Anda di halaman 1dari 8

Nama : Divo Mi’raj Al-Azis

NM : 210106110109
Matakuliah : FILSAFAT ILMU
Jurusan/Kelas : MPI/C
Semester :I
Hari/Tanggal : Senin, 20 Desember 2021
Waktu : 8.10 - 9.50
Pengampu : Dr. H.M. Hadi Masruri, Lc.,MA.
Sifat : OPEN BOOK
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Jelaskan perbedaan epistemologis antara Filsafat, Filsafat Ilmu dan Agama baik dari sisi
sumber, metode dan objek kajiannya? Jelaskan jawaban anda dengan peta konsep untuk
masing-masing bidang studi!

Jawab :

Akal
SUMBER
Rasio
F IL S A F A T

Positfisme

METODE fenomenologi

kritis

Fisik
OBJEK
Metafisik
Akal
SUMBER
Rasio

intuitif
Positifisme
FILSAFAT ILMU

skolastik

matematis
fenomenologi
METODE
empiris

transendental

kritis dialektis
fenomenologi
Material
s
OBJEK
Formal
AGAMA SUMBER Wahyu
METODE
Material
OBJEK
Formal
Antara filsafat dan ilmu memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran. Dari aspek
sumber, filsafat dan ilmu memiliki sumber yang sama, yaitu akal atau rasio. Karena akal
manusia terbatas, yang tak mampu menjelajah wilayah yang metafisik, maka kebenaran
filsafat dan ilmu dianggap relatif, nisbi. Sementara agama bersumber dari wahyu, yang
kebenarannya dianggap absolut, mutlak·. Dari aspek objek, filsafat memiliki objek kajian
yang lebih luas dari ilmu. Jika ilmu hanya menjangkau wilayah fisik (alam dan manusia),
maka filsafat menjangkau wilayah bail fisik maupun yang metafisik (Tuhan, alam dan
manusia). Tetapi jangkauan wilayah metafisik filsafat (sesuai wataknya yang rasional-
spikulatif)  membuatnya tidak bisa disebut absolut kebenarannya. Sementara agama
dengan ajaran-ajarannya yang terkandung dalam kitab suci Tuhan,  diyakini sebagai
memiliki kebenaran mutlak. Agama dimulai dari percaya (iman), sementara filsafat dan
ilmu dimulai dari keraguan. Ilmu, filsafat dan agama memiliki keterkaitan dan saling
menunjang bagi manusia. Keterkaitan itu terletak pada tiga potensi utama yang diberikan
oleh Tuhan kepada manusia, yaitu akal, budi dan rasa serta keyakinan. Melalui ketiga
potensi tersebut manusia akan memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya. Dalam konteks
studi agama, manusia perlu menggunakan pendekatan secara utuh dan komperehensif.
Ada dua pendekatan dalam studi agama secara komperehensif tersebut,
yaitu: Pertama, pendekatan  rasional-spikulatif.  Pendekatan ini adalah pendekata filsafat
(philosophical approach), misalnya pendekatan studi agama terhadap teks-teks yang
terkait dengan masalah eskatologis-metafisik, epistemologi, etika dan
estetika; kedua, pendekatan rasional-empirik. Pendekatan ini adalah pendekatan ilmu
(scientific approach), misalnya pendekatan studi agama terhadap teks-teks yang terkait
dengan sunnatullah (ayat-ayat kauniyah), teks-teks hukum yang bersifat perintah dan
larangan dan sejarah masa lampau umat manusia. Agama memerintahkan manusia untuk
mempelajari alam, menggali hukum-hukumnya agar manusia hidup secara alamiah sesuai
dengan tujuan dan asas moral  yang diridhai  Tuhan. Ilmu sebagai alat harus diarahkan
oleh agama, supaya memperoleh kebaikan dan kebahagiaan, sebaliknya ilmu tanpa
agama, maka akan membawa bencana dan kesengsaraan. Maka benar kata
Einstein, science without religion is blind, religion without science is lame. Secara rinci
Franz Magnis Suseso (1991:20) menjelaskan, bahwa filsafat membantu agama dalam
empat hal: pertama, filsafat dapat menginterpretasikan teks-teks sucinya secara
objektif;  kedua, filsafat membantu memberikan metode-metode pemikiran bagi
teologi; ketiga, filsafat membantu agama dalam menghadapi problema dan tantangan
zaman, misalnya soal hubungan IPTEK dengan agama; keempat, filsafat membantu
agama dalam menghadapi tantangan ideologi-ideologi baru.

2. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk memaksimalkan potensinya guna mencapai


ilmu pengetahuan. Jelaskan potensi apa saja yang dimaksud dan terangkan pula kaitannya
dengan sumber dan metode ilmu pengetahuan serta berikan ayat-ayat pendukung dari al-
Qur’an!
Jawab:
Islam memerintahkan manusia untuk memaksimalkan potensinya

‫وجعل لكم الشمع واألبصاز واألفئدة‬


guna mencapai ilmu pengetahuan,
yg oleh karenanya Islam mengakui 4 sumber pengetahuan:
1. Indra (empiri):
‫البصس (ويف أنفشكم أفال تبصسوى)؛ اهلظس (أفال يهظسوى إىل األزض كيف‬
.)‫سطحت؛ قل انظسوا ماذا يف الشموات واألزض‬
2. Rasio:

‫مس ة؛ ق ل ي ل يش توي األعمى والبص ري أفال تتفكس وى؛ أول و األلب اب الري و‬

....) ‫ العقل (أفال تعقلوى الشموات‬-13 ‫يتفكسوى يف خلق‬


3. Intuisi:

‫( أفال يتدبسوى القسآى أم على قلومًب أقفاهلا)؛ (والحتشنب الريو قتلوا يف سبيل‬

.)‫اهلل أمواتا بل أحياء ومي اليشعسوى‬


4. Wahyu:

‫؛ والساس خوى يف العلم يقول وى‬... ‫وإى كهتم يف زيب مما نزهلا على عب دنا‬

...‫ب‬
ٌ ‫آمها‬

3. Sejarah telah mencatat kemajuan ilmu pengetahuan, termasuk filsafat secara pesat di dunia
Islam pada abad klasik, baik di Baghdad maupun Andalusia. Jelaskan transmisi kebudayaan
Yunani ke dalam dunia Islam, dan sebutkan tokoh-tokoh filsuf Islam di kedua wilayah Islam
tersebut, dan jelaskan pula kontribusi mereka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern
di Barat!

Jawab:

Berbicara mengenai peradaban Yunani biasanya tidak dapat dilepaskan dari aspek pembicaraan
mengenai filsafat, tidak terkecuali ketika pembicaraan tersebut masuk pada wilayah sejarah
Islam. Filsafat dipandang sebagai sumber awal kemajuan peradaban umat manusia karena hasil
kerja filsafat merupakan pembuka jalan bagi lahirnya ilmu pengetahuan, sehingga kemudian
filsafat sering juga disebut sebagai induk ilmu pengetahuan (mother of science). 1 Penegasan ini
cukup berdasar mengingat dalam literatur sejarah Islam abad pertengahan dianggap sebagai masa
gemilang dunia Islam dalam bidang pengetahuan yang banyak dipengaruhi oleh filasafat Yunani.
Sebaliknya, ada stigma yang lahir di sebagian masyarakat bahwa kemunduruan Islam berawal
dari pengharaman filsafat yang dilakukan oleh al Ghazali. Hal ini menunjukkan bahwa filsafat
yang awalnya bersumber dari peradaban Yunani memiliki sumbangan besar dalam membangun
peradaban Islam.

transmisi peradaban Yunani ke dalam dunia Islam yang terlebih dahulu dimulai dengan
memaparkan latar belakang historis masuknya peradaban Yunani ke dunia Islam. Transmisi
peradaban Yunani ke dunia Islam ditandai dengan gerakan penerjemahan sumber-sumber asli
yang kemudian disinggung pada bahasan selanjutnya.

Berikut adalah tokoh-tokoh nya:

 penerjemah pertama dari bahasa Yunani adalah Abu Yahya ibn al diplomasi. Beberapa
bahasa bahkan hilang dari pemakaian, seperti bahasa latin yang dipakai di Afrika, bahasa
Mesir Kuno di Mesir, bahasa Siriac di Siria, Libanon, Jordan dan Irak.
 Pada bidang kedokteran misalnya, para penulis utama bidang ini dapat disebutkan antara
lain: al Ali Thabari, al Razi, Ali ibn al Abbas al Majusi, dan Ibn Sina. Gambar dua orang
di antara mereka, al Razi dan Ibn Sina menghiasi ruang besar Fakultas Kedokteran di
Universitas Paris.
 Pada bidang filsafat, al Kindi tercatat sebagai filosof pertama yang merupakan keturunan
asli bangsa Arab. Sangat wajar jika kemudia ia disebut sebagai filosof bangsa Arab, dan
ia memang representasi yang pertama dan terakhir dari seorang murid Aristoteles di
dunia Timur yang murni keturunan Arab.
 Selain al Kindi, al Farabi dan ibn Sina juga merupakan tokoh utama yang menulis karya-
karya penting tengtang filsafat. Dalam bidang lainnya lahir nama-nama seperti Abu al
Abbas Ahmad al Farghani (bidang Astronomi); Jabir ibn Hayan (Kimia), dan yang
lainnya.
4. Rasionalise, Empirisme, dan Positivisme sebagai sebuah metode kebenaran muncul mewarnai
perkembanagan ilmu pengetahuan di Barat. Jelaskan perbedaan epistemologis ketiga aliran
tersebuat berikut pandangan masingmasing tokohnya!

Jawab:

Perbedaan utama antara positivisme dan empirisme adalah bahwa positivisme adalah teori yang


menyatakan semua pengetahuan otentik adalah pengetahuan ilmiah sedangkan empirisme adalah
teori yang menyatakan pengalaman indera adalah sumber dan asal dari semua pengetahuan.
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang berupaya untuk memperluas metodologi yang
dipersepsi dari matematika ke seluruh ilmu pengetahuan, sementara pada kutub yang
lain empirisme berpandangan bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman indrawi, bukan
penalaran murni. ... Objek-objek ini dialami secara empirik.

5. Muhd. ‘Abid al-Jabiri memetakan ilmu-ilmu keislaman ke dalam tiga kelompok


epistemologis: al-Bayani, al-Irfani, dan al-Burhani. Jelaskan kerangka epistemologis ketiga
ketegori tersebut (metode, sumber, objek kajian dan cara kerja), berikut !ilmu-ilmu apa saja yang
termasuk dalam ketiga kelompok ketiga epistemologi tersebut!

Jawab:

AL-BAYANI

Metode: Istinbath/Istidlal, Qiyas

Sumber: Teks keagamaan/Nash/ Al-Qur’an dan Hadits

Objek Kajian: Ashl-furu’

Cara kerja: ahli fikih, ahli Bahasa, ahli teolog.


AL-IRFANI

Metode: Taubat, wara’, Zuhud, Faqir, sabar, tawakal, ridho, Kasyf

Sumber: Ilham

Objek Kajian: Dzohir batin

Cara kerja:

AL-BURHANI

Metode: Diskrusus/Analitik

Sumber: Rasio

Objek Kajian: Bahasa, Logika

Cara kerja: para pilosof

ilmu-ilmu yang termasuk ilmu fikih,ushul fikih, bayan, dll.

Anda mungkin juga menyukai