CAESAREA INDIKASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Disusun oleh :
NIM : KHGC18065
4B S1 Keperawatan
2021/2022
BAB 1
SECTIO CAESAREA
1.1 Definisi
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewatinsisi pada
dinding abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin di lahirkan melalui perut dan
dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Anjarsari,
2019).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin denganmembuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut (Martowirjo, 2018).
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sagita, 2019).
1.2 Etiologi
Adapun etiologi menurut (Manuba,1012) indikasi ibu dilakukan adalah ruptur uteri
iminen, perdarahan antepartum , ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah
fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram . Dari Sectio Caessarea beberapa faktor
penyebab Sectio Caessarea sebagai berikut :
4. Sectio caesariaHysteroctomi
Setelah Sectio caesaria,dilakukan Hysteroctomy dengan indikasi :
- Autonia uteri
- Plasenta accarete
- Myoma uteri
- Infeksi intra uteri berat
1.5 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea menurut(mochtar 2005)
1.Infeksi puerperial : kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas di bagi menjadi
- Ringan, dengan suhu meningkat dalam bebrapa hari.
- Sedang, suhu meningkat lebih tinggi di sertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
- Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
- Perdarahan : perdarahan banyak terjadi jika pada saat pembedahan cabang arteri uterine ikut
terbuka atau karena atonia uteri.
2. Komplikasi lainnya antara lain luka kandung kencing,embolismeparu yang sangat jarang
terjadi . Kurang kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa
terjadi ruptur uteri.Yang sering terjadi pada ibu bayi : kematian perinat
BAB II
2.1 Definisi
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah suatu bentuk ketidaksesuaian antara
ukuran kepala janin dengan panggul ibu. (Reader, 1997). Seksio sesarea yaitu suatu tindakan
untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus
yang masih utuh. Seksio sesarea yaitu suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina untu melahirkan janin dari
rahim (Mochtar, 1998). Jadi post sektio caesarea dengan CPD adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk melahirkan janin melalui sayatan pada dinding uetrus dikarenakan ukuran
kepala janin dan panggul ibu tidak sesuai.
2.2 Etiologi
Menurut Hamilton (1999) CPD disebabkan oleh :
1. Panggul ibu yang sempit.
2. Ukuran janin yang terlalu sempit
Sedangkan penyebab dilakukan seksio sesarea menurut Prawirohadjo (2000) yaitu:
1. Disproporsi kepala panggul (CPD)
2. Disfungsi Uterus
3. Plasenta Previa
4. Janin Besar
5. Ganiat Janin
6. Letak Lintang
(Mochtar , 1998) menambahkan penyebab lain , yaitu:
1. Ruptur Uteri mengancam
2. Partus lama , Partus tak maju
3. Preeklamsi dan hipertensi
4. Mal presentasi janin
- Letak lintang
- Letak bokong
- Presentasi dahi dan muka
- Presentasi rangkap
2.6 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya penyakit ini berhubungan erat dengan penyebabkan
CPD itu sendiri, yaitu kapasitas panggul atau ukuran panggul yang sempit dan ukuran
janin terlalu besar.
Klien atas indikasi Cephalopelvic disproportion (CPD) dengan CV < 8½ perlu
di lakukan pembedahan yang biasa disebut dengan setio caesaria. Sectio caesaria
adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka perut dan dinding
uterus atau vagina atau suatu histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
Dari sini pasien akan beradaptasi dengan keadaan akibat post anastesi dan luka post
SC.
Post anastesi dapat merdampak pada penurunan medulla oblongata sehingga
menyebabkan penurunan refleks batuk yang akan berdampak pada akumulasi secret,
pada keadaan ini pasien kemungkinan akan mengalami bersihan jalan napas tidak
efektif. Post anastesi juga dapat berdampak pada Penurunan kerja pons yang dapat
mengakibatkan penurunan kerja otot eliminasi dan penurunan perostaltik usus
sehingga mengakibatkan konstipasi.
Luka post SC dapat mengakibatkan terputusnya jaringan sehingga akan terjadi
rangsangan pada area sensori yang akan berdampak pada gangguan rasa nyaman
berupa nyeri. Luka post SC dapat mengakibatkan terbukanya jaringan sehingga
berisiko tinggi terjadi infeksi yang disebabkan oleh kurangnya proteksi terhadap
invasi bakteri.
Sedangkan untuk pasien yang memiliki CV > 8 ½ -10 cm, dapat dilakukan
persalinan percobaan, jika persalinan berhasil maka pasien akang mengalami preode
post partum atau nifas. Pada preode ini dapat terjadi distensi kabtung kemih yang
dapat mengakibatkan udem dan memar di uretra. Keadaan ini mengakibatkan
penurunan sensitivitas & sensasi kantung kemih dan pasien dapat mengalami
gangguan eliminasi urin. Namun, jika persalinan percobaan gagal maka penanganan
selanjutnya adalah dilakukannya SC.
Phatways
Ukuran panggul yang sempit
ukuran janin terlalu besar.
Komplikasi keduanya
CPD
CV>81/2-10 SC CV>81/2
1) Identitas Ibu
Sering terjadi usia<18 atau >35 tahun. Status perkawinan pasien, dan pekerjaan.
Terjadi pada primigravida atau multipra dengan usia lebih tua (ambewati,2010)
2) Riwayat Kesehatan
Pada klien post sectio caesarea dengan indikasi CPD terdapat nyeri pada bekas luka
sectio caesaria. Pada umum nya pasien post sectio caesaria dengan indikasi CPD akan
mengalami keterbatasan aktifitasnya karena ada nyeri pada bagian abdomennya ada luka
bekas sayatannya, nyeri seperti diiris-iris atau ditusuk dengan skala nyeri 1 sampai 10.
3) Riwayat Penyakit
- Riwayat Kesehatan Sebelumnya Dalam riwayat kesehatan dahulu perlu dikaji apakah
klien pernah mengalami riwayat sectio caseria sebelumnya. Riwayat alergi terhadap
obat dan makanan. Serta ada tidaknya penyakit yang dapat memperberat keadaan
klien seperti: penyakit ginjal, anemia, vaskuler asensial, hipertensi kronik, dieabetes
melitus.
- Riwayat Kehamilan Yang Lalu Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
perlu diketahui tentang umur kehamilan, pemeriksaan kehamilan, informasi tentang
umur kehamilan, pemeriksaan kehamilan,imunisasi yang didapatkan, keluhan selama
kehamilan, pernah mengalami abortus atau tidak, melahirkan dimana, ditolong siapa
dan apakah ada penyulit selama kehamilan
- Riwayat persalinan sekarang Riwayat persalinan sekarang meliputi: hari, tanggal, jam
persalinan operasi sectio caesaria, penolong persalinan, penyulit persalinan
penanganan persalinan biasanya dilakukan sectio caesaria, keadaan bayi hidup atau
mati.
- Riwayat Keluarga Berencana Meliputi alat kontrasepsi yang digunakan, lama
penggunaan, keluhan selama penggunaa, jumlah anak yang direncanakan, pada klien
post sectio caesaria dengan indikasi CPD tidak ada hubunganya denga keluarga
berencana yang digunakan oleh klien
A. Sistem pernafasan
Inspeksi : bentuk dada simetris atau tidak, ada otot bantu nafas, pola nafas reguler atau
ireguler biasanya terjadi perubahan akibat anastesi, frekuensi nafas normal 20-
24x/menit.Palpasi : kaji vocal vremitus klien, getarannya sama atau tidak.
Auskultasi : normal suara nafas vesikuler, adakan suara nafas tambahan seperti ronchi,
whezing, dan lain-lain.
B. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : lihat ada atau tidaknya sianosis, anemis (jka terjadi syok akibat perdarahan post
partum).
Palpasi : kaji CRT normal kembali <2 detik, akral hangat, cek nadi normal 60-100x/menit
namun biasanya terdapat bradikardi pada post operasi dan takikardi (jika terjadi syok).
Inspeksi : pasien post op terlihat cemas, cek kesadaran dan nilai GCS (normal 4-5-6), wajah
tampak menyeringai tidak karena terasa nyeri pada luka bekas operasi. Biasanya terdapat
gangguan pola istirahat/tidur karena nyeri luka akibat bekas operasi yang dirasakan.
Palpasi : CRT <2 detik, nyeri pada luka bekas post operasi
D. Sistem Perkemihan
Inspeksi : lihat menggunakan cateter atau BAK spontan, biasanya terpasang cateter karena
hal itu merupakan salah satu prosedur operasi. Periksa pengeluaran lochea, warna, bau,
dan jumlahnya, cek warna urine dan baunya.
Palpasi : ada pembesaran bledder atau tidak, terdapat nyeri tekan atau tidak, biasanya ada
nyeri tekan.
E. Sistem Pencernaan
Inspeksi : lihat mukosa bibir kering atau lembab, adakan pasca operasi.
Palpasi : terdapat nyeri pada abdomen.
Perkusi : normal terdapat bunyi tympani dan redup bila terdapat cairan pada abdomen.
Auskultasi : hitung bising usus normal 5-15x/menit. Biasanya terjadi penurunan bising usus
menurun sehingga terjadi konstipasi.
CPD
Insisi bedah
Kejang pada ibu Ansietas
Terputusnya inkontunitas
jaringan Pasien lelah
Fisiologis Fisiologisa
Nyeri
Kurangnya Estrogen meningkat
informasi Ibu tidak tahu merawat
Prolaktin meningkat bayi
Ansietas Perawatan insisi abdomen
Pembendungan laktasi Defisit pengetahuan
K urang pengetahuan
Air susu ibu tidak tentang perawatan
keluar Defisit perawatamn diri
Resiko tinggi infeksi
Menyusui tidak
efektif
Pristaltik usus menurun
Belum flatus
konstipasi