Oleh:
ZALFA ZHAFIRAH
210510007
( ) ( )
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (NANDA,2015).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu :genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Menurut NANDA 2015, Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi :
a) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebi besar dari 90 mmHg
b) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi ada pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahanperubahan
pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
f. Tanda dan gejala di atas dipengaruhi oleh perkalian antara Cardiac Output (CO) dengan
tahanan perifer yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Klasifikasi Hipertensi
menurut WHO
Kategori Sistole mmHg) Diastole (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Tingkat 1 (hipertensi 140-159 90-99
ringan)
Sub Grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi ≥180 ≥110
tinggi)
Hipertensi systole terisolasi ≥140 <90
Sub Grup : perbatasan 140-149 <90
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri
tidak terukur
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis Beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu :
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas dan anemia
Penatalaksanaan medis atau penanganan yang tepat bagi penderita hipertensi sebagai
berikut:
a. Terapi
Terapi Non Farmakologis
Pencegahan dan manajemen hipertensi lebih utama ditekankan pada
perubahan gaya hidup dan pengaturan diet.
1) Diet
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin, meningkatkan
konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utama kalium. Diet yang banyak
mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan rendah lemak serta rendah lemak jenuh
(diet DASH) dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, terapi tambahan yang
perlu dilakukan untuk mencegah atau mengurangi hipertensi, yaitu:
(a) Kurangi berat badan jika berlebih
b. Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1 oz (30 ml), bir (missal 24 oz (720
ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60 ml) tiap hari atau 0,5 oz
(15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan orang dengan berat badan yang lebih
ringan
(c) Tingkatkan aktivitas fisik aerobic (30-45 menit hampir tiap hari dalam satu
minggu)
(d) Kurangi asupan natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram natrium atau
6 gram natrium klorida)
(e) Pertahankan asupan kalium yang adekuat dalam diet (kira-kira 90 mmol/hari)
(f) Pertahankan intake kalsium dan magnesium yang adekuat dalam diet untuk
kesehatan secara umum
(g) Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet dan kolesterol
untuk kesehatan kardiovaskuler secara keseluruhan
Berikut merupakan beberapa contoh makanan yang diperbolehkan dan dihindarkan
untuk dikonsumsi diantaranya:
Sumber Bahan Makanan yang Makanan yang Harus
b. Olahraga
Selain mengatur pola makan atau diet, dianjurkan pula untuk olah raga secara
teratur dan mengontrol tekanan darah, dan juga berhenti merokok untuk
mencegah kemungkinan komplikasi.
c. Terapi Obat
Obat ini efektif karena menurunkan denyut jantung dan curah jantung, kemudian
juga menurunkan pelepasan rennin dan lebih manjur pada populasi dengan
aktivitas rennin plasma yang meningkat seperti orang kulit putih yang berusia
lebih muda. Efek sampingnya antara lain: mencetuskan atau memperburuk gagal
ventrikel kiri, kongesti nasal, dapat terjadi kelemahan, letargi, impotensi, dsb.
Beberapa obat dalam golongan ini adalah: acebutolol, atenolol, betaksolol,
labetalol, dll.
Jenis ini sebaiknya hanya digunakan terutama pada pasien yang mengalami batuk
jika menggunaan penghambat ACE. Contoh obat pada golongan ini adalah:
eprosartan, irbesartan, losartan, valsartan, dll.
k. Dilator Arteriolar
Reserpin merupakan agen hipertensi yang hemat biaya. Oleh karena efek samping
obat ini yang dapat menginduksi depresi mental dan efek samping lainnya seperti
sedasi, hidung tersumbat, gangguan tidur, dan ulkus peptikum, menyebabkan obat
ini tidak popular digunakan, meskipun masalah ini tidak biasa terjadi pada dosis
yang rendah.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam peruses keperawatan. Untuk
itu, di perlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga
dapat memberi arah terhadap tindakan keperawatan.
a. Anamnesis.
Anamnesis di lakukan untuk mengetahui:
1) Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang di
gunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan giagnosis medis. 2) Aktifitas/
istirahat
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
9) Pernafasan
10) Keamanan
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas).
5) Kalium serum
7) Urin analisa
8) Foto dada
9) CT Scan
10) EKG
a. Nyeri akut (sakit kepala dan tengkuk leher) b.d peningkatan tekanan vaskuler
serebral. (D.0077)
3. Intervensi
a Nyeri akut (sakit kepala dan tengkuk leher) b.d peningkatan tekanan vaskuler
serebral. (D.0077)
Tujuan :
Tingkat nyeri (L.08066)
1. Kemampuan menuntaskan aktivitas
2. Keluhan nyeri menurun
3. Gelisah menurun
4. Kesulitan tidur menurun
5. Frekuensi nadi membaik
6. Pola napas membaik
7. Tekanan darah membaik
8. Proses berpikir membaik
9. Focus membaik
10. Nafsu makan membaik
11. Pola tidur membaik
Tujuan :
Toleransi Aktifitas (L.05047)
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Saturasi oksigen meningkat
3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehri-hari meningkat
4. Kecepatan berjalan meningkat
5. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
6. Toleransi dalam menaiki tangga meningkat
7. Keluhan lelah menurun
8. Dispnea saat aktivitas menurun
9. Dispnea setelah aktivitas menurun
10. Aritmia saat aktifitas menurun
11. Aritmia setelah aktifitas menurun
12. Tekanan darah membaik
13. Frekuensi nafas membaik
14. EKG iskemia membaik
Manajemen Energi (I.05178)
Observasi
1. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
2. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
4. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Observasi
Edukasi