Anda di halaman 1dari 56

Penerapan fun learning di masa pandemi covid-19

Diajukan untuk memenuhi Tugas 1 dan 2


Mata kuliah : Metode Penelitian Bisnis
Dosen Pengampu : Dr.Dra.Lie Liana M.MSI

Oleh :
ALFI SYIFA NILA MUNA
857675522

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
SEMARANG
JUNI 2021
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pendidikan di Indonesia membuat setiap instansi pendidikan
berlomba-lomba untuk memajukan pembelajaranya. Setiap sekolah yang bergerak
dibidang pendidikan memiliki tujuan utama mencerdaskan kehidupan bangsa, hal
tersebut terkangding dalam pembukaan UUD 1945.
Dalam proses pengukuran mengenai laporan keuangan akan sangat erat
dengan penilaian kinerja. Dengan adanya performing measurement atau kerap
disebut sebagai pengukuran kinerja maka sebuah perusahaan dapat dilihat
kualifikasi serta efektifitasnya.Tidak hanya itu, dengan mengetahui pengukuran
kinerja terlebih dahulu maka sebuah perusahaan dapat mengukur sejauh mana
sebuah perusahaan dapat beroperasi secara penuh. Kemudian setelah mengetahui
pengukurannya maka sebuah perusahaan dapat melakukan penilaian kinerja
sebuah perusahaan dalam segi keuangan. Jadi untuk melakukan penilaian maka
langkah awal adalah dengan mengetahui pengukurannya terlebih dahulu.Semua
hal tersebut merupakan standarisasi sebuah perusahaan guna menetapkan sebuah
sasaran, kriteria dan target yang akan ditentukan.
Untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat kita ketahui melalui
laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan neraca, laporan
perhitungan laba-rugi, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan. Dan
laporan keuangan ini juga sangat penting untuk menilai prestasi dan kondisi
ekonomis perusahaan.
Setelah tahu ukuran sebuah perusahaan maka, perusahaan tersebut dapat
melakukan perbaikan atas segala operasional perusahaan terutama pada segi
keuangan yang kerap menjadi masalah dalam membangun sebuah mitra
bisnis.Pengukuran serta penilaian keuangan perusahaan juga menjadi titik awal
dalam perusahaan melakukan perbaikan. Dengan begitu perusahaan dapat
meningkatkan efektivitasnya dalam operasional sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan kompetitornya.Tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya competitor
tidak bisa dihindari. Hal ini juga memberikan keuntungan serta tantangan.

2
3

Keuntungannya adalah perusahaan dapat mematok standar serta tingkat stabilitas


yang harus diraih, tantangannya adalah jelas: kita harus lebih baik dari kompetitor.
Melihat Kinerja Keuangan Dua Emiten Raksasa Rokok Saat Pandemi
COVID-19.(2021,April 1) Terdapat dua  emiten rokok  yang telah
menyampaikan kinerja keuangan sepanjang 2020. Dari laporan yang disampaikan,
terdapat penurunan dari sisi pendapatan dan laba.Mengutip laporan keuangan
yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Gudang Garam Tbk
(GGRM) mencatat kenaikan pendapatan hingga 3,57 persen dari Rp 110,52 triliun
pada 2019 menjadi Rp 114,47 triliun pada 2020.Meski demikian, biaya pokok
penjualan naik 10,65 persen menjadi Rp 97,08 triliun pada 2020 dari periode sama
tahun sebelumnya Rp 87,74 triliun. Sedangkan, Laba bruto turun 23,67 persen
dari Rp 22,78 triliun pada 2019 menjadi Rp 17,38 triliun pada 2020. Laba yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 29,71 persen menjadi Rp
7,64 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,88
triliun.Dengan demikian, laba per saham dasar dan dilusi turun menjadi Rp 3,975
pada 2020 dari periode 2019 sebesar Rp 5,655.
Sementara itu, pendapatan lainnya turun 14,01 persen dari Rp 327,43 miliar
pada 2019 menjadi Rp 281,59 miliar pada 2020. Beban usaha merosot 5,15 persen
dari Rp 7,99 triliun pada 2019 menjadi Rp 7,58 triliun pada 2020.Rugi kurs
perseroan naik 91,78 persen dari Rp 20,17 miliar pada 2019 menjadi Rp 38,69
miliar pada 2020. Laba usaha merosot 33,35 persen dari Rp 15,07 triliun pada
2019 menjadi Rp 10,04 triliun pada 2020.Total liabilitas turun 29,03 persen dari
Rp 27,71 triliun pada 2019 menjadi Rp 19,66 triliun pada 2020. Total ekuitas
perseroan naik menjadi Rp 58,52 triliun pada 2020 dari periode sama tahun
sebelumnya Rp 50,93 triliun.Untuk aset Gudang Garam tercatat Rp 78,19 triliun
pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 78,64 triliun. Perseroan
kantongi kas Rp 4,77 triliun pada 2020.
Penurunan dari sisi pendapatan dan laba dialami PT HM Sampoerna Tbk
(HMSP). Dari laporan yang diberikan pendapatan sepanjang 2020 mencapai
Rp92,42 triliun, turun 12,58 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai Rp106,05 triliun.Untuk beban pokok pendapatan turun 7,8 persen
menjadi Rp73,6 triliun pada 2020. Padahal pada 2019, beban pokok pendapatan
mencapai 79,93 triliun.Beban penjualan juga turun 5,4 persen menjadi Rp6,25
triliun pada 2020, setelah tahun sebelumnya berada di angka 6,62 triliun. Ikut

3
4

mengalami penurunan, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik


entitas induk hanya di angka Rp8,58 triliun.Mengalami penurunan 37,46 persen,
sepanjang 2019 laba bersih yang mampu didapatkan sebesar Rp13,72 triliun. Total
liabilitas naik menjadi Rp19,43 triliun pada 2020, padahal tahun sebelumnya
berada di angka Rp15,22 triliun. Total aset turun menjadi Rp49,67 triliun. Pada
2019 total aset sebesar Rp50,9 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham, 1 April 2021, saham PT Gudang Garam
Tbk (GGRM) naik 0,41 persen ke posisi Rp 36.325 per saham. Saham GGRM
sempat berada di level tertinggi Rp 37.000 dan terendah Rp 36.150 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 1.956 kali dengan nilai transaksi Rp 25,3
miliar.Sementara itu, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun tipis 0,36
persen ke posisi Rp 1.370 per saham. Saham HMSP sempat berada di level
tertinggi Rp 1.385 dan terendah Rp 1.360 per saham. Total frekuensi perdagangan
saham 3.034 kali dengan nilai transaksi Rp 17,1 miliar.
Saya tertarik untuk meneliti kinerja keuangan pada PT Djarum,karena belum
ada penelitian kinerja keuangan pada PT.Djarum. PT.Djarum adalah sebuah
perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yang berkantor pusat di Kudus,
Jawa Tengah. PT Djarum merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi
banyak bisnis. Bisnis tersebut dikelola oleh keluarga Hartono, yang generasi
pertamanya adalah Oei Wie Gwan.Di luar bisnis rokok kretek, Djarum Group juga
memiliki unit bisnis lain seperti bank (BCA), elektronika (Polytron), perkebunan
(HPI Argo), perdagangan elektronik (Blibli.com), agen perjalanan daring
(Tiket.com), media komunikasi (Djarum Media, dengan nama Mola TV),
makanan dan minuman (Savoria, dengan merek Yuzu), susu (Global Dairi Alami,
dengan merek MilkLife) dan kopi (Sumber Kopi Prima, dengan merek Delizio
Caffino).
1.2 Perumusan Masalah
(1) Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Djarum Kudus selama periode
tahun 2016 hingga tahun 2018 ?
(2) Apakah kondisi kinerja keuangan perusahaan PT. Djarum Kudus
sesuai dengan standar ?
1.3 Tujuan Penelitian
(1) Untuk mengukur kinerja keuangan pada PT Djarum Kudus selama periode
tahun 2016 hingga tahun 2018

4
5

(2) Untuk menilai kondisi kinerja keuangan PT. Djarum Kudus sesuai dengan
standar yang ditetapkan
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi Penulis
Dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai
analisis kinerja keuangan pada PT. Djarum Kudus sebagai salah satu dasar
pengambilan keputusan ekonomi dan salah satu syarat dalam menempuh
ujian Strata-1 Fakultas Ekonomi (Program Studi Manajemen) di
Universitas Stikubank Semarang.
2) Bagi Perusahaan
Dengan melihat hasil analisis kinerja keuangan diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai perkembangan finansial perusahaan
sehingga memudahkan manajemen dalam menjalankan kegiatan
usahanya.
3) Pihak Lain
Dapat memberikan informasi lebih detail terhadap pembaca agar kedepannya
ketika menjalani skripsi yang kebetulan judulnya sama dengan penelitian ini
dapat dijadikan referensi.

5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian kinerja keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah dunia usaha
terkait perusahaan, baik bagi internal maupun eksternal. Dalam membahas sebuah
penilaian tentang kinerja suatu perusahaan maka, laporan tentang keuangan menjadi
salah satu kunci yang tidak dapat dilupakan. Keuangan sebuah perusahaan menjadi
tolok ukur bagaimana suatu perusahaan dapat bertahan kedepannya. Seluruh data
mengenai keuangan akan dihadirkan dalam sebuah laporan kinerja. Mulai dari uang
masuk dan laporan uang keluar. Sehingga seluruh pergerakan keuangan dapat
dipantau dengan jelas.
Secara umum kinerja keuangan merupakan usaha yang dilakukan setiap
perusahaan dalam mengukur dan menilai setiap keberhasilan yang dicapai dalam
menghasilkan laba, sehingga perusahaan dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan
potensi perkembangan yang telah dicapai pada perusahaan. Suatu perusahaan dapat
dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja keuangan adalah analisa yang dilakukan suatu perusahaan untuk memantau
sejauh mana telah melakukannya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan dengan baik (Fahmi,2011) .Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar Francis
Hutabarat (2020). Berdasarkan hasil penelitian Szimansky, dkk (1993) indikator
pengukuran kinerja dan keunggulan bersaing yang paling sering digunakan adalah
market share dan profitabilitas.
Dari pengertian kinerja keuangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kinerja
keuangan merupakan suatu hal yang digunakan untuk mengukur perusahaan baik
keuangannya maupun kemampuan organisasi dalam perusahaan tersebut dalam
mencapai kinerja dan kesejahteraan perusahaan sehingga menghasilkan performa
kerja yang baik.
2.1.2 Tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan

6
7

Fahmi (2011) menyebutkan tahapan penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-


beda karena tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya. Maka disini
ada 5 (lima) tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara
umum yaitu:
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah
dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum
dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan
tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
b. Melakukan perhitungan.
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut
akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Dari hasil hitungan yang sesuai diperoleh tersebut kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode
yang paling umum dipergunakan untuk perbandingan ada dua yaitu:
1) Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antara
periode, maka akan terlihat perbandingan secara grafik.
2) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil
hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis dan dilakukan secara
bersamaan. Dari hasil penggunaan metode ini diharapkan nantinya akan
dapat dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan
tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/normal, tidak baik,
dan sangat tidak baik.
d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan.
i. Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah
setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan
penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-
kendala yang dialami perusahaan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
permasalahan yang ditemukan.

7
8

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang


dihadapai maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan
agar apa yang menjadi kendala dan hambatan ini dapat terselesaikan.
2.1.3 Laporan keuangan
Winwin (2007) menjelaskan laporan keuangan merupakan informasi keuangan
yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak
internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari suatu kesatuan usaha
yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Francis Hutabarat (2020) menjelaskan
laporan keuangan sederhananya merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja
perusahaan informasi keuangannya pada satu periode. Setidaknya ada empat jenis
laporan keuangan dalam akuntansi yaitu laporan laba rugi, laporan laba ditahan,
neraca dan laporan arus kas. Fahmi (2011) menjelaskan laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya
itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu
perusahaan.
Laporan keuangan juga merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab yang dibebankan kepadanya oleh
pemilik perusahaan. Untuk dapat memperoleh gambaran keuangan perusahaan
dengan jelas maka dapat dilakukan dengan mengadakan analisa interprestasi terhadap
data keuangan suatu perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Sadeli (2002) menjelaskan bahwa “Laporan keuangan merupakan laporan tertulis
yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan-
perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan
disajikan oleh suatu perusahaan sebagai media komunikasi dan pertanggung jawaban
kepada berbagai pihak yang berkepentingan, misalnya pemilik perusahaan,
pemerintah dan kreditur. Laporan ini menggambarkan posisi keuangan yang
menunjukkan tentang kekayaan perusahaan dan sumbernya, perubahan posisi
keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan, hasil yang di capai yang menunjukkan
laba atau rugi.
Berdasarkan ulasan teori diatas, saya menyimpulkan pengertian laporan keuangan
merupakan informasi yang dapat dilihat untuk menentukan perusahaan tersebut sehat

8
9

atau tidak keuangannya ,agar dapat menjadi bayangan bagi perusahaan tersebut untuk
menilai perusahaannya masuk kategori sehat atau tidak.
2.1.4 Tujuan laporan keuangan
Penjelasan tujuan laporan keuangan Hans (2016) memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga merupakan wujud pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam mengelola suatu
entitas. Dengan demikian laporan keuangan tidak dimaksudkan untuk tujuan khusus,
misalnya dalam rangka likuidasi entitas atau menentukan nilai wajar entitas untuk
tujuan merger dan akuisisi. Juga tidak disusun khusus untuk memenuhi kepentingan
suatu pihak tertentu saja misalnya pemilik mayoritas. Pemilik adalah pemegang
instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Hutauruk (2017) menjelaskan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan. Tujuan dari analisis laporan keuangan ini
adalah untuk membandingkan data-data keuangan didalam perusahaan untuk dua
periode atau lebih dan untuk mendukung pengambilan keputusan setelah data
keuangan dianalisis lebih lanjut (Munawir,2018).
Berdasarkan beberapa referensi yang telah dijelaskan sebelumya, maka tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan perusahaan
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen dimasa yang akan datang.
2.1.5 Jenis laporan keuangan
Harahap (2013) mengklasifikasikan jenis laporan keuangan perusahaan yang
merupakan informasi utama bagi pengguna laporan keuangan adalah neraca dan laba
rugi. Berikut merupakan penjelasan mengenai neraca dan laba rugi:
a. Neraca

9
10

Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan


perusahaan dalam suatu tanggal tertentu, sering disebut per tanggal tertentu
misalnya per tanggal 31 Desember 2017. Posisi yang digambarkan dibagi
menjadi dua posisi yaitu sisi debit untuk Aset dan sisi kredit untuk Liabilitas
Harahap (2011 ). Dalam neraca terdapat klasifikasi yaitu:
a. Aset (Aktiva)
PSAK mendefinisikan “Aset merupakan keuntungan ekonomi yang diperoleh
atau dikuasai dimasa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat
transaksi yang sudah berlaku”. Aset ini terdiri dari tiga bagian yaitu :
a.a Aset Lancar
Aset lancar merupakan kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan
dapat dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus
operasi perusahaan. Adapun contoh dari aset lancar yaitu: kas, piutang
usaha/dagang, persediaan,perlengkapan, peralatan kantor, biaya
dibayar dimuka. Dalam penyusunan aset lancar harus didasarkan pada
likuiditasnya, yaitu kemampuan aset untuk diubah menjadi kas.
a.b Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset berwujud yang diperoleh untuk digunakan
dalam kegiatan operasi perusahaan dimana masa manfaat aset ini lebih
dari satu tahun, kecuai tanah disusutkan.Contoh dari aset tetap yaitu:
peralatan, kendaraan, bangunan,mesin.
a.c Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud merupakan aset yang diperoleh untuk digunakan
dalam kegiatan operasi perusahaan. Perbedaan yang mendasar dari aset
tetap dan aset tak berwujud yaitu fisik dan masa manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan. Dimana aset tak berwujud tidak memiliki bentuk
fisik dan masa manfaat atas aset tersebut karena tidak pasti.
b. Liabilitas (Kewajiban)
Harahap (2012) menyatakan bahwa kewajiban adalah jumlah yang harus
dipindahkan setiap tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan
pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi. Liabilitas terdiri dari dua
bagian yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang serta modal
pemilik.
i. Kewajiban Lancar

10
11

Suatu dapat diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar jika dalam jangka


waktu dua belas bulan dapat diselesaikan dari tanggal laporan posisi
keuangan atau siklus normal operasi perusahaan. Sebagai contoh yaitu
hutang usaha dan hutang bank (jatuh tempo kurang satu tahun).
ii. Kewajiban Jangka Panjang
Suatu kewajiban jangka panjang jika perkiraan penyelesaian lebih dari
satu tahun dari tanggal laporan posisi keuangan. Contoh yaitu hutang
obligasi dan hutang bank.
iii. Modal Pemilik
Modal pemilik merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang
merupakan nilai sisa dari aset suatu perusahaan setelah dikurangi
dengan liabilitas.
b. Laba rugi
Laba rugi adalah sebuah laporan terperinci mengenai seluruh pendapatan dan
biaya untuk mengetahui laba rugi yang diterima perusahaan selama periode
tertentu. Adapun unsur-unsur dalam laporan laba rugi Harahap (2013) antara
lain:
1) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diterima perusahaan dari penjualan barang
atau jasa yang dibebankan kepada pelanggan yang menerima jasa.
2) Beban
Beban adalah arus kas keluar aset atau munculnya pasiva selama suatu
periode yang disebabkan oleh pengiriman barang atau kegiatan lain
perusahaan untuk mencari laba, yang dapat menjadi pengurang
penghasilan.
3) Laba/Rugi
Laba/rugi adalah selisih antara pendapatan dan total beban usaha pada
periode tersebut. Jika selisih tersebut positif maka akan menghasilkan laba,
sedangkan jika selisih tersebut negatif maka akan menghasilkan rugi
usaha.
Berdasarkan PSAK/Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
menyebutkan lima jenis laporan keuangan:

11
12

 Laporan laba rugi digunakan untuk mengetahui apakah


perusahaanmengalami keuntungan atau kerugian dalam periode
tertentu.
 Laporan perubahan modal digunakan untuk mengetahui apakah
modal perusahaan bertambah atau berkurang dalam satu periode
tertentu.
 Neraca digunakan untuk mengetahui jumlah harta, hutang dan
modal perusahaan dalam satu periode tertentu.
 Laporan arus kas digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan
ataupun pengurangan kas perusahaan dalam satu periode tertentu.
 Catatan atas laporan keuangan digunakan untuk menjelaskan
secara rinci atau detail mengenai keadaan perusahaan.
2.1.6 Pengertian analisis laporan keuangan
Analisis laporan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini, dan
kemungkinannya dimasa depan (Syamsuddin, 2011). Sedangkan Harahap (2008)
juga menjelaskan analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik
antara data kuantitatif maupun dan nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat”.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian analisis laporan
keuangan adalah membagi akun dalam unit-unit untuk menghitung lalu menganalisis
dari hasil hitungannya bahwa perusahaan tersebut masuk kategori perusahaan seperti
apa.
Untuk lebih mengerti tentang pengertian fungsi dari analisis rasio keuangan
perusahaan, Anda akan diperkenalkan jenis-jenis rasio keuangan. Budi Raharjo
dalam buku Keuangan Dan Akuntansi (2007) mengelompokkan rasio keuangan
perusahaan menjadi lima.Berikut adalah jenis-jenis analisa rasio keuangan:
a. Rasio Likuiditas
 Current ratio (rasio lancar)

12
13

Rasio keuangan likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan


likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar
perusahaan relatif terhadap utang lancarnya.

Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar,


semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua utang lancar. Jadi dikatakan sehat jika
rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas jumlah utang lancar (Harahap, 2002).
Martono (2005) menjelaskan current ratio yang tinggi memberikan
indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pandek dalam arti
setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi
kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya.
 Quick Ratio (Rasio Cepat)

Aktiva Lancar –Persediaan

Hutang Lancar

(Harahap, 2002)

Kas + Efek + Piutang

Hutang Lancar

Blog Jurnal By Mekari

Rasio Cepat atau Quick Ratio/Acid Test Ratio merupakan menunjukkan


kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio
ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka
rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai
100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap,
2002).

13
14

 Cash Ratio (Rasio Kas)

Kas

Hutang Lancar

(Harahap, 2002)

Kas + Efek

Hutang Lancar Lancar

Blog Jurnal By Mekari


Cash Ratio merupakan membandingkan antara kas dan aktiva lancar
yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang
dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank
dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash)
adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan
kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang menjadi
domisili perusahaan bersangkutan. Arti dari pengertian rasio keuangan
ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan
total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama
seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002).
b. Rasio Solvabilitas
Kasmir (2011) menjelaskan pengertian rasio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang seperti diketahui dalam mendanai usahanya, perusahaan
memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh
adalah dari sumber pinjaman atau modal sendiri.
Harahap (2004) menjelaskan pengertian rasio solvabilitas adalah
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang
seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
 Debt to asset ratio (perbandingan total hutang terhadap total asset)
Yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan
pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase

14
15

aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga


menyediakan inforamsi tentang kemampuan perusahaan dalam
mengadaptasikan kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa
mengurangi pembayaran bunga pada kreditur. Nilai rasio yang tinggi
menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditur berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya.
dari pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan
pembayaran bunga yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi
pembayaran deviden. Rumusnya adalah

Total Kewajiban

Total Aktiva.

Untuk menilai rasio ini faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah
stabilitas laba perusahaan. Pada perusahaan yang memiliki catatan laba
yang stabil, peningkatan dalam hutang lebih bisa ditoleransi dari pada
perusahaan yang memiliki catatan laba tidak stabil.
 Debt to equity ratio (perbandingan total hutang terhadap modal sendiri)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang
saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah total
kewajiban dibagi total ekuitas.
Kasmir (2009) menjelaskan rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk jaminan utang dan
biasanya rasio ini dinyatakan dalam persentase.

Total Hutang

Total Modal

 Long term debt to equity ratio


Rasio ini menghitung berapa bagian dari modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk hutang jangka panjang.
Rumus yang dipakai yaitu :

15
16

Hutang Jangka Panjang

Modal Sendiri

 Time Interest Earned


Rasio ini mengukur besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa
mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak
mampu membayar bunga. Rumus yang dipakai yaitu:

Laba sebelum bunga dan pajak

Beban Bunga

c. Rasio Profitabilitas
Bambang dan Agung (2000) menjelaskan rasio profitabilitas atau
kemampuan laba merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan
keputusan, rasio ini akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas
manajemen perusahaan. Rasio ini juga mengukur keuntungan yang diperoleh
dari modal-modal yang digunakan untuk menyebarkan operasional baik modal
yang berasal dari pemilik atau modal asing (modal yang berasal dari luar
misalkan modal pinjaman). Harmono (2009) menjelaskan pengertian rasio
profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari
tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.
 Net profit margin (rasio laba bersih setelah pajak) Rasio ini dihitung
dari laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Rumusnya adalah laba
bersih dibagi penjualan.
Laba Bersih

Penjualan

Angka ini menunjukkan beberapa besar persentase pendapatan bersih


yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup tinggi.
 Return on investment / Return on assets (rasio laba bersih dengan
aktiva)

16
17

Merupakan rasio terhadap laba setelah pajak dengan total aktiva.


Rumusnya adalah laba bersih dibagi dengan total aktiva.

Laba Bersih Setelah Pajak

Total Asset

Rasio ini menunjukkan beberapa besar laba bersih diperoleh


perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Kasmir (2009) menyatakan
semakin kecil (rendah) rasio ini, maka semakin tidak baik, demikian
pula sebaliknya. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
 Gross profit margin (margin laba atas penjualan).
Merupakan dihitung dari laba kotor dengan penjualan sehingga
menghasilkan laba untuk setiap rupiah penjualan. Rumusnya adalah
laba kotor dibagi dengan penjualan.

Laba Kotor

Penjualan

Angka ini menunjukkan beberapa besar persentase laba kotor yang


diperoleh dari setiap penjualan atau dengan kata lain rasio ini berguna
untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang
yang dijual.
Angka ini menunjukkan beberapa besar persentase laba
operasional/usaha yang diperoleh dari setiap penjualan.
Kasmir (2009) menyatakan semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin
tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya, rasio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
 Return on equity
Merupakan rasio terhadap laba setelah pajak dengan modal sendiri.
Rumusnya adalah laba bersih setelah pajak dibagi dengan
modal/ekuitas. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya, posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya Kasmir
(2010).
Laba bersih setelah pajak

Total modal sendiri

17
18

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur
dari modal pemilik.

d. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan
kegiatan lainnya. Rasio ini antara lain:
 Inventory turn over ( perputaran persediaan )
Rasio ini menunjukkan beberapa cepat perputaran persediaan dalam
siklus produksi normal. Semkain besar rasio ini semakin baik karena
dianggap bahwa penjualaan berjalan cepat.

Harga pokok penjualan

Rata-rata persediaan barang

 Total asset turn over ( Perputaran Total Aktiva )


Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume
penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Penjualan

Total aset

 Total Fixed Asset Turnover ( Perputaran Total Aktiva Tetap )


Analisis ini menunjukkan sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva tetapnya.

Penjualan

Aktiva tetap

2.1.7 Komponen pengukur kinerja keuangan


Dalam penelitian yang dilakukan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan
menggunakan analisis rasio keuangan. Dengan analisis rasio yang digunakan adalah
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Adapun
komponen untuk mengukur rasio tersebut adalah sebagai berikut:

18
19

1. Aktiva lancar adalah kas dan aktiva-aktiva lain yang dapat ditukarkan
menjadi kas (uang) dalam jangka waktu satu tahun.
2. Hutang lancar (hutang jangka pendek) adalah kewajiban-kewajiban
yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.
3. Kas adalah saldo uang tunai yang ada di perusahaan.
4. Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk
dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan.
5. Aktiva tetap yaitu aktiva bernilai besar yang sifatnya tetap atau
permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual
kembali dalam kegiatan normal.
6. Kewajiban jangka panjang yaitu utang yang jatuh temponya lebih dari
satu tahun.
7. Modal merupakan hak pemilik atas hak perusahaan.
8. Laba bersih yaitu selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan
terhadap semua beban dan kerugian. Soemarso (2004)
2.1.8 Hubungan rasio keuangan dan kinerja keuangan
Fahmi (2011) menjelaskan pengertian rasio keuangan dan kinerja keuangan
perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak jumlahnya
dan setiap rasio itu mempunyai kegunaan masing-masing. Bagi investor ia akan
melihat rasio dengan penggunaan yang paling sesuai dengan analisis yang akan dia
lakukan. Jika rasio tersebut tidak mereprestasikan tujuan dari analisis yang akan ia
lakukan maka rasio tersebut tidak akan dipergunakan. Karena dalam konsep keuangan
dikenal dengan namanya fleksibelitas, artinya rumus atau berbagai bentuk formula
yang dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang diteliti.
2.1.9 Kajian Empiris
Adanya penelitian-penelitian sejenis yang telah di lakukan sebelumnya berperan
sangat penting dalam sebuah penelitian yang akan di lakukan. Karena dengan adanya
penelitian sebelumnya maka penulis saat ini dapat terbantu dalam penulisan penelitian
yang akan di hadapi. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian
ini sebagai berikut :

19
20

Tabel 1
Variabel Rasio Likuiditas

Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif Hasil penelitian
LAPORAN dan Kualitatif menunjukkan bahwa
KEUANGAN Berdasarkan fluktuasi
DALAM nilai current ratio CV
MENGUKUR Awijaya di tahun 2013
KINERJA sampai dengan 2015 bisa
KEUANGAN diperoleh informasi
PADA CV. sebagai berikut:
AWIJAYA 1) Nilai current ratio CV
PALEMBANG Awijaya tahun 2013
sebesar 2,42% dan tahun
2014 sebesar 1,88%. Hal
ini berarti pada tahun
2014 terjadi penurunan
nilai current ratio
sebesar 0,54%
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
penurunan jumlah aset
lancar sebesar Rp
1.161.654.605,- (akun
Persediaan Barang
Dagang dan Piutang
Usaha) dan kenaikan
jumlah kewajiban lancar
sebesar Rp
1.463.849.035,-.
20
21

2.) Nilai current ratio


CV Awijaya tahun 2015
mengalami kenaikan
signiflkan sehingga
melebihi pencapaian dua
tahun sebelumnya yaitu
sebesar 2,45%. Artinya,
mengalami sebesar
0,57% dibandingkan
tahun 2014 bahkan naik
sebesar 0,01% jika
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
kenaikan jumlah aset
lancar sebesar Rp
2.658.288.415,-
dibandingkan tahun 2014
dan kenaikan sebesar Rp
1.496.633.810,- jika
dibandingkan tahun
2013. Selain itu, turut
terjadi fluktuasi pada
nilai kewajiban lancar di
tahun 2015 yaitu
mengalami kenaikan
sebesar Rp 582.204.224,-
akibat pertambahan
transaksi pembelian
barang dagang secara
kredit ke 65 para
pemasok. Sebaliknya,
terjadi penurunan sebesar
Rp 949.894.811,- jika

21
22

dibandingkan dengan
tahun 2014 akibat
kebijakan manajemen
yang aktif melakukan
pelunasan tagihan hutang
usaha.
2. Syech (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif 1. Current ratio 1,06%
KINERJA tahun 2014, 1.07% pada
KEUANGAN tahun 2015 dan
PADA meningkat di tahun 2016
PERUSAHAAN sebesar 1.08, berarti
PT SURYA masih ada kelebihan
PUZULINDO pembayaran hutang
MAKASSAR lancar sebesar 1%. Hasil
perhitungan diatas
besarnya ratio dari tahun
ke tahun mengalami
penurunan, berarti
tingkat resiko yang perlu
diperbaiki terhadap
kinerja keuangan, karena
mengalami penurunan
pada analisis kinerja
keuangan. Sedangkan
kemampuan perusahaan
dalam menutupi hutang
masih tetap dimana quick
ratio dari tahun 2014,
2015 sampai 2016 adalah
sama.Berdasarkan hasil
perhitungan di atas, maka
nampaklah bahwa
perusahaan PT. Surya
Puzulindo berada di atas
norma-norma atau
22
23

ukuran tingkat likuiditas


dalam menjalankan
usahanya cukup baik,
walaupun setiap analisis
mengalami penurun
tingkat persentase.

3. Desmayenti (2012) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif Ditinjau dari sudut rasio


KINERJA likuiditas,perusahaan
KEUANGAN memiliki current ratio
PADA PT. HERO sebesar 86,5%, quick
SUPERMARKET ratio sebesar 27,6% dan
TBK cash rasio sebesar 3,6%
maka keadaan pada PT
Hero Supermarket Tbk
menunjukkan bahwa
perusahaan tidak likuid
karena perusahaan tidak
mampu untuk menutupi
kewajiban lancar yang
dimiliki oleh perusahaan.
Ini diukur dengan
membandingkan dengan
internal perusahaan dan
membandingkan dengan
rasio perusahaan yang
sejenis.
4. Ayu (2019) ANALISIS Data sekunder bersifat Berdasarkan analisis
KINERJA kuantitatif rasio likuiditas PT
KEUANGAN Pegadaian (Persero)
PADA PT. Cabang Talasalapang di
PEGADAIAN Kota Makassar pada
(PERSERO) tahun 2014-2017 current
CABANG ratio dinilai sangat baik
TALASALAPAN karena kemampuan
23
24

G DI KOTA perusahaan dalam


MAKASSAR melunasi hutang lancar
melebihi dari standar
industri. Sedangkan nilai
quick ratio yang
diperoleh selama tahun
2014-2017 melebihi dari
standar rasio yakni 150%
yang menunjukkan
kemampuan perusahaan
untuk melunasi hutang
lancar dengan aktiva
lancar setelah dikurang
persediaan dalam kondisi
baik.

5. Aditya (2015) ANALISIS Penelitian kuantitatif (1) Rasio likuiditas


KINERJA dengan meggunakan yang telah diukur dengan
KEUANGAN studi deskriptif. menggunakan CR adalah
PT INDOFOOD ILiquid sedangkan QR
SUKSES adalah Liquid;
MAKMUR TBK
DI BURSA
EFEK
INDONESIA
6. Tasya (2020) ANALISIS Penelitian deskriptif (1) Analisis Rasio
KINERJA kuantitatif Likuiditas
KEUANGAN PT. dengan indikator Current
KIMIA FARMA Ratio, Quick Ratio dan
(PERSERO) TBK Cash Ratio dalam
YANG kategori kurang baik
TERDAFTAR DI dan berada pada Iliquid.
BURSA EFEK
INDONESIA
7. Ahmad,Rande dan ANALISIS Metode deskriptif Berdasarkan hasil

24
25

Salmah (2017) KINERJA komparatif. analisis yang diperoleh


KEUANGAN yaitu
PADA Rasio likuiditas dari
CV.KARUNIA tahun 2015 sampai
JAYA dengan tahun 2016
mengalami penurunan.
Current ratio dari
tahun 2015 ke 2016
meningkat sebesar 0,5%.
Quick ratio dari tahun
2015 ke tahun 2016
meningkat
sebesar 0,95%. Semakin
tinggi current ratio,
quick ratio, dan cash
ratio maka semakin besar
kemampuan perusahaan
untuk melunasi hutang-
hutangnya.
8. Grace, Tinneke ANALISIS Jenis Penelitian ini 1.Current ratio diperoleh
dan RASIO adalah metode hasil tahun 2016 sebesar
Joula (2019) KEUANGAN penelitian deskriptif 405% yang artinya setiap
UNTUK dengan menggunakan Rp.1,00 hutang lancar
MENILAI pendekatan kuantitatif dijamin dengan Rp.4,05
KINERJA aktiva lancar, kinerja
KEUANGAN keuangannya adalah
PADA dimana rasio lancar yang
PT. INDONESIA tinggi dapat dikatakan
PRIMA bahwa perusahaan
POPERTY TBK memiliki modal untuk
JAKARTA membayar hutang, tahun
PUSAT 2017 sebesar 175%
artinya kinerja
keuangannya adalah
jumlah aktiva lancar
25
26

menurun tetapi bisa


melunasi hutang lancar
sebesar yang artinya
setiap Rp.1,00 hutang
lancar dapat dijamin
dengan Rp.1,75 dan
tahun 2018 sebesar 103%
artinya terjadi likuiditas
dimana aktiva lancar
mengalami penurunan
lagi dengan setiap hutang
lancar sebesar Rp.1,00
dijamin dengan Rp.1,03
aktiva lancar, dimana
rasio lancar yang rendah
dapat dikatakan bahwa
perusahaan kurang modal
untuk membayar hutang.
2. Quick ratio diperoleh
hasil tahun 2016 sebesar
367%, tahun 2017
sebesar 162%, tahun
2018 sebesar 97%. Quick
ratio selama tahun 2016
– 2018 artinya kinerja
keuangan mengalami
penurunan pada tahun
2018.Nilai quick ratio
yang diperoleh lebih dari
100%, yang
menunjukkan
kemampuan perusahaan
untuk melunasi hutang
lancar dengan aktiva

26
27

lancar setelah dikurangi


persediaan dalam kondisi
baik.
9. Thessalonica, ANALISIS data sekunder yaitu 1. Hasil perhitungan
Welly , dan KINERJA dari menunjukan berapa kali
Johny KEUANGAN laporan keuangan PT. aset lancar dapat
PADA PT. Astra International membiayai hutang lancar
ASTRA Tbk Periode 2011 perusahaan. Semakin
INTERNATION sampai dengan 2015 tinggi rasio ini maka
AL, TBK melalui Website resmi semakin baik kinerja
PT. Bursa Efek keuangan perusahaan
Indonesia : idx.co.id yang ditunjukkan.
Menurut Kasmir
(2008) standar industri
current ratio
adalah sebanyak 2 kali.
Dilihat dari hasil
analisis data pada Tabel
2, ternyata
bahwa rata-rata Rasio
Lancar PT. Astra
International Tbk selama
lima tahun
terakhir hanya dicapai
sebesar 134,1 %. Ini
berati bahwa rasio lancar
PT. Astra
International Tbk masih
berada dibawah
rata-rata industri, atau
hanya sekitar 1,34
kali. Artinya bahwa
aktiva lancar mampu
menjamin hutang lancar
hanya sebanyak
27
28

1,34 kali sehingga dapat


disimpulkan bahwa
kinerja keuangan PT.
Astra International Tbk
selama lima tahun ber
turut-turut
memperlihatkan kinerja
keuangan dengan
kategori “cukup baik”.
2. Mengacu pada hasil
analisis data melalui
tabel 2,
dapat dijelaskan bahwa
rata-rata rasio cepat pada
PT. Astra International
Tbk sebesar 110,1 % atau
1,10 kali, berada sedikit
dibawa standar rasio
yang dikemukakan
Kasmir (2008) adalah 1,5
kali atau 150%. Artinya
bahwa setiap Rp. 1
kewajiban lancar dapat
dijamin oleh aktiva
lancar yang cepat cair
sebesar Rp. 1,10. Harga
ini apabila dibandingkan
dengan standar ratio
industri yang dikemukan
Kasmir (2008), maka
dapat dijelaskan lebih
lanjut bahwa besarnya
rasio cepat hanya mampu
menjamin kewajiban

28
29

lancar yang cepat cair


sebesar 73.3 % sesuai
standar industri, namun
apabila dilihat secara
empiris, maka Aktiva
lancar yang cepat cair
sebesar 110,1%. Hal ini
mengindikasikan bahwa
kinerja keuangan PT.
Astra International Tbk
selang lima tahun
terakhir berada pada
kategori kinerja “baik”.
3. Hasil analisis data
pada Tabel 2,
mengindikasikan bahwa
rata-rata Rasio Kas PT.
Astra International Tbk
selang lima tahun
terakhir hanya sebesar
35,7 %, sementara
standard industri untuk
Cash ratio menurut
Kasmir (2008) sebesar 50
Ini berarti bahwa
besarnya Kas dan Setara
Kas hanya mampu
menjamin kewajiban
lancar sebesar 35,7 %
atau dengan kata lain
bahwa Rp. 0.5
Kewajiban lancar hanya
dapat dijamin oleh
Kas dan Setara kas

29
30

sebesar Rp. 0.357 atau


71.4 % dari Standard
Industri. Realitas ini
menunjukkan bahwa
kinerja keuangan PT.
Astra International Tbk
dilihat dari indikator
rasio kas ternyata berada
pada kinerja “cukup
baik”.

Tabel 2
Rasio Solvabilitas

Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) Analisis laporan Deskriptif Kuantitatif 1. Nilai total asset
keuangan dalam dan Kualitatif ratio CV Awijaya
mengukur kinerja tahun 2013 sebesar
keuangan pada CV. 0,42% dan tahun 2014
Awijaya Palembang sebesar 0,54%. Hal ini
berarti pada tahun
2014 terjadi kenaikan
nilai total asset ratio
sebesar 0,12%
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
kenaikan jumlah total
hutang sebesar Rp
1.472.599.785,- dan
penurunan jumlah total
aset sebesar Rp

30
31

1.159.654.105,-.
2. Nilai debt to equity
ratio CV Awijaya
tahun 2013 sebesar
0,71% dan tahun 2014
sebesar 1,15%. Hal ini
berarti pada tahun
2014 terjadi kenaikan
nilai debt to equity
ratio sebesar 0,44%
dibandingkan tahun
2013. Kondisi ini
disebabkan terjadi
kenaikan jumlah total
hutang sebesar Rp.
1.472.599.785,- dan
penurunan jumlah
modal usaha sebesar
Rp. 2.632.253.890,-.
3. Nilai long term
debt to equity ratio CV
Awijaya tahun 2013
sebesar 0,0065% dan
tahun 2014 sebesar
0,0098%. Hal ini
berarti pada tahun
2014 terjadi kenaikan
nilai long term debt to
equity ratio sebesar
0,0033% dibandingkan
tahun 2013. Kondisi
ini disebabkan terjadi
kenaikan jumlah
hutang jangka panjang

31
32

sebesar Rp.
8.750.750,- dan
penurunan jumlah
modal usaha sebesar
Rp. 2.632.253.890,-.
2. Syech (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif 1.Perbandingan debt
KINERJA to asset ratio adalah
KEUANGAN 1,04 : 1 untuk tahun
PADA 2014, 1,09 : 1 untuk
PERUSAHAAN tahun 2015, sedangkan
PT. SURYA untuk tahun 2016 yaitu
PUZULINDO 1,16 Dari hasil
MAKASSAR perhitungan di atas,
maka dapat diketahui
bahwa perusahaan ini
dalam keadaan
solvabel, karena total
assets to debt ratio
memperlihatkan ratio
dari tahun ke tahun
meningkat. Besarnya
rasio pada tahun 2015
adalah 1,09 %, untuk
tahun 2016 adalah
1,16 %. Pertambahan
ini diakibatkan dari
kenaikan total aktiva
yang lebih besar
dibandingkan dengan
kenaikan total debt.
2.
3. Desmayenti (2012) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif Dari sudut solvabilitas,
KINERJA perusahaan memiliki
KEUANGAN debt to equity ratio
PADA PT. HERO sebesar 154,7% yang
32
33

SUPERMARKET menunjukkan bahwa


TBK perusahaan tidak
solvable karena modal
yang dimiliki oleh
perusahaan tidak
mampu untuk
menutupi utang-utang
kepada pihak luar dan
debt to asset ratio
yang dimiliki
perusahaan sebesar
60,7% yang
menunjukkan bahwa
perusahaan solvable
karena total aktiva
yang dimiliki oleh
perusahaan mampu
untuk menutupi utang-
utang perusahaan.
4. Ayu (2019) ANALISIS Data sekunder bersifat Rasio solvabilitas yang
KINERJA kuantitatif terdiri dari debt to
KEUANGAN assets ratio
PADA PT. perusahaan pada tahun
PEGADAIAN 2015-2017 mengalami
(PERSERO) fluktuasi, jika rata-rata
CABANG standar industri 35%
TALASALAPANG maka kondisi
DI KOTA perusahaan dinilai
MAKASSAR sangat baik.
5. Aditya (2015) ANALISIS Penelitian kuantitatif Kurun waktu 2009-
KINERJA dengan meggunakan 2013 rata-rata debt to
KEUANGAN studi deskriptif. asset ratio PT
PT INDOFOOD Indofood Sukses
SUKSES Makmur sebesar 48.68
MAKMUR TBK DI artinya setiap Rp 1
33
34

BURSA EFEK total hutang dapat


INDONESIA dijamin oleh total
aktiva sebesar Rp
48,68.
6. Tasya (2020) ANALISIS Penelitian deskriptif 1.Pada tahun 2015-
KINERJA kuantitatif 2018 menunjukan nilai
KEUANGAN PT. DAR mengalami
KIMIA FARMA peningkatan yang
(PERSERO) TBK signifikan, peningkat
YANG tersebut di sebabkan
TERDAFTAR DI karena persentase
BURSA EFEK peningkatan total
INDONESIA hutang lebih besar dari
pada kenaikan
persentase total
asetnya. Tingginya
tingkat total hutang
akan berdampak pada
tingginya risiko
perusahaan untuk
menyelesaikan
kewajiban tutangnya
dan semikin tinggi
beban bunga hutang
yang harus
ditanggungoleh
perusahaan.
2. Untuk kondisi
kinerja keuangan PT.
Kimia Farma (Persero)
Tbk tahun 2014-2018
dilihat dari Debt to
Equity Ratio juga
dapat dikatakan kurang
baik. sama halnya
34
35

dengan perkembangan
Debt to Assets Ratio
perkembangan Debt to
Equity Ratio PT.
Kimia Farma (Persero)
Tbk tahun 2014-2018
cenderung mengalami
meningkat dan
kembali alam kondisi
Overliquid. Dapat
dilihat selama lima
tahun, menunjukan
nilai DER diatas rata-
rata standar
industry.terendah. Hal
ini
mengidentifikasikan
bahwa perusahaan
memiliki hutang yang
lebih besar dari modal
(ekuitas) yang
dimilikinya. Sehingga
dapat dikatakan
perusahaan tidak
efektif dalam
membayar kewajiban
jangka panjangnya.
7. Grace, Tinneke ANALISIS RASIO Jenis Penelitian ini Perhitungan rasio dari
dan KEUANGAN adalah metode tahun 2016 – 2017
Joula (2019) UNTUK MENILAI penelitian deskriptif mengalami fluktuasi
KINERJA dengan menggunakan (naik turun).
KEUANGAN pendekatan kuantitatif Berdasarkan rasio
PADA solvabilitas PT.
PT. INDONESIA Indonesia Prima
PRIMA POPERTY Property, Tbk. total
35
36

TBK JAKARTA assets to debt ratio


PUSAT dari tahun 2016 – 2018
dapat dikatakan
solvabel karena
kemampuan
perusahaan dalam
periode 2016 – 2018
(3 Tahun) memenuhi
semua hutang dengan
aktiva dapat terpenuhi,
meskipun dalam tahun
terakhir mengalami
peningkatan.
8. Thessalonica, ANALISIS Jenis penelitian ini 1. Debt To Asset Ratio
Welly , dan KINERJA adalah penelitian PT. Astra International
Johny KEUANGAN deskriptif evaluatif Tbk memiliki rata-rata
PADA PT. ASTRA DAR selang lima
INTERNATIONAL tahun terakhir sebesar
, TBK 49,8 % berada di atas
standar industri (35
%). Hal ini
menunjukkan bahwa
kinerja keuangan PT.
Astra International
Tbk dilihat dari
indicator DAR dalam
kategori “cukup baik”
karena perusahaan
mampu menutup total
hutang dengan aset
yang dimiliki.
Perusahaan memiliki
total aset jauh lebih
besar dari total hutang.
9. Ade (2019) ANALISIS Jenis penelitian Rasio solvabilitas juga
36
37

KINERJA bersifat deskriptif masih belum maksimal


KEUANGAN dikarenakan masih
PADA terdapat beberapa
PERUSAHAAN perusahaan plastik
PLASTIK DAN yang belum mampu
KEMASAN YANG membayar kewajiban
TERDAFTAR DI jangka panjang serta
BURSA EFEK terlalu banyak hutang
INDONESIA yang dimiliki,
sehingga tidak
sebanding dengan
modal dan harta yang
dimiliki perusahaan.

Tabel 3
Rasio Profitabilitas

Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif 1.Net Profit Margin
LAPORAN dan Kualitatif dari tahun 2013 -2015
KEUANGAN mengalami fluktuasi
DALAM (kenaikan). Sehingga
MENGUKUR CV Awijaya
KINERJA Palembang memiliki
KEUANGAN kondisi keuangan
PADA CV. cukup baik sebab
AWIJAYA berhasil mengurangi
PALEMBANG pembiayaan aset oleh
hutang (modal asing)
dan sepenuhnya
menggunakan modal
sendiri dalam kegiatan
operasional
perusahaan.

37
38

2.Return on assets dari


tahun 2013 – 2015
mengalami kenaikan
dan penurunan.
Penurunan terjadi pada
tahun 2013 – 2014 .
Kondisi ini disebabkan
terjadi kenaikan
jumlah laba setelah
pajak sebesar Rp.
496.183.260,- dan
penurunan total aset
sebesar Rp. 1.159.654
105,- .
3. Gross profit margin
pada tahun 2013 –
2015 mengalami
kenaikan signifikan
pada tahun 2015, hal
ini disebabkan karena
kenaikan laba kotor.
4. Return on equity
tahun 2013 – 2014
mengalami kenaikan
Kondisi ini disebabkan
terjadi kenaikan
jumlah laba setelah
pajak sebesar Rp.
496.183.260,- dan
penurunan total
ekuitas sebesar Rp.
2.632.253.890,-.
Sedangkan tahun 2014
– 2015 mengalami

38
39

penurunan. Kondisi ini


disebabkan terjadi
kenaikan jumlah laba
setelah pajak sebesar
Rp 2.317.808.338,-
dibandingkan tahun
2013 dan kenaikan
sebesar Rp
1.821.625.078,- .
2. Syech (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif Hasil penelitian
KINERJA menunjukkan bahwa
KEUANGAN bahwa gross profit
PADA margin mengalami
PERUSAHAAN PT peningkatan dari tahun
SURYA 2014 sebesar 1.69
PUZULINDO meningkat di tahun
MAKASSAR 2015 sebesar 1.72
menjadi 1,76 di tahun
2016 dan untuk
operating profit
sistemnya menetap
yakni sebesar 23.65%
3. Desmayenti (2012) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif Dari sudut
KINERJA profitabilitas, yang
KEUANGAN diukur dengan
PADA PT. HERO menggunakan return
SUPERMARKET on asset (ROA) tahun
TBK 2011 sebesar 5,52%
yang dibandingkan
dengan rata-rata
internal perusahaan
PT. Hero Supermarket
Tbk menunujukkan
bahwa perusahaan
mampu mendapatkan
39
40

profit yang baik


karena berada diatas
rata-rata internal
perusahaan namun
untuk return on equity
(ROE) 2011 sebesar
14,7% yang
dibandingkan dengan
rata-rata internal
perusahaan PT. Hero
Supermarket Tbk
menunjukkan bahwa
perusahaan tidak profit
karena keuntungan
yang diperoleh dari
modal-modal yang
digunakan untuk
operasional
menghasilkan laba
yang rendah dari rata-
rata internal
perusahaan yaitu
sebesar 15,09%.
4. Ayu (2019) ANALISIS Data sekunder bersifat Rasio profitabilitas
KINERJA kuantitatif yang terdiri dari
KEUANGAN Return on Assets
PADA PT. dinilai dalam keadaan
PEGADAIAN yang baik karena
(PERSERO) kemampuan aktiva
CABANG yang diinvestasikan
TALASALAPANG untuk berputar dalam
DI KOTA menghasilkan laba
MAKASSAR sangat tinggi. Kinerja
keuangan perusahaan
tergolong sangat baik,
40
41

bila diukur dengan


menggunakan return
on assets.
5. Aditya (2015) ANALISIS Penelitian kuantitatif Profitabilitas yang
KINERJA dengan meggunakan telah diukur dengan
KEUANGAN studi deskriptif. menggunakan GPM,
PT INDOFOOD NPM, dan ROA
SUKSES efisien. Sementara itu,
MAKMUR TBK DI ROE tidak efisien.
BURSA EFEK
INDONESIA
6. Tasya (2020) ANALISIS Penelitian deskriptif Analisis Rasio
KINERJA kuantitatif Profitabilitas dengan
KEUANGAN PT. indikator
KIMIA FARMA Margin Laba Kotor
(PERSERO) TBK (GPM), Margin Laba
YANG Bersih (NPM),
TERDAFTAR DI Pengembalian
BURSA EFEK Investasi (ROI)
INDONESIA dan Return On Equity
(ROE) dalam kategori
di bawah standar
industri dan di Iliquid
condition (ROI) 4)
Analisis Activity Ratio
dengan indikator
Inventory Turnover,
Perputaran Modal
Kerja, Perputaran Aset
Total berfluktuasi dan
berada di
kategori kurang baik
dan dalam kondisi
tidak likuid.

41
42

7. Grace, Tinneke ANALISIS RASIO Jenis Penelitian ini 1. Net profit margin
dan KEUANGAN adalah metode Pada tahun 2016
Joula (2019) UNTUK MENILAI penelitian deskriptif angka Net Profit
KINERJA dengan menggunakan Margin mencapai
KEUANGAN pendekatan kuantitatif sebesar 0,02% dari
PADA total penjualan bersih
PT. INDONESIA yang artinya setiap
PRIMA POPERTY Rp.1,00 penjualan
TBK JAKARTA bersih turut
PUSAT berkontribusi
menciptakan Rp.0,02
laba bersih (Hery,
2015).
2. Gross Profit
Margin, pada tahun
2016 untuk setiap
Rp.1,00 pendapatan
perusahaan,
perusahaan harus
membayar beban
usahanya sebesar
Rp.0,49. Persentase
Gross profit margin
ini dapat dijadikan
sebagai indicator
kesehatan suatu
perusahaan.
8. Thessalonica, ANALISIS Jenis penelitian ini Rasio Rentabilitas
Welly , dan KINERJA adalah penelitian untuk mengukur
Johny KEUANGAN deskriptifevaluatif kemampuan
PADA PT. ASTRA perusahaan PT. Astra
INTERNATIONAL International Tbk
, TBK dalam memperoleh
laba atau keuntungan
melalui indikator
42
43

Gross Profit Margin


(GPM), Return on
Equity (ROE) dan Net
Profit Margin (NPM),
ternyata
memperlihatkan
kecenderung terus
menurun dari tahun ke
tahun selang lima
tahun terakhir.

Tabel 4
Rasio Aktivitas

Peneliti
No Judul Penulis Metode Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Diana (2017) ANALISIS Deskriptif Kuantitatif 1. Inventory turn over
LAPORAN dan Kualitatif tahun 2013 – 2014
KEUANGAN mengalami penurunan
DALAM signifikan hal ini
MENGUKUR terjadi karena
KINERJA kenaikan jumlah HPP
KEUANGAN dan jumlah persediaan
PADA CV. rata – rata.
AWIJAYA 2.Total assets turn
PALEMBANG over pada tahun
kenaikan pada tahun
2013 – 2014 dan
mengalami penurunan
pada tahun 2014 –
2015.
2. Abdul (2018) ANALISIS Deskriptif kuantitatif 1. Total asset turn
KINERJA over selama tiga
KEUANGAN periode yaitu 2014,
PADA 2015 dan 2016

43
44

PERUSAHAAN PT mengalami penurunan


SURYA di tahun 2014 ke tahun
PUZULINDO 2015 yaitu dari 1,27
MAKASSAR turun mejadi 1,23 dan
mengalami penurunan
menjadi 1,11 kali,
namun hal ini
kenaikan itu tidak
berarti karena dibulat
kedua periode tersebut
tetap menjadi 1 kali.
2. Berdasarkan hasil
analisis working
capital selama dua
periode yaitu 2014 ke
tahun 2015 inventory
turn over mengalami
penurunan dari 4,06
kali menjadi 4 kali dan
tahun 2015 ke tahun
2016 mengalami
peningkatan yaitu dari
3,85 kali meningkat
menjadi 4,24 kali,
namun hal ini
kenaikan itu tidak
berarti karena dibulat
kedua periode tersebut
tetap menjadi 4 kali.
3. Nur (2019) ANALISIS Data sekunder bersifat Rasio aktivitas yang
KINERJA kuantitatif terdiri dari total asset
KEUANGAN turn over dan
PADA PT. perputaran persediaan
PEGADAIAN menunjukkan kinerja
(PERSERO) keuangan perusahaan
44
45

CABANG berdasarkan laporan


TALASALAPANG keuangan pada tahun
DI KOTA 2014-2017 dalam
MAKASSAR keadaan baik.
4. Aditya (2015) ANALISIS Penelitian kuantitatif (a) Receivable Turn
KINERJA dengan meggunakan Over secara
KEUANGAN studi deskriptif. keseluruhan rata-rata
PT INDOFOOD receivable turn over
SUKSES PT Indofood Sukses
MAKMUR TBK DI Makmur, Tbk dari
BURSA EFEK tahun 2009-2013
INDONESIA dikatakan efisien,
(b) Inventory Turn
Over secara
keseluruhan rata-rata
inventory turn over PT
Indofood Sukses
Makmur, Tbk dari
tahun 2009-2013
dikatakan efisien, dan
(c) Total Assets Turn
Over secara
keseluruhan rata-rata
total assets turn over
PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk dari
tahun 2009-2013
dikatakan tidak
efisien.
5. Tasya (2020) ANALISIS Penelitian deskriptif Dapat dilihat bahwa
KINERJA kuantitatif kondisi kinerja
KEUANGAN PT. keuangan PT. Kimia
KIMIA FARMA Farma (Persero) Tbk
(PERSERO) TBK periode 2014- 2018
YANG dilihat dari Inventory
45
46

TERDAFTAR DI Turnover, Working


BURSA EFEK Capital Turnover dan
INDONESIA Total Asset Turnover
secara keseluruhan
cenderung mangalami
fluktuasi dan
dikategorikan kurang
baik bila dibandingkan
dengan ratarata
standar industri.
6. Grace, Tinneke ANALISIS RASIO Jenis Penelitian ini Analisis rasio
dan KEUANGAN adalah metode Aktivitas pada PT
Joula (2019) UNTUK MENILAI penelitian deskriptif Indonesia Prima
KINERJA dengan menggunakan Property Tbk Jakarta
KEUANGAN pendekatan kuantitatif Pusat, untuk
PADA penambahan aktiva
PT. INDONESIA perlu dipertimbangkan
PRIMA POPERTY apakah aktiva akan
TBK JAKARTA berfungsi secara
PUSAT optimal atau tidak, dan
perusahaan perlu
memaksimalkan
pengelolaan aktiva
yang dimiliki dan
mengurangi aktiva
yang tidak produktif
untuk meningkatkan
penjualan.
7. Ade (2019) ANALISIS Jenis penelitian Penurunan rasio
KINERJA bersifat deskriptif aktivitas terjadi
KEUANGAN dikarenakan
PADA kurangnya
PERUSAHAAN kemampuan
PLASTIK DAN perusahaan dalam
KEMASAN YANG mengelola persediaan
46
47

TERDAFTAR DI serta kurang nya


BURSA EFEK perusahaan
INDONESIA memanfaatkan harta
yang dimiliki dalam
menghasilkan
penjualan yang
efisien.

2.2 Pengembangan Hipotesis


Harington (2003) menjelaskan sumber utama informasi yang digunakan analisis ini
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan adalah laporan keuangannya, catatan historis dari
kinerja masa lalu itu, jadi hubungan laporan keuangan dan kinerja keuangan bahwa
tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui melalui analisis atau interpretasi terhadap
laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan
adalah sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang
bersangkutan meskipun kepentingan mereka masing-masing berbeda. 
Martin (2002) menjelaskan analisis keuangan melibatkan penilaian kondisi
keuangan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang diantisipasi. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi kelemahan dalam kesehatan keuangan perusahaan yang dapat
menyebabkan masalah di masa depan dan untuk menentukan kekuatan yang dapat
dimanfaatkan perusahaan. Dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja perusahaan dapat
dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya dari kinerja tersebut dapat ditentukan
tingkat kesehatan perusahaan tersebut, yaitu dengan cara melakukan analisis atau
interpretasi terhadap laporan keuangan. Kinerja perusahaan merupakan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak- pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, untuk membantu
mereka dalam proses pengambilan keputusan. Dari hasil analisis terhadap kinerja
perusahaan maka dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk
mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang. 
47
48

Adapun hipotesis yang diajukan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini adalah
“Diduga bahwa, untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan pada PT.Djarum Kudus ”.
Variabel penelitian : Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Profitabilitas
Rasio Aktivitas

2.3 Kerangka konseptual


Dalam laporan ini penelitian kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan pada PT
Djarum kudus. Rasio keuangan ini meliputi: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas . Untuk itu, peneliti membutuhkan data berupa laporan
keuangan yang meliputi neraca dan laporan laba rugi.Setelah data diperoleh, maka data
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, rasio keuangan dan metode komparatif.
Hasil analisis akan direkomendasikan pada PT.Djarum Kudus. Untuk lebih jelasnya dibuat
bagan berikut ini :

Rasio Likuiditas

Laporan Keuangan
Kinerja Keuangan Rasio Solvabilitas 1. Laporan
Neraca
2. Laporan Laba
Rasio Profitabilitas Rugi

Rasio Aktivitas

Dari kerangka konseptual diatas, untuk menganalisis dan mengukur kinerja keuangan
dibutuhkan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang diukur melalui
rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas,solvabilitas,profitabilitas dan aktivitas .

48
49

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Sugiyono (2009) mengklasifikasi jenis penelitian dilihat dari tingkat eksplanasi
berikut:
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai vanabel mandiri, baik satu atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan, yang
variabelnya sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi lebih dan satu
atau dalam waktu yang berbeda.
3. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pada penelitian ini jelas penelitian yang digunakan berdasarkan tingkat
ekspansinya yaitu jenis penelitian deskriptif atau penelitian yang bertujuan untuk
mengettihui kinerja laporan keuangan PT.Djarum Kudus dengan penggunaan analisis
rasio keuangan.
3.2 Populasi dan Sampel

49
50

3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, Arikunto,2003).
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang meliputi: neraca,
laporan rugi laba yang terdapat pada PT.Djarum Kudus.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau hasil dari populasi yang diteliti oleh (Suharsimi,
Arikunto 2003). Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan cara sampel
berurutan dengan observasi kontinue yaitu mengadakan analisa terhadap laporan
keuangan pada PT. Djarum Kudus dari tahun ke tahun sehingga diperoleh
informasi yang cukup untuk menggambarkan keadaan kinerja keuangan pada
PT.Djarum Kudus.
3.3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Sugiyono (2010), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
keadaan, sumber dan cara. Bila ditinjau dari sumber datanya, maka
pengumpulan data terdiri dari sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumbemya (tidak melalui perantara).
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh penelitian
secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh melalui
orang lain atau lewat dokumen).
Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder (Secondary Date). Data sekunder yang di gunakan dalam
penelitian ini merupakan data-data kuantitatif yaitu laporan keuangan PT.
Djarum Kudus tahun 2016 sampai tahun 2018 meliputi laporan neraca dan
laporan laba rugi.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Sugiyono (2010), dilihat dari sisi cara atau teknik pengumpulan data
dapat dlakukan melalui cara berikut:
1. Dokumentasi
Adalah suatu usaha yang dilakukan dalam penelitian untuk pengumpulan
data dengan menggunakan dokumen perusahaan. Adapun data yang

50
51

digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan khususnya


neraca dan laporan rugi laba.
2. Wawancara
Adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (Arikunto,2003). Dalam hal ini metode
wawancara digunakan untuk melengakapi metode dokumentasi apabila
dianggap kurang jelas.
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Studi pustaka
dilakukan dengan mengolah literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis
lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam penelitian ini.
Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber
data dokumenter seperti laporan tahunan perusahaan yang menjadi sampel
penelitian.
3.4 Definisi Konsep dan Operasional Variabel
3.4.1 Definisi konsep
Sugiyono (2016) menjelaskan yang dimaksud dengan variabel
penelitian sebagai berikut : “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jenis variabel ada dua yaitu :
1. Variabel independen
Sugiyono (2017) menjelaskan variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
2. Variabel Dependen
Sugiyono (2017) menjelaskan variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian konsumen yang diberi symbol (Y).
Sesuai judul skripsi yang dipilih yaitu “Analisis Kinerja Keuangan
Pada PT DJARUM KUDUS ”, Dalam penelitian ini, penulis tidak
mengelompokkan variabel, karena penelitian ini tidak menguji pengaruh antar
variabel, melainkan menilai kinerja keuangan perusahaan dilihat dari laporan

51
52

keuangan berupa neraca dan laba rugi, lalu di analisis berdasarkan teori dan
asumsi sendiri kemudian ditarik kesimpulan.
3.4.2 Operasional Variabel
Tabel 1
Variabel Rasio Likuiditas
Variabel Definisi Indikator Skala
Current ratio (rasio Yaitu rasio ini menunjukkan sejauh CR = Rasio
lancar) mana aktiva lancar menutupi Aktiva Lancar
kewajiban - kewajiban lancar.
Hutang Lancar

Quick Rasio (Rasio Cepat) Yaitu rasio ini digunakan untuk QR = Rasio
mengukur kemampuan perusahaan
Aktiva Lancar –
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek, dengan asumsi bahwa semua Persediaan
aktiva lancar dikonversikan kedalam
Hutang Lancar
kas.
QR =
Kas + Efek
Hutang Lancar
Cash Rasio (Rasio Kas) Kasmir (2009) menjelaskan CR = Rasio
pengertian cash ratio yaitu alat untuk
Kas
mengukur seberapa besar uang kas
yang tersedia untuk membayar utang. Hutang Lancar
Hal ini dapat ditunjukkan dari
CR =
tersedianya dana kas atau yang setara
dengan kas seperti rekening giro. Kas + Efek
Hutang Lancar

Tabel 2
Variabel Rasio Solvabilitas
Variabel Definisi Indikator Skala
Debt to asset ratio Yaitu rasio total kewajiban terhadap DAR = Rasio
asset. Rasio ini menekankan Total Hutang
pentingnya pendanaan hutang Total Aktiva
dengan jalan menunjukkan
persentase aktiva perusahaan yang
didukung oleh hutang.
Debt to equity ratio Yaitu rasio ini menunjukkan DER = Rasio
persentase penyediaan dana oleh
Total Hutang
pemegang saham terhadap pemberi
52
53

pinjaman. Total Modal


Long term debt to equity Yaitu menghitung berapa bagian dari LTDER = Rasio
ratio modal sendiri yang dijadikan
Hutang Jangka
jaminan untuk hutang jangka
panjang. Panjang
Modal Sendiri
Time interest earned Yaitu mengukur besar keuntungan TIE = Rasio
dapat berkurang (turun) tanpa
Laba sebelum
mengakibatkan adanya kesulitan
keuangan karena perusahaan tidak bunga dan pajak
mampu membayar bunga.
Beban bunga

Tabel 3
Variabel Profitabilitas
Variabel Definisi Indikator Skala
Net profit margin ratio Yaitu rasio ini dihitung dari laba NPMR = Rasio
bersih setelah pajak dengan Laba Bersih
penjualan. Rumusnya adalah laba Penjualan
bersih dibagi penjualan.
Return on invesment Yaitu rasio terhadap laba setelah ROI = Rasio
pajak dengan total aktiva. Rumusnya Laba Bersih
adalah laba bersih dibagi dengan Setelah Pajak
total aktiva. Total Asset

Gross profit margin Yaitu dihitung dari laba kotor dengan GPM = Rasio
penjualan sehingga menghasilkan Laba Kotor
laba untuk setiap rupiah penjualan. Penjualan
Rumusnya adalah laba kotor dibagi
dengan penjualan.
Return on equity Merupakan rasio terhadap laba ROE = Rasio
setelah pajak dengan modal sendiri. Laba bersih
Rumusnya adalah laba bersh setelah setelah pajak
pajak modal/ekuitas. Total modal
Semakin tinggi rasio ini semakin sendiri
baik. Artinya, posisi pemilik
perusahaan semakin kuat, demikian
pula sebalikya Kasmir (2010).

Tabel 4
Variabel Rasio Aktivitas
Variabel Definisi Indikator Skala
Inventory turn over Rasio ini menunjukkan beberapa ITO = Rasio
cepat perputaran persediaan dalam Harga pokok
siklus produksi normal. Semkain penjualan
besar rasio ini semakin baik karena Rata-rata
dianggap bahwa penjualaan berjalan persediaan
cepat. barang
53
54

Total asset turn over Yaitu rasio ini menunjukkan TATO = Rasio
perputaran total aktiva diukur dari Penjualan
volume penjualan dengan kata lain Total aset
seberapa jauh kemampuan semua
aktiva menciptakan penjualan.
Semakin tinggi rasio ini semakin
baik.
Total Fixed Asset Yaitu rasio yang menunjukkan TFAT = Rasio
Turnover sejauh mana efektivitas perusahaan Penjualan
dalam menggunakan aktiva tetapnya.
Aktiva Tetap

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik yang mendasari penggunaan analisis regresi berganda. Ada
beberapa asumsi yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil penguji tidak
bisa, diantaranya adalah uji Normalitas Data, uji Multikolinieritas, dan uji
Heteroskedatisitas.
Penelitian ini menggunakan teknik analisa data kuantitatif.
Deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang menjelaskan atau menganalisis suatu
permasalahan dari suatu data berdasarkan perhitungan angka-angka dari
hasil penelitian.Dalam hal ini data yang digunakan sebagai penganalisisan
adalah data laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi dengan cara
melakukan review data laporan, melakukan perhitungan, membandingkan atau
mengukur, menginterpretasi dan mengaplikasikannya dalam hasil-hasil
penelitian. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio
yang berkaitan dengan analisis rasio likuiditas, solvabilitas,profitabilitas
(rentabilitas) dan aktivitas yang dapat dilihat sebagai :
a) Menghitung rasio likuiditas yang terdiri dari Current Ratio,Quick Ratio Dan
Cash Ratio
b) Menghitung rasio solvabilitas yang terdiri dari Debt To Asset Ratio, Debt To
Equity Ratio, Long Term Debt To Equity Ratio Dan Time Interest Earned
c) Menghitung rasio profitabiliitas yang terdiri dari Net Profit Margin, Return On
Investment, Gross Profit Margin dan Return On Equity.
d) Menghitung rasio aktivitas yang terdiri dari Inventory Turn Over, Total Asset
Turn Over dan Total Fixed Asset Turnover.
54
55

Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah


membanding-kan atau mengukur. Langkah ini diperlukan guna mengetahui
kondisi hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik, baik, sedang,
kurang baik, dan seterusnya. Lalu melakukan interprestasi karena
interprestasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara
hasil pembanding/pengukur dengan kaidah teoritis yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Skripsi :
Ali, Syech. 2018. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pt Surya Puzulindo
Makassar”. Skripsi. Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Desmayenti. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan Pada PT.Hero Supermarket Tbk”. Skripsi.
Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Universitsas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau. PekanBaru
Mandasari, Diana. 2017. “Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Pada CV.Awijaya Palembang”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Palembang. Palembang
Reza Muhammad Rizqi, Diah Intan Syahfitri. “Analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan”. Skripsi. Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Teknologi Sumbawa. Sumbawa

Sumber Jurnal :
Dewa, Aditya. 2015. “Analisis Kinerja Keuangan Pt Indofood Sukses Makmur Tbk Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 4, Nomor 3, Maret 2015. 2015
Fahmi, I. 2011 . Analisa Laporan Keuangan. In Bandung : Alfabeta
Gunawan, Ade. 2019. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi. Vol.
10, No. 2 Januari 2019. 31 Januari 2019
Ramang Grace, Tumbel Tinneke, Rogahang Joula. 2019. “Analisis Rasio Keuangan Untuk
Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Indonesia Prima Poperty Tbk Jakarta Pusat”. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 9. No. 3, 2019. 2019
Rahmiani, Nur. 2019. “Analisis Kinerja Keuangan Pada Pt. Pegadaian (Persero) Cabang
Talasalapang Di Kota Makassar. 2019
Sitompul, Tasya. “Analisis Kinerja Keuangan Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia”. JOM FISIP. Vol. 7. Edisi 30 Juli – Desember 2020

Sumber Buku :
Harahap, Syofyan Syafri, 2002. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

55
56

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Sadeli M ( 2002 ) “Laporan Laba Rugi Adalah Suatu Daftar Yang Memuat Ikhtisar Tentang
Penghasian, Biaya Serta Hasil Netto Suatu Perusahaan Periode Tertentu”
Yadiati . Winwin. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: Kencana.

Sumber internet :
https://www.jurnal.id/id/blog/menghitung-rasio-likuiditas/
https://www.liputan6.com/saham/read/4521442/melihat-kinerja-keuangan-dua-emiten-
raksasa-rokok-saat-pandemi-covid-1

56

Anda mungkin juga menyukai