Kelompok Insomnia
Kelompok Insomnia
DOSEN PEMBIMBING:
NIP: 198008032001122002
DISUSUN OLEH:
TAHUN 2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah meberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan’’Makalah Asuhan
Keperawatan Insomnia Pada Lansia’’. Tepat pada waktunya, sholawat beserta salam
semoga tetap dilipahkan pada kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapa menuju alam yang terang benderang seperti yang
kita rasakan saat ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan Masalah............................................................................2
BAB II
2.1 Definisi.........................................................................................3
2.2 Etiologi.........................................................................................3
2.3Klasifikasi......................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinis ........................................................................6
2.5 Patofiisiologi ...............................................................................6
2.6 Pathway........................................................................................7
2.7 Penatalaksaan...............................................................................8
2.8Diagnosa .......................................................................................9
BAB III
3.1 Asuhan Keperawatan....................................................................10
BAB IV
4.1 Kesimpulan...................................................................................32
4.2 Saran.............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan insomnia?
2. Apa epidemologi dari insomnia?
3. Apa saja etiologi dari insomnia?
4. Bagaimana patofisiologi dari insomnia?
5. Bagaimana pathway dari insomnia?
6. Bagaimana manifestasi klinis dari insomnia?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari insomnia?
1.3 TUJUAN
1. Tujuan umum
Diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan gerontik pada lainsia
dengan insomnia
2. Tujuan khusus
1) Apa yang dimaksud dengan insomnia?
2) Apa epidemologi dari insomnia?
3) Apa saja etiologi dari insomnia?
4) Bagaimana patofisiologi dari insomnia?
5) Bagaimana pathway dari insomnia?
6) Bagaimana manifestasi klinis dari insomnia?
7) Bagaimana penatalaksanaan dari insomnia?
2
BAB II
KONSEP TEORI
.1 Definisi
Lanjut usia atau yang sering dikenal dengan sebutan lansia adalah masa
transisi kehidupan terakhir pada manusia. Menurut UU No.4 Tahun 1965, lansia
adalah individu yang mencapai usia 55 tahun(Sutarti,2014). Sedangkan menurut
UU No.13 Tahun 1998 menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas (KEMENKES RI,2014).
Insomnia adalah keadaan sulit untuk tertidur, sulit mempertahankan tidur ,dan
bagian yang terlalu dini(Sadock,2015).Menurut National Sleep
Foundation(2006),insomnia merupakan suatu gangguan tidur yang ditandai oleh
kesulitan berulang dalam insiasi tidur, durasi tidur, konsolidasi, atau kualitas tidur
yang sebenarnya memiliki kesempatan .
Insomnia merupakan suatu gangguan tidur yang paling sering terjadi dan
paling dikenal oleh masyarakat. Insomnia merupakan kesulitan dalam memulai
atau mempertahankan tidur. Biasanya pasien dengan insomnia seringkali
memiliki keluhan yang tidak spesifik, selain keluhan insomnia itu sendiri (Kaplan
et. al., 2010). Gangguan ini dapat bersifat sementara atau menetap. Periode
singkat atau sementara insomnia paling sering dikarenakan kecemasan.
Sedangkan pada insomnia menetap merupakan keadaan yang cukup sering
ditemukan dengan masalah yang paling sering, yaitu kesulitan untuk jatuh tertidur
(Sadock B. & Sadock V., 2014). Insomnia juga dapat dibagi menjadi 3 tipe
berdasarkan lama terjadinya, yaitu transient insomnia yang hanya berlangsung 2
sampai 3 hari, shortterm insomnia berlangsung hingga 3 minggu dan longterm
insomnia yang dapat terjadi dalam waktu lebih lama, ini biasanya disebabkan oleh
kondisi medis atau psikiatri tertentu.
.2 Etiologi
1
Faktor-faktor resiko berikut ini dapat menyebabkan gangguan tidur insomnia.
Berikut ini adalah penjelasan faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya
insomnia :
Usia Pada orang-orang usia lanjut dilaporkan lebih sering mengalami kesulitan
memulai dan mempertahankan tidur. Keadaan ini terjadi karena adanya
perubahan yang berhubungan dengan penuaan pada mekanisme otak yang
meregulasi waktu dan durasi tidur tersebut (Nicholi, 2016). Terdapat pula
perbedaan pola tidur diantara orang dengan usia lanjut dengan orang-orang usia
muda. Kebutuhan tidur akan semakin berkurang dengan bertambahnya usia
seseorang. Pada usia 12 tahun kebutuhan tidur adalah sembilan jam, berkurang
menjadi delapan jam pada usia 20 tahun, lalu tujuh jam pada usia 40 tahun, enam
setengah jam pada usia 60 tahun dan pada usia 80 tahun menjadi hanya enam jam
(Prayitno, 2012).
1. Jenis kelamin Resiko insomnia ditemukan lebih tinggi terjadi pada wanita
daripada laki-laki (Sateia & Nowell, 2014). Hal ini dikatakan berhubungan
secara tidak langsung dengan faktor hormonal, yaitu saat seseorang
mengalami kondisi psikologis dan merasa cemas, gelisah ataupun saat
emosi tidak dapat dikontrol akan dapat menyebabkan hormon estrogen
menurun, hal ini bisa menjadi salah satu faktor meningkatnya gangguan
tidur (Purwanto, 2018).
2. Kondisi medis dan psikitari Insomnia bisa terjadi karena adanya kondisi
medis yang dialami, seperti penyalahgunaan zat, efek putus zat, kondisi
yang menyakitkan atau tidak menyenangkan dan bisa juga karena adanya
kondisi psikiatri, seperti kecemasan ataupun adanya depresi. Keluhan
yang dialami adalah sulit dalam memulai tidur dan mempertahankan tidur
(Kaplan et. al., 2010).
3. Faktor Lingkungan dan Sosial Kehidupan sosial dan lingkungan sehari-
hari juga dapat menyebabkan insomnia, seperti pensiunan dan perubahan
pola sosial, kematian dari pasangan hidup, suasana kamar tidur yang tidak
2
nyaman dan adanya perasaan-perasaan negatif dari lansia itu sendiri
(Adiyati, 2010).
.3 Klasifikasi
Insomnia dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi dan etiologi, dilihat dari
durasinya insomnia dibagi menjadi 3 yaitu:transient insomnia, short-term
insomnia,dan insomnia kronis sedangkan berasarkan etiologinya insomnia dibagi
menjadi insomnia primer dan insomnia sekunder.
1. Insomnia berdasarkan durasi
1) Transient insomnia
Insomnia yang dapat disembuhkan secara spontan , berlangsung < 7 hari,
insomnia akut juga sering disebut dengan transient insomnia,
berlanngsung < 4 minggu. Penyebab insomnia akut adalah
kettidaknyamanan secara fisik maupun emosional. Insomnia akut dapat
berkembang menjadi insomnia kronis apabila tidak ditangani dengan
cepat.
2) Short-term insomnia
Insomnia yang berlangsung dalam 1-3 minggu. Insomnia kronis:insomnia
yang berlangsung > 3 minggu, sesuai dengan definisnya insomnia kronik
berlangsung minimal selama 1 bulan, akan tetapi menurut beberapa dokter
insomnia kronis berlangsung > 3 bulan.
2. Insomnia berdasarkan etiologi
1) Insomnia primer
Insomnia primer: insomnia yang penyebabnya tidak diketahui dengan
jelas/idiopatik. Pada pasien tidak ditemukan gangguan medis,gangguan
psikiatri karena factor lingkungan.
2) Insomnia sekunder
Insomnia sekunder:insomnia yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu
dan juga oleh obat-obatan. Ada beberapa factor yang menyebabkan
3
insomnia sekuder misalnya penyakit jantung dan paru, nyeri, gangguan
cemas dan depresi serta obat-obatan seperti beta-bloker, bronkodilator dan
nikotin.
Sumber: Astuti,Ni Made. 2013. Penatalaksanaan Insomnia pada Lansia.
Wilkins (2010):2-3
.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis Insomnia Manifestasi klinis insomnia yang biasanya
dirasakan umumnya berupa waktu tidur yang kurang, mudah terbangun saat
malam hari, bangun pagi lebih awal, rasa mengantuk yang dirasakan sepanjang
hari dan sering tertidur sejenak (Bestari, 2013). Hal ini menyebabkan kualitas
tidur seseorang menjadi menurun. Akibatnya akan terlihat pada kehidupan sehari-
hari, yaitu menurunnya kualitas hidup, produktivitas dan keselamatan serta dapat
menyebabkan tubuh terasa lemah, letih dan lesu akibat tidur yang tidak lelap
(Sumedi et. al., 2010).
Patofisiologi insomnia masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa
mekanisme neurobologis insomnia dan dan psikologis telah diajukan salah satu
model yang digunakan untuk menjelaskan pasofisiologi insomnia adalah
neurokognitif, ,model ini menerangkan bahwa factor predisposisi,
prespitasi,perpeutasi dan neurokognitif adalah factor-faktor yang mendasari
berkembangnya insomnia dan menjadikannya gangguan kronik. Model lain yang
bisa digunakan adalah model psychobiologic inhibition, yang menunjukkan
bahwa tidur yang baik membutuhkan otomatisasi dan plastisistas.
.5 Patofisiologi
Patofisiologi insomnia masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa
mekanisme neurobologis insomnia dan dan psikologis telah diajukan salah satu
model yang digunakan untuk menjelaskan pasofisiologi insomnia adalah
neurokognitif, ,model ini menerangkan bahwa factor predisposisi,
prespitasi,perpeutasi dan neurokognitif adalah factor-faktor yang mendasari
berkembangnya insomnia dan menjadikannya gangguan kronik. Model lain yang
4
bisa digunakan adalah model psychobiologic inhibition, yang menunjukkan
bahwa tidur yang baik membutuhkan otomatisasi dan plastisistas.
.6 Pathway
Lingkungan yang
Gangguan Mempengaruhi
tidak nyaman
frekuensi tidur proses tidur
Hilangnya
Frekuensi tidur Frekuensi tidur
ketenangan
menurun menurun
Sulit untuk
tidur
Insomnia
Menurunnya Ketidakpuasan
konsentrasi tidur
Gangguan pola
Resiko cedera
tidur
Perasaan tidak
nyaman
Gangguan rasa
nyaman dan
5 aman
Sumber: Dwija,dewa.2019. Pathway insomnia. Diakses pada 27 Juli.
https:/id.scribd.com/doc/203413875/Pathway
.7 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan insomnia terdiri dari terapi non-farmakologis dan
terapi farmakologis. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Terapi non-medis
1) Teknik deconditioning : pada teknik ini pasien diminta untuk menggunakan
tempat tidurnya hanya untuk tidur dan bukan untuk hal-hal lainnya, bila
pasien tidak tertidur dalam 5 menit, maka mereka diminta untuk bangun
dan melakukan hal lain. Terkadang, berganti tempat atau ruangan tidur
berguna bagi pasien (Sadock B. & Sadock V., 2014).
2) Edukasi tentang sleep hygiene menurut Ebert Michael H. (2018) dengan
menggunakan terapi kontrol stimulus, yaitu : Tabel 2.3 Terapi Kontrol
Stimulus Menjaga waktu tidur dan terbangun agar konstan, bahkan saat
hari libur. Saat sudah di tempat tidur hentikanlah kegiatan menonton tv,
membaca buku atau bekerja. Hindari tidur siang. Berolahraga secara rutin
(3-4 kali per minggu), namun hindari berolahraga di sore hari bila
mengganggu waktu tidur nantinya. Hentikan atau kurangi mengkonsumsi
alkohol, kafein, rokok dan substansi lain yang dapat mengganggu tidur.
Sebelum tidur lakukan aktifitas yang dapat menenangkan. Aturlah agar
ruangan tempat tidur terasa nyaman dan tenang.
3) Terapi kognitif : pasien insomnia sering memiliki pemikiran dan
kepercayaan yang negatif tentang konsekuensi dari kondisi mereka.
Membantu pasien dalam menangani pemikiran dan kepercayaan mereka
yang tidak tepat adalah tujuan dasar dari terapi ini. Hal ini juga dapat
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan insomnia (Pigeon,
2010).
6
4) Terapi pembatasan tidur (retriksi) : terapi ini didasarkan pada prinsip
bahwa membatasi waktu yang dihabiskan di tempat tidur dapat membantu
memperbaiki kualitas tidur nantinya (McCurry et. al., 2017).
2. Terapi Medis
Terdapat dua penggolongan obat untuk pasien-pasien insomnia, yaitu
benzodiazepine dan non-benzodiazepine. Dimana golongan benzodiazepine
adalah nitrazepam dengan dosis anjuran 5 – 10 mg/malam, flurazepam 15 –
20 mg/malam dan estazolam 1 – 2 mg/malam. Sedangkan, zolpidem dengan
dosis anjuran 10 – 20 mg/malam merupakan golongan non-benzodiazepam.
Pada orang-orang usia lanjut, dosis yang diberikan harus lebih kecil dan
peningkatan untuk dosis harus dilakukan secara perlahan untuk menghindari
terjadinya oversedation dan intoksikasi.
3.8 Intervensi
No Diagnosa Intervensi
1 Gangguan pola tidur Observasi:
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi factor pengganggu tidur
3. Identifikasi makanan dan minuman
yang mengganggu tidur
4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik:
1. Modifikasi lingkungan
7
2. Batasi waktu tidur siang
3. Fasilitasi menghilangkan stress ebelum
tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan rosedur untuk menigkatkan
kenyamanan
6. Sesuaikan jadwal pemberian
obat/tindakan untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
Edukasi:
1. Jelaskan pentinngnya tidur cukup
selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang menganggu
tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor
5. Ajarkan relaksasi otot autugenik/ cara
nonfarmakologi lainnya.
2 Gangguan rasa nyaman Observasi:
1. Identifikasi penurunan tingkat energy
2. Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
3. Monitor respons terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik:
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
8
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman
2. Berikan informais tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik/tindakan
medis lain.
Edukasi:
1. Jelaskan tujuna, manfaat,batasan dan
jenis relaksasi yang tersedia
2. Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi yang
nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi
3 Resiko cedera Observasi:
1. Identifikasi kebutuhan keselamatan
2. Monitor perubahan status keselamatan
lingkungan
Terapeutik:
1. Hilangkan bahaya keselamatan
lingkungan
2. Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan resiko
3. Sediakan alat bantu keamanan
lingkungan
4. Gunakan perangkat pelindung
9
5. Hubungi pihak berwenang sesuai
masalah komunitas
6. Lakukan program skrining bahaya
lingkungan
Edukasi:
1. Ajarkan individu, keluarga dan
kelompok risiko tinggi bahaya
lingkungan
BAB III
10
Asuhan Keperawatan
B. RIWAYAT KELUARGA
1. Susunan anggota Keluarga
Status Imunisasi K
N Nama J Hubun Umu Pendidi Pekerj e
o K gan dg r kan aan t
KK B Polio DPT Hepatiti Cam
C s pak
G
1 Tn.D Suami 65 S2 Konsu + + + + +
ltan
2 Tn.F Anak 30 S1 + + + + +
3 Tn.F Anak 27 S2 + + + + +
11
2. Genogram :
--------------- ---------------------
--------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Tn.D(65 th
) Ny.N(61t
Keterangan :
Tn.f meninggal
: laki-laki Tn.f
: laki-laki
: perempuan meninggal
: perempuan
: klien
3. Tipe / Bentuk Keluarga : tipe keluarga inti karena hanya ny.n dan tn.d
dirumah , anak sudah menikah semua dan tinggal dirumahnya masing-masing.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : pesiunan guru
Alamat pekerjaan :Air bang
Berapa jarak dari rumah : 1000 (Km)
Alat transportasi :Motor
Pekerjaan sebelumnya :PNS guru
Sumber pendapatan & Kecukupan :klien mendapat uang dari gaji pensiun
terhadap Kebutuhan setiap bulan
12
Jumalah Tongkat di kamar :tidak ada
Kondisi tempat tinggal : layak
Jumlah orang yang tinggal :Laki-laki 1 Orang
Derajat Privasi : baik
Tetangga terdekat : masyarakat
Alamat / Telepon :ds.lukem
Kamar 1
Ruang
tamu Kandang
angsa
Kamar 2
Kamar Dapur
mandi
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : beternak angsa
Keanggotaan Organisasi :PGRI
Liburan Perjalanan : 3 bulan yang lalu klien melakukan
perjalanan kebengkulu
13
1. Tahap Perkembangan Saat Ini :
Ny.N Ssekarang tinggal berdua dengan suaminya karena kedua anak nya suda
menikah dan memiliki rumah sendiri.
Klien mengatakan bahwa dirinya sering mengalami sulit tidur serta gelisah sejak
kedua anaknya berpisah darinya dan jarang mengunjunginya
Ny.N mengatakan memiliki riwayat insomnia sejak 1 tahun yang lalu dan
penyakitnya juga sering kambuhh saat ia memiliki berbagai masalah dan
mengingat tentang anaknya yang sudah tidak tinggal serumah lagi.dan sering
teringat masa-masa mereka bersama.
Ny.N mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal dan tidak memiliki
riwayat penyakit kronis dan keluarga lainnya tidak memilki riwayat penyakit yang
sama dengan nya.
G. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
14
3. Struktur Peran ( formal dan informal )
Peran Tn.D sebagai suami dan juga kepala keluarga adalah sebagai pelindung,
pemberi rasa aman untuk istrinya dan juga sebagai pengambil keputusan jika
terdapat suatu masalah. Ny.Nsebagai istri berperan untuk mengurus suami serta
menggurus rumah tangga.
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosial
Ny. N tidak mengikuti organisasi di masyarakat karena sudah tua tetapi Ny. N
memiliki hubungan yang baik dengan tetangganya
4. Fungsi Reproduksi
15
5. Fungsi Ekonomi
Ekonomi Ny.N terpenuhi dari gaji pensiunnya dan hasil dari peternak angsa yang
ia miliki
Ny. N mengatakan merasa sakit dan badan tidak nyaman segera meminta
suaminya Tn. D untuk segara membawanya ke klinik terdekat
4. Strategi Koping Yang digunakan
Ny.N dan keluarga berharap Ny.N tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit
yang dapat mempengaruhi kesehatan Ny.N
J. SISTEM PENDUKUNG
16
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Dokter
Jarak dari rumah : 1km
Rumah Sakit : 3 Km
Klinik : 2 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah :-
Makanan yang dihantarkan : makanan bergizi
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : minum obat jika ada gejala penyakit
Lain-lain : tidak ada
K. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual :tiak ada
Yang Lainnya : tidak ada
L. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun : klien mengatakan dalam satu tahun ini
yang lalu klien pernah sakit dengan keluhan demam
Status kesehatan umum selama 5 tahun saja tidak ada penyakit kronis
yang lalu : klien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit kronis
KELUHANUTAMA :
Klien mengatakan sulit tidur, sering terbangun di malam hari dan tidak
bisa tidur kembali, klien juga tidak mengetahui tentang penyebab susah tidur dan cara
penanganannya serta klien merasa sakit kepala
Provokative / palliative : nyeri kepala dirasakan karena kurang
tidur
Quality / Quantity : nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
Region : bagian kepala
Severity Scale : 3
Timming : pada malam hari
17
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :
Klien mengatakan ia sudah mengetahui penyakit yang ia rasakan saat ini sudah 2
bulan yang lalu semenjak anaknya tidak tinggal dirumahnya dank lien juga sudah
mengetahui pengobatannya.
OBAT-OBATAN :
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1 Bodrex migraine 1 tablet/hari Diminum saat sakit
timbul
18
Nutrisi :klien makan 3xsehari
Eliminasi :3-4xsehariBAK, dan 1xsehariBAB
Aktivitas :klien mampu melakukan adl secara
mandiri
Istirahat & Tidur :klien hanya tidur 6 jam pada malam hari
dan tidak tdiur siang
Personal Hygiene : klien mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari
Seksual : tidak terkaji
Rekreasi : menonton tv
Psikologis :
Persepsi Klien : baik
Konsep Diri : baik
Emosi : baik
Adaptasi : baik
19
No Jenis Hasil pemeriksaan
pemeriksaan
1 Kepala Inspeksi: rambut hitam bercampur dengan putih, rambut tebal
dan bersih.
Palpasi: Tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan.
Wajah Inspeksi: Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, warna kulit
sawo matang, wajah terlihat kusam dan pucat
4 Telinga Inspeksi: Telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
serumen, pendengaran
normal.
5 Mulut Inspeksi: bibir simetris, tidak ada sianosis, gigi lengkap,
terdapat karies gigi
8 Abdomen Inspeksi: Tidak terdapat lesi, tidak terdapat luka bekas operasi
20
Palpasi :Tidak ada pembesaran limfa dan hati, tidak terdapat
nyeri tekan pada
abdomen.
Auskultasi: bunyi bising usus:15x/menit Perkusi: timpani
9 Ekstremitas Inspeksi: ektermitas atas dan bawah lengkap tidak terdapat lesi
dan edema, tidak ada
Nyeri: tidak terdapat nyeri tekan
Genitalia
Klien sudah mengalami menopause sejak -+ 5 tahun yang lalu.
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
1. Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (INDEKS
KATZ) :
Klien mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ketempat kamar kecil,
mandi dengan indeks A
2. Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ) :
Fungsi intelektual utuh dengan jumlah kesalahan 2
3. Mini mental state examination (MMSE):
Tingkat kesadran klien composmentis
4. Inventaris Depresi Beck:
Klien tidak mengalami depresi dengan score 4
5. APGAR Keluarga :
Fungsi sosial klien tidak mengalami gangguan dengan score 9
L. DATA PENUNJANG
21
1. Labvoratorium :tidak ada
2. radiologi : tidak ada
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A
A kamar kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
B satu dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
C mandi, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
D mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
E mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
F mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan
22
23
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
+ 1. Tanggal berapa hari ini ? 28 juli 2021
+ 2. Hari apa sekarang ini ? Rabu
+ 3. Apa nama tempat ini ? Rumah
+ 4. Berapa nomor telpon Anda ?
4.a. Dimana alamat Anda ? Ds. Lukem
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
+ 5. Berapa umur Anda ? 61 tahun
- 6. Kapan Anda lahir ? Tidak tahu
+ 7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi
+ 8. Siapa Presiden sebelumnya ? Jokowi
+ 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Aya
- 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 Tidak tahu
dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?
8 2 Jumlah Kesalahan Total 2
KETERANGAN :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
24
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat
- Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
- Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
- Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit hitam,
dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental
25
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point
untuk tiap kebenaran.
BAHASA
8 Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi) 1
point
30 26 Nilai Total
KETERANGAN :
26
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
00 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
00 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
0
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
0
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
0
27
G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
00 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
00 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya
L KELETIHAN
28
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
00 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
00 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
KETERANGAN :
PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5–7 Depresi Ringan
8 – 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat
29
Nama Klien : Ny.N Tanggal : 28 juli 2021
Jenis Kelamin : P Umur :61Tahun TB/BB :150cm/50Kg
Agama : Islam Gol Darah : A
Pendidikan : S1
Alamat : Ds.lukem
30
31
ANALISA DATA
32
Gejala penyakit
Ds: Gangguan rasa nyaman
klien merasa sakit kepala pada (karena nyeri pada kepala)
malam hari dan merasa tidak
nyaman akan hal itu dan sulit
untuk tidur karena kepalanya
sakit
Do:
-klien tampak gelisah
P: nyeri dirasakan karena kurang
tidur
Q: nyeri dirasakan seperti
ditusuuk-tusuk
R: bagian kepala
S: 3
T: pada malam hari
33
34
RENCANA TINDAKAN
37
dapat Edukasi obat tidur apa saja
disebabkan oleh -jelaskan pentingnya yang dikonsumsi
bebrapa factor tidur cukup selama oleh lansia
terutama factor sakit
6. agar dapat
lingkuungan dan -anjurkan menepati
memberikan fasilitas
Tujuan Khusus: Respon fisik kebiasaan waktu tidur
menghilangkan
Verball -anjurkan menghindari
stresss pada lansia
Setelah 3.tanda dan makanan/minuman
dilakukan gejala insomnia yang mengganggu tidur 7. agar lansia lebih
kunjungan klien Yaitu kesulitan -ajarkan relaksasi otot mengetahaui apa
dapat mengenal untuk tidur , autogenic/cara saja penyebab dari
masalah dengan kehilangan nonfarmakalogi lainya gangguan tidur
mampu: konsentrasi,tidak
8. agar klien dapaat
a.Menyebutkan merasa cukup
mengetahui apa saja
pengertian istirahat
kebiasaan tidur yang
gangguan tidur
sering dialami
b.Menyebutkan
penyebab dari 9. agar klien
gangguan tidur mengetahui makanan
c.Menyebutkan apa saja yang harus
38
tanda dan gejala dihindar untuk
gangguan tidur pengeidap insomnia
1.untuk mengetahui
penurunan tingkat
energy pada lansia
2. untuk mengetahu
teknik relaksasi apa
saja yang sering
digunakan oleh
lansia
39
kunjungan seseorang ketidakmampuan relaksasi
diharapkan merasa kurang berkonsentrasi /gejala
4. agar dapat
ganngguan rasa nyaman dan lain yang mengganggu
menciptakan
nyaman dapat sempurna dalam kemampuan kognitif
lingkungan yang
teratasi kondii fisik , -identifikasi teknik
nyaman pada klien
psikospiritual, relaksasi yang pernah
agar dapat tidur
lingkungan, efektif digunakan
nyenyak
budaya dan -monitor respon
social nya. terhadap terapi 5. mengetahui teknik
relaksasi relaksasi apa saja
Tujuan khusus: 2. gangguan rasa Terapeutik yang dipilih oleh
Setelah Respon nyaman dapat -ciptakan lingkungan lansia
dilakukan Verbal diatasi dengan yang tenang dan tanpa
6. agar klien lebih
kunjungan klien melakukan gangguan dengan
sering mengulangi
dapat mengenali beberapa teknin pencahayaan dan suhu
dan melatih teknik
masalah relaksasi untuk ruang nyaman,jika
yang dipilih
dengan: mengurangi rasa memungkinkan
sebelumnya
1.mampu tidak nyaman -jelaskan secara rinci
menyebutkan intervensi relaksasi
pengertian yang dipilih
40
gagguan -anjurkan sering
nyaman mengulangi atau
2. mampu melatih teknik yang
menyebutkan dipilih.
cara mengatasi
ganngguan
nyaman
41
FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Implementasi
42
4. keluhan 1.Mengidentifikasi penurunan
pola tidur(5) tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi /gejala lain yang
mengganggu kemampuan
kognitif
2.Mengidentifikasi teknik
relaksasi yang pernah efektif
digunakan
3.Memonitor respon terhadap
terapi relaksasi
4.Menciptakan lingkungan yang
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman,jika
memungkinkan
6.Menganjurkan sering
mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih
Evaluasi
43
pola tidur nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
berubah(1)
4. keluhan
istirahat tidak
cukup(1)
BAB IV
44
PENUTUP
.1 KESIMPULAN
Insomnia merupakan suatu gangguan tidur yang paling sering terjadi dan
paling dikenal oleh masyarakat. Insomnia merupakan kesulitan dalam memulai
atau mempertahankan tidur. Biasanya pasien dengan insomnia seringkali
memiliki keluhan yang tidak spesifik, selain keluhan insomnia itu sendiri (Kaplan
et. al., 2010).
Asuhan keperawatan gerontik pada lansia menggunakan pendekatan proes
yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
ini merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status
kesehatan klien. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada klien.
.2 SARAN
1. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mata kuliah keperawatan
gerontik ini bisa digunakan sebagai acuan untuk pembelajar.
2. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk memperhatikan dan memahami
mengenai masalah kesehatan pada lansia terutama lebih memperhatikan pola
tidur lansia yang tidak teratur untuk itu dalam hal ini peran keluaga sangat
penting dalam hal ini.
3. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan
asuhan keperawatan gerontik dengan insomnia agar dapat menerapkan dan
memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada lansia/orang tua yang
mungkin mengalami masalah yang ditimbul oleh kebutuhan akan tugas dan
perkembangan lansia mengenai insomnia pada lansia
DAFTAR PUSTAKA
45
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogykarta: Nuha Medika
46
Tanggal : 28 juli 2021
Pertemuan ke :1
Oleh : Chandra Luvita dan Dede Apriyanti(kelompok 14)
A. Latar Belakang
B. Diagnosa Keperawatan
Belum ada
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
47
Mengumpulkan data, menyimpulkan, dan memprioritaskan masalah
keperawatan
2. Tujuan Khusus
D. Pelaksanaan
3. Metode : wawancara
48
Menjelaskan tujuan 5. Memperhatikan
kunjungan
Memvalidasi
keadaan klien dan
keluarga
Interaksi ( Kegiatan inti )
Melakukan
pengkajian
Mengidentifikasi
masalah 1.Menjawab 10 Menit
2 keperawatan pertanyaan yang
ditanyakan perawat
Mengidentifikasi
2. mengungkapkan
pemahan keluarga
masalah keluarga
terhadap masalah
3. mendengarkan
kesehatan
4. mengungkapkan
Mengidentifikasi
pemahaman terhadap
kemampuan
masalah
keluarga utuk
5. memberitahu cara
memprioritaskan
dalam
masalah
memperioritaskan
Terminasi ( evaluasi )
masalah
Membuat kontrak
untuk pertemuan
selanjutnya
Mengucapkan salam
49
3 1.Menetapkan waktu 5 Menit
untuk pertemuan
selanjutnya
2. Menjawab salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
50
(KUNJUNGAN KE 2)
Pertemuan : 2 (Dua)
1. Pendahuluan
a. Latar belakang Pukul
b. Berdasarkan pengkajian pada hari Kamis tanggal 29 Juli 2021 13.00 WIB
didapatkan bahwa data dari Ny.N telah lama mengalami insomnia dimana
pada pemeriksaan fisiknya
Inspeksi : Pasien tampak lemas, klien tampak pucat,
terdapat lingkaran hitam pada mata
Auskultasi : tidak ada
Perkusi : tidak ada
Palpasi : tidak ada
c. Masalah keperawatan
Gangguan pola tidur
51
Gangguan rasa nyaman
2. Rencana keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
b. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan enyuluhan kesehatan selama 30 menit peserta
penyuluhan dapat menjelaskan tentang insomnia.
2. Tujuan khusus
terkumpunya data umum, lingkungan fungsi keluarga,
pemeriksaan fisik, dan harapan keluraga.
Teridentifikasinya masalah kesehatan keluarga
3. Pelaksanaan
Topic kegiatan : Pemberian meteri mengenai insomnia
Target dan sasaran : Keluarga Ny. N
Waktu : Kamis, 29 juli 2021/ 14.00WIB
Tempat : Rumah Ny. N di lubuk kembang
Media dan alat : Materi dan leafet
52
2 2. fase kerja 15
mengkaji Menegmukakan pendapat menit
pengetahuan Bertanya mendengar
klien tentang memperhatiakn
pengertian
insomnia
memberikan Bertanya mendengar
informetconsent memperhatiakn
positif
menjelaskan Bertanya mendengar
pengertian memperhatiakn
insomnia
menjelaskan Bertanya mendengar
penatalaksanaan memperhatiakn
insomnia
3 3. Teriminasi Menyimpulkan materi 10
Menyimpulkan penyuluhan bersama klien Menit
materi
penyuluhan Melakukan evaluasi
bersama klien Menutup penyuuhan dan
Melakukan memberian salam
evaluasi
Menutup
penyuluhan
53
4. Kriteria hasil
1. Struktur
a. Laporan pendahuluan disiapkan
b. Media sudah disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan selanjutnya
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga antusias dalam penyuluhan
3. Hasil
a. Keluarga dapat mengetahui tentang pengertian insommnia penyebab
rematik tanda dan penatalaksanaan insomnia
54
SATUAN PENYULUHAN (SATPEL)
Waktu : 14:00-15:00
1. Latar belakang
Setelah melakukan pengkajian dan merumuskan masalah kesehatan kepada Ny.N
pada hari senin 2 agustus 2021 telah didapatkan masalah keperawatan pada Ny.N
untuk membantu keluarga Ny.N dalam mengatasi masalah kesehatannya yaitu
masalah INSOMNIA telah menetapkan rencana keperawatan salah satunya yaitu
memberikan penyuluhan kepada keluarga Ny.N mengenai pengertian,penyebab
tanda dan gejala,pencegahan serta perawatan dari gangguan tidur.Diharapkan dengan
adanya penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik dan leaftet pada Ny.N
ini mampu memberi pengetahuan kepada Ny.N dan keluarga mengenai Insomnia.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang pendidikan kesehtan selama 15 menit
diharapkan keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Insomnia
b. Tujun khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit diharapkan klien dapat :
Dan menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dan cara
menanganinya
c. Prosedur pelaksanaannya :
1. Persiapan
a. Lingkungan dan tenang : Ruangan kondusif
55
b. Sasaran kegiatan : Keluarga Ny.N
c. Alat dan bahan : Lembar balik dan Leaflet
d. Waktu dan kegiatan : 09:00-10:00 WIB
2. Pelaksanaan
N Kegiatan Waktu
o
1 Pembukaan
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam 5 MENIT
2. Memperkenakan diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan serta
kontrak selanjutnya
4. Menanyakan kabar hari ini
5. Menyebutkan materi yang akan diberikan
6. Mengkaji tingkat pengetahuan klien
2 Inti
1. Menjelaskan materi tentang pengertian insomnia 15 MENIT
2. Menjelaskan penyebab insomnia
3. Menjelaskan cara pencegahan insomnia
4. Memberikan esempatan kepada pasien untuk
bertanya
5. Menjawab pertanyaan klien
3 Teriminasi
1. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang 10 MENIT
telah diberikan tadi dan meminta kluarga pasien
menjelaskan secara singkat yang telah djelaskan
tadi
2. Menanyakan kepada peserta apakah ada hal yang
ingin ditanyakan
3. Menyimpulkan hasil pertemuan
4. Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
5. Membuat kontrak baru
6. Mengucapkan salam
56
7. Evaluasi
a. Struktur
1. Tersedia lingkungan yang kondusif dan tenang
2. Perawat mampu menjaga sikap professional
3. Peserta siap mengikuti kegiatan
4. Kelengkapan alat yang akan digunakan
b. Proses
1. Peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan hingga selesai
2. Perawat mampu mengarahkan peserta untuk mengikuti sesuai tema dan
tujuan
3. Perawat mampu memberikan penyuluhan yang mudah untuk dimengerti
sehingga peserta dapat aktif dan sering bertanya
c. Hasil
1. Keluarga data mengetahui tentang pengertian , penyebab , tanda dan gejala ,
dan cara penanganan insomnia
GANGGUAN
TIDUR(INSOMNIA)
57
Apa penyebab terjadinya
insomnia?
Tidur adalah, keadaan
fisiologis dari istirahat
1. Faktor psikologis
untuk tubuh dan
Meliputi stress,
pikiran. Tidur merupakan
sakit kepala, sakit
kondisi dimana persepsi
perut, konflik
dan reaksi individu
keluarga
terhadap lingkungan
2. Problem
mengalami penurunan
psikiatrik/gangguan
jiwa
DISUSUN OLEH 3. Gaya hidup
CHANDRA LUVITA Pemakai obat
peragsang seperti
DEDE APRIYANTI
nikotin(rokok),
obat penurun berat
KEMENTERIAN badan,pemakaian
KESEHATAN alkohol dan jam
REPUBLIK INDONESIA tidur
Dan gangguan tidur itu apa? yang tidak
POLTEKES KEMENKES teratur
BENGKULU PRODI D3 4. Lingkungan
KEPERQAWATAN Insomnia atau biasa Bising. Cahaya
CURUP TAHUN disebut dengan gangguan terlalu terang,
AJARAN tidur merupakan suatu tempat tidur yang
keadaan dimana seseorang tidak nyaman.
2021/2022
sulit tidur atau ngantuk 5. Sakit fisik
59
6. Gunakan teknik
relaksasi
1) Kendalika visualisasi
2) Analisis siklus tidur
3) Atur pernafasan
melalui lubang
hidung
4) Perbaiki pola makan
AYO SEHAT!!!!!!!
60