Anda di halaman 1dari 7

DANNY FERDITO GUSTIAWAN TUGAS TUTORIAL 1 MANAJMEN OPERASI

042964379/MANAJMEN/SMT 3

1. Menurut pakar manajemen operasi (Krajewski, Ritzman dan Maholtra) terdapat beberapa
tipe letak proses, yaitu :
1) Tata letak aliran fleksibel
Tata letak ini dihunakan pada kantor yang langsung berhubungan dengan
pelanggan (front office) dan job process dengan aliran kerja beragam, volume
rendah, dan kostumisasi tinggi. Tata letak aliran fleksibel ini paling sesuai apabila
kegiatan operasi dilakukan intermittent dengan berbagai tipe pelanggan atau
perusahaan manufaktur yang memiliki berbagai komponen yang berbeda.
Tantangan dalam tata letak aliran fleksibel ini adalah pengaturan tata letak yang
memudahkan proses sehingga tidak menimbulkan kekacauan. Tata letak fleksibel
ini sering disebut dengan tata letak proses yang dapat digunakan, baik untuk
perusahaan manufaktur atau pemanufakturan maupun perusahaan jasa atau
pelayanan.
2) Tata letak aliran lini
Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses lini yang
memiliki aliran kerja linier dan tugas yang berulang-ulang. Manajer harus
menentukan sumber daya bagi pelayanan, produk, atau tugas individual. Ada
beberapa jenis pengaturan aliran, seperti bentuk L, O, S, atau U. tata letak ini
disebut dengan lini produksi atau lini perakitan.
3) Tata letak caampuran
Tata letak mengombinasikan elemen-elemen dari proses yang berbeda dan proses
lini. Beberapa fasilitas diatur dalam tata letak dengan aliran fleksibel dan yang
lain diatur dalam tata letak lini. Tata letak campuran digunakan dalam fasilitas
yang mempunyai kegiatan operasi pabrikasi dan rakitan (assembly). Operasi
pabrikasi merupakan komponen yang dibuat dari bahan mentah dengan aliran
campuran, sedangkan pada operasi rakitan, komponennya dirakit menjadi produk
akhir.
4) Tata letak posisi tetap
Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan jasa dengan lokasi
yang tetap, sedangkan karyawan dan peralatan didatangkan ke lokasi tersebut.
Tata letak posisi tetap biasanya digunakan apabila produk yang dihasilkan sulit
DANNY FERDITO GUSTIAWAN TUGAS TUTORIAL 1 MANAJMEN OPERASI
042964379/MANAJMEN/SMT 3

dibawa, seperti gedung, lokomotif, bendungan, dan sebagainya. Tata letak posisi
tetap
meminimalkan waktu yang harus digunakan apabila produk harus digunakan
apabila produk harus dipindahkan.
5) Tata letak proses
Jenis tata letak yang digunakan pada perusahaan jasa diadopsi dari tata letak
perusahaan manufaktur, seperti tata letak proses dan tata letak kantor. Tata letak
proses (proses layouts) yang digunakan dalam perusahaan jasa memerlukan ruang
yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pelanggan. Sebagian
besar perusahaan jasa atau layanan menggunakan tata letak proses.
6) Tata letak kantor
Tata letak kantor menghendaki pengelompokan karyawan, peralatan, dan ruang
untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan perpindahan informasi. Tata
letak kantor mempertimbangkan perpindahan informasi, baik yang dibawa oleh
individu dengan bertatap muka, melalui telepon atau komputer, e-mail, diskusi
kelompok atau ratap, surat, maupun pembicaraan lewat telepon internal.
Perbedaan utama tata letak kantor adalah pentingnya aliran informasi.
7) Tata letak eceran
Tata letak eceran didasarkan pada ide bahwa penjualan dan profitabilitasbervariasi
bagi pelanggan. Banyak manajer operasi eceran mencoba memperlihatkan semua
produk yang dijualnya kepada pelanggan. Sasaran tata letak pelayanan eceran
adalah memaksimumkan keuntungan setiap bidang atau ruang yang dimiliki
(Chase, et.al., 2006). Tata letak eceran juga memperhatikan kenyamanan
pelanggan, kemudahan memindahkan barang, dan mengoptimalkan ruangan yang
ada.
8) Tata letak gudang
Gudang merupakan kasus khusus karena gudang melayani berbagai departemen
yang menggunakan berbagai proses. Kegiatan terpusat pada satu lokasi. Menurut
Krajewski, et.al.(2007), ada berbagai pilihan tata letaj gudang. Pertama, berbagai
cara penggunaan ruangan gudang menawarkan pilihan tata letak tambahan.
Kedua, menggunakan berbagai tata letak, seperti model keluar dan kembali (the
out-and-back pattern), yaitu barang dipindahkan mondar-mandir dari dan ke
dalam gudang.
9) Tata letak berorientasi produk dan perakitan
Tata letak yang berorientasi produk digunakan pada perusahaan yang
menghasilkan unit produk dalam jumlah besar, tetapi variasinya rendah. Pada
umumnya hal itu disebut dengan repetitive production dan continuous
production. Asumsi yang mendasari adalah volume produksi besar, permintaan
produk cukup stabil, dan produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2. Ada berbagai teknik dasar dalam perbaikan kualitas, yaitu :
1) Diagram pareto
Diagram pareto ini merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data
dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat
membantu menemukan permasalahan yang paling penting untuk segera
diselsaikan (rangking tertenggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera
diselesaikan (rangking terendah). Diagram pareto juga dapat mengidentifikasi
maslah paling penting yang memengaruhi usaha perbaikan kualitas dan
memberikan petunjuk dalam mengalokasikan sunber daya yang terbatas untuk
menyelesaikan maslah (Mitra, 1993).
2) Histogram
Histogram menjelaskan variasi proses, tetapi belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan terkecil. Histogram juga menunjukkan
kemampuan proses. Apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukkan
hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-angka nominal, misalnya rata-rata.
Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap
kelas. Langka penyusunan histogram menurut Mitra (1993) yaitu :
1. Menentukan batas-batas observasi.
2. Memilih kelas-kelas atau sel-sel.
3. Menentukan lebar kelas-kelas atau sel-sel.
4. Menentukan batas-batas kelas.
5. Menggambarkan frekuensi histogram dan menyusun diagram batangnya.
3) Lembar pengecekan (Check Sheet)
Tujuan pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan
secara teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian
proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut
nantinya akan digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah.
4) Analisis Matriks
Analisis matriks adalah suatu alat yang sederhana, tapi efektif. Alat ini berfungsi
untuk membandingkan beberapa kelompok kategori, seperti operator, karyawan
penjualan, mesin-mesin, pemasok, dan seterusnya. Semua elemen dalam kategori
melakukan kegitan yang sama. Analisis matriks sering disebut dengan diagram
pareto dua dimensi.
5) Diagram sebab-akibat
Diagram sebab-akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943
sehingga sering disebut dengan diagram Ishikawa. Diagram sebab-akibat
menggambarkan garis dan simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara
akibat dan penyebab suatu masalah. Diagram tersebut memang digunakan untuk
mengetahui akibat dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan
perbaikan.

3. Salah satu standar kualitas yang sering digunakan sebagai acuan quality assurance adalah
ISO 9000. ISO 9000 merupakan salah satu jalan merebut pelanggan, terutama apabila
ingin merebut pelanggan yang mensyaratkan penjaminan kualitas (quality assurance).
ISO 9000 juga merupakan salah satu penjaminan kualitas yang kini banyak digunakan
dalam berbagai berbagai bidang usaha.
Untuk menerapkan ISO 9000 dibutuhkan komitmen dari semua jajaran organisasi
perusahaan. Tujuan ISO 9000 adalah mempromosikan arus pertukaran barang dan jasa
internasional melalui pengembangan standardisasi. Tujuan riil konsep ISO 9000 adalah
meningkatkan kualitas dengan memberikan panduan pada institusi atau organisasi dengan
kriteria yang dapat mereka pergunakan untuk menetapkan dan mengukur sistem kualitas.
Selanjutnya, standar sistem manajemen kualitas ISO 9000 disebut sebagai ISO 9000 saja.
Dalam implementasinya, standar ISO 9000 lebih diarahkan pada sistem untuk
mengatur kualitas produk atau jasanya sendiri. Sistem ISO 9000 memberikan kepastian
terutama melalui audit atau pemeriksaan internal dan eksternal bahwa suatu perusahaan
yang disertifikasi mempunyai suatu sistem kualitas yang berlaku. Karakteristik ISO 9000
adalah ia memerlukan registrasi sistem pihak ketiga oleh badan akreditasi yang diberi
otorisasi yang melakukan suatu audit yang independen dari sistem kualitas suatu
organisasi.
Ada 3 unsur fundamental dalam menerapkan ISO 9000. Pertama, akseptasi dan
penerapan falsafah ISO 9000 serta penerapannya sebagai suatu standar. Kedua, penilaian
oleh pihak lain yang masih berhubungan dengan organisasi/perusahaan kita. Ketiga,
mendapatkan persetujuan pihak ketiga atau sertifikasi yang memungkinkan suatu
perusahaan mendemonstrasi status ISO 9000 kepada pembeli atau calon pembeli
4. Just in time merupakan konsep persediaan dengan pemenuhan secra tepat waktu, tepat
jumlah, dan tepat kualitas. Just in time bisa merupakan filosofi untuk menghilangkan
pemborosan, tetapi juga merupakan teknik untuk menghilangkan pemborosan. Menurut
Voss (1992), ada beberapa alasan mengapa harus belajar dan memahami just in tme,
yaitu:
a. Mempelajari kembali bagaimana memenangkan persaingan terutama dari pesaing
semacam perusahaan-perusahaan Jepang.
b. Menghindari berbagai kesulitan seperti dalam industri-industri di Amerika
(biasanya mengalami kesulitan dalam menghemat sumber daya yang ada).
c. Memperbaiki kualitas produk, produktivitas, dan pelayanan penagnggan. Dengan
menghilangkan berbagai ppemborosan atau dengan menghilangkan kegiatan
yangb tidak perlu, produktivitas perusahaan akan meningkat.
Jika JIT berhasil diterapkan, berapa saja biaya yang dapat dihemat dari pemborosan yang
sering dilakukan. Keuntungan yang diharapkan dari JIT adalah berkurangnya waktu
antara (lead time), kualitas menjadi baik, berkurangnya berbagai bentuk persediaan,
meningkatnya fleksibilitas manufaktur, dan meningkatnya produktivitas. Pemborosan
dapat terjadi pada tingkat persediaan ataupun dalam proses produksi. Untuk
menghilangkan pemborosan perusahaan harus menerapkan filosofi menghasilkan produk
dengan baik sejak awal yang dapat dicapai dengan menerapkan tiga pantangan dalam
perusahaan, yaitu pantang menerima, pantang memproses, dan pantang menyerahkan
produk cacat.
5. ERP mengintegrasikan beberapa fungsi bisnis, yaitu :
1) Sumber daya manusia (SDM) : manfaat, daftar gaji.
2) Analisi data : pembiayaan, produk, biaya, pekerjaan.
3) Penjualan dan pemasaran : pesanan, penjualan, sistem, pembiayaan.
4) Pelayanan pelanggan : pelayanan, kualitas.
5) Manajmen rantai pasokan : peramalan, pembelian, distribusi.
6) Akuntansi dan keuangan : manajemen aset, pembukaan, utang piutang.
7) Pemanufakturan : rencana kebutuhan, bahan, penjadwalan.
Keberhasilan ERP dipengaruhi sebagai berikut :
1) Interaksi, asosiasi, dan mengarahkan pengguna dan tim proyek ERP.
2) Komunikasi antara pengguna dan tim proyek BPR.
3) Domain pengetahuan dan keahlian yang ditunjukkan oleh tim proyek ERP.
4) Keinginan dan komitmen tim proyek ERP untuk membantu dan mendukung
mengadopsi sistem.

Anda mungkin juga menyukai