Anda di halaman 1dari 6

Sabtu 13 juni 2020 ,16:00

INFEKSI GENITALIA

Dimulai dari luar


1. Vulva, infeksi pada vulva ( Vulvitis) à didekat2 vulva terutama didekat komisura
anterior dibagian latar kanan dan kiri ada kelenjar bartholin, bisa infeksi (bartholinitis) atau
hanya buntu kelenjarnya tanpa infeksi seperti balon terisi air (kista bartholin)
2. vagina, ada infeksi (vaginitis)
3. ascending,kelainan pada serviks (servisitis)
4. atas OUI (ostium uteri internum ), kanalis servikalis dan diatasnya itu adalh PID (pelvic
inflammatory disease ) penyakit radang panggul.

1. VULVITIS
-manifestasi klinisnya gatal pada vulva, lalu digaruk dan bisa terjadi luka, nyeri dan
panas/terbakar dan bengkak.
-pada dermatologi ada gambarn lesinya.
-penyebabnya adalah iritasi pada cairan vagina/menstruasi, karena keputiahn,
kebersihan vulva tidak baik, sering memakai
-CD ketat,sering tidak ganti CD, setiap bulan terjadi menstruasi biasa muncul vulvitis
karena pemakain pembalut, yg bergai macam, ada yg pake kaporit, pewangi dan
berbagai macam lagi.
-kebersihan vulva yg kurang, pada selesai kencing membilas yg benar adalah dari depan
kebelakang, karena yg dibelakang
-bagian anus banyak mengandung E.coli. pada pasien glikouria (pasien DM) harus
hilangkan penyebabnya yaitu stabilkan Gula darah
-konselingnya bagaimana biar tidak ada iritasi dari cairan vagina,menjaga ttp kering dan
jangn lembab, mengganti CD dan CD yg ketat
-apakah boleh memakai tampon pada menstruasi,boleh dan tidak mengakibatkan
vulvitis, tapi untuk yg belum menikah dan adat ketimuran terbentur adat istiadat

KOCIL OBGYN PERIODE 08 JUNI-14 JUNI 2020


Sabtu 13 juni 2020 ,16:00

PENGOBATAN Vulvitis
-hilangkan penyebab
- menjaga vulva tetap bersih dan kering
- memakai tampon
- memakai cairan pembersih, jangn dipakai rutin, pake pH normal, dan pakai bila perlu
seperti setelah menstruasi,koitus
jangan memakai betadine, yg dapat menyebabkan iritasi
- AB salep, jarang dipakai, kalau perlu bisa digunakan

SETELAH VULVA, ADA KELENJAR BARTHOLIN FUNGSINYA UNTUK LUBRIKASI


- bartholinitis, kelenjar buntu dan ada infeksi à penyebabnya banyak, penyebab dulu yg
paling ngetop adalh GO (gonococcus), dan sekarang beberapa pasien adalah E.coli tapi
ini butuh penelitian lebih lanjut. karena salah cebok
*gejala klinis
- symptoms adalah adanya gejala infeksi lokal, dia muara kelenjar, bengkak, merah dan
amat sangat nyeri, jalan susah
-komisura posterior dan kiri kanan ada kelenjar bartholin.
-kalau dia mampet, ada infeksi sekunder (bartholinitis)
-kalau dia mampet saja, menggelembung tanpa ada infeksi ini namanya ( kista
bartholin)

- pada stadium awal bartholinitis mirip kaya jerawat pada wajah, dan diaksi AB dia akan
kempes dan hilang tapi biasanya
- pasien akan malu karena masih kecil, sehinga pasien datang sudah dalam keadaan
bengkak dan infeksi membesar ini
-tidak bisa diobati dengan AB,maka dilakukan drainase atau eksisi pada bagian puncak
dan hasil eksisi akan tetap terbuka dalam
-waktu yang cukup lama, idealnya kita pake selang kecil, tapi ini tidak praktis maka
gunakan potongan jari pada handscoon dan masukan pada bekas torehan dengan
harapan torehan ttp buka sampai besoknya dan berikan AB oral.

KOCIL OBGYN PERIODE 08 JUNI-14 JUNI 2020


Sabtu 13 juni 2020 ,16:00

*kista bartholin, menggelembung tnpa inflamsi, sering kali tidak memeriksakan diri, dan
biasanya kita dapat pada pasien2 inpartu, tanpa radang, tanpa nyeri.
-tindakan pada kista bartholin sama saja bisa dotoreh aja, pada bebrapa kasus bisa
dilakukan operasi kecil (marsupialisasi)
-toreh pada gelembung bartholin, sampai pus kluar, dan biasanya pasien bisa sembuh
dan bisa lari
-lakukan insisi semilunar atau melingkar, dn dapatkan kista seperti buah anggur dan
tngkai lalu klem dan potong.
-dengan harapan tidak kumat lagi.

pertanyaan
- AB apa perlu diberikan pada pasien yang pulang pada pasien bartholinitis?
jwb ; ttp diberikan

- follow up selnjutnya pada pasien bartholinitis dan kista bartholin yg dieksisi


jwab : kita lihat 1 minggu trus FU apa ada keluhan lagi

- apakah setelah pengangkatan kelenjar bartholin apa masih ttp berfungsi


jwb; masih bisa, karena cuman saluran yang tersumbat dan ekskresinya masih tetap bisa.

kering yang dimaksud pada penanganan Vulvitis


jwb ; kering artinya tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembab.biasanya menggunakan
pentileiner

pada bartholinitis dan kista bartholin jika sudah 2 kali eksisi maka kambuh lagi yg ketiga
kali tidak ada eksisi langsung
operasi kecil (marsupialisasi).

2. Leukorrhea
Keluarnya cairan pervaginam yang melebihi batas normal dan bukan darah
Bisa bersifat fisiologis atau patologis

KOCIL OBGYN PERIODE 08 JUNI-14 JUNI 2020


Sabtu 13 juni 2020 ,16:00

Fisiologis contohnya
- Pada bayi yang baru lahir keluar keputihan, akibat pengaruh hormonal ibu
- Pada saat aktivitas seksual
- Wanita hamil (harus exclude ketuban pecah dini)
- Awal menstruasi (lender keluar berlebihan sebelum ovulasi, disebut michel smert sign (?)
suara ga jelas
Patologis contohnya:
- Pada anak kecil akibat infeksi
- Adanya benda asing
- Pada pasien tumor jinak/ganas

Infeksi pada vagina


a. Bacterial Vaginosis > amis, whiff test positif, ph > 4.5
b. Tricomonas Vaginalis > ada stroberry appearance
c. Vulvovaginal candidiasis
2. Bacterial Vaginosis
Disebabkan bakteri anaerob, whiff test (mengendus bau amis), ada clue (?) cell, gatal
tidak dominan
Terapi:
a. metronidazole 3x500 mg po/ hari selama 7 hari
b. clindamycin sediaan 300 mg. 2x300 po/hari selama 7 hari

3. Tricomonas Vaginalis
-Disebabkan tricomonas vaginalis, sering asymptomatis. Ph>5, gatalnya tidak dominan,
ada strawberry appearance
-Terapi sama dengan BV

4. Vulvovaginal candidiasis
-Disebabkan candida albican, secret seperti susu basi, gatal sangat dominan
-Pada saat pemeriksaan mikroskopis ditemukan hifa

KOCIL OBGYN PERIODE 08 JUNI-14 JUNI 2020


Sabtu 13 juni 2020 ,16:00

-Terapi miconazole 150mg po, single dose


-Pasangan juga diberikan karena candidiasis ini pingpong phenomena, bisa saling
tularkan antar pasangan

5. Servicitis
-Sering asymptomatic, keluar cairan mukopurulen, gejala iritasi vagina (gatal tp tidak
sedominan candidiasis), ada post coital bleeding (bisa juga kanker serviks)
-Penyebab yang sering: gonnorhea
-Keluhan: nyeri, panas, dysuria
-Terapi; ampycilin 1 g, single dose po atau triamphenicole 1g single dose po, atau
kanamycin injeksi 1-2 g single dose
-Servicitis bisa terlihat saat pemeriksaan iva ada gambaran lesi putih2

6. Pelvic inflammatory disease


-Peradangan urogenitilia diatas oui (ostium uteri internum), termasuk endometritis
(radang endometrium), pelvic selulitis, myometritis (radang pada myometrium), salpingitis
(radang pada tuba)
-Kadang radang pada tuba menyebabkan terbentuknya kantung pada tuba yang disebut
abses tuba ovarial (ATO)/abses cavum douglas.
-Etiology: Secara fisiologis tubuh sudah memiliki mekanisme yang menahan bakteri
masuk ke daerah pelvic berupa lendir, makrofag, dll.
-Mekanisme pertahanan pada cavum uteri, dilakukan melalui kontraksi dan
pengelupasan endometrium (kedua proses ini nyebabin mules saat menstruasi)
-Mekanisme pada lumen tuba berupa sekresi kelenjar, selain itu disini juga ada silia,
semua barrier atau mekanisme fisiologis ini terganggu saat perdarahan, penggunaan
instrument seperti forest dll, dan juga vt yang berulang sehingga bisa terjadi PID

-Vektornya bisa trichomonas atau e.coli, atau spermatozoa yang ditumpangi oleh
bakteri
Faktor risikonya:

KOCIL OBGYN PERIODE 08 JUNI-14 JUNI 2020


Sabtu 13 juni 2020 ,16:00

- aktivitas seksual > orgasme >kontraksi uterus > menyedot sperma dan bakteri sehingga
bisa menyebabkan infeksi
- Jaringan nekrotik setelah haid bisa jadi media tumbuh bakteri gonnorhea

Kriteria diagnosis ada mayor, minor


Mayor: nyeri tekan abdomen, nyeri serviks
Minor: mikroorganisme patologis pada secret endoserviks. Febris diatas 38 derajat,
leukositosis, pus pada cavum peritonium, ada abses padat

Klasifikasi
Derajat I: keluhan febris, nyeri perut bawah, keputihan > curiga radang panggul. Tanpa
penyulit, terbatas pada tuba atau ovarium. Ini rawat jalan dan obat oral
Derajat II: MRS, derajat I + penyulit (Masa atau abses pada tuba atau ovarium)
Derajat III: derajat II + gangguan keadaan umum seperti ileus

Terapi
Amoxycilin 3g pada hari pertama atau triamphenicol 3.5 g po pada hari pertama, atau
erythromycin 4x500 selama 7-10 hari + analgetik (paracetamol atau asam mefenamat)
Tapi utk derajat II dan III ada 2 pilihan antibiotic
Kombinasi I (jarang): triple gram (ampi, genta, metronidazole) ampi 4x1gram, genta
5mg/kgbb, metro 2x1gram
Kombiasi II sering; cephalosporin generasi ke III contoh cefotaxime 3x1 gram selama 7
hari + metronidazole 2x1 gram + analgetik
Terapi histerektomi pada kasus yang parah baik parsial maupun total

KOCIL OBGYN PERIODE 08 JUNI-14 JUNI 2020

Anda mungkin juga menyukai