Anda di halaman 1dari 12

PENGELOLAHAN DATA TERDISTRIBUSI

1. Pengertian Sistem Terdistribusi

Kesatuan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur
untuk mendistribusikan data, informasi, obyek dan layanan dari dan kepada pengguna
yang terkait didalamnya. Infrastruktur utama sistem terdistribusi adalah jaringan,
hardware, software dan pengguna yang terkait di dalamnya

Karakteristik Sistem Terdistribusi yaitu:


1. Resource Access and Sharing (Heterogen)

- Kemampuan menggunakan hardware,dan kapanpun.

2. Openness (keterbukaan)

- Software atau data dimanapun sebuah keterbukaan dalam sistem terdistribusi


memiliki pengertian kemampuan sebuah sistem dalam mengembangkan
fleksibilitas terhadap peningkatan kinerja sebuah sistem.

3. Concurrency

- Semua proses dalam sistem terdistribusi dilakukan secara concurrency (secara


bersama-sama).

4. Scalability

- Skalabilitas memiliki pengertian bahwa sebuah sistem terdistribusi harus dapat


ditingkatkan kinerjanya tanpa mengubah komponen komponen di dalamnya.

5. Fault Tolerance (toleransi kesalahan)

- Sebuah sistem terdistribusi dirancang memliki kemampuan untuk menangani


kesalah atau error dimasa depan.

6. Transparency

- Bila aplikasi yang digunakan menggunakan database yang terpisah tidak satu
database saja, maka dapat dikatakan itu adalah aplikasi pengolahan data
terdistribusi atau dikenal juga dengan distributed database system (Sistem Basis
Data Terdistribusi).

7. Security

2. Permasalahan Sistem Terdistribusi

Permasalahan dalam Sistem Terdistribusi

Kelemahan pada sistem terdistribusi adalah :


a. Kesulitan dalam membangun perangkat lunak.
Kesulitan yang akan dihadapi antara lain : bahasa pemrogramman yang harus dipakai,
sistem operasi

b. Masalah Jaringan
Karena sistem terdistribusi di implementasikan dalam jaringan komputer, maka isu2
yang berkaitan dengan jaringan komputer akan menjadi pertimbangan utama dalam
merancang dan mengimplementasikan sistem.

c. Masalah Keamanan
Karena pada sistem terdistribusi berbagi data/sumber daya merupakan hal yang mutlak
maka muncul masalah2 yang berkaitan dengan keamanan data dll.

3. Sistem Basis Data Terdistribusi

Kumpulan data logic yang saling berhubungan, secara fisik terdistribusi dalam jaringan
komputer, yang tidak tergantung dari program aplikasi sekarang maupun pada masa
yang akan datang

4. Penerapan Sistem Terdistribusi

Sistem Terdistribusi dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya
pada Penjualan Tiket Pesawat secara Online.

Contoh Aplikasi Penjualan Tiket Pesawat Secara Online:

1. Tiket
Aplikasi Tiket menyediakan pilihan tiket pesawat, kereta api, dan persewaan mobil,
hingga pemesanan penginapan .

2. Traveloka
Traveloka dikenal menyediakan layanan booking hotel dan penerbangan.

3. Google Flight
Google Flight merupakan aplikasi baru yang dikembangkan oleh Google. Aplikasi ini
akan merangkum beragam harga tiket dari macam-macam maskapai penerbangan di
dunia, mulai dari yang termurah hingga yang paling mahal. Fitur tersebut dapat
memudahkan kamu saat mengecek tiket pesawat murah dari berbagai maskapai dan
tujuan penerbangan di seluruh dunia.

5. Pengenalan Sistem Terdistribusi

Berikut adalah contoh contoh sistem terdistribusi :


- Internet
Internet adalah suatu bentuk jaringan global yang menghubungkan komputer
satu dengan komputer lainnya, yang dapat berkomunikasi dengan menggunakan
media IP sebagai protokol. Untuk mengakses internet perlu adanya pihak yang
menyediakan layanan tersebut. Pihak ini disebut dengan Internet Service
Provider atau ISP
- Mobile Computing
Secara umum mobile computing berarti melakukan proses komputansi
dimanapun. Pemanfaatan mobile computing ini memang sangat berguna. Kini
satu orang saja sudah bisa memanfaatkan teknologi jaringan internet dengan
berbagai cara. Dengan telepon selulernya, seseorang bisa terhubung ke jaringan
melalui jaringan wireless Access Protocol (WAP). Sementara itu, dengan
kamera digitalnya seseorang bisa melakukan tranfer data dengan bluetooth.
Dengan adanya mobile computing ini, seseorang dapat melakukan beberapa
pekerjaan sekaligus dengan cepat.

- Sistem Otomatis Bank


- Deteksi Roaming Pada Telepon Seluler
- GPS (global positioning system)
- Cloud Strorage
- Multiplayer Online Game
KOMUNIKASI DATA

Pengertian Komunikasi Data

- Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara


khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang
dikirimkan melalui media komunikasi data.

- Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data
merupakan baguan vital dari suatu masyarakat informasi karena sistem ini
menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat
berkomunikasi satu sama lain.

Komponen Komunikasi Data

- Pengirim, adalah piranti yang mengirimkan data

- Penerima, adalah piranti yang menerima data


- Data, adalah informasi yang akan dipindahkan

- Media pengiriman, adalah media atau saluran yang untuk mengirimkan data

- Protokol, adalah aturan-aturan yang berfungsi untuk menyelaraskan hubungan.

PROTOKOL

Protokol dapat diartikan sebagai sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi
yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi
dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar
komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan
tersebut berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format data pada kedua
sistem hingga pada masalah koneksi listrik.

Komponen Protokol

1. Aturan atau prosedur, mengatur pembentukan/pemutusan hubungan


2. Format atau bentuk, mengatur proses transfer data representasi pesan
3. Kosakata (vocabulary), jenis pesan dan makna masing-masing pesan .

Fungsi Protokol

Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi pengirim dan sisi
penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan
dengan baik dan benar. • Sedangkan fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan
berikut :

1. Fragmentasi dan reassembly

Fungsi dari fragmentasi dan reassembly adalah membagi informasi yang dikirim
menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi dan setelah
diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang
lengkap.

2. Encapsulation

Fungsi dari encapsulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan


address, kode-kode koreksi dan lain-lain.

3. Connection control

Fungsi dari connection control adalah membangun hubungan (connection) komunikasi


dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun hubungan ini juga
termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.

4. Flow control

Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi penerima.

5. Error control

Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman
maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol
terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.

6. Transmission service

Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya
yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.

Susunan Protokol

Protokol jaringan disusun oleh dalam bentuk lapisan-lapisan (layer). Hal ini
mengandung arti supaya jaringan yang dibuat nantinya tidak menjadi rumit. Di dalam
layer ini, jumlah, nama, isi dan fungsi setiap layer berbeda-beda. Akan tetapi tujuan dari
setiap layer ini adalah memberi layanan ke layer yang ada di atasnya. Susunan dari layer
menunjukkan tahapan dalam melakukan komunikasi. Antara setiap layer yang
berdekatan terdapat sebuah interface. Interface menentukan layanan layer yang di
bawah kepada layer yang di atasnya.
TELECONFERENCE

1. Pengertian Teleconference

Teleconference atau telekonferensi atau teleseminar adalah komunikasi langsung di


antara beberapa orang yang biasanya dalam jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan
dan dihubungkan oleh suatu sistem telekomunikasi.

teleconference adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
dilakukan melewati telefon atau koneksi jaringan. Pertemuan tersebut bisa
menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan audio-video (video
conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat dan mendengar apa
yang dibicarakan, sebagaimana pertemuan biasa. Dalam telekonferensi juga
dimungkinkan menggunakan whiteboard yang sama dan setiap peserta mempunyai
kontrol terhadapnya Jadi, juga berbagi aplikasi.

Sistem telekomunikasi dapat mendukung teleconference karena menyediakan satu atau


lebih dari berikut ini: audio, video, dan / atau layanan data oleh satu atau lebih berarti,
seperti telepon, komputer , telegraf, teletip, radio, dan televisi.

Di Indonesia, terdapat beragai layanan teleconference melalui telepon baik fixed


maupun mobile (Audio Conference) yang mempunyai kemampuan untuk melayani
percakapan sampai 30 pemanggil dalam satu konferensi. Jumlah peserta dapat diatur
sesuai dengan keinginan penyelenggara konferensi. Sistem conferenceatau konferensi
juga bisa dilengkapi dengan PIN (Personal Identification Number) sehingga menjamin
kerahasiaan suatu konferensi dari pemanggil yang tidak diundang dalam telekonferensi
atau teleconference tersebut.

2. Videoconferencing

Videoconferencing adalah salah satu teknologi telekomunikasi yang menawarkan


banyak manfaat dan kemudahan dalam rangka penyelenggaraan Rakor Litbang
Pertahanan yang diselenggarakan secara periodik untuk mengkomunikasikan hasil-hasil
penelitian dan dalam rangka perencanaan serta pengambilan keputusan para pimpinan
institusi litbang dan peneliti yang terkait. Dalam naskah ini akan dikaji kelayakannya
untuk dimanfaatkan dalam rangka memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan
Rakor Litbang Pertahanan tersebut.

Pada umum teknologi telekomunikasi dianggap mampu meningkatkan produktifitas


kerja. Dengan penerapan dan optimalisasi penggunaan teknologi telekomunikasi dalam
membantu sistem manajemen institusi maka akan memberikan situasi kerja yang efektif
dan produktif, yang tidak terbatas pada dimensi ruang dan dimensi waktu1. Selain itu
teknologi telekomunikasi dianggap bisa memangkas jalur birokrasi yang sangat
menyulitkan dalam efisiensi kerja, waktu dan optimalisasi sumber daya manusia. Salah
satu teknologi telekomunikasi yang akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan adalah teknologi videoconferencing. Videoconferencing ini memberikan
manfaat dan pengaruh yang cukup signifikan karena efektif, efisien dan cepat dalam
pengambilan keputusan.

Videoconferencing dapat dijadikan sebagai media yang efektif untuk meningkatkan


skill dan knowledge baik karyawan atau publik sasaran melalui training yang
berkualitas dengan memanfaatkan teknologi ini. Tempat-tempat training dan pelatihan
akan semakin dekat dengan tempat kerja atau domisili. Mereka tidak harus
meninggalkan lokasi kerja untuk mendapatkan pengetahuan baru. Transfer informasi
semakin cepat dengan mengadakan link dengan kantor-kantor pusat atau pusat
informasi yang lain dengan teknologi videoconferencing ini untuk mengikuti seminar
atau semacamnya. Konsep “home office” yang memberikan kemungkinan bagi setiap
karyawan untuk menyelesaikan tanggung jawab kerja mereka di rumah dapat terwujud.
Videoconferencing dapat pula menjadi sarana bagi karyawan untuk melakukan diskusi,
meeting dan kolaborasi dengan tim mereka pada lokasi yang berbeda dimana hal ini
sangat membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi secara
cepat.
PAPERLESS OFFICE

Paperless artinya tidak menggunakan kertas (Rianto’s blog, paperless administration,


diakses 24 Oktober 2019). Istilah ini masih memakai bahasa Inggris, tetapi ada juga
padanannya dalam bahasa Indonesia. Arti Paperless Office sudah tercermin dalam kata
per kata di dalamnya. Paper=Kertas, Less = Tanpa , Office = Kantor. Jadi, Paperless
Office adalah Kantor Tanpa Kertas.

Dwivedi dan Kumar (2013: 1) menjelaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan pada
upaya paperless merupakan bagian penting yang cukup bervariasi dalam manajemen
perkantoran. Indonesia sendiri mengatur pelaksanaan paperless dengan menerbitkan
perundang-undangan dan peraturan lainnya. Pelaksanaan paperless di Indonesia
berlandaskan UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan
Inpres RI nomor 3 tahun 2003.

Tujuan paperless adalah untuk mengurangi pemakaian kertas, dan bukan meniadakan
pemakaian kertas sama sekali. Paperless tidak sama dengan bebas kertas.

Fungsi paperless sebagaimana hasil penelitian Tiwari dan Syah (2010: 177)
menyatakan bahwa meminimalisir penggunaan kertas di kantor merupakan situasi yang
sangat idel pada sistem manjemen kelembagaan. Keuntungan yang bisa diraih bagi
seseorang antara lain mudah menyimpan datanya, dapat hemat waktu, menyenangkan,
aman, efisien, mudah mengakses usaha yang mau dicapai. Paperless Office (PLO) itu
sendiri adalah ekstraksi dari sebuah sistem tata kelola organisasi dan pemanfaatan
teknologi informasi. (Fariz 2010)

Adapun pengertian aplikasi, yang saya kutip dari Wikipedia, adalah program yang
digunakan orang untuk melakukan sesuatu pada sistem komputer. Online, dapat
diartikan sebagai perpindahan yang mudah dari satu tempat ke tempat yang lain,
misalnya telepon mobile berarti bahwa terminal telepon yang dapat berpindah dengan
mudah dari satu tempat ke tempat lain tanpa terjadi pemutusan atau terputusnya
komunikasi. Sistem aplikasi berbasis online merupakan aplikasi yang dapat digunakan
walaupun pengguna berpindah dengan mudah dari satu tempat ketempat lain lain tanpa
terjadipemutusan atau terputusnya komunikasi. Aplikasi ini dapat diakses melalui
perangkat nirkabel seperti pager, seperti telepon seluler dan PDA, dan paperweb.

Implementasi Paperless dengan Sistem Aplikasi Online

Mekanisme paperless memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh berbagai


pihak, diantaranya adalah untuk manusia dan lingkungan. Untuk Lingkungan, menjaga
kelestarian pohon-pohon di hutan, menjaga fauna yang ada di dalam hutan agar tidak
punah, mencegah terjadinya degradasi hutan dan deforestsasi hutan, semakin sdikit
pohon yang ditebangmaka semakin mencegah global warming, mengimbangi jumlah
karbon yang ada di bumi. Sedangkan untuk manusia yakni efisien dalam penggunaan
waktu, efisien terhadap biaya, meminimalisasi penggemukan pihak, manajemen kerja
yang lebih baik, mempermudah dalam penkoordiniran kerja,dan citra organisasi yang
lebih baik.

Teknologi dewasa ini sangat memungkinkan hal itu untuk dilakukan. Buktinya
sudah banyak dan ada di depan mata kita setiap harinya. Berbagai perangkat elektronik
seperti scanner yang bisa merubah kertas menjadi file digital, fasilitas e-mail atau surat
elektronik, perangkat lunak seperti Microsoft Word yang bisa mengubah sebuah file
menjadi PDF dan sebagainya menunjukkan bahwa teknologi sekarang sudah
mendukung terwujudnya paperless office, kantor tanpa kertas. Untuk melakukan
pekerjaan kantor cukup membuat aplikasi-aplikasi, dan users diwajibkan untuk
membuatnya.

Dokumen tidak perlu lagi disimpan dalam lemari-lemari dokumen berukuran


besar yang memakan tempat. Sebuah komputer seperti notebook dengan 500 Gigabyte
harddisk bisa menyimpan puluhan bahkan ratusan ribu lembar dokumen tanpa harus
memakan tempat. Belum ditambah dengan berbagai tempat penyimpanan virtual seperti
Dropbox, Google Drive, Cloud Server dan sejenisnya membuat ruang yang terpakai
untuk menyimpannya pun tidak perlu besar.

Namun sayangnya, kecanggihan teknologi belum dapat meminimalisir pemakaian


kertas. Bahkan menurut Sellen dan Harper, (dalam Nurul, 2014) teknologi tidak akan
dapat menggantikan kertas, karena kertas masih merupakan media utama yang dirasa
paling sesuai untuk beberapa pekerjaan tertentu (Sellen & Harper, 2003).

Dalam mengaplikasikan "Paperless Office System" ini perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:

1. Aspek SDM (Pengguna). Tahap awal yang perlu dirintis yakni pada level paling
atas, diikuti level lebih bawah dst. Jika dalam organisasi pada level atas masih sulit,
perlu diujicoba pada bagian tertentu yang sudah familiar dengan TI.

2. Aspek Dokumen. Tahap awal dimulai pada jenis dokumen yang tidak sering
didistribusikan, dan dibuat sistem dobel yakni offline dan online, misal tentang Surat
Keputusan, Dokumen Hasil rapat, Dokumen petunjuk pelaksanaan, Dokumen Job
Diskripsi, Portofolio, Statua, dll. Sistem Online akan secara penuh diberlakukan setelah
dipastikan setiap individu pada level tertentu sudah dapat membuka dan membaca
dokumen online.

3. Aspek Sistem Aplikasi. Dokumen online disimpan dalam aplikasi yang terproteksi
dan berjenjang hak aksesnya. Tentang aplikasi menitik beratkan pada keamanan data
dan kemudahan pemakaian.
4. Aspek Sosialisasi. Individu yang memiliki hak akses tertentu dilatih untuk
mengakses sistem agar dapat melakukan berbagai aktifitas sesuai fasilitas dalam sistem.
Perubahan kebiasaan perilaku perlu diwujudkan untuk disesuaikan dengan Paperless
Office System, dengan memperkenalkan sistem yang akan dipakai.

5. Aspek Sarana Pendukungan. Ketersediaan sarana yang diperlukan untuk


mewujudkan Paperless Office System perlu disediakan secukupnya, antara lain, tidak
terbatas pada : Kebijakan, Hardware, Infrastruktur Jaringan, SDM tenaga bantu, Dana,
dan Forum komunikasi, dll.

6. Aspek Komunikasi. Hal ini memerlukan seorang visioner untuk dapat menjelaskan
kenapa Paperless Office System diberlakukan. Pembicaraan diawal sebelum Paperless
Office System diluncurkan perlu adanya forum untuk penyampaian dan mewujudkan
persaman persepsi dan tujuan.

Banyak keuntungan yang bisa dipetik dari penggunaan paperless office ini, antara lain
adalah :

· Informasi – informasi dapat tersampaikan dengan lebih cepat

· Tidak membutuhkan banyak kertas, tinta dan waktu untuk menyampaikan


berita/informasi

· Mengurangi hierarchi yang harus dilalui

· Menunjang terlaksananya transparansi dan akuntabilitas

· Menumbuhkan kreativitas, dan jiwa inovatif dari PNS

· Mengurangi tumpukan berkas di kantor sehingga menciptakan suasana kantor


yang lebih bersih dan luas.

· Hemat Anggaran

· Efisien waktu

· Manajemen Dokumentasi lebih baik.

· Kenyamanan kerja lebih baik

· Mendukung terjadinya keputusan yang lebih baik.

· Manajemen lebih terkendali.


· Membaiknya citra organisasi

Namun pada realisasinya, penerapan konsep paperless office ini tidaklah mudah untuk
bisa dilakukan. Banyak kendala yang dihadapi utamanya dalam merintis
penggunaannya dalam suatu organisasi Pemerintah.

Beberapa kendala tersebut antara lain :

1. Kurangnya SDM pengelola teknologi informatika.

Terbatasnya jumlah SDM yang bisa mengelola TI karena recruitment belum


diarahkan pada penggunaan TI secara global.

2. Recruitment pegawai yang kurang professional

Masih terjadi recruitment pegawai yang kurang professional seperti halnya


recruitment dari honorer tanpa melalui test sebagaimana test yang diberlakukan pada
recruitment pegawai dari umum. Kita ketahui bersama bahwa sebagian dari honorer
tersebut berangkat dari bawaan para pejabat yang kualitasnya tidak semua bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya kurang profesionalnya recruitment tersebut
mengakibatkan kemampuan yang kurang dalam mempergunakan teknologi informatika.

3. Kurangnya wacana Pegawai terhadap teknologi informatika

Selama ini, sosialisasi terhadap penggunaan teknologi informatika masih sangat


kurang. Implikasinya, masih banyak Pegawai yang kurang paham terhadap manfaat dan
penggunaan teknologi informatika tersebut. Hal tersebut menyebabkan kurangnya
kesadaran Pegawai dalam memanfaatkan informasi dalam setiap tahap dan setiap proses
kerja.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung

Dana yang kurang mengakibatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung


diterapkannya teknologi informatika menjadi berjalan alot.

5. Budaya kerja yang belum siap menerima perubahan

Budaya dan perilaku kerja yang ada belum bisa menerima perubahan sehingga
penerapan TI menjadi lambat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa PNS sudah merasa
nyaman terhadap kondisi yang ada bahkan sebagian dari mereka merasa khawatir
dengan perubahan yang nantinya bisa berdampak negative terhadap karir mereka.
6. Kurangnya komitment dari para pimpinan (Kepala Daerah, Kepala Instansi)

Komitment pimpinan dengan integritas tinggi dan progresif memegang peranan


penting dalam menumbuhkan semangat dan kesadaran dalam mempergunakan
teknologi informatika dalam proses kerja. Karena melalui komitmen yang kuat, seorang
pimpinan bisa merekomendasikan penggunaan teknologi informatika dalam organisasi
yang dipimpinnya.

7. Kurangnya control dari masyarakat terhadap kinerja pemerintah

Salah satu bentuk pengawasan terhadap kinerja pemerintah adalah adanya aduan
dari masyarakat. Selama ini masyarakat cenderung malas untuk memberikan masukan
terhadap pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai