Pembangunan dalam keluarga berencana untuk menciptakan Swadaya Masyarakat (SDM) yang
unggul dan keluarga sejahtera.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anaknya.
Ketahanan keluarga melalui kelompok kegiatan memiliki tribina yaitu BKB ( Bina Keluarga
Balita,) BKR (Bina Keluarga Remaja) dan BKL (Bina Keluarga Lansia)
Khusus mengelola pembinaan tumbuh kembang anak, bayi dan balita melalui pola asuh
yang benar berdasarkan umur.
Penyuluhan kepada orang tua meliputi semua materi pengasuhan tumbuh kembang
balita. Stimulasi aspek – aspek perkembangan dengan menggunakan PE, dongeng, lagu /
gerak sebagai media interaksi orang tua dan balita ( sesuai kelompok usia)
Sasaran BKB adalah
a. Ibu dan anak
b. Ibu dari anak umur 0-1 tahun
c. Ibu dari anak umur 2-3 tahun
d. Ibu dari anak umur 3-4 tahun
e. Ibu dari anak umur 4-5 tahun
Tujuan dari Bina Keluarga Balita (BKB) adalah mewujudkan keluarga yang
berkompetensi dalam pengasuhan tumbuh kembang balita.
100 HPK adalah 9 bulan kehamilan dan 2 tahun umur bayi balita adalah masa emas
pertumbuhan janin, bayi dan balita menjadi sehat, cerdas dan berkualitas. Kenapa masa emas
karena masa HPK adalah masa pertumbuhan janin dan bayi menjadi sehat, cerdas dan
berkembang baik. 1000 HPK adalah Salah satu cara pencegahan agar tidak terjadi stunting.
Stunting adalah Kondisi dimana tinggi badan atau panjang badan lebih pendek dibanding tinggi
badan atau panjang badan orang lain yang seusianya.
Stunting disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin atau bayi.
Oleh karena itu Peran Serta Masyarakat (PSM) sangat diperlukan dalam mewujudkan desa
sehat yang berkualitas. Dalam mewujudkan visi ini maka misi dilakukan secara lintas sektor dan
lintas program, dan tak luput dari PSM yang luar biasa dibawah kebijakan kepala desa.
Strategi yang akan dilakukan dalam percepatan intervensi stunting ini adalah
1. Sosialisasi dan KIE , dan salah satunya dilakukan pada hari ini yaitu kegiatan operasional
yang berbasis ketahanan keluarga melalui kelompok kegiatan BKB (Bina Keluarga Balita)
2. Percepatan Intervensi kegiatan penanggulanagan stunting.
Dilakukan secara lintas sektor dan lintas program.
Dari semua lintas sektor dan program desa yang ada di desa diharap mendukung dan
membina keluarga dan masyarakat dalam percepatan intervensi stunting.
3. Meningkatkan kualitas Peran Serta Masyarakat (PSM) , dukungan dan support terbesar
dari kepala desa, aparat desa, kader desa, tokoh masyarakat ,tokoh agama dan
masyarakat.
Salah satu yang dikerjakan DP3AKB untuk masarakat dan kader BKB adalah stimulasi
tentang stunting, gizi, dan konsumsi makanan sehat oleh penyuluh kepada kader BKB
dan masyarakat.
4. Monitoring dan evaluasi
KIE berbasis Tehnologi Informasi (TI)
Tak lupa peran serta keluarga dalam meningkatkan tatanan keluarga mencapai
sehat,sejahtera dan berkualitas dengan mengamalkan 8 fungsi keluarga sesuai UU tahun
1992 dan menurut nenek moyang kita yaitu Asah, Asih dan Asuh
ASAH
1. Agama
2. Budaya
3. Sosialisasi
4. Lingkungan
ASIH
5. Cinta kasih
6. Reproduksi
ASUH
7. Ekonomi
8. Perlindungan
Maka akan berjadi berkualitas jika 8 fungsi keluarga dilaksanakan dengan benar dan
dibuat rencana mulai dari remaja sebagai calon orang tua agar menciptakan SDM
yang unggul dan keluarga sejahtera.
Tugas perkembangan remaja juga perlu dipahami oleh remaja. Pada masa transisi
yang cenderung aktivitas mereka banyak dihabiskan dengan teman sebaya mereka,
namun keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama. Dinamika keluarga yang
menyiapkan mereka sebagai pribadi yang tangguh juga diperlukan. Kehangatan
orang tua, dorongan dan bantuan diperlukan pada perkembangan remaja sehingga
muncullah pribadi positif pada remaja. Menyiapkan mereka dengan pemberian
informasi mengenai kehidupan dewasa dalam menyiapkan keluarga kecil sejahtera,
memahamkan kematangan seks mereka sehingga tidak adanya penyalahgunaan
tugas dan fungsi, hubungan atau batasan pergaulan mereka dengan lawan jenis.
Oleh karena itu, perlu adanya program atau kegiatan yang bergerak pada
pembinaan untuk orang tua dan remaja.
BKR diharapkan mampu menjawab permasalahan remaja di zaman globalisasi
dengan perkembangan media yang sangat cepat. Mempersiapkan keluarga remaja
dan remaja dalam mengembangkan kemauan serta kemampuan positif mereka.
Pendekatan yang dilakukan dalam pembinaan remaja ini yaitu bisa melalui keluarga,
sekolah, maupun luar sekolah atau dimanapun tempat yang mudah diakses oleh
remaja di wilayah tersebut. Model pengembangan ini merata di setiap kecamatan di
tempat-tempat yang cukup diminati remaja termasuk di tempat ibadah, pusat
perbelanjaan, tempat olahraga, maupun tempat aktivitas remaja lainnya.
Lansia tangguh dapat diwujudkan melalui tindakan promotif (promosi), preventif (pencegahan),
kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan)
Berbagai penyakit pada masa tua dpt dihindari dgn menerapkan PHBS
- Memelihara kehidupan spiritual
- Mempertahankan kemampuan intelektual
- Memelihara keseimbangan emosi
- Memandang hidup secara positif
- Merawat kesehatan secara teratur sesuai dengan kondisi
- Menerapkan pola makan sehat, olah raga teratur, istirahat
yang cukup
- Memeriksakan kesehatan secara berkala, fisioterapi jika perlu
- Bersilahturahim & berperan di masy, mandiri dr segi ekonomi