INFEKSI GENITALIA
1. VULVITIS
-manifestasi klinisnya gatal pada vulva, lalu digaruk dan bisa terjadi luka, nyeri dan
panas/terbakar dan bengkak.
-pada dermatologi ada gambarn lesinya.
-penyebabnya adalah iritasi pada cairan vagina/menstruasi, karena keputiahn,
kebersihan vulva tidak baik, sering memakai
-CD ketat,sering tidak ganti CD, setiap bulan terjadi menstruasi biasa muncul vulvitis
karena pemakain pembalut, yg bergai macam, ada yg pake kaporit, pewangi dan
berbagai macam lagi.
-kebersihan vulva yg kurang, pada selesai kencing membilas yg benar adalah dari depan
kebelakang, karena yg dibelakang
-bagian anus banyak mengandung E.coli. pada pasien glikouria (pasien DM) harus
hilangkan penyebabnya yaitu stabilkan Gula darah
-konselingnya bagaimana biar tidak ada iritasi dari cairan vagina,menjaga ttp kering dan
jangn lembab, mengganti CD dan CD yg ketat
-apakah boleh memakai tampon pada menstruasi,boleh dan tidak mengakibatkan
vulvitis, tapi untuk yg belum menikah dan adat ketimuran terbentur adat istiadat
PENGOBATAN Vulvitis
-hilangkan penyebab
- menjaga vulva tetap bersih dan kering
- memakai tampon
- memakai cairan pembersih, jangn dipakai rutin, pake pH normal, dan pakai bila perlu
seperti setelah menstruasi,koitus
jangan memakai betadine, yg dapat menyebabkan iritasi
- AB salep, jarang dipakai, kalau perlu bisa digunakan
- pada stadium awal bartholinitis mirip kaya jerawat pada wajah, dan diaksi AB dia akan
kempes dan hilang tapi biasanya
- pasien akan malu karena masih kecil, sehinga pasien datang sudah dalam keadaan
bengkak dan infeksi membesar ini
-tidak bisa diobati dengan AB,maka dilakukan drainase atau eksisi pada bagian puncak
dan hasil eksisi akan tetap terbuka dalam
-waktu yang cukup lama, idealnya kita pake selang kecil, tapi ini tidak praktis maka
gunakan potongan jari pada handscoon dan masukan pada bekas torehan dengan
harapan torehan ttp buka sampai besoknya dan berikan AB oral.
*kista bartholin, menggelembung tnpa inflamsi, sering kali tidak memeriksakan diri, dan
biasanya kita dapat pada pasien2 inpartu, tanpa radang, tanpa nyeri.
-tindakan pada kista bartholin sama saja bisa dotoreh aja, pada bebrapa kasus bisa
dilakukan operasi kecil (marsupialisasi)
-toreh pada gelembung bartholin, sampai pus kluar, dan biasanya pasien bisa sembuh
dan bisa lari
-lakukan insisi semilunar atau melingkar, dn dapatkan kista seperti buah anggur dan
tngkai lalu klem dan potong.
-dengan harapan tidak kumat lagi.
pertanyaan
- AB apa perlu diberikan pada pasien yang pulang pada pasien bartholinitis?
jwb ; ttp diberikan
pada bartholinitis dan kista bartholin jika sudah 2 kali eksisi maka kambuh lagi yg ketiga
kali tidak ada eksisi langsung
operasi kecil (marsupialisasi).
2. Leukorrhea
Keluarnya cairan pervaginam yang melebihi batas normal dan bukan darah
Bisa bersifat fisiologis atau patologis
Fisiologis contohnya
- Pada bayi yang baru lahir keluar keputihan, akibat pengaruh hormonal ibu
- Pada saat aktivitas seksual
- Wanita hamil (harus exclude ketuban pecah dini)
- Awal menstruasi (lender keluar berlebihan sebelum ovulasi, disebut michel smert sign (?)
suara ga jelas
Patologis contohnya:
- Pada anak kecil akibat infeksi
- Adanya benda asing
- Pada pasien tumor jinak/ganas
3. Tricomonas Vaginalis
-Disebabkan tricomonas vaginalis, sering asymptomatis. Ph>5, gatalnya tidak dominan,
ada strawberry appearance
-Terapi sama dengan BV
4. Vulvovaginal candidiasis
-Disebabkan candida albican, secret seperti susu basi, gatal sangat dominan
-Pada saat pemeriksaan mikroskopis ditemukan hifa
5. Servicitis
-Sering asymptomatic, keluar cairan mukopurulen, gejala iritasi vagina (gatal tp tidak
sedominan candidiasis), ada post coital bleeding (bisa juga kanker serviks)
-Penyebab yang sering: gonnorhea
-Keluhan: nyeri, panas, dysuria
-Terapi; ampycilin 1 g, single dose po atau triamphenicole 1g single dose po, atau
kanamycin injeksi 1-2 g single dose
-Servicitis bisa terlihat saat pemeriksaan iva ada gambaran lesi putih2
-Vektornya bisa trichomonas atau e.coli, atau spermatozoa yang ditumpangi oleh
bakteri
Faktor risikonya:
- aktivitas seksual > orgasme >kontraksi uterus > menyedot sperma dan bakteri sehingga
bisa menyebabkan infeksi
- Jaringan nekrotik setelah haid bisa jadi media tumbuh bakteri gonnorhea
Klasifikasi
Derajat I: keluhan febris, nyeri perut bawah, keputihan > curiga radang panggul. Tanpa
penyulit, terbatas pada tuba atau ovarium. Ini rawat jalan dan obat oral
Derajat II: MRS, derajat I + penyulit (Masa atau abses pada tuba atau ovarium)
Derajat III: derajat II + gangguan keadaan umum seperti ileus
Terapi
Amoxycilin 3g pada hari pertama atau triamphenicol 3.5 g po pada hari pertama, atau
erythromycin 4x500 selama 7-10 hari + analgetik (paracetamol atau asam mefenamat)
Tapi utk derajat II dan III ada 2 pilihan antibiotic
Kombinasi I (jarang): triple gram (ampi, genta, metronidazole) ampi 4x1gram, genta
5mg/kgbb, metro 2x1gram
Kombiasi II sering; cephalosporin generasi ke III contoh cefotaxime 3x1 gram selama 7
hari + metronidazole 2x1 gram + analgetik
Terapi histerektomi pada kasus yang parah baik parsial maupun total