Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB V
KENDALA DAN HAMBATAN YANG MUNGKIN TIMBUL

5.1. KENDALA / HAMBATAN


5.1.1. Cuaca
Mengingat pekerjaan ini akan melakukan pekerjaan galian dan timbunan, maka
dipekerjaan ini akan dapat dilakukan apabila cuaca cerah. Mengacu pada tahun-tahun
sebelumnya yang biasanya akan terjadi hujan dengan curah yang cukup tinggi bila mulai
mendekati penghujung tahun, sehingga hal tersebut bisa saja membuat lokasi pekerjaan
menjadi licin. Apabila hal ini terus dilaksanakan bisa saja membahayakan keselamatan pekerja.
Untuk mengantisipasi hal tersebut sebaiknya kontraktor bisa mengatur waktu dengan
baik agar tercapainya target-target pekerjaan.
5.1.2. Akses Jalan
Mengingat lokasi pekerjaan yang berdekatan dengan jalan raya dan jembatan, maka hal
yang patut di perhatikan yakni pengaturan lalu lintas.
Hal tersebut bisa di antisipasi dengan pengaturan dan perletakan rambu yang strategis
serta penempatan pengatur lalu lintas. Terutama dalam hal memperhatikan kelayakan
jembatan apabila ingin digunakan untuk transportasi material dengan beban yang cukup berat.

5.2. SARAN
Permasalahan sebagai mana dijelaskan diatas erat kaitannya dengan metode kerja yang
dilaksanakan kontraktor. Demikian pula dengan penyediaan request, material approval, brosur,
laporan harian dan bulanan, foto dokumentasi, shop drawing dan as built drawing perlu
dipersiapkan sebagai alat bantu untuk melaksanakan / memantau pelaksanaan dari awal hingga
akhir proyek.

5.3. PENGATURAN KOMUNIKASI PROYEK


5.3.1 Alat Komunikasi Proyek
Instruksi / teguran terhadap kontraktor harus dilakukan tidak secara lisan saja
melainkan dengan mendokumentasikan semua bentuk komunikasi lewat surat, memo lapangan
atau formulir yang telah ditentukan. Selain daripada itu, seluruh pengawas yang mengadakan
kontak dengan kontraktor perlu memiliki catatan harian. Komunikasi oleh kontraktor hanya
dianggap resmi jika disampaikan dalam bentuk surat, memo atau pernyataan lisan yang dicatat
dalam risalah rapat yang ditanda tangani. Bilamana pembahasan tentang masalah penting

84
LAPORAN PENDAHULUAN

harus dilakukan melalui telepon, pembahasan tersebut harus segera didokumentasikan dalam
formulir yang telah ditentukan dan ditegaskan pada catatan harian individu yang bersangkutan.
5.3.2 Rapat dan Risalah Rapat
Rapat yang dihadiri wakil-wakil utama pemilik proyek, konsultan dan kontraktor
diadakan secara berkala, sebaiknya satu minggu sekali. Dalam beberapa hal, rapat-rapat
semacam ini dapat dihadiri oleh konsultan atas nama pemilik pekerjaan. Kemajuan kerja di
review, kegiatan yang diperkirakan akan dilaksanakan pada minggu selanjutnya akan diuraikan
dan setiap masalah dibahas oleh semua pihak. Risalah ditandatangani oleh semua pihak pada
akhir rapat. Risalah rapat merupakan bagian penting dari catatan proyek, didalamnya terdapat
informasi terinci yabg biasanya tidak terdapat dalam surat-menyurat atau laporan kemajuan
kerja. Setelah risalah rapat disusun dalam bentuk finalnya, salinannya disampaikan kepada
masing-masing pihak yang menghadiri rapat.
5.3.3 Foto dan Video
Kontraktor bertanggung jawab mengusahakan tersedianya catatan dalam bentuk foto
dan video rekaman bagi kemajuan yang dicapai pada masing-masing pekerjaan. Pengawas
lapangan, manajer proyek akan menyusun program penyusunan foto bersama dengan team
leader. Foto tersebut meliputi :
a. Kemajuan kerja
b. Teknik konstruksi yang tidak biasa
c. Kecelakaan atau kerusakan
d. Kondisi kerja yang tidak aman / banyak hambatan
e. Bidang kerja dimana terdapat kemungkinan terjadinya klaim/perubahan
Foto pra-konstruksi (MC 0) akan diambil sebelum mobilisasi dan mulainya kerja. Foto ini
diperlukan sebagai dokumentasi yang akan digunakan untuk memperkecil kemungkinan konflik
atau perselisihan yang mungkin terjadi antara pemilik proyek dan kontraktor tentang seberapa
jauh pemulihan permukaan yang diperlukan pada bidang-bidang kerja kontraktor.
5.3.4 Survey
Pemasangan patok dan Bench Mark dalam survey dilaksanakan oleh kotraktor yang
tersebut dalam kontrak pekerjaan. Lokasi pemasangan BM diletakkan sedemikian rupa sehingga
tidak terganggu oleh kegiatan konstruksi.

85
LAPORAN PENDAHULUAN

5.3.5 Keselamatan Kerja


Kontrkator pekerjaan kontruksi bertanggung jawab atas keselamatan kerja pegawainya
dan keamanan pekerjaan yang telah diselesaikan. Pekerjaan akan dilaksanakan dengan cara
yang konsisten dengan standar keselamatan kerja nasional (K3).
Kontraktor diharapkan bekerja sama dalam menanggulangi kondisi-kondisi yang tidak
aman. Bilamana kontrakror setelah diminta, ternyata masih gagal menanggulangi kondisi yang
tidak aman yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, pengawas lapangan harus berusaha
menghubungi team leader untuk mendapatkan instruksi penghentian kerja. Dalam hal
terjadinya masalah keselamatan kerja yang menimbulkan konflik, pengawas lapangan perlu
mengkoordinasikan kegiatan tersebut untuk kelancaran pekerjaan secara keseluruhan.
Jika kontraktor tidak mengikuti suatu program keselamatan kerja tertentu, pengawas
lapangan harus membahas hal tersebut dengan wakil kontraktor yang bertanggung jawab.
Kegagalan melaksanakan program keselamatan kerja secara terus menerus akan menjadi dasar
bagi pengawas lapangan untuk merekomendasikan kepada team leader agar pekerjaan dalam
kontrak ditunda.
5.3.6 Keluhan Masyarakat
Kegiatan konstruksi dilaksanakan sedemikian rupa sehingga diperoleh kerjasama
masyarakat. Sebagai wakil proyek pada suatu daerah konstruksi tertentu, pengawas lapangan
bertanggung jawab menegaskan persyaratan spesifikasi kepada kontraktor untuk memperkecil /
menghilangkan kemungkinan timbulnya keluhan masyarakat pada saat pelaksanaan proyek.
Secara umum keluhan didasarkan pada kejadian-kejadian timbulnya kebisingan, jalan rusak,
berdebu, penghalang dan lainnya.
5.3.7 Pengunjung Tamu / Proyek
Pengunjung biasanya tidak diizinkan memasuki lokasi proyek. Pengunjung resmi diatur
oleh team leader atau pihak lain yang berhak dan bertanggung jawab.
Untuk kunjungan dinas, pengawas lapangan perlu memperhatikan semua tata cara
kunjungan dan bersedia bekerjasama serta mendampingi secara pribadi atau menyediakan
pendamping bagi pengunjung resmi tersebut
Pengunjung diharap membei pendapat dan saran dan hal ini perlu disampaikan kepada
team leader. Perlu diperhatikan bilamana pengunjung menyampakan ketidakpuasan atau
menunjukkan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan kontrak, dan perlu dinyatakan bahwa
tindakan penanggulangan akan dipertimbangkan.

86
LAPORAN PENDAHULUAN

5.3.8 Koordinasi Instansi Lain


Pengawas lapangan harus memahami kesepakatan antar instansi, gambar-gambar dan
spesifikasi serta prosedur yang terkait dengan kewenangan, perizinan dan persetujuan
pekerjaan yang diperlukan dari berbagai dinas atau instansi lain. Bilamana terdapat situasi
dimana sarana dan prasarana umum harus dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan
konstruksi kontrak, pengawas lapangan harus mengkoordinasikan dan memperlancar semua
tahap pekerjaan sesuai dengan batas kewenangannya.
5.3.9 Pre Construction Meeting (PCM)
Segera setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), konsultan akan
menyelenggarakan rapat orientasi pra konstruksi dengan proyek serta superintendent
(pengawas) proyek termasuk wakil kontraktor. Rapat ini kaitannya dengan permulaan, operasi,
dan penyelesaian pekerjaan kontrak. Setelah meminta kontraktor untuk menghadiri rapat
tersebut, suatu salinan agenda rapat akan disampaikan, dan kontraktor diminta untuk
mempersiapkan informasi khusus.
5.3.10 Penyelesaian Kontrak
Sebagai wakil konsultan, pengawas lapangan bertanggung jawab untuk memastikan
proyek telah diinspeksi dengan layak dan telah sesuai dengan desain dan spesifikasinya, serta
kemudian merekomendasikan kepada team leader bahwa proyek telah dapat diterima.
Bilamana pekerjaan kontruksi telah diselesaikan dan hasilnya siap diserah terimakan kepada
proyek / pemerintah, dipersiapkan suatu periode transisi dimana fasilitas yang terpasang
dipastikan memang benar-benar telah terselesaikan dan siap untuk diserah terimakan.
Bilamana kontraktor telah beranggapan bahwa pihaknya telah menyelesaikan keharusan
kontraktualnya secara memuaskan, pihaknya akan menyampaikan pernyataan kepada pemilik
proyek bahwa proyek tersebut telah diselesaikan sesuai dengan rencana dan spesifikasi.
Konraktor kemudian akan meminta pengawas lapnangan untuk melakukan inspeksi pekerjaan.
Pengawas lapangan kemudian mengadakan inspeksi proyek untuk melihat kesesuaian
pekerjaan dengan rencana dan melaksanakan survey untuk menentukan kuantitas final (MC
100%). Kontraktor harus menyusun dan menyampaikan :
1. As Built Drawing
2. Material yang telah dikirim kepada proyek, secara lengkap
3. Pedoman operasi dan pemeliharaan, termasuk daftar suku cadang
4. Jaminan pabrik

87
LAPORAN PENDAHULUAN

5.3.11 Perpanjangan Waktu


Spesifikasi untuk menetapkan bahwa kontraktor akan mendapat perpanjangan waktu
untuk menanggulangi keterlambatan kerja yang diakibatkan oleh beberapa hal tertentu, selama
kontraktor telah mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan.
Selama pelaksanaan proyek, pengawas lapangan harus dengan seksama mengamati
kemungkinan terjadinya keterlambatan, dan bilamana keterlambatan tersebut benar-benar
terjadi, memastikan bahwa kontraktor telah mengambil segala tindakan untuk memperkecil
keterlambatan dan kerusakan.
Kontraktor pihak yang harus memulai permohonan perpanjangan waktu, melalui surat
yang disampaikan kepada proyek yang menjelaskan tanggal, keadaan dan alasan rincinya.
Setelah pengawas lapangan mengambil keputusan tentang alasan perpanjangan waktu, surat
pendukung dan perubahan kontrak disampaikan kepada team leader. Team leader kemudian
menganalisa permohonan perpanjangan waktu tersebut dan menyusun rekomendasi kepada
proyek baik itu untuk menyetujui ataupun menolak permohonan tersebut.
5.3.12 Gangguan Pekerjaan Non-Konstruksi yang Disebabkan oleh Pihak Ketiga
Dalam usaha memperkecil hambatan yang mungkin ditimbulkan pihak ketiga, pengawas
lapangan harus melaksanakan tindakan-tindakan berikut ini segera setelah dikeluarkannya
SPMK:
1. Menghubungi kepolisian setempat untuk menemui personil utama kepolisian dan
untuk merencanakan tindakan bilamana terjadi gangguan pekerjaan.
2. Menghubungi menajer proyek untuk menyampaikan informasi tentang kemungkinan
terjadinya gangguan pekerjaan dan meminta kerjasamanya.
5.3.13 Review Penyampaian oleh Kontraktor
Kebijakan konsultan dalam mengkoordiansikan pokok-pokok yang perlu disampaikan
oleh kontraktor sebelum dan selama tahapan pekerjaan berlangsung. Kontak resmi dengan
konsultan dan kontraktor harus sesuai dengan kebijaksanaan
1. Review pokok-pokok yang disampaikan
2. Pemahaman gambar dan spesifikasi kontrak
3. Gambar as built drawing
4. Perubahan kriteria desain
5. Perubahan yang diminta kontraktor
5.3.14 Perselisihan dan Klaim
Perseisihan dapat bersifat fatal bagi semua pihak yang terlibat dan harus di upayakan
agar hal ini terhindari. Perselisihan terjadi bilaman kontraktor menemui suatu kejadian yang
88
LAPORAN PENDAHULUAN

tidak diperkirakan sebelumnya, yang dianggap oleh pihaknya sebagai akibat dari
dilaksanakannya suatu tindakan oleh pemilik proyek atau personil konsultan, kemudian
pihaknya meminta agar dilakukan tindakan untuk menanggulangi hambatan yang terjadi atau
meminta dikeluarkannya perintah perubahan kerja untuk menaikkan harga, waktu atau
keduanya.

89

Anda mungkin juga menyukai