Oleh :
ALFI SYIFA NILA MUNA
857675522
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
3
4
4
5
(2) Untuk menilai kondisi kinerja keuangan PT. Djarum Kudus sesuai dengan
standar yang ditetapkan
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
analisis kinerja keuangan pada PT. Djarum Kudus sebagai salah satu dasar
pengambilan keputusan ekonomi dan salah satu syarat dalam menempuh
ujian Strata-1 Fakultas Ekonomi (Program Studi Manajemen) di
Universitas Stikubank Semarang.
2) Bagi Perusahaan
Dengan melihat hasil analisis kinerja keuangan diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai perkembangan finansial perusahaan
sehingga memudahkan manajemen dalam menjalankan kegiatan
usahanya.
3) Pihak Lain
Dapat memberikan informasi lebih detail terhadap pembaca agar kedepannya
ketika menjalani skripsi yang kebetulan judulnya sama dengan penelitian ini
dapat dijadikan referensi.
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
7
8
8
9
atau tidak keuangannya ,agar dapat menjadi bayangan bagi perusahaan tersebut untuk
menilai perusahaannya masuk kategori sehat atau tidak.
2.1.4 Tujuan laporan keuangan
Penjelasan tujuan laporan keuangan Hans (2016) memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga merupakan wujud pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam mengelola suatu
entitas. Dengan demikian laporan keuangan tidak dimaksudkan untuk tujuan khusus,
misalnya dalam rangka likuidasi entitas atau menentukan nilai wajar entitas untuk
tujuan merger dan akuisisi. Juga tidak disusun khusus untuk memenuhi kepentingan
suatu pihak tertentu saja misalnya pemilik mayoritas. Pemilik adalah pemegang
instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Hutauruk (2017) menjelaskan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan. Tujuan dari analisis laporan keuangan ini
adalah untuk membandingkan data-data keuangan didalam perusahaan untuk dua
periode atau lebih dan untuk mendukung pengambilan keputusan setelah data
keuangan dianalisis lebih lanjut (Munawir,2018).
Berdasarkan beberapa referensi yang telah dijelaskan sebelumya, maka tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan perusahaan
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen dimasa yang akan datang.
2.1.5 Jenis laporan keuangan
Harahap (2013) mengklasifikasikan jenis laporan keuangan perusahaan yang
merupakan informasi utama bagi pengguna laporan keuangan adalah neraca dan laba
rugi. Berikut merupakan penjelasan mengenai neraca dan laba rugi:
a. Neraca
9
10
10
11
11
12
12
13
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Hutang Lancar
(Harahap, 2002)
Hutang Lancar
13
14
Kas
Hutang Lancar
(Harahap, 2002)
Kas + Efek
14
15
Total Kewajiban
Total Aktiva.
Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah
stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki catatan laba
yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa ditoleransi dari pada
perusahaan yang memiliki catatan laba tidak stabil.
Debt to equity ratio (perbandingan total hutang terhadap modal sendiri)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah total
kewajiban dibagi total ekuitas.
Kasmir (2009) menjelaskan rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk jaminan utang dan
biasanya rasio ini dinyatakan dalam persentase.
Total Hutang
Total Modal
15
16
Modal Sendiri
Beban Bunga
c. Rasio Profitabilitas
Bambang dan Agung (2000) menjelaskan rasio profitabilitas atau
kemampuan laba merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan
keputusan, rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas
manajemen perusahaan. Rasio ini juga mengukur keuntungan yang diperoleh
dari modal-modal yang digunakan untuk menyebarkan operasional baik modal
yang berasal dari pemilik atau modal asing (modal yang berasal dari luar
misalkan modal pinjaman). Harmono (2009) menjelaskan pengertian rasio
profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari
tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.
Net profit margin (rasio laba bersih setelah pajak) Rasio ini dihitung
dari laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Rumusnya adalah laba
bersih dibagi penjualan.
Laba Bersih
Penjualan
16
17
Total Asset
Laba Kotor
Penjualan
17
18
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur
dari modal pemilik.
d. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan
kegiatan lainnya. Rasio ini antara lain:
Inventory turn over ( perputaran persediaan )
Rasio ini menunjukkan beberapa cepat perputaran persediaan dalam
siklus produksi normal. Semkain besar rasio ini semakin baik karena
dianggap bahwa penjualaan berjalan cepat.
Penjualan
Total aset
Penjualan
Aktiva tetap
18
19
1. Aktiva lancar adalah kas dan aktiva-aktiva lain yang dapat ditukarkan
menjadi kas (uang) dalam jangka waktu satu tahun.
2. Hutang lancar (hutang jangka pendek) adalah kewajiban-kewajiban
yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
3. Kas adalah saldo uang tunai yang ada di perusahaan.
4. Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk
dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan.
5. Aktiva tetap yaitu aktiva bernilai besar yang sifatnya tetap atau
permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual
kembali dalam kegiatan normal.
6. Kewajiban jangka panjang yaitu utang yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun.
7. Modal merupakan hak pemilik atas hak perusahaan.
8. Laba bersih yaitu selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan
terhadap semua beban dan kerugian. Soemarso (2004)
2.1.8 Hubungan rasio keuangan dan kinerja keuangan
Fahmi (2011) menjelaskan pengertian rasio keuangan dan kinerja keuangan
perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak jumlahnya
dan setiap rasio itu mempunyai kegunaan masing-masing. Bagi investor ia akan
melihat rasio dengan penggunaan yang paling sesuai dengan analisis yang akan dia
lakukan. Jika rasio tersebut tidak mereprestasikan tujuan dari analisis yang akan ia
lakukan maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan. Karena dalam konsep keuangan
dikenal dengan namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula
yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti.
2.1.9 Kajian Empiris
Adanya penelitian-penelitian sejenis yang telah di lakukan sebelumnya berperan
sangat penting dalam sebuah penelitian yang akan di lakukan. Karena dengan adanya
penelitian sebelumnya maka penulis saat ini dapat terbantu dalam penulisan penelitian
yang akan di hadapi. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian
ini sebagai berikut :
19
20
Tabel 1
Variabel Rasio Likuiditas
Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif Hasil penelitian
LAPORAN dan Kualitatif menunjukkan bahwa
KEUANGAN Berdasarkan fluktuasi
DALAM nilai current ratio CV
MENGUKUR Awijaya di tahun 2013
KINERJA sampai dengan 2015 bisa
KEUANGAN diperoleh informasi
PADA CV. sebagai berikut:
AWIJAYA 1) Nilai current ratio CV
PALEMBANG Awijaya tahun 2013
sebesar 2,42% dan tahun
2014 sebesar 1,88%. Hal
ini berarti pada tahun
2014 terjadi penurunan
nilai current ratio
sebesar 0,54%
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
penurunan jumlah aset
lancar sebesar Rp
1.161.654.605,- (akun
Persediaan Barang
Dagang dan Piutang
Usaha) dan kenaikan
jumlah kewajiban lancar
sebesar Rp
1.463.849.035,-.
20
21
21
22
dibandingkan dengan
tahun 2014 akibat
kebijakan manajemen
yang aktif melakukan
pelunasan tagihan hutang
usaha.
2. Syech (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif 1. Current ratio 1,06%
KINERJA tahun 2014, 1.07% pada
KEUANGAN tahun 2015 dan
PADA meningkat di tahun 2016
PERUSAHAAN sebesar 1.08, berarti
PT SURYA masih ada kelebihan
PUZULINDO pembayaran hutang
MAKASSAR lancar sebesar 1%. Hasil
perhitungan diatas
besarnya ratio dari tahun
ke tahun mengalami
penurunan, berarti
tingkat resiko yang perlu
diperbaiki terhadap
kinerja keuangan, karena
mengalami penurunan
pada analisis kinerja
keuangan. Sedangkan
kemampuan perusahaan
dalam menutupi hutang
masih tetap dimana quick
ratio dari tahun 2014,
2015 sampai 2016 adalah
sama.Berdasarkan hasil
perhitungan di atas, maka
nampaklah bahwa
perusahaan PT. Surya
Puzulindo berada di atas
norma-norma atau
22
23
24
25
26
27
28
29
29
30
Tabel 2
Rasio Solvabilitas
Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) Analisis laporan Deskriptif Kuantitatif 1. Nilai total asset
keuangan dalam dan Kualitatif ratio CV Awijaya
mengukur kinerja tahun 2013 sebesar
keuangan pada CV. 0,42% dan tahun 2014
Awijaya Palembang sebesar 0,54%. Hal ini
berarti pada tahun
2014 terjadi kenaikan
nilai total asset ratio
sebesar 0,12%
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
kenaikan jumlah total
hutang sebesar Rp
1.472.599.785,- dan
penurunan jumlah total
aset sebesar Rp
30
31
1.159.654.105,-.
2. Nilai debt to equity
ratio CV Awijaya
tahun 2013 sebesar
0,71% dan tahun 2014
sebesar 1,15%. Hal ini
berarti pada tahun
2014 terjadi kenaikan
nilai debt to equity
ratio sebesar 0,44%
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
kenaikan jumlah total
hutang sebesar Rp.
1.472.599.785,- dan
penurunan jumlah
modal usaha sebesar
Rp. 2.632.253.890,-.
3. Nilai long term
debt to equity ratio CV
Awijaya tahun 2013
sebesar 0,0065% dan
tahun 2014 sebesar
0,0098%. Hal ini
berarti pada tahun
2014 terjadi kenaikan
nilai long term debt to
equity ratio sebesar
0,0033% dibandingkan
tahun 2013. Kondisi
ini disebabkan terjadi
kenaikan jumlah
hutang jangka panjang
31
32
sebesar Rp.
8.750.750,- dan
penurunan jumlah
modal usaha sebesar
Rp. 2.632.253.890,-.
2. Syech (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif 1.Perbandingan debt
KINERJA to asset ratio adalah
KEUANGAN 1,04 : 1 untuk tahun
PADA 2014, 1,09 : 1 untuk
PERUSAHAAN tahun 2015, sedangkan
PT. SURYA untuk tahun 2016 yaitu
PUZULINDO 1,16 Dari hasil
MAKASSAR perhitungan di atas,
maka dapat diketahui
bahwa perusahaan ini
dalam keadaan
solvabel, karena total
assets to debt ratio
memperlihatkan ratio
dari tahun ke tahun
meningkat. Besarnya
rasio pada tahun 2015
adalah 1,09 %, untuk
tahun 2016 adalah
1,16 %. Pertambahan
ini diakibatkan dari
kenaikan total aktiva
yang lebih besar
dibandingkan dengan
kenaikan total debt.
2.
3. Desmayenti (2012) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif Dari sudut solvabilitas,
KINERJA perusahaan memiliki
KEUANGAN debt to equity ratio
PADA PT. HERO sebesar 154,7% yang
32
33
dengan perkembangan
Debt to Assets Ratio
perkembangan Debt to
Equity Ratio PT.
Kimia Farma (Persero)
Tbk tahun 2014-2018
cenderung mengalami
meningkat dan
kembali alam kondisi
Overliquid. Dapat
dilihat selama lima
tahun, menunjukan
nilai DER diatas rata-
rata standar
industry.terendah. Hal
ini
mengidentifikasikan
bahwa perusahaan
memiliki hutang yang
lebih besar dari modal
(ekuitas) yang
dimilikinya. Sehingga
dapat dikatakan
perusahaan tidak
efektif dalam
membayar kewajiban
jangka panjangnya.
7. Grace, Tinneke ANALISIS RASIO Jenis Penelitian ini Perhitungan rasio dari
dan KEUANGAN adalah metode tahun 2016 – 2017
Joula (2019) UNTUK MENILAI penelitian deskriptif mengalami fluktuasi
KINERJA dengan menggunakan (naik turun).
KEUANGAN pendekatan kuantitatif Berdasarkan rasio
PADA solvabilitas PT.
PT. INDONESIA Indonesia Prima
PRIMA POPERTY Property, Tbk. total
35
36
Tabel 3
Rasio Profitabilitas
Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif 1.Net Profit Margin
LAPORAN dan Kualitatif dari tahun 2013 -2015
KEUANGAN mengalami fluktuasi
DALAM (kenaikan). Sehingga
MENGUKUR CV Awijaya
KINERJA Palembang memiliki
KEUANGAN kondisi keuangan
PADA CV. cukup baik sebab
AWIJAYA berhasil mengurangi
PALEMBANG pembiayaan aset oleh
hutang (modal asing)
dan sepenuhnya
menggunakan modal
sendiri dalam kegiatan
operasional
perusahaan.
37
38
38
39
41
42
7. Grace, Tinneke ANALISIS RASIO Jenis Penelitian ini 1. Net profit margin
dan KEUANGAN adalah metode Pada tahun 2016
Joula (2019) UNTUK MENILAI penelitian deskriptif angka Net Profit
KINERJA dengan menggunakan Margin mencapai
KEUANGAN pendekatan kuantitatif sebesar 0,02% dari
PADA total penjualan bersih
PT. INDONESIA yang artinya setiap
PRIMA POPERTY Rp.1,00 penjualan
TBK JAKARTA bersih turut
PUSAT berkontribusi
menciptakan Rp.0,02
laba bersih (Hery,
2015).
2. Gross Profit
Margin, pada tahun
2016 untuk setiap
Rp.1,00 pendapatan
perusahaan,
perusahaan harus
membayar beban
usahanya sebesar
Rp.0,49. Persentase
Gross profit margin
ini dapat dijadikan
sebagai indicator
kesehatan suatu
perusahaan.
8. Thessalonica, ANALISIS Jenis penelitian ini Rasio Rentabilitas
Welly , dan KINERJA adalah penelitian untuk mengukur
Johny KEUANGAN deskriptifevaluatif kemampuan
PADA PT. ASTRA perusahaan PT. Astra
INTERNATIONAL International Tbk
, TBK dalam memperoleh
laba atau keuntungan
melalui indikator
42
43
Tabel 4
Rasio Aktivitas
Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif 1. Inventory turn over
LAPORAN dan Kualitatif tahun 2013 – 2014
KEUANGAN mengalami penurunan
DALAM signifikan hal ini
MENGUKUR terjadi karena
KINERJA kenaikan jumlah HPP
KEUANGAN dan jumlah persediaan
PADA CV. rata – rata.
AWIJAYA 2.Total assets turn
PALEMBANG over pada tahun
kenaikan pada tahun
2013 – 2014 dan
mengalami penurunan
pada tahun 2014 –
2015.
2. Abdul (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif 1. Total asset turn
KINERJA over selama tiga
KEUANGAN periode yaitu 2014,
PADA 2015 dan 2016
43
44
Adapun hipotesis yang diajukan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini adalah
“Diduga bahwa, untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan pada PT.Djarum Kudus ”.
Variabel penelitian : Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Aktivitas
Rasio Likuiditas
Laporan Keuangan
Kinerja Keuangan Rasio Solvabilitas 1. Laporan
Neraca
2. Laporan Laba
Rasio Profitabilitas Rugi
Rasio Aktivitas
Dari kerangka konseptual diatas, untuk menganalisis dan mengukur kinerja keuangan
dibutuhkan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang diukur melalui
rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas,solvabilitas,profitabilitas dan aktivitas .
48
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
49
50
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, Arikunto,2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang meliputi: neraca,
laporan rugi laba yang terdapat pada PT.Djarum Kudus.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau hasil dari populasi yang diteliti oleh (Suharsimi,
Arikunto 2003). Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan cara sampel
berurutan dengan observasi kontinue yaitu mengadakan analisa terhadap laporan
keuangan pada PT. Djarum Kudus dari tahun ke tahun sehingga diperoleh
informasi yang cukup untuk menggambarkan keadaan kinerja keuangan pada
PT.Djarum Kudus.
3.3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Sugiyono (2010), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
keadaan, sumber dan cara. Bila ditinjau dari sumber datanya, maka
pengumpulan data terdiri dari sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumbemya (tidak melalui perantara).
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh penelitian
secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh melalui
orang lain atau lewat dokumen).
Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder (Secondary Date). Data sekunder yang di gunakan dalam
penelitian ini merupakan data-data kuantitatif yaitu laporan keuangan PT.
Djarum Kudus tahun 2016 sampai tahun 2018 meliputi laporan neraca dan
laporan laba rugi.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Sugiyono (2010), dilihat dari sisi cara atau teknik pengumpulan data
dapat dlakukan melalui cara berikut:
1. Dokumentasi
Adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk pengumpulan
data dengan menggunakan dokumen perusahaan. Adapun data yang
50
51
51
52
keuangan berupa neraca dan laba rugi, lalu di analisis berdasarkan teori dan
asumsi sendiri kemudian ditarik kesimpulan.
3.4.2 Operasional Variabel
Tabel 1
Variabel Rasio Likuiditas
Variabel Definisi Indikator Skala
Current ratio (rasio Yaitu rasio ini menunjukkan sejauh CR = Rasio
lancar) mana aktiva lancar menutupi Aktiva Lancar
kewajiban - kewajiban lancar.
Hutang Lancar
Quick Rasio (Rasio Cepat) Yaitu rasio ini digunakan untuk QR = Rasio
mengukur kemampuan perusahaan
Aktiva Lancar –
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek, dengan asumsi bahwa semua Persediaan
aktiva lancar dikonversikan kedalam
Hutang Lancar
kas.
QR =
Kas + Efek
Hutang Lancar
Cash Rasio (Rasio Kas) Kasmir (2009) menjelaskan CR = Rasio
pengertian cash ratio yaitu alat untuk
Kas
mengukur seberapa besar uang kas
yang tersedia untuk membayar utang. Hutang Lancar
Hal ini dapat ditunjukkan dari
CR =
tersedianya dana kas atau yang setara
dengan kas seperti rekening giro. Kas + Efek
Hutang Lancar
Tabel 2
Variabel Rasio Solvabilitas
Variabel Definisi Indikator Skala
Debt to asset ratio Yaitu rasio total kewajiban terhadap DAR = Rasio
asset. Rasio ini menekankan Total Hutang
pentingnya pendanaan hutang Total Aktiva
dengan jalan menunjukkan
persentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh hutang.
Debt to equity ratio Yaitu rasio ini menunjukkan DER = Rasio
persentase penyediaan dana oleh
Total Hutang
pemegang saham terhadap pemberi
52
53
Tabel 3
Variabel Profitabilitas
Variabel Definisi Indikator Skala
Net profit margin ratio Yaitu rasio ini dihitung dari laba NPMR = Rasio
bersih setelah pajak dengan Laba Bersih
penjualan. Rumusnya adalah laba Penjualan
bersih dibagi penjualan.
Return on invesment Yaitu rasio terhadap laba setelah ROI = Rasio
pajak dengan total aktiva. Rumusnya Laba Bersih
adalah laba bersih dibagi dengan Setelah Pajak
total aktiva. Total Asset
Gross profit margin Yaitu dihitung dari laba kotor dengan GPM = Rasio
penjualan sehingga menghasilkan Laba Kotor
laba untuk setiap rupiah penjualan. Penjualan
Rumusnya adalah laba kotor dibagi
dengan penjualan.
Return on equity Merupakan rasio terhadap laba ROE = Rasio
setelah pajak dengan modal sendiri. Laba bersih
Rumusnya adalah laba bersh setelah setelah pajak
pajak modal/ekuitas. Total modal
Semakin tinggi rasio ini semakin sendiri
baik. Artinya, posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian
pula sebalikya Kasmir (2010).
Tabel 4
Variabel Rasio Aktivitas
Variabel Definisi Indikator Skala
Inventory turn over Rasio ini menunjukkan beberapa ITO = Rasio
cepat perputaran persediaan dalam Harga pokok
siklus produksi normal. Semkain penjualan
besar rasio ini semakin baik karena Rata-rata
dianggap bahwa penjualaan berjalan persediaan
cepat. barang
53
54
Total asset turn over Yaitu rasio ini menunjukkan TATO = Rasio
perputaran total aktiva diukur dari Penjualan
volume penjualan dengan kata lain Total aset
seberapa jauh kemampuan semua
aktiva menciptakan penjualan.
Semakin tinggi rasio ini semakin
baik.
Total Fixed Asset Yaitu rasio yang menunjukkan TFAT = Rasio
Turnover sejauh mana efektivitas perusahaan Penjualan
dalam menggunakan aktiva tetapnya.
Aktiva Tetap
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Skripsi :
Ali, Syech. 2018. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pt Surya Puzulindo
Makassar”. Skripsi. Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Desmayenti. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan Pada PT.Hero Supermarket Tbk”. Skripsi.
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitsas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau. PekanBaru
Mandasari, Diana. 2017. “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Pada CV.Awijaya Palembang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Palembang. Palembang
Reza Muhammad Rizqi, Diah Intan Syahfitri. “Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan”. Skripsi. Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Teknologi Sumbawa. Sumbawa
Sumber Jurnal :
Dewa, Aditya. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Pt Indofood Sukses Makmur Tbk Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 4, Nomor 3, Maret 2015. 2015
Fahmi, I. 2011 . Analisa Laporan Keuangan. In Bandung : Alfabeta
Gunawan, Ade. 2019. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi. Vol.
10, No. 2 Januari 2019. 31 Januari 2019
Ramang Grace, Tumbel Tinneke, Rogahang Joula. 2019. “Analisis Rasio Keuangan Untuk
Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Indonesia Prima Poperty Tbk Jakarta Pusat”. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9. No. 3, 2019. 2019
Rahmiani, Nur. 2019. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Di Kota Makassar. 2019
Sitompul, Tasya. “Analisis Kinerja Keuangan Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia”. JOM FISIP. Vol. 7. Edisi 30 Juli – Desember 2020
Sumber Buku :
Harahap, Syofyan Syafri, 2002. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
55
56
Sumber internet :
https://www.jurnal.id/id/blog/menghitung-rasio-likuiditas/
https://www.liputan6.com/saham/read/4521442/melihat-kinerja-keuangan-dua-emiten-
raksasa-rokok-saat-pandemi-covid-1
56