Anda di halaman 1dari 128

LAPORAN

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH


KABUPATEN BANGKALAN
TAHUN 2007

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN


KABUPATEN BANGKALAN
JAWA TIMUR
TAHUN 2007
BUPATI B ANGKAL AN

KATA PENGANTAR

Statu s Ling kungan Hidup Kabupaten Bang kalan Tahun 2007 ini
m erupa kan se ri laporan tahunan kualitas lingkungan hidup di
Kabupaten Bang kalan yang diterbitkan kembali sepe rti edisi Tahun
2006 lalu dan ditulis dengan mengguna kan pende katan PS R
(P ressu re, State da n Response ). Pende katan ini m erupakan tinda k
lanjut Agenda 21 khu susnya Cha pter 40 , yaitu sebagai informa si
bagi pengambilan keputusan. Pada terbitan ini disajikan be rbagai aspek ling kung an yaitu
tentang Isu -isu Lingkunga n Hidup Utama, Pencemaran uda ra, Air, Keane karagaman
hayati, Limbah Padat, Sum berda ya Pesi sir dan Laut, Bahan Be rbahaya da n Bera cun (B3 )
dan Lim bah B3 sert a Agenda Ling kungan Hidup.

Dalam laporan ini diulas juga berbagai kebija kan upaya Pem erintah Kabupaten Bang kalan
dalam upayanya m ele sta rikan lingkungan bersam a dina s/lem baga/ kanto r linta s se kto r
selain kebija kan in stan si tertentu sendiri tentunya. Laporan ini m enggarisba wahi upaya
Pem erintah Kabupate n Bang kalan dalam m elaksanakan pengendalian lingkungan d em i
terla ksananya pem bangunan be rkelanjutan. Hal ini terlihat dalam visi dan misi
Pem erintah Kabupaten Bangkalan yaitu M em berdaya kan potensi S DA seca ra
berkelanjutan se rta be rwa wasan lingkun gan guna m endorong e konom i ke rakyatan. Oleh
kare na itu fung si lingkungan hidup pe rlu dilestari kan.

Keka yaan alam yang begitu m elimpah yang dikarunia kan Tuhan kepada ban gsa
Indonesia, dalam laporan ini menunjukka n kondisinya perlu dijaga dan lesta ri kan untu k
generasi yan g a kan datang. Kondisi lingkungan hidup setiap saat mendapat kan tekanan
dari berbagai kegiatan u saha, hal ini disebab kan oleh berbagai perm asalahan yaitu
meningkatnya jum lah penduduk di sertai di st ribu si penduduk yang tidak merata,
ketidaktaatan dalam penataan ru ang da n peraturan perundang-undangan, serta belum
berfung sinya Goo d Environ ment Gove rnance. Oleh sebab itu upaya pelestarian
lingkungan hidup tidak bi sa dilaksana kan oleh pemerintah sendiri a kan tetapi perlu ada nya
keterkaitan dengan seluruh pemangku kepentingan.
Laporan ini terwujud ata s hasil ke rja sama antara Ka ntor Ling kungan Hidup dan
Kebersih an Kabupaten Bangkalan dengan be rbagai pihak terkait, anta ra lain dari seluruh
instansi Pemerintah Kabupaten Ba ngkalan, S wa sta/Peru sahaan, Lem baga S wadaya
Masyara kat (LSM), BBTKL Su raba ya serta lapisan m asyara kat lainnya

Kam i m enyadari bahwa bu ku ini belum sem purna, nam un demikian diharap kan bu ku ini
dapat dipakai sebagai bahan kebijakan di bidang lingkungan hidup, se kto r terkait maupun
para pemangku kepentingan lainnya. Atas kerjasama yang telah dilakukan, kam i
mengucapkan terima ka sih bagi semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
laporan ini. Semoga kerja sam a seperti ini dapat teru s be rlanjut di m asa m endatang.

Bang kalan, Desember 2007


BUPATI BANGKALAN

RKH. FUAD AM IN
ABSTRAK

Perkembangan Kabupaten Bangkalan yang sangat pesat ini tidak terlepas dari
adanya dukungan potensi dan sumberdaya yang dimilikinya. Sektor industri
pertambangan M igas, Galian Golongan C, perdagangan dan jasa berkembang begitu
cepat di beberapa wilayah di Kabupaten Bangkalan terutama di pusat kota,
perkembangan tersebut pada satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
namun di pihak lain akan memberikan tekanan terhadap lingkungan hidup dan
kesehatan manusia sehingga daya dukung lingkungan akan terlampaui akibat
penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan tersebut sehingga berdampak akan
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Dengan luas wilayah yang ± 1.260,14 Km2 yang terdiri dari 18 kecamatan,
diantaranya 10 kecamatan berada di pesisir pantai, Kabupaten Bangkalan saat ini
belum begitu banyak industri, home industri, bengkel, atau usaha jasa, yang saat ini
belum memberikan kontribusi terhadap lingkungan hidup yang signifikan di
Kabupaten Bangkalan.
Isu lingkungan hidup yang cukup dominan adalah Pertumbuhan jumlah penduduk,
Penggunaan lahan, Pencemaran air, P encemaran dari Kendaraan bermotor &
industri, pertambangan Galian Golongan C, Volume timbulan sampah meningkat,
Pencemaran B-3 dan Limbah B3 terutama dari pertambangan Migas, Abrasi pantai
dan kerusakan mangrove di tepi pantai serta Lemahnya penegakan hukum dan
Koordinasi antar/lintas sektor yang masih lemah
Isu lingkungan hidup utama yang berkembang di Kabupaten Bangkalan adalah
Abrasi pantai dan penambangan Galian Golongan C serta Isu industrialisasi pasca
Jembatan SURAMADU selesai menuju industrialisasi yang dimungkinkan akan
merubah kondisi sumberdaya alam dan lingkungan di Kabupaten Bangkalan.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam
pengelolaan lingkungan agar semua usaha kegiatan/industri yang berpotensi dan
beresiko terhadap lingkungan wajib mengelola dan memantau lingkungannya secara
maksimal, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti kegiatan sampling
effluent limbah cair, sampling udara emisi dan ambien secara rutin dan berkala
sehingga effluent yang dihasilkan sesuai dengan Baku Mutu atau sesuai Ambang
Batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Kantor Lingkungan Hidup dan
Kebersihan telah berupaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam
bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam, mengingat permasalahan
dan tantangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bangkalan di masa yang
akan datang semakin besar dan kompleks pasca Jembatan SURAMADU selesai,
yang mana harus dipecahkan secara bersama-sama oleh seluruh aparat Pemerintah
Kabupaten Bangkalan secara sistematik, akurat, rinci, manfaat yang
berkesinambungan dengan dukungan alokasi dana yang memadai.
BAB 1 PENDAHULU AN

1. LATAR BELAKANG

P
em bangunan dan Ling kungan di Indone sia ma sih bergantung p ada
Sumberdaya Alam (SDA). Komitm en nasional tentang Pem bangunan
Berkelanjutan (PB) juga telah dicanang kan anta ra lain denga n menerima
persetujuan tidak m engikat (n on binding agree ment ) tentang Pem bangunan
Berkelanjutan, Agend a 21 global (pelayanan ma syarakat, p engelolaan limbah,
pengelolaan sumberda ya alam dan lahan), prin sip kehutanan, konven si iklim dan
konven si biodiversit y. Selain pedom an secara norm atif tersebut, selanjutnya juga pe rlu
mem perhati kan pedom an ope rasional untuk pencap aian ta rget dengan Hori son Tahun
2015 yang tertua ng dalam hasil KTT Bum i Tahun 2002 yaitu Kebija kan Millineum
Develop ment Goals (MDGs) yang memuat 7 (Tujuh) sa saran, khu susn ya pada sa sa ran
untu k m enjamin keberlanjutan lingkungan (En sure En vironment al Sustainabilty).

Perm asalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, kerusa kan dan ben cana dari
tahun ke tahun m asih terus berlang sung dan sem akin luas. Kondi si tersebut tidak
hanya m enyeba bkan m enurunnya kualitas lingkungan tetapi juga memberikan dampak
yang sangat se rius pada kesehatan dan jiwa manu sia. Merosotn ya kualitas ling kungan
ditandai dengan turunnya kualitas uda ra, re klam asi pantai seca ra liar, terjadinya
pencem aran air da n berku rangnya ketersediaan air be rsih yang diperkira kan sebesar r
15-35% pe r kapita per tahun.

Pem bangunan yang m eru sak ling kungan bu kanlah kegiatan pembangunan, melainkan
bencana yang tertunda. Hal ini m engindikasi kan bahwa lingkungan hidup m enjadi
sangat rentan terjadinya perubahan yang disebab kan ka rena a ktivitas alam m aupun
manusia. Aktivita s m anu sia inilah yang ju st ru lebih banya k menimbulkan keren tanan
bagi lingkunga n, sehingga perlu dicari kan solusi yang tepat untu k mengeliminasi
terjadinya bencana dalam menekan te rjadinya degrada si lingkungan di masa yang a kan
datang, sehingga lingkungan dapat memberikan du kungan bagi keberlanjutan
kehidupan di planet bumi.

Dua hal penting yang perlu sege ra mendapat kan perhatian kita semua, setelah
banyaknya terjadi ben cana lingkungan, yaitu komitmen tinggi untuk ; menghenti kan
keru sakan ling kungan yang kini sedan g be rlang sung, rehabilitasi dan pem ulihan
keru sakan ling kungan ya ng sudah t erjadi. Dengan melihat kejadian bencana
lingkungan selama ini dalam konte k pelaksanaan pem bangunan yang berkelanjutan,
maka sangat dipe rlukan inform asi, anali si s dan dat a ba se lingkungan yang m erupa kan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

sebagai sara na untuk menyu sun perencanaan pembangunan yan g lebih kom prehen sip.
Informa si, analisis dan data base lingku ngan t ersebut dijadikan dalam bentu k lapo ran,
yang mana laporan te rseb ut adalah La poran Stat us Ling kungan Hidup Daerah ( Stat e of
The En viron me nt Repo rt)

2. Das ar Pe nyusunan
Dasar penyu sunan Status Ling kunga n Hidup Kabupaten Bangkalan adalah :
o UU No. 23 Tahun 1997 Pa sal 10 huruf h : “ Pe merintah berkewajiban menyediakan
informasi lingkungan hidup dan me nyebarluaskannya kepada masyara kat “
o Agenda 21 Ch apter 40 : “ Pentingnya kete rsediaan informasi di segala aspek
lingkungan dan pe mbanguna n untu k penga mbil keputu san menuju pemban gunan
berkelanjutan “

3. M aksud & Tuj uan


Maksud dan tujuan Pen yu suna n Laporan Statu s Ling kungan Hidup Kabu paten
Bang kalan adalah :
1) Menyediakan data, informa si dan do kum entasi untuk m eningka t kan kualitas
pengam bilan keputusan pada semua tingkat dengan memperhatikan a spe k da ya
dukung dan daya tampung lingkunga n hidup
2) Meningkat kan mutu inform asi tentang lingkungan hidup seb agai bagian dari sistem
pelaporan publi k se rta sebagai bentu k da ri a kunta bilitas publik
3) Menyediakan sum ber inform asi utama bagi Rencana Pem bangunan Tahunan
Dae rah (Repetada), Program Pembangunan Daerah (Propeda) dan kepentingan
penanaman modal (investor)
4) Menyediakan informa si lingku ngan hidup seba gai sarana publik untu k melaku kan
pengawa san dan penilaian pelaksanaan Tata Praja Lingkungan (Good
Environ mental Governan ce) serta sebagai landasan publik, berpera n dalam
menentuka n kebijakan pem bangunan berkelanjutan bersam a-sama dengan
lembaga eksekutif, legislatif dan yudi katif

4. Sistematika Pelapora n
Sistematika Penyu sunan Laporan Statu s Ling ku ngan Hidup Kabupat en Bangkalan
menggunakan metode penyu sunan yang sudah di sepa kati oleh seluruh ba ng sa-bang sa
di dunia, yaitu dengan metode PS R ( Press ure (Tekanan) – State (Kondisi ) –
Res ponse (Ta nggapa n) ). Model ini merupa kan suatu anali si s yang mengguna kan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

tekanan yang te rjadi pada ling kungan sebagai sebab a kibat da ri kegiatan manusia yang
mem punyai efe k terhadap pe rubahan kondi si/keadaan lingkungan dan ta nggapan yang
dilakukan oleh ma syara kat dalam ran gka penangg ulangan/pemulihan kon disi
lingkungan. Pend ekatan ini menyediaka n si stem informasi so sial ekonom i, lingkungan
dan sumberda ya alam, kualita s lingkungan dan respon bagi pa ra pem ang ku
kepentingan dalam membuat suatu kebijakan ling kungan.

Sum ber data dan informa si penyusunan Statu s Ling kungan Hidup Kabu paten
Bang kalan Tah un 200 7 ini diam bil dari be rbagai pem ang ku kep entingan, antara lain
instansi Pemerintah Ka bupaten Bang kalan, Swa sta, Ind ust ri dan dari be rbagai in stansi
lainnya. Pada setiap bab dalam SLHD 2007 disu sun dengan m enggunakan m etoda
PSR, di mana analisis pre ssu re n ya dikaitkan de ngan dam pa k ling kungan yang terjadi.
SLHD Kabu paten Bang kalan Tahun 2007 te rbagi d alam 8 (delapan) bab . Pem bagian
bab berdasa rkan i su-i su penting yang te rjadi Tahun 2007. Adapun bab tersebut anta ra
lain :
BAB I PE NDAHULUAN
Bab Pen dahuluan m enggambarka n tujuan pe nulisan laporan, vi si m isi Kabu paten
Bang kalan, gam baran umum tentang kondi si geografi s, demogra fis, geologi, tata
ruang, ke pendudu kan dan kesehata n masyara kat, ke bijakan pendanaan lingku ngan,
so sekbud dalam rang ka melaksana kan pem bangunan yang be rkelanjutan

BAB II I SU LI NGKUNGAN HI DUP UTAM A


Berisi kan mengenai tentang isu lingku ngan hidup di Kabupaten Bangkalan di kait kan
dengan kondi si lingku ngan hidup sepe rti Ke pendudukan, Pencem aran Ai r, Limbah B3,
Pencemaran Uda ra, Tim bulan dan Lahan TPA Sampah, Penambangan Galian Gol. C,
Penggunaan Lahan dan Ruang Terb uka Hijau, Abra si & Keru saka n Mangrove,
Penegakan Hukum Ling kungan, Koo rdinasi Ma salah Ling kungan Hidup anta r in stan si,
Peran se rta M asyara kat dalam pengelolaan Lingkung an dan Pem ana san Global

BAB III S UM BE RDAYA AI R


Inform asi tentang p oten si, kualitas dan pencemaran ai r, eksploita si air tanah, se rta
upaya pe rlindungan sum berd aya ai r dan peng endalian pencemaran ai r

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

x BAB IV UDARA & ATM OS FE R


Bab ini menam pilkan inform asi mengenai pencemaran udara da n kebija kan
pengendalian pencemaran uda ra. Selain itu ditam pilkan juga inform asi mengenai
Atmosfer

x BAB V LAHAN DAN HUTAN


Inform asi mengenai penggunaan lahan, Ruang Terbuka Hijau (RTH), penan ganan
sampah dan lim bah cair domesti k da n lim bah B3 dikupas dalam bab ini, selain itu
dikupa s juga ko ndi si, perm asalahan dan pengelolaannya serta kondi si, te kanan
terhadap lahan, sampah, lim bah domestik, limbah B3 dan hutan kota

x BAB VI KEANE KARAGAM AN HAYATI


Dalam bab keane ka ragaman hayati diurai kan inform asi m engenai kon disi
keane karagaman hayati, penyebab se rta upaya yan g a kan dilaku kan terhadap
keane karagaman hayati di Kabupaten Bang kalan

x BAB VII PE SISI R DAN LAUT


Dalam bab Pesi sir dan Laut ini yang dibahas antara lain kondi si dan perm asalahan
yang ada di sekita r pesi sir dan laut, abrasi dan kerusa kan mangrove se rta m em bahas
dibangunnya Jem batan Suramadu

BAB VIII AGENDA PE NGE LOLAAN HIDUP


Berisi kan tindak lanjut dari respon te ntang kebijakan ling kungan yang sudah
dilaksana kan maupun yang diren cana kan oleh Pem erintah Kabupat en Bang kalan,
melalui Kantor Ling ku ngan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bangkalan yang
diduku ng oleh lem baga/dinas/in stan si lainnya

5. Visi Pem ba nguna n Ka bupate n Bangkal an


Pela ksanaa n pembangunan di Kabup aten Bang kalan m engacu kepada vi si yang telah
ditetapkan dalam Ren stra Pemerintah Kabupaten Bang kalan Tahun 200 3-20 07, yaitu “
Terwujudnya kema ndirian rakyat Bang kalan yang aman dan sejah tera menu ju
Masyara kat Madani dengan ditopang oleh pere kono mian ra kyat yang tangguh da n kuat
serta pengelolaan tata pemerintahan yang baik “.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

6. M isi Pemba nguna n Kabupaten Bangkalan


Untu k m ewujud kan vi si pembangunan maka telah ditetap kan m isi sebagai landa san
kerja yang telah ditetap kan , diantaran ya :
a. Meningkat kan ku alitas hidup dan memberda ya kan ma sya rakat aga r m am pu
berperan a ktif dalam prose s penyelengga raan pemerintahan dan pembanguna n
b. Mem berdayakan poten si sumberdaya alam seca ra berkelanjuitan serta berwa wa san
lingkungan g una m endukung e konom i kerakyatan
c. Mem berdayakan kelem bagaan e konomi rakyat aga r dapat berp eran secara optimal
dalam pembangunan e konomi
d. Meningkat kan ke sadaran hu kum dan ke sada ran be rpolitik m asya ra kat dalam
penega kan sup rem asi hukum dan demo krati sasi
e. Menciptakan ketentram an, ketertiban dan ke rukunan ma syarakat b agi kelang sungan
pem bangunan

7. Gamba ran Um um Ka bupa te n Bangkal an


1). Kondisi Geografis, Dem ografis, Ge ologi, Tata Ruang, Kependuduka n dan
Kese ha tan Masya raka t
a. Geografis & Demogra fis
Kabupaten Bangkalan, te rbentan g pada 112 o 4 0’ 0 6 " - 113 o
08 ’ 04 " Buju r Tim ur
o o
dan 6 51’ 39 " - 7 11’ 39 " Lintang Selatan. Deng an loka si geog rafi s te rsebut,
Kota Mojoke rto mempunyai iklim tropis, dipengaruhi oleh angin m uson yang selalu
berhembus berganti a rah laut ke Ten ggara dan sebalikn ya.
Bata s-bata s Kota M ojo kerto adalah :
¾Sebelah Ut ara : Laut Jawa
¾Sebelah Tim ur : Kabupaten Sampang
¾Sebelah Selatan : Selat Madura
¾Sebelah Ba rat : Selat Madura/Kota Surabaya

Seca ra adm inist ra si lua s wilayah K abupaten Bangkalan ± 1.260, 14 Km 2 yang t erba gi
dalam 18 ke cam atan, 281 wilayah de sa/ kelurah an, atau lebih spesifik terdiri da ri 273
desa dan 8 kelurahan . Dilihat dari komposi si jumlah desa, ma ka Kecamatan Tanah
Merah memiliki jumlah desa terbanyak yakni 23 de sa/ kelurahan, sedang kan yang
paling sedi kit Ke camatan kam al sebanya k 10 de sa/ kelurahan.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

Perkem bangan penduduk Kabupaten Bang kalan dari wa ktu ke waktu mengalami
peningkatan sebagai a ki bat dari pe rtum buhan e konom i yaitu te rjadi pertam bahan
pendudu k dari selisih kelahiran dan kematian, juga diakibat kan oleh adan ya migrasi
netto antara pendu duk yang da tang dan yang keluar. Hal tersebut mengingat bah wa
Kabupaten Bangkalan mengemban peranan penting dalam pembangunan berbag ai
a spe k so sial ekonomi skala regional di wilayah Pulau Madura, karena :
1). Sebagai pintu m asu k Pulau M adura
2). Pasca dibangunnya Jembatan Su ram adu sa at ini
3). Loka si sangat berdekatan dengan Ibu kota P ropin si Jawa Timur

Berdasa rkan hasil proye ksi dari sen sus pendudu k 2000, jumlah penduduk
Kabupaten Bangkalan Tahun 2005 seban ya k ± 926.56 2 jiwa (47,44%) yang terdiri
dari laki-la ki seban ya k ± 439.571 jiwa dan perem puan seban ya k ± 486.988 jiwa
(52,56% ). Jum lah penduduk pada a khir Tahun 2006 seban yak ± 1.361.130 jiwa
yang terdiri dari laki-la ki seba nya k± 850.551 jiwa la ki-la ki dan perempuan sebanyak
± 510 .579 jiwa.

b. Topogra fi
Keadaan Topog rafi Kabup aten Bang kalan memiliki ketinggian berki sar 2 – 100 meter
di atas pe rmu kaan air laut. Wilayah yang t erleta k di pe sisir pantai adalah
Kecamatan Sepulu, Ban gkalan, Soca h, K am al, Modung, Kwanya r, Aro sba ya,
Klam pis, Tanjung Bum i, Labang dan Kecam atan Bu rneh ya ng memiliki ketinggian 2
– 10 meter di atas pe rmu kaan air laut, seda ng kan wilayah yang t erletak di bagian
tengah mempunyai ketinggian antara 19 – 100 meter di ata s pe rmu kaan air laut,
tertinggi adalah Kecam atan ge ger denga n ketinggian 100 meter diata s perm ukaan
air laut.

c. Geologi
Berdasa rkan Peta Ge ologi Kabupaten Bang kalan Jeni s Batuan Indu k di wilayah
Kabupaten Bangkalan adalah sebagai be rikut :
- Allufium , luasnya ± 24.400 Ha ata u 19,54%
- Elisto sin, Fa sie s dan Se dimen luasnya ± 35.594 Ha atau 28,50 %
- Fliose dan Fasie s Batu Gamping luasnya ± 47.294 Ha atau 37,8 7%
- Miosen dan Fa sies Sedimen luasn ya ± 17.60 0 Ha atau 14, 09 %

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

Sedang kan kon di si tanah menurut jenisnya terdi ri dari :


- Alufial Hidromurf, luasnya ± 9.495 Ha ata u 8,27%
- Alufial Kelabu Keku ningan, lua snya ± 3.250 Ha at au 2,83%
- A sso si a si Hidromurf, luasn ya ± 9.775 Ha atau 8,5 1%
- Litosal, lua snya ± 2.36 0 Ha atau 2,05 %
- Regulat Co klat Ke kuningan, luasnya ± 2.415 Ha ata u 2,10 %
- Kom pleks Graund Gorset Kelabu, lua snya ± 18.203 Ha atau 15,85 %
- Grum osal Kelabu, luasn ya ± 2.360 Ha atau 2 ,05 %
- Kpl. Grumo sal Kelabu Lito sal, lua snya ± 2.58 4 Ha atau 2,25 %
- Kpl. Mediteran Coklat dan Lito sal, lua snya ± 14.719 Ha atau 12,81 %
- Kpl. Mediteran Merah dan Lito sal, lua snya ± 12.753 Ha atau 11,10 %
- Kpl. Mediteran dan Grumo sal, luasnya ± 36.966 Ha atau 32,18 %

d. Kebijaka n Tata Rua ng Ka bupate n Bangka lan


Pertumbuhan pendudu k d an pening katan kegiatan pem bangunan utamanya di
perkotaan menyeb ab kan te rjadinya pe rge seran pola peng gunaan tanah/lahan.
Sering dijumpai penggunaan lahan tida k sesuai dengan kaidah penat aan ruang
wilayah, sepe rti pengem bangan permu kim an yang tidak diikuti dengan sistem
penataan jalan dan drainase yang baik, sehingga timbul berbagai m asalah sepe rti
banjir, pencemaran tanah dan hilangnya ruang terbu ka hijau.
Pem erintah Kabupaten Bangkalan dalam m elaksanakan pem bangunan telah
berpedoman pada Und ang -undang No. 26 Tahun 2007 yaitu mengenai Penataan
Ruang serta Peraturan Pemerintah Nomor 6 9 Tahun 199 6 tentang Pela ksanaan Hak
dan Ke wajiban se rta Bentuk Tata Cara Peran se rta M asyara kat dalam Penataan
Ruang dan Permendagri No. 2 Tahun 1987 tenta ng Pen yusunan Rencana Kota.
Disamping itu dengan dibangunnya Jembatan Suramadu a kan m em ungkin kan
terjadi perubahan tat a ruang dan juga penggunaan lahan, seperti pola perubahan
pem ukim an, perekonomian dan perdagangan, pa riwi sata se rta indu stri.
Kebijakan Tata Ru ang Wilayah Kabupaten Bang kalan dilaksa na kan agar
pem anfaatan ruang wilayah m encapai tujuan sebagai berikut :
x Terselengga ran ya pemanfaatan ruang wilayah yang be rkelanjutan dan
berwawa san lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan da ya
tampung lingkungan serta kebijaksanaan pem bangunan na sional

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

x Terselengga ran ya pengaturan pem anfaatan rua ng ka wasan lindung dan


kawa san budidaya di ka wasan p erkotaan, ka wasan p edesaa n dan ka wa san
tertentu
x Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan
sum berdaya buatan dengan m em perhati kan sum berdaya m anu sia
x Terwujudnya kehidupan m asya ra kat yang sejahte ra
x Mewujud kan tujuan perlindungan fung si rua ng dan mencegah se rta
menanggulangi dampak negatif terhadap ling kungan

e. Keseha tan Masyaraka t


Perkem bangan ke sehata n m enyang kut selu ruh a spe k kehidupan m anu sia. Bila
pem bangunan ke sehatan berh asil dengan bai k ma ka akan meningkat kan
kesejahteraan rakyat seca ra lang sung. Selain itu pembangunan ke sehat an juga
mem uat m utu dan upaya ke sehatan yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
fasilitas ke sehatan yang didu kung oleh sum be rdaya yang memadai seperti rum ah
sakit, pu ske sma s dan tenaga kesehatan serta ke tersediaan obat.
Tingkat pelayan kesehat an yang diberika n oleh Dina s Ke sehata n Kabu paten
Bang kalan kepada ma syarakat bi sa dilihat dari sarana dan pra sa rana yang dimiliki,
sam pai dengan Tahun 2006 Kabupaten Bang kalan baru terdapat sebuah rum ah
sakit, yaitu Rum ah Sa kit Umum Daerah, Puskesma s seban yak 22 b uah, P uske sm as
Pem bantu sebanya k 66 buah, Po syandu sebanyak 1.038 buah. Sedang kan unt uk
jumlah tenaga ke sehat an di seluruh wilayah Kab upaten Bangkalan te rdapat 57
dokte r, 248 bidan, 116 pe ra wat da n 443 dukun b ayi. Ko ndi si ke se hatan m asyara kat
dalam hal ini jumlah penderita penya kit Kabupaten Bangkalan sam pai perten gahan
Tahun 2007 jumlah penderita penya kit kulit seban yak ± 2.999 penya kit, ± 6.930
adalah penyakit diare dan ± 10. 496 penya kit ISPA.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

2). Kebij akan Pendana an Li ngk unga n, Sosial, Ekonomi dan Buda ya dalam Rangka
Melaksanakan Pembangunan yang Be rkela nj uta n di Ka bupa te n Ba ngkalan
a. Anggara n Li ngk unga n Hi dup
Pem bangunan yang berwawasan lingkungan m erupakan prog ram yang telah
dicanang kan dalam tujuan pembangunan na sional Indonesia. Pro gram keberhasilan
pem bangunan yang be rwa wa san ling kung an tercerm in dalam anggaran penda patan
belanja, sehingga angga ran se ktor lingkungan m erupakan bagian dari prog ram
pem bangunan yang berwa waa n lingkungan.
Keberh a silan pengelolaan dan pem antauan lingkung an untuk pro ye k kegiatan
pem bangunan berwawasan lingkungan perlu dianggarkan minimal 3% – 4% dari
total anggaran belanja dari APBD Kabupaten Bangkalan.
Prog ram pendanaan peng elolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bangkalan, selain
bera sal dari APB D K abupaten Bangkalan dan juga berasal dari Da na Alo kasi
Khu sus (DAK), Depdagri, Departemen Keuangan dan Bappena s, diharap kan
dengan program aloka si tersebut kondi si kualitas lingkungan hidup di Kabu paten
Bang kalan sem akin bai k.
Tabel 1.1. APBD dan Angga ran Pro ye k Lingkungan Kabupat en Bang kalan 2005 -2007

jumlah AN GGAR AN (Rp. 000,-)


No URAI AN Prosentase
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 (2007)
1 APBD Total 387.420.197.646 545.013.879.261 679.073.783.365 -
2 APBD
sektor 7.509.439. 890 8.766.545. 000 9.677.420. 623 1,43 %
Lingkungan
Hidup
3 Lem baga
Pengelola 509.439.788 7.109.303. 114 6.924.975. 623 1,02%
Lingkungan
Hidup
4 Lem baga
Pengelola 1.326.866. 000 1.240.991. 500 1.616.400. 000 0,24%
Sampah
5 Lem baga
Pengelola 441.190.000 1.009.865. 000 350.436.000 0.05 %
RTH
6 PAD 26.478.369.318 29.200.955.015 -
22.243.969.309,50
Sumber : Ka ntor Ling kung a n Hidup d an Ke bersihan K ab . B ang kala n

Catatan : Pr osentase = (Juml ah Angg ar an ti ap l embaga : Juml ah Anggar an APBD) X 100%, H anya untuk Tahun
Anggar an 2007

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-
BAB 1 PENDAHULU AN

b. Kebijakan S osial Ekonomi dan Budaya


Pem bangunan sebag ai suatu p ro se s peningka tan ta raf hidup dan kesejahteraan
masyara kat, memiliki re si ko terhad ap berku rangn ya kem am puan sumberdaya alam.
Sedang kan pertum buhan penduduk juga dapat menga kibatkan pe rilaku kehidupan
sosial, e konomi dan buda ya yang ad a di masya ra kat be rubah, serta be rdampa k pula
pada lingkungan, bai k secara langsung maupun tida k langsung. Dam pa k yang
haru s diperhati kan adalah ke kum uhan, pendidi kan, ke sehat an, tenaga ke rja, bahan
pangan, air bersih , tran spo rtasi, persampahan dan lain seba gainya. Unt uk
menanggapi hal-hal tersebut di ata s diperluka n peran se rta dan tan ggungjawab oleh
sem ua lapisan ma sya rakat, bai k Pemerintah, swa sta maupun ma sya rakat. Oleh
sebab itu lingkungan hidup tidak dibata si oleh suatu lapi san maupun su atu un sur,
term asu k un sur so sial, ekonomi maupun budaya. Sebagai langkah pemandu telah
disepakati kebijakan -kebija kan sebagai be ri kut :
(1). Kebija kan St rategis Bidang Sosial dan Budaya
a. Se kto r pe ndidikan
b. Se ktor ke sehatan dan ke sejahteraan masya rakat
c. Se ktor agama
d. Se ktor I PTEK
e. Se ktor ten aga ke rja
(2). Kebija kan St rategis Bidang E konom i
Kebijakan st rategi s bidang e konomi diarah kan pad a peningkatan :
a. Se ktor indu st ri, pe rdagangan, UKM dan kopera si
b. Se ktor pa riwi sa ta
c. Se ktor keuangan dae rah
d. Se ktor Pembangunan Daerah
(3). Kebija kan St rategis Bidang Politik da n Hukum
Kebijakan st rategi s bidang politik dan hu kum diarah kan pada pening kata n
a. Se ktor politik
b. Se ktor hu kum
(4). Kebija kan St rategis Bidang Pem erintahan
Kebijakan st rategi s bidang pemerintahan diarah kan pada p ening katan :
- Pening katan Ka pa sita s Aparatur Pem erintah
- Peng em bangan Poten si da n M otif Kerja Apa ratur

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007


I-1
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

ISU LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKALAN

ISU-IS U UTAM A LI NGKUNGAN HI DUP DI KABUPATEN BANGKALAN

1. Pertambahan jumlah penduduk, yan g m ana


pertambahan penduduk di Kabupaten
Bang kalan a kan m enimbulkan berbag ai
dam pak berantai dan saling be rkaitan dengan
yang lain, misalnya pertambahan pendudu k
a kan m engakibat kan be rku rangnya
ketersediaan sumberdaya alam, lingkungan
dan fasilitas lainnya.

2. Pencem aran Air Permu kaan (Sungai) di pusat


kota, akibat bua ngan limbah domesti k, limbah
industri kecap, tah u, ke rajinan bati k dan hom e
industri lainnya di se panjang Kali Bancaran
yang tidak melaku kan pengolahan lim bah,
sehingga kualitas Kali Bancaran dan ana k
sungainya tida k memenuhi ba ku m utu sungai

3. Pencem aran Udara, a kibat emisi ga s buang


sum ber bergerak (kendaraan b erm otor)
sepe rti dari kenda raan b erm otor, ang kutan
kota, bu s ant ar kota, truk dan ang kutan
lainnya di se kita r Pelabuhan Kam al dan pusat
Kota Ba ngkalan yang merupa kan pintu utam a
menuju kota -kota di Pulau Madura

II - 1
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

4. M eningkatnya jumlah timbulan Sampah yang


tidak diiringi dengan pengelolaan dari
sum bernya serta belum berope ra sinya kolam
lindi di TPA Sampah m aka akan
menyebabkan pen cem aran lingkungan
sepe rti lindi berpotensi mencemari ling kungan
lahan se kitarnya

5. Perubahan Lahan da n Tata Ru ang a kibat


dibangunya JEMBATA N S URAMADU,
Dengan dibangunn ya Jembatan Suram adu
saat ini, dipasti kan a kan m enyebab kan
sem ua perubahan tata guna lahan dan tata
ruang di Kabupaten Bang kalan sepe rti untu k
pem bangunan pem ukiman, perkanto ran,
perto koan dan indu stri.

6. Abra si Pan tai, hampir di beberapa wilayah


kecamatan/ kelu rahan yang be rada di pe si si r
pantai di wilayah Kabupaten Bang kalan yakni
sekitar 9 kecam atan m engalami abrasi a kibat
tidak ada tan am an pelindung/penyangga
serta hutan m angrove yang rusa k serta
adanya p erub ahan alam atau kondi si
pantainya

7. Keru sa kan Mangrove dan pe si si r pantai,


sepe rti penebangan hutan mangrove yang
diakibat kan oleh perubahan alam dan juga
a kibat kegiatan pendudu k untu k m emenuhi
kebutuhann ya sepe rti untu k kayu ba kar dan
bahan bangunan sedang kan kerusa kan
pesi sir pantai a kibat kegiatan pelabuhan

II - 2
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

8. Kegiatan Penambangan Galian Golongan C.


Penambangan m erupakan u saha yang
biasanya dila ku kan oleh sekelompok
masyara kat yang ingin memanfaatkan
sum berdaya alam di areal wilayahnya, sepe rti
Penggalian tanah kapu r unt uk bahan
bangunan, Pengam bilan galian kapu r unt u k
batu bata dan Penambangan Pasi r K warsa

9. Lem ahnya Penegakan Hu kum


Lingkungan, dim ana dalam kondi si kri si s
e konom i saat ini dilem atis upaya penega kan
hukum yang t erkait dengan lingkungan hidup
dihadap kan pada kebutuhan e konomi

10. Koordinasi antar sekto r terkait dalam


pengelolaan lingkungan hidup m asih lemah,
sepe rti statu s pengelolaan lingkungan linta s
dinas/kanto r/badan m asih m enjadi polemik
antar dinas/inst an si di wilayah Pemerintahan
Kabupaten Bangkalan

11. Peran serta dari m asyara kat masih re ndah,


Pem berdayaan m asya ra kat p ada dasarnya
dimaksudkan untu k m enumbuh kem bangkan
pem ahaman dan kesadaran akan a rti
pentingnya ha k da n kewajiban masyarakat
dalam melesta rikan lingkung an hidup dan
sum berdaya alam di wilayah Kabupaten
Bang kalan

II - 3
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

12. Ancaman pencem aran Ling kun gan sepe rti


penggunaan B3 dan Lim bah B3, Kegiatan
pengeboran m inyak ditepi pantai maupun
lepas pant ai akan berp oten si mencemari
lingkungan laut, seperti da ri pe ru sahaan
KODECO Energ y Ltd, ME DCO dan CONOCO
PHIL IPS se rta kegiatan Pelabuhan Kamal
oleh aktivita s kapal laut

13. Dam pa k Pemanasan Global, sepe rti


menipisn ya lapisan ozon da n m eningkatnya
suhu bum i (Green House Effect ) atau
pem anasan global merupa kan du a pe rsoalan
lingkungan yang mem beri kan dam pa k
berskala global dan interna sional

II - 4
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

M
asalah lingkun gan hidup seperti pen cemaran, ke ru sa kan da n bencana yang
sering terjadi sa at sem akin luas da n te rus be rlangsung . Pen cem aran
lingkungan tersebut bia sanya dia kibat kan oleh manu sia dan Pe ruba han
cuaca. A ki bat peristiwa te rse but bia san ya a kan menga kibatkan kerugian yang tida k
sedikit dan juga memberikan dampak kesehatan manusia dan lingkungan hidup serta
dampak so sial e konomi.
Denga n semakin bertam bahnya jumlah pendudu k tentun ya a kan m em berikan tekanan
pada sum berdaya alam dan lingkungan, oleh ka rena itu semua poten si sum berdaya
alam dan lingkungan ha ru s dimanfaat kan se suai dengan daya du kungnya, sehingga
ke kayaann ya dapat dimanfaatkan oleh ana k cucu kit a. Selain itu kemiskinan
merupakan salah sat u fa ktor yang m endorong terjadinya penu runan kualita s lingku ngan,
kemiskinan dapat menimbulkan/m engakibat kan eksploita si sumberdaya alam dan
lingkungan sampai pada tingkat yang merusa k, sem entara itu ke rusa kan lingkungan
dapat menga kibatkan penu runan kualitas air, udara, e rosi, banjir, menurunnya ha sil
perikanan dan p erta nian, pada akhirn ya d apat m engurangi ang katan kerja, sehingga
menambah penduduk mi skin.

Di dalam Undang-unda ng No 23 Tahun 1997 tentang Peng elolaan Lingkunga n Hidup


ditegaskan bahwa sasaran lingkungan hidup adalah te rcapainya kelesta rian fung si
lingkungan hidup dan terkendalinya pemanfaatan sumberda ya alam secara bijaksana.
Untuk mewujudkan h al tersebut, maka pem bangunan sum berdaya alam dan lingkungan
hidup perlu m encakup :
a. Pengelolaan sum berda ya alam , baik yang d apat diperba harui maupun yang tida k
dapat diperbaha rui dgn memperhatikan da ya dukung dan daya tampung lingkunga n
hidup dan so sial buda ya m asyara kat, untuk mencapai efi sien si seca ra e konomi s
dan e kologi s (ekoefi sien si) dengan menerapka n te knologi ram ah lingkungan
b. Penegakan hu kum untu k m enghindari keru sakan sumberda ya alam dan
pencemaran ling kungan
c. Pendelegasian wewena ng secara bertahap kepada pemerintah setempat dalam
pengelolaan sum berdaya alam dan lingkungan hidup
d. Pemberdayaa n m asyara kat dan ke kuatan ekonom i dalam pengelolaan sum berdaya
alam dan lingkungan hidup bagi pening katan kesejahteraa n m asyara kat lokal
e. Penerapan secara efe ktif penggunaan indi kato r-indi kato r untu k mengetahui
kebe rhasilan pengelolaan lingkung an hidup

II - 5
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Masih terjadinya perm asalahan lingkungan tersebut di ata s terkait dengan


kepem erintahan yang belum efektif misalnya krisi s e konomi, penyim pangan tata ruang,
kependudu kan dan kemiskinan, u rbani sa si dan pelaksanaan otonomi daerah ikut
mempengaruhi m asalah lingkungan. Ma salah lingkun gan hidup yang potensi al
dihadapi masya rakat Kabupaten Bang kalan adalah ancam an terhadap kualita s
lingkungan hidup yang m em pengaruhi e ko si stem seca ra umum.

ADAP UN ISU-I SU LI NGKUNGAN HI DUP DI KABUP ATE N BANGKALAN ADALAH :


1. KE PE NDUDUKAN
a). Pe rtamba ha n J umlah Penduduk
Kabupaten Bangkalan sebagai pintu masuk ke wilayah
beberapa wilayah kabupaten di Pulau M adura yang m ana
telah m engalami peningkata n jumlah pendudu k, m eskipun
tidak te rlalu signifikan, hal ini dikarenakan b ahwa pendudu k
yang tinggal di Kecamatan Kam al/Kota Bang kalan adalah pendudu k yang be rasal
dari luar Kabupaten Ban gkalan untuk tinggal sementara dengan ala san sekolah,
usaha dagang atau be ke rja.
Pendudu k Ka bupaten Bang kalan pada akhir Tahun 2005 adalah sebesa r ± 926.559
jiwa, dan pada akhir Tahu n 2006 m engalami pertum buhan yang cukup tinggi
menjadi ± 1.361.130 jiwa, yang terdiri dari laki-laki ± 850.551 jiwa dan perempuan ±
510.579 jiwa.
Adapun kecamatan dengan jum lah penduduk cukup ban yak adalah :
a. Kecam atan Galis sebanya k ± 442.730 jiwa
b. Kecam atan Ba ng kalan seban ya k ± 8 0.369 jiwa
c. Ke cam atan Gege r sebanyak ± 69 .821 jiwa

Sedangkan jumlah pendudu k terendah terdapat di :


a. Kecam atan Traga h seba nya k ± 28.706 jiwa
b. Kecam atan Labang sebanya k ± 34.386 jiwa
c. Kecam atan A rosb aya seban ya k ± 44.436 jiwa

Bila ditinjau dari luas wilayah/dae rah, luas te rbe sa r te rdapat di wilayah :
a. Kecam atan Tanjung Bum i dengan luas wilayah ± 125,75 Km 2
b. Kecam atan Geger d engan luas wilayah ± 12 3.31 Km 2
c. Kecam atan Gali s denga n lua s wilayah yaitu ± 120.5 61 Km 2

II - 6
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Pening katan jum lah penduduk ini disebab kan adanya arus perpindahan pendudu k
yang ma suk ke Kot a Bang kalan dan sebagian di wilayah Kecamatan kam al lebih
be sar dibanding ke d aerah lain (kecam atan lain), oleh karena itu dapat di kata kan
bahwa K ota Bangkalan, m asih merupakan daerah tujuan untu k dijadikan tempat
mencari peke rjaan bagi pendatang dari luar Kota Bang kalan.

b). Dampak Pertambaha n P enduduk


Dampa k pertambahan pendudu k ini a kan menim bulkan berbagai dampak berant ai
dan saling berkaitan dengan yang lain, misalnya pertambahan pendudu k a kan
mengakibatka n berkuran gnya kete rsediaan sumberda ya alam dan ling kungan, air
bersih, sanita si lingkungan, ketersediaan pendidi kan, lapangan kerja dan fa silitas
lainnya, yang pada a khirnya a kan menim bulkan beban bagi lingkungan hidup dan
secara otom atis daya dukung lingkungan a kan sema kin be rat sehingga pada
akhirnya a kan terjadi deg radasi ling kungan da n dampa k so sial ekonomi
Kendala yang dihadapi dalam pertumbuhan pendu duk ad alah :
a. Pening katan penggunaan sumberdaya alam (sumberdaya air)
b. Pening katan kuantita s lim bah hasil kegiatan (lim bah padat dan cair)
c. Pening katan kebutuhan sosial e konomi

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk alan


Upaya Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ban gkalan dengan
adanya pe rtambahan penduduk adalah :
a. Program Keluarga Berencan a (KB)
b. Penciptaan lapangan ke rja m andiri
c. Penyediaan lapangan ke rja
d. Pening katan kualitas sum berda ya m anu sia

2. PE NCEM ARAN AIR PE RMUKAAN (AI R S UNGAI )


a). Kondisi Air Perm ukaan (Kali Bancara n dan Sungai Lai nnya)
Jum lah sungai yang melintas di pu sat Kota Bangkalan dan
Kabupaten B ang kalan cukup ban yak, dan bebe rapa air
sungainya sudah t ercem ar oleh lim bah cair domestik yang
dihasil kan oleh berbagai kegiatan yang dilaku kan oleh
wa rga Kota Bang kalan dan se kita rnya, m eskipun ha nya
sebagian sun gai. Di sepanjang Kali Bancaran sema kin tahun sem akin banya k air
yang digunakan untu k kegiatan manusia, seba gai air indu stri, pertanian dan lain-lain.

II - 7
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Namun kebe radaan fung si air Kali Bancara n ini tidak disertai dengan ra sa tangg ung
jawab, sehingga lim bah dari hasil kegiatan manusia dan indu stri mencemari kali
tersebut. Hal ini mengakibatkan m utu Kali Bancaran dan anak su ngainya menjadi
kurang memenuhi baku mutu yang t elah ditetap kan pemerintah

b). Pe nye bab Pe ncemaran Air Permukaa n (Kal i Bancaran)


Penyebab terjadinya pen cemaran air p erm ukaan/ai r sungai adalah pe rkem bangan
home industri dan pe rkem bangan pendudu k di bantaran sungai yan g akan
berdampa k pada penurunan kualita s air. P enyebab utam a renda hnya mutu air
sungai adalah adanya lim bah domestik dan kegiatan h om e indust ri.
Renda hnya kualitas air Kali Bancaran umumnya disebab kan oleh pencemaran yang
berasal dari limbah indust ri tahu, kecap, bati k dan limbah dom esti k. Ba ku mutu
effluent yang telah ditetap kan oleh pem erintah a kan dijadikan pedom an aga r ku alitas
lim bah yang dihasil kan oleh indust ri/home industri dapat ditoleran si oleh lingkungan
yang menerim anya. Namun pada ken yataan nya, kualitas limbah seringkali m asih
jauh m elampaui baku m utu yang telah ditentu kan. Hal ini dikarenakan lemahnya
penga wa san terhadap pembuangan lim bah cair, minimnya anggara n sa at ini untu k
uji kualitas air sungai oleh Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Ka bupaten
Bang kalan sehingga lingkungan hidup m asih menerima pencemaran yang cukup
parah.
Kendala yang Dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam menangani
pencemaran adalah :
- Terbata sn ya ang gara n untuk keperluan uji sam pling air badan air/ sungai
- Sumberdaya m anusia di bidang lingkungan hidup sangat te rbatas
- IP AL dan Perizinan yang dim ilikinya usaha/ kegiatan dan indu stri masih se di kit
- Ku rang nya koordina si antar instansi te rkait

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk alan


Upaya Kanto r Ling kungan Hidup dan Kebe rsihan Kabupaten Bang kalan dalam
mengantisipa si dampak pen cem aran air yaitu deng an menetapkan program-prog ram
strategis yang a kan dila ksa nakan. Program yang b erkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya air anta ra lain :
a. Pening kat an kapa sita s pem erintahan term asu k apa rat Pem erintah Ka bupaten
Bang kalan penyelenggarakan tata praja lingkungan yang didalamnya term asu k
program kali bersih

II - 8
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

b. Pemberdayaan m asyara kat tentang pengelolaan lingkungan, terutam a


sumberdaya air
c. Penat aan sum be r-sumber pencemaran air
d. Memiliki , mengolah/mem fungsi kan I PAL bagi indu stri atau usaha kegiatan
e. Penyu sunan Perda Ijin Pem buangan Limbah Cair (IPL C)
f. Pelaksanaan PROPER
g. Sampling air (ALI dan ABA) secara rutin
h. Monitoring kualita s air se cara rutin
i. So sialisa si pendudu k di se kita r bantaran sungai
j. Mengenakan sang si terhadap pelaku kegiatan yang m encemari

3. PE NCEM ARAN UDARA


a). Kondisi Udara di Pusat Kota Bangkalan
Meningkatnya t araf hidup ma syarakat di Kabupat en
Bang kalan be rdampa k te rhadap keinginan m asya rakat untu k
membeli kenda raan bermotor roda 2 (dua ) dan roda 4
(empat). Demikian juga dengan tingkat penggunaan
angkutan umum, kenda raan um um lain yang juga mengalam i
pening katan, sehingga penggunaan BBM pun akan m eningkat dan seca ra langsung
mempunyai kontribu si te rhadap ma kin tingginya polu si atau pen cemaran uda ra di
pu sat Kot a Bang kalan.
Denga n dibangunnya Jembatan SURAM ADU dimungkin kan juga akan
meningkat kan polusi udara di Pelabuhan Kam al dan di wilayah Kecamatan Labang
akibat kegiatan m obilisa si pe ralatan, konst ruksi sampai tahap opera sional jembatan
tersebut.
Selam a ini laju pertumbuhan kenda raan b ermotor di Kabupat en Bang kalan
meningkat sa ngat tajam, hal ini diketahui dengan pem akaian bahan baka r.
Dampa k negatif pem akaian BBM yang berpenga ruh lua s pada a spe k kehidupan
adalah adanya polusi uda ra dan efe k rumah kaca (greenhouse effect). Polu si uda ra
dari kendaraan bermotor dapat m engganggu ke se hatan manusia, merusa k
tanam an, hutan dan bang unan serta memperlemah kemampuan pandang.

II - 9
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

b). Pe nye ba b Pe ncemaran Udara


Laju pertumbuhan jumlah kenda raan be rmotor di pu sat Kota Bang kalan tida k
seimbang dengan pertambahan badan jalan dan kurangnya penghijauan kota
sehingga a ka n m eningkat kan pe ncemaran u dara di pu sat kota.
Penyebab pencemaran uda ra di pu sat Kota Bangkalan secara um um adalah :
o Tingginya kuantita s p erge ra kan kendaraan ke dalam pusat K ota Bangkalan yang
akan m enuju ke bebe rapa kabupat en di Pulau Madura
o Keterg antungan sektor t ran sporta si kepada BBM berkadar Tim bal dan Sulfur
atau ku rang te rsedianya BBM yang ram ah lingkungan
o Tidak ada sta siun Bahan Ba kar Ga s (BB G)
o Renda hnya ma syara kat te rhadap se rvice/tu ne up se cara be rkala terhadap
kenda raan yang dimilikinya
o RT H di pu sat kota te rbata s dan p enyeb aran yang tida k merata
o Perila ku masya ra kat/ apa rat/indust ri untu k m elakukan tinda kan n yata ramah
lingkungan

Selain itu, tekanan pendudu k juga memberikan an dil terhadap adan ya pen cem aran
udara terut am a dari kegiatan transporta si, dim ana kegiatan t ransp orta si memberikan
sumbangan tertinggi terh adap pen cem aran udara. Peningkatan pen cem aran uda ra
oleh ken dara an bermotor ini terjadi seiring dengan laju pertambahan kenda raan
bermotor yang dimiliki masya ra ka t, se bagai akibat dari pening katan jum lah dan
ke sejahte raan pe nduduk.

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


Upaya pengendalian pencemaran uda ra di wilayah pu sat Ko ta Ban g kalan yang
berasal dari sumber b ergera k, se perti da ri kendaraan b erm otor m eliputi :
a. Pengendalian sumber pencemar lang sung da ri sum bernya, seperti Tune Up
secara rutin
b. Pelaksa naan uji emisi kenda raan berm otor oleh Kantor Ling kungan Hidup dan
Kebersihan dan Dina s Perhubungan Kabupat en Bang kalan
c. Penggunaan bahan bakar yang ram ah lingkun gan, se perti BBG
d. Penanam an tanaman penyerap polutan
e So sialisa si Penanam an Sejuta Pohon
f. Pengembangan m anajem en tran spo rta si
g. Pemberda yaan m asyara kat

II - 10
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Sedangkan Upaya peng endalian pencem aran udara di wilayah pu sat Kabu paten
Bang kalan yang bera sal dari sumber tidak bergera k, sepe rti dari indu stri meliputi :
a. Pentaatan pe ratu ran pe rundang - undangan, dimana industri yang m engeluarkan
em isi gas buang ke udara haru s memenuhi Keputusan M enteri Nega ra
Lingku ngan Hidup Kep -13/MENLH/3/1995 tentang Baku M utu Em isi Sumber
Tidak Be rge rak, Sepe rti indust ri yang m em punyai potensi besar dalam
pencemaran udara, indu stri dengan kapasitas produ ksi yang be sar dan indust ri
yang be rloka si di daerah ya ng sen sitif, sepe rti dekat daerah pem ukiman,
se kolah, fa silitas umum, fasilitas so sial dll
b. Pening katan peran se rta indu stri untuk mentaati Ba ku Mutu Emisi
c. Reloka si industri (indust ri pencemar udara ) jauh dari pem ukim an atau ke
ka wa san indu st ri
d. Pelaksanaan dan pengembangan Baku M utu Emisi Sumber Tidak Bergera k,
sebagaim ana Kep. M enteri Negara Lingkung an Hidup No. 13 Tahun 1995
e. Pemberla kuan Ba ku Mutu Udara yang telah ditetap ka n oleh KLH
f. Pemenuhan aspe k - a spe k pendukung (ba ku m utu em isi beberapa jenis indust ri,
pemantauan, penyu suna n dan penetapan pedoman - pedoman te kni s dan peran
serta masyara kat )
g. Tidak melaku kan pem ba kara n sampah di TPA maupun pro se s pemba ka ran pada
usaha kegiatan lainnya

4. TIMBULAN S AM PAH M ENI NGKAT


a). Kondisi Timbul an Sampah
Kabupaten Bangkalan yang berpendudu k ± 1.3 61.130 jiwa
dengan kegiatan m asyara kat yang cukup kom ple ks serta
adat yan g sangat het erog en, a kan mempengaruhi jumlah
sam pah. Pengelolaan sampahnya saat ini masih ditangani
oleh Kantor Ling kungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bang kalan. Bila sam pah
yang diha sil kan rata -rata ± 3 - 3,5 Kg/o rg/hari, m aka jum lah sampah di Kabu paten
Bang kalan sebe sar ± 4.0 83 m 3 /hari. Sedangkan timbulan sampah di Kota
3
Bang kalan adalah ± 185 m /hari. Saat ini permu kim an penduduk dan u saha
kegiatan ban yak terkon sent rasi di pusat kota dan di P elabuhan Ke cam atan Kamal,
sehingga potensi timbulan sampah ban yak diha sil kan da ri kedu a wilayah kota
tersebut.

II - 11
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Volum e timbulan sam pah yang be rasal da ri pu sa t Kota Bang kalan dan Kecam atan
Kamal seluruhnya dimusna h kan di TPA Sam pah, namun sebagian penduduk ada
yang m em buang di lahannya sendiri denga n ca ra diba ka r ata u ditim bun tanah.

b). Pe nye ba b Timbulan Sampah


Limbah padat atau Sam pah yang tidak ditangani dengan baik dapat m enimbulkan
berbagai pe rmasalahan ke seh atan, polu si bau dari sam pah yang membusu k,
pencemaran ai r akibat pembuangan sampah ke sungai atau badan ai r dan
merem besnya air lindi (leachate) da ri Tem pat Pem buangan A khir (TPA) Sampah ke
lahan atau pemukiman dan sum ber air pendud u k.
Penyebab tingginya volum e sam pah di Kota Bangkalan ini di sebabkan oleh
meningkatnya jumlah pendudu k dan p ola kon sum si ma sya rakat yang sangat
beragam. Jumlah volume sam pah teru s m eningkat, sem entara daya tampung TPA
sampah terbatas dengan pengelolaan yang belum ram ah lingkungan.
Kendala persoalan sam pah yang dihadapi oleh Pem erintah Kabupaten Ba ng kalan
antara lain :
a). Jarak tem puh TPA dengan sum bernya saat ini cu kup jauh
b). Sa rana dan P rasara na cu kup te rbatas
c). Biaya ope rasional penga ng kuta n cu kup tinggi
d). Kolam lindi belum difungsi ka n
e). Sumur monitoring dan Tanaman se kita r TP A belum difungsi kan
f). Ma sya rakat ya ng memanfaatkan keberada an TPA

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


Program kebijaka n pengelolaan sampah di Kabupaten Ba ng kalan dila ksana kan
berda sarkan dae rah pelaya nan. Upaya pen gelolaan pertama akan berpengaruh
pada keberha silan dari upaya pengelolaan kedua dan selanjutnya. Diharap kan
melalui penerapan ini dapat mengurangi jumlah sampah seca ra signifika n m ulai dari
sumbernya sampai ke Tempat Pem buangan A khi r (TP A) sam pah.
Upaya Pemerintah Kab upaten Bangkalan dalam pengelolaan sampah diantara nya
dengan m engurangi sam pah dari sumbern ya, yaitu dengan m elakukan :
1). Pemisahan sampah basah dan ke ring m elalui penyediaan tem pat sampah di
jalan, tem pat-tem pat umum , perkanto ran, pe rto koan, tempat hiburan, taman
bermain, term inal, tempat pendidikan dll
2). Program Dau r Ulang sam pah
3). Program Kom po sting

II - 12
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

4). Program pengelolaan kebersihan kota


5). Menambah armada pengang kut
6). Mengelola TPA Sam pah ramah lingkun gan
7). Mengolah Lindi/Leachate
8). Pe ngelolaan dan pengolahan sampah di TPS
9). Pen elitian, pelatihan dan pengem bangan te knologi pengelolaan sampah
10). Penyuluhan d an pem binaan sampah di m asyara kat dan se kolah
11). Si stem Inform asi Manajemen Sampah
12). Kerja sam a dengan perguru an tinggi, LSM dan inve sto r

5. LIMBAH BAHAN BE RACUN DAN BE RBAHAYA (B3)


a). Kondisi Limbah B3
Penggunaan bahan kimia saat ini di wilayah Kabupate n
Bang kalan saat ini cu kup signifikan, seperti pad a kegiatan
indust ri pengeboran m inyak dan g as bumi se rta aktivita s
pelabuhan di Kabupaten Bang kalan a kan m enghasil kan lim bah
B3. Lim bah B3 umum nya adalah sludge minyak, oli be ka s,
karbon a ktif dan absorban beka s, sludge dari IPAL, re sid u da sa r tangki, filter beka s,
lim bah m edis/laboratorium, lim bah PCB, lum pur yang te rkontamina si logam berat
dan pelarut be ka s.
Limbah B3 dari indu st ri pengebo ran minyak dan gas bum i cukup m endom inasi
perma salahan yang ada di Kabupaten Ba ngkalan, namun bu ka n be ra rti limbah B3
dari kegiatan lain tidak berm asalah, misalnya limbah yang berasal dari rum ah sakit,
laboratorium kesehat an dan klinik kesehatan lainnya, dimana volume limbah yang
dihasil kan cu kup besa r.
Sampai saat ini kewenangan pengelolaan lim bah B3 berada di Pemerintah Pusat,
sehingga Pem erintah Kabupat en Bang kalan dalam hal ini Kantor Lingkungan Hidup
dan Kebe rsihan Kabupaten Bang kalan mendapat ke sulitan untuk melaku kan
monitoring pada para pelaku usaha kegiatan dalam hal pengelolaan limbah B3 yang
dihasil kannya.

b). Permasal aha n/ Dam pak P enc emaran Akibat Limbah B3


Pemerintah Kabupat en Ban g kalan m elalui Kantor Ling kungan Hidup dan Kebersihan
sudah be rusaha mendorong indust ri/kegiatan u sah a pengha sil limbah B-3 yang ada
di wilayahnya agar m enangani lim bah B3 dengan baik dan benar. Salah satunya

II - 13
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

adalah lim bah yang bera sal dari pengeboran m inya k dan gas bum i, ke giatan bengkel
serta dari rum ah sakit dan poliklinik.
Selain itu dalam penanganan limbah B-3, Kantor Ling kungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Bang kalan juga telah menjalin kerja sama dengan pemerintah
pu sat/p ropinsi/ kabupaten se kitarnya untu k mem erangi limbah B-3, m engingat
masalah pencem aran tidak m engenal bata s ekologi s dan b ata s administ ratif.
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan limbah B3 adalah :
- Kewenangan ya ng masih berada di pusat sa ngat m enyulitkan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan untuk bertindak tega s terhadap terjadinya pelanggaran
- Masya rakat belum m emahami akibat ya ng ditim bulkan oleh limbah B3
- Sumberdaya manusia di dalam bidang lingkungan ma sih terb ata s
- Pelaku indust ri yang kurang bertanggun g jawab
- Biaya pem usnahan limbah B3 cu ku p tinggi

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk alan


Pemerintah Kabupaten B ang kalan m engawasi pengelolaan lim bah B3 seja k
dihasil kan sampai dengan penimbunan akhir oleh penghasil limbah B3. adapun
upaya yang dilaku kan Pemerintah Kabu paten B ang kalan adalah :
a. Pemberdayaa n m asyara kat
b. Penyuluhan te rhada p pengha sil lim bah B3
c. Izin m anifest Lim bah B3
d. Kemudahan penguru san pe rizinan terhada p kegiatan yang be rhubungan dengan
pengelolaan limbah
e. Penga wa san dan Monitoring

6. TATA GUNA LAHAN


a). Pe rubaha n Peruntukkan
Dengan dibangunnya Jembatan S URAM ADU yang
mengubung kan Pulau Ja wa dan M adura, ya kni Kota
Suraba ya dan Kabu paten Bang kalan nantinya a kan
menimbulkan dam pa k pada laju u rbani sa si pendudu k
dan indust rialisasi sehingga berdampak pula pada
pening katan jum lah kebutuhan hunian/pe rum ahan dan pu sa t-pu sat perkantoran
maupun perdagangan se rta tumbuhnya u saha -u sah a ke cil lainnya. Pening katan
kebutuhan ini se ring kali berakibat pada terjadinya perubahan peruntu kka n lahan.

II - 14
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Banya k lahan da n ruangan berubah fung si m enjadi kom ple ks hunian/perumahan,


perkantoran, kawasa n indust ri dan h om e indust ri serta usa ha kegiatan lainnya. Alih
fungsi yang dem ikian ini a kan be rakibat pad a kon versi lahan, berarti juga akan
terjadi pengurangan daya infiltra si air ke dalam tanah.

b). Kendala Yang Disebabkan Ole h Perubahan Peruntukka n


Penggunaan lahan yang tida k se suai dengan tata ruan g a kan m enyebab kan
perma salahan lingkung an, sanita si, kekumuhan sert a kemacetan yang dapat
menim bulkan pencem aran udara, te rganggunya penyediaan air bersih dan lain-lain.
Di sam ping itu pengguna an/pen yim pangan tersebut menga kibat kan be rku rangnya
lahan yang berfung si sebagai daerah te rbu ka dan re sapan air, se hingga a kan
menim bulkan dampak lingkungan sepe rti banjir dan perubahan lingkungan so si al
ekonomi.
Adapun kendala penggun aan lahan diantaranya :
- Berkurangnya jum lah luasan lahan terb u ka menjadi penggunaan lain
- Berkurangnya jum lah luasan lahan resapan air
- Menim bulkan peru bahan nilai-nilai agama dan sosial
- Berkurangnya lahan pert anian yang menim bulkan dam pa k so sial
- Persiapan mental m asya ra kat Kabu paten Bangkalan menghadapi atau menuju
daerah industrialisasi

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk alan


Penggunaan lahan dan tata ruang dise suai ka n dengan peru ntu kkannya dan se su ai
dengan RTRW Kabupaten Ba ng kalan yaitu Kebijakan Penataan Ruang dan
Pemanfaatan Ruang. Kebijaka n pem anfaatan ruang m erup akan pengatu ran ba gi
wilayah atau kawa san yang a kan dimanfaatka n se suai dengan fu ngsinya, antara lain
a. Re view ata u peninjauan ulang RTRW Pasca dibangun ya Jem batan S URAM ADU
b. Pengaturan zone ka wasan p em ukim an dan indust ri
c. Pengaturan kawa san ta ta ruang, kh u su snya di Kecam atan Labang, ka rena
kecam atan ini sebagai pintu utama m enuju wilayah Kabupaten Bangkalan dan
Pulau Madura
d. Peren canaan pengelolaan dan pem antauan ling kungan p a sca be rdirinya
Jembatan SURAMADU
e. Pemanfaatan rua ng dengan prin sip Building Co ve rage Ratio (BCR) 60 : 40, yakni
lahan terbangun 60% dan tidak t erba ngun/terbu ka 40%

II - 15
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

7. KE RUSAKAN MANGROVE
a). Kondisi M angrov e di Ka bupate n Bangkalan
Keberadaan Kabupaten Bang kalan yang wilayahnya
banya k terletak di pe sisi r pantai saat ini ditum buhi
bermacam -m acam jenis tumbuhan/tanam an m angrove.
Hutan M angrove sering kali juga disebut hutan pantai,
hutan pa san g surut, hutan payau atau h utan ba kau.
Hutan mangrove mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pelesta rian lingkungan
hidup dan perekonom ian di suatu daerah.
Menurut data da ri Kanto r Lingkung an Hidup dan Kebersih an Kabupaten Ba ng kalan
luas m angro ve di Kabupaten Bang kalan tida k m engalam i penurunan, awal Tahun
2004 sebe sa r r 981 km , sed ang kan luas hutan m angrove ya ng direhabilitasi di
sejum lah kelurahan pada Tahun 20 05 adalah di Kelurahan Pangeranan Kecam atan
Bang kalan r 5 Ha dengan jum lah bibit m angrove sebanyak r 25.000 batang dan
Kelurahan Pejagan Kecamatan Bangkalan r 3 Ha d engan jum lah bibit m angrove
sebanyak r 15 .000 batan g.

b). Pe nye ba b Rusa knya Huta n M angrov e di Kabupaten Bangkala n


Salah satu penyebab ru sakn ya pot ensi sumberdaya alam dan lingku ngan biasanya
dilaku kan oleh m anu sia dan kondi si alam. Di wilayah pe sisi r Kabupate n Ba ng kalan
yang kondisi alamnya banya k ditum buhi hutan ba kau atau hutan mangrove saat ini
mengalam i degrada si atau ke ru sakan, hal ini disebab kan anta ra lain :
o Kondi si e konomi masya ra kat pe sisir
o Penebangan yang dilaku kan ma sya rakat se kit ar pe si si r unt uk dijual
o Penebangan, dim ana ka yunya dipa kai untu k bahan ba kar dan ba han bangu nan
o Fa ktor cuaca alam
o Kurang nya pe nga wa san da ri aparat Pemerintah Kabup aten Ba ng kalan

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


Upaya-upaya ya ng dila ku kan oleh sem ua aparat di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan dalam meminimalkan ke rusa kan hut an mangrove adalah :
x Pemberdayaa n dan pen yuluhan ma sya rakat, te rutama di sekitar pesi sir p antai
x Pembuatan brea k water di bibir pantai
x Rehabilitasi hutan mangrove
x Penga wa san dan monitoring

II - 16
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

8. ABRASI P ANTAI
a). Kondisi Pantai di Ka bupate n Bangkalan
Abrasi Pantai, Ke rusa kan a brasi pantai ini ham pir terjadi di
seluruh wilayah kecam atan/kelurahan yang be rada di
pe si sir pantai di wilayah Ka bupaten B ang kalan yakni
se kitar 9 kecam atan, Abrasi pantai a kiba t tidak ada
tanam an pelindung/penyangga se rta hutan m angrove
yang rusa k se rta a danya perubahan alam atau kondi si pantainya.
Menurut data dan pemantauan di lapangan da ri Tim Kantor Ling kunga n Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Bangkalan, abra si pantai yang terjadi, pen yebab dan
dampakn ya be rbeda -beda se suai kondi si pantai yang ada.

b). Pe nye ba b Abrasi Pa ntai di Ka bupate n Bangkal an


Bebera pa fa ktor yang m enyebabkan abra si pant ai di wilayah pe sisi r Kabu paten
Bang kalan, hal ini disebabkan oleh :
o Tidak adan ya poh on penang kis dan penyan gga
o Hutan pantai yang ru sak
o Fa ktor kondici alam dan cuaca

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


Bebera pa upa ya -upaya yang dilaku kan oleh semua aparat di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan dalam meminimalkan ke rusa kan ab rasi pan tai diantaranya :
x Pemberdayaa n dan pen yuluhan ma sya rakat, te rutama di sekitar pesi sir p antai
x Pembuatan brea k water di bibir pantai
x Penanam an hutan m angrove, penyangga dan penang kis
x Penga wa san dan monitoring

II - 17
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

9. PE NAMBANGAN GALI AN GOL. C


a). Kondisi Penambangan
Pem anfaatan lahan yang tidak m engindahkan daya du kung
lingkungan sepe rti penam bangan seca ra liar akan
mempengaruhi lingku ngan hidup. Salah satu dam pa k da ri
kri si s e konomi telah menyebab kan pem anfaatan
sum berdaya alam sem akin tak te rbatas, sehingga
masya rakat akan memanfaatkan semua poten si sum berdaya alam tanpa
memperhati kan d aya duku ng ling kungan yang tersedia, ditambah lagi dengan
kebijakan pem erintah yang sangat lemah. Ke giatan penambangan Galian Gol. C di
Kabupaten Bang kalan um umnya dila ku kan oleh sekolom po k m asyara kat dan
perorangan, sepe rti penambangan sirtu, batu kapu r dan pa si r kwarsa.
1). Marm er te rdapat di Kecamatan Konan g, Gali s, Kwan yar dan Kecam atan Geger.
2). Fo sfat te rdap at di Kecamatan Labang, Tragah, Kwanya r, M odung dan
Kecam atan Blega.
3). Pa sir Kwa rsa t erda pat di Kecamatan Konang, K wanyar, Gali s Bagian Barat,
Gege r dan Ke cam atan Klam pis.
4). Pa sir Urug terdapat di Kecamatan Burneh, Gege r, Blega dan Kecam atan
Modung.
5). Dolom it terdapat di Kecamatan Socah, Kamal, Burn eh, Labang, Tragah,
Kwanyar, Modung dan K ecamatan Blega.
6). Tanah Liat terdapat di Kecamatan Konang, Kwanyar, Galis Bagian Barat, Gege r
dan Kecamatan Klam pis.

II - 18
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

Tabel 9.1 Produ ksi Pertambangan di Kabu paten Bang kalan


pROD UKSI PER TAMB ANGAN (m2 )
No LOKASI
TAHUN 2005 TAHUN 2006
1 Kamal 2.233.000 2.233.000
2 Labang 1.970.000 1.970.000
3 Tragah 1.325.000 1.325.000
4 Galis 54.410.000 54.410.000
5 Geger 153.875.000 153.875.000
6 Kwany ar 1.046.600 1.046.600
7 Konang 2.529.000 2.529.000
8 Modung --- ---
9 Blega --- ---
Sumber : Ka ntor P ertamb ang a n K ab. Ba ng kalan

b). Pe nye ba b Kegi atan Penam ba ngan di Ka bupate n Bangkala n


Bebera pa faktor yang menyebab kan penam bangan di Kabupaten Bangkalan, adalah
sebagai beri kut :
o Kondi si e konomi penduduk sekitar
o Pendudu k tida k ada mata pencaha rian lain
o Bahan tam bang dapat dijadikan seb agai bahan bang unan atau b ahan berharga
yang m em punyai nilai ekonomi
o Minim nya penga wasa n dari apa rat Pem erintah Kabupaten Bangkalan

II - 19
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

KEGI AT AN PEN AMB AN GAN GALI AN GOLONG AN C

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


Bebera pa upa ya -upaya yang dilaku kan oleh semua aparat di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan dalam meminimalkan penam bangan diantaranya :
x Pemberdayaa n dan pen yuluhan ma sya rakat
x Pembata san a real penam bangan
x Perizinan pertam bangan dae rah
x Penga wa san dan monitoring oleh apara t

II - 20
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

10. PE NE GAKAN HUKUM LINGKUNGAN


a). Kasus Li ngk ungan
Sem akin banya kn ya kegiatan indust ri/home indust ri tentu a kan
bere si ko terhadap ban ya knya kasu s pe ncem aran dan
keru sa kan lingkungan. Tinggi rendahnya ke sadaran warga
atau u saha kegiatan di Kabupaten B ang kalan t erha dap
pelesta rian sumberdaya dan lingkunga n di sekita rn ya a kan
berpengaruh bagi lingkungan hidup dan sumberdaya alam di wilayah Kabupaten
Bang kalan. Saat ini kondi si sebagian masyara ka tnya berjiwa agamis,
menunjukkan bahwa ban yak diantara wa rga yang telah m enyadari bahwa setiap
orang berkewajiban memelihara kele starian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran d an pe rusa kan ling kungan hidup.

b). Pe nye bab Kasus Li ngk ungan Hidup


Bebera pa penye bab perma salahan ling kungan hidup di Kabupaten Ba ng kalan
adalah :
- Indust ri/home indust ri/kegiatan lebih bero rientasi pada kuantita s p rodu k tanpa
memperhati kan ku alitas effluent
- Ban ya knya Indust ri/ kegiatan yang belum m emahami SOP
- Dalam pengelolaan/pemantauan lingkungan, te rkendala m asalah finansial
- Kegiatan/I ndu stri berada di pemukim an penduduk yan g cu kup pad at
- Belum mempunyai Izin HO dan dokumen lingkung an
- Indust ri/kegiatan belum m em iliki IPAL yang laya k
- Kegiatan/indu st ri belum mengetahui Baku Mutu yang telah ditetapkan
pemerintah dan undang -undang lingkun gan

Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kab upaten Bangkalan dalam kasu s
lingkungan dianta ran ya :
a). Ku rang nya te naga peng awa s, pe nyidi k terhadap pa ra pela ku kegiatan
b). Ba nya k kegiatan yang be rop era si di luar ka wa san indu st ri (di pem ukiman)
c). Ja rang dilaku kan sam ple laboratorium
d). Ku rang nya ke sadaran dan ringannya san ksi terhadap p ela ku pencemaran
e). Ku rang m em adainya instala si pengolah limbah industri

II - 21
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


Kantor Lingkungan Hidup dan Kebe rsihan adalah insta nsi yang m enangani masalah
lingkungan hidup di Ka bupaten Bang kalan. Adapun upaya yang dila ku kan oleh
instan si t ersebut tersebut antara lain :
- Memberika n pelatihan dan penyuluhan bagi indust ri
- Meningkat kan S DM bagi staff di Kantor Ling kungan Hidup dan Kebe rsihan
tentang pengelolaan dan hu kum lingkungan
- Memberika n rekomenda si te kni s
- Menegakkan hukum-hukum lingkungan
- Menjadi m ediator pengu rusa n perizinan

11. KOORDI NASI KE BIJ AKAN


a). Koordi nasi Kebij akan
Kebijakan pengelolaan lingkungan saat otonomi daerah
perlu adan ya koo rdina si anta r lembaga/badan/dina s/kanto r
yang ada di Kabupaten Bang kalan, baik se cara hori sontal
maupun verti kal dalam meng-agenda kan kebijakan, bai k
kebijakan seca ra managem en maupun kebijakan te kni s,
sehingga denga n ko ordinasi te rsebut a kan te rcapai pembangunan yang
berwa wa san lingkungan di Kabu paten Bang kalan.
Peratu ran dae rah ha rus seimbang dengan perat uran adat, di m ana sudah te rbukti
mampu m em elihara lingkungan nya de ngan baik melalui hukum adat dan ke arifan
tradisional. Lem ahnya penegakan hu kum lingkungan dan ringann ya san ksi bagi
pelaku pencemar dan peru sa k lingkungan, menam bah sulit usa ha pelestarian
lingkungan.

b). Pe nye bab Renda hnya Koordi nasi Ke bij akan


Renda hnya kebija kan m asalah lingkung an pe rlu dipecah kan se cara be rsam a tanpa
melihat peran dari suatu dina s/in stan si yang bertanggung jawab. Unt u k
meningkat kan koo rdinasi kebija kan, lem baga lingkungan hidup m inimal disejajarkan
dengan dinas/bad an yan g ada, sehingga ko ordina si kebijakan akan lebih tercapai.
Selain itu, banya knya ka sus pelanggaran lingku ngan yang um um nya su dah diajukan
ke m eja hijau, hanya sebagian kecil yang tersele sai kan akibat ku rangnya
sumberdaya penega k hu kum yang paham mengenai m asalah lingkun gan.

II - 22
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

c). Upaya Peme rinta h Kabupa rten Ba ngkala n


Lemahnya koo rdinasi kebija kan dan peneg a kan hu kum dalam ka sus ling kung an bi sa
dikurangi dengan meningkat kan pe ran m a sya ra kat dalam pengelolaan dan
penga wa san pela ksana kan peraturan perund ang-undangan di bidang lingkungan.
Untuk mengatasi kelem ahan-kelem ahan dalam kebijakan d an pen ega kan hu kum ,
maka Kanto r Lingkung an Hidup dan Kebe rsihan Kabupaten Bang kalan telah
menyu sun Kebijakan Lingkung an Hidup K abupaten Bang kalan, Prog ram Kebija kan
Pengelolaan Lingku ngan m elalu Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran, St rate gi
Mencapai Tujuan dan Sasa ran, K egiatan se rta kebijakan Tata Ruang, E konom i,
So sial dan Buda ya.

12. PE RAN SERTA MASY ARAKAT DALAM PENGELOLAAN LI NGKUNGAN


a). Pe ran Masyarakat
Keikut sertaan p eran se rta ma sya rakat pada dasa rnya
dimaksud kan untuk menum buh kem bangkan pem ahaman
dan kesadaran a kan arti pentingnya hak dan ke wajiban
m asya rakat dalam melestarikan lingkung an. M elalui
pemaham an ini diharap kan a kan dapat menum buhkan
ke sada ran ma syarakat d alam berperan aktif m engelola dan m enanggulangi berbagai
bentu k pencemaran dan ke rusa kan lingku ngan. Sehingga pengelolaan lingkungan
hidup dapat dimanfaatka n se suai dengan p eruntu kkannya.

b). Dampak Rendahnya Peran Serta M asyaraka t


Tingkat ke sa dara n m asyara kat dan pe ran serta ma sya ra kat saat ini m asih belum
signifi kan dengan ap a yg telah dicanang kan oleh Pem erintah Kabupaten Ba ngkalan,
hal ini disebabkan ka rena m a sih rendahnya pem ahaman tentang arti penting
lingkungan hidup, sehingga p rogram pengelolaan lingkungan belum optimal dan
masya rakat sendiri sebagai pelaku pencemaran secara langsu ng a kan m enerim a
dampakn ya.

c). Upaya Peme rinta h Kabupa ten Ba ngk ala n


a. Melibatkan pe ran se rta m asyara kat dalam suatu pengambilan keputu san
b. Pemberdayaa n m asyara kat
c. Melaksana kan p rogram yang telah ditetapka n pem erintah
d. Melindungi m asyara kat dari kegiatan yang berpote nsi merusa k lingkungan

II - 23
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

13. PEMANASAN GLOBAL


a). Pema nasan Gl obal/ Gl obal Wa rming
M enipisn ya lapisan ozon dan meningkatn ya suhu bum i
(Green Hou se Effect ) atau pem ana san global merupakan
dua persoalan lingkungan yang memberi kan dam pa k
berskala global. M asih terjadinya pe rma salahan
lingkungan te rse but di ata s terkait dengan
kepem erintahan yang belum efektif m isalnya kri sis ekonom i, penyim pangan tata
ruang, kependudu kan dan kemiskinan, urbani sasi dan pelaksanaan otonom i daerah
ikut m empengaruhi m asalah lingkungan

b). Dampak/ Pe nye bab Pema nasa n Global


Dam pa k da ri Pemansan Global adalah :
a. Penyakit kan ker kulit dan kata rak
b. Menurunnya ke kebalan tubuh terhadap penya kit
c. Menghambat pertumbuhan sel-sel tanam an
d. Mem bunuh plankt on dan o rganism e kecil
e. Meningkatnya Suhu Bumi
f. Kutub Utara mencair dan Perm ukaan air laut nai k

Adapun Pe nyebab pem ana san global adalah :


o Pening katan CO2 di Bumi akibat ke giatan industri, t ransport a si dan ene rgi
o Pem akaian bah an peru sa k Ozon (BPO)
o Pem bakaran f o sil, Sam pah, Huta n dan Ba tu Bara
o Pem akaian CFC -11 dan CFC-12 sebagai zat pen dorong (p ropellant) unt u k
produk aero sol, se perti hairsp ray, obat nyam uk, pewangi, cat dll
o Pem akaian Metil Brom ida (pembasmi hama)
o Pem akaian Halon dan HBFC p ada pemadam ke baka ran

c). Upa ya P emeri ntah Ka bupate n Ba ngkala n


Untu k m enghindari dampak dari pemanasan global yang harus dilaku kan oleh
pem erintah, indust ri dan m asya ra kat adalah ;
a. M enghindari ke giatan pembakaran sampah
b. M elakukan Uji Emisi terhadap sum be r bergera k dan tida k be rge rak
c. M enghindari pemakaian Bahan Pe rusa k Ozon

II - 24
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P

d. M ensukseskan pertem uan negara -negara anggota UNFCCC (United Nation s


Fram ework for Clim ate Change Convention) di Bali
e. M enyong son g dan men su kse skan penghentian Impor CFC da n Metil Bro mida
pada Konfe ren si Internasional tentan g Pe rubah an I klim di Nu sa Dua, Bali Tgl
3-14 De sem ber 2007

II - 25
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 3 SUM BERD AYA AIR

A
ir m erupakan sumberda ya penting bagi kehidupan m anusia dan m akhluk hidup
lainnya. M eningkatnya jumlah pendudu k dan kegiatan pem bangunan akan
meningkat kan kebutuhan air. Di lain pihak, ketersediaan ai r dirasa kan sema kin
terbata s, dibeberapa tem pat di wilayah Kabupaten Ba ngkalan sudah dapat dikatego rikan
cu kup sulit untuk mendapat kannya. Hal ini bisa diakibat kan oleh berbag ai fakto r se perti
pencemaran, pe nggundulan hutan, kegiatan pe rtanian m aupun indust ri yang
mengabaikan kele sta rian lingkunga n dan be rubah nya fun g si dae rah tang kapan air.

Di sada ri sum berdaya air yang berlimpah telah diguna kan secara tidak efi sien,
sedang kan di beberapa wilayah telah terjadi ke cenderungan penurunan kualita s dan
kuantitas air. Pen urunan kuantitas ai r lebih banya k di sebab kan oleh berubahn ya fung si
daerah tang kapan air sehingga pada m usim hujan air tidak sampai/tidak sempat
mere sap ke dalam tanah dan terjadi banjir dan pada m usim kem arau pe rse diaan air
berkurang karen a su plai air dari m ata air juga berku rang. Sementara itu pe nurunan
kualitas air lebih banyak disebab kan oleh pencemaran lim bah indust ri, rumah tangga dan
pertanian.

Walaupun kete rsediaan air dari waktu ke waktu relatif


tetap ka rena mengikuti daur hidrologi, tetapi keadaa n dan
kualitasn ya yang kurang memenuhi syarat seringkali
m enyebabkan pem akaian dan m anfaatn ya menjadi
terbatas. Kebutuha n air di Kabupaten Bang kalan pada
saat ini m aupun masa mendatang teru s m eningkat Pasca
selesainya Jembatan S URAM ADU nanti, yang tentun ya diperki raka n banyak aru s
urbani sasi, m eningka tnya kegiatan perekonomian dan industrialisa si yan g hirarkin ya
membutuhkan sumberdaya air yang sangat banya k.

Dalam Prog ram Pembangunan Nasional, pem erintah telah m enetap kan sa saran
penyediaan air bersih bagi Penduduk Indo ne sia, yaitu jumlah penduduk yang terlayani
air bersih ditarget kan sebesa r ± 80% untu k daerah pe rkot aan dan ± 60% untu k daerah
pedesaan, sebag ai da sar dalam perencanaan tersebu t, pem erintah telah membagi
kriteria kota be rda sarkan jum lah penduduk menjadi 5 (lima) kategori.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

TABEL 3.1
KEBUTUHAN AIR BERSIH SETI AP JIW A BERDASARKAN
JU MLAH PEN DUDUK
JU MLAH PEN DUDUK KEBU TUHAN
No KO T A (Liter/Hari/Jiwa)
(Jiwa)
1. Metro > 1.000.000 190
2. Bes ar 500.000 < P < 1. 000.000 170
3. Sedang 100.000 < P < 500. 000 150
4. Kecil 20.000 < P < 100.000 130
5. IKK Program P < 20.000 100
Sumber : Feasibilit y Stud y JICA 19 92

1. KONDISI SUM BE RDAY A AI R


Dalam rangka m encapai pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Bang kalan,
maka prin sip da sar yan g berkaitan dengan sumberda ya air yang pe rlu dipaham i adalah
bagaimana m em enuhi kebutuhan ai r se cara m emadai untuk seluruh pendudu k di wilayah
Kabupaten B ang kalan dan seluruh se kto r pembangunan dengan mempertim bangkan
aspek daya d u kung dan kon servasi sum berda ya air.
Tabel 3.2 Poten si Sumber Air di Kabupat en Bang kalan

No Sumber Air Lok asi Sumber Air Debit (Lit er/Detik)


1. Sumber Gening Kec. Kamal 207
2. Sumber Poc ong Kec. Tragah 4.500
3. Sumber Buluh Kec. Socah 160
4. Sumber Klompeh Kec. Modung 75
5. Sumber Langkap Kec. Modung 200
6. Sumber Ksatrian Kec. Modung 180
7. Sumber Bany ubunih Kec. Galis 80
8. Sumber Karangk ent ang Kec. Kwany ar 63
9. Sumber Mant an Kec. Kwany ar 65
10. Sumber D uwak Kec. Arosbaya 84
11. Sumber Kem arong Kec. Geger 150
12. Sumber Lam bung Pases er Kec. Sepulu 82
13. Sumber C obik Kec. Bangk alan 250
Sumber : Din as Ki mpras wil Ka b. Ba ngkalan

Da ya du kung air sua tu wilayah merupa kan parameter yang memperlihatkan


perbandingan antara kebutu han dan kete rsediaan air, atau d apat didefini si kan sebagai
kemampuan maksim al wilayah menyediakan air bagi pendudu k dalam jumlah tertentu
be serta kegiatannya. A pabila daya du kung untu k suatu wilayah telah dilampaui, maka
penduduk dan kegiatan pem bangunan tida k bisa mendapat kan air dalam jumlah yang
memadai, sehingga terjadilah gejala krisi s air atau defi sit air. Suatu negara/wilayah

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

dikata kan menghadapi kri si s air serius keti ka air ya ng tersedia lebih rend ah dari 1.000 m 3
per o rang per ta hun. Diba wah ang ka ini, kesehatan dan pembangunan e konomi suatu
negara/wilayah a kan sangat terganggu. Keti ka ketersediaan air tahunan tiap orang jauh
dibawah 500 m 3 maka akan m uncul ancaman atau penya kit terhadap kelangsungan
hidup manusia ( Vandhana Shiva, 2002 ).

Potensi Su mberd aya Air

Pada saat ini kondisi sum be rdaya air di wilayah Ka bupaten Bang kalan belum m engalami
perma salahan yang bera rti, namun demikian apabila pemanfaatan sumberdaya air di
berbagai d aerah di Kabupaten Bang kalan dila kukan seca ra berlebihan era indu strialisa si
nanti Pasca Jem batan S URAM ADU, tidak mu stahil daerah-daerah tertentu pada suatu
saat a kan mengalami defisit air, oleh karena itu di stribu si sum berdaya air di berbagai
daerah di Kabup aten Bang kalan ha ru s dijadikan d asa r b agi penye bara n be rbagai jeni s
kegiatan/u sah a yang memerlukan sumberdaya air.

Tabel 3.3 Sungai Utama di Kecamatan Bangkalan dan Afvour

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

lebar das ar (M) panjang


No Nama lokasi
(Km)

1 Kali Jambu Kec. Bangk alan 12,00 6,000


2 Kali Bangkalan Kec. Bangk alan 8,00 13,960
3 Kali Kepang Kec. Bangk alan 8,00 1,800
4 Kali Banc aran Kec. Bangk alan 16,00 4,773
5 Afv our Baru Kec. Bangk alan 8,00 2,500
6 Afv our 04 Kec. Bangk alan 12,00 2,600
7 Afv our 24 Kec. Bangk alan 12,00 3,500
Panjang Total Sungai Utama (Dalam Kota) Bangkalan 35,133
Sumber : Dinas Kimpraswil

Tabel 3.4 Sungai, A sal Sum ber Air dan Panjang Sung ai di Kab. Bang kalan

No Nama sungai asal sumber air panjang (Km)


1 Gulung Labang 4.5
2 Poc ong Tragah 20.0
3 Jambu Tragah 5.1
4 Peny antren Tanah Merah 4.0
5 Pangeley an Tanah Merah 3.0
6 Bubut Burneh 2.0
7 Taburjan Geger 3.0
8 Berbek Geger 3.0
9 Terpong/Dam D upok Kok op 5.0
10 Terpong/Dam Tagungguh Kok op 9.5
11 Terpong/Dam Lomk ajang Kok op 12.0
12 Budduh Kok op 48.5
13 Gladak Mat eh Sepulu 3.0
14 Srogan Sepulu 3.0
Sumber : Din as Ki mpraswil

Secara umum poten si sum berdaya air (air pe rmu kaan dan air tanah) te rsebar di
beberapa wilayah di Kab upaten Bangkalan dengan ku antitas dan kualitas yang berbeda -
beda, dem ikian pula pem anfaatannya san gat terga ntung pada kebu tuhan pendudu k dan
kegiatan pem bangunan yang ada, seperti pe rtanian (irigasi ), kebutuhan d omesti k dan
sebagainya.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

Kondisi Air Permu kaan

Kebutuhan m asya ra kat a ka n air bersih untuk berbagai kegiatan terutam a di pu sat kota
disalurkan oleh pem erintah melalui Perusa haan Dae rah Air Minum (PDAM ) Kabup aten
Bang kalan, prod u ksi air be rsih yang diha sil kan PDAM adalah se be sar ± 4.558.105
m 3 /tahun. Sumber air baku dan produ ksi air be rsih terseb ut di Kabupaten Bang kalan
bersumber da ri sungai, air tanah dan mata air. Sumber air baku P DAM Kabup aten
Bang kalan be rasal dari :
a. Volum e dari Sungai sebe sar ± 8 9.490 m 3/tahun
b. Volum e dari air tanah sebesa r ± 185.0 30 m 3/tahun
c. Volum e dari m ata air sebesa r ± 15.660 m 3 /tahun

2. TE KANAN PADA SUMBERDAY A AIR


1. Kebutuhan Air
Kebutuhan air terb e sa r be rda sarkan se kto r kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga
kelom pok be sar, yaitu untuk ke butuhan dome sti k, pe rtanian (iriga si) dan industri.
Sejalan dengan pertambahan pendudu k dan peningkatan kegiatan pem bangunan, maka
kebutuhan air aka n m eningkat pula baik se cara langsung maupun tida k lang sung.

Kebutuhan ai r lainnya selain untuk keb utuhan domestik juga untuk kepe rluan pertanian
(irigasi), Perkant oran , rumah sakit, indu st ri dan lain-lain. Dalam rangka m em enuhi
kebutuhan primer yang teru s m eningkat sejalan dengan pertambahan jumlah pendudu k,
maka jum lah kebutu hannya dia sum sikan 2 (dua ) kali kebutuh an dom e sti k.
Karena ketersediaan air perm ukaan yang dap at dim anfaat kan sema kin terbata s,
sementara peng gunaan air untuk pemukiman, indu stri dan sekto r lainnya semakin

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

meningkat, te rutama Pasca fi sik Jembatan S URAMA DU selesai oleh sebab itu
penggunaan air perlu dila ku kan dengan bai k dan efisien.

2. Kegiatan Indu stri Kecil


Kualitas air juga dipengaruhi oleh pem buangan limbah cair yang bera sal dari aktivita s
domestik dan indust ri. Di Kabupaten Bang kalan, terutama di Sungai Bancaran dan
Sungai Jambu terdapat indust ri kecil dan pemukim an pendudu k, di mana sung ai ini
menjadi prioritas untuk dikelola dan dipantau, te rutama pem antauan te rhadap industri
yang tida k pu nya I PAL dan hom e indust ri yang berpotensi menim bulkan pencem ara n.
Di sam ping itu beberapa hom e industri kecil um um nya mempunyai kelem ahan dalam hal
pemodalan dan juga kecil kem ung kinannya indu st ri kecil tersebut dileng kapi dengan
instala si Pengolah Limbah (IPAL), seperti banya knya home indust ri batik, ke cap dan
tahu, sehingga dimungkin kan a kan terjadi penurun an kualitas air.

3. Kegiatan Rumah Tangga


Selain industri kecil, limbah rum ah tangga juga mempunyai kontribu si terhadap
pencemaran air sungai dan ba hkan lebih be sar da ri industri. Lim bah domesti k yang
berasal dari rum ah tangga juga m em punyai kontribu si terh adap pencem aran sungai.
Biasanya pen duduk yang tinggal di bantaran sun gai dengan sengaja m embuang
lim bahnya se cara langsu ng, seperti pembuangan lim bah tinja, cucian dan sam pah, hal
ini dikarenaka n rumah-rumah tersebut saat ini tidak memiliki fasilitas sanitasi baik dan
kurang layak.

4. Kegiatan Pertanian (Li mbah Pertanian)


Dalam u saha kegiatan pe rtanian padi, te rma su k t ambak dan kolam biasan ya untu k
meningkat kan p rodu ksin ya petani mengguna kan pupu k ya ng berane ka jeni s. Dari
berbagai jenis pupu k tersebut, a da jenis pupu k yang mempunyai potensi dampa k
terhadap kualitas ling kungan. Usaha penanam an padi di wilayah Kabupaten Bang kalan
um um nya masih menggunakan pestisida dalam bentu k padat dan cair serta penggunaan
pupuk kim ia, dengan dem ikian dam pak penggunaan bahan kim ia dan pupuk akan
mengalir menuju sungai yang b era sal da ri sa wah/tamba k, sehingga a kan m encemari
lingkungan yang ada.

3. KUANTITAS DAN KUALI TAS AIR


1. Air Sungai

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

Kerusa ka n daerah tan gkapan air a kibat perubahan fungsi lahan m enyebabkan
berkurangnya d ebit aliran sungai yang stabil, indika si te rsebut dapat dilihat dari
perbandingan debit minimum dan maksim um . Debit aliran air disebut stabil apabila
perbandingan tersebut m endekati angka satu.
Selain m asalah air yang sem akin terbatas dari segi volume/kuantita s, pen cem aran
terhadap air te rseb ut juga m enyebabkan sem akin berkuran gnya air ya ng dapat
dimanfaatkan untuk be rbagai keperluan. S ungai di wilayah Kabup aten Bang kalan
(Ke camatan Bang kalan) menurut data yang ada seban ya k 4 (em pat ) sungai dan 3 (tiga)
Affour, sedan g kan sumber air di seluruh Kabupaten Bang kalan terda pat 13 sum ber air.
Dalam Peratu ran Pemerintah No. 82 Tahun 2 001 tentan g Pengelolaan Kualita s Air dan
Pengendalian Pencemaran Air ditetapkan empat kela s kl a sifikasi mutu air, yaitu :
x Kela s I, yaitu air yang dapat digunakan untu k air ba ku air m inum dan atau pe runtukan
lain yang m em persyaratkan m utu air yang sama denga n kegu naannya
x Kela s II, yaitu air yang diperuntu kkan/d apat digunakan untu k prasa rana/ sara na
rekrea si air, budi daya ika n air tawa r, peternakan, air untu k mengairi pertanaman dan
atau untu k pe runtukan lain yang m em persya rat kan mutu air yang sama dengan
kegunaann ya
x Kela s III, yaitu air peruntu kkannya dapat digunakan untu k budidaya air ta wa r,
peterna kan, air untuk pe rtan am an dan atau untu k peruntu kan lain yang
mempersya rat kan mutu air ya ng sam a dengan kegunaannya
x Kela s IV, yaitu ai r ya ng peruntu kkan nya dapat diguna kan u ntu k m engairi pertanaman
dan atau untu k peruntu kkan lain yang mensyarat kan mutu air yang sama deng an
kegunaan t ersebut

Melalui Program Kali Bersih (Proka sih ) yang dicanangkan pada Tahun 1990 dan telah
dilaksana kan oleh Pem erintah Kab upaten Bang kalan, maka kebe rada an sungai dan
anak sun gai di wilayah ini m endapat perhatian dalam hal pengelolaannya, mengingat di
wilayah Kabupate n Bangkalan terdapat beberap a indu stri kecil yang rawan terhadap
pencemaran ling kungan. Di Kabupaten Ban gkalan Sungai P roka sih yang m endapat
priorita s utam a dalam program ini adalah Sungai Jambu dan Sum ber Co bik.
Di Kabupa ten Ba ngkalan, sumber pencemaran utama di badan air sungai adalah be rasal
dari industri bati k, kecap, tahu, RPH dari indust ri rumah tangga.
Kualitas air Sungai Bangkalan, yang mana sun gai ini terdapat indust ri Tahu Sumber
Rejeki menurut sampling yang telah dila ku kan BBTKL dan Tim Kantor Lingkungan Hidup
dan Kebersi han Kabupa ten Bang kalan m asih m em ehuhi Baku M utu Sungai, dimana

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

param eter pH = 7 ,2 ; BOD = 4,8 m g/l ; COD =10 mg/l ; TSS = 31 mg/l dan DO = 0,05
mg/l.
Tabel 3.5 Kualitas Air Badan Air Sa k-Sa k

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.6
4 COD 25 8.0311
5 DO 4 7.4
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.6 Kualitas Air Badan Air Muara Kali Bang kalan

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.2
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 5.9
4 COD 25 12.033
5 DO 4 5.8
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.7 Kualitas Air Badan Air Su ngai Bancaran, Utara Rum ah Sa kit

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.2
2 Temperatur Deviasi 3 29

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

3 BOD 3 3.2
4 COD 25 7.0114
5 DO 4 7.4
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.8 Kualitas Air Badan Air Su ngai Bancaran

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 4.2
4 COD 25 9.0331
5 DO 4 6.9
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.9 Kualitas Air Badan Air Su ngai Blega, Ka rang K emasan

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.0
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.4
4 COD 25 6.6611
5 DO 4 7.67
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.10 Kualitas Air Bada n Air S ungai Pocong Kecamatan Tragah

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.0

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III -


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

4 COD 25 6.0311
5 DO 4 7.79
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.11 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, Klubungan Dua

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.0
4 COD 25 6.1017
5 DO 4 7.82
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.12 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, Klabungan Dua

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.0
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 2.9
4 COD 25 5.8314
5 DO 4 8.03
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.13 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, POM Ben sin

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.0
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 4.0
4 COD 25 9.0311

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

5 DO 4 6.8
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.14 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, Pertigaan Junak

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.0
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.2
4 COD 25 7.8311
5 DO 4 7.5
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.15 Kualitas Air Bada n Air S ungai Juno k, Tanjung Pe rtigaan Rum ah Sa kit

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.0
4 COD 25 6.4811
5 DO 4 7.8
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.16 Kualitas Air Bada n Air K ali Jam bu, Pabrik E s Anwa ri

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.5
4 COD 25 7.9041
5 DO 4 7.46

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

6 Tembaga 0.02 < 0. 0153


7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.17 Kualitas Air Bada n Air M uara Kali Jam bu, Gladah Caltery

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 4.8
4 COD 25 10.011
5 DO 4 6.04
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.18 Kualitas Air Bada n Air S ungai Kepang, Ring Road

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.1
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 3.0
4 COD 25 6.3011
5 DO 4 7.9
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

Tabel 3.19 Kualitas Air Bada n Air K ali Pang ko ran, Mayjen Sungkono

No Parameter Krit eria Mut u Air *) Hasil


1 pH 6– 9 7.2
2 Temperatur Deviasi 3 29
3 BOD 3 4.8
4 COD 25 9.0115
5 DO 4 6.2
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

7 Timbal 0.03 < 0. 0036


Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III

2. Air Li mbah Indust ri/Usaha Kegiatan


Dalam upaya untuk mengelola dan mem antau lingkunga n, perlu penanganan yang
benar, dim ana m ulai tahap proses prod uksi sampai tahap pengolahan, diupaya kan ha sil
yang ma ksim al, yang kira nya tidak menurunkan da ya dukung/beban sungai dan
lingkungan. Dalam tahap ini haruslah dim ulai dari sumbernya, yaitu dari outlet end pipe
treatment suatu buangan industri/IP AL nya yang a kan menuju badan air/ sungai.
Selam a ini Kantor Ling kungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bang kalan telah
memonitoring semua kegiatan indu st ri yang m empunyai poten si menimbulkan
pencemaran, ha sil Pem eri ksaan dari Laboratorium BBTKL Su raba ya pada b eberapa
indust ri/kegiatan rum ah sakit di wilayah Kabupaten B ang kalan untu k Air Lim bah Industri
(ALI) m enunju kkan b ahwa :

a). Air Li mba h Pabrik Ke cap Cap Salak

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

350
Hasil Sampling
Baku Mutu
300

250

200
mg/ l

150

100

50

0
BOD COD TSS
Parameter
KUALITAS LIM BAH CAIR PABRI K KECAP SALAK Sampling, 20 Peb. 2007

b). Air Li mbah Do mestik Ru mah Sa kit Aisyiyah

Has il Sampli ng
120
Baku Mutu

100

80
mg/ l

60

40

20

0
pH BOD TSS
Parameter
KUALIT AS LIMBAH CAIR DOMESTIK RS AISYIYAH Sampl i ng, 9 Me i 2007

C). Air Li mbah Do mestik Klinik Dr. L uka s

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

90
Hasi l Sampli ng
80 Bak u Mutu

70

60

50
m g/ l

40

30

20

10

0
BOD COD TSS NH3 Bebas Deterjen Phenol Sisa Klor Phosphat
Parameter
KUALIT AS L IMBAH CAIR KL INI K Dr. LUKAS Sam pling, 9 Mei 2007

3. Air Tanah
Penggunaan air tana h yan g sa ngat berlebihan menga kibat kan t erjadinya pe nurunan
muka air tanah (aquifer), pe nuru nan m uka tanah (land subsidence ) dan intrusi air laut.
Pemanfaatan air tanah yang tidak terkendali m enyebabkan penu runan aquifer,
pengambilan air tanah yang inten sif menyebab kan dampak negatif berupa turunn ya
muka pisometri, tu runnya kualita s air tan ah dan kemungkinan terjadi amblesan.
Perkembangan pengam bilan air tanah yang pe sat telah menga kibat kan pe rubahan
kondi si dan ling kungan air tan ah, pe rubaha n tersebut ditunjukka n dengan adan ya
penuruna n m uka air tanah

4. Air Laut (Kawa san Pesisir da n Pantai)


Lo kasi ka wasan pesi sir dan pant ai di Kabupaten Bang kalan perlu di kelola dan dipantau,
mengingat wilayah ini rawan te rjadinya pencem aran ling kungan a kibat a ktivitas kegiatan
yang bera sal dari indust ri, pertanian, pariwi sa ta, pelabuhan dan pemukiman pendudu k.
Panjang pesi sir pan tai wilayah adm inistra si Kabupate n Wilayah Kabup aten Bang kalan
yang terdiri dari 18 (delapan belas) kecam atan, dimana 10 (sepuluh) kecam atan berada
pada pesi sir p antai, dengan panjang garis p antai ± 124,10 km .
Denga n kebe radaa n Jem batan SURAM ADU nanti, wilayah pesi sir terutam a di
Kecam atan Laba ng dan se kita rnya te ntunya mendapat tekanan lingkungan, sehingga
ka wa san pesi sir te ran cam kualitas lingkungannya.

4. KE BIJ AKAN PENGE LOLAAN AIR

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

Sumberdaya alam perlu dilesta ri kan sepanjang ma sa untu k


kepe rluan makhlu k hidup di muka bum i, m em eli hara ket ersediaan
air untuk memenuhi kebutuhan berb agai se kto r pembangunan
sangat penting dalam merang sang pertumbuhan e konom i dan
m eningkat kan ke sejahteraa n pendudu k di Kabupaten Bang kalan
khu su snya dan nasional pada umumnya. Upaya pemenuhan kebutuhan air t erut am a
perlu dilakukan untu k se ktor pe rtanian dan kebutu han rum ah tangga.

Pada saat ini se kto r pertanian masih merupa kan se ktor terbesa r dalam m enggunakan
air. Apabila kebutuhan air se ktor pertanian tetap terjamin maka produksi pangan di
Kabupaten Bang kalan khusu snya dan nasional pada umumnya akan dapat berlang sung
secara berkelanjutan. Di lain pihak perlu diantisipasi peningkatan kebutuh an air untu k
se kto r indust ri pa sca Jembatan SURAMDU sele sai, yang apabila tidak dapat dipenuhi
akan m enghambat pertumbuhan se kto r yang cu kup p enting di Kabupaten Bang kalan.

Pemenuhan kebutuhan air untu k rumah tangga juga mem egang peranan penting dalam
menjaga kesejahteraa n ma syara kat dan p rodu ktivitas nasional. Dewasa ini masih cukup
banya k pend udu k Kabupaten Bang kalan, terutam a m asyara kat miskin dan masya rakat
de sa te rpencil belum dapat menikm ati air bersih.

Strategi pengelolaan sumberda ya air ha ru s diarah kan untu k pelestarian atau jika
dimungkin kan pening katan daya du kun g wilayah dari segi kete rsediaan air. Upaya ini
perlu dilakukan dengan memperhatikan m ulti fungsi air, yaitu fung si e kologi, ekonom i
dan so sial. Untuk itu pengelolaan air perlu dilaku kan se cara te rpadu, linta s sekto r
dengan m em pertimbangkan proye ksi pert umbuhan pendudu k pe r wilayah dan rencana
pembangunan se ktoral.

Pengelolaan sum berdaya air se cara te rpadu d engan pe nde katan Daerah Aliran Sungai
(DAS) da ri hulu sam pai hilir tampakn ya merupaka n upaya yang paling patut
dipertimbangkan atau di ken al sebagai su atu konsep “ one ma nagement for one
watershed “ . Hal ini penting mengingat setiap DAS di Kabupaten Bangkalan memiliki
karakte ri sti k yang be rbeda-beda sehingga mem erlukan penangan an yan g be rbeda pula.

Adapun upaya Pe ngelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pen cem aran Air yang h aru s
dilaku kan oleh Pemerintah Kabu paten Bang kalan adalah :

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

a. Penetapa n Kelas Air


Berda sarkan PP No. 82 Tahun 200 1, sumber air pe rlu ditetap kan kela s airnya se su ai
dengan pe runtukkannya. Untu k m emenuhi m utu air yang se su ai dengan kela s air
yang ditetap kan, pemerintah setem pat m enetapkan mutu air, sa sa ran dan
ma ste rplan selam a lima tahun untu k jenis sungai yang ada.
Pemerintah Kabupa ten Bang kalan d alam pengelolaan air belum menetapkan kela s
air sungai/ wadu k. Dalam program penetapan kela s air Pem erintah Kabu paten
Bang kalan dan in stan si terkait saat ini berupaya m enetap kan Penet apan Kelas yang
ada di wilayah Kabu paten Ba ng kalan.
b. Pro gra m Kali Bersih (Prokasih)
Program Kali Bersih (Pro ka sih) m erupakan salah satu upa ya pen gelolaan
lingkungan yang dititikbe rat kan pada pening katan kualita s pe raira n su ngai. Prog ram
ini telah dicanangkan sejak Tahun 1989, p rog ram ini sempat terhenti pada Tahun
1999 dan dilaksana kan kembali pada Tahun 2003 melalui Program Su perkasih
(Su rat Pe rnyataan Kali Bersih ) yang merupakan salah satu tahapan di dalam
Program Pro kasih.

Program Kali Bersih (Prokasih)

Pro ka sih be rtujuan mendo rong percepatan penta atan industri pad a peraturan
perundan g-u ndangan, khusu snya tentang Ba ku M utu Air Lim bah (BMAL). Ruang
lingkup P roka sih adalah seluruh jenis industri, meliputi m anufakt ur, agroindu st ri,
hotel, dom esti k dan rumah sa kit yang m em buang limbah cair ke sungai.

Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah memprogramkan kegiatan Pro kasih di


beberapa sungai di Kabupaten Bangkalan, terutama di pusat kota yang bertujuan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

untuk menyadarkan kegiatan u saha dan ma syara kat bah wa air adalah kebu tuhan
vital m anusia dan ma khlu k hidup lainnya se hingga ha rus tetap dijaga kebersihannya
dengan tidak mencemarinya/m engotorinya dengan macam -macam perila ku yang
tidak te rpuji yang da pat m erugi kan kepentingan da n ke sehatan m asya ra kat.
Untuk menjaga fung si sungai maupun kualita s air sungai Pem erintah Kabupaten
Bang kalan m elakukan pengelolaan terhadap sungai priorita s dengan P rog ram Kali
Bersih (P roka sih), adapun Sungai P roka sih t ersebut dianta ran ya :
a). Su ngai Jambu c). Affou r A (Ringroad) e) Kali Bang kalan
b). Sumber Cobi k d). Kali Sa ksa k

c. Progra m Peringkat (P ROPE R)


PROP ER merupa kan salah satu ben tu k pengawasan sekaligus
upaya transparan si denga n melibatkan m asyara kat dalam
pengelolaan lingkungan seb agaim ana yang diamanat kan oleh
Undan g-un dang No. 23 tahun 1997. M elalui PROPE R, ha sil
penga wa san yan g telah dila kukan oleh Kementerian Ling kun gan Hidup disampaikan
secara terbuka kepada ma syara kat. Di samping UU No. 23 tahun 1997, Pe raturan
Pemerintah yang t erkait adalah PP. No. 18 Tahun 1999 tentan g Pengelolaan Lim bah
B3, Jo. PP No. 85 Tahun 1999 t entang Perubahan ata s PP. No. 18 Tahun 1999, PP.
No. 82 Tahun 2002 te ntang Pengelolaan Kualita s Air dan Peng endalian
Pencemaran Air, PP. No. 41 Tahun 1999 tenta ng Peng endalian Pencem aran Udara .

Landa san op era sional pelaksanaan P ROPER adalah Kepu tusan Menteri Nega ra
Lingku ngan Hidup No. 127/M ENLH/2002 tentang Prog ram Penilaian Peringkat
Kinerja Pe rusa haan d alam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pela ksanaan P ROPE R
dilaku kan untu k semua peru saha an dan dititikberat kan pad a :
o Perusahaan yang mempunyai dampak penting terh adap lingkungan
o Perusahaan yang m empunyai dampak pencemaran atau ke rusa kan
lingkungan sangat b e sa r
o Perusahaan yang m encem ari dan m erusak lingkun gan dan atau be rpoten si
mencemari dan m erusa k ling kungan
o Perusahaan p ublik yang terdafta r pada pasa r m odal di dalam dan di luar negeri
o Perusahaan yang berorienta si e kspo r

Ha sil PROP E R terhad ap pening katan pena atan peru saha an telah mengurangi

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

pencemaran air, pencemaran udara, dan lim bah Bahan Berbahaya dan Bera cun
(B3 ) ke m edia lingkung an hidup, yang pada akhirnya m asyara kat di sekitar lo ka si
dapat merasa kan dampak peningkatan penaat an ini. Hasil pe ring kat kine rja ma sing-
masing peru sahaan ini telah disampaikan kepada m asyara kat seca ra terbuka
melalui berbagai media massa.
Sampai saat ini di Kabupaten Bang kalan belum ada indu stri/ kegiatan ya ng i kut serta
dalam program PROP ER

d. Pengend alian Air Tanah


Untuk menganti sipa si e ksploitasi air tana h yang tida k te rke ndali telah dikeluarkan
Surat Keputu san M enteri Energi dan Sumber Da ya Mineral (ESDM) No.
1451.K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Te kni s Penyelengga raan Tugas Pemerintah
di Bidang Pengelolaan Air Ba wah Tana h.
Surat keputu san ini memuat pedoman tekni s dan p ro sedur pe nyu sunan peraturan
daerah dalam pengelolaan air tanah di daerah.
Khusu s untu k P ulau Jawa dan M adura yang kondi si air tanahnya kritis, Menteri
ES DM m enetapkan batas ho risontal ce ku ngan air tanah m enggunakan peta
ce kung an air tanah skala 1:250.00 0 melalui SK No 716.K/40/MEM/ 2003. Untu k
melengkapi surat ke putusa n tersebut, Pemerintah saat ini seda ng menyiapkan
pedom an teknis, p ro sed ur, d an kriteria pengelolaan air tanah.
Dalam Upaya konse rva si air t anah, ma ka kegiatan yang akan dilaku kan dalam
beberapa tahun ke depan oleh Pem erintah Kabup aten Ba ng kalan adalah :
x Inventa ri sa si kuantita s dan kualitas air tanah
x Studi Intru si air laut
x Penyu sunan Data Ba se Potensi Air Ba wah Tanah
x Menyu sun peta konserva si air tanah
x Mengendalikan pengambilan air tanah dengan cara :
(i) Mem perketat pe ngeluaran izin ba ru untu k pen gambilan air tanah
(ii) Melaku kan pengont rolan izin pengambilan air tanah yang m encakup m asa
berla ku, be sarnya debit, dan ke dalam an sum ur
(iii) Menetapka n pajak/ retribusi
(iv) Mem beri re kom endasi & sa ran teknis tentang kedalaman pengam bilan air
tanah
(v) Perizinan Izin P em buangan Limbah Cair ke m edia (IPLC)

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 1


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

e. AMDAL (Analisa Men genai Dampak Lingkungan)


AM DAL adalah m erupa kan suatu kajian m engenai dampak besa r dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang diren canakan pa da ling kungan hidup yang diperlukan
bagi pengam bil an keputu san. Fungsi dari do kum en lingkungan ini adalah sebag ai
pedom an dalam pengelolaan dan pem antauan lingkungan yang wajib dim iliki oleh
setiap ke giatan u saha/indu st ri. M elalui Kantor Ling kungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Bang kalan, setiap kegiatan usaha/indu stri wajib m enyusu n, memiliki dan
menerap kan AM DAL atau UKL/UPL, sehingga dam pa k yang ditimbulkan dapat
ditekan sema ksim al mungkin.
Tabel 3.20 Jumlah Rekomenda si Pe rizinan Lingkung an (UKL/ UPL d an AMDAL)
JENIS DAN JU MLAH
REKOMENDASI D OkU MEN LINGKUN GAN
No. Tahun
UKL/U PL AMDAL
1 2005 1 -
2 2006 1 2
3 2007 3 -
Sumber : KLHK Kab. B ang kal an,
* ) sampai Se pt 200 7

f. Izin Pe mbuangan Li mbah Cair (IPLC)


IPLC adalah izin pem buangan lim bah cair yang ditujuka n pada kegiatan
usaha/indu st ri yang mengguna kan sum ber-sum ber air sebagai tempat pem buangan
lim bah cair ata s kegiatan usa hanya
Maksu d dan tujuan dari pe rizinan ini adalah seb agai upaya pencegahan
pencemaran dari sumber pencemar, upa ya penanggulangan dan atau pemulihan
mutu air pada sumber-sum ber air se rta untu k m ewujud kan kelesta rian fung si air,
agar air yang ada pada sum ber-sum be r air dapat dimanfaatkan se ca ra be rkelanjutan
se suai pe runtu kkannya.
Menurut Peraturan P emerintah RI No. 82 Tahun 2002 pa sal 18, Pemerintah Propin si
melaku kan pe ngendalian pence ma ran air pada sumber air yang lintas Kabu paten
atau Kota dan m enu rut pa sal 40 Setiap usaha dan/atau kegiatan yang me mb uang
air li mbah ke air atau sumbe r air wajib me ndapat kan izin te rtulis dari Bupati /
Walikota

Jenis Usaha/ Kegiatan yang wajib M engaju kan / M em peroleh Ijin Pem buangan
Limbah Cair ke sumber-sum ber air adalah :

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 2


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

o Perindust rian dan Perdagangan


o Hotel / usaha akomodasi
o Pertanian
o Kehutanan d an Perke bunan
o Pe kerjaan Um um dan Pengolahan Limbah Terpusat
o Rumah Sa kit dan Ke sehatan

Sampai saat ini di Pemerintah Kabupaten Bang kalan belum m em punyai Perda IPL C
(Izin Pem buangan Limbah Cair), sehingga perizinan m asih dilaku kan ke Badan
Pengendalian Dampa k Ling kungan (Ba pedal) P ropinsi Ja wa Timur.
Upaya pengelolaan sumberd aya air yang dilaku ka n Pem erintah Kabu paten
Bang kalan m elalui Kantor Ling kungan Hidup dan Kebe rsihan se rta in stan si te rkait
lain, diantaranya adalah :
o Inventa ri sa si dan pem etaan pot ensi air bawah tanah
o Rencana Pengelolaan dan pengendalian e ksplora si air bawa h tanah (belum ada
Perda )
o So sialisa si te ntang bahaya pencemaran ling kungan a kibat pemanfaatan air
bawah tanah yang be rlebihan
o Pelaksanaan rehabilitasi eko sistem dan ha bitat yang ru sa k di ka wasan bantaran
sungai
o Penera pan pe rijinan dan Pening katan pengawa sa n indust ri penghasil lim bah cair
o Melaku kan pengawasan dan pengend alian sum ber-sumber pen cem aran
kali/sungai
o Pengembangan teknologi yang berwa wa san lingku ngan dalam pengelolaan
sumberdaya air dan indu stri yang ramah lingkungan
o Penera pan sanksi hu kum kepada semua piha k yang dengan sengaja melaku kan
pencemaran ling kungan
o Pening katan pusat inform asi dan studi lingkun gan hidup
o Mempertimbangkan fa ktor lingkungan dalam pengem bangan teknologi
pengolahan limbah rumah tangga dan indu stri
o Penetapan indeks dan ba ku mutu lingkungan
o Pemantauan kualita s lingkungan secara te rpadu dan te ru s mene rus
o Pembangunan, re habilitasi dan pem eliharaan jaringan pem buangan air limbah
o Melaku kan m onitoring te rhadap pem buangan air limbah

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 2


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

o Mengharu skan sem ua piha k indu stri a tau kegiatan lain ya ng mempunyai
kontribusi sebagai pencemar untu k m engolah lim bahnya sebelum dibuang ke
media lingkungan
o Reali sasi kan prog ram m onitoring lim bah secara rutin

g. Peraturan Pe rundang -und angan


Pemerintah pada Tahun 1999 mulai mereforma si sejum lah peraturan perundang -
undangan yang b erkaitan denga n pengelolaan sum berdaya air, Program ini dibiayai
oleh Ban k Dunia m elalui Water Reso urces S ector Adjusme nt Loan (Watsal) dan
secara um um akan dite rap kan di seluruh Indone sia. Hasil-ha sil yan g suda h dan
akan di keluarkan melalui program ini antara lain :
o Keputu sa n P residen No. 9 Tahun 1999 tentang Pembentu kan Tim Koordina si
Kebijaksanaan Pendaya gunaan Su ngai dan Pem eliharaan Kelest arian Daerah
Aliran Sungai
o Peruba han Undang-und ang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
o Penyu sunan Si stem Inform asi Pengelolaan Sumberdaya Air Na sional untu k
Pengambilan Keputu san ( Decision Sup port Syste m )
o Penyu sunan Sistem Pengum pulan dan Pengelolaan Data Kualita s Hidrologi dan
Air Na sional
o Peratu ran Pemerintah No. 82 Tahun 2 001 tentan g Pengelolaan Kualita s Air dan
Pengendalian Pencemaran Air sebagai pengganti dari Peratu ran Pemerintah No.
20 Tahun 1990 tent ang Pen gendalian Pencem ara n Air
o Penyu sunan Pedoman-pedoman Te kni s No. 82 Tahun 200 1
o Penyu sunan Pera tura n Daerah yan g Berkaitan de ngan Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengend alian Pencemaran Air

Mengenai Undang-u ndang No. 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sum berdaya Air,
yang telah disyahkan oleh Presiden RI m aka K anto r Ling kungan Hidup dan
Kebersihan Kabu paten Bang kalan m engam bil sika p :
1). Ke bijakan sumberda ya air be rtiti k tolak pada :
x Segi kepe ntingan nasional dan inter-gene ra sional term asu k didalamnya
kepentingan pa ra pen gguna den gan m em perhatikan kepentingan intergenera si,
yaitu m em enuhi kebutuh an air saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan
kebutuhan air bagi genera si m endatang

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 2


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

x Prin sip pem anfaatan yang perlu m em perhati kan ke satuan e ko si st em, khu susn ya di
wilayah Kabupaten Ba ngkalan
x Efisiensi d an pen ghematan penggun aan sumberda ya alam di Kabupaten
Bang kalan
x Kom itm en meningkat kan kualitas air dan sanita si kepada m asya ra kat khu susn ya di
Kabupaten Ba ngkalan dalam m enghadapi Tahun 2008 sebagai Tahun Sanita si
Interna sion al m enuju M DGs 2015

2). Pembagian Ke wenan gan


x Perlu m em perhatikan ke seimbangan anta ra ke wenangan pemerintah pusat ,
propinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan yang be rlaku saat ini
x Kewenangan Pem erintah K abupaten B ang kalan be rtum pu pada pengelolaan,
sedangan kewenangan pem erintah pu sat/ propinsi anta ra lain bertum pu pada
kepentingan global, regional, penelitian, inform asi, pendidika n dan pen yele saian
seng ke ta
x Perlu pemaham an yang sama, dalam hal pengelolaan dan pem antauan bila sungai
lintas kabupaten/kota adalah kewenangan P ropinsi Ja wa Tim ur, sungai yang ad a
di Kabupaten Bang kalan adalah menjadi tanggung jawab Pem erintah Kabupate n
Bang kalan
3). Ha k M asya ra kat Kabupat en Bang kalan
x Mendapatkan air dalam kualitas d an kuantita s ya ng laya k
x Mendapatkan informa si yang b enar, a ku rat da n muta khir
x Berperan dalam pengam bilan keputu san dalam hal sumberdaya air se suai
mekani sme yang ad a

Di sam ping kebijakan -ke bijakan te rse but di ata s, Kanto r Ling kungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Ban gkalan telah menetapkan p rogram-prog ram st rate gis yang
akan dila ksan akan. P rog ram yang berkaitan dengan pengelolaan sumberda ya air anta ra
lain :
a. Pening katan kapa sit a s pemerintah di selu ruh ap arat Pem erintah Kabupat en
Bangkalan unt uk menyelengga rakan Tata Praja Ling kunga n (Good Environmental
Governance) di dalam nya terma suk Pro gram Kali Bersih

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 2


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

b. Pem berdayaa n m asyara kat (So ciety E mpowe rment ) yan g menca kup pening kat an
kesada ran be rling kungan da n mem otivasi masya rakat untu k berperan se rta dalam
pro ses pen gam bilan keputusan
c. Penataan sum ber-sumber pencemar in stitu si (Point Source) dan non-in stitusi (Non
Point Source)
d. Pele starian lingkungan alam yang menca kup pemulihan hutan tropi s, pelestarian
perairan danau dan pengendalian pencemaran di wilayah pesi si r dan pantai
e. Pengem bangan si st em kom uni kasi dan informa si yang m encakup pem antauan
kualitas ling kungan hidup dan pe ndayagunaan labo rato rium rujukan yang aka n dimiliki
oleh Kanto r Lingkungan Hidup dan Keb ersiha n Kabupaten Bang kalan di m asa akan
datang

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 2


BAB 3 SUM BERD AYA AIR

B A B 5
Pengelol aan Sumberdaya air
Penggunaan lahan di cat chm ent area ,
tangkapan air atau yang tidak sesuai
dengan fungsinya akan m em berikan
dam pak bagi ketersediaan air bersih

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 III - 2


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

U
dara m erupakan kom ponen kehidupan yan g sangat penting bagi manusia
maupun m akhluk hidup lainnya. Tanpa m akan dan minum kita bisa hidup
untu k beberapa ha ri, tetapi tanpa u dara kita han ya dapat hidup untu k beb erap a
menit saja. Tidak seperti air yang bi sa kita pilih untu k diminum maka sekali udara
tercem ar kita tida k bi sa m em ilih udara yang kita hi rup.

Pencemaran uda ra adalah m enu runnya ku alitas udara sehingga a kibatn ya a kan
mempengaruhi ke sehat an m anu sia yang menghirupnya. Salah satu fa kt or penyebab
meningkatnya pencemaran uda ra adalah sem akin meningkatnya popula si pend udu k di
suatu tem pat, te rutama di pu sat kota ata u pusat-p u sat perekonomian/perdagangan.
Kegiatan tra n spo rta si, indu stri dan a ktivitas penduduk menjadi sumber pen cem aran
udara.
Sumber pencem aran udara yang be rasal dari sum be r tidak be rge rak, antara lain
indust ri, pem ukiman/rum ah tangga dan pem ba karan sam pah. Sed ang kan sumber
pencemaran udara da ri sum ber bergera k, adalah d ari kegiatan t ransporta si. Di sam ping
itu, kebaka ran hutan dan lahan juga menjadi salah satu p enyebab pencemaran Uda ra di
Indone sia. Bahkan keba ka ran hutan dan lahan m engganggu ke stabilan kompo si si ga s
di atm osfer. Peraturan Pem erintah No. 41 Tahun 1999 tentang Peng endalian
Pencemaran Uda ra mengatur bahan pencemar yang perlu dipantau yaitu sulfu rdio ksida
(S O2 ), ka rbonmonoksida (CO), nitrogen dio ksida (NO2 ), parti kulat be ruku ran ku rang da ri
10 mikron (PM 10) dan timah hitam (Pb)

Pesan dari Pr esiden RI saat melep as 15 p eng end ar a sep ed a


di Lapangan Monas Jak arta menuju Bali (Tgl 11 Nopember
2007) dalam r angk a menyambu t Konfer en si Intern asio nal
tentang Perubahan Iklim d i Bali yakni : ” Walikota dan
Bupati di selur uh Indonesia, Berik an Ruang Agar
War ga Bisa Ber sepeda, Termasuk Menuj u
Kantor/Tempat Bekerja ”.

Berda sarkan sum bern ya, pencemaran uda ra digolong kan menjadi sumber berge ra k dan
sumber tidak bergera k. Tran sporta si darat, khu su snya ke ndaraan berm otor roda empat
dan roda dua, m erupakan sum ber be rgera k, sedang kan indust ri, domesti k, komersi al,
serta keba ka ran hutan dan lahan m erupakan sumber tida k be rge rak.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

Adapun senyawa/par tikel yang u mu mny a b erasal d ar i sumber pencemar udar a ialah :
a). Hidrokarbon
Hidrokarbon (HC) ad alah bahan p enc emar yang ber asal d ari emisi kend araan b er motor .
Dar i keempat jenis kendaraan ber motor yaitu mobil penumpang, bis, truk dan seped a
motor, emisi HC dar i seped a motor menemp ati urutan tertingg i. Bah an p enc emar HC
dalam ju mlah kec il d apat men imbulk an ganggu an berp ik ir, g anggu an oto t d an
gangguan j antu ng

b). Nitrogen Oksida


Penc emar N itrog en Ok sida (NO x) bisa b er asal d ari k end araan ber mo tor atau industri.
Sektor tran sportasi di b eb erap a j alur sibuk kend ar aan ber motor merupak an
penyumb ang terbesar p enc emar NOx yaitu 69% d an d iik u ti o leh indu stri d an ru mah
tangg a 31%. Bahan penc emar in i meny ebabkan iritasi saluran p ernafasan, bronkhitis
dan jug a dap at memacu ser ang an asma

c). Karbon Monok sid a


Karbon Mo noksida (CO) merupakan hasil pembak aran tidak sempurna kend araan
bermotor. Penyeb arannya di ud ar a lebih terpusat pada daerah su mb er timbulny a
penc emaran ter sebut. Bahan p enc emar CO pada manusia akan menimbu lkan efek
sistemik karena mer acuni tubuh d eng an cara pengikatan haemoglobin yang sangat vital
untuk memb aw a oksig en ke jaring an tubu h, bila otak kekurangan ok sig en d ap at
men imbu lkan k ematian

d). Sulfur Dioksida (SO 2 )


Sulfur d ioksida (SO 2 ) adalah g as yang tid ak berwarna, memed ihkan mata (irritating ),
mud ah lar ut d alam air dan r eaktif. Gas in i diben tuk pad a saat bahan bak ar yang
meng andun g sulfur (b atu b ara, minyak) dibakar terutama dari kegiatan industr i.
Senyaw a SO2 dap at mematikan dan menghambat p ertu mbuhan p epohonan, hasil
produksi p ertan ian dapat merosot, hutan-h utan menj adi kurang produktif, seh ingg a
akan mengurangi per anan hu tan sebag ai tempat rekreasi, keindah an, mengur ang i
daya r esap air/p enyimpanan air d an memp eng aruh i kad ar p enc emar yg ak an
diab sorb si.
Pad a manu sia d apat men imbu lkan efek ir itasi p ada salur an n afas, seh ingg a
men imbu lk an g ejala b atuk dan sesak nafas. SO 2 dihasilkan oleh kendar aan b er motor

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

dan industri d an dapat menyebabkan hu jan asam. P enyu mb ang pencemar SO2
terbesar ia lah d ari ind ustr i 76% diikuti transpor tasi 15% dan kegiatan la innya seb esar
19%.

e). D e b u
Debu y ang b er su mb er d ari gas bu ang kend araan b er motor dap at menimbulk an
damp ak yang cukup b erbahay a karen a mer acun i sistem pernafasan dan menimbulk an
ganggu an pembentukan d ar ah mer ah. P ada an ak kecil men imbu lkan penurun an
kemampuan otak, sed angk an pada or ang dewasa menimbulkan anemia d an g anggu an
tekan an dar ah tinggi.

f). T i m b a l
Timb al (Pb) ad alah log am ber at yang sangat berb ahaya d an merup akan r acun bag i
syar af, d ampaknya akan merusak b erbagai org an tubuh manusia, teru tama sistem
syar af, sistem p emb en tukan d arah, g inj al, sistem j antung d an sistem r eproduksi (EPA
1986). Anak-an ak adalah kelo mpok yang paling rentan ter acu ni Pb kar ena sistem otak
dan sarafnya b elu m b erkemb ang p enu h, sehingga penyerap an timb al d ibandingk an
proporsi ber at tu buh j auh lebih tinggi dib and ingkan orang d ewasa.
Ada hubung an yang p aling sign ifikan antar a keb erad aan Pb dalam d arah d eng an
penurun an tingk at kec erd asan pada anak. Timbal (Pb) di ud ara amb ien sekitar 80%
akan ter ab sorb si melalui sistem p ernafasan tanp a teroksid asi terlebih dah ulu , jadi Pb
dari emisi kendar aan b er mo tor dan indu str i yang ter lalu tinggi dap at merusak
kesehatan

1. UDARA
Pencem aran udara m em iliki dampak seca ra ekonom is berkaitan dengan penu runan
kine rja sebagai a kibat kenai kan tingkat kem atian dan pende rita sa kit di kalangan
masyara kat. Kasu s gangguan pada pernapasan m erupakan pen yebab kem atian ke -6 di
Indonesia setelah kecela kaan, diare, pen ya kit jantung, TBC dan caca r, atau 6,2 persen
dari seluruh penyebab kem atian.
a). Kondisi Udara
Kegiatan tran spo rtasi memberika n kont ribu si se kit ar 7 0% terh adap pencemaran ud ara di
pu sat kota/pu sat pe reko nomoian. M eningkatnya jumlah kendaraan be rmotor yang
cu kup be rarti dari tahu n ke tahun m engakibat kan terjadi penuru nan kualita s uda ra

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

am bien yang diakibatkan ga s buang ya ng diha silkan oleh kenda raan be rmotor tersebut.
Fa ktor yang mempengaruhi tingginya pencemaran uda ra da ri kenda raan berm otor
adalah pe satnya pe rtam bahan jum lah kenda raan be rmotor, rendahnya kualita s bahan
ba kar minya k (BBM) dan m asih diguna kannya jenis bah an bakar m inya k m engandung
Pb, penggunaan teknologi lama (si stem pembaka ran ) pada seba gian besa r kenda raan
bermotor di Indone sia dan minim nya budaya pera wata n kendaraan se cara teratu r.
Kondi si tersebut ditambah oleh buruknya m anajem en lalu li ntas yang be rakibat inefisien
dalam pemakaian BBM.
a). Pe ncemaran Ud ara Dari Sumber Bergerak
Kegiatan t ran spo rta si m em berikan kont ribusi se kitar 70% dari pada yang be rasal
dari indu stri yang hanya 30%. M ening katnya jumlah kendaraan be rmotor yang
cu kup be rarti da ri tahun ke ta hun m engakibat kan terjadinya penu runan kualita s
udara ambient a kibat ga s buang da ri kendaraa n be rmotor.
Walaupun jumlah kendaraan bermotor setiap tahun selalu bertambah, namun
panjang/lebar jalan relatif tidak berubah, hal inilah yang m enjadi penyebab terjadinya
kemacetan di jalan raya yang pada a khirnya m enambah parahn ya pen cem aran
udara setempat.
b). Pe ncemaran Ud ara Dari Sumber Tidak Bergera k
1. Indu stri/Ho me I ndustr i
Sektor indu stri kecil merup akan p enyu mb ang p enc emaran u dar a selain
kendar aan ber motor, mela lu i penggunaan bah an bakar fosil un tuk pemb angkit
tenag a. Salah satu penyeb ab meningkatnya pencemar an udar a di Kabup aten
Bangk alan ad alah k egiatan indu stri kecil, indu stri migas d an pembakar an
gen teng, bata maupun kegiatan lainny a yang dalam pro ses produksinya
melakukan p emb akar an.
2. Ru mah Tangg a
Penggunaan bah an b akar fo sil d an kayu b akar di dalam rumah tangga ikut jug a
dalam menyu mb ang kon tribusi pencemaran udar a d ari sumber tidak berg erak
meskipun tid ak sebesar kon tribu si p enc emar an indu stri/ho me indu str i
Umumnya masyar akat yang hidup di p edesaan d i wilayah Kabupaten Bangkalan
dalam kegiatan sehari-h arinya menggu nak an kayu bakar untuk memasak, d an in i
juga merupakan p enyumbang kontribu si terhad ap p enc emar an udar a.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

3. Peman faatan Hutan


Kasus peru sak an hutan untuk pembukaan lahan b aru maupun pencurian produksi
kayu serta p emb akar an hu tan b elu m terp antau secar a inten sif o leh P emerintah
Kabupaten Bangkalan. Musim kemarau berkep anj ang an, ulah d an kelalaian
manu sia, penebangan liar, membuka lahan d eng an car a membakar ser ta
masyar akat p end atang b aru tid ak tahu c ara pen ang anan lahan manj adi akar
per masalahan kerusakan hu tan dan lah an di wilayah Kabupaten Bangkalan.

Keb akaran hu tan juga sebagai penyumb ang d alam p enc emaran udar a. Di
Kabupaten Bangkalan samp ai saat in i belum p ernah terj adi kasu s kebakar an
hutan. Bila terjadi kebakar an hu tan, asap pembakar an menj adi b ah an p enc emar
di ud ara kar ena dalam asap terk andung campur an gas-gas d an par tikel yang
meng anc am kesehatan manu sia dan dapat menambah ju mlah gas ru mah k aca d i
atmosfer.

Asap akibat kebakar an hutan telah mengganggu keseh atan masyarakat, teru tama
masyar akat r entan, sep er ti orang lanju t usia, ibu hamil d an anak-an ak d i b awah
li ma tahun (b alita). Ganggu an kesehatan antara lain Infeksi Saluran P ernafasan
Atas (ISPA), asma bronkial, bronkhitis, pnemon ia ( radang paru ), iritasi mata d an
kulit
Tabel 4.1 Jum lah Kendaraan Bermotor & Ba han Ba ka r Yang Diguna kan
Jenis Bahan Bakar
No Jenis Kendaraan Sat Tahun 2005 Tahun 2006
Bensin Solar Bensin Solar
1 Mobil Penumpang Bh 780 197 742 206
2 Bus Bh 0 202 0 209
3 Truk Bh 0 889 0 918
4 Sepeda Motor Bh 0 0 0 0
5 Lain-lain (Pick Up) Bh 1.215 703 1.297 761
Jumlah Bh 1.995 1.991 2.039 2.094
Sumber : Din as P erhu bung a n K ab . B angkalan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

Kegiatan Transpor tasi Menyu mb ang Sekitar 70% Terhadap Pen cemaran Udar a

Salah satu upaya pem erintah mengurangi polu si akibat ga s bua ng kendaraan berm otor
adalah pem akaian BB G pada kendaraan bermotor sesuai dengan Ke putusa n Dirjen
Perhub ungan Darat No. SK.852/ AJ.3 62/ DRJD/2004.
Perlu juga dibuat pengaturan lo kasi yang selam a ini menjadi pusat kegiatan agar tida k
terpu sat pada satu kawasa n saja tetapi dapat dijangkau dengan kenda raan um um /pribadi.

Upa ya Peng endalian Pencem aran udara dari Sum ber Be rgerak da ri emisi kenda raan
berm otor dipenga ruhi oleh kualitas bahan ba kar, ambang batas em isi ga s buang
kendaraan b ermotor, tekn ologi kenda raan berm otor, alat pengendali pencemaran yang
digunakan (catalytic conve rte r), m anajem en transp orta si, serta penggun aan lahan (land
use). Oleh sebab itu, kebija ksanaan yang ditem puh pemerintah dalam pengendalian
pencem aran ud ara adalah melaksa na kan kebija kan pen ggunaan e nergi baha n ba kar yang
bersih bagi lingkungan hidup, pengembangan bahan bakar altern atif, penaatan am bang
bata s em isi kenda raan, pe naatan sistem tran spo rta si, dan peningkatan pe ran ma sya ra kat,
diantaranya adalah :

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

a) Pengem bangan Bahan B a ka r Be rsih dan Bahan Ba ka r Alternatif Bahan ba kar yang
berkualitas bai k a kan menghasil kan emisi yang lebih rendah. Bensin m enghasilkan
emisi gas buang yang lebih tinggi ji ka dibanding kan dengan LP G dan LNG Berkaitan
dengan ini, sosialisasi penggu naan ba han ba ka r be rsih dan alternatif sepe rti biodiesel,
etanol, dan ga sohol dilaksanakan, selain pengadaa n bensin tanpa timbal, solar
dengan kandu ngan sulfur rendah, dan penggunaan CNG dan LP G yang telah lebih
dahulu dilaksan akan. Adapun bahan bakar yang ram ah lingkungan adalah :
o Ben sin Tanpa Timbal
o Bahan Baka r Ga s (BB G)
o Biodiesel
b) Penaatan Ambang Batas Emisi Kenda raan
Dengan penerbitan Kepmen L H Nom or 141 Tahun 2003 tentang Ambang Bata s Emi si
Gas Bu ang Kenda raan Berm otor Tipe Baru dan Kend araa n Berm otor yang Sedang
Diprodu ksi (current production), mulai 1 Januari 2005 kenda raan tipe ba ru haru s
berbasi s me sin euro 2 yang ram ah lingkungan. Penerapan peratu ran ini diharapkan
dapat m ene kan beban pencem aran.
c) Penataan Si stem Tran sportasi
Perlu juga dibuat pengatu ran loka si yang selama ini menjadi pusat kegiatan agar tida k
terpu sat pada satu kawasa n saja tetapi de kat denga n fa silitas lain
d). Peran M asyara kat
Peran ma sya rakat juga m erupakan ku nci utama dalam m enekan tingginya
pencem aran udara da ri sumbe r be rge rak. Pera n ma sya rakat diantaran ya ad alah tune
up secara rutin dan tida k m erubah pola pembaka ran pad a kend araa nnya

Sektor indu stri merupa kan sumber pencem ara n udara terbe sar setelah kenda raan
berm otor karena mengguna kan bahan ba kar fo sil sebagai pembang kit tenaga.
Informa si tentang dam pa k industri te rhadap ku alitas udara saat ini masih terbata s.
World Ban k (20 03) menyebu t kan ba hwa industri m eng kon sum si 6 m ili ar liter bahan
baka r fo sil, yang te rdiri da ri 1 miliar liter diesel, 4.068 juta liter BBM, dan 48 juta liter
minyak tanah, serta 136 m iliar m 3 batubara.

b). Penyebab Pencemara n Udara


Laju pertum buhan jumlah kendaraan be rmotor di pusat Kota Bang kalan tida k
seim bang dengan pertambahan badan jalan dan kurangn ya penghijauan kota
sehingga a kan meningkat kan pencem aran u dara di pusat kota.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

Penyeba b pencem aran uda ra di pusa t Kota Bang kalan secara umum adalah :
o Tingginya kuantita s perge rakan kendaraan ke dalam pusat Kot a Ban g kalan yang
a kan menuju ke beberapa kabupat en di Pulau M adura
o Ketergantungan se kto r tran sp orta si kepada B BM berkad ar Tim bal dan Sulfur atau
kura ng tersedianya BBM yang ram ah lingkungan
o Tidak ada stasiun Bahan B aka r Ga s (BBG)
o Rendahnya m a sya ra kat terh adap service/tune up seca ra berkala terhadap
kendaraan yang dimilikinya
o RTH di pusat kota terbata s dan p enyebaran yang tida k m erata
o Perilaku m asya ra kat/apa rat/indu stri untuk melaku kan tinda kan nyat a ramah
lingkungan

Selain itu, tekanan penduduk juga m em berikan andil terha dap adan ya pen cem aran
udara terutama dari kegiatan t ran sporta si, dimana kegiatan tra nsporta si mem berikan
sum bangan tertinggi te rhadap pencemaran udara. Pening kat an pen cem aran uda ra
oleh ken daraan be rm otor ini terjadi seiring dengan laju pertam bahan kenda raan
berm otor yang dimiliki m asyara kat , se bagai a kibat dari pening kat an jum lah dan
kesejahteraan pendudu k.

c). Upa ya Pemerinta h Ka bupate n Bangkalan


Upa ya-upaya teru s m enerus dilaku kan guna m encari cara m engurangi em isi ga s
rumah kaca telah ditem uka n bah wa plan kton di lautan mampu menyerap CO2 dalam
jumlah lebih banyak. P enyerapan terutama adalah fitoplankton. Dalam pro se s
foto sinte si s, fitoplan kto n m enyerap CO2 . Untu k itu terum bu karang pe rlu di kelola
seca ra m aksim al agar tida k te rjadi kerusa kan dan pe ngurangan.
Upa ya pen gendalian pencem ara n uda ra di wilayah pu sat Ko ta Ban g kalan yang
bera sal dari sum ber berge rak, se perti da ri kenda raan bermotor meliputi :
a. Pengendalian sumber p encem ar lang sung da ri sumbern ya, seperti Tune Up rutin
b. Pela ksan aan uji emisi kendaraa n be rmotor oleh Kanto r Ling kun gan Hidup dan
Kebersih an dan Dinas Perhubungan Kabupat en Bangkalan
c. Peng gunaan ba han ba kar yang ramah lingkun gan, se perti B BG
d. Penanaman tanam an penyerap polutan
e Sosialisa si Penanaman Sejuta Po hon
f. Pengem bangan manajemen transporta si
g. Pem berdayaan ma sya rakat

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

2. ATM OS FER
Perlindungan atmo sfe r dan perubahan i klim merupakan i su global. Ka rena sifatn ya yang
merupa kan i su global, ke sep a katan interna sion al dalam m enangani kedua i su tersebut
menjadi hal yang sang at penting. Indonesia turut peduli dengan m eratifika si Konven si
Wina (1985 ) dan Proto kol Montreal (1 987) untuk perlindungan lapi san o zon.

Terjadinya Efek Rumah K aca

Sem entara unt u k peru bahan i klim , Indonesia m eratifika si Kon ven si Ke rangka Ke rja PBB
untu k Perubahan I klim - UNFCCC (1996) dan Protokol K yoto (200 4). Pada kedua i su
terse but, Indon e sia be rtindak sebagai-focal point na sional.
1). Perlindungan Lapi san Ozon
Indonesia sebagai salah satu b agian da ri masyara kat dunia menya dari pe ntingnya
melindungi lapisan ozon d ari keru sa kan akibat pen ggunaan bahan -bahan kim ia yang
mengandung klorin dan b rom in. Indone sia meratifika si Konvensi Wina (1985 ) dan
Proto kol M ontreal (1987) di bidang pe rlindungan lapi san o zon melalui Keputusan
Pre siden Nomor 23 Tahun 1 992. Sebag ai nega ra yang tidak memprodu ksi maupun
mengekspo r B PO (Bahan Pe rusa k Ozo n), ting kat pem enuhan ke wajiban Indonesia
diuku r dari keberha silannya m engawasi dan m enghentikan impor B PO. Jenis BP O
yang m enjadi target pengura ngan seca ra b ertahap adalah CFC, halon, CT C, T CA,
HCFC, B rom oklorometana dan Metil Brom ida
Penggunaan Bah an Peru sa k Ozon di Indonesia Sam pai saat ini BPO m asih
digunakan secara lua s p ada berbagai jenis kegiatan indu stri dan d om esti k di

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV -


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

Indonesia, yang m eliputi sektor aero sol, foam, halon, Metil Brom ida, refrigerasi, dan
pelarut.
Gam baran umum penggunaan BPO di ma sing – masing se ktor pe ngguna adalah
sebagai beri kut :
1). Sektor Aero sol
Jeni s BPO yang dipakai di sekto r aero sol adalah CFC-11 dan CFC-12.
Berdasa rkan Perm enkes No. 376/M en kes/ PE R/ VIII/1990 t entang Bahan, Zat
Warna, Zat Penga wet, dan Tabir Surya pada Ko sm eti ka, CFC telah dilarang
digunakan untu k p rodu k ko sm eti k.
2). Sektor Foa m
BPO yang diguna kan pada sekto r foam adalah CFC-11 yang berfun gsi sebag ai
bahan pengem bang (blowing agent). Pada awalnya se ktor foam merupakan
pengguna terbe sa r CFC dengan pe rsenta se m encapai ham pir 50 pe rsen da ri
kebutuhan na sional. Kegiatan pengha pu san BP O yang dila ksanaka n pada
sejumlah peru sahaan besa r telah berha sil m engurangi ting kat penggu naan CFC.
Sebagai tindak lanjut, upa ya peng urangan B PO dilaksana kan pada indu st ri skala
kecil dan m enengah.
3). Sektor Halon
Halon m erupakan media dari pem adam api yang diperkenal kan di Indone sia pada
awal 1970-an. Jeni s halon yang diguna kan se cara lua s adalah halon 1211
(Bro mo chlorodifluoromethane ) dan halon 13 01 (Bromot rifluoromethane ).
Walaupun penggunaan halon relatif kecil dibandingkan jenis B PO lainnya, poten si
penipisan lapisa n ozon (o zone depletion potential) halon lebih besa r dibandingkan
CFC sehingga peng urangan pem akaian halon perlu diprioritaskan. Saat ini halon
dipakai han ya untu k pengi sian kembali pada sa at pera watan peralatan pemadam
keba ka ran yang sudah te rpa sang. Indone sia telah m enghentikan impor halon
seja k tahu n 1998. Oleh karena itu, pe ngguna yang masih memerlukan halon
hanya diperbolehkan untu k mengguna kan halon hasil daur ulang.
4). Sektor Metil Bro mida
Metil Brom ida merupakan bahan anti hama yang efisien dan paling efektif
mem basmi ham a dalam ca kupan lua s. Zat ini digunaka n di Ind one sia seja k tahun
1970-an denga n tujuan penangan an komoditas ha sil pe rtanian di t empat
penyimpanan, prapengap alan dan karantina. Berda sa rkan ha sil su rvei KL H, tida k
dijum pai penggunaan Metil Bromida untuk pengend alian hama di tanah (soil
treat ment).

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV - 1


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

5). Sekto r Ref rigerasi


BPO yang diguna kan di sekto r refrigera si adalah CFC-11, yang dipa kai sebag ai
blowing agent dalam pembuatan panel insula si, dan CFC-12 sebagai bahan
pendingin (refrige rant ). BPO tersebut diguna kan dalam pembuatan peralatan
pendingin baru serta p elayanan servi s pe ralatan lam a.
6). Sekto r Pelarut (Solvent )
Bahan peru sa k ozon yang digunakan di se kto r p elarut te rutama adalah ka rbon
tetra klo rida (CTC), 1,1,1-t rikloroethan e (TCA ), dan CFC-113. CTC digunakan
oleh indust ri farma si, nam un jumlahnya belum diketahui seca ra pasti. Indonesia
telah m elaksana kan upaya penghap u san BPO di se kto r pelaru t pada pe ru sahaan
yang memprodu ksi pe ralatan ele kt roni k d an peru sahaan yang melaku kan kegiatan
metal cleaning.

Pemanasan Glob al

2). Perubah an I klim


Indonesia telah m eratifika si Konven si Perubahan Iklim pada bulan Agust u s 1994
melalui UU Nomor 6 Tahun 1994 dan P roto kol Kyoto melalui UU Nomor 17 Tahun
2004. Wujud pela ksanaan komitmen tersebut ad alah terbu ka kesempatan kerja sam a
antara n egara m aju dan negara be rkembang melalui mekani sm e pembangunan be rsih
atau CDM (Clean Develop ment Mechanism) sebag ai salah sa tu di antara me kani sm e

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV - 1


BAB 4 UD AR A DAN ATMOSFER

yang ad a dalam proto kol serta m itigasi perubahan i klim untu k meredu ksi em isi GRK
(Ga s Rumah Kaca ).
Sepanjang tahun 2004 telah dilakuka n sejum lah kegiatan yang diarah kan pada a spe k
kebijakan, kelembagaan, peningkatan kapa sita s d an disem ina si informasi dalam
mencapai tujuan Konven si Perubahan Iklim dan Proto kol Kyoto. P ada a spe k
kebijakan dilaku kan be rbagai penguatan dalam rang ka m encapai tujuan Kon ven si
Peruba han I klim, yaitu dengan meratifi kasi P roto kol K yoto sebagai aturan
pelaksanaan konvensi, penyu sunan na skah akademis RPP Perubahan Iklim, serta
penguatan posi si Delri (Delega si Republik In done sia ).
Pada a spe k kelembagaan telah di siap ka n rancan gan S K M eneg L H u ntuk membentuk
badan otoritas CDM na sional yaitu Komisi Na sio nal Mekani sme Pembangunan Be rsih.
a. Penyusunan Naskah A kade mis RP P tentang Perubahan Ikli m
Naskah Akademi s dapat diguna kan sebag ai acuan untu k mengha silka n RPP
(Ranca ngan Pe ratu ran Pemerintah) tentang Peruba han Iklim yang sejalan dengan
ketentuan dan keputu san konven si serta tida k bertentangan de ngan ketentuan
undang-undang dan si stem yang berla ku. Untu k itu, perlu dibentu k Se kretariat
Peruba han I klim Na sional yang berada di bawah KL H sebagai focal point nasional
untu k pe rubaha n i klim.
b. Pembentukan Komi si Nasional Me kanisme Pe mbangunan B ersih (K N-MPB)
Proto kol Kyoto mensyarat kan bahwa pelaksanaan p roye k CDM harus melalui
pem bentukan suatu lembaga oto ritas na sional (designated national authority) yang
salah satu fungsinya adalah menilai kelayakan u sulan pro yek CDM terhadap
kriteria p em bangunan be rkelanjutan. Oto rita s nasional tersebut b ernama Komi si
Nasional M e kanism e Pem bangunan Be rsih (KN-MPB), yang dibentu k melalui SK
Meneg LH, dengan anggota berb agai inst ansi te rkait. Di dalam pro ses mem beri kan
persetujuan su atu u sulan proyek CDM, K N-MPB a kan mengguna kan kriteria dan
indikato r pembangunan be rkelanjutan sebag ai acuan da sa r untuk menilai apakah
suatu u sulan pro ye k m endukung pem bangunan berkelanjutan atau tida k.
c. Peningkatan Kap asitas Na sional Menanggapi Isu Pe rubahan Ikli m
Kegiatan peningkat an kapasitas dilaksanakan melalui ke rja sama dengan IGES
(Institute for Global Enviro nmental St udies). Ke rja sama antara KLH dan IGES
mencakup bebe rapa kegiatan, yaitu Pelatihan PI N (Project Idea Note s), Pelatihan
PDD (P ro ject De sign Docu ment) term asu k ba seline, pelaksanaa n National
Meeting, se rta Pen yusunan CDM Count ry Guide

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 IV - 1


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

P
erencanaan dan p engelolaan lingkungan hidup dida sarkan pada p rinsip
Pembangunan Berkelanjutan yang be rwa wasan ling kungan. Kom itmen untuk
mempertimbangkan aspe k e kologi, e konomi dan so sial dalam m elaksana kan
pembangunan berkelanjutan haru s dila ksan akan secara kon si sten melalui
pendekatan holisti k. Dengan demikian setiap u saha untu k m eningkat ka n kualita s hidup
dan kehidupan perlu dida sari dengan semangat kebersam aan, kemitraan, keberlanjutan
dan akunta bilitas pada sem ua piha k yang terkait dengan pembanguna n be rkelanjutan.

Penataan ruang merupakan suat u tahap an da ri p ro ses pem bangunan wilayah yang terdiri
dari pere ncana an tata ruang, pem anfaatan ruang dan pengendalian pem anfataan ruang.
Penataan ruang dituju kan untu k m ewujud kan ma sya rakat m akm ur yang be rtempat tinggal
di ruang yang nyam an dan le stari. M elalui penataan ruang pada a khi rnya ha k se seo rang
(property right ) dapat terlindungi tanpa menghambat inovasi dan kreativita snya. Oleh
sebab itu, penerapan prinsip-prinsip penataan ruang dalam pembangunan perkotaan
sangat relevan d alam rang ka mewujud kan pembangunan yang sistematis dan terinteg rasi.
Pem anfataan lahan kota te rus tum buh dan bersifat aksele ratif untuk pembangunan
berbagai fa silitas pe rkotaan yang se ring mengubah konfigurasi alami lahan/bentang alam
perkotaan/ ruang kota.

Dinamika dan a ktivita s kota yang sangat tinggi memacu terjadinya perkembangan kota
yang sangat cepat . Untuk itu diperlu kan suatu upaya peng endalian terpa du aga r
perkembangan dan pembangunan kota dapat lebih tera rah dan bermanfaat.
Pela ksanaa n pembangunan di Kabupaten Bang kalan mengacu kepada vi si ya ng telah
ditetapkan dalam Ren stra Pemerintah K abupaten Bangkalan Tahun 200 3-2007, yaitu “
Terwujudnya ke mandirian rakyat Bangkalan yang a man dan se jahte ra menuju Ma sya rakat
Mad ani dengan ditopang oleh pere konomian ra kyat yang tan gguh dan ku at serta
pengelolaan tata pe me rintahan yang baik “.

Peraturan Dae rah Nomor 15 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) Kabu paten Bangkalan adalah unt u k menga rah kan pembangunan , aga r
pem anfaatan wilayah dapat berda ya g una, berhasil guna , selara s, seimbang dan
berkelanjutan dalam rang ka mening kat kan ke sejahtera an ma sya rakat dan pertah anan
keam anan. RTRW tersebut digunaka n sebag ai arahan dalam penetapan lo ka si
pem bangunan yang dilaksana kan oleh pem erintah, masyarakat dan dunia u saha dalam
rang ka mewujud kan keterpadu an pem bangunan ant ar se kt or, d aera h dan ma syara kat.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-1


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Rencan a Desain Jemb atan SU R AM AD U

Adapun penggunaan luas wilayah m asing-m asing kecamatan di Kabupaten Bangkalan,


dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1. Luas Wilayah Kecam atan di Kabupaten Bangkalan

No Kecam atan Luas (H a)


1. Kamal 4.438
2. Labang 3.474

3. Kwanyar 5.025
4. Modung 8.261
5. Blega 9.513
6. Konang 7.331

7. Galis 12.047
8. Tanah Merah 6.884

9. Tragah 3.834
10. Soc ah 5.655

11. Bangkalan 3.643


12. Burneh 6.264

13. Arosbay a 4.278


14. Geger 11.340

15. Kok op 11.656


16. Tanjung Bum i 6.890
17. Sepulu 7.018
18. Klampis 7.337

Luas Total Wilayah 124.888


Sumber : B PS Kab. B ang kala n

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-2


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

1. RUANG TE RBUKA HIJ AU (RTH)


a). Kondisi Rua ng Terbuka Hij au
Ruang Terbu ka Hijau (RTH) adalah ruang -ruang dalam kota dalam bentu k
area/ kawa san m aupun dalam bentuk a real m em anjang/jalur dim ana dalam
penggunaann ya lebih bersifat te rbu ka yang pada dasa rn ya tanpa bang unan dan dalam
pemanfaatannya lebih be rsifat pengisian hijau tanam an atau tum buh-tumbuhan seca ra
alamiah ataupun budidaya tanaman (Peraturan Pemerintah RI No. 63 Tahun 2002
tentang Hutan Kota).

Tujuan dari penyelengga raan hutan kota m enurut peraturan pem erintah tersebut adalah
antara lain :
a. Menekan/mengu rangi pening katan suhu udara di perkotaan
b. Menekan/mengu rangi pencemaran uda ra (kada r karb on m ono ksida dan debu )
c. Mencegah terjadinya pe nuru nan air tan ah dan permu kaan tan ah
d. Mencegah terjadinya ba njir atau genangan dan ke keringan

Se suai denga n tujuannya, m aka penyelengga raan hut an kota lebih dite kan kan ke pada
fungsinya sebagai penye rap karbon dio ksida dan pe ngha sil oksigen , penyerap polutan
(logam berat, de bu dan belerang ), pe redam ke bisingan, pele sta rian pla sma nutfah,
pendu kung keane ka ragaman flora dan fau na, pen yeimbang eko sist em, penahan angin
dan peningkat an keindahan. Pengembangan Ruang Te rbu ka Hijau (RT H) produ ktif di
Kabupaten Bang kalan ad alah salah satu i su strategi s yang relevan de ngan
pembangunan perkotaan be rwa wa san lingkungan. Di pu sat K ota Bang kalan m asih
terdapat lahan-lahan pe ka ranga n, sawah lahan tidu r, yang pemanfaatannya ku rang
maksimal.

Kawa san lain yang te rma su k RTH adalah taman ko ta, hutan kota, jalur hijau, Rest A rea,
lapangan olah raga/ sep a k bola, lahan makam , halam an rum ah, ka wa san perumahan,
jalur hijau di sepanjang Kali, perkantoran dan pusat pe rdag angan.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-3


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Pemanfaatan Ru ang Terbuka Hijau

Denga n luas wilayah ± 3.643 Ha Kota Bang kalan m em iliki Hutan Kota, yang terdiri dari :
a. Hutan Kota Seb elah Tim ur/Bela kang Kantor Bupati Bang kalan, Jl. Soe ka rno-Hatta
dengan luas ± 7.3 80 M 2
b. Hutan Kota Sebelah Timur/Depan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kabu paten
Bang kalan, Jl. Soeka rno Hatt a dengan lua s ± 2.500 M 2

Hutan Kota di Pusat Kota Ba ngka lan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-4


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Untuk upaya rehabilitasi RT H, haru s diperhati kan jenis dan ke ragaman vegeta si yang
ditanam dengan memprioritaskan p ohon-pohon yang m emiliki daya du kung terh adap
penguran gan polu si uda ra, sepe rti pohon Felicium (filicum decipiens), Mahoni (swietenia
mahagoni), Kena ri (canariu m commune), Salam ( syzygium polyanthum) dan Anting-
anting (elaeocarpus grandiforu s). Selain itu, jenis tanaman perdu ya ng bai k untu k
mengurangi polusi udara ad alah puring (codiaeum va riegiatu m), Werkisiana, Nu sa I ndah
(mussaend a sp), So ka (ixora ja vanica) dan Kembang Sepatu (hibiscu s ro sa sinensis).

Tanaman R TH Penyerap Polu si U dara

b). Permasal ahan Ruang Te rbuka Hijau


Perm asalahan lingkun gan yang te ru s m engancam pem bangunan kota be rkelanjutan
adalah menghargai sebidang lahan te rbu ka hijau. Se bagai komponen u tam a
penyediaan Ruang Terbu ka Hijau (RTH) kota ad alah te kanan eko nom i dan tingginya
spe kula si nilai tanah.
Dari berbagai jenis RTH yang ada di pu sat Kota Ban g kalan, pengelolaannya belum
maksim al karena adanya berb agai kendala, anta ra lain :
a. Sem akin te rbata snya lahan dan tingginya ha rga lahan
b. Pela ksanaa n pembangunan yang kurang memperhatikan penye diaan lahan
c. Inkon si st en si pela ksanaan at uran Building Coverag e Ratio (B CR) ya kni 60 : 40
jarang se kali dilaksana kan oleh semua kegiatan pem bangunan
d. Konflik pem anfataan lahan
e. A ktivita s pe rdagan gan seperti PKL
f. Parti sipa si peran aktif m asyara kat dan stake holder dalam penyediaan dan
pengelolaan RT H belum optim al

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-5


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

c). Pengel olaa n Ruang Terbuka Hij au (RTH)


Dalam rangka untu k memaksim al kan fung si lahan terbu ka perlu
m emanfaatkan ruang dan lahan un tu k dijadikan tam an maupun
RT H, sehingga akan m engurangi infiltrasi yang m enyebab kan
banjir, penyedia oksige n, m enurun kan polu si uda ra, menurun kan
suhu pana s di pu sat Kota Bang kalan. Adapun upa ya Pemerintah
Kabupaten Bang kalan dalam rang ka pengelolaan RTH adalah
sebagai beri kut :
1). Kegiatan Penanam an tanaman peneduh dan pen ye rap polu si
2). Penyusunan ren cana peng elolaan lahan dan tam an
2). Pem eliharaan Sarana f asilitas den gan penan aman
3). Perlindungan dan pengam anan flora
4). Pem anfaatan Ruang Terbu ka Hijau dengan penghijauan
5). Pem antauan dan E valuasi penggunaa n lahan

2. AIR LIM BAH DOM ES TIK


a). Kondisi Ai r Limba h Domestik
Sumber air lim bah domesti k adalah seluruh buangan air yang
berasal dari seluruh kegiatan pemu kiman, rum ah ma kan,
perkantoran, perniagaan , asrama yang m eliputi limbah
buangan kam ar m andi, toilet, dapur dan air beka s pencucian
pakaian. Berbagai macam sumber pencem ar menunjukkan bah wa kon sent ra si
senyawa pencemar sangat berva riasi, terga ntung sumber air limbahnya.
Jum lah penduduk Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2005 be rjum lah ± 926.559 jiwa,
sedang kan pa da Tahun 2006 jum lah pendudu k Ib ukota Bangkalan menjadi ±
1.361.130 jiwa, di mana jumlah ini setiap tahunnya a kan m engalami peningkatan,
yang secara otom atis akan m ening kat kan b uangan limbah cair dom esti k, sehingga
a kan be rpenga ruh t erha dap lingkungan.
Jika kebut uhan air be rsih tiap oran g ± 150 – 200 liter/o rg/hari sedang kan jumlah
pendudu k Kabu paten Bang kalan Tahun 2006 adalah ± 1.361.130 jiwa, m aka limbah
cair dom esti k ya ng diha silkan adalah ± 136.1 13.000 liter/ha ri atau ± 136.1 13 M 3/hari.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-6


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Ko ndisi S aluran Limbah Domestik

Sum ber polutan da ri air lim bah domestik tersebut be rasal da ri toilet sebesar ± 30%, air
cucian dapu r ± 39%, kamar m andi ± 21% dan dari cucian pakaian ± 10%. Tingginya
tingkat pencem ara n da ri limbah domesti k yang terjadi saat ini belum tertangani dengan
seriu s, sehingga di kawatirkan ting kat kualita s ling kungan a kan sem akin tu run, dan jika
tidak segera ditanggulangi, st ruktu r/fung si lingkungan a kan rusa k sehingga diperlukan
waktu pemulihan yang lam a dengan biaya yang sangat mahal.

Kondisi Sanitasi di Kecamatan Bang kal an

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-7


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

b). Penyebab Pencemara n Air Limbah Domes tik


Bertambahnya jum lah penduduk di pu sa t Kota B ang kalan menyebab kan pening katan
kuantita s limbah cair dom esti k yang m asu k ke badan air d an lahan. Kepa datan
pendudu k m erupa kan faktor yang paling dominan terhadap pencem aran air/limbah
dom esti k
Penyeba b pencem aran lim bah cair domesti k di Kota Bangkalan antara lain :
a. Pem ukim an di tepi sungai cukup banyak, sehingga memudah kan membuang
limbahnya ke su ngai/anak sungai yan g ada
b. WC liar banyak diatas sungai
c. Fasilitas um um, seperti perkantoran, pert o koan dan lain-lain membuang lim bahnya
di badan air
d. Kegiatan u saha, sepe rti wa rung, café dan be ng kel yang membuang limbahnya ke
perairan terbuka tan pa dilakukan p engolahan
e. Fasilita s sanita si m asya ra kat cukup t erba tas
f. M ahalnya biaya untu k p engelolaan lim bah cair dome sti k
g. Kondi si topografi Kota Bangkalan yang relatif datar

c). Upa ya Pengel olaa n Limbah Cair Domestik


Dalam m engatasi perm asalahan limbah dom esti k di pusat Kota
Bang kalan, telah te rdapat fa silitas umum berupa WC umum
sepe rti di kanto r pem erintah. Upa ya yan g telah dilaku kan
terhadap pengelolaan lim bah cair dome sti k oleh Pemerintah
Kabupaten Bangkalan serta in stan si te rkait adalah :
a. Pengawa san te rhadap badan air/ sungai seba gai fung si sun gai/drainase bu kan
sebagai tem pat pembuangan limbah dom esti k
b. M ewajibkan pela ku kegiatan yang mengha sil kan Lim bah domesti k haru s m engelola
limbahnya sebelum di buang ke su ngai
c. Prog ram SANIMAS, dilaku kan di Kampung Leba k Kelurahan Pange ranan
Kecamatan Ba ngkalan, dengan m em bangun WC 4 buah, Kamarmandi 2 buah dan
tempat cuci 2 buah
d. Kerja sama dengan pem erintah dan investor, seperti BORDA
e. Mengem bangkan teknologi pengolahan limbah rum ah tangga
f. Men sukseskan Tahun 2008 seb agai Tahun Sanita si Internasional menuju M DGs
Tahun 2015

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-8


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Proyek Pembangun an Sanitasi oleh PR OGRAM SANI MAS

3. SAM PAH/LIMBAH PADAT


a). Kondisi Sampa h
Pertumbuhan dan pe rkembangan di pu sa t Kota Bang kalan yang
cu kup pe sat saat ini telah m enim bulkan be rbagai macam i su
lingkungan dan so sial. Salah satu i su lingkungan yang
berkembang adalah jumlah timbulan sampah ya ng sem akin
meningkat. Kepadatan pendudu k dan perkembangan p ere konom ian kota m eningkat kan
volume sam pah bai k seca ra lang sung maupun tidak lang sung.
Masalah sampah bera kibat buru k bagi lingkungan dan ke sehata n m anusia. Berbag ai
dam pak yang ditim bulkannya pun beragam dari bau yang ta k sedap sam pai menjadi
sara ng penyebar pen yakit. Untu k mengura ngi volum e sampah yang sema kin banya k,
terutama yang ada di TPS, Tran sfer Depo atau TPA tentunya haru s dilaku kan dengan
meredu ksi timbulan sampah yang be rasal da ri sum bern ya yaitu rumah tangga, sehingga
volume sam pah yan g ada di TPS, Transfe r Depo atau TPA dapat be rkuran g.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V-9


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Pir amida Terbalik Pengelolaan Sampah 3R

Setiap harin ya sam pah yang diha sil kan oleh ma syarakat Kota Bang kalan mencapai ± 185
M 3 /hari. Dari total jum lah sampah tersebut, yang terang kut ± 165 M 3. Peng endalian
sam pah atau limbah padat di Kabupaten Bang kalan dilakukan oleh Kantor Ling kungan
dan Kebersiha n dengan m enyedia kan sekita r ± 56 TPS (Tem pat Pem buangan
Sem entara) yang te rseba r di beberapa wilayah Kota Bang kalan, TPA Sampah sa at ini di
Kabupaten Bangkalan terleta k di Kelura han Buluh Kecamatan Socah Dengan si stem
pengolahan Controlled Landfill dengan luas r 2 Ha.

Ko ndisi T PA S ampah

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 10


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Tab el 5.2 Kapasit as dan Prosentase Sampah di Kabu paten Bangkalan


kapasitas s ampah
No Kec amatan Ton/H ari Ton/Bulan Ton/ Tahun
1 Bangkalan 36.82 1.104,601 13.255,218
2 Kamal 24.50 73.515,75 882,189
3 Soc ah 28.99 86.985,27 1.043,823
4 Burneh 29.86 89.581,06 1.074,972
5 Kwany ar 23.21 69.659,7 835.916,4
6 Labang 18.52 55.583,55 667.002,6
7 Tragah 13.68 41.043,42 492.521,04
8 Tanah Merah 31.00 93.004,42 1.117.079, 73
9 Blega 30.04 90.132,8 1.081.593, 8
10 Konang 23.02 69.068,75 828.825,03
11 Galis 37.85 113.559,10 1.362,709
12 Modung 24.98 74.945,31 899.343,72
13 Sepulu 22.43 67.305,31 807.663,78
14 Kok op 33.13 99.413,98 1.192.967, 62
15 Tanjung Bum i 25.23 75.714,95 908.579,43
16 Arosbay a 21.52 64.584,14 775.009,62
17 Geger 32.94 98.849,7 1.186,196
18 Klampis 26.34 79.027,08 948.324,96
Jumlah 484.06 1.253.497, 891 10.573.632,837
Sumber : KLH Kab. Bangkalan

Tabel 5.3 Volume Sampah Kabupaten Bang kalan

No uraian Volum e sampah (M3/ hari)

1 Produksi per H ari 484


2 Masuk TPA Sampah -
3 Masuk Incenerator -
4 Daur Ulang -
5 Dikelola W arga -
Sumber : K LH K ab. Bang kalan , 200 7

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 11


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Tabel 5.4 Volum e Sam pah di Kabupaten Bang kalan

Timbulan sampah Volume yang pros entase y ang


NO kecamatan (M3/hari) terangk ut tertanggulangi
(M3/hari)
1 Kamal 93,800 46,900 50
2 Sukolilo 70,920 - -
3 Kwany ar 88,880 - 5.6
4 Modung 95,624 - -
5 Blega 115,002 - -
6 Konang 88,126 - -
7 Galis 144,892 - -
8 Tanah Merah 118,666 6 5.05
9 Tragah 52,368 - -
10 Socah 110,986 - 4.5
11 Bangk alan 140,988 112,750 80
12 Burneh 114,298 5 -
13 Arosbaya 82,404 5 6.06
14 Geger 126,056 - -
15 Kokop 126,844 - -
16 Tanjung Bumi 96,606 - -
17 Sepulu 85,876 - -
18 Klampis 100,832 - -
Jumlah 185,3168 180,65 -
Sumber : Kantor Lingkung an Hidup dan Keb ersih an

Ti mbulan Samp ah di Fasilitas Umum

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 12


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

PROGRAM ADIPURA

Prog ram Adipura adalah program yang be rtujuan untuk mendo rong
pem erintah daerah dan ma syarakat d alam m ewujudkan kota bersih dan
teduh dengan menerapkan prin sip -prin sip Good Governance
(tran spa ran si, pa rtisipasi dan akuntabilitas). Pro gram Adipura
merupa kan prog ram yang dinamis, sehingga pe rbai kan terus meneru s
(continuous improveme nt) merupa kan salah satu p rinsip da sar pelaksan aan prog ram ini.
Penilaian Program Adipura difoku skan pada konsolida si untu k m eletakkan da sar-dasa r
prog ram , m emperkuat sistem dan kelembagaan.
Dengan adanya de sent rali sasi, pelaksanaan penilaian dilaku kan be rsama antara
Kem enterian Lingkungan Hidup dengan Pu sat Pengelolaan Ling kungan Hidup Regional
dan be rbagai unsur di daerah , yaitu Pem erintah Daerah, M edia M asa, Pe rgu ruan Tinggi
dan LSM . Hal ini sesuai dengan Un dang -undang No . 32 Tahun 2004 tent ang Pemerintah
Dae rah da n dalam rang ka pene rapan prin sip -prin sip Good Governance. Sebagai
prog ram unggulan, Adipura diarah kan sebagai salah satu upaya un tuk menurunkan beban
pencem aran lim bah padat non B3 dari perkotaan se rta u ntu k m eningkatkan komitmen
pem erintah dan m asyara kat dalam m enerap kan prin sip-prin sip Good En vironme ntal
Gove rnance (GEG).
Pem antauan dan e valuasi tersebut dilakukan oleh Tim Kementerian Lingkungan Hidup
berdasarkan kriteria Adipura yang meliputi aspe k-aspek :
a. Pengelolaan Sampah
b. Pengendalian Pencem aran Air (Be rsih da ri Sampah)
c. Pengelolaan Ruang Terbu ka Hijau (RTH)
d. Fasilitas Publik di Kawa san Perkotaan

Kondisi Lingkungan Gre en & Clean

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 13


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Kriteria Adipura terdiri dari dua indi kator poko k, yaitu :


1. Indikat or kondi si fi si k lingkung an perko taan yang berkaitan den gan i su kebersihan dan
keteduhan kota, selanjutnya di seb ut dengan I ndi kator Fisik, artinya Kinerja
pem erintah dalam menyediakan, menjaga kebe rsihan dan keteduh an fa silita s pu blik,
perumahan, sun gai dan si stem draina se, fasilitas kebersihan dan lo kasi -lo kasi wi sata.
2. Indikat or pengelolaan lingkungan pe rkotaan, selanjutnya di sebut dengan Indikator
non Fisik, t erdiri : - Penilaian Institu si
- Manajemen
- Da ya Tanggap Dalam Pengelolaan Ling kungan Perkotaan

RUU T ENTANG P ENGEL OLAAN SAMPAH

RUU tentang Pengelolaan Sampah saat ini telah selesai dibaha s di tingkat pemerintah
melalui Pertemuan Anta r Departemen (P AD), ha rmonisa si yang dilakukan oleh Departemen
Hukum dan HAM dan di sera hkan ke Presiden melalui Sekretariat Negara yang selanjutnya
melalui Sura t Presiden diusulkan un tuk diba has di DPR RI.
RUU Sa mpah beri sikan dan mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1. Kegiatan pengelolaan sa mpah, seperti pengurangan sampah serta penanganan sa mpah
2. Hak dan kewajiban da la m peng elolaan sa mpa h
3. Tugas dan wewenang, yang mencakup tuga s dan wewenang pemerintah propinsi dan
kabupaten/ko ta
4. Kerjasama dan kemitraan, yang mencakup kerjasama dan kemi traan anta r daerah
5. Perizinan , yaitu pemberian i zin usaha kepada setiap badan u saha yang melakukan
kegiatan pengelolaan sa mpa h
6. Forum pengelolaan sa mpah, baik pada tingkat p ropinsi , kabupaten maupun kota
7. Larangan membuang sa mpa h
8. Partisipasi ma syarakat
9. Pembiayaan dan ko mpen sasi
10. Penyelesaian sengketa yang meliputi penyelesaian persampahan di luar penga dilan ,
penyelesaian sengketa persampahan melalui pengadilan , gugatan kelompok serta hak
gugat organisasi lingkungan hidup/persa mpa han
11. Pengawasan
12. Sanksi administra si
13. Ketentuan pidana

Sumber : K LH 200 7

Hasil penilaian menunjukkan b ah wa terdapat ko rela si yang kuat anta ra nilai fisik dan
non fisi k da ri suat u perkotaan atau denga n kata lain kriteria penilaian yang digunakan
dalam Program Adipura dapat membukti kan bah wa kota-kota yang mempunyai
fasilitas fi si k ya ng bai k selalu ditunjang institusi, m anajem en dan daya tanggap
pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 14


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Evaluasi penilaian akhir dihitung be rda sarkan sko r indikator fisi k dan indikator non
fisi k. Perbandingan bobot antara indikator fisi k da n non fi sik dibedakan berdasarkan
kategori kota. Pe rbandingan bobot a ntara indikato r fi si k dan non fisi k untuk ka tego ri
kota metropolitan adalah 85 : 15 sedang kan untuk kategori kota be sar, sedang dan
kecil adalah 90 : 10

Pengha rgaan A dipura 200 6 dibagi dalam 2 (dua) katego ri, yaitu :
a. Anugerah Adipu ra 200 6 diperuntu kkan bagi kota -kota yang m emenuhi nilai batas
(Pa ssing Grade ) yang ditentu kan, yaitu nilai Adipura dan Fi si k • 70
b. Piagam Adipura 2006 diperuntukkan bagi kota-kota yang tida k m endapat
Anugerah Adipura, tetapi mendapat penghargaan Bes t E ffort yaitu bagi kota -
kota yang m enunju kka n pening katan Nilai Adipura ( ¨/delta • 4 ) da ri Tahun 20 05 –
2006

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 15


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Kali Jambu Perum Nilam

Puskesmas Bangkalan Taman Kota D epan Kant or Bupati

SDK Maria F atim a Jl.Kolektor H OS Cok roaminot o

SALAH SATU FOTO LOKASI PE NI LAI AN ADIPURA

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 16


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

Tabel 5.5.Nilai Adipura Kabupate n Bangkalan Tahun 2006

No LOKASI Tahap I Tahap II Rata- Rata PV

I Perumahan
Per umahan 7 52.04 67.12 59.58

II Sarana K ot a
Jl. Pr otokol/Kolektor 8 61.88 74.44 68.16
Pasar 9 40.34 59.86 50.10
Per tokoan 6 45.28 66.58 55.93
Per kantor an 3 61.00 67.17 64.09
Sekol ah 8 58.67 70.58 64.63
RS dan Puskesmas 6 65.40 72.60 69.00
Hutan Kota 3 -- -- --
Taman Kota 7 65.25 79.82 72.54

III Sarana Transport asi


Ter mi nal Bus 8 34.40 62.32 48.36
Stasi un Ker eta Api 5 -- -- --
Pel abuhan 5 -- -- --

IV Perairan Terbuka
Sung ai 8 73.17 81.67 77.42

V Sarana K ebersihan
TPA Sampah 10 35.27 61.09 48.18
Peng omposan 3 -- 60.00 60.00

VI Pant ai W isat a 4 -- --
52.61 68.76 60.69 63.99
Nil ai Fisi k 62.34
Nil ai Non Fisi k 67.29
Total NIl ai 62.83
Sumber : Bapedal Jatim,2006

b). Permasal ahan Sampa h


Umumnya perm asalahan dalam pengelolaan TPA disebab kan oleh biaya operasional
yang sangat tinggi untuk pengum pulan, pengangkutan, dan pengolahan lebih lanjut.
Anggaran yang terba ta s menyebab kan pem erintah belum dapat menyedia kan TPA
dengan kaidah tekni s yang benar yang m emperhati kan a spe k sanita si dan ling kungan
Berdasa rkan pemantauan, kondi si perm asalahan sam pah di Kabupaten Bang kalan
adalah sebagai be ri kut :
x Jum lah tim bulan sam pah yang m asu k ke TPA be rtambah, ka rena jumlah
pendudu k d an kegiatan perekonomian kota semakin be rtam bah
x Pengang kutan sam pah cu kup terbata s
x Pendudu k banyak yang membuang sampah ke saluran/ sungai

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 17


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

x Kurang nya pengetahu an pend udu k tentang pengolahan sampah menjadi


bahan/barang yang be rguna
x Belum m em aksimalkan penanaman poho n/Green Barrier di sekit ar TP A Sampah
x Produk dau r ulang belum dianggap sebagai p roduk yan g m empunyai nilai ekon om i
yang tinggi.
x Sam pah organi k ya ng telah dimanfaatkan sebagai kom po s m asih sangat sedi kit
jumlahnya

c). Pengel olaa n Sampah


Adapun upaya/ kebijakan Pemerintah Kabu paten Ba ng kalan dalam pengelolaan
sam pah antara lain :
a). Pening katan op era sion alisasi kebe rsihan ling kungan pemu kiman
b). Pengadaan dan pemeliharaan sa rana dan pra sa rana pengelolaan kebe rsihan kota
c). Pengem bangan pe ran serta m asyara kat dalam pengelolaan sampah
d). Pengelolaan dan Pemeliharaan taman kota
e). Pening katan kualitas manajemen pengelolaan kebe rsihan khusu snya
manajemen sam pah
f). Pen anggulangan dampak ling kungan sam pah kot a
g). Pene rapan si stem pengelolaan sam pah dengan pola 3R (Redu ce, Reu se dan
Recycle)

4. BAHAN BE RBAHAYA DAN BERACUN DAN LIMBAH B-3


4.1. Ba han Berba haya da n Bera cun
Bahan Bera cun dan Be rbaha ya (B3) adalah Bah an yang ka rena sifat atau kon sen tra sinya
dan/atau jumlahnya, baik secara lang su ng maupun tidak lang sung dapat m encemarkan
dan/atau m em bahaya kan lingkungan kesehatan, kelang sungan hidup manu sia serta
makhlu k hidup lainnya. B 3 umumnya digunakan pada sektor indu stri, pe rtanian,
pertambangan dan rum ah tangga. Penggunaan B3 pada berbagai se kto r te rsebut a kan
menghasil kan Limbah B3, yang m ana lim bah B3 memerlukan pengelolaan lebih lanjut.
Adapun jeni s indust ri kegiatan pengh a sil limbah B3 adalah sebagai be rikut :

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 18


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

a). Kondisi Ba han Berba haya da n Berac un (B-3)


Hampir semua kegiatan dalam kehidupan seha ri-ha ri pasti
menggunakan B3, begitu pula di Kabupaten Bangkalan,
hampir semua kegiatannya be rsinggung an dengan Ba han
Berbah aya dan Beracun. Ba han yang m engandun g B3 sa ngat
dibutuh kan untuk menunjang berbagai kegiatan, antara lain :
1. Kegiatan Rumah Tan gga
Produk sepe rti inse kti sida, pembe rsih po rselen, ka ca, lantai, dan anti sumbat adalah
beberapa contoh da ri prod uk rum ah tangga yang m engandun g B3. In se ktisida terdi ri
atas oil spra y, krim dan lotion serta inse kti sida pada t ke ring, inse kti sida aero sol dan
inse kti sida cair. Obat anti nyam uk jenis oles (insect repellent) m engandun g DEET
(Diethyltolua mide) dengan kon sentra si 12-15 pe rsen. Insekti sida padat kering atau
obat nyamu k ba kar mengandung praleth rin, Dallethrin, atau t ransfluth rin. In sekti sida
cair dan ae rosol m engandung salah satu atau kom binasi dari transfluthrin, propoxu r,
esbiothrin, p ralethrin, cyphenothrin, bioalethrin, dichlorvos, D-allethrin, D-tetra metrin,
D-phenothrin, atau i miprothrin. Bahan a ktif yang digunakan dalam insekti sida rumah
tangga umumnya term a su k dalam golongan organofo sfat, karba mat, atau pyrethroid.

Produksi pembersih po rselen/ klo set umumnya m engandung HCl yang bersif at ko rosif
dan berbah aya jika terhi rup. Pembersih kaca kemungkinan mengandung amoniak
serta i sopropanol yang dapat mengiritasi selaput lendir. Pembersih lantai cair
mengandung m inyak pinu s, di stilasi pet roleum dan nafta. Minyak pinu s (pine oil)
dapat m engiritasi m ata dan selaput lendir. Distilasi petroleum dapat mengiritasi kulit,
mata dan dapat m enimbulkan pembeng kakan paru -pa ru fatal sert a m udah terba ka r.
Nafta dapat mengiritasi mata dan jika terhirup dap at m enyebabkan pingsan
(drowsiness), sakit kepala, koma dan henti jantung. P roduk yang m engandun g B3
dan se ring diguna kan dalam rumah tangga lainnya adalah pengharum ruangan,
baterai, cat ram but, dan pem utih pa kaian. Kecuali inse kti sida, pembersih saluran
(anti sumbat/ drain cleaner), dan pembersih porselen, keban ya kan produsen tida k
mencantum kan ba han aktif yang digunakan dalam kemasa nnya.

2. Kegiatan Pe rtanian
B3 Untu k pe nggunaan pertanian/indu stri, adalah pe sti sida, inse kti sida, fungi sida dan
herbi sida. Penggunaan pesti sida adalah untu k kolam dan tambak. Pe sti sida yang
digunakan dalam tambak air paya u dan tam bak udan g windu mengandung zat aktif

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 19


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

triklorfon, diklorvos (t ergolong dalam kelas organofosfat), fentin asetat (organo -tin),
niklosa mida (anilin), dan ro tenon (biologi) (Deptan, 2004 ).

3. Kegiatan Ki mia
Bahan kimia yang digolongkan sebagai POPs adalah bahan yang m em punyai sifat
racu n, tahan terhadap pe rubahan, bioakumulasi, dan dapat be rpindah m elalui udara,
air, dan spesie s yang be rada jauh da ri sumbern ya sehingga t era kum ulasi dalam
lingkungan. Bahan kim ia yang tergolong dalam POP s m eliputi sembilan jenis
pesti sida organoklo r, P CB , dan d ua jeni s bahan kimia yang terb entu k secara tida k
sengaja, yaitu dioksin dan fura n. DDT adalah pesti sida organo klor yang tergolong ke
dalam POP s ya ng diguna kan untu k m engendalikan penyakit malaria.
Bebera pa jenis pengguna an B3 ad alah sebagai beri kut :
Tabel 5.6 Jeni s Penggunaan Bahan Bera cun dan Be rbaha ya (B3)

NO JENIS BAHAN B3 PENGGUNAAN KETER ANGAN

1. Reagen Kimia Padat Analy sis Lab. Padat an


2. Reagen Kimia Cair Analy sis Lab Cairan
3. BBM Operasi Kendaraan, Cairan
Listrik, Genset
4. Gemuk Pemeliharaan Kendaraan Padat an

5. Oli/ Miny ak Pelumas Pemeliharaan Kendaraan Cairan


6. Pestisida Kegiatan Pertanian Cairan
Sumber : KLH RI

b). Permasalahan B3
Seca ra umum penggunaan B3 di masyara kat dan industri saat ini sudah cu kup banya k
dalam kegiatan sehari-ha ri, pada hal dampa knya sangat ri skan t erha dap ke se hatan
manusia dan lingkungan.
Adapun pe rma salahan B3 di Kab upaten B ang kalan ant ara lain :
o Indu stri dan masya raka t yang belum menyim pan (m engelola) B3 dengan baik dan
benar cu ku p banya k
o Produk kon sum si yang b ered ar di m asyara kat ya ng m engandung B3, misalnya
makanan, m inuman, snack, kosm etik, m ainan ana k-anak dan kebutuha n rumah
tangga lainnya cukup ban yak tetapi m asyara kat belum m engerti
o Tingkat pengetah uan ma syarakat tentang re si ko dari penggunaan B3 m asih
rendah

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 20


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

o Minimnya data B3 mengenai resi ko da n bahaya terhadap kese hatan dan


lingkungan
o Sosialisa si dalam bentu k label/gambar/logo/ kode oleh pemerintah m asih ku ran g

Sumber B3 dan Limbah B3

c). Upa ya Pengel olaa n B3


Upa ya pen gelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) yang dilaku kan oleh Kanto r
Lingkungan Hidup dan Kebersihan d an sem ua aparat Pem erintah Kabu paten
Bang kalan adalah :
a. Inventa ri sa si ke giatan/indu stri pem akai B3
b. Menyiapkan perijinan dengan dokumen lingkungan
c. Inventa ri sa si jumlah B3 yang dipa kai oleh non indust ri/ kegiatan
d. Pem antauan tentang pe nyimpanan B3 se rta p enyiapan tan ggap da rurat B3
e. Pela ksanaa n pem binaan, koordina si, analisis dan evaluasi, pemantauan dan
pem ulihan kualitas ling kungan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 21


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

4.2. LIMBAH BAHAN BE RBAHAYA DAN BERACUN (LIM BAH B3)


a). Kondisi Limbah B3
Indu st ri, hom e industri dan kegiatan pertambangan minya k dan
ga s di Kabupat en Bang kalan ada di beberapa wilayah kecam atan
dan juga di pertengahan laut di wilayah Kabupaten Ban gkalan.
Setelah diberlaku kan p eratu ran pemerintah tenta ng peng elolaan
limbah B3, perubahan yan g paling terasa adalah m eningkatnya
ke sada ran penghasil lim bah B3 akan ke wajibannya untu k mengelola lim bah B3 dengan
benar.
Denga n dibangunya Jembatan Su rabaya M adura dim ungkin kan mobilisasi te ntang
lim bah B3 sema kin menjadi ancam an dan tantangan se rta menjadi salah satu tujuan
pembuangan ataupun im por lim bah B3 illegal maupun legal melalui jalur perdagangan
dari kabu paten/ kota, lua r pulau ata u bah kan da ri nega ra lain menuju Pulau Madura,
khu su snya di Kabupaten Bangkalan

Kondi si Limbah B3 dan Sisa Oli B ekas

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 22


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

b). Te kanan pa da Lingk ungan Aki ba t Limba h B3


Biasanya lim bah B3 yang diha silkan oleh kegiatan/indu st ri di Kabupaten Ba ng kalan
langsu ng di buang ke alam /media tanpa ada perla kuan awal te rlebih dahulu,
diantaranya :
o Membuang langsung ke permu kaan tanah ata u digali terlebih dahulu
o Menim bun lim bah pada loka si ke giatan atau lokasi lain yang disedia kan oleh pelaku
kegiatan
o Membuang langsung ke TPA Sampah
o Membuang langsung ke laut atau ceceran tum pahan minyak oleh kegiatan di loka si
Pelabuhan Kamal atau di perusahaan Galangan Kapal di Kabupaten Ba ngkalan
o Lemahnya penegakan hu kum lingkungan, khu susn ya tenta ng lim bah B3

Tabel 5.7 Limbah B3 Menurut Jenisnya

NO JEN IS LIMBAH B3 KEMASAN SUMBER

1. Limbah M edis Drum dan Peti Kemas - R uang Oper asi


- R uang Gawat D arur at
- R uang Per awatan
- Gudang Obat
- Labor atori um/Kli ni k
- Li mbah Abu Incener ator
2. Limbah Labor atori um Drum, Pl asti k dan Peti kemas Proses Labor atori um
3. Lumpur Mi nyak Pel umas Tang ki Khusus, Peti Kemas - Kegi atan Beng kel
Bekas - Tempat penyi mpanan
Hi drokarbon
4. Bater ai Bekas Tang ki , Peti Kemas Per beng kel an
5. Bahan Ki mi a Kadal uwarsa Drum, Peti Kemas - Labor atori um
- Gudang Obat
6. Bahan Terkontami nasi Drum, Peti Kemas - Bahan Penyer ap Tumpahan
Mi nyak Mi nyak
- Tanah Bekas Tumpahan
Mi nyak
- Kai n M aj un Ter kontami nasi
Mi nyak/oli
- Filter Mi nyak Bekas
7. Oli Bekas Drum, Peti Kemas Kegi atan Beng ke/Ang kutan
8. Accu Bekas Drum Kegi atan Beng kel/Ang kutan
Sumber : KLH RI

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 23


BAB 5
LAH AN, HUTAN KOTA, SAMPAH, LIMBAH D OM ESTIK D AN LIMBAH B3

c). Upaya Pe ngel olaan Limba h B3


Untuk mendo rong industri supa ya memenuhi ketentu an mengenai pengelolaan limbah
B3, KL H RI meluncu rkan P rog ram Penilaian Pering kat Kine rja Pe rusahaan (Pro per).
Prope r m eru pakan program alternatif yang be rtujuan m endorong indu stri seca ra
su karela dan dengan ke sa dara n sendiri m em enuhi ketentuan peng elolaan lingkungan
yang bai k be rdasa rkan p erat uran yang berla ku .
Selain Prope r, untu k mendorong pe ru sahaan mau mengelola lim bah B3 yang
dihasil kannya, KL H membuat Program Kendali B3 (Kem itraan dalam Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Bera cun ). Dalam tahap awal prog ram ini, KLH
menyerta kan peru sahaan priorita s sebagai mitra i kut m em antau pengelolaan lim bah B3.
Dihara pkan melalui dua program ini pemerintah pusat, dae rah, pengu sah a, dan
masya rakat luas dapat memaham i dan m elaksan akan peraturan pem erintah tentang
pengelolaan limbah B3.

Mengingat pengelolaan dan pengolahan Limbah B3 mem butuhan te knologi yang tepat
dan biaya yang sangat mahal, maka kebija kan peng olahan Lim bah B3 sam pai saat ini
adalah merupakan wewenang Kem entrian Ling kungan Hidup RI, sehingga upaya-upaya
yang p erlu da n haru s dila kuka n oleh Kantor Lingkungan Hidup dan Kebe rsihan dan
seluruh dinas/ kantor/lem baga di Kabupaten Bangkalan adalah sebagai be ri kut :
a. Inventa ri sa si kegiatan/industri peng hasil Limbah B3
b. Inventa ri sa si dan pemantauan Jenis Limbah B3 yang diha silkan oleh
indust ri/kegiatan
c. Pemantauan penyim panan limbah B3
d. Pemantauan pengelolaan lim bah B3
e. Perum usan perencanaan kebijaksana an dan peng endalian perijinan di bidang
pengendalian dan pengelolaan dam pa k lingku ngan
f. Pelaksanaan pembinaan, koo rdinasi, analisi s dan evalua si, pemantauan dan
pemulihan ku alitas lingkungan
g. Mewujud kan pening katan kualitas lingkungan hidup dalam upaya m encegah
pengru sa kan dan atau pen cem aran lingkunga n se perti sungai dan tanah dan serta
pemulihan ku alitas lingkungan yang rusak a kib at kegiatan indu stri

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 V - 24


BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

K
eane ka ragaman Ha yati yang melimpah dan tak terhitung nilainya merupakan
keunggulan kom paratif bangsa Indone sia dan modal dasar pem bangunan yang
haru s dijaga keberadaan da n manfaatnya secara be rke sinambungan.
Selama ini, komponen keaneka rag am an hayati telah dim anfaatkan u ntu k b erbagai
kebutuhan manusia, nam un pemanfaatan yang tidak bijaksana a kan m enyebab kan
keru sakan habitat, ke hilangan atau punahnya spesies, dan e rosi keane karagaman
genetik. Kem ero sot an keaneka ragam an hayati dapat dia kibat ka n antara lain oleh
konversi lahan, inva si spe sies asing, dan peru bahan i klim dan atmosfer.

Masu knya spe sies asing ke wilayah Indone sia perlu m enjadi perhatian mengingat telah
banyak kerugian yang ditimbulkan te rutama spe sies asing yang be rsifat invasif, baik pada
a spe k e kologi s dalam bentuk penu runan dan kerusa kan habitat spe sie s a sli m aupun pada
a spe k e konomi kare na memerlukan biaya untuk pengend alian dan pem usnahannya.

Kurang nya kesada ran akan adanya ancaman terhadap spe sie s lo kal oleh spesie s a sing
inva sif, lem ahnya kont rol di pelabuhan, se rta ku rangnya kajian dan info rm asi ilmiah dalam
pertimbangan pem berian izin untuk introd uksi spesie s asing adalah penyebab da ri
peningkatan laju pemasukan spe sies asing.

Satu juta sp esies di dunia teran cam punah dalam jangka lim a tahun m endatang akibat
pem anasan global (Media Indone sia, 2004). Spesies yang terancam punah tersebut di
antaran ya adalah jeni s kup u-kupu, mamalia kecil, burung, d an seb agian be sa r tanaman.
Sebagai negara dengan keaneka rag am an hayati yang tinggi, Indonesia m enjadi salah
satu negara yang sangat te ran cam dampak dari pem ana san global.
Sam pai saat ini, keane ka rag aman hayati yang hilang masih sulit untuk dihitung seca ra
kuantitatif. Salah satu cara untu k mengetahuinya a dalah dengan melihat ke rusa kan
e ko si stem yang merupa ka n habitat da ri beberap a spesie s, te rutama spesie s endemik dan
dili ndungi.

Selama ini sumber d aya g enetik dan p engetahua n tradi sional masyara kat nega ra
berkembang telah banya k dimanfaatkan oleh negara m aju se cara e konom is tanpa
mem berika n manfaat kepada masyara kat lokal sebagai pem ili k kedua hal tersebut .
Bebera pa indu st ri jamu, obat-obatan, dan fa rma si di Indone sia sudah lama memanfaatkan
sum berdaya geneti k dan pengetahuan t radi sional untu k p rodu knya, nam un masyarakat
lokal m asih belum mendapat kan keunt ungan yang m em adai. Hal tersebut merupa kan
salah satu kendala dalam pengelolaan sumber daya geneti k secara be rkelanjutan.

V- 1
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

Kerangka Ke rja dari Tuj ua n da n S ubta rge t


Targe t 2010 Kea nek ara gaman Hayati

Konf erensi Para Pihak menetapkan tujuan dan subtarget setiap f ocal area yang t elah
teridentif ikasi unt uk menjelask an Target 2010 Keanekaragam an Hay ati dan prom osi terpadu
di antara program -program k erja konv ensi. Tujuan dan subtarget t ersebut akan diintegrasikan
kepada program-program kerja konv ensi dan juga untuk menyediakan k erangka kerja y ang
f leksibel dalam target nas ional dan/at au regional y ang ak an dibangun.
Perlindungan Ko mponen Kean ekaragaman Hayati
Tuju an 1. Mempro mosikan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati: eko sistem,
habitat dan bio me.
Target 1.1. Sedikitny a 10 % dari s etiap ec ological region di dunia y ang telah dikonserv asi
dengan ef ektif .
Target 1. 2. Kawasan yang diperuntukkan bagi perlindungan k eanekaragaman hay ati.

Tuju an 2. Mempro mosikan kegi atan kon ser vasi spesies.


Target 2.1. R estorasi, pemeliharaan, atau mengurangi penurunan populasi s pes ies dari
kelompok taksa tertentu.
Target 2. 2. Peningkatan stat us spes ies terancam.

Tuju an 3. Mempro mo sikan kegiatan konser vasi su mber daya geneti k.


Target 3.1. Keragam an genetik pada tanaman pangan, t ernak, dan pengam bilan jenis-jenis
pohon, ikan, hewan/ tumbuhan liar serta s pes ies bernilai lainnya yang t elah
dikonservasi, serta penget ahuan lokal yang terpelihara, dan masy arakat asli
terkait.

Tuju an 4. Mempro mo sikan perilaku konsumsi dan p emanfaatan ber kelanjutan


Target 4.1. Produk-produk berbasis keanekaragaman hay ati diperoleh dari sumber daya
yang dikelola secara berkelanjutan dan kawasan produksi y ang dikelola sesuai
dengan prinsip-prinsip k ons erv asi keanekaragaman hay ati.
Target 4. 2. Perilaku k ons ums i yang tidak berkelanjutan dari sumber daya
keanek aragam an hay ati atau m engurangi dam pak y ang t erjadi pada
keanek aragam an hayati.
Target 4. 3. Tidak ada s pesies dari f lora f auna liar t eranc am dalam perdagangan
internasional.

Tuju an 5. Men ekan kehilangan h abitat, degradasi d an perub ah an peng gunaan lah an,
dan mengurangi peng gunaan air yang tid ak b erkelanjutan.
Target 5. 1. Pengurangan laju kehilangan dan degradasi habitat alam.

Tuju an 6. Mengendalikan an caman-ancaman d ari spesies asing invasif.


Target 6. 1. Pengendalian jalan unt uk spes ies asing inv asif y ang utama potensial.
Target 6.2. Rencana pengelolaan t empat s pes ies asing utam a yang m enganc am
ekosist em, habit at atau spesies.

Tuju an 7. Menghadapi tantangan kean ekarag aman h ayati dari perubahan iklim
dan polusi.
Target 7. 1. Memelihara dan meningkatkan res iliansi komponen - kom ponen
keanek aragam an hayati untuk peny esuaian t erhadap perubahan iklim.
Target 7. 2. Mengurangi polusi dan dampaknya pada k eanekaragam an hay ati.
Memelihara Bahan dan Jasa Keanek aragaman Hay ati untuk Menduk ung
Kes ejahteraan Manusia

V- 2
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

Tujuan 8. Pemelihar aan kapasitas eko sistem untuk memberikan b ahan dan j asa serta
mata pencah arian.
Target 8.1. Kapasitas ekos istem untuk memberik an bahan dan jasa y ang terpelihara.
Target 8.2. Sumberdaya biologi yang mendukung keberlangsungan mat a pencaharian,
keam anan pangan lokal dan kesehatan, terutama untuk m asy arak at miskin
y ang terpelihara. Melindungi Penget ahuan, I nov asi dan Praktik-praktik
Tradisional

Tujuan 9. Memelihara ker agaman sosial budaya dari masyarakat asli dan komunitas
lokal.
Target 9.1. Melindungi penget ahuan, inov asi dan praktik-praktik tradisional.
Target 9.2. Melindungi hak-hak masy arakat asli dan kom unitas lokal melalui perlindungan
pengetahuan, inovasi dan praktik-praktik t radisional m ereka termasuk hak
pembagian keuntunganny a. Menjamin Pembagian Keuntungan y ang Adil atas
Pemanf aatan Sumber Day a Genetik

Tujuan 10. Menjamin pemb agian keu ntung an yang adil atas pemanfaatan su mber daya
genetik.
Target 10.1. Semua transf er s umber daya genetik s esuai dengan Konv ensi Keanekaragaman
Hay ati, traktat Internasional mengenai Sumber Day a Genetik Tanaman untuk
Pangan dan Pert anian sert a perjanjian lain yang s esuai.
Target 10.2. Membangun pembagian keuntungan komersial & pem anf aatan lainny a
dari s um ber day a genetik dengan negara penyedia s umber day a genetik.
Menjamin Ket ers ediaan Sumber Day a yang C ukup

Tujuan 11. Para Pih ak dianjur kan untuk melakukan perb aikan di bidang finansial,
sumber d aya manusia, ilmu p engetah uan, kap asitas tekni k dan teknologi
dalam rangka i mplementasi konven si.
Target.11.1. Pembaharuan dan penambahan sumber day a f inansial k epada negara-negara
berk embang yang m erupakan N egara Pihak, untuk ef ektiv itas implem ent asi
komitmen mereka dalam k onv ensi, sesuai dengan artik el 20.
Target.11.2. Teknologi yang ditransfer kepada negara-negara berkembang yang m erupakan
negara pihak, untuk ef ektivitas implementasi k omitmen merek a dalam Konvensi,
sesuai dengan artikel 20 paragraf 4.

Sumber: Se kre tariat CBD, 2 004

V- 3
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

1. Kondisi Kea nekara gaman Ha yati


Keane ka ragaman hayati mempunyai peran yang penting dalam
pelaksanaan pem bangunan b erkelanjutan dan penghapu san
kemiskinan. Keaneka ragam an hayati m erupa kan unsur haki ki d ari planet
kita untu k m endukung kesejahteraan manu sia dan penghidupan serta
integritas masya raka t.
Sumberdaya ha yati di wilayah Kabupaten Bang kalan yan g wilayah adm inistra sinya
sebanyak 10 (sepuluh) kecamatan di tepi laut/pe si sir pantai dan m em punyai daratan
yang cukup lua s saat ini dipasti kan memiliki keaneka ragaman hayati yang cu kup
banya k, yang saat ini sudah di manfaat kan m asyara kat Kabupaten Bang kalan, tetapi
belum sebenuhn ya te ridentifika si jenis guna dan manfaatnya. Dengan panjang gari s
pantai sepanjang ± 124,10 km tentun ya akan memberikan peng aruh t erha dap
ketersediaan kera gaman jenis flora d an fauna. Adan ya poten si keragam an hayati yang
dimiliki Kabupaten Bang kalan merupa kan sumberdaya penting unt uk dijadikan m odal
da sar dalam pengembangan berbagai kepe rluan, te rutama sebagai sum ber pla sm a
nutfah se rta sebagai suatu kom ponen dari si stem penyangga ke hidupan, selain itu juga
dapat dijadikan sebagai sum ber yang m em punyai nilai ekonomi.

Potensi Su mberd aya Hayati

V- 4
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

SEKOLAH ADIWIYATA KABUPATEN BANGKALAN

1. SDN Kemayoran 1 Bangkalan


2. SDN Banyuajuh 2 Kamal
3. SMPN 4 Bangkalan
4. SMK 1 Bangkalan

PENERIMA KALP ATARU TI NGKAT PROPI NSI JAWA TIM UR

KALPATARU TAHUN 200 7

PE RAI H PELES TARI LI NGKUNGAN


KATEGORI : PENYELAM AT LI NGK UNGAN
BAPA K : MUSA WI
DESA : Togubeng
Kecamatan Geg er : Kecam atan Gege r
Kabupaten Bang kalan : Bangkalan

V- 5
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

Bentu k Pelestarian K ean ekaragaman Hayati

2. Pe nyebab Keme ros ota n Keanekaragama n Haya ti


Kem ero sotan keane karagaman hayati adalah susutnya
keanekarag am an hayati dalam luasan, kondi si atau
produktivita s yang be rkelanjutan da ri e kosi stem dan susutnya
jumlah, distribu si atau pemanfaatan berkelanjutan dari popula si
jenis dan kepunahannya (Dr. S. Sa st rap radja, Kom unikasi Pe rson al, 2003).
Adapun penyebab ru sakn ya keane kara gam an hayati di Kabupaten Bang kalan adalah :
1. Belum teridentifika sinya jenis keane karagam an hayati
2. Kerusa kan Eko si st em dan Kepunahan Spe cies
3. Perubahan Iklim
4. Penyu sutan Ke ragam an Sum berdaya Ge netik
5. Kemungkinan masukn ya jenis kean eka ragaman hayati dari luar daerah ke dalam
wilayah Kabu paten Bang kalan

V- 6
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI

Kegiatan Tr ansaksi Burung di Jl. So ekarno Hatta Bangkalan

3. Upaya Ya ng Dil akuk an Pemeri ntah Ka bupate n Bangkalan


Pemaham an um um mengenai sum berdaya ke hati dan urgen si
serta deg radasin ya m em erlu kan inform asi un tu k bahan
pengambil keputu san dan p arti sipa si publik. .
M engefektifka n upaya kon servasi (pe rlindungan e kosi stem
penyangga kehidupan, pe nga wetan plasm a nutfah,
pemanfaatan bera sa skan pelestarian), penga wasan peredaran keaneka ragaman hayati
secara te rus meneru s serta pemberian san ksi yang tegas pada setiap pelanggaran
merupakan bentu k pengelolaan dan pelestarian keanekarag aman hayati khusu sn ya di
Kabupaten Bang kalan.
Adapun Upaya pele sta rian keane kara gam an hayati yang dila kukan oleh Pemerintah
Kabupaten Bang kalan adalah :
a. Melindungi flora dan fauna yan g telah ditetap kan dan dilindungi oleh undang-undang
b. Melestarikan berb agai bentuk kehidupan biodive rsity
c. Pem anfaatan sum berdaya ha yati untu k kepentingan ma sya rakat
d. Pengem bangan biote knologi
e. Melaku kan pe nelitian terhadap jenis flora dan f auna
f. Menyu sun Profil Keana ke ragaman Hayati Kabupaten Bang kalan
g. Menindaklanjuti dan melaksana kan Program IBS AP yang telah ditetap ka n oleh
Bappenas dan Kem enterian Ling kungan Hidup

V- 7
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 7 PESISIR D AN LAUT

K
e kayaan sum ber da ya alam ekosi stem pe si sir dan laut sam pai sa at ini belum
sepenuhn ya dimanfaatkan m asya ra kat Indonesia ka rena orienta si
pembangunan masih t erpusat pada e kosi stem daratan. Pertambahan
pendudu k dan keterbat a san sumber daya lahan m engharuskan terjadi perubahan
orientasi pembangunan, dengan mem beri kan pe rhatian yang lebih be sar terhadap up aya
pem anfaatan e kosi stem kelautan. Wilayah pe sisir merupakan salah sa tu wilayah yang
mem punyai poten si be sar untuk lebih di kem bangkan se cara te rpadu (Integrated Coastal
Zone Ma nagement - ICZM).

Masalah lingkunga n hidup seperti pencem aran, keru sa kan dan bencana pada
sum berdaya pe sisi r dan laut yang sering terjadi saat semakin luas dan teru s berlang sung.
Pencem aran lingkungan t ersebut biasan ya dia kibatkan oleh manu sia dan Perubahan
cuaca. A kibat pe ri sti wa te rsebut bia sanya a kan m enga kibat kan kerugian hart a dan
benda se rta nya wa manusia.

Pengendalian pen cem aran da n/atau peru sa kan sum berda ya pesi si r dan laut merupa kan
kegiatan yang m encakup :
a. Inventa ri sa si kualitas laut dilakukan dengan m em pertim bangka n be rbagai kriteria yang
ada dalam pengendalian pencemaran dan/ata u peru sakan laut
b. Penetapan ba ku mutu air laut dan kriteria ba ku kerusa kan laut yang digunakan
sebagai tolo k u kur u tam a pengendalian pencemaran dan/atau peru saka n laut
c. Pem antauan ku alitas air laut d an pen guku ran tingkat ke ru sakan laut yan g diikuti
dengan pengumpulan ha sil pem antauan yang dila kuka n oleh in stan si lain, evalua si
dan analisi s terhada p hasil yang dipe roleh se rta pem buatan lapo ran
d. Penetapan statu s m utu laut
e. Perencanaan d an pela ksanaan kebijakan pengendalian untuk mempertahan kan mutu
laut agar tetap bai k atau m em perbai ki mutu laut yang telah tercemar atau rusa k
f. Pengawasa n terh adap penaata n pera tura n pengendalian pencem aran d an/atau
peru sakan laut te rma suk penaatan mutu limbah yang dibuang ke laut dan/atau
penaatan te rhadap kriteria ba ku ke rusa kan laut serta penindakan, pem ulihan dan
penega kan hukum

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 1


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

Tabel 7.1. Jum lah Penduduk P esi sir di Kabupaten B ang kalan
jumlah penduduk
No kecamatan jumlah Jumlah KK jumlah penduduk berdasarkan mat a penc aharian (jiwa)
(TERLETAK DI PESISIR) Desa pesis ir (jiwa)
NELAYAN PETANI LAINNY A
1 Kamal 10 12.892 51.811 27 0 0
2 Soc ah 11 12.391 54.485 690 0 0
3 Kwanyar 16 12.390 48.426 640 0 0
4 Modung 17 11.557 49.281 0 0 0
5 Blega 19 12.346 63.009 0 0 0
6 Arosbay a 18 11.566 44.436 628 0 0
7 Tanjung Bum i 14 13.225 47.250 861 0 0
8 Sepulu 15 9.888 44.579 435 0 0
9 Klampis 22 13.565 53.844 1.026 0 0
10 Bangkalan 13 18.766 80.369 723 0 0
Sumber : Dispe ndu k, Te naga Kerja dan Trans mig rasi, 2 006

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 2


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

1. Kondisi S umbe rda ya Pesi sir Laut


a. Hut an Mangrove
Manfaat hutan m angrove bi sa dibagi m enjadi empat kategori yaitu :
o Manfaat langsung, didapat da ri pem anfaatan langsung e kosi stem m angrove
antara lain untu k perikanan dan t ambak, daun m angrove u ntu k p a kan t erna k,
kayun ya dijadikan aran g atau baha n bangunan, dan memanfaatka n satwa liar
yang hidup di sana se rta bahan galiannya.
o Manfaat tidak lang sung, yaitu m anfaat fungsi onal dari hut an m angrove sepe rti
pencegah ab rasi, intrusi air laut, penyedia hara , pen ye rap karbon dan wi sata
alam.
o Manfaat pil ihan keane karagam an hayati yaitu manfaat langsung dan tida k
langsu ng di m asa datang yang berhubungan dengan kean eka ragaman haya ti.
o Manfaat keberadaan habitat, yaitu manfaat kebe radaan hutan mangro ve yang
berhubun gan de ngan kelangsun gan ha bitat, dari spe sie s yang memanfaatkan
hutan mangrove.

Pembibitan Mangrove

Jenis hutan mangrove di wilayah Kabupate n Bang kalan terdiri ata s Rizhopo ra
Ku kronata (ba kau), Bugha Gyimuorhsza (p otot), Avicelia M arvi s (Api-api), Avicelia
Alba (Api-api putih), Sounetia Alba (P rapat ), Sounetia Ca kolanis (Bugem), Exo cai s
Abalocha (Malengen), Lum it sin Ra sem osa (Trun tum ) dan Xyelocolpu s M okcerci s
(Jombok).

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 3


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

Kondisi Hutan Mangrove

Tabel 7.2. Tutupan dan Kerapat an Mangrove

tAHUN 2005 tAHUN 2006


No LOKASI/kec amatan
Prosentase Kerapat an Prosentase Kerapat an
Tutupan (%) (Pohon/H a) Tutupan (%) (Pohon/H a)
1 Bangk alan 1.416 5.000 1.416 5.000
2 Kwany ar 1.236 5.000 1.236 5.000
3 Modung 2.457 5.000 2.457 5.000
4 Labang 0.55 5.000 0.55 5.000
5 Kamal 6.64 5.000 6.64 5.000
6 Socah 1.712 5.000 1.712 5.000
7 Arosbaya 1.707 5.000 1.707 5.000
8 Sepulu 2.81 5.000 2.81 5.000
9 Tanjung Bumi 4.72 5.000 4.72 5.000
Sumber : Dinas Kela utan dan P erika nan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 4


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

b. Te rumbu K arang
Wilayah Kabupaten Bangkalan yang terdiri dari 18 (delapan bela s) kecam atan,
dimana 10 (sepuluh ) kecam atan be rada pada pe sisir pantai, dengan panjang gari s
pantai ± 124,10 km, sehingga potensi terumbu karang diperki ra ka n terda pat pada
beberapa ke cam atan di Kabupaten Bang kalan, adapu n poten si terumbu ka rang
terdapat di 5 (lim a) Kecamatan, ya kni Kecam atan Klampis, Sepulu, Tanjung Bum i,
Bang kalan da n Ke camatan A ro sbaya ka rena ditem ukan indi ka si a danya tanah dasa r
yang kera s yang memungkin kan diguna ka n sebag ai sub st rat pe rtum buhan terumbu
karang.

Pemasang an Teru mbu Karang Buatan

Tabel 7.3 Jenis dan Jum lah Keane karagaman Hayati Terum bu Karang

No Jenis k eanek aragaman hay ati terumbu Jumlah J enis


karang (species )
1 Makro Alga 782
2 Karang Bat u 461
3 Molusca 2.500
4 Krustaceae 1.512
5 Spons 850
6 Ekinodermat a 1.400
7 Ikan Karang 2.057
8 Reptilia Laut 38
Sumber : A nugrah Nontji, 20 02 , COREMAP

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 5


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

Jenis terumbu karang dibagi dalam em pat katego ri, yaitu ka ran g tepi, ka rang
penghalang, karang landas osea nik, dan karan g cincin (at oll). Tomasci k dkk (1977 )
menyebut kan lua s total terumbu karang di Indone sia sebe sa r 85.70 7 km2 atau
se kitar 14 pe rsen da ri luas terumbu karang dunia, dengan jeni s f ringing reef, barier
reef, o ceanic reef dan atoll.
Ekosi st em terum bu karang mem il iki keane karagam an hayati tinggi dengan berbagai
jenis biota laut yang hidup bera so si asi dengan te rum bu ka rang , yang
penyebarann ya di dunia terp usat di Indone sia dan sekitarnya.
Di sam ping itu, banyak biota peng huni terum bu karang di Indonesia yang be rsifat
endem ik, sepe rti ikan -ikan ka rang. Sebanya k 97 dari 2.715 jenis ikan karan g adalah
endem ik.
Tabel 7.4 Tutupan Terumbu Ka rang B uatan
luas tut upan (ha)
No Lok asi
Tahun 2005 Tahun 2006
1 Kecam atan Klampis 5 5
2 Kecam atan Sepulu 5 5
Jumlah 10 10
Sumber : Dinas Kela utan dan P erika nan

c. Pe rikanan Laut
Kabupaten B ang kalan Sebagai wilayah yang m em punyai daerah pe si sir pant ai
sebanyak 10 (sepuluh) kecamatan, m aka secara langsung indu st ri peri kan an dan
kelautan Kabupaten Bangkalan dinilai sangat berpot ensi dan dapat di kem bangkan
menjadi salah satu ke giatan ekonom i yang strat egi s. Tem pat Penda ratan I kan (TPI )
di De sa Banyusang kah K ecam atan Tanjung Bumi merupakan pelabuhan yang
berskala nasional yang mana pelabuhan ini dapat m enghasilkan P AD yang cu kup
be sar bagi Kabupat en Bang kalan
Poten si peri kana n laut di Kabupaten Bang kalan selama Tahun 2005 – 2006
mengalam i peningkatan di setiap kecamatan, terutam a di Kecamatan Sepulu hasil
ikan laut cukup banya k sekali ya kni Tahun 2005 se banya k ± 420. 717 ton m eningkat
pada Tahun 2006 menjadi ± 458.827 ton.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 6


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

Tabel 7.5. Budidaya Laut dan Pe sisi r Ka bupaten Bang kalan


Tahun 2005 Tahun 2006
No Kec am atan Mollusca Crustacea Ikan laut Lainnya Mollusca Crustac ea Ikan laut Lainny a
(ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton) (ton)
1 Bangk alan 38,11 165,14 2.337,32 230,13 41,56 180,09 2.549,04 277,01
2 Socah 22,22 96,30 1.363,01 134,21 24,24 105,02 1.486,48 46,66
3 Kamal 1,27 5,50 77,91 7,67 1,30 6,00 84,96 0,14
4 Labang 31,76 137,61 1.947,77 191,78 25,40 82,54 1.142,91 19,05
5 Kwany ar 19,05 82,57 1.168,66 115,07 20,78 90,05 1.274,52 1.823,95
6 Arosbay a 41,28 178,90 2.532,09 249,32 45,02 195,10 2.431,26 30,02
7 Klampis 50,81 220,18 3.116,43 306,85 55,41 240,13 3.241,62 64,64
8 Sepulu 68,59 297,24 4.207,17 414,25 74,81 169,58 2.348,10 16,51
9 Tanjung Bum i 44,46 192,66 2.726,87 268,49 48,49 210,11 2.973,88 1.662,32
Sumber : Dinas Kelauta n da n Perikana n

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 7


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

d. Abrasi Pantai
Peruba han i klim akan be rpenga ruh terhadap si klu s di bum i tanpa membedakan pagi,
siang atau m alam. Kondi si tiupan angin dan cu aca ditepi pesi sir pantai biasanya
lebih besa r da ri pada didaratan. Kejadian ini memang fenomena alam yang sering
mengakibatka n ke ru sakan bibir pantai, hutan mangrove t erm asu k bangunan rumah
di tepi pantai. Kondisi wilayah Kabupat en Bangkalan yang 10 (sepuluh) kecam atan
berada pada pe sisir pantai bebe rapa wilayah t elah m engalami degrada si atau
kerusa kan lingkungan. Adapun keru sa kan ling kungan seperti tabel beri kut :

Abrasi Pantai

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 8


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

Tabel 7.6 Abra si Pantai di Kabupaten Bang kalan


lokas i LUAS
No PENYEBAB DAMPAK
DESA KECAMATAN KERUSAKAN (H A)

1 Bumiany ar Tanjung Bumi 30 Tidak adany a pohon Pantai tergerus sampai ke


penangkis jalan
2 Labuhan, Lam bung Peseser Sepulu 15 Hutan pantai rus ak Pantai terkikis
3 Tenggun D ajah Klampis 15 Kurang tanam an Pantai terkikis sampai ke
penyangga jalan
Buluk agung, Mrandung 30 Hutan pantai rus ak -------
4 Lajing Arosbaya 25 Tidak ada tanam an Tambak sampai terkikis
penyangga
5 Sabiy an Bangk alan 10 Tidak ada tanam an Pantai terkikis
penyangga
Gebang Bangk alan 10 Tidak ada tanam an
penyangga
Kramat, Sembilangan, Bangk alan 25 Hutan pantai rus ak
Ujungpiring
6 Sukolilo Labang 10 Tidak ada tanam an Pantai sudah terkikis
penyangga
7 Dak Iring & Pemajuh Socah 10 Hutan pantai rus ak Tambak sampai terkikis
8 Tebul & Kwany ar Barat Kwany ar 15 Tidak ada tanam an Pantai sudah terkikis
penyangga
Karangany ar Tidak ada tanam an Tangkis terkikis
Batah Barat 25 penyangga
Batah Timur
9 Serabi Barat Modung Tidak ada tanam an Tangkis pernah jebol
Pangpajung 50 penyangga sampai badan jalan
Patereman
Sumber : K an tor Li ng ku ng an Hidup dan Keb ersiha n Kab. Ba ngkalan 2 007

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 9


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

2. Pe nyebab Rusak nya Sumberdaya Pesisi r da n Laut di Kabupaten Ba ngkala n


Perma salahan ya ng berkaitan dengan keru sa kan eko sistem pesi sir dan laut antara lain
adalah :
x Masalah keru sa kan fi si k lingkungan pe si si r, terma suk di an tara nya e kosi stem ,
sumber daya i kan, pencemaran sert a sedim entasi
x Masalah sosial e konomi, di antaranya kemiskinan
x Masalah kelembagaan, antara lain konflik p em anfaatan serta ke wen angan dan
ketida kpa stian hu kum

Salah satu penyebab ru sa knya poten si sum berdaya alam dan lingku ngan biasanya
dilaku kan oleh m anusia dan kondi si alam . Di wilayah pe si sir Kab upaten Ba ng kalan
yang kondisi alamnya banyak ditumbuhi hutan bakau atau hutan mangro ve saat ini
mengalam i degrada si atau ke ru sakan, hal ini disebab kan anta ra lain :
o Kondi si e konomi masyara kat pe sisir
o Penebangan yang dilaku kan ma sya rakat se kit ar pe si si r unt uk dijual
o Penebangan, dim ana ka yunya dipa kai untu k bahan ba kar dan ba han bangu nan
o Fa ktor cuaca alam
o Kurang nya pe nga wa san da ri aparat Pemerintah Kabup aten Ba ng kalan

3. Pengel olaan S um berda ya Pesisir dan La ut


o Pengelolan Mangrove
Berda sarkan Un dang -undang No. 41 Tah un 1999 tenta ng keh utanan, m angrove
dikateg ori kan sebagai e kosi stem hutan. Karenan ya pem erintah bertanggung ja wab
dalam pengelolaan m angrove yang be rda sarkan azas manfaat dan le sta ri,
kerakyatan, keadilan, kebe rsamaan, keterbu kaan dan keterpaduan (pa sal 2).
Pengelolaan hutan mangro ve yan g dilaku kan Depa rtem en Kehut anan RI adalah
membangun infra stru ktu r fisi k dan so sial baik di dalam hutan negara maupun di
hutan ha k. Depa rtemen Kehutanan mem erlukan penu njang antara lain teknologi
yang dida sa rkan pada pende katan ilmu kelautan (sebagai infra st ru ktur) yang
im plem entasinya dalam bentuk tata ruang p antai.
Kewenangan pem erintah pu sat dalam rehabilitasi hutan dan lahan terutam a hutan
mangrove te rbata s han ya menetap ka n pola um um rehabilitasi hutan dan lahan,
penyu sunan rencana m akro, penetap an kriteria, standa r, no rma dan pedoman,

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 10


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

bimbingan tekni s dan kelem bagaan sert a penga wa san dan pengendalian.
Sedangkan penyelengga raan rehabilitasi hutan dan lahan (hutan produksi, hutan
lindung, hutan hak dan tanah milik) di selengga rakan oleh pemerintah
kabupaten/ kota, kecuali di ka wa san hutan konse rva si ya ng masih menjadi
ke wenangan pem erintah pu sat.
Dalam program kon se rvasi dan rehabilitasi hutan mangro ve, pemerintah lebih
berpe ran sebagai mediator dan fasilitator (mengaloka si kan dana melalui mekani sm e
yang ditetap kan ), sem entara m asyara kat se bagai pelaksana ya ng mampu
mengambil inisiatif.

Pembibitan dan Penanaman Mangro ve

o Pengelolaan Teru mbu Karang


Pengelolaan kolaboratif terum bu ka rang idealnya dilaku kan m elaui beberapa
langka h, diantara nya ad alah :
1). Memperkuat kelembagaan yang ada di daerah dalam mengelola terumbu ka rang
secara be rkelanjutan dan be rba sis masya rakat. Selain membentuk o rgani sa si
pengelola proye k, ta k kalah pentingnya ad alah m em bangun kapasitas in stan si
dan sumberda ya manusia m elalui pelatihan, fasilitasi dan pem berdayaan
2). Be rbagi pembiayaan, dimana pemerintah dae rah diharap kan i kut be rsam a-sam a
dalam menyediakan dana pendamping dan penunjang
3). Komitmen pemerintah daerah dalam penegakan hu kum dalam mengatasi laju
kerusa kan te rum bu karang, se perti pencarian den gan bom, ra cun sianida dan
penam bangan ka rang.
4). M em fasilitasi pelaksana an pengelolaan terum bu karan g berba sis ma syara kat,
seperti bantuan, pelatihan ketrampilan, peren canaan, pengelolaan, a kse s
pemodalan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 11


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

5). Penyadaran berbagai lapisan pemang ku kepentingan, bai k terhadap ma syarakat


pe sisir maupun da ri daratan yang m enimbulkan ke rusa ka n terum bu kara ng

o Pengelolalan Perikanan
Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengelolaan
sumberdaya i kan, sebagaim ana yang dim anatkan dalam Undang -Undang Dasa r
1945 pasal 33 m aupun Undang-undang Pe ri kanan No. 31 Tahun 20 04 yang intinya
memberika n mandat kepada pemerintah m engelola sum berda ya alam untu k
ke sejahte raan ra kya t. Kete rlibatan pem erintah dalam pengelolaan sumberdaya ikan
ini diwujudkan dalam 3 (tiga) fungsi, yaitu ;
1). Fun gsi Alo ka si, dijalankan m elalui regulasi untuk membagi sum berdaya se su ai
dengan tujuan ya ng telah ditetap kan
2). Fung si Distribu si, dijalanka n oleh pemerintah agar te rwujud keadilan dan
ke wajaran se suai pengorb anan dan biaya yang dipikul oleh se tiap orang,
disam ping adanya kebe rpiha kan pemerintah kepada mereka yang tersi sih atau
lebih lemah
3). Fung si Stabilisa si, dituju kan agar kegiatan pemanfaatan sum berda ya i kan tida k
berpotensi m enimbulkan in st abilitas yang da pat merusa k dan menghancurkan
tatanan so sial ekonomi m asyara kat

Pen yer ahan Bibit Man grove Ol eh Kan tor Lingkungan Hidup kep ada Masyarakat

Sedangkan upaya -upaya yang dila kukan oleh semua apa rat di ling kungan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan dalam meminimalkan ke rusa kan hutan mangro ve, ke rusa kan
terumbu karang, abra si pantai dan sum bnerdaya p esi sir lainnya adalah :
x Penanam an dan rehabilitasi bibit mangrove, Bantuan d ari Bap edal Propin si Jawa
Timur yakni ;
- De sa Teng ket Kecam atan Arosbaya se banyak ± 40. 0 00 batang

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 12


BAB 7 PESISIR D AN LAUT

- De sa Pan ci’an Ke cam atan Ban caran se banya k ± 20. 000 batang
- Kampung Baratambak Kecamatan Pejagan sebanyak ± 20.00 0 batang
x Pemberdayaa n dan pen yuluhan ma sya rakat, te rutama di sekitar pesi sir p antai
x Pembuatan brea k water di bibir pantai
x Penga wa san dan monitoring
x Pemasan gan terumbu ka rang buatan di pesi sir laut yang m ana berpotensi banya k
ikann ya
x Pelarangan pen carian ikan dan te rum bu karang dengan bahan peleda k, ra cun
maupun dengan bahan kimia lainnya.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VII - 13


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

M
emburuknya kondisi lingkungan beberpa tahun belakangan ini, yang ditandai
dengan bencana alam yang bertubi-tubi melanda beberapa daerah, akan
menjadi pelajaran berharga bagi semua pemerintah dalam menetapkan
rencana pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lebih terarah,
terkoordinasi dan berkesinambungan.

Keberlanjutan ekologis merupakan faktor mendasar bagi keberlanjutan pembangunan


yang berwawasan lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan
berkelanjutan adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap
pemanfaatan sumberdaya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan yang
bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya alam tidak boleh menghilangkan peluang-
peluang bagi generasi mendatang untuk secara adil menikmati berbagai manfaat dari
kekayaan alam. Oleh karena itu, haruslah dihayati secara mendalam bahwa setiap
keputusan yang kita ambil sekarang, hakekatnya secara bersamaan juga menentukan
nasib generasi yang akan datang.

Dalam rangka perencanaan pembangunan nasional, pemerintah daerah harus


memperhatikan kewenangan dan agenda yang diberikan pemerintah pusat. Oleh karena
itu tujuan dan sasaran pembangunan harus memperhatikan permasalahan yang menjadi
lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat.
Alokasi sumber daya daerah harus mendukung penyelesaian masalah nasional disamping
menjadi masalah lingkungan yang ada di Kabupaten Bangkalan.

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bangkalan juga harus mendukung kebijakan


pemerintah pusat tanpa mengabaikan program pembangunan lingkungan hidup di
Kabupaten Bangkalan sendiri. Peran Executif dan Legislatif yang ada di Kabupaten
Bangkalan sangat vital untuk mendukung kegiatan program pembangunan lingkungan
hidup berupa dana alokasi yang cukup memadai.

Untuk merealisasikan program pembangunan lingkungan hidup tersebut diperlukan upaya


pendataan dan menghimpun Agenda Pengelolaan Lingkungan yang akurat, rinci,
sistematik, manfaat yang berkesinambungan tentang kondisi lingkungan yang dapat
dijadikan dasar pijakan untuk menentukan arah kebijakan dan strategi ke depan dalam
pelaksanaan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Bangkalan PASCA
JEMBATAN SURAMADU TAHUN 2008 selesai dan persiapan menuju industrialisasi yang
berazaskan nilai-nilai agamis sesuai dengan karakter masyarakat Bangkalan dan Madura.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 1


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Adapun kebijakan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Bangkalan telah


diprogramkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan rencana melalui Agenda
Pengelolaan Lingkungan Hidup, diantaranya adalah :

AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKALAN

1. PASCA JEMBATAN SURAMADU (JEMBATAN SURABAYA – MADURA)

Tata Ruang, Tata Guna Lahan dan Lingkungan hidup serta Sosial
Ekonomi dan Budaya merupakan salah satu komponen yang akan
terkena dampak akibat dibangunya Jembatan Suramadu.
Program Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana
Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) yang telah direncanakan
oleh semua badan/dinas/kantor di Pemerintahan Kabupaten Bangkalan akan mengubah
semua program tersebut diatas, termasuk juga akan mengubah pola kehidupan agamis,
mental dan perilaku masyarakat Bangkalan dan Madura.
Salah satu agenda Pemerintah Kabupaten Bangkalan saat FISIK - PASCA JEMBATAN
SURAMADU (Jembatan Surabaya – Madura) selesai adalah :
a. Penyiapan pemberdayaan masyarakat tentang norma-norma agama, budaya dan
mental spiritual menuju atau menjadi daerah industrialisasi
b. Perencanaan tata ruang dan tata guna lahan di wilayah Kabupaten Bangkalan
c. Kajian wilayah pesisir laut dan hutan
d. Peningkatan kapasitas SDM bagi masyarakat Bangkalan menghadapi era industrialisasi
di Kabupaten Bangkalan dan Madura
e. Studi Lingkungan dan Sosekbud Pasca beroparasinya Jembatan Suramadu

2. PENCEMARAN BADAN AIR/SUNGAI


Persoalan kelangkaan dan kesulitan air yang layak pakai
beberapa tahun yang akan datang diperkirakan akan semakin
sulit, ini bisa diakibatkan oleh kegiatan manusia dan kegiatan
usaha yang membuang limbahnya atau hasil kegiatan ke media
air atau sungai.
Sungai yang melintas di Kabupaten Bangkalan saat ini banyak yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Bangkalan untuk segala keperluannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kondisi saat ini Kali Bancaran dan anak sungainya terancam kualitasnya oleh
limbah cair yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan dan industri dan warga setempat.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 2


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Agenda Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk mengatasi permasalahan tercemarnya


Kali Bancaran dan anak sungainya antara lain :
a. Identifikasi sumber pencemaran air di bantaran sungai
b. Identifikasi kepemilikan Dokumen Lingkungan bagi setiap industri
c. Penelitian dan Pengkajian kualitas air
d. Perencanaan IPAL Komunal
e. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi

3. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah menurunnya kualitas udara sehingga
akan mempengaruhi kesehatan manusia yang menghirupnya.
Faktor penyebab meningkatnya pencemaran udara adalah
semakin meningkatnya populasi penduduk dan berdirinya
beberapa industri/home industri, kegiatan transportasi dan
aktivitas penduduk yang dalam kegiatannya melakukan proses pembakaran.
Untuk mengatasi pencemaran udara di pusat Kota Bangkalan dan beberapa industri/home
industri, agenda lingkungan hidup yang direncanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Bangkalan diantaranya adalah :
a. Penambahan hutan kota
b. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan
c. Pengembangan rasio luasan terbuka hijau di pusat kota
d. Sampling udara ambien dan emisi, terhadap sumber bergerak dan tidak bergerak
e. Program Uji Emisi terhadap kendaraan Pemerintah Kabupaten Bangkalan, yang diikuti
oleh industri dan masyarakat
f. Rencana tindak lanjut ’ Pesan dari Presiden RI ’ saat melepas 15 pengendara sepeda di
Lapangan Monas Jakarta menuju Bali (Tgl 11 Nopember 2007) dalam rangka
menyambut Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim di Bali yakni : ”
Walikota dan Bupati di seluruh Indonesia, Berikan Ruang Agar Warga Bisa Bersepeda,
Termasuk Menuju Kantor/ Tempat Bekerja ”.

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 3


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

4. TIMBULAN SAMPAH
Jumlah timbulan sampah di Kabupaten Bangkalan dari waktu ke
waktu semakin meningkat yang diperkirakan 4% per tahun dengan
berbagai komposisi yang berbeda, ini disebabkan karena pola
konsumsi yang semakin banyak dan tidak terbatas. Sampah yang
tidak dikelola dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, dampak kesehatan dan
konflik sosial.
Untuk mengatasi permasalahan sampah terutama di pusat Kota Bangkalan dan
Kecamatan Kamal/Pelabuhan Kamal perlu perencanaan agenda lingkungan hidup,
diantaranya :
a. Menggunakan kemasan yang bisa di daur ulang
b. Daur Ulang dan pengkomposan di beberapa tempat
c. Perencanaan study timbulan dan perencanaan pengangkutan sampah
d. Study timbulan dan karakteristik sampah di kawasan Pelabuhan Kamal
e. Program Sampah Metode Takakura
f. Perencanaan TPA di beberapa bagian dan tidak terpusat
g. Pemberdayaan masyarakat
h. Kerjasama dengan LSM, PT dan investor

5. LIMBAH DOMESTIK

Berbagai macam sumber polutan saat ini mengancam


sumberdaya air di pusat Kota Bangkalan seperti terhadap Kali
Bancaran, Kali Jambu, Sumber Cobik dan anak sungainya yang
berasal dari limbah domestik. Untuk itu agenda yang akan
dilakukan Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Bangkalan, diantaranya adalah :
a. Study dan identifikasi sumber air limbah domestik
b. Pembuatan master plan jaringan air limbah domestik
c. Perencanaan WC Komunal bagi fasilitas umum
d. Review tindak lanjut Program SANIMAS
e. Review penggunaan sarana dan prasarana IPLT
f. Action plan pelaksanaan MDGs
g. Perencanaan Waste Water Garden (WWG) bagi hotel dan rumah makan
h. Mensukseskan Tahun 2008 sebagai Tahun Sanitasi Internasional menuju MDGs 2015

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 4


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

6. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


Limbah B3 merupakan limbah yang dihasilkan industri yang
sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Untuk
mengatasi limbah B3 di Kabupaten Bangkalan perlu di
agendakan, diantaranya :
a. Identifikasi kajian terhadap penghasil limbah B3
b. Mengikutsertakan industri pencemar yang mengandung limbah B3 dalam Proper
c. Dokumen Manifest setiap kegiatan yang mengandung limbah B3
d. Investigasi ke penghasil limbah B3
e. Meminta kewenangan dalam pengelolaan limbah B3 yang selama ini masih
menjadi kewenangan pusat

7. TATA GUNA LAHAN

Kabupaten Bangkalan sebagai kota sedang saat ini secara


sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan telah dan akan
melakukan pembangunan pada setiap sektor, pasca akan
beroperasinya Jembatan Suramadu. Disamping itu di pusat
Kota Bangkalan dan sekitarnya kegiatan pembangunan fisik
dan ekonomi juga juga berkembang pesat yang tentunya nanti akan merubah tata guna
lahan dan tata ruang kota, seperti penggunaan lahan pada Ruang Terbuka Hijau (RTH).
adapun agenda yang akan dilakukan Pemerintah Kbaupaten Bangkalan antara lain :
a. Penambahan RTH di beberapa wilayah
b. Review tindak lanjut RTRK dan RTRW
c. Perencanaan master plan drainase Kota Bangkalan
d. Konsistensi Building Coverage Rasio (BCR) yakni 60 : 40
e. Perencanaan sumur resapan dan daerah resapan air
f. Peningkatan kapasitas melaui GNRHL
g. Action plan Program dan Gerakan Sejuta Pohon (GSP)
h. Pengawasan terhadap pembangunan yang menyalahi tata ruang dan berpotensi
menyebabkan banjir dan dampak lainnya
i. Pelaksanaan Kajian Studi Lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL) dalam setiap usaha
kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan sosial
j. Pemberdayaan Masyarakat

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 5


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

8. SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT

Pesisir dan lautan merupakan sumberdaya alam yang menjadi


tumpuan harapan bagi keberlanjutan pembangunan nasional,
setelah menipisnya sumberdaya alam di daratan. Pesisir dan
laut di wilayah Kabupaten Bangkalan telah mengalami ancaman
kerusakan di beberapa wilayah di Kabupaten Bangkalan, seperti
diantaranya abrasi pantai, kerusakan mangrove dan ancaman kegiatan pertambangan di
laut serta aktivitas pelabuhan, seperti pencemaran laut.

Untuk itu perlu di agenda pengelolaan lingkungan sumberdaya pesisir dan laut, di
Kabupaten Bangkalan yang dilakukan oleh semua aparat diantaranya adalah :
a. Penanaman mangrove di beberapa pesisir
b. Perencanaan break water di pesisir pantai
c. Review Penanaman Terumbun Karang
d. Study kawasan RUTRK pasca Jembatan Suramadu
e. Study lingkungan pasca selesainya Jembatan Suramadu
f. Perda Konservasi Pesisir dan Laut
g. Review Penetapan Baku Mutu Air Laut
h. Study investigasi dan impor limbah B3 di pelabuhan
i. Review Kebijakan Rancangan Keppres tentang Penanggulangan Keadaan Darurat
Tumpahan Minyak di laut
j. Pengawasan terpadu terhadap sumberdaya pesisir
k. Penegakan hukum

9. PERTAMBANGAN GALIAN GOLONGAN C


Potensi sumberdaya alam Galaian Golongan C di wilayah
Kecamatan Galis, Socah dan Burneh Kabupaten Bangkalan
cukup banyak. Kegiatan penambangan merupakan kegiatan
yang berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Hingga
saat ini masih dijumpai masyarakat sekitar lokasi melakukan
kegiatan tersebut, ini mungkin disebabkan karena merupakan salah satu sumber mata
pencaharian penduduk setempat akibat tekanan ekonomi atau faktor lainnya.
Kegiatan penambangan Galian Golongan C yang berpotensi menimbulkan kerusakan
lingkungan di Kabupaten Bangkalan antara lain penambangan batu bata, batu kapur dan

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 6


BAB 8 AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

pasir kwarsa. Adapun agenda pengelolaan lingkungan oleh Pemerintah Kabupaten


Bangkalan adalah :
a). Identifikasi kawasan tambang Galian Golongan C
b). Studi potensi Galian Golongan C
c). Kajian kawasan Karst di Kabupaten Bangkalan
d). Studi lingkungan Galian Golongan C di Kabupaten Bangkalan
e). Perencanaan Perizinan Pertambangan/SIPD
f). Action plan Peraturan Bupati tentang Penambangan

10. KEANEKARAGAMAN HAYATI


Keanekaragaman hayati yang melimpah dan tak terhitung nilainya
merupakan keunggulan komparatif Bangsa Indonesia dan modal
dasar pembangunan yang harus dijaga keberadaan dan manfaatnya
secara berkesinambungan. Berbagai kasus lingkungan terkait
dengan keanekaragaman hayati menunjukkan kita belum mampu
menjaga kelestariannya. Agenda pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Bangkalan diantaranya adalah :
a. Identifikasi flora dan fauna yang dilindungi di Kabupaten Bangkalan
b. Penelitian sumberdaya genetik, rekayasa genetik dan bioteknologi
c. Penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Bangkalan, yang telah
dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Bappenas

11. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang
vital dalam menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya
pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam. Keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di Kabupaten Bangkalan
umumnya masih disertai dengan jiwa agamis yang sudah melekat
pada setiap jiwa, sehingga pengelolaan lingkungan cukup baik pada beberapa wilayah di
Kabupaten Bangkalan. Agenda pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan diantaranya adalah :
a. Melibatkan masyarakat dalam tahap perencanaan dan pengambilan keputusan dalam
bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam
b. Program Community Development (CD) dan Commmunity Relation (CR)

SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VIII - 7

Anda mungkin juga menyukai