Asuhan Keperawatan Gerontik DM
Asuhan Keperawatan Gerontik DM
DIABETES MELITUS
Disususun oleh:
Dewi mustika ayu
Nuke Diantika
Dosen pembimbing:
Yanti Sutriyanti, M.Kep
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang...........................................................................................4
1.2 rumusan masalah......................................................................................5
1.3 tujuan penulis............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Definisi....................................................................................................6
1.2 Etiologi...................................................................................................6
1.3 Menifestasi klinis ....................................................................................6
1.4 Patofisiologi.............................................................................................8
1.5 Pathway....................................................................................................9
1.6 Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................10
1.7 Penatalaksanaan Keperawatan.................................................................10
1.8 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................11
1.9 Asuhan keperawatan................................................................................15
Pengkajian................................................................................................15
Diagnosa...................................................................................................29
Intervensi..................................................................................................30
Implementasi............................................................................................
Evaluasi....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit epidemik baik di negaranegara maju maupun
negara berkembang (Arfianti, 2008). Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme
ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat sekresi insulin abnormal, disfungsi insulin
atau kombinasi keduanya . Diabetes telah muncul sebagai masalah sosial yang penting
di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia.
Menurut Diabetes Atlas of the International Diabetes Federation(2011), prevalensi
diabetes di Cina dan Jepang diperkirakan menjadi 4,5% dan 7,3% pada tahun 2010 dan
telah diperkirakan meningkat hingga 5,8% dan 8,0% pada tahun 2030. Prevalensi
diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 %
dan 0,4 %. DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 %. Prevalensi diabetes yang
terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%),
Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang
terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi
Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen
(RISKESDAS, 2013).
Pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi dengan kejadian penyakit
stroke, jantung koroner, gangguan pembuluh darah perifer dibandingkan dengan yang
tanpa diabetes melitus. Diabetes Melitus merupakan faktor risiko kuat untuk penyakit
arteri koroner (CAD), stroke, dan penyakit arteri perifer. Hiperglikemia menyebabkan
sejumlah besar perubahan pada tingkat sel dari jaringan pembuluh darah yang
berpotensi mempercepat proses aterosklerotik. Aterosklerosis menyumbang hampir
80% dari semua kematian di antara pasien diabetes.
Hiperglikemia sekarang diakui menjadi faktor utama dalam patogenesis
aterosklerosis pada diabetes (Aronson dan Rayfield, 2002). Bitzur (2009) menyatakan
bahwa diabetes melitus memiliki risiko tinggi untuk terbentuknya aterosklerosis, dan
terjadinya penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit jantung koroner (PJK) dan
stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di antara pasien dengan diabetes tipe
2. Beberapa penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa diabetes melitus adalah faktor
risiko utama terjadinya stroke dan stroke berulang. Menurut Center Disease Control and
Prevention (CDC) di Amerika Serikat, dari tahun 1997 sampai 2010, jumlah penderita
diabetes melitus yang berusia 35 tahun atau lebih dengan penyakit jantung atau stroke
meningkat 4,2 juta-7,2 juta. Pada tahun 2010, jumlah penderita diabetes melitus yang
berusia 35 tahun atau lebih dilaporkan 1,9 juta mengalami komplikasi stroke.
Menurut World Health Organization dalam World Health Report(2003), Stroke
adalah penyebab utama kecacatan dewasa dan penyebab utama kedua kematian di
dunia. Stroke menyebabkan 3 juta kematian (dan meningkat) di negara berkembang dan
merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di negara Asia.
Menururt American Heart Association, stroke adalah penyebab utama gangguan
fungsional, dengan 20% dari korban memerlukan perawatan institusional setelah tiga
bulan dan 15% -30% mengalami cacat permanen (Ni et al, 2009). Prevalensi stroke di
Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang
terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil.
Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%),
diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7
per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan 92 terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi
terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah
(16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. (RISKESDAS, 2013) Angka kejadian
4
kasus diabetes melitus di RSUD kota Yogyakarta tahun 2014 adalah yang tertinggi pada
diagnosis sebesar 13.750 penderita. Angka ini lebih tinggi dari pada penyakit hipertensi
sebanyak 6.200 penderita dan stroke sebanyak 4.548 penderita.
Bruno et al (2009) menyatakan bahwa sekitar 40% pasien dengan stroke akut
iskemik mempunyai kadar gula darah >130 mg/dL dan mayoritas adalah penderita
diabetes melitus. Penderita diabetes melitus tiga kali lipat lebih berpeluang mengalami
stroke (Greenstein dan Wood, 2007) Sekitar 25% pasien yang pernah mengalami stroke
iskemik juga menderita diabetes melitus yang dikaitkan dengan kemungkinan
peningkatan berulang stroke. Dengan mengontrol kadar glikemik dapat mengurangi
frekuensi komplikasi mikrovaskuler dan menurunkan risiko penyakit arteri
aterosklerotik (Adams, 2009).
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan Diabetes melitus pada Stroke
Non Hemoragik di Ruang Dahlia RSUD Kota Yogyakarta yang meliputipengkajian,
perumusan masalahdiagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaandanevaluasi
1.3 Tujuan Rumusan
a. Tujuan Umum
Menerapkan Asuhan keperawatan secara komprehensif pada Pada Tn. w dengan
Diabetes Melitus
b. Tujuan Khusus
a) Mampu menerapkan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pada pasien dengan Diabetes Melitus.
b) Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Diabetes Melitus.
c) Mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes Melitus
d) Manfaat Penulisan 1. Bagi masyaratat secara luas
Membudayakanpengelolaan dan pemberdayaan pasien Diabet
5
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak
cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien menggunakan insulin
itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau
kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam
waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi
kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal) (WHO, 2011)
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa
darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormon insulin yang
diproduksi oleh pankreas (Shadine, 2010)
B. Etiologi
Menurut Smeltzer 2015 Diabetes Melitus dapat diklasifikasikan kedalam 2 kategori
klinis yaitu:
1. Diabetes Melitus tergantung insulin (DM TIPE 1)
a) Genetik
Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1 namun mewarisi sebuah
predisposisis atau sebuah kecendurungan genetik kearah terjadinya diabetes type
1. Kecendurungan genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki type antigen
HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA ialah kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen tranplantasi & proses imunnya. (Smeltzer 2015
dan bare,2015)
b) Imunologi
Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum. Ini adalah
respon abdomal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh secara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai jaringan asing.
(Smeltzer 2015 dan bare,2015)
c) Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta. (Smeltzer 2015 dan bare,2015)
6
seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek
peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai
nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
gula (glucose),sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut. Menurut
PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
a. Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap, bahkan mungkin tidak menunjukan
gejala apapun sampai saat tertentu. Pemulaan gejala yang ditunjukan meliputi:
a) Lapar yang berlebihan atau makan banyak(poliphagi)
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemaasukan gula kedalam sel sel
tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun sebabnya orang
menjadi lemas. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan
dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan
b) Sering merasa haus(polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau dehidrasi.untu
mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum
dan ingin minum manis, minuman manis akan sangat merugikan karena
membuat kadar gula semakin tinggi.
c) Jumlah urin yang dikeluarkan banyak(poliuri)
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar bersama
urin,untu menjaga agar urin yang keluar, yang mengandung gula,tak terlalu
pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin sehingga
volume urin yang keluar banyak dan kencing pun sering.Jika tidak diobati maka
akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai
berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4
minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual
(PERKENI, 2015) .
d. Kram
e. Mudah mengantuk
f. Mata kabur
k. Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg
7
C. Patofisiologi
Menurut Smeltzer,Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan
untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta prankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun.Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh
hati. Disamping glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati
meskipun tetap berada dalam darah menimbulkan hiperglikemia prospandial.jika
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali
glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam
urine(glikosuria). Ketika glukosa yang berlebihan dieksresikan kedalam urine,ekresi ini
akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan
diuresis ostomik,sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan
mengalami peningkatan dal berkemih(poliurea),dan rasa haus (polidipsi). (Smeltzer
2015 dan Bare,2015).Difisiensi insulin juga akan menganggu metabilisme protein
dalam lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunan simpanan kalori.
Gejala lainya kelelahan dan kelemahan . dalam keadaan normal insulin
mengendalikan glikogenolisis(pemecahan glikosa yang tersimpan) dan
glukoneogenesis(pembentukan glukosa baru dari asam asam amino dan subtansi lain).
Namun pada penderita difisiensi insulin,proses ini akan terjadi tampa hambatan dan
lebih lanjut akan turut menimbulkan hipergikemia. Disamping itu akan terjadi
pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang
merupakan produk smping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang
menganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebih. Ketoasidosis
yang disebabkan dapat menyebabkan tanda tanda gejala seperti nyeri abdomen mual,
muntah, hiperventilasi ,mafas berbaun aseton dan bila tidak ditangani akan
menimbulkan penurunan kesadaran,koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama
cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan
metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan
latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen terapi
yang penting. (Smeltzer 2015 dan Bare,2015)
DM tipe II merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah
terjadinya hiperglikemia kronik. Meskipun pula pewarisannya belum jelas, faktor
genetik dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II.
Faktor genetik ini akan berinterksi dengan faktor faktor lingkungan seperti gaya hidup,
obesitas,rendah aktivitas fisik,diet, dan tingginya kadar asam lemak bebas(Smeltzer
2015 dan Bare,2015). Mekanisme terjadinya DM tipe II umunya disebabkan karena
resistensi insulin dan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terkait dengan reseptor
khusus pada permukaan sel.sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor
tersebut,terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel.
Resistensi insulin DM tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam
darah,harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. (Smeltzer 2015 dan
Bare,2015).Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat
sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat
yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel sel B tidak mampu
mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan
terjadinya DM tipe II. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang berupakan ciri
khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya, karena itu
ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe II, meskipun demikian, DM tipe II
yang tidak terkontrol akan menimbulkan masalah akut lainya seperti sindrom
Hiperglikemik Hiporosmolar Non-Ketotik(HHNK). (Smeltzer 2015 dan Bare,2015)
8
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat(selama bertahun tahun) dan
progesif, maka DM tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi.
PATHWAY
BbB menurun
Peningkatan gula darah
kronik
Resiko kekurangan
nutrisi
diabetik
Hipertensi, Infeksi, gangguan
peningkatan kadar LDL penyembuhan
-berrkurag luka
sensasi
nekrosis
-neuropati
Kerusakan
integritas kulit
Pembedahan/ amputasi
9
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
1. Glukosa darah >200 mg/dl
sewaktu
2. Glukosa darah >140 mg/dl
puasa
3. Glukosa darah 2 >200 mg/dl
jam setelah makan
(Menurut WHO (World Health Organization) ,2015)
2. Pemeriksaan fungsi tiroid
peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan
kebutuhan akan insulin.
3. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada
urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
E. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
10
Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes dan pencegahannya.
Misalnya mendengarkan pesan dokter, bertanya pada dokter, mencari artikel
mengenai diabetes
d. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
(edukasi,pengaturan makan,aktivitas fisik) belum berhasil, bearti harus
diberikan obat obatan
e. Pemantauan gula darah
Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin ,bertujuan untuk
mengevaluasi pemberian obat pada diabetes. Jika dengan melakukan lima pilar
diatas mencapai target,tidak akan terjadi komplikasi.
11
Istirahat tidak efektif adanya poliuri,nyeri pada kaki yang luka,sehingga
klien mengalami kesulitan tidur
f. Kongnitif persepsi
Pasien dengan gangren cendrung mengalami neuropati/ mati rasa pada luka
sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri. Pengecapan mengalami
penurunan, gangguan penglihatan.
g. Persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh menyebabkan penderita
mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh ,
lamanya perawatan, banyaknya baiaya perawatan dan pengobatan
menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada
keluarga (self esteem)
h. Peran hubungan
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu
dan menarik diri dari pergaulan.
i. Seksualitas
Angiopati daoat terjadi pada pebuluh darah diorgan reproduksi sehingga
menyebabkan gangguan potensi sek,gangguan kualitas maupun ereksi seta
memberi dampak dalam proses ejakulasi serta orgasme. Adanya perdangan
pada vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko
lebih tinggi terkena kanker prostat berhubungan dengan nefropatai.
j. Koping toleransi
Lamanya waktu perawatan,perjalannya penyakit kronik, persaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reasi psikologis yang negatif
berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung, dapat menyebabkan
penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi
mempengarui pola ibadah penderita.
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal, Nadi
dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika terjadi
infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika kekurangan
cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi komplikasi
kulit terasa gatal.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kaji bentuk kepala,keadaan rambut Biasanya tidak terjadi pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP (Jugularis Venous Pressure)
normal 5-2 cmH2.
d. emeriksaan Dada (Thorak)
Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis metabolic pernafasan
cepat dan dalam.
e. Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler)
Pada keadaan lanjut bisa terjadi adanya kegagalan sirkulasi.
f. Pemeriksaan Abdomen
Dalam batas normal
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Sering merasa lelah dalam melakukan aktifitas, sering merasa kesemutan
12
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri
j. Pemeriksaan Neurologi
GCS :15, Kesadaran Compos mentis Cooperative(CMC)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan volume cairan b.d mual dan muntah
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3. Nyeri b.d iritasi mukosa pada lambung
13
control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
fasilitasi istirahat dan
3. Intoleransi aktivitas b.d tidur
kelemahan pertimbangkan jenis
dan sumber rasa nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
edukasi
jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
jelaskan strategi
meredakan nyeri
ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Menejemen energy
Observasi
identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkankelelaha
n
monitor pola dan jam
tidur
monitor kelelehan fisik
dan emosional
edukasi
anjurkan tirah baring
anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
terapeutik
sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus
lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/ atau
aktif
berikan aktifitas
distraksi yang
menenangkan
fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
kolaborasi
kolaborasi dengan ahli
14
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
B. RIWAYAT KELUARGA
1. Susunan anggota Keluarga
Status Imunisasi K
N Nam J Hubu U Pendidi Peke B Polio DPT Hepati Ca e
o a K ngan m kan rjaan C tis mpa t
dg ur G k
KK
1 Tn.w L Ayah 62 Tidak Petan + + + + +
2 Ny.s P Ibu 59 sekolah i + + + + +
3 tn.d L Anak 40 Tidak Petan + + + + +
sekolah i
S1 guru
2. Genogram :
---------------
Ny.s
Tn.w
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Tn.d
15
Keterangan :
: laki-laki meninggal
: laki-laki
: perempuan meninggal
: perempuan
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini :petani
Alamat pekerjaan :kabawetan
Berapa jarak dari rumah : 500 (Km)
Alat transportasi : motor
Pekerjaan sebelumnya : petani
Sumber pendapatan & Kecukupan :
terhadap Kebutuhan
Kamar 1
Ruang Kandang
tamu sapi
Kamar 2
Kamar 3
Kamar 4
16
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : memancing
Keanggotaan Organisasi :
Liburan Perjalanan :
H. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
tn.w hanya tinggal bersama istrinya yang sangat peduli dan perhatian kepadanya
2. Fungsi Sosial
tn.w tidak mengikuti organisasi di masyarakat karena sudah tua
3. Fungsi Perawatan Keluarga
17
tn.w N mengatakan ia dan keluarganya tidak mengetahui cara perawatan
mengenai diabetes melitus
4. Fungsi Reproduksi
tn.w memiliki 1 orang anak
5. Fungsi Ekonomi
Ekonominya terpenuhi karna kebun miliknya di kelola orang lain sehingga
pemasukannya masih stabil
I. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor Jangka Pendek
tn.w mengatakan jika ada keluaga yang sakit ringan langsung dibawa dan diperiksa
diklinik terdekat
2. Stressor Jangka Panjang
tn.w mengatakan jika periksa tentang kesehatan klien selalu berbicara dan memberi tahu
hasilnya kepada istrinya.
3. Kemampuan Keluarga Berproses Terhadap Situasi stressor
tn.w mengatakan merasa sakit dan badan tidak nyaman segera meminta istrinya atau
anaknya untuk segara membawanya ke klinik terdekat
4. Strategi Koping Yang digunakan
tn.w mengatakan jika ada masalah dalam kesehatannya ia selalu di diskusikan
dengan suaminya segara membawanya ke rs ataupun klinik terdekat
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
tn.w mengatakan kadang ia serig menonton ceramah di tv untuk rekreasi dan
menghilangkan rasa bosan
6. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan Yang Ada
tn.w dan keluarga berharap tn.w tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang
dapat mempengaruhi kesehatan
J. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : dokter
Jarak dari rumah : 100 km
Rumah Sakit : 500 Km
Klinik : 800 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah :
Makanan yang dihantarkan : diet DM
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : minum obat jika ada gejala penyakit
Lain-lain
K. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : solat, pengajian
Yang Lainnya : tidak ada
L. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun : klien pernah luka di bagian tangan karna
18
yang lalu terkena pisau membuat lukanya lama
Status kesehatan umum selama 5 tahun sembuh
yang lalu
: klien mengatakan pernah asm urat
KELUHAN UTAMA : klien mengatakan sering lupa akan diet DM nya, dan selama klien
memiliki penyakit diabetes melitus klien sering haus, mudah lelah, dan sering BAK
Provokative / palliative :
Quality / Quantity :
Region :
Severity Scale :
Timming :
OBAT-OBATAN :
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1. Amlodipine 10mg (1x1 Pagi)
2. Helixim 100mg (1x . Pagi)
19
I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)
Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi : klien tidak sedang merasa sesak
Cairan & Elektrolit : tidak terpasang cairan infus
20
jugularis, tidak terdapat pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada lesi
6. Dada
Dada simetris antara kiri dan kanan, bunyi
nafas vaskuler, tidak ada pembengkakan,
tidak terdapat jejas, perfusi resonan.
7. Abdomen
Inspeksi: Tidak terdapat lesi, tidak terdapat
luka bekas operasi
Palpasi :Tidak ada pembesaran limfa dan
hati, tidak terdapat nyeri tekan pada
abdomen.
Auskultasi: bunyi bising usus:15x/menit
Perkusi: timpani
8. Ekstremitas:
Inspeksi: ektermitas atas dan bawah lengkap
tidak terdapat lesi dan edema, tidak ada
9. deformitas
Nyeri: tidak terdapat nyeri tekan
Genitalia
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
L. DATA PENUNJANG
1. Labvoratorium : Glukosa darah meningkat 211 mg/dL
2. radiologi : tidak ada
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A kamar kecil, berpakaian dan mandi
21
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
E mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
22
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
1. Tanggal berapa hari ini ? 5 agustus 2021
2. Hari apa sekarang ini ? Kamis
3. Apa nama tempat ini ? Kabawetan
4. Berapa nomor telpon Anda ? 085768561731
4.a. Dimana alamat Anda ? Kabawetan
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
5. Berapa umur Anda ? 62 tahun
6. Kapan Anda lahir ? 1959
7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi
8. Siapa Presiden sebelumnya ? Jokowi
9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Sumi
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 Tidak tahu
dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?
Jumlah Kesalahan Total 2
KETERANGAN :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan
lebih dari SD
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)
REGISTRASI
3 Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
3 masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah
23
mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban yang benar,
kemudian ulangi sampai ia mempelajari ke 3 nya
jumlahkan percobaan & catat. Percobaan :
……………………
PERHATIAN & KALKULASI
5 Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban,
5 berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata dipilih eja dari
belakang)
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
untuk tiap kebenaran.
BAHASA
8 Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi) 1
point
30 26 Nilai Total
KETERANGAN :
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
24
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
25
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
KETERANGAN :
PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5-7 Depresi Ringan
8 - 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat
26
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
ANALISA DATA
1. Ds:
klien mengatakan bahwa Kurang patuh pada Resiko ketidak stabilan kadar
mengikuti program diet Dm akan rencana manajemen glukosa darah
tetapi sering lupa diabetes
Do:
Pemeriksaan kadar glukosa
terakhir 211 mg/dL
2. Ds:
Klien mengatakan setelah Peradangan pankreas Resiko krtidak seimbangan
memiliki penyakit Dm ia lebih cairan
mudah Haus dan juga sering BAK
Do:
Klien tampak sering BAK
SCORING
27
No Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1. Masalah
Sifat masalah 3 2/3X1=2/ bersifat
Skala : Tidak kurang sehat 2 ancaman
Ancaman 1 karena belum
Keadaan sejahtera pernah terjadi
sebelumnya
2 1/2X1=1/ Tn.w
4. Menonjolnya masalah 1 mengatakan
Skala : Masalah berat harus segera ditangani 0 kadang
Adanya masalah tetapi tidak perlu kesulitan tidur
ditangani akan muncul
Masalah tidak dirasakan Karena
apabila terlalu
banyak
pikiran maka
akan sulit
untuk tidur
1. Resiko ketidak stabilan kadar glukosa darah b.d Kurang patuh pada rencana
manajemen diabetes
2. Resiko krtidak seimbangan cairan b.d Peradangan pankreas
RENCANA TINDAKAN
28
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana
Keperawatan Intervensi
Keluarga
Kriteria Standar
1. Resiko ketidak Tujuan Umum: 1. Diabetes Manajemen
stabilan kadar Setelah dilakukan Mellitus hiperglikemia
glukosa darah b.d kunjungan diharapkan Respon (kencing Observasi
Kurang patuh kadar glukosa menjadi verba manis) -identifikasi
pada rencana stabil adalah suatu kemungkinan
manajemen penyakit penyebap
diabetes dengan hiperglikemia
Tujuan Khusus: peningkatan -monitor
glukosa kadar glukosa
Setelah dilakukan darah diatas darah
kunjungan klien dapat normal -monitor
mengenal masalah 2. Penyebap tanda gejala
dengan mampu: Respon diabetes hiperglikemia
a.Memahamipengertian verbal melitus -monitor
diabetes melitus karena intake dan
b.Memahami penyebab adanya output cairan
dari diabetes melitus gangguan Terapeutik
dalam tubuh, -berikan
KH: sehingga asupan cairan
-kesabilan kadar tubuh tidak oral
glukosa meningkat mampu -konsultasi
menggunaka dengan medis
n glukosa jika gejala
dalam sel, hiperglikemia
sehingga tetap ada
glukosa Edukasi
meumpuk -anjurkan
dalam darah monitor
kadar gula
darah secara
mandiri
-anjurkan
kepatuhan
terhadap diet
dan olahraga
-ajarkan
pengelolaan
Resiko krtidak Tujuan Umum: Respon 1. Beresiko diabetes
seimbangan Setelah dilakukan verbal mengalami Kolaborasi
2. cairan b.d kunjungan diharapkan penurunan -kolaborasi
Peradangan keseimbangn cairan peningkatan pemberian
pankreas meningkat atau insulin
percepatan
KH: perpindahan
-keseimbangan cairan cairan dari
meningkat intraverkuler
. Manajemen
Tujuan Khusus: cairan
Observasi
Setelah dilakukan -monitor
kunjungan klien dapat status hidrasi
mengenal masalah -monitor
29
dengan mampu: berat badan
a.Memahamipengertian harian
resiko ketidak -monitor
seimbangan cairan berat badan
sebelum dan
sesudah
dialisis
Terapeutik
-catat intake-
output dan
hitung blans
cairan 24 jam
-berikan
asupan cairan
sesuai
kebutuhan
-berikan
cairan
intravena
Kolaborasi
-kolaborasi
pemberian
diuretik
30
yang diderita
Tn.W
4. Memberikan
pujian atas
perilaku
yang benar
tentang
perawatan
kesehatan
yang telah
diberikan
kepada Tn.D
Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan yang
diderita Tn.W
1. Memberikan
penjelasan
masalah
kesehatan
yang di
derita Tn.W
2. Memberikan
kesempatan
kepada
keluarga
pasien untuk
menayakan
masalah
kesehatan
Tn.W
3. Bersama-
sama
keluarga
mengidentifi
kasi masalah
kesehatan
yang diderita
Tn.W
4. Memberikan
pujian atas
perilaku
yang benar
tentang
perawatan
kesehatan
yang telah
diberikan
CATATAN PERKEMBANGAN
31
No. Hari/Tgl/Jam Diagnosa No Catatan Perkembangan EVALUASI Ttd/
(SOA P) Nama
1 2 3 4 5
32
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Pelaksanaan
1. Topik Kegiatan : mau apa datang ?????
2. Target dan sasaran : siapa, inisial ????
3. Metode : ceramah/diskusi/
4. Waktu dan tempat : kapan, dimana, jam brp...
5. Media/Alat : nyata / non nyata
E. Rencana Kegiatan ( Pengorganisasian Kegiatan )
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37858243/Pathway_DM
https://id.scribd.com/document/376190648/LP-DM
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI.
33