasarkan hasil dari keempat parameter
kesiapsiagaan dapat diketahui bahwa terdapat
para generasi muda dapat mempelajari hal hal
variasi tingkat kesiapsiagaan masyarakat. Dari
yang belum diketahui menjadi diketahui, selain itu
aspek pengetahuan masyarakat berada pada
generasi muda dapat mempunyai bekal untuk kategori siap baik sebelum maupun sesudah
menghadapi tantangan dan perkembangan bencana. Dari aspek rencana tanggap darurat
zaman di masa yang akan datang. berada pada kategori kurang siap namun pada
Indonesia merupakan negara yang rentan saat sesudah bencana masyarakat telah siap. Dari
terhadapa bencana alam salah satunya yaitu aspek peringatan dini baik sebelum bencana
maupun sesudah bencana gempa bumi
gempa bumi. Sulawesi tengah merupakan salah
masyarakat termasuk dalam kategori tidak siap
satu daerah yang masuk dalam daerah rawan
dikarenakan kurangnya pemberitahuan yang
bencana gempa bumi karena dilalui oleh jalur diterima masyarakat tentang waktu terjadinya
sesar aktif (Palu Koro), untuk itu diperlukan adanya bencana gempa bumi dari pemerintah setempat,
rancangan kurikulum pendidikan yang di namun jika ada peringatan tentang kemungkinan
dalamnya termuat materi pembelajaran geografi terjadinya bencana gempa bumi masyarakat
tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi sudah siap untuk melakukan tindakan-tindakan
yang dilakukan untuk menghadapi bencana
bencana gempa bumi. Hal ini perlu dilakukan agar
gempa bumi. Dari aspek mobilisasi sumber daya
siswa-siswi dapat mempelajari apa saja yang perlu masyarakat masih kurang mengikuti
dilakukan dan dipersiapkan untuk menghadapi sosialisasi/pertemuan mengenai kewaspadaan
bencana gempa bumi agar dampak yang terhadap bencana gempa bumi, sedangkan dari
ditimbulkan dapat terminimalisir, penerapan segi penyiapan cadangan makanan dan pakaian
materi tersebut diharapkan dapat diterapkan masyarakat Desa Omu sebelum bencana tidak siap
namun setelah bencana siap menyediakan
sedini mungkin mulai dari tingkat sekolah dasar
cadangan makanan dan pakaian untuk
(SD) yang termuat dalam materi IPS terpadu,
menghadapi kemungkinan terjadinya bencana
sampai di tingkat sekolah menengah atas (SMA) gempa bumi. Untuk penyimpanan
yang termuat dalam materi geografi. Dalam investasi/tabungan masyarakat Desa Omu
perkembanganya saat ini dalam dunia Pendidikan Kecamatan Gumbasa baik sebelum maupun
telah diterapkan satuan kurikulum K13 di jenjang sesudah bencana telah menyiapkan untuk
SMP dan SMA sederajat dan ada juga masih kemungkinan terjadinya bencana gempa bumi.
Gempa yang terjadi di Sulawesi tengah
menggunakan kurikulum satuan pendidikan
tanggal 28 september 2018 yang disebut dengan
(KTSP).
nama gempa PADAGIMO karena mencakup
Muatan materi tentang kesiapsiagaan wilayah Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong
dalam menghadapi bencana gempa bumi ini yang juga berdampak di wilayah penelitian yaitu
diterapkan dalam kurikulum agar kedepan siswa- Desa Omu Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi
siswi dapat mengetahui tindakan apa yang perlu ,menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian
dilakukan apabila terjadi gempa bumi, sehingga seperti rusaknya rumah, fasilitas sosial, dan jalan.
Luka-luka sebanyak 113 jiwa, meninggal 8 orang,
untuk kedepannya generasi muda mempunyai
dan hilang 2 orang, rumah rusak sebanyak 443
pengetahuan tentang bencana alam khususnya rumah (rusak sedang, ringan, berat), dan fasilitas
gempa bumi dan mengetahui bagaimana sosial yang mengalami kerusakan sebanyak 11
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yaitu tempat ibadah, sekolah, dan kantor desa.

Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian |53


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi

Ucapan terima kasih LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Kajian Kesiapsiagaan


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana
Bapak Aziz Budianta, S.Si, MT yang telah Gempa Bumi dan Tsunami.
membantu peneliti dalam analisis data serta PSB-UGM. (2009). Reorientasi Pendidikan
Masriani S.d yang membantu dalam pengumpulan Kebencanaan dalam Rangka Pengurangan
data. Risiko Bencana. Seminar Nasional.
Reorientasi Pendidikan Kebencanaan
Referensi Yogyakarta
Ella dan Usman. (2008). Mencerdasi Bencana. Singarimbun, M dan Efendi, S. (1989). Metode
Jakarta: Grasindo Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

54| Geomedia : Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian

Anda mungkin juga menyukai