Anda di halaman 1dari 7

Riska Amalia Batubara

PENGUKURAN KUALITAS AIR

NISSA HASANAH
1904110250
BUDIDAYA PERAIRAN
SENIN/KELOMPOK 3/SESI 3

LABORATORIUM EKOLOGI
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PERAIRAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan hasil  praktikum Ekologi Perairan.
            Dalam paper ini  saya menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun tujuan

saya menulis paper ini yang utama adalah  untuk memenuhi tugas. Di sisi lain, saya ingin

mengetahui lebih rinci mengenai pengukuran kualitas air.

            Saya  menyadari paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, diharapkan

kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan paper saya untuk ke depannya. Semoga

laporan  ini  bermanfaat  bagi  kita  semua  terutama  bagi  mahasiswa-mahasiswa yang

mengikuti mata kuliah Ekologi Perairan.

Pekanbaru, 24  maret 2020

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat
yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda, tergantung tujuan penggunaan.
Kualitas air menunjukkan korelasi erat antara kondisi air terhadap kebutuhan biota perairan
dan manusia. Selain itu, kualitas air juga dapat menjadi penentu ukuran standar terhadap
kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum. Maraknya
pembuangan sampah sembarangan dan limbah pabrik yang tidak dikelola secara
berkelanjutan dapat menyebabkan kualitas air menyentuh kategori tercemar. Untuk
menindaklanjuti hal itu diperlukan adanya pengujian terhadap kelayakan air terleih dahulu.
Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air
baik fisika, kimia, dan biologinya. Dari segi parameter fisika yaitu suhu, tingkat kecerahan,
tingkat kekeruhan dan tingkat kedalaman,. Parameter kimia yaitu Ph, O2 terlarut dan CO2
bebas, sedangkan untuk parameter biologi yaitu plankton dan bentos.  Pengukuran kualitas air
dilakukan pada ekosistem perairan seperti kolam waduk, sungai, laut, danau, teluk, delta,
semenanjung dan perairan lainnya. Dilakukannya pengukuran kualitas air untuk mengetahui
kelayakan dari air tersebut. Dalam praktikum ini, pengukuran kualitas air dilakukan di
laboratorium ekologi dan manajemen perairan (Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Riau) dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel
dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah
pengamatan. Kali ini tidak semua parameter yang dibahas, melainkan penulis hanya meninjau
kualitas air berdasarkan pada parameter kimia menggunakan alat-alat di laboratoratorium
yang telah disediakan.

1.2  Tujuan

Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui kualitas air di lingkungan
kampus dan sebagai informasi mengenai kualitas air bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa FAPERIKA UR juga untuk memenuhi tugas membuuat paper hasil praktikum
Ekologi Perairan mengenai pengukuran kualitas air.
1.3  Manfaat

Manfaat dari praktikum tentang pengukuran kualitas air adalah agar setiap praktikan
dapat mengetahui cara mengukur kualitas air yang ada di suatu perairan/ekosistem untuk
menguji seberapa layak air yang ada di lingkungan kampus FAPERIKA UR untuk digunakan
dengan menggunakan parameter kimia. Selain itu, kita juga dapat memahami langkah-
langkah untuk mengukur kualitas air disuatu perairan sehingga juga dapat dilakukan pada
area yang lainnya dan tidak hanya terbatas di wilayah kampus FAPERIKA UR. Tak hanya
itu, penulisan paper ini juga dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita bagaimana
cara pengukuran parameter kimia pada lingkungan perairan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman praktikan tentang cara pengukuran parameter kimia.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengujian yang dilakukan terhadap pengukuran kualitas air meliputi parameter fisika,
kimia dan biologi. Parameter penentuan kualitas air yang penulis bahas kali ini mengenai
parameter kimia yang ditinjau berdasar oksigen terlarut dan karbondioksida bebas.
2.1 Oksigen terlarut (DO)
DO (dissolved oxygen) adalah jumlah gas oksigen yang terlarut dalam air.
Oksigen berasal dari hasil fotosintesa oleh phytoplankton atau tanaman air lainnya
atau difusi dari udara. Kadar osigen dalam air dapat ditentukan dengan dua cara
yaitu metode titrasi (modifikasi winkler) dan dengan mengukur nya
menggunaakan DO-meter.
Rendahnya DO pada perairan disebabkan oleh dekomposisi tumbuhan air
yang mati pada dasar perairan. Nilai DO erat kaitannya dengan BOD dan COD
karena semakin tinggi BOD dan COD akan menyebabkan berkurangnya DO di
perairan. Hal tersebut sesuai dengan Aisyah dan Luki (2012) menyatakan bahwa
rendahnya konsentrasi oksigen disebabkan adanya dekomposisi bahan organik
dari tumbuhan air yang telah mati. Idealnya, kandungan DO tidak boleh kurang
dari 1,7 ppm selama 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan 70 %
(HUET, 1970).
2.2 Karbondioksida bebas (CO2)
Karbondioksida bebas adalah gas yang dibutuhkan oleh tumbuhan air untuk
melakukan fotosintesis. Ketersediaan karbondioksida bebas di air bersumber fdari
tanah, dekomposisi zat organik, respirasi organisme air, senyawa kimia dalam air
maupun udara (Apridayanti,2008). Kandungan CO2 bebas di udara sekitar 0,03 %.
Kandungan CO2 dalam air murni pada tekanan 1 atm dan temperatur 25֯C atau
sekitar 0,4 ppm (Alaerts dan Santika).
Kandungan CO2 sebesar 10 mg/l atau lebih masih dapat ditolerir oleh ikan bila
kandungan oksigen perairan juga cukup tinggi. Metode penentuan CO2 bebas yang
umum digunakan adalah metode titrimetrik dengan natrium karbonat (Na2CO3).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Oksigen telarut (DO) dan karbondioksida bebas (CO2) memiliki kaitan erat dengan
sirkulasi kehidupan, yaitu menjadi pendukung utama tumbuhan air dalam proses fotosintesis
untuk menyumbang oksigen terbesar baik di air maupun yang akan berdifusi ke udara. Suatu
perairan dengan yang lain memiliki kadar DO dan CO2 yang berbeda-beda tergantung faktor
yang mempengaruhi nya, dan tidak semua perairan layak menjadi tempat hidup untuk biota
perairan berdasar pada batas tolerir masing-masing organisme perairan.

3.2 Saran

  Perairan di sekitar kita patut diuji kadar kelayakan nya agar dapat memastikan
konsentrasi yang baik untuk batas tolerir yang dapat diterima ikan. Tanpa proses pengujian
kita tidak akan menegtahui apakah air tersebut layak. Jadi, marilah bersama-sama kita jaga
air di wilayah kita agar tetap sesuai dengan baku mutu yang ditentukan dan tidak tercemar.

DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum EKOLOGI PERAIRAN 2020. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau.

http://hayyunataqia.blogspot.com/2016/05/makalah-analisis-kualitas-air_18.html?m=1

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/prespitasi/article/viewFile/4928/4465

https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/9381/5249

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/download/13364/9579

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/aquacoastmarine/article/viewFile/10755/4689

Anda mungkin juga menyukai