Disusun oleh:
NIM : 1904110250
Dosen Pengampu :
Pertama saya mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Tingkat
Kematangan Gonad Pada Ikan” yang telah diselesaikan dengan keyakinan serta usaha
maksimal. Semoga dengan selesainya tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada dosen terkait yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat memicu saya untuk senantiasa belajar lebih
giat, sehingga dapat menemukan hal-hal baru yang belum diketahui.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, terutama dosen ,
rekan-rekan serta semua pihak yang dengan penuh kebaikan telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat
diterima apabila mendapat kritik dan saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
Daftar tabel........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1
Daftar Pustaka...............................................................................................................10
Daftar tabel
Tabel 1.........................................................................................................................4
Tabel 2.........................................................................................................................5
BAB I. PENDAHULUAN
komoditas yang bisa diharapkan. Takjarang masyarkat nya sekarang ini banyak yang
menekuni usaha budidaya ikan. Baik itu usaha kecil sampai ke skala besar tentunya
ciri pematangan gonad, fekunditas serta diameter telur yang perlu diamati demi
menciptakan produktivitas tinggi dan menghasilkan benih ikan yang bermutu tinggi.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah fisiologi
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut sudah dapat dirunut ke dalam tujuan
penulisan. Hal ini dilakukan agar relevan dengan masalah yang akan dikupas, maka
berikut ini tujuan penulisan.
a. Menjelaskan definisi tingkat kematangan gonad ikan.
b. Memaparkan cara menentukan tingkat kematangan gonad.
c. Merincikan faktor yang mempengaruhi kematangan gonad ikan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Tingkat kematangan gonad secara visual (Holden dan Rait 1974 dalam
Suwarso dan Sadhotomo 1995)
Semakin besar ukuran gonad (beratnya makin tinggi), maka semakin tinggi pula
TKG-nya. Nilai TKG juga berbading lurus dengan nilai GSI (Gonado Somatic Index) dan
atau GI (Gonad Index).
Rumus GSI menurut Batts (1972) : Karena sifatnya yang subjektif, sering terjadi
perbedaan tahap TKG baik karena perbedaan observer maupun perbedaan waktu. Sebagai
acuan standar, umum digunakan 5 tahap TKG (Five stage of visual maturity stage for partial
spawning fishes) , yakni:
1. TKG I
2. TKG II
3. TKG III
4. TKG IV
5. TKG V
Diantara kelima kematangan standar tersebut, TKG III biasanya memiliki nilai
GSI/GI dalam kisaran yang luas, menunjukkan tahap pematangan itu berlangsung relatif lebih
lama dibanding TKG lainnya. Perbedaan spesifik dari tiap TKG bisa diketahui dari
pengamatan mikroskopis terhadap ukuran diameter & penampakan ovary, atau irisan
histologis dari gonad/ovary.
2.3. Faktor yang mempengaruhi perkembangan gonad
Ukuran panjang ikan saat pertama kali matang gonad berhubungan dengan
pertumbuhan ikan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya terutama ketersediaan
makanan, oleh karena itu ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad tidak selalu sama
(Effendie, 1997). Perkembangan gonad dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan
dan hormon (Tang 2000). Adanya kecenderungan semakin tinggi TKG maka kisaran panjang
dan berat tubuh semakin tinggi. Selain itu dijumpai pula ikan dengan ukuran kisaran panjang
dan berat yang sama tidak mempunyai TKG yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh
kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan makanan, suhu,
salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri (Syandri H 1996 dalam Yusnita &
Arnentis 2002).
Kematangan gonad ikan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor
dalam. Faktor luar antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis, faktor dalam
antara lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya. Ukuran, berat gonad dan
garis tengah telur bervariasi sesuai dengan kondisi tingkat kematangan gonad ikan betina.
Terjadinya perbedaan awal mula suatu individu ikan mengalami matang gonad disebabkan
oleh umur, ukuran dan faktor fisiologis ikan itu sendiri. Dalam penentuan tingkat kematangan
gonad ikan ada dua cara. Pertama adalah secara morfologi yaitu penentuan yang dilakukan
di lapangan atau di laboratorium berdasarkan bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan
perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak
diperhatikan daripada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam
gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat dalam testis. Kedua adalah secara
histologis yaitu penentuan yang dilakukan di laboratorium berdasarkan kepada penelitian
mikroskopik. Dari penelitian ini akan diketahui anatomi perkembangan gonad yang lebih
jelas dan mendetail (Effendie, 1997).
Menurut Effendie (1997), garis besar penentuan tahap kematangan gonad adalah sebagai
berikut:
1. Apabila ikan itu mempunyai seksual demorpisme yang jelas membedakan antara
jantan dan betina, untuk kemudian diteliti lebih lanjut masing-masing tingkat
kematangannya.
2. Apabila ikan tidak mempunyai seksual demorpisme dan tidak mempunyai sifat
seksual sekunder yang jelas, maka untuk melihat jenis kelaminnya dengan jalan
melihat gonad melalui pembedahan.
3. Baik untuk ikan jantan maupun ikan betina, ambilah gonadnya dan pisahkan
menurut kelaminnya. Gonad ikan jantan dikelompokkan sendiri demikian pula gonad
ikan betina, namun data lainnya dari masing-masing gonad tersebut jangan sampai
hilang atau tercampur sehingga menyusahkan analisa selanjutnya.
4. Gonad ikan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok mulai dari yang terendah
sampai tertinggi. Pembagian kelompok ini sebaiknya hanya beberapa saja dimana
untuk membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya yang terdekat harus
jelas perbedaannya.
Menurut Effendie (1979), beberapa tanda yang dapat dijadikan pembeda dalam penentuan
kelompok Tingkat Kematangan Gonad ikan, diantaranya ialah:
Untuk ikan betina:
Bentuk ovarium
Besar kecilnya ovaium
Pengisian ovarium dalam rongga perut
Warna ovarium
Halus tidaknya ovarium
Ukuran telur dalam ovarium secara umum
Kejelasan bentuk dan warna telur dengan bagian-bagian lainnya
Ukuran (garis tengah) telur
Warna telur
Untuk ikan jantan:
Bentuk testis
Besar kecilnya testis
Pengisian testis dalm rongga tubuh
Warna testis
Keluar tidaknya testis dari tubuh ikan (sebelum ikan dibedah/dalam kea
Ukuran ikan pada saat pertama kali matang gonad tidak selalu sama (Effendie, 1979).
Menurut Blay dan Egeson (1980), perbedaan ukuran ini terjadi akibat perbedaan
kondisi ekologis perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Agusriana. 2014. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Kerling (Tor tambroides) Di Daerah
Ariyanti, Jeni. 2018. Studi Aspek Reproduksi Ikan Tor (Tor Spp.) Di Hulu DAS Wampu
L., Iryal Raul Hidayat. 2014. Analisis Tingkat Kematangan Gonad Dan Fekunditas Ikan
Kembung (Restrelliger sp) Di Perairan Aceh Barat. Aceh. Universitas Teuku Umar.
Muslim. 2017. Budidaya Ikan Gabus (Channa striata). Palembang. Unsri Press.
Prestianingtyas, Rezaninda. 2018. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Selar Kuning (Selaroides
leptolepis Cuvier, 1833) Di Perairan Selat Sunda, Provinsi Banten. Bogor. Institut
Pertanian Bogor.
Yulianto, Tri, Dkk. 2019. “Tingkat Kematangan Gonad Ikan Sembilang Dengan Induksi
Hormon Hcg Berbeda”. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 9(1), hlm. 95-109.