Anda di halaman 1dari 3

ESSAY PANCASILA

Nama : Nadia Vega

Kelas : GIZI A

Nim : P211 21 117

Hakikat Nilai-nilai Pancasila dan Tantangan Implementasinya


dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara.

Pengertian Nilai

Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Nilai mengandung
cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Nilai terdiri atas nilai material, nilai vital, dan
nilai kerohanian, seperti dilansir dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI oleh Tim Tunas Karya Guru.

Nilai material adalah semua yang berguna bagi kehidupan jasmani atau
ragawi manusia.Nilai vital adalah semua yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.Nilai kerohanian adalah semua yang beguna bagi
rohani manusia. Nilai rohani terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, dan cipta) manusia

2. Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan manusia

3. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa)
manusia

4. Nilai religius merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak, serta bersumber
pada kepercayaan dan keyakinan manusia

Definisi Pancasila

Pancasila sendiri berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar.
Dapat diartikan, Pancasila adalah lima dasar yang memuat tata aturan tingkah laku sekaligus
sebagai dasar negara serta pandangan hidup bangsa.
Mengutip buku Pancasila oleh Di Sulisworo, Tri, dkk. (2012:3-4), Pancasila
memegang peranan penting bagi negara Indonesia. Di sisi lain, pancasila juga mengandung
nilai-nilai dasar yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Pancasila sebagai ideologi bangsa memuat lima poin utama, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima poin tersebut hendaknya selalu
ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.

Pengimplementasian nilai-nilai pancasila ini tentunya disesuaikan dengan kondisi


terkini negara. Terlebih, Pancasila hadir melalui proses musyawarah dari berbagai golongan
masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai zaman.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

 Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang


dianutnya.

 Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama.

 Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam diri.

 Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.

 Tidak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah perilaku


menghina atau merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah ibadah.

 Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang dalam


beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.

 Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan dalam


agama dan keyakinan.

 Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain

 Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-menolong


tanpa mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang dianutnya.

 Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.

 Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan hari raya


agama atau keyakinannya.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk


Tuhan.
 Saling menghargai dan toleran terhadap sesama.

 Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit,
kedudukan sosial, dan lainnya.

 Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.

 Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.

 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai


makhluk ciptaan Tuhan.

 Tidak bersikap semena-mena.

 Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial, membantu
korban bencana alam, berbagi makanan pada yang membutuhkan, membantu panti
asuhan dan panti jompo, dan lainnya.

 Mengembangkan sikap tenggang rasa.

 Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara


Indonesia.

 Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa memandang
latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

 Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan


bersama.

 Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat


musyawarah.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga.

 Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai