Modul 1
Modul 1
TUJUAN PERCOBAAN
Mampu melakukan pengenceran dan penyaringan campuran
DASAR TEORI
Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan konsentrasi dari suatu zat. Pada pembuatan
larutan standar terkadang dilakukan pengenceran dari larutan yang telah tersedia. Misalnya
membuat larutan HCl 0,1 M dari larutan 0,2 M HCl. Perhitungan yang digunakan sebagai
berikut :
V1.M1 = V2.M2
Keterangan : V1 = Volum larutan awal / standar (mL)
V2 = Volum larutan akhir / volum larutan yang akan dibuat (mL)
M1 = Konsentrasi awal / standar (M)
M2 = Konsentrasi akhir / konsentrasi larutan yang akan dibuat (M)
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan suatu cairan dari bahan padat dengan cara
melewatkan cairan pada bahan penyaring, misalnya kertas saring.
Bahan
1) H2SO4 Pekat 1 mL
2) Aquadest 10 mL
3) Pb Nitrat 5 mL
PROSEDUR KERJA
Pengenceran
1) Ambil 10 mL aquadest dengan menggunakan gelas ukur. Perhatikan bagian bawah dari
meniscus, air harus tepat menyinggung skala 10 mL . Tuang ke dalam gelas kimia.
2) Ambil 1 mL (20 tetes) H2SO4 Pekat dengan pipet secara hati-hati dan teteskan sedikit
demi sedikit ke dalam gelas kimia yang sudah berisi aquadest.
3) Tentukan konsentrasi H2SO4 akhir.
Penyaringan
1) Ambil 5 mL larutan Pb-Nitrat dalam gelas kimia, kemudian tambahkan H2SO4 hasil
pengenceran di atas. Amati endapan yang terjadi, catat warna dari endapan.
(Dokumentasikan berupa foto/video saat praktikum berlangsung)
2) Siapkan corong dan kertas saring di atas labu Erlenmeyer (Lihat cara menyaring di hal.
4). Lalu saring.
TABEL PENGAMATAN
Pengenceran
Tabel 1.1 Hasil Pengenceran
Penyaringan
Tabel 1.2 Hasil Penyaringan
PERCOBAAN III
ASAM-BASA
TUJUAN PERCOBAAN
1) Melakukan identifikasi asam-basa dengan pengukuran pH larutan.
2) Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap pH larutan.
DASAR TEORI
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-
zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, asam
tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya
mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit maag
selalu meminum obat yang mengandung magnesium hidroksida.
Salah satu ilmuwan yang menyampaikan konsep asam basa adalah Arrhenius. Asam
adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam
umumnya merupakan senyawa kovalen. Misalnya gas hidrogen klorida yang merupakan
senyawa kovalen, tetapi apabila dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion- ionnya.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq).
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
OH–,yang menyebabkan sifat basa adalah ion OH–. NaOH merupakan suatu basa sebab dapat
melepaskan OH– jika dilarutkan ke dalam air. NaOH(aq) →Na+(aq) + OH–(aq).
Ion hidrogen dan hidroksida dalam air biasanya sangat kecil sehingga untuk kemudahan
penulisan digunakan besaran lain. Untuk menghindari penggunaan angka yang sangat kecil,
Sorensen (1868–1939) mengusulkan konsep pH, agar memudahkan kimiawan dalam
mengukur konsentrasi ion H+ dan perubahannya dalam suatu larutan. Menurut Sorensen, pH
merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan: pH = – log
[H+]. pH suatu larutan dapat dengan suatu kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter.
Kertas lakmus (ada 2 warna biru dan merah) dipakai sebagai indikator apakah senyawa
atau zat yang kita analisis bersifat asam atau basa dengan melihat perubahan warnanya.
Senyawa asam akan dapat menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus biru menjadi
merah. Senyawa basa akan menimbulkan perubahan warna pada kertas lakmus merah menjadi
biru.
Indikator universal sering digunakan, karena dapat berubah warna dalam rentang pH yang
relatif kecil. Rentang pH berada di 1-14, dimana asam berada di rentang pH < 7 sedangkan basa
berada di rentang pH >7. Perubahan warna suatu indikator melibatkan kesetimbangan antara
bentuk asam dan bentuk basa dengan warna yang berbeda.
Bahan
1) 2 larutan asam : HCl, CH3COOH
2) 2 larutan basa: NaOH, Ba(OH)2
3) Aquadest
PROSEDUR KERJA
Identifikasi asam-basa dengan pengukuran pH
1) Siapkan 4 jenis larutan asam dan basa. Amati dan catat warna cairan.
2) Ambil 5 mL larutan tersebut ke dalam gelas kimia. Tandai masing-masing larutan dengan
nama L1 s/d L4.
3) Ambil kertas lakmus merah, lakmus biru, indikator universal, serta pH meter, celupkan
ujungnya ke dalam larutan. Hati-hati jangan sampai terkena jari tangan (Bila diperlukan
gunakan penjepit tabung). Kemudian keringkan kertas lakmus merah, lakmus biru, indikator
universal, dan pH meter tersebut. Catat perubahan warna pada lakmus merah dan lakmus
biru. Tentukan pH larutan dengan mencocokan warna kertas indikator universal tersebut
dengan petunjuk yang ada di kotak kertas pH. Serta pada pH meter catat angka yang terbaca.
4) Lakukan “prosedur 3” untuk semua larutan di atas. Catat masing-masing perubahan warna,
nilai pH dan tandai larutan mana yang asam dan basa.