LP Ispa Vira Parahita
LP Ispa Vira Parahita
DISUSUN OLEH :
Vira Parahita Adha
NIM. 10119042
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2021
A. Definisi
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami defekasi berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam
frekuensi yang sering (Lynda Juall, 2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA,
2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare
merupakan situasi dimana seorang individu mengalami sensasi rasa
sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian defekasi berupa feses
yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara
terus-menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
Diare dibagi menjadi dua yaitu:
1. Diare akut
Diare akut dikarakteristikan oleh perubahan tiba-tiba dengan
frekuensi dan kualitas defekasi
2. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari dua minggu
B. Etiologi
Terdapat 3 bahan dalam etiologi diare pada anak (Mary E. Muscari, 2005).
1. Diare akut
Diare akut dapat disebabkan karena adanya bakteri,nonbakteri maupun
adanya infeksi.
a. Bakteri penyebab diare akut antara lain organisme Escherichia
coli dan Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium
difficile dapat diberikan antibiotik
b. Rotavirus merupakan penyebab diarw nonbakteri (gastroenteritis)
yang paling sering
c. Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal,infeksi traktus
urinarius dan pernapasan atas),pemberian makan yang
berlebihan,antibiotik,toksin yang teringesti,dan intoleransi
D. Patofisiologi Diare
Patofisiologi bergantung pada penyebab diare (Mary E. Muscari, 2005)
1. Enterotoksin bakteri menginvasi dan menghancurkan sel-sel epitel
menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit dari sel kripta mukosa
2. Penghancuran sel sel mukosa vili oleh usus,menyebabkan penurunan
kapasitas untuk absorpsi cairan dan elektrolit karena area permukaan
usus yang lebih kecil
3. Patofisiologi diare kronis bergantung lada penyebab utamanya. Lihat unit
pembahasan penyakit seliaka sebagai contoh diare yang disebabkan oleh
gangguan malabsorsi.
Diare dalam jumlah besar juga dapat disebabkan faktor psikologis,
misalnya ketakutan atau jenis stres tertentu, yang diperantarai melalui
stimulasi usus oleh saraf parasimpatis.Juga terdapat jenis diare yang
ditandai oleh pengeluaran feses dalam jumlah sedikit tetapi sering.
Penyebab diare jenis ini antara lain adalah kolitis ulserabutiv dan
penyakit Crohn. Kedua penyakit ini memiliki komponen fisik dan
psikogenik (Elizabeth J. Corwin, 2007).
E. Data Fokus
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
F. Diagnostik
1. Diagnostik
Diagnostik ISPA dapat ditegakan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Tes untuk
patogen yang spesifik sangat membantu apabila pemberian
terapi berdasarkan patogen penyebabnya. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus
secara langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena
bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah,
biakan cairan pleura.
Terdapat beberapa diagnosis banding yang memiliki gejala
yang sangat mirip dengan ISPA yang harus dipertimbangkan
antara lain: allergic rhinitis, asthma,community-acquired
pneumonia, immunoglobulin a deficiency, infectious
mononucleosis, obstructive sleep apnea, otitis media, pediatric
retropharyngeal abscess, reflux laryngitis, dan tuberculosis.
I. Analisis Data
2. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015) Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan Darah Rutin
2. Analisa Gas darah (AGD)
3. Foto rontgen toraks
4. Kultur virus dilakukan untuk menemukan RSV
3. Penatalaksanaan ISPA
a. Keperawatan
Penatalaksanaan meliputi pencegahan, penatalaksanaan
keperawatan meliputi:
1. Istrirahat Total
2. Peningkatan intake cairan
3. Memberikan penyuluhan sesuai penyakit
4. Memberikan kompres hangat bila demam
5. Pencegahan infeksi lebih lanjut
b. Medis
Penatalaksanaan medis meliputi :
1. Sistomatik
2. Obat kumur
3. Antihistamin
4. Vitamin C
5. Espektoran
6. Vaksinasi (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)
4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma.
Komplikasi lain yang dapat timbul yaitu:
1. Otitis media
2. Croup
3. Gagal nafas
4. Sindrom kematian bayi mendadak dan kerusakan paru residu
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Capernito (2009) adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi
saluran pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
mekanis,inflamasi,peningkatan sekresi,nyeri
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang
tidak adekuat
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya
absorsi makanan dan cairan,aneroksia
5. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
6. Intervensi Keperawatan
Daftar Pustaka