Laporan SLHD Kab. Bangkalan-Jatim 2007 Ok
Laporan SLHD Kab. Bangkalan-Jatim 2007 Ok
KATA PENGANTAR
Statu s Ling kungan Hidup Kabupaten Bang kalan Tahun 2007 ini
m erupa kan se ri laporan tahunan kualitas lingkungan hidup di
Kabupaten Bang kalan yang diterbitkan kembali sepe rti edisi Tahun
2006 lalu dan ditulis dengan mengguna kan pende katan PS R
(P ressu re, State da n Response ). Pende katan ini m erupakan tinda k
lanjut Agenda 21 khu susnya Cha pter 40 , yaitu sebagai informa si
bagi pengambilan keputusan. Pada terbitan ini disajikan be rbagai aspek ling kung an yaitu
tentang Isu -isu Lingkunga n Hidup Utama, Pencemaran uda ra, Air, Keane karagaman
hayati, Limbah Padat, Sum berda ya Pesi sir dan Laut, Bahan Be rbahaya da n Bera cun (B3 )
dan Lim bah B3 sert a Agenda Ling kungan Hidup.
Dalam laporan ini diulas juga berbagai kebija kan upaya Pem erintah Kabupaten Bang kalan
dalam upayanya m ele sta rikan lingkungan bersam a dina s/lem baga/ kanto r linta s se kto r
selain kebija kan in stan si tertentu sendiri tentunya. Laporan ini m enggarisba wahi upaya
Pem erintah Kabupate n Bang kalan dalam m elaksanakan pengendalian lingkungan d em i
terla ksananya pem bangunan be rkelanjutan. Hal ini terlihat dalam visi dan misi
Pem erintah Kabupaten Bangkalan yaitu M em berdaya kan potensi S DA seca ra
berkelanjutan se rta be rwa wasan lingkun gan guna m endorong e konom i ke rakyatan. Oleh
kare na itu fung si lingkungan hidup pe rlu dilestari kan.
Keka yaan alam yang begitu m elimpah yang dikarunia kan Tuhan kepada ban gsa
Indonesia, dalam laporan ini menunjukka n kondisinya perlu dijaga dan lesta ri kan untu k
generasi yan g a kan datang. Kondisi lingkungan hidup setiap saat mendapat kan tekanan
dari berbagai kegiatan u saha, hal ini disebab kan oleh berbagai perm asalahan yaitu
meningkatnya jum lah penduduk di sertai di st ribu si penduduk yang tidak merata,
ketidaktaatan dalam penataan ru ang da n peraturan perundang-undangan, serta belum
berfung sinya Goo d Environ ment Gove rnance. Oleh sebab itu upaya pelestarian
lingkungan hidup tidak bi sa dilaksana kan oleh pemerintah sendiri a kan tetapi perlu ada nya
keterkaitan dengan seluruh pemangku kepentingan.
Laporan ini terwujud ata s hasil ke rja sama antara Ka ntor Ling kungan Hidup dan
Kebersih an Kabupaten Bangkalan dengan be rbagai pihak terkait, anta ra lain dari seluruh
instansi Pemerintah Kabupaten Ba ngkalan, S wa sta/Peru sahaan, Lem baga S wadaya
Masyara kat (LSM), BBTKL Su raba ya serta lapisan m asyara kat lainnya
Kam i m enyadari bahwa bu ku ini belum sem purna, nam un demikian diharap kan bu ku ini
dapat dipakai sebagai bahan kebijakan di bidang lingkungan hidup, se kto r terkait maupun
para pemangku kepentingan lainnya. Atas kerjasama yang telah dilakukan, kam i
mengucapkan terima ka sih bagi semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
laporan ini. Semoga kerja sam a seperti ini dapat teru s be rlanjut di m asa m endatang.
RKH. FUAD AM IN
ABSTRAK
Perkembangan Kabupaten Bangkalan yang sangat pesat ini tidak terlepas dari
adanya dukungan potensi dan sumberdaya yang dimilikinya. Sektor industri
pertambangan M igas, Galian Golongan C, perdagangan dan jasa berkembang begitu
cepat di beberapa wilayah di Kabupaten Bangkalan terutama di pusat kota,
perkembangan tersebut pada satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
namun di pihak lain akan memberikan tekanan terhadap lingkungan hidup dan
kesehatan manusia sehingga daya dukung lingkungan akan terlampaui akibat
penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan tersebut sehingga berdampak akan
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Dengan luas wilayah yang ± 1.260,14 Km2 yang terdiri dari 18 kecamatan,
diantaranya 10 kecamatan berada di pesisir pantai, Kabupaten Bangkalan saat ini
belum begitu banyak industri, home industri, bengkel, atau usaha jasa, yang saat ini
belum memberikan kontribusi terhadap lingkungan hidup yang signifikan di
Kabupaten Bangkalan.
Isu lingkungan hidup yang cukup dominan adalah Pertumbuhan jumlah penduduk,
Penggunaan lahan, Pencemaran air, P encemaran dari Kendaraan bermotor &
industri, pertambangan Galian Golongan C, Volume timbulan sampah meningkat,
Pencemaran B-3 dan Limbah B3 terutama dari pertambangan Migas, Abrasi pantai
dan kerusakan mangrove di tepi pantai serta Lemahnya penegakan hukum dan
Koordinasi antar/lintas sektor yang masih lemah
Isu lingkungan hidup utama yang berkembang di Kabupaten Bangkalan adalah
Abrasi pantai dan penambangan Galian Golongan C serta Isu industrialisasi pasca
Jembatan SURAMADU selesai menuju industrialisasi yang dimungkinkan akan
merubah kondisi sumberdaya alam dan lingkungan di Kabupaten Bangkalan.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam
pengelolaan lingkungan agar semua usaha kegiatan/industri yang berpotensi dan
beresiko terhadap lingkungan wajib mengelola dan memantau lingkungannya secara
maksimal, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti kegiatan sampling
effluent limbah cair, sampling udara emisi dan ambien secara rutin dan berkala
sehingga effluent yang dihasilkan sesuai dengan Baku Mutu atau sesuai Ambang
Batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Kantor Lingkungan Hidup dan
Kebersihan telah berupaya meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam
bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam, mengingat permasalahan
dan tantangan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bangkalan di masa yang
akan datang semakin besar dan kompleks pasca Jembatan SURAMADU selesai,
yang mana harus dipecahkan secara bersama-sama oleh seluruh aparat Pemerintah
Kabupaten Bangkalan secara sistematik, akurat, rinci, manfaat yang
berkesinambungan dengan dukungan alokasi dana yang memadai.
BAB 1 PENDAHULU AN
1. LATAR BELAKANG
P
em bangunan dan Ling kungan di Indone sia ma sih bergantung p ada
Sumberdaya Alam (SDA). Komitm en nasional tentang Pem bangunan
Berkelanjutan (PB) juga telah dicanang kan anta ra lain denga n menerima
persetujuan tidak m engikat (n on binding agree ment ) tentang Pem bangunan
Berkelanjutan, Agend a 21 global (pelayanan ma syarakat, p engelolaan limbah,
pengelolaan sumberda ya alam dan lahan), prin sip kehutanan, konven si iklim dan
konven si biodiversit y. Selain pedom an secara norm atif tersebut, selanjutnya juga pe rlu
mem perhati kan pedom an ope rasional untuk pencap aian ta rget dengan Hori son Tahun
2015 yang tertua ng dalam hasil KTT Bum i Tahun 2002 yaitu Kebija kan Millineum
Develop ment Goals (MDGs) yang memuat 7 (Tujuh) sa saran, khu susn ya pada sa sa ran
untu k m enjamin keberlanjutan lingkungan (En sure En vironment al Sustainabilty).
Perm asalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, kerusa kan dan ben cana dari
tahun ke tahun m asih terus berlang sung dan sem akin luas. Kondi si tersebut tidak
hanya m enyeba bkan m enurunnya kualitas lingkungan tetapi juga memberikan dampak
yang sangat se rius pada kesehatan dan jiwa manu sia. Merosotn ya kualitas ling kungan
ditandai dengan turunnya kualitas uda ra, re klam asi pantai seca ra liar, terjadinya
pencem aran air da n berku rangnya ketersediaan air be rsih yang diperkira kan sebesar r
15-35% pe r kapita per tahun.
Pem bangunan yang m eru sak ling kungan bu kanlah kegiatan pembangunan, melainkan
bencana yang tertunda. Hal ini m engindikasi kan bahwa lingkungan hidup m enjadi
sangat rentan terjadinya perubahan yang disebab kan ka rena a ktivitas alam m aupun
manusia. Aktivita s m anu sia inilah yang ju st ru lebih banya k menimbulkan keren tanan
bagi lingkunga n, sehingga perlu dicari kan solusi yang tepat untu k mengeliminasi
terjadinya bencana dalam menekan te rjadinya degrada si lingkungan di masa yang a kan
datang, sehingga lingkungan dapat memberikan du kungan bagi keberlanjutan
kehidupan di planet bumi.
Dua hal penting yang perlu sege ra mendapat kan perhatian kita semua, setelah
banyaknya terjadi ben cana lingkungan, yaitu komitmen tinggi untuk ; menghenti kan
keru sakan ling kungan yang kini sedan g be rlang sung, rehabilitasi dan pem ulihan
keru sakan ling kungan ya ng sudah t erjadi. Dengan melihat kejadian bencana
lingkungan selama ini dalam konte k pelaksanaan pem bangunan yang berkelanjutan,
maka sangat dipe rlukan inform asi, anali si s dan dat a ba se lingkungan yang m erupa kan
sebagai sara na untuk menyu sun perencanaan pembangunan yan g lebih kom prehen sip.
Informa si, analisis dan data base lingku ngan t ersebut dijadikan dalam bentu k lapo ran,
yang mana laporan te rseb ut adalah La poran Stat us Ling kungan Hidup Daerah ( Stat e of
The En viron me nt Repo rt)
2. Das ar Pe nyusunan
Dasar penyu sunan Status Ling kunga n Hidup Kabupaten Bangkalan adalah :
o UU No. 23 Tahun 1997 Pa sal 10 huruf h : “ Pe merintah berkewajiban menyediakan
informasi lingkungan hidup dan me nyebarluaskannya kepada masyara kat “
o Agenda 21 Ch apter 40 : “ Pentingnya kete rsediaan informasi di segala aspek
lingkungan dan pe mbanguna n untu k penga mbil keputu san menuju pemban gunan
berkelanjutan “
4. Sistematika Pelapora n
Sistematika Penyu sunan Laporan Statu s Ling ku ngan Hidup Kabupat en Bangkalan
menggunakan metode penyu sunan yang sudah di sepa kati oleh seluruh ba ng sa-bang sa
di dunia, yaitu dengan metode PS R ( Press ure (Tekanan) – State (Kondisi ) –
Res ponse (Ta nggapa n) ). Model ini merupa kan suatu anali si s yang mengguna kan
tekanan yang te rjadi pada ling kungan sebagai sebab a kibat da ri kegiatan manusia yang
mem punyai efe k terhadap pe rubahan kondi si/keadaan lingkungan dan ta nggapan yang
dilakukan oleh ma syara kat dalam ran gka penangg ulangan/pemulihan kon disi
lingkungan. Pend ekatan ini menyediaka n si stem informasi so sial ekonom i, lingkungan
dan sumberda ya alam, kualita s lingkungan dan respon bagi pa ra pem ang ku
kepentingan dalam membuat suatu kebijakan ling kungan.
Sum ber data dan informa si penyusunan Statu s Ling kungan Hidup Kabu paten
Bang kalan Tah un 200 7 ini diam bil dari be rbagai pem ang ku kep entingan, antara lain
instansi Pemerintah Ka bupaten Bang kalan, Swa sta, Ind ust ri dan dari be rbagai in stansi
lainnya. Pada setiap bab dalam SLHD 2007 disu sun dengan m enggunakan m etoda
PSR, di mana analisis pre ssu re n ya dikaitkan de ngan dam pa k ling kungan yang terjadi.
SLHD Kabu paten Bang kalan Tahun 2007 te rbagi d alam 8 (delapan) bab . Pem bagian
bab berdasa rkan i su-i su penting yang te rjadi Tahun 2007. Adapun bab tersebut anta ra
lain :
BAB I PE NDAHULUAN
Bab Pen dahuluan m enggambarka n tujuan pe nulisan laporan, vi si m isi Kabu paten
Bang kalan, gam baran umum tentang kondi si geografi s, demogra fis, geologi, tata
ruang, ke pendudu kan dan kesehata n masyara kat, ke bijakan pendanaan lingku ngan,
so sekbud dalam rang ka melaksana kan pem bangunan yang be rkelanjutan
Seca ra adm inist ra si lua s wilayah K abupaten Bangkalan ± 1.260, 14 Km 2 yang t erba gi
dalam 18 ke cam atan, 281 wilayah de sa/ kelurah an, atau lebih spesifik terdiri da ri 273
desa dan 8 kelurahan . Dilihat dari komposi si jumlah desa, ma ka Kecamatan Tanah
Merah memiliki jumlah desa terbanyak yakni 23 de sa/ kelurahan, sedang kan yang
paling sedi kit Ke camatan kam al sebanya k 10 de sa/ kelurahan.
Perkem bangan penduduk Kabupaten Bang kalan dari wa ktu ke waktu mengalami
peningkatan sebagai a ki bat dari pe rtum buhan e konom i yaitu te rjadi pertam bahan
pendudu k dari selisih kelahiran dan kematian, juga diakibat kan oleh adan ya migrasi
netto antara pendu duk yang da tang dan yang keluar. Hal tersebut mengingat bah wa
Kabupaten Bangkalan mengemban peranan penting dalam pembangunan berbag ai
a spe k so sial ekonomi skala regional di wilayah Pulau Madura, karena :
1). Sebagai pintu m asu k Pulau M adura
2). Pasca dibangunnya Jembatan Su ram adu sa at ini
3). Loka si sangat berdekatan dengan Ibu kota P ropin si Jawa Timur
Berdasa rkan hasil proye ksi dari sen sus pendudu k 2000, jumlah penduduk
Kabupaten Bangkalan Tahun 2005 seban ya k ± 926.56 2 jiwa (47,44%) yang terdiri
dari laki-la ki seban ya k ± 439.571 jiwa dan perem puan seban ya k ± 486.988 jiwa
(52,56% ). Jum lah penduduk pada a khir Tahun 2006 seban yak ± 1.361.130 jiwa
yang terdiri dari laki-la ki seba nya k± 850.551 jiwa la ki-la ki dan perempuan sebanyak
± 510 .579 jiwa.
b. Topogra fi
Keadaan Topog rafi Kabup aten Bang kalan memiliki ketinggian berki sar 2 – 100 meter
di atas pe rmu kaan air laut. Wilayah yang t erleta k di pe sisir pantai adalah
Kecamatan Sepulu, Ban gkalan, Soca h, K am al, Modung, Kwanya r, Aro sba ya,
Klam pis, Tanjung Bum i, Labang dan Kecam atan Bu rneh ya ng memiliki ketinggian 2
– 10 meter di atas pe rmu kaan air laut, seda ng kan wilayah yang t erletak di bagian
tengah mempunyai ketinggian antara 19 – 100 meter di ata s pe rmu kaan air laut,
tertinggi adalah Kecam atan ge ger denga n ketinggian 100 meter diata s perm ukaan
air laut.
c. Geologi
Berdasa rkan Peta Ge ologi Kabupaten Bang kalan Jeni s Batuan Indu k di wilayah
Kabupaten Bangkalan adalah sebagai be rikut :
- Allufium , luasnya ± 24.400 Ha ata u 19,54%
- Elisto sin, Fa sie s dan Se dimen luasnya ± 35.594 Ha atau 28,50 %
- Fliose dan Fasie s Batu Gamping luasnya ± 47.294 Ha atau 37,8 7%
- Miosen dan Fa sies Sedimen luasn ya ± 17.60 0 Ha atau 14, 09 %
2). Kebij akan Pendana an Li ngk unga n, Sosial, Ekonomi dan Buda ya dalam Rangka
Melaksanakan Pembangunan yang Be rkela nj uta n di Ka bupa te n Ba ngkalan
a. Anggara n Li ngk unga n Hi dup
Pem bangunan yang berwawasan lingkungan m erupakan prog ram yang telah
dicanang kan dalam tujuan pembangunan na sional Indonesia. Pro gram keberhasilan
pem bangunan yang be rwa wa san ling kung an tercerm in dalam anggaran penda patan
belanja, sehingga angga ran se ktor lingkungan m erupakan bagian dari prog ram
pem bangunan yang berwa waa n lingkungan.
Keberh a silan pengelolaan dan pem antauan lingkung an untuk pro ye k kegiatan
pem bangunan berwawasan lingkungan perlu dianggarkan minimal 3% – 4% dari
total anggaran belanja dari APBD Kabupaten Bangkalan.
Prog ram pendanaan peng elolaan lingkungan hidup di Kabupaten Bangkalan, selain
bera sal dari APB D K abupaten Bangkalan dan juga berasal dari Da na Alo kasi
Khu sus (DAK), Depdagri, Departemen Keuangan dan Bappena s, diharap kan
dengan program aloka si tersebut kondi si kualitas lingkungan hidup di Kabu paten
Bang kalan sem akin bai k.
Tabel 1.1. APBD dan Angga ran Pro ye k Lingkungan Kabupat en Bang kalan 2005 -2007
Catatan : Pr osentase = (Juml ah Angg ar an ti ap l embaga : Juml ah Anggar an APBD) X 100%, H anya untuk Tahun
Anggar an 2007
II - 1
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 2
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 3
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 4
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
M
asalah lingkun gan hidup seperti pen cemaran, ke ru sa kan da n bencana yang
sering terjadi sa at sem akin luas da n te rus be rlangsung . Pen cem aran
lingkungan tersebut bia sanya dia kibat kan oleh manu sia dan Pe ruba han
cuaca. A ki bat peristiwa te rse but bia san ya a kan menga kibatkan kerugian yang tida k
sedikit dan juga memberikan dampak kesehatan manusia dan lingkungan hidup serta
dampak so sial e konomi.
Denga n semakin bertam bahnya jumlah pendudu k tentun ya a kan m em berikan tekanan
pada sum berdaya alam dan lingkungan, oleh ka rena itu semua poten si sum berdaya
alam dan lingkungan ha ru s dimanfaat kan se suai dengan daya du kungnya, sehingga
ke kayaann ya dapat dimanfaatkan oleh ana k cucu kit a. Selain itu kemiskinan
merupakan salah sat u fa ktor yang m endorong terjadinya penu runan kualita s lingku ngan,
kemiskinan dapat menimbulkan/m engakibat kan eksploita si sumberdaya alam dan
lingkungan sampai pada tingkat yang merusa k, sem entara itu ke rusa kan lingkungan
dapat menga kibatkan penu runan kualitas air, udara, e rosi, banjir, menurunnya ha sil
perikanan dan p erta nian, pada akhirn ya d apat m engurangi ang katan kerja, sehingga
menambah penduduk mi skin.
II - 5
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Bila ditinjau dari luas wilayah/dae rah, luas te rbe sa r te rdapat di wilayah :
a. Kecam atan Tanjung Bum i dengan luas wilayah ± 125,75 Km 2
b. Kecam atan Geger d engan luas wilayah ± 12 3.31 Km 2
c. Kecam atan Gali s denga n lua s wilayah yaitu ± 120.5 61 Km 2
II - 6
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Pening katan jum lah penduduk ini disebab kan adanya arus perpindahan pendudu k
yang ma suk ke Kot a Bang kalan dan sebagian di wilayah Kecamatan kam al lebih
be sar dibanding ke d aerah lain (kecam atan lain), oleh karena itu dapat di kata kan
bahwa K ota Bangkalan, m asih merupakan daerah tujuan untu k dijadikan tempat
mencari peke rjaan bagi pendatang dari luar Kota Bang kalan.
II - 7
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Namun kebe radaan fung si air Kali Bancara n ini tidak disertai dengan ra sa tangg ung
jawab, sehingga lim bah dari hasil kegiatan manusia dan indu stri mencemari kali
tersebut. Hal ini mengakibatkan m utu Kali Bancaran dan anak su ngainya menjadi
kurang memenuhi baku mutu yang t elah ditetap kan pemerintah
II - 8
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 9
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Selain itu, tekanan pendudu k juga memberikan an dil terhadap adan ya pen cem aran
udara terut am a dari kegiatan transporta si, dim ana kegiatan t ransp orta si memberikan
sumbangan tertinggi terh adap pen cem aran udara. Peningkatan pen cem aran uda ra
oleh ken dara an bermotor ini terjadi seiring dengan laju pertambahan kenda raan
bermotor yang dimiliki masya ra ka t, se bagai akibat dari pening katan jum lah dan
ke sejahte raan pe nduduk.
II - 10
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Sedangkan Upaya peng endalian pencem aran udara di wilayah pu sat Kabu paten
Bang kalan yang bera sal dari sumber tidak bergera k, sepe rti dari indu stri meliputi :
a. Pentaatan pe ratu ran pe rundang - undangan, dimana industri yang m engeluarkan
em isi gas buang ke udara haru s memenuhi Keputusan M enteri Nega ra
Lingku ngan Hidup Kep -13/MENLH/3/1995 tentang Baku M utu Em isi Sumber
Tidak Be rge rak, Sepe rti indust ri yang m em punyai potensi besar dalam
pencemaran udara, indu stri dengan kapasitas produ ksi yang be sar dan indust ri
yang be rloka si di daerah ya ng sen sitif, sepe rti dekat daerah pem ukiman,
se kolah, fa silitas umum, fasilitas so sial dll
b. Pening katan peran se rta indu stri untuk mentaati Ba ku Mutu Emisi
c. Reloka si industri (indust ri pencemar udara ) jauh dari pem ukim an atau ke
ka wa san indu st ri
d. Pelaksanaan dan pengembangan Baku M utu Emisi Sumber Tidak Bergera k,
sebagaim ana Kep. M enteri Negara Lingkung an Hidup No. 13 Tahun 1995
e. Pemberla kuan Ba ku Mutu Udara yang telah ditetap ka n oleh KLH
f. Pemenuhan aspe k - a spe k pendukung (ba ku m utu em isi beberapa jenis indust ri,
pemantauan, penyu suna n dan penetapan pedoman - pedoman te kni s dan peran
serta masyara kat )
g. Tidak melaku kan pem ba kara n sampah di TPA maupun pro se s pemba ka ran pada
usaha kegiatan lainnya
II - 11
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Volum e timbulan sam pah yang be rasal da ri pu sa t Kota Bang kalan dan Kecam atan
Kamal seluruhnya dimusna h kan di TPA Sam pah, namun sebagian penduduk ada
yang m em buang di lahannya sendiri denga n ca ra diba ka r ata u ditim bun tanah.
II - 12
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 13
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
adalah lim bah yang bera sal dari pengeboran m inya k dan gas bum i, ke giatan bengkel
serta dari rum ah sakit dan poliklinik.
Selain itu dalam penanganan limbah B-3, Kantor Ling kungan Hidup dan Kebersihan
Kabupaten Bang kalan juga telah menjalin kerja sama dengan pemerintah
pu sat/p ropinsi/ kabupaten se kitarnya untu k mem erangi limbah B-3, m engingat
masalah pencem aran tidak m engenal bata s ekologi s dan b ata s administ ratif.
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan limbah B3 adalah :
- Kewenangan ya ng masih berada di pusat sa ngat m enyulitkan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan untuk bertindak tega s terhadap terjadinya pelanggaran
- Masya rakat belum m emahami akibat ya ng ditim bulkan oleh limbah B3
- Sumberdaya manusia di dalam bidang lingkungan ma sih terb ata s
- Pelaku indust ri yang kurang bertanggun g jawab
- Biaya pem usnahan limbah B3 cu ku p tinggi
II - 14
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 15
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
7. KE RUSAKAN MANGROVE
a). Kondisi M angrov e di Ka bupate n Bangkalan
Keberadaan Kabupaten Bang kalan yang wilayahnya
banya k terletak di pe sisi r pantai saat ini ditum buhi
bermacam -m acam jenis tumbuhan/tanam an m angrove.
Hutan M angrove sering kali juga disebut hutan pantai,
hutan pa san g surut, hutan payau atau h utan ba kau.
Hutan mangrove mempunyai fungsi yang sangat penting bagi pelesta rian lingkungan
hidup dan perekonom ian di suatu daerah.
Menurut data da ri Kanto r Lingkung an Hidup dan Kebersih an Kabupaten Ba ng kalan
luas m angro ve di Kabupaten Bang kalan tida k m engalam i penurunan, awal Tahun
2004 sebe sa r r 981 km , sed ang kan luas hutan m angrove ya ng direhabilitasi di
sejum lah kelurahan pada Tahun 20 05 adalah di Kelurahan Pangeranan Kecam atan
Bang kalan r 5 Ha dengan jum lah bibit m angrove sebanyak r 25.000 batang dan
Kelurahan Pejagan Kecamatan Bangkalan r 3 Ha d engan jum lah bibit m angrove
sebanyak r 15 .000 batan g.
II - 16
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
8. ABRASI P ANTAI
a). Kondisi Pantai di Ka bupate n Bangkalan
Abrasi Pantai, Ke rusa kan a brasi pantai ini ham pir terjadi di
seluruh wilayah kecam atan/kelurahan yang be rada di
pe si sir pantai di wilayah Ka bupaten B ang kalan yakni
se kitar 9 kecam atan, Abrasi pantai a kiba t tidak ada
tanam an pelindung/penyangga se rta hutan m angrove
yang rusa k se rta a danya perubahan alam atau kondi si pantainya.
Menurut data dan pemantauan di lapangan da ri Tim Kantor Ling kunga n Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Bangkalan, abra si pantai yang terjadi, pen yebab dan
dampakn ya be rbeda -beda se suai kondi si pantai yang ada.
II - 17
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 18
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 19
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 20
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
Kendala yang dihadapi oleh Pemerintah Kab upaten Bangkalan dalam kasu s
lingkungan dianta ran ya :
a). Ku rang nya te naga peng awa s, pe nyidi k terhadap pa ra pela ku kegiatan
b). Ba nya k kegiatan yang be rop era si di luar ka wa san indu st ri (di pem ukiman)
c). Ja rang dilaku kan sam ple laboratorium
d). Ku rang nya ke sadaran dan ringannya san ksi terhadap p ela ku pencemaran
e). Ku rang m em adainya instala si pengolah limbah industri
II - 21
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 22
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 23
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 24
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 2 ISU LINGKUN GAN HID U P
II - 25
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007
BAB 3 SUM BERD AYA AIR
A
ir m erupakan sumberda ya penting bagi kehidupan m anusia dan m akhluk hidup
lainnya. M eningkatnya jumlah pendudu k dan kegiatan pem bangunan akan
meningkat kan kebutuhan air. Di lain pihak, ketersediaan ai r dirasa kan sema kin
terbata s, dibeberapa tem pat di wilayah Kabupaten Ba ngkalan sudah dapat dikatego rikan
cu kup sulit untuk mendapat kannya. Hal ini bisa diakibat kan oleh berbag ai fakto r se perti
pencemaran, pe nggundulan hutan, kegiatan pe rtanian m aupun indust ri yang
mengabaikan kele sta rian lingkunga n dan be rubah nya fun g si dae rah tang kapan air.
Di sada ri sum berdaya air yang berlimpah telah diguna kan secara tidak efi sien,
sedang kan di beberapa wilayah telah terjadi ke cenderungan penurunan kualita s dan
kuantitas air. Pen urunan kuantitas ai r lebih banya k di sebab kan oleh berubahn ya fung si
daerah tang kapan air sehingga pada m usim hujan air tidak sampai/tidak sempat
mere sap ke dalam tanah dan terjadi banjir dan pada m usim kem arau pe rse diaan air
berkurang karen a su plai air dari m ata air juga berku rang. Sementara itu pe nurunan
kualitas air lebih banyak disebab kan oleh pencemaran lim bah indust ri, rumah tangga dan
pertanian.
Dalam Prog ram Pembangunan Nasional, pem erintah telah m enetap kan sa saran
penyediaan air bersih bagi Penduduk Indo ne sia, yaitu jumlah penduduk yang terlayani
air bersih ditarget kan sebesa r ± 80% untu k daerah pe rkot aan dan ± 60% untu k daerah
pedesaan, sebag ai da sar dalam perencanaan tersebu t, pem erintah telah membagi
kriteria kota be rda sarkan jum lah penduduk menjadi 5 (lima) kategori.
TABEL 3.1
KEBUTUHAN AIR BERSIH SETI AP JIW A BERDASARKAN
JU MLAH PEN DUDUK
JU MLAH PEN DUDUK KEBU TUHAN
No KO T A (Liter/Hari/Jiwa)
(Jiwa)
1. Metro > 1.000.000 190
2. Bes ar 500.000 < P < 1. 000.000 170
3. Sedang 100.000 < P < 500. 000 150
4. Kecil 20.000 < P < 100.000 130
5. IKK Program P < 20.000 100
Sumber : Feasibilit y Stud y JICA 19 92
dikata kan menghadapi kri si s air serius keti ka air ya ng tersedia lebih rend ah dari 1.000 m 3
per o rang per ta hun. Diba wah ang ka ini, kesehatan dan pembangunan e konomi suatu
negara/wilayah a kan sangat terganggu. Keti ka ketersediaan air tahunan tiap orang jauh
dibawah 500 m 3 maka akan m uncul ancaman atau penya kit terhadap kelangsungan
hidup manusia ( Vandhana Shiva, 2002 ).
Pada saat ini kondisi sum be rdaya air di wilayah Ka bupaten Bang kalan belum m engalami
perma salahan yang bera rti, namun demikian apabila pemanfaatan sumberdaya air di
berbagai d aerah di Kabupaten Bang kalan dila kukan seca ra berlebihan era indu strialisa si
nanti Pasca Jem batan S URAM ADU, tidak mu stahil daerah-daerah tertentu pada suatu
saat a kan mengalami defisit air, oleh karena itu di stribu si sum berdaya air di berbagai
daerah di Kabup aten Bang kalan ha ru s dijadikan d asa r b agi penye bara n be rbagai jeni s
kegiatan/u sah a yang memerlukan sumberdaya air.
Tabel 3.4 Sungai, A sal Sum ber Air dan Panjang Sung ai di Kab. Bang kalan
Secara umum poten si sum berdaya air (air pe rmu kaan dan air tanah) te rsebar di
beberapa wilayah di Kab upaten Bangkalan dengan ku antitas dan kualitas yang berbeda -
beda, dem ikian pula pem anfaatannya san gat terga ntung pada kebu tuhan pendudu k dan
kegiatan pem bangunan yang ada, seperti pe rtanian (irigasi ), kebutuhan d omesti k dan
sebagainya.
Kebutuhan m asya ra kat a ka n air bersih untuk berbagai kegiatan terutam a di pu sat kota
disalurkan oleh pem erintah melalui Perusa haan Dae rah Air Minum (PDAM ) Kabup aten
Bang kalan, prod u ksi air be rsih yang diha sil kan PDAM adalah se be sar ± 4.558.105
m 3 /tahun. Sumber air baku dan produ ksi air be rsih terseb ut di Kabupaten Bang kalan
bersumber da ri sungai, air tanah dan mata air. Sumber air baku P DAM Kabup aten
Bang kalan be rasal dari :
a. Volum e dari Sungai sebe sar ± 8 9.490 m 3/tahun
b. Volum e dari air tanah sebesa r ± 185.0 30 m 3/tahun
c. Volum e dari m ata air sebesa r ± 15.660 m 3 /tahun
Kebutuhan ai r lainnya selain untuk keb utuhan domestik juga untuk kepe rluan pertanian
(irigasi), Perkant oran , rumah sakit, indu st ri dan lain-lain. Dalam rangka m em enuhi
kebutuhan primer yang teru s m eningkat sejalan dengan pertambahan jumlah pendudu k,
maka jum lah kebutu hannya dia sum sikan 2 (dua ) kali kebutuh an dom e sti k.
Karena ketersediaan air perm ukaan yang dap at dim anfaat kan sema kin terbata s,
sementara peng gunaan air untuk pemukiman, indu stri dan sekto r lainnya semakin
meningkat, te rutama Pasca fi sik Jembatan S URAMA DU selesai oleh sebab itu
penggunaan air perlu dila ku kan dengan bai k dan efisien.
Kerusa ka n daerah tan gkapan air a kibat perubahan fungsi lahan m enyebabkan
berkurangnya d ebit aliran sungai yang stabil, indika si te rsebut dapat dilihat dari
perbandingan debit minimum dan maksim um . Debit aliran air disebut stabil apabila
perbandingan tersebut m endekati angka satu.
Selain m asalah air yang sem akin terbatas dari segi volume/kuantita s, pen cem aran
terhadap air te rseb ut juga m enyebabkan sem akin berkuran gnya air ya ng dapat
dimanfaatkan untuk be rbagai keperluan. S ungai di wilayah Kabup aten Bang kalan
(Ke camatan Bang kalan) menurut data yang ada seban ya k 4 (em pat ) sungai dan 3 (tiga)
Affour, sedan g kan sumber air di seluruh Kabupaten Bang kalan terda pat 13 sum ber air.
Dalam Peratu ran Pemerintah No. 82 Tahun 2 001 tentan g Pengelolaan Kualita s Air dan
Pengendalian Pencemaran Air ditetapkan empat kela s kl a sifikasi mutu air, yaitu :
x Kela s I, yaitu air yang dapat digunakan untu k air ba ku air m inum dan atau pe runtukan
lain yang m em persyaratkan m utu air yang sama denga n kegu naannya
x Kela s II, yaitu air yang diperuntu kkan/d apat digunakan untu k prasa rana/ sara na
rekrea si air, budi daya ika n air tawa r, peternakan, air untu k mengairi pertanaman dan
atau untu k pe runtukan lain yang m em persya rat kan mutu air yang sama dengan
kegunaann ya
x Kela s III, yaitu air peruntu kkannya dapat digunakan untu k budidaya air ta wa r,
peterna kan, air untuk pe rtan am an dan atau untu k peruntu kan lain yang
mempersya rat kan mutu air ya ng sam a dengan kegunaannya
x Kela s IV, yaitu ai r ya ng peruntu kkan nya dapat diguna kan u ntu k m engairi pertanaman
dan atau untu k peruntu kkan lain yang mensyarat kan mutu air yang sama deng an
kegunaan t ersebut
Melalui Program Kali Bersih (Proka sih ) yang dicanangkan pada Tahun 1990 dan telah
dilaksana kan oleh Pem erintah Kab upaten Bang kalan, maka kebe rada an sungai dan
anak sun gai di wilayah ini m endapat perhatian dalam hal pengelolaannya, mengingat di
wilayah Kabupate n Bangkalan terdapat beberap a indu stri kecil yang rawan terhadap
pencemaran ling kungan. Di Kabupaten Ban gkalan Sungai P roka sih yang m endapat
priorita s utam a dalam program ini adalah Sungai Jambu dan Sum ber Co bik.
Di Kabupa ten Ba ngkalan, sumber pencemaran utama di badan air sungai adalah be rasal
dari industri bati k, kecap, tahu, RPH dari indust ri rumah tangga.
Kualitas air Sungai Bangkalan, yang mana sun gai ini terdapat indust ri Tahu Sumber
Rejeki menurut sampling yang telah dila ku kan BBTKL dan Tim Kantor Lingkungan Hidup
dan Kebersi han Kabupa ten Bang kalan m asih m em ehuhi Baku M utu Sungai, dimana
param eter pH = 7 ,2 ; BOD = 4,8 m g/l ; COD =10 mg/l ; TSS = 31 mg/l dan DO = 0,05
mg/l.
Tabel 3.5 Kualitas Air Badan Air Sa k-Sa k
Tabel 3.6 Kualitas Air Badan Air Muara Kali Bang kalan
Tabel 3.7 Kualitas Air Badan Air Su ngai Bancaran, Utara Rum ah Sa kit
3 BOD 3 3.2
4 COD 25 7.0114
5 DO 4 7.4
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III
Tabel 3.9 Kualitas Air Badan Air Su ngai Blega, Ka rang K emasan
Tabel 3.10 Kualitas Air Bada n Air S ungai Pocong Kecamatan Tragah
4 COD 25 6.0311
5 DO 4 7.79
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III
Tabel 3.11 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, Klubungan Dua
Tabel 3.12 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, Klabungan Dua
Tabel 3.13 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, POM Ben sin
5 DO 4 6.8
6 Tembaga 0.02 < 0. 0153
7 Timbal 0.03 < 0. 0036
Sumber : B BTKL Sur aba ya, 20 Juli 2 00 7
* PP N o. 82 Tahun 20 01 Kelas III
Tabel 3.14 Kualitas Air Bada n Air S ungai Tanjung, Pertigaan Junak
Tabel 3.15 Kualitas Air Bada n Air S ungai Juno k, Tanjung Pe rtigaan Rum ah Sa kit
Tabel 3.16 Kualitas Air Bada n Air K ali Jam bu, Pabrik E s Anwa ri
Tabel 3.17 Kualitas Air Bada n Air M uara Kali Jam bu, Gladah Caltery
Tabel 3.18 Kualitas Air Bada n Air S ungai Kepang, Ring Road
Tabel 3.19 Kualitas Air Bada n Air K ali Pang ko ran, Mayjen Sungkono
350
Hasil Sampling
Baku Mutu
300
250
200
mg/ l
150
100
50
0
BOD COD TSS
Parameter
KUALITAS LIM BAH CAIR PABRI K KECAP SALAK Sampling, 20 Peb. 2007
Has il Sampli ng
120
Baku Mutu
100
80
mg/ l
60
40
20
0
pH BOD TSS
Parameter
KUALIT AS LIMBAH CAIR DOMESTIK RS AISYIYAH Sampl i ng, 9 Me i 2007
90
Hasi l Sampli ng
80 Bak u Mutu
70
60
50
m g/ l
40
30
20
10
0
BOD COD TSS NH3 Bebas Deterjen Phenol Sisa Klor Phosphat
Parameter
KUALIT AS L IMBAH CAIR KL INI K Dr. LUKAS Sam pling, 9 Mei 2007
3. Air Tanah
Penggunaan air tana h yan g sa ngat berlebihan menga kibat kan t erjadinya pe nurunan
muka air tanah (aquifer), pe nuru nan m uka tanah (land subsidence ) dan intrusi air laut.
Pemanfaatan air tanah yang tidak terkendali m enyebabkan penu runan aquifer,
pengambilan air tanah yang inten sif menyebab kan dampak negatif berupa turunn ya
muka pisometri, tu runnya kualita s air tan ah dan kemungkinan terjadi amblesan.
Perkembangan pengam bilan air tanah yang pe sat telah menga kibat kan pe rubahan
kondi si dan ling kungan air tan ah, pe rubaha n tersebut ditunjukka n dengan adan ya
penuruna n m uka air tanah
Pada saat ini se kto r pertanian masih merupa kan se ktor terbesa r dalam m enggunakan
air. Apabila kebutuhan air se ktor pertanian tetap terjamin maka produksi pangan di
Kabupaten Bang kalan khusu snya dan nasional pada umumnya akan dapat berlang sung
secara berkelanjutan. Di lain pihak perlu diantisipasi peningkatan kebutuh an air untu k
se kto r indust ri pa sca Jembatan SURAMDU sele sai, yang apabila tidak dapat dipenuhi
akan m enghambat pertumbuhan se kto r yang cu kup p enting di Kabupaten Bang kalan.
Pemenuhan kebutuhan air untu k rumah tangga juga mem egang peranan penting dalam
menjaga kesejahteraa n ma syara kat dan p rodu ktivitas nasional. Dewasa ini masih cukup
banya k pend udu k Kabupaten Bang kalan, terutam a m asyara kat miskin dan masya rakat
de sa te rpencil belum dapat menikm ati air bersih.
Strategi pengelolaan sumberda ya air ha ru s diarah kan untu k pelestarian atau jika
dimungkin kan pening katan daya du kun g wilayah dari segi kete rsediaan air. Upaya ini
perlu dilakukan dengan memperhatikan m ulti fungsi air, yaitu fung si e kologi, ekonom i
dan so sial. Untuk itu pengelolaan air perlu dilaku kan se cara te rpadu, linta s sekto r
dengan m em pertimbangkan proye ksi pert umbuhan pendudu k pe r wilayah dan rencana
pembangunan se ktoral.
Pengelolaan sum berdaya air se cara te rpadu d engan pe nde katan Daerah Aliran Sungai
(DAS) da ri hulu sam pai hilir tampakn ya merupaka n upaya yang paling patut
dipertimbangkan atau di ken al sebagai su atu konsep “ one ma nagement for one
watershed “ . Hal ini penting mengingat setiap DAS di Kabupaten Bangkalan memiliki
karakte ri sti k yang be rbeda-beda sehingga mem erlukan penangan an yan g be rbeda pula.
Adapun upaya Pe ngelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pen cem aran Air yang h aru s
dilaku kan oleh Pemerintah Kabu paten Bang kalan adalah :
Pro ka sih be rtujuan mendo rong percepatan penta atan industri pad a peraturan
perundan g-u ndangan, khusu snya tentang Ba ku M utu Air Lim bah (BMAL). Ruang
lingkup P roka sih adalah seluruh jenis industri, meliputi m anufakt ur, agroindu st ri,
hotel, dom esti k dan rumah sa kit yang m em buang limbah cair ke sungai.
untuk menyadarkan kegiatan u saha dan ma syara kat bah wa air adalah kebu tuhan
vital m anusia dan ma khlu k hidup lainnya se hingga ha rus tetap dijaga kebersihannya
dengan tidak mencemarinya/m engotorinya dengan macam -macam perila ku yang
tidak te rpuji yang da pat m erugi kan kepentingan da n ke sehatan m asya ra kat.
Untuk menjaga fung si sungai maupun kualita s air sungai Pem erintah Kabupaten
Bang kalan m elakukan pengelolaan terhadap sungai priorita s dengan P rog ram Kali
Bersih (P roka sih), adapun Sungai P roka sih t ersebut dianta ran ya :
a). Su ngai Jambu c). Affou r A (Ringroad) e) Kali Bang kalan
b). Sumber Cobi k d). Kali Sa ksa k
Landa san op era sional pelaksanaan P ROPER adalah Kepu tusan Menteri Nega ra
Lingku ngan Hidup No. 127/M ENLH/2002 tentang Prog ram Penilaian Peringkat
Kinerja Pe rusa haan d alam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pela ksanaan P ROPE R
dilaku kan untu k semua peru saha an dan dititikberat kan pad a :
o Perusahaan yang mempunyai dampak penting terh adap lingkungan
o Perusahaan yang m empunyai dampak pencemaran atau ke rusa kan
lingkungan sangat b e sa r
o Perusahaan yang m encem ari dan m erusak lingkun gan dan atau be rpoten si
mencemari dan m erusa k ling kungan
o Perusahaan p ublik yang terdafta r pada pasa r m odal di dalam dan di luar negeri
o Perusahaan yang berorienta si e kspo r
Ha sil PROP E R terhad ap pening katan pena atan peru saha an telah mengurangi
pencemaran air, pencemaran udara, dan lim bah Bahan Berbahaya dan Bera cun
(B3 ) ke m edia lingkung an hidup, yang pada akhirnya m asyara kat di sekitar lo ka si
dapat merasa kan dampak peningkatan penaat an ini. Hasil pe ring kat kine rja ma sing-
masing peru sahaan ini telah disampaikan kepada m asyara kat seca ra terbuka
melalui berbagai media massa.
Sampai saat ini di Kabupaten Bang kalan belum ada indu stri/ kegiatan ya ng i kut serta
dalam program PROP ER
Jenis Usaha/ Kegiatan yang wajib M engaju kan / M em peroleh Ijin Pem buangan
Limbah Cair ke sumber-sum ber air adalah :
Sampai saat ini di Pemerintah Kabupaten Bang kalan belum m em punyai Perda IPL C
(Izin Pem buangan Limbah Cair), sehingga perizinan m asih dilaku kan ke Badan
Pengendalian Dampa k Ling kungan (Ba pedal) P ropinsi Ja wa Timur.
Upaya pengelolaan sumberd aya air yang dilaku ka n Pem erintah Kabu paten
Bang kalan m elalui Kantor Ling kungan Hidup dan Kebe rsihan se rta in stan si te rkait
lain, diantaranya adalah :
o Inventa ri sa si dan pem etaan pot ensi air bawah tanah
o Rencana Pengelolaan dan pengendalian e ksplora si air bawa h tanah (belum ada
Perda )
o So sialisa si te ntang bahaya pencemaran ling kungan a kibat pemanfaatan air
bawah tanah yang be rlebihan
o Pelaksanaan rehabilitasi eko sistem dan ha bitat yang ru sa k di ka wasan bantaran
sungai
o Penera pan pe rijinan dan Pening katan pengawa sa n indust ri penghasil lim bah cair
o Melaku kan pengawasan dan pengend alian sum ber-sumber pen cem aran
kali/sungai
o Pengembangan teknologi yang berwa wa san lingku ngan dalam pengelolaan
sumberdaya air dan indu stri yang ramah lingkungan
o Penera pan sanksi hu kum kepada semua piha k yang dengan sengaja melaku kan
pencemaran ling kungan
o Pening katan pusat inform asi dan studi lingkun gan hidup
o Mempertimbangkan fa ktor lingkungan dalam pengem bangan teknologi
pengolahan limbah rumah tangga dan indu stri
o Penetapan indeks dan ba ku mutu lingkungan
o Pemantauan kualita s lingkungan secara te rpadu dan te ru s mene rus
o Pembangunan, re habilitasi dan pem eliharaan jaringan pem buangan air limbah
o Melaku kan m onitoring te rhadap pem buangan air limbah
o Mengharu skan sem ua piha k indu stri a tau kegiatan lain ya ng mempunyai
kontribusi sebagai pencemar untu k m engolah lim bahnya sebelum dibuang ke
media lingkungan
o Reali sasi kan prog ram m onitoring lim bah secara rutin
Mengenai Undang-u ndang No. 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sum berdaya Air,
yang telah disyahkan oleh Presiden RI m aka K anto r Ling kungan Hidup dan
Kebersihan Kabu paten Bang kalan m engam bil sika p :
1). Ke bijakan sumberda ya air be rtiti k tolak pada :
x Segi kepe ntingan nasional dan inter-gene ra sional term asu k didalamnya
kepentingan pa ra pen gguna den gan m em perhatikan kepentingan intergenera si,
yaitu m em enuhi kebutuh an air saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan
kebutuhan air bagi genera si m endatang
x Prin sip pem anfaatan yang perlu m em perhati kan ke satuan e ko si st em, khu susn ya di
wilayah Kabupaten Ba ngkalan
x Efisiensi d an pen ghematan penggun aan sumberda ya alam di Kabupaten
Bang kalan
x Kom itm en meningkat kan kualitas air dan sanita si kepada m asya ra kat khu susn ya di
Kabupaten Ba ngkalan dalam m enghadapi Tahun 2008 sebagai Tahun Sanita si
Interna sion al m enuju M DGs 2015
Di sam ping kebijakan -ke bijakan te rse but di ata s, Kanto r Ling kungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Ban gkalan telah menetapkan p rogram-prog ram st rate gis yang
akan dila ksan akan. P rog ram yang berkaitan dengan pengelolaan sumberda ya air anta ra
lain :
a. Pening katan kapa sit a s pemerintah di selu ruh ap arat Pem erintah Kabupat en
Bangkalan unt uk menyelengga rakan Tata Praja Ling kunga n (Good Environmental
Governance) di dalam nya terma suk Pro gram Kali Bersih
b. Pem berdayaa n m asyara kat (So ciety E mpowe rment ) yan g menca kup pening kat an
kesada ran be rling kungan da n mem otivasi masya rakat untu k berperan se rta dalam
pro ses pen gam bilan keputusan
c. Penataan sum ber-sumber pencemar in stitu si (Point Source) dan non-in stitusi (Non
Point Source)
d. Pele starian lingkungan alam yang menca kup pemulihan hutan tropi s, pelestarian
perairan danau dan pengendalian pencemaran di wilayah pesi si r dan pantai
e. Pengem bangan si st em kom uni kasi dan informa si yang m encakup pem antauan
kualitas ling kungan hidup dan pe ndayagunaan labo rato rium rujukan yang aka n dimiliki
oleh Kanto r Lingkungan Hidup dan Keb ersiha n Kabupaten Bang kalan di m asa akan
datang
B A B 5
Pengelol aan Sumberdaya air
Penggunaan lahan di cat chm ent area ,
tangkapan air atau yang tidak sesuai
dengan fungsinya akan m em berikan
dam pak bagi ketersediaan air bersih
U
dara m erupakan kom ponen kehidupan yan g sangat penting bagi manusia
maupun m akhluk hidup lainnya. Tanpa m akan dan minum kita bisa hidup
untu k beberapa ha ri, tetapi tanpa u dara kita han ya dapat hidup untu k beb erap a
menit saja. Tidak seperti air yang bi sa kita pilih untu k diminum maka sekali udara
tercem ar kita tida k bi sa m em ilih udara yang kita hi rup.
Pencemaran uda ra adalah m enu runnya ku alitas udara sehingga a kibatn ya a kan
mempengaruhi ke sehat an m anu sia yang menghirupnya. Salah satu fa kt or penyebab
meningkatnya pencemaran uda ra adalah sem akin meningkatnya popula si pend udu k di
suatu tem pat, te rutama di pu sat kota ata u pusat-p u sat perekonomian/perdagangan.
Kegiatan tra n spo rta si, indu stri dan a ktivitas penduduk menjadi sumber pen cem aran
udara.
Sumber pencem aran udara yang be rasal dari sum be r tidak be rge rak, antara lain
indust ri, pem ukiman/rum ah tangga dan pem ba karan sam pah. Sed ang kan sumber
pencemaran udara da ri sum ber bergera k, adalah d ari kegiatan t ransporta si. Di sam ping
itu, kebaka ran hutan dan lahan juga menjadi salah satu p enyebab pencemaran Uda ra di
Indone sia. Bahkan keba ka ran hutan dan lahan m engganggu ke stabilan kompo si si ga s
di atm osfer. Peraturan Pem erintah No. 41 Tahun 1999 tentang Peng endalian
Pencemaran Uda ra mengatur bahan pencemar yang perlu dipantau yaitu sulfu rdio ksida
(S O2 ), ka rbonmonoksida (CO), nitrogen dio ksida (NO2 ), parti kulat be ruku ran ku rang da ri
10 mikron (PM 10) dan timah hitam (Pb)
Berda sarkan sum bern ya, pencemaran uda ra digolong kan menjadi sumber berge ra k dan
sumber tidak bergera k. Tran sporta si darat, khu su snya ke ndaraan berm otor roda empat
dan roda dua, m erupakan sum ber be rgera k, sedang kan indust ri, domesti k, komersi al,
serta keba ka ran hutan dan lahan m erupakan sumber tida k be rge rak.
Adapun senyawa/par tikel yang u mu mny a b erasal d ar i sumber pencemar udar a ialah :
a). Hidrokarbon
Hidrokarbon (HC) ad alah bahan p enc emar yang ber asal d ari emisi kend araan b er motor .
Dar i keempat jenis kendaraan ber motor yaitu mobil penumpang, bis, truk dan seped a
motor, emisi HC dar i seped a motor menemp ati urutan tertingg i. Bah an p enc emar HC
dalam ju mlah kec il d apat men imbulk an ganggu an berp ik ir, g anggu an oto t d an
gangguan j antu ng
dan industri d an dapat menyebabkan hu jan asam. P enyu mb ang pencemar SO2
terbesar ia lah d ari ind ustr i 76% diikuti transpor tasi 15% dan kegiatan la innya seb esar
19%.
e). D e b u
Debu y ang b er su mb er d ari gas bu ang kend araan b er motor dap at menimbulk an
damp ak yang cukup b erbahay a karen a mer acun i sistem pernafasan dan menimbulk an
ganggu an pembentukan d ar ah mer ah. P ada an ak kecil men imbu lkan penurun an
kemampuan otak, sed angk an pada or ang dewasa menimbulkan anemia d an g anggu an
tekan an dar ah tinggi.
f). T i m b a l
Timb al (Pb) ad alah log am ber at yang sangat berb ahaya d an merup akan r acun bag i
syar af, d ampaknya akan merusak b erbagai org an tubuh manusia, teru tama sistem
syar af, sistem p emb en tukan d arah, g inj al, sistem j antung d an sistem r eproduksi (EPA
1986). Anak-an ak adalah kelo mpok yang paling rentan ter acu ni Pb kar ena sistem otak
dan sarafnya b elu m b erkemb ang p enu h, sehingga penyerap an timb al d ibandingk an
proporsi ber at tu buh j auh lebih tinggi dib and ingkan orang d ewasa.
Ada hubung an yang p aling sign ifikan antar a keb erad aan Pb dalam d arah d eng an
penurun an tingk at kec erd asan pada anak. Timbal (Pb) di ud ara amb ien sekitar 80%
akan ter ab sorb si melalui sistem p ernafasan tanp a teroksid asi terlebih dah ulu , jadi Pb
dari emisi kendar aan b er mo tor dan indu str i yang ter lalu tinggi dap at merusak
kesehatan
1. UDARA
Pencem aran udara m em iliki dampak seca ra ekonom is berkaitan dengan penu runan
kine rja sebagai a kibat kenai kan tingkat kem atian dan pende rita sa kit di kalangan
masyara kat. Kasu s gangguan pada pernapasan m erupakan pen yebab kem atian ke -6 di
Indonesia setelah kecela kaan, diare, pen ya kit jantung, TBC dan caca r, atau 6,2 persen
dari seluruh penyebab kem atian.
a). Kondisi Udara
Kegiatan tran spo rtasi memberika n kont ribu si se kit ar 7 0% terh adap pencemaran ud ara di
pu sat kota/pu sat pe reko nomoian. M eningkatnya jumlah kendaraan be rmotor yang
cu kup be rarti dari tahu n ke tahun m engakibat kan terjadi penuru nan kualita s uda ra
am bien yang diakibatkan ga s buang ya ng diha silkan oleh kenda raan be rmotor tersebut.
Fa ktor yang mempengaruhi tingginya pencemaran uda ra da ri kenda raan berm otor
adalah pe satnya pe rtam bahan jum lah kenda raan be rmotor, rendahnya kualita s bahan
ba kar minya k (BBM) dan m asih diguna kannya jenis bah an bakar m inya k m engandung
Pb, penggunaan teknologi lama (si stem pembaka ran ) pada seba gian besa r kenda raan
bermotor di Indone sia dan minim nya budaya pera wata n kendaraan se cara teratu r.
Kondi si tersebut ditambah oleh buruknya m anajem en lalu li ntas yang be rakibat inefisien
dalam pemakaian BBM.
a). Pe ncemaran Ud ara Dari Sumber Bergerak
Kegiatan t ran spo rta si m em berikan kont ribusi se kitar 70% dari pada yang be rasal
dari indu stri yang hanya 30%. M ening katnya jumlah kendaraan be rmotor yang
cu kup be rarti da ri tahun ke ta hun m engakibat kan terjadinya penu runan kualita s
udara ambient a kibat ga s buang da ri kendaraa n be rmotor.
Walaupun jumlah kendaraan bermotor setiap tahun selalu bertambah, namun
panjang/lebar jalan relatif tidak berubah, hal inilah yang m enjadi penyebab terjadinya
kemacetan di jalan raya yang pada a khirnya m enambah parahn ya pen cem aran
udara setempat.
b). Pe ncemaran Ud ara Dari Sumber Tidak Bergera k
1. Indu stri/Ho me I ndustr i
Sektor indu stri kecil merup akan p enyu mb ang p enc emaran u dar a selain
kendar aan ber motor, mela lu i penggunaan bah an bakar fosil un tuk pemb angkit
tenag a. Salah satu penyeb ab meningkatnya pencemar an udar a di Kabup aten
Bangk alan ad alah k egiatan indu stri kecil, indu stri migas d an pembakar an
gen teng, bata maupun kegiatan lainny a yang dalam pro ses produksinya
melakukan p emb akar an.
2. Ru mah Tangg a
Penggunaan bah an b akar fo sil d an kayu b akar di dalam rumah tangga ikut jug a
dalam menyu mb ang kon tribusi pencemaran udar a d ari sumber tidak berg erak
meskipun tid ak sebesar kon tribu si p enc emar an indu stri/ho me indu str i
Umumnya masyar akat yang hidup di p edesaan d i wilayah Kabupaten Bangkalan
dalam kegiatan sehari-h arinya menggu nak an kayu bakar untuk memasak, d an in i
juga merupakan p enyumbang kontribu si terhad ap p enc emar an udar a.
Keb akaran hu tan juga sebagai penyumb ang d alam p enc emaran udar a. Di
Kabupaten Bangkalan samp ai saat in i belum p ernah terj adi kasu s kebakar an
hutan. Bila terjadi kebakar an hu tan, asap pembakar an menj adi b ah an p enc emar
di ud ara kar ena dalam asap terk andung campur an gas-gas d an par tikel yang
meng anc am kesehatan manu sia dan dapat menambah ju mlah gas ru mah k aca d i
atmosfer.
Asap akibat kebakar an hutan telah mengganggu keseh atan masyarakat, teru tama
masyar akat r entan, sep er ti orang lanju t usia, ibu hamil d an anak-an ak d i b awah
li ma tahun (b alita). Ganggu an kesehatan antara lain Infeksi Saluran P ernafasan
Atas (ISPA), asma bronkial, bronkhitis, pnemon ia ( radang paru ), iritasi mata d an
kulit
Tabel 4.1 Jum lah Kendaraan Bermotor & Ba han Ba ka r Yang Diguna kan
Jenis Bahan Bakar
No Jenis Kendaraan Sat Tahun 2005 Tahun 2006
Bensin Solar Bensin Solar
1 Mobil Penumpang Bh 780 197 742 206
2 Bus Bh 0 202 0 209
3 Truk Bh 0 889 0 918
4 Sepeda Motor Bh 0 0 0 0
5 Lain-lain (Pick Up) Bh 1.215 703 1.297 761
Jumlah Bh 1.995 1.991 2.039 2.094
Sumber : Din as P erhu bung a n K ab . B angkalan
Kegiatan Transpor tasi Menyu mb ang Sekitar 70% Terhadap Pen cemaran Udar a
Salah satu upaya pem erintah mengurangi polu si akibat ga s bua ng kendaraan berm otor
adalah pem akaian BB G pada kendaraan bermotor sesuai dengan Ke putusa n Dirjen
Perhub ungan Darat No. SK.852/ AJ.3 62/ DRJD/2004.
Perlu juga dibuat pengaturan lo kasi yang selam a ini menjadi pusat kegiatan agar tida k
terpu sat pada satu kawasa n saja tetapi dapat dijangkau dengan kenda raan um um /pribadi.
Upa ya Peng endalian Pencem aran udara dari Sum ber Be rgerak da ri emisi kenda raan
berm otor dipenga ruhi oleh kualitas bahan ba kar, ambang batas em isi ga s buang
kendaraan b ermotor, tekn ologi kenda raan berm otor, alat pengendali pencemaran yang
digunakan (catalytic conve rte r), m anajem en transp orta si, serta penggun aan lahan (land
use). Oleh sebab itu, kebija ksanaan yang ditem puh pemerintah dalam pengendalian
pencem aran ud ara adalah melaksa na kan kebija kan pen ggunaan e nergi baha n ba kar yang
bersih bagi lingkungan hidup, pengembangan bahan bakar altern atif, penaatan am bang
bata s em isi kenda raan, pe naatan sistem tran spo rta si, dan peningkatan pe ran ma sya ra kat,
diantaranya adalah :
a) Pengem bangan Bahan B a ka r Be rsih dan Bahan Ba ka r Alternatif Bahan ba kar yang
berkualitas bai k a kan menghasil kan emisi yang lebih rendah. Bensin m enghasilkan
emisi gas buang yang lebih tinggi ji ka dibanding kan dengan LP G dan LNG Berkaitan
dengan ini, sosialisasi penggu naan ba han ba ka r be rsih dan alternatif sepe rti biodiesel,
etanol, dan ga sohol dilaksanakan, selain pengadaa n bensin tanpa timbal, solar
dengan kandu ngan sulfur rendah, dan penggunaan CNG dan LP G yang telah lebih
dahulu dilaksan akan. Adapun bahan bakar yang ram ah lingkungan adalah :
o Ben sin Tanpa Timbal
o Bahan Baka r Ga s (BB G)
o Biodiesel
b) Penaatan Ambang Batas Emisi Kenda raan
Dengan penerbitan Kepmen L H Nom or 141 Tahun 2003 tentang Ambang Bata s Emi si
Gas Bu ang Kenda raan Berm otor Tipe Baru dan Kend araa n Berm otor yang Sedang
Diprodu ksi (current production), mulai 1 Januari 2005 kenda raan tipe ba ru haru s
berbasi s me sin euro 2 yang ram ah lingkungan. Penerapan peratu ran ini diharapkan
dapat m ene kan beban pencem aran.
c) Penataan Si stem Tran sportasi
Perlu juga dibuat pengatu ran loka si yang selama ini menjadi pusat kegiatan agar tida k
terpu sat pada satu kawasa n saja tetapi de kat denga n fa silitas lain
d). Peran M asyara kat
Peran ma sya rakat juga m erupakan ku nci utama dalam m enekan tingginya
pencem aran udara da ri sumbe r be rge rak. Pera n ma sya rakat diantaran ya ad alah tune
up secara rutin dan tida k m erubah pola pembaka ran pad a kend araa nnya
Sektor indu stri merupa kan sumber pencem ara n udara terbe sar setelah kenda raan
berm otor karena mengguna kan bahan ba kar fo sil sebagai pembang kit tenaga.
Informa si tentang dam pa k industri te rhadap ku alitas udara saat ini masih terbata s.
World Ban k (20 03) menyebu t kan ba hwa industri m eng kon sum si 6 m ili ar liter bahan
baka r fo sil, yang te rdiri da ri 1 miliar liter diesel, 4.068 juta liter BBM, dan 48 juta liter
minyak tanah, serta 136 m iliar m 3 batubara.
Penyeba b pencem aran uda ra di pusa t Kota Bang kalan secara umum adalah :
o Tingginya kuantita s perge rakan kendaraan ke dalam pusat Kot a Ban g kalan yang
a kan menuju ke beberapa kabupat en di Pulau M adura
o Ketergantungan se kto r tran sp orta si kepada B BM berkad ar Tim bal dan Sulfur atau
kura ng tersedianya BBM yang ram ah lingkungan
o Tidak ada stasiun Bahan B aka r Ga s (BBG)
o Rendahnya m a sya ra kat terh adap service/tune up seca ra berkala terhadap
kendaraan yang dimilikinya
o RTH di pusat kota terbata s dan p enyebaran yang tida k m erata
o Perilaku m asya ra kat/apa rat/indu stri untuk melaku kan tinda kan nyat a ramah
lingkungan
Selain itu, tekanan penduduk juga m em berikan andil terha dap adan ya pen cem aran
udara terutama dari kegiatan t ran sporta si, dimana kegiatan tra nsporta si mem berikan
sum bangan tertinggi te rhadap pencemaran udara. Pening kat an pen cem aran uda ra
oleh ken daraan be rm otor ini terjadi seiring dengan laju pertam bahan kenda raan
berm otor yang dimiliki m asyara kat , se bagai a kibat dari pening kat an jum lah dan
kesejahteraan pendudu k.
2. ATM OS FER
Perlindungan atmo sfe r dan perubahan i klim merupakan i su global. Ka rena sifatn ya yang
merupa kan i su global, ke sep a katan interna sion al dalam m enangani kedua i su tersebut
menjadi hal yang sang at penting. Indonesia turut peduli dengan m eratifika si Konven si
Wina (1985 ) dan Proto kol Montreal (1 987) untuk perlindungan lapi san o zon.
Sem entara unt u k peru bahan i klim , Indonesia m eratifika si Kon ven si Ke rangka Ke rja PBB
untu k Perubahan I klim - UNFCCC (1996) dan Protokol K yoto (200 4). Pada kedua i su
terse but, Indon e sia be rtindak sebagai-focal point na sional.
1). Perlindungan Lapi san Ozon
Indonesia sebagai salah satu b agian da ri masyara kat dunia menya dari pe ntingnya
melindungi lapisan ozon d ari keru sa kan akibat pen ggunaan bahan -bahan kim ia yang
mengandung klorin dan b rom in. Indone sia meratifika si Konvensi Wina (1985 ) dan
Proto kol M ontreal (1987) di bidang pe rlindungan lapi san o zon melalui Keputusan
Pre siden Nomor 23 Tahun 1 992. Sebag ai nega ra yang tidak memprodu ksi maupun
mengekspo r B PO (Bahan Pe rusa k Ozo n), ting kat pem enuhan ke wajiban Indonesia
diuku r dari keberha silannya m engawasi dan m enghentikan impor B PO. Jenis BP O
yang m enjadi target pengura ngan seca ra b ertahap adalah CFC, halon, CT C, T CA,
HCFC, B rom oklorometana dan Metil Brom ida
Penggunaan Bah an Peru sa k Ozon di Indonesia Sam pai saat ini BPO m asih
digunakan secara lua s p ada berbagai jenis kegiatan indu stri dan d om esti k di
Indonesia, yang m eliputi sektor aero sol, foam, halon, Metil Brom ida, refrigerasi, dan
pelarut.
Gam baran umum penggunaan BPO di ma sing – masing se ktor pe ngguna adalah
sebagai beri kut :
1). Sektor Aero sol
Jeni s BPO yang dipakai di sekto r aero sol adalah CFC-11 dan CFC-12.
Berdasa rkan Perm enkes No. 376/M en kes/ PE R/ VIII/1990 t entang Bahan, Zat
Warna, Zat Penga wet, dan Tabir Surya pada Ko sm eti ka, CFC telah dilarang
digunakan untu k p rodu k ko sm eti k.
2). Sektor Foa m
BPO yang diguna kan pada sekto r foam adalah CFC-11 yang berfun gsi sebag ai
bahan pengem bang (blowing agent). Pada awalnya se ktor foam merupakan
pengguna terbe sa r CFC dengan pe rsenta se m encapai ham pir 50 pe rsen da ri
kebutuhan na sional. Kegiatan pengha pu san BP O yang dila ksanaka n pada
sejumlah peru sahaan besa r telah berha sil m engurangi ting kat penggu naan CFC.
Sebagai tindak lanjut, upa ya peng urangan B PO dilaksana kan pada indu st ri skala
kecil dan m enengah.
3). Sektor Halon
Halon m erupakan media dari pem adam api yang diperkenal kan di Indone sia pada
awal 1970-an. Jeni s halon yang diguna kan se cara lua s adalah halon 1211
(Bro mo chlorodifluoromethane ) dan halon 13 01 (Bromot rifluoromethane ).
Walaupun penggunaan halon relatif kecil dibandingkan jenis B PO lainnya, poten si
penipisan lapisa n ozon (o zone depletion potential) halon lebih besa r dibandingkan
CFC sehingga peng urangan pem akaian halon perlu diprioritaskan. Saat ini halon
dipakai han ya untu k pengi sian kembali pada sa at pera watan peralatan pemadam
keba ka ran yang sudah te rpa sang. Indone sia telah m enghentikan impor halon
seja k tahu n 1998. Oleh karena itu, pe ngguna yang masih memerlukan halon
hanya diperbolehkan untu k mengguna kan halon hasil daur ulang.
4). Sektor Metil Bro mida
Metil Brom ida merupakan bahan anti hama yang efisien dan paling efektif
mem basmi ham a dalam ca kupan lua s. Zat ini digunaka n di Ind one sia seja k tahun
1970-an denga n tujuan penangan an komoditas ha sil pe rtanian di t empat
penyimpanan, prapengap alan dan karantina. Berda sa rkan ha sil su rvei KL H, tida k
dijum pai penggunaan Metil Bromida untuk pengend alian hama di tanah (soil
treat ment).
Pemanasan Glob al
yang ad a dalam proto kol serta m itigasi perubahan i klim untu k meredu ksi em isi GRK
(Ga s Rumah Kaca ).
Sepanjang tahun 2004 telah dilakuka n sejum lah kegiatan yang diarah kan pada a spe k
kebijakan, kelembagaan, peningkatan kapa sita s d an disem ina si informasi dalam
mencapai tujuan Konven si Perubahan Iklim dan Proto kol Kyoto. P ada a spe k
kebijakan dilaku kan be rbagai penguatan dalam rang ka m encapai tujuan Kon ven si
Peruba han I klim, yaitu dengan meratifi kasi P roto kol K yoto sebagai aturan
pelaksanaan konvensi, penyu sunan na skah akademis RPP Perubahan Iklim, serta
penguatan posi si Delri (Delega si Republik In done sia ).
Pada a spe k kelembagaan telah di siap ka n rancan gan S K M eneg L H u ntuk membentuk
badan otoritas CDM na sional yaitu Komisi Na sio nal Mekani sme Pembangunan Be rsih.
a. Penyusunan Naskah A kade mis RP P tentang Perubahan Ikli m
Naskah Akademi s dapat diguna kan sebag ai acuan untu k mengha silka n RPP
(Ranca ngan Pe ratu ran Pemerintah) tentang Peruba han Iklim yang sejalan dengan
ketentuan dan keputu san konven si serta tida k bertentangan de ngan ketentuan
undang-undang dan si stem yang berla ku. Untu k itu, perlu dibentu k Se kretariat
Peruba han I klim Na sional yang berada di bawah KL H sebagai focal point nasional
untu k pe rubaha n i klim.
b. Pembentukan Komi si Nasional Me kanisme Pe mbangunan B ersih (K N-MPB)
Proto kol Kyoto mensyarat kan bahwa pelaksanaan p roye k CDM harus melalui
pem bentukan suatu lembaga oto ritas na sional (designated national authority) yang
salah satu fungsinya adalah menilai kelayakan u sulan pro yek CDM terhadap
kriteria p em bangunan be rkelanjutan. Oto rita s nasional tersebut b ernama Komi si
Nasional M e kanism e Pem bangunan Be rsih (KN-MPB), yang dibentu k melalui SK
Meneg LH, dengan anggota berb agai inst ansi te rkait. Di dalam pro ses mem beri kan
persetujuan su atu u sulan proyek CDM, K N-MPB a kan mengguna kan kriteria dan
indikato r pembangunan be rkelanjutan sebag ai acuan da sa r untuk menilai apakah
suatu u sulan pro ye k m endukung pem bangunan berkelanjutan atau tida k.
c. Peningkatan Kap asitas Na sional Menanggapi Isu Pe rubahan Ikli m
Kegiatan peningkat an kapasitas dilaksanakan melalui ke rja sama dengan IGES
(Institute for Global Enviro nmental St udies). Ke rja sama antara KLH dan IGES
mencakup bebe rapa kegiatan, yaitu Pelatihan PI N (Project Idea Note s), Pelatihan
PDD (P ro ject De sign Docu ment) term asu k ba seline, pelaksanaa n National
Meeting, se rta Pen yusunan CDM Count ry Guide
P
erencanaan dan p engelolaan lingkungan hidup dida sarkan pada p rinsip
Pembangunan Berkelanjutan yang be rwa wasan ling kungan. Kom itmen untuk
mempertimbangkan aspe k e kologi, e konomi dan so sial dalam m elaksana kan
pembangunan berkelanjutan haru s dila ksan akan secara kon si sten melalui
pendekatan holisti k. Dengan demikian setiap u saha untu k m eningkat ka n kualita s hidup
dan kehidupan perlu dida sari dengan semangat kebersam aan, kemitraan, keberlanjutan
dan akunta bilitas pada sem ua piha k yang terkait dengan pembanguna n be rkelanjutan.
Penataan ruang merupakan suat u tahap an da ri p ro ses pem bangunan wilayah yang terdiri
dari pere ncana an tata ruang, pem anfaatan ruang dan pengendalian pem anfataan ruang.
Penataan ruang dituju kan untu k m ewujud kan ma sya rakat m akm ur yang be rtempat tinggal
di ruang yang nyam an dan le stari. M elalui penataan ruang pada a khi rnya ha k se seo rang
(property right ) dapat terlindungi tanpa menghambat inovasi dan kreativita snya. Oleh
sebab itu, penerapan prinsip-prinsip penataan ruang dalam pembangunan perkotaan
sangat relevan d alam rang ka mewujud kan pembangunan yang sistematis dan terinteg rasi.
Pem anfataan lahan kota te rus tum buh dan bersifat aksele ratif untuk pembangunan
berbagai fa silitas pe rkotaan yang se ring mengubah konfigurasi alami lahan/bentang alam
perkotaan/ ruang kota.
Dinamika dan a ktivita s kota yang sangat tinggi memacu terjadinya perkembangan kota
yang sangat cepat . Untuk itu diperlu kan suatu upaya peng endalian terpa du aga r
perkembangan dan pembangunan kota dapat lebih tera rah dan bermanfaat.
Pela ksanaa n pembangunan di Kabupaten Bang kalan mengacu kepada vi si ya ng telah
ditetapkan dalam Ren stra Pemerintah K abupaten Bangkalan Tahun 200 3-2007, yaitu “
Terwujudnya ke mandirian rakyat Bangkalan yang a man dan se jahte ra menuju Ma sya rakat
Mad ani dengan ditopang oleh pere konomian ra kyat yang tan gguh dan ku at serta
pengelolaan tata pe me rintahan yang baik “.
Peraturan Dae rah Nomor 15 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) Kabu paten Bangkalan adalah unt u k menga rah kan pembangunan , aga r
pem anfaatan wilayah dapat berda ya g una, berhasil guna , selara s, seimbang dan
berkelanjutan dalam rang ka mening kat kan ke sejahtera an ma sya rakat dan pertah anan
keam anan. RTRW tersebut digunaka n sebag ai arahan dalam penetapan lo ka si
pem bangunan yang dilaksana kan oleh pem erintah, masyarakat dan dunia u saha dalam
rang ka mewujud kan keterpadu an pem bangunan ant ar se kt or, d aera h dan ma syara kat.
3. Kwanyar 5.025
4. Modung 8.261
5. Blega 9.513
6. Konang 7.331
7. Galis 12.047
8. Tanah Merah 6.884
9. Tragah 3.834
10. Soc ah 5.655
Tujuan dari penyelengga raan hutan kota m enurut peraturan pem erintah tersebut adalah
antara lain :
a. Menekan/mengu rangi pening katan suhu udara di perkotaan
b. Menekan/mengu rangi pencemaran uda ra (kada r karb on m ono ksida dan debu )
c. Mencegah terjadinya pe nuru nan air tan ah dan permu kaan tan ah
d. Mencegah terjadinya ba njir atau genangan dan ke keringan
Se suai denga n tujuannya, m aka penyelengga raan hut an kota lebih dite kan kan ke pada
fungsinya sebagai penye rap karbon dio ksida dan pe ngha sil oksigen , penyerap polutan
(logam berat, de bu dan belerang ), pe redam ke bisingan, pele sta rian pla sma nutfah,
pendu kung keane ka ragaman flora dan fau na, pen yeimbang eko sist em, penahan angin
dan peningkat an keindahan. Pengembangan Ruang Te rbu ka Hijau (RT H) produ ktif di
Kabupaten Bang kalan ad alah salah satu i su strategi s yang relevan de ngan
pembangunan perkotaan be rwa wa san lingkungan. Di pu sat K ota Bang kalan m asih
terdapat lahan-lahan pe ka ranga n, sawah lahan tidu r, yang pemanfaatannya ku rang
maksimal.
Kawa san lain yang te rma su k RTH adalah taman ko ta, hutan kota, jalur hijau, Rest A rea,
lapangan olah raga/ sep a k bola, lahan makam , halam an rum ah, ka wa san perumahan,
jalur hijau di sepanjang Kali, perkantoran dan pusat pe rdag angan.
Denga n luas wilayah ± 3.643 Ha Kota Bang kalan m em iliki Hutan Kota, yang terdiri dari :
a. Hutan Kota Seb elah Tim ur/Bela kang Kantor Bupati Bang kalan, Jl. Soe ka rno-Hatta
dengan luas ± 7.3 80 M 2
b. Hutan Kota Sebelah Timur/Depan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kabu paten
Bang kalan, Jl. Soeka rno Hatt a dengan lua s ± 2.500 M 2
Untuk upaya rehabilitasi RT H, haru s diperhati kan jenis dan ke ragaman vegeta si yang
ditanam dengan memprioritaskan p ohon-pohon yang m emiliki daya du kung terh adap
penguran gan polu si uda ra, sepe rti pohon Felicium (filicum decipiens), Mahoni (swietenia
mahagoni), Kena ri (canariu m commune), Salam ( syzygium polyanthum) dan Anting-
anting (elaeocarpus grandiforu s). Selain itu, jenis tanaman perdu ya ng bai k untu k
mengurangi polusi udara ad alah puring (codiaeum va riegiatu m), Werkisiana, Nu sa I ndah
(mussaend a sp), So ka (ixora ja vanica) dan Kembang Sepatu (hibiscu s ro sa sinensis).
Sum ber polutan da ri air lim bah domestik tersebut be rasal da ri toilet sebesar ± 30%, air
cucian dapu r ± 39%, kamar m andi ± 21% dan dari cucian pakaian ± 10%. Tingginya
tingkat pencem ara n da ri limbah domesti k yang terjadi saat ini belum tertangani dengan
seriu s, sehingga di kawatirkan ting kat kualita s ling kungan a kan sem akin tu run, dan jika
tidak segera ditanggulangi, st ruktu r/fung si lingkungan a kan rusa k sehingga diperlukan
waktu pemulihan yang lam a dengan biaya yang sangat mahal.
Setiap harin ya sam pah yang diha sil kan oleh ma syarakat Kota Bang kalan mencapai ± 185
M 3 /hari. Dari total jum lah sampah tersebut, yang terang kut ± 165 M 3. Peng endalian
sam pah atau limbah padat di Kabupaten Bang kalan dilakukan oleh Kantor Ling kungan
dan Kebersiha n dengan m enyedia kan sekita r ± 56 TPS (Tem pat Pem buangan
Sem entara) yang te rseba r di beberapa wilayah Kota Bang kalan, TPA Sampah sa at ini di
Kabupaten Bangkalan terleta k di Kelura han Buluh Kecamatan Socah Dengan si stem
pengolahan Controlled Landfill dengan luas r 2 Ha.
Ko ndisi T PA S ampah
PROGRAM ADIPURA
Prog ram Adipura adalah program yang be rtujuan untuk mendo rong
pem erintah daerah dan ma syarakat d alam m ewujudkan kota bersih dan
teduh dengan menerapkan prin sip -prin sip Good Governance
(tran spa ran si, pa rtisipasi dan akuntabilitas). Pro gram Adipura
merupa kan prog ram yang dinamis, sehingga pe rbai kan terus meneru s
(continuous improveme nt) merupa kan salah satu p rinsip da sar pelaksan aan prog ram ini.
Penilaian Program Adipura difoku skan pada konsolida si untu k m eletakkan da sar-dasa r
prog ram , m emperkuat sistem dan kelembagaan.
Dengan adanya de sent rali sasi, pelaksanaan penilaian dilaku kan be rsama antara
Kem enterian Lingkungan Hidup dengan Pu sat Pengelolaan Ling kungan Hidup Regional
dan be rbagai unsur di daerah , yaitu Pem erintah Daerah, M edia M asa, Pe rgu ruan Tinggi
dan LSM . Hal ini sesuai dengan Un dang -undang No . 32 Tahun 2004 tent ang Pemerintah
Dae rah da n dalam rang ka pene rapan prin sip -prin sip Good Governance. Sebagai
prog ram unggulan, Adipura diarah kan sebagai salah satu upaya un tuk menurunkan beban
pencem aran lim bah padat non B3 dari perkotaan se rta u ntu k m eningkatkan komitmen
pem erintah dan m asyara kat dalam m enerap kan prin sip-prin sip Good En vironme ntal
Gove rnance (GEG).
Pem antauan dan e valuasi tersebut dilakukan oleh Tim Kementerian Lingkungan Hidup
berdasarkan kriteria Adipura yang meliputi aspe k-aspek :
a. Pengelolaan Sampah
b. Pengendalian Pencem aran Air (Be rsih da ri Sampah)
c. Pengelolaan Ruang Terbu ka Hijau (RTH)
d. Fasilitas Publik di Kawa san Perkotaan
RUU tentang Pengelolaan Sampah saat ini telah selesai dibaha s di tingkat pemerintah
melalui Pertemuan Anta r Departemen (P AD), ha rmonisa si yang dilakukan oleh Departemen
Hukum dan HAM dan di sera hkan ke Presiden melalui Sekretariat Negara yang selanjutnya
melalui Sura t Presiden diusulkan un tuk diba has di DPR RI.
RUU Sa mpah beri sikan dan mencakup beberapa hal sebagai berikut :
1. Kegiatan pengelolaan sa mpah, seperti pengurangan sampah serta penanganan sa mpah
2. Hak dan kewajiban da la m peng elolaan sa mpa h
3. Tugas dan wewenang, yang mencakup tuga s dan wewenang pemerintah propinsi dan
kabupaten/ko ta
4. Kerjasama dan kemitraan, yang mencakup kerjasama dan kemi traan anta r daerah
5. Perizinan , yaitu pemberian i zin usaha kepada setiap badan u saha yang melakukan
kegiatan pengelolaan sa mpa h
6. Forum pengelolaan sa mpah, baik pada tingkat p ropinsi , kabupaten maupun kota
7. Larangan membuang sa mpa h
8. Partisipasi ma syarakat
9. Pembiayaan dan ko mpen sasi
10. Penyelesaian sengketa yang meliputi penyelesaian persampahan di luar penga dilan ,
penyelesaian sengketa persampahan melalui pengadilan , gugatan kelompok serta hak
gugat organisasi lingkungan hidup/persa mpa han
11. Pengawasan
12. Sanksi administra si
13. Ketentuan pidana
Sumber : K LH 200 7
Hasil penilaian menunjukkan b ah wa terdapat ko rela si yang kuat anta ra nilai fisik dan
non fisi k da ri suat u perkotaan atau denga n kata lain kriteria penilaian yang digunakan
dalam Program Adipura dapat membukti kan bah wa kota-kota yang mempunyai
fasilitas fi si k ya ng bai k selalu ditunjang institusi, m anajem en dan daya tanggap
pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula.
Evaluasi penilaian akhir dihitung be rda sarkan sko r indikator fisi k dan indikator non
fisi k. Perbandingan bobot antara indikator fisi k da n non fi sik dibedakan berdasarkan
kategori kota. Pe rbandingan bobot a ntara indikato r fi si k dan non fisi k untuk ka tego ri
kota metropolitan adalah 85 : 15 sedang kan untuk kategori kota be sar, sedang dan
kecil adalah 90 : 10
Pengha rgaan A dipura 200 6 dibagi dalam 2 (dua) katego ri, yaitu :
a. Anugerah Adipu ra 200 6 diperuntu kkan bagi kota -kota yang m emenuhi nilai batas
(Pa ssing Grade ) yang ditentu kan, yaitu nilai Adipura dan Fi si k 70
b. Piagam Adipura 2006 diperuntukkan bagi kota-kota yang tida k m endapat
Anugerah Adipura, tetapi mendapat penghargaan Bes t E ffort yaitu bagi kota -
kota yang m enunju kka n pening katan Nilai Adipura ( ¨/delta 4 ) da ri Tahun 20 05 –
2006
I Perumahan
Per umahan 7 52.04 67.12 59.58
II Sarana K ot a
Jl. Pr otokol/Kolektor 8 61.88 74.44 68.16
Pasar 9 40.34 59.86 50.10
Per tokoan 6 45.28 66.58 55.93
Per kantor an 3 61.00 67.17 64.09
Sekol ah 8 58.67 70.58 64.63
RS dan Puskesmas 6 65.40 72.60 69.00
Hutan Kota 3 -- -- --
Taman Kota 7 65.25 79.82 72.54
IV Perairan Terbuka
Sung ai 8 73.17 81.67 77.42
V Sarana K ebersihan
TPA Sampah 10 35.27 61.09 48.18
Peng omposan 3 -- 60.00 60.00
VI Pant ai W isat a 4 -- --
52.61 68.76 60.69 63.99
Nil ai Fisi k 62.34
Nil ai Non Fisi k 67.29
Total NIl ai 62.83
Sumber : Bapedal Jatim,2006
Produksi pembersih po rselen/ klo set umumnya m engandung HCl yang bersif at ko rosif
dan berbah aya jika terhi rup. Pembersih kaca kemungkinan mengandung amoniak
serta i sopropanol yang dapat mengiritasi selaput lendir. Pembersih lantai cair
mengandung m inyak pinu s, di stilasi pet roleum dan nafta. Minyak pinu s (pine oil)
dapat m engiritasi m ata dan selaput lendir. Distilasi petroleum dapat mengiritasi kulit,
mata dan dapat m enimbulkan pembeng kakan paru -pa ru fatal sert a m udah terba ka r.
Nafta dapat mengiritasi mata dan jika terhirup dap at m enyebabkan pingsan
(drowsiness), sakit kepala, koma dan henti jantung. P roduk yang m engandun g B3
dan se ring diguna kan dalam rumah tangga lainnya adalah pengharum ruangan,
baterai, cat ram but, dan pem utih pa kaian. Kecuali inse kti sida, pembersih saluran
(anti sumbat/ drain cleaner), dan pembersih porselen, keban ya kan produsen tida k
mencantum kan ba han aktif yang digunakan dalam kemasa nnya.
2. Kegiatan Pe rtanian
B3 Untu k pe nggunaan pertanian/indu stri, adalah pe sti sida, inse kti sida, fungi sida dan
herbi sida. Penggunaan pesti sida adalah untu k kolam dan tambak. Pe sti sida yang
digunakan dalam tambak air paya u dan tam bak udan g windu mengandung zat aktif
triklorfon, diklorvos (t ergolong dalam kelas organofosfat), fentin asetat (organo -tin),
niklosa mida (anilin), dan ro tenon (biologi) (Deptan, 2004 ).
3. Kegiatan Ki mia
Bahan kimia yang digolongkan sebagai POPs adalah bahan yang m em punyai sifat
racu n, tahan terhadap pe rubahan, bioakumulasi, dan dapat be rpindah m elalui udara,
air, dan spesie s yang be rada jauh da ri sumbern ya sehingga t era kum ulasi dalam
lingkungan. Bahan kim ia yang tergolong dalam POP s m eliputi sembilan jenis
pesti sida organoklo r, P CB , dan d ua jeni s bahan kimia yang terb entu k secara tida k
sengaja, yaitu dioksin dan fura n. DDT adalah pesti sida organo klor yang tergolong ke
dalam POP s ya ng diguna kan untu k m engendalikan penyakit malaria.
Bebera pa jenis pengguna an B3 ad alah sebagai beri kut :
Tabel 5.6 Jeni s Penggunaan Bahan Bera cun dan Be rbaha ya (B3)
b). Permasalahan B3
Seca ra umum penggunaan B3 di masyara kat dan industri saat ini sudah cu kup banya k
dalam kegiatan sehari-ha ri, pada hal dampa knya sangat ri skan t erha dap ke se hatan
manusia dan lingkungan.
Adapun pe rma salahan B3 di Kab upaten B ang kalan ant ara lain :
o Indu stri dan masya raka t yang belum menyim pan (m engelola) B3 dengan baik dan
benar cu ku p banya k
o Produk kon sum si yang b ered ar di m asyara kat ya ng m engandung B3, misalnya
makanan, m inuman, snack, kosm etik, m ainan ana k-anak dan kebutuha n rumah
tangga lainnya cukup ban yak tetapi m asyara kat belum m engerti
o Tingkat pengetah uan ma syarakat tentang re si ko dari penggunaan B3 m asih
rendah
Mengingat pengelolaan dan pengolahan Limbah B3 mem butuhan te knologi yang tepat
dan biaya yang sangat mahal, maka kebija kan peng olahan Lim bah B3 sam pai saat ini
adalah merupakan wewenang Kem entrian Ling kungan Hidup RI, sehingga upaya-upaya
yang p erlu da n haru s dila kuka n oleh Kantor Lingkungan Hidup dan Kebe rsihan dan
seluruh dinas/ kantor/lem baga di Kabupaten Bangkalan adalah sebagai be ri kut :
a. Inventa ri sa si kegiatan/industri peng hasil Limbah B3
b. Inventa ri sa si dan pemantauan Jenis Limbah B3 yang diha silkan oleh
indust ri/kegiatan
c. Pemantauan penyim panan limbah B3
d. Pemantauan pengelolaan lim bah B3
e. Perum usan perencanaan kebijaksana an dan peng endalian perijinan di bidang
pengendalian dan pengelolaan dam pa k lingku ngan
f. Pelaksanaan pembinaan, koo rdinasi, analisi s dan evalua si, pemantauan dan
pemulihan ku alitas lingkungan
g. Mewujud kan pening katan kualitas lingkungan hidup dalam upaya m encegah
pengru sa kan dan atau pen cem aran lingkunga n se perti sungai dan tanah dan serta
pemulihan ku alitas lingkungan yang rusak a kib at kegiatan indu stri
K
eane ka ragaman Ha yati yang melimpah dan tak terhitung nilainya merupakan
keunggulan kom paratif bangsa Indone sia dan modal dasar pem bangunan yang
haru s dijaga keberadaan da n manfaatnya secara be rke sinambungan.
Selama ini, komponen keaneka rag am an hayati telah dim anfaatkan u ntu k b erbagai
kebutuhan manusia, nam un pemanfaatan yang tidak bijaksana a kan m enyebab kan
keru sakan habitat, ke hilangan atau punahnya spesies, dan e rosi keane karagaman
genetik. Kem ero sot an keaneka ragam an hayati dapat dia kibat ka n antara lain oleh
konversi lahan, inva si spe sies asing, dan peru bahan i klim dan atmosfer.
Masu knya spe sies asing ke wilayah Indone sia perlu m enjadi perhatian mengingat telah
banyak kerugian yang ditimbulkan te rutama spe sies asing yang be rsifat invasif, baik pada
a spe k e kologi s dalam bentuk penu runan dan kerusa kan habitat spe sie s a sli m aupun pada
a spe k e konomi kare na memerlukan biaya untuk pengend alian dan pem usnahannya.
Kurang nya kesada ran akan adanya ancaman terhadap spe sie s lo kal oleh spesie s a sing
inva sif, lem ahnya kont rol di pelabuhan, se rta ku rangnya kajian dan info rm asi ilmiah dalam
pertimbangan pem berian izin untuk introd uksi spesie s asing adalah penyebab da ri
peningkatan laju pemasukan spe sies asing.
Satu juta sp esies di dunia teran cam punah dalam jangka lim a tahun m endatang akibat
pem anasan global (Media Indone sia, 2004). Spesies yang terancam punah tersebut di
antaran ya adalah jeni s kup u-kupu, mamalia kecil, burung, d an seb agian be sa r tanaman.
Sebagai negara dengan keaneka rag am an hayati yang tinggi, Indonesia m enjadi salah
satu negara yang sangat te ran cam dampak dari pem ana san global.
Sam pai saat ini, keane ka rag aman hayati yang hilang masih sulit untuk dihitung seca ra
kuantitatif. Salah satu cara untu k mengetahuinya a dalah dengan melihat ke rusa kan
e ko si stem yang merupa ka n habitat da ri beberap a spesie s, te rutama spesie s endemik dan
dili ndungi.
Selama ini sumber d aya g enetik dan p engetahua n tradi sional masyara kat nega ra
berkembang telah banya k dimanfaatkan oleh negara m aju se cara e konom is tanpa
mem berika n manfaat kepada masyara kat lokal sebagai pem ili k kedua hal tersebut .
Bebera pa indu st ri jamu, obat-obatan, dan fa rma si di Indone sia sudah lama memanfaatkan
sum berdaya geneti k dan pengetahuan t radi sional untu k p rodu knya, nam un masyarakat
lokal m asih belum mendapat kan keunt ungan yang m em adai. Hal tersebut merupa kan
salah satu kendala dalam pengelolaan sumber daya geneti k secara be rkelanjutan.
V- 1
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI
Konf erensi Para Pihak menetapkan tujuan dan subtarget setiap f ocal area yang t elah
teridentif ikasi unt uk menjelask an Target 2010 Keanekaragam an Hay ati dan prom osi terpadu
di antara program -program k erja konv ensi. Tujuan dan subtarget t ersebut akan diintegrasikan
kepada program-program kerja konv ensi dan juga untuk menyediakan k erangka kerja y ang
f leksibel dalam target nas ional dan/at au regional y ang ak an dibangun.
Perlindungan Ko mponen Kean ekaragaman Hayati
Tuju an 1. Mempro mosikan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati: eko sistem,
habitat dan bio me.
Target 1.1. Sedikitny a 10 % dari s etiap ec ological region di dunia y ang telah dikonserv asi
dengan ef ektif .
Target 1. 2. Kawasan yang diperuntukkan bagi perlindungan k eanekaragaman hay ati.
Tuju an 5. Men ekan kehilangan h abitat, degradasi d an perub ah an peng gunaan lah an,
dan mengurangi peng gunaan air yang tid ak b erkelanjutan.
Target 5. 1. Pengurangan laju kehilangan dan degradasi habitat alam.
Tuju an 7. Menghadapi tantangan kean ekarag aman h ayati dari perubahan iklim
dan polusi.
Target 7. 1. Memelihara dan meningkatkan res iliansi komponen - kom ponen
keanek aragam an hayati untuk peny esuaian t erhadap perubahan iklim.
Target 7. 2. Mengurangi polusi dan dampaknya pada k eanekaragam an hay ati.
Memelihara Bahan dan Jasa Keanek aragaman Hay ati untuk Menduk ung
Kes ejahteraan Manusia
V- 2
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI
Tujuan 8. Pemelihar aan kapasitas eko sistem untuk memberikan b ahan dan j asa serta
mata pencah arian.
Target 8.1. Kapasitas ekos istem untuk memberik an bahan dan jasa y ang terpelihara.
Target 8.2. Sumberdaya biologi yang mendukung keberlangsungan mat a pencaharian,
keam anan pangan lokal dan kesehatan, terutama untuk m asy arak at miskin
y ang terpelihara. Melindungi Penget ahuan, I nov asi dan Praktik-praktik
Tradisional
Tujuan 9. Memelihara ker agaman sosial budaya dari masyarakat asli dan komunitas
lokal.
Target 9.1. Melindungi penget ahuan, inov asi dan praktik-praktik tradisional.
Target 9.2. Melindungi hak-hak masy arakat asli dan kom unitas lokal melalui perlindungan
pengetahuan, inovasi dan praktik-praktik t radisional m ereka termasuk hak
pembagian keuntunganny a. Menjamin Pembagian Keuntungan y ang Adil atas
Pemanf aatan Sumber Day a Genetik
Tujuan 10. Menjamin pemb agian keu ntung an yang adil atas pemanfaatan su mber daya
genetik.
Target 10.1. Semua transf er s umber daya genetik s esuai dengan Konv ensi Keanekaragaman
Hay ati, traktat Internasional mengenai Sumber Day a Genetik Tanaman untuk
Pangan dan Pert anian sert a perjanjian lain yang s esuai.
Target 10.2. Membangun pembagian keuntungan komersial & pem anf aatan lainny a
dari s um ber day a genetik dengan negara penyedia s umber day a genetik.
Menjamin Ket ers ediaan Sumber Day a yang C ukup
Tujuan 11. Para Pih ak dianjur kan untuk melakukan perb aikan di bidang finansial,
sumber d aya manusia, ilmu p engetah uan, kap asitas tekni k dan teknologi
dalam rangka i mplementasi konven si.
Target.11.1. Pembaharuan dan penambahan sumber day a f inansial k epada negara-negara
berk embang yang m erupakan N egara Pihak, untuk ef ektiv itas implem ent asi
komitmen mereka dalam k onv ensi, sesuai dengan artik el 20.
Target.11.2. Teknologi yang ditransfer kepada negara-negara berkembang yang m erupakan
negara pihak, untuk ef ektivitas implementasi k omitmen merek a dalam Konvensi,
sesuai dengan artikel 20 paragraf 4.
V- 3
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI
V- 4
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI
V- 5
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI
V- 6
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 6 KEANEK ER A GA MA N HA YATI
V- 7
SLHD Kabupaten Bangkalan 2007 VI -
BAB 7 PESISIR D AN LAUT
K
e kayaan sum ber da ya alam ekosi stem pe si sir dan laut sam pai sa at ini belum
sepenuhn ya dimanfaatkan m asya ra kat Indonesia ka rena orienta si
pembangunan masih t erpusat pada e kosi stem daratan. Pertambahan
pendudu k dan keterbat a san sumber daya lahan m engharuskan terjadi perubahan
orientasi pembangunan, dengan mem beri kan pe rhatian yang lebih be sar terhadap up aya
pem anfaatan e kosi stem kelautan. Wilayah pe sisir merupakan salah sa tu wilayah yang
mem punyai poten si be sar untuk lebih di kem bangkan se cara te rpadu (Integrated Coastal
Zone Ma nagement - ICZM).
Masalah lingkunga n hidup seperti pencem aran, keru sa kan dan bencana pada
sum berdaya pe sisi r dan laut yang sering terjadi saat semakin luas dan teru s berlang sung.
Pencem aran lingkungan t ersebut biasan ya dia kibatkan oleh manu sia dan Perubahan
cuaca. A kibat pe ri sti wa te rsebut bia sanya a kan m enga kibat kan kerugian hart a dan
benda se rta nya wa manusia.
Pengendalian pen cem aran da n/atau peru sa kan sum berda ya pesi si r dan laut merupa kan
kegiatan yang m encakup :
a. Inventa ri sa si kualitas laut dilakukan dengan m em pertim bangka n be rbagai kriteria yang
ada dalam pengendalian pencemaran dan/ata u peru sakan laut
b. Penetapan ba ku mutu air laut dan kriteria ba ku kerusa kan laut yang digunakan
sebagai tolo k u kur u tam a pengendalian pencemaran dan/atau peru saka n laut
c. Pem antauan ku alitas air laut d an pen guku ran tingkat ke ru sakan laut yan g diikuti
dengan pengumpulan ha sil pem antauan yang dila kuka n oleh in stan si lain, evalua si
dan analisi s terhada p hasil yang dipe roleh se rta pem buatan lapo ran
d. Penetapan statu s m utu laut
e. Perencanaan d an pela ksanaan kebijakan pengendalian untuk mempertahan kan mutu
laut agar tetap bai k atau m em perbai ki mutu laut yang telah tercemar atau rusa k
f. Pengawasa n terh adap penaata n pera tura n pengendalian pencem aran d an/atau
peru sakan laut te rma suk penaatan mutu limbah yang dibuang ke laut dan/atau
penaatan te rhadap kriteria ba ku ke rusa kan laut serta penindakan, pem ulihan dan
penega kan hukum
Tabel 7.1. Jum lah Penduduk P esi sir di Kabupaten B ang kalan
jumlah penduduk
No kecamatan jumlah Jumlah KK jumlah penduduk berdasarkan mat a penc aharian (jiwa)
(TERLETAK DI PESISIR) Desa pesis ir (jiwa)
NELAYAN PETANI LAINNY A
1 Kamal 10 12.892 51.811 27 0 0
2 Soc ah 11 12.391 54.485 690 0 0
3 Kwanyar 16 12.390 48.426 640 0 0
4 Modung 17 11.557 49.281 0 0 0
5 Blega 19 12.346 63.009 0 0 0
6 Arosbay a 18 11.566 44.436 628 0 0
7 Tanjung Bum i 14 13.225 47.250 861 0 0
8 Sepulu 15 9.888 44.579 435 0 0
9 Klampis 22 13.565 53.844 1.026 0 0
10 Bangkalan 13 18.766 80.369 723 0 0
Sumber : Dispe ndu k, Te naga Kerja dan Trans mig rasi, 2 006
Pembibitan Mangrove
Jenis hutan mangrove di wilayah Kabupate n Bang kalan terdiri ata s Rizhopo ra
Ku kronata (ba kau), Bugha Gyimuorhsza (p otot), Avicelia M arvi s (Api-api), Avicelia
Alba (Api-api putih), Sounetia Alba (P rapat ), Sounetia Ca kolanis (Bugem), Exo cai s
Abalocha (Malengen), Lum it sin Ra sem osa (Trun tum ) dan Xyelocolpu s M okcerci s
(Jombok).
b. Te rumbu K arang
Wilayah Kabupaten Bangkalan yang terdiri dari 18 (delapan bela s) kecam atan,
dimana 10 (sepuluh ) kecam atan be rada pada pe sisir pantai, dengan panjang gari s
pantai ± 124,10 km, sehingga potensi terumbu karang diperki ra ka n terda pat pada
beberapa ke cam atan di Kabupaten Bang kalan, adapu n poten si terumbu ka rang
terdapat di 5 (lim a) Kecamatan, ya kni Kecam atan Klampis, Sepulu, Tanjung Bum i,
Bang kalan da n Ke camatan A ro sbaya ka rena ditem ukan indi ka si a danya tanah dasa r
yang kera s yang memungkin kan diguna ka n sebag ai sub st rat pe rtum buhan terumbu
karang.
Tabel 7.3 Jenis dan Jum lah Keane karagaman Hayati Terum bu Karang
Jenis terumbu karang dibagi dalam em pat katego ri, yaitu ka ran g tepi, ka rang
penghalang, karang landas osea nik, dan karan g cincin (at oll). Tomasci k dkk (1977 )
menyebut kan lua s total terumbu karang di Indone sia sebe sa r 85.70 7 km2 atau
se kitar 14 pe rsen da ri luas terumbu karang dunia, dengan jeni s f ringing reef, barier
reef, o ceanic reef dan atoll.
Ekosi st em terum bu karang mem il iki keane karagam an hayati tinggi dengan berbagai
jenis biota laut yang hidup bera so si asi dengan te rum bu ka rang , yang
penyebarann ya di dunia terp usat di Indone sia dan sekitarnya.
Di sam ping itu, banyak biota peng huni terum bu karang di Indonesia yang be rsifat
endem ik, sepe rti ikan -ikan ka rang. Sebanya k 97 dari 2.715 jenis ikan karan g adalah
endem ik.
Tabel 7.4 Tutupan Terumbu Ka rang B uatan
luas tut upan (ha)
No Lok asi
Tahun 2005 Tahun 2006
1 Kecam atan Klampis 5 5
2 Kecam atan Sepulu 5 5
Jumlah 10 10
Sumber : Dinas Kela utan dan P erika nan
c. Pe rikanan Laut
Kabupaten B ang kalan Sebagai wilayah yang m em punyai daerah pe si sir pant ai
sebanyak 10 (sepuluh) kecamatan, m aka secara langsung indu st ri peri kan an dan
kelautan Kabupaten Bangkalan dinilai sangat berpot ensi dan dapat di kem bangkan
menjadi salah satu ke giatan ekonom i yang strat egi s. Tem pat Penda ratan I kan (TPI )
di De sa Banyusang kah K ecam atan Tanjung Bumi merupakan pelabuhan yang
berskala nasional yang mana pelabuhan ini dapat m enghasilkan P AD yang cu kup
be sar bagi Kabupat en Bang kalan
Poten si peri kana n laut di Kabupaten Bang kalan selama Tahun 2005 – 2006
mengalam i peningkatan di setiap kecamatan, terutam a di Kecamatan Sepulu hasil
ikan laut cukup banya k sekali ya kni Tahun 2005 se banya k ± 420. 717 ton m eningkat
pada Tahun 2006 menjadi ± 458.827 ton.
d. Abrasi Pantai
Peruba han i klim akan be rpenga ruh terhadap si klu s di bum i tanpa membedakan pagi,
siang atau m alam. Kondi si tiupan angin dan cu aca ditepi pesi sir pantai biasanya
lebih besa r da ri pada didaratan. Kejadian ini memang fenomena alam yang sering
mengakibatka n ke ru sakan bibir pantai, hutan mangrove t erm asu k bangunan rumah
di tepi pantai. Kondisi wilayah Kabupat en Bangkalan yang 10 (sepuluh) kecam atan
berada pada pe sisir pantai bebe rapa wilayah t elah m engalami degrada si atau
kerusa kan lingkungan. Adapun keru sa kan ling kungan seperti tabel beri kut :
Abrasi Pantai
Salah satu penyebab ru sa knya poten si sum berdaya alam dan lingku ngan biasanya
dilaku kan oleh m anusia dan kondi si alam . Di wilayah pe si sir Kab upaten Ba ng kalan
yang kondisi alamnya banyak ditumbuhi hutan bakau atau hutan mangro ve saat ini
mengalam i degrada si atau ke ru sakan, hal ini disebab kan anta ra lain :
o Kondi si e konomi masyara kat pe sisir
o Penebangan yang dilaku kan ma sya rakat se kit ar pe si si r unt uk dijual
o Penebangan, dim ana ka yunya dipa kai untu k bahan ba kar dan ba han bangu nan
o Fa ktor cuaca alam
o Kurang nya pe nga wa san da ri aparat Pemerintah Kabup aten Ba ng kalan
bimbingan tekni s dan kelem bagaan sert a penga wa san dan pengendalian.
Sedangkan penyelengga raan rehabilitasi hutan dan lahan (hutan produksi, hutan
lindung, hutan hak dan tanah milik) di selengga rakan oleh pemerintah
kabupaten/ kota, kecuali di ka wa san hutan konse rva si ya ng masih menjadi
ke wenangan pem erintah pu sat.
Dalam program kon se rvasi dan rehabilitasi hutan mangro ve, pemerintah lebih
berpe ran sebagai mediator dan fasilitator (mengaloka si kan dana melalui mekani sm e
yang ditetap kan ), sem entara m asyara kat se bagai pelaksana ya ng mampu
mengambil inisiatif.
o Pengelolalan Perikanan
Pemerintah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengelolaan
sumberdaya i kan, sebagaim ana yang dim anatkan dalam Undang -Undang Dasa r
1945 pasal 33 m aupun Undang-undang Pe ri kanan No. 31 Tahun 20 04 yang intinya
memberika n mandat kepada pemerintah m engelola sum berda ya alam untu k
ke sejahte raan ra kya t. Kete rlibatan pem erintah dalam pengelolaan sumberdaya ikan
ini diwujudkan dalam 3 (tiga) fungsi, yaitu ;
1). Fun gsi Alo ka si, dijalankan m elalui regulasi untuk membagi sum berdaya se su ai
dengan tujuan ya ng telah ditetap kan
2). Fung si Distribu si, dijalanka n oleh pemerintah agar te rwujud keadilan dan
ke wajaran se suai pengorb anan dan biaya yang dipikul oleh se tiap orang,
disam ping adanya kebe rpiha kan pemerintah kepada mereka yang tersi sih atau
lebih lemah
3). Fung si Stabilisa si, dituju kan agar kegiatan pemanfaatan sum berda ya i kan tida k
berpotensi m enimbulkan in st abilitas yang da pat merusa k dan menghancurkan
tatanan so sial ekonomi m asyara kat
Pen yer ahan Bibit Man grove Ol eh Kan tor Lingkungan Hidup kep ada Masyarakat
Sedangkan upaya -upaya yang dila kukan oleh semua apa rat di ling kungan Pemerintah
Kabupaten Bang kalan dalam meminimalkan ke rusa kan hutan mangro ve, ke rusa kan
terumbu karang, abra si pantai dan sum bnerdaya p esi sir lainnya adalah :
x Penanam an dan rehabilitasi bibit mangrove, Bantuan d ari Bap edal Propin si Jawa
Timur yakni ;
- De sa Teng ket Kecam atan Arosbaya se banyak ± 40. 0 00 batang
- De sa Pan ci’an Ke cam atan Ban caran se banya k ± 20. 000 batang
- Kampung Baratambak Kecamatan Pejagan sebanyak ± 20.00 0 batang
x Pemberdayaa n dan pen yuluhan ma sya rakat, te rutama di sekitar pesi sir p antai
x Pembuatan brea k water di bibir pantai
x Penga wa san dan monitoring
x Pemasan gan terumbu ka rang buatan di pesi sir laut yang m ana berpotensi banya k
ikann ya
x Pelarangan pen carian ikan dan te rum bu karang dengan bahan peleda k, ra cun
maupun dengan bahan kimia lainnya.
M
emburuknya kondisi lingkungan beberpa tahun belakangan ini, yang ditandai
dengan bencana alam yang bertubi-tubi melanda beberapa daerah, akan
menjadi pelajaran berharga bagi semua pemerintah dalam menetapkan
rencana pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang lebih terarah,
terkoordinasi dan berkesinambungan.
Tata Ruang, Tata Guna Lahan dan Lingkungan hidup serta Sosial
Ekonomi dan Budaya merupakan salah satu komponen yang akan
terkena dampak akibat dibangunya Jembatan Suramadu.
Program Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana
Umum Tata Ruang Wilayah (RUTRW) yang telah direncanakan
oleh semua badan/dinas/kantor di Pemerintahan Kabupaten Bangkalan akan mengubah
semua program tersebut diatas, termasuk juga akan mengubah pola kehidupan agamis,
mental dan perilaku masyarakat Bangkalan dan Madura.
Salah satu agenda Pemerintah Kabupaten Bangkalan saat FISIK - PASCA JEMBATAN
SURAMADU (Jembatan Surabaya – Madura) selesai adalah :
a. Penyiapan pemberdayaan masyarakat tentang norma-norma agama, budaya dan
mental spiritual menuju atau menjadi daerah industrialisasi
b. Perencanaan tata ruang dan tata guna lahan di wilayah Kabupaten Bangkalan
c. Kajian wilayah pesisir laut dan hutan
d. Peningkatan kapasitas SDM bagi masyarakat Bangkalan menghadapi era industrialisasi
di Kabupaten Bangkalan dan Madura
e. Studi Lingkungan dan Sosekbud Pasca beroparasinya Jembatan Suramadu
3. PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara adalah menurunnya kualitas udara sehingga
akan mempengaruhi kesehatan manusia yang menghirupnya.
Faktor penyebab meningkatnya pencemaran udara adalah
semakin meningkatnya populasi penduduk dan berdirinya
beberapa industri/home industri, kegiatan transportasi dan
aktivitas penduduk yang dalam kegiatannya melakukan proses pembakaran.
Untuk mengatasi pencemaran udara di pusat Kota Bangkalan dan beberapa industri/home
industri, agenda lingkungan hidup yang direncanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Bangkalan diantaranya adalah :
a. Penambahan hutan kota
b. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan
c. Pengembangan rasio luasan terbuka hijau di pusat kota
d. Sampling udara ambien dan emisi, terhadap sumber bergerak dan tidak bergerak
e. Program Uji Emisi terhadap kendaraan Pemerintah Kabupaten Bangkalan, yang diikuti
oleh industri dan masyarakat
f. Rencana tindak lanjut ’ Pesan dari Presiden RI ’ saat melepas 15 pengendara sepeda di
Lapangan Monas Jakarta menuju Bali (Tgl 11 Nopember 2007) dalam rangka
menyambut Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim di Bali yakni : ”
Walikota dan Bupati di seluruh Indonesia, Berikan Ruang Agar Warga Bisa Bersepeda,
Termasuk Menuju Kantor/ Tempat Bekerja ”.
4. TIMBULAN SAMPAH
Jumlah timbulan sampah di Kabupaten Bangkalan dari waktu ke
waktu semakin meningkat yang diperkirakan 4% per tahun dengan
berbagai komposisi yang berbeda, ini disebabkan karena pola
konsumsi yang semakin banyak dan tidak terbatas. Sampah yang
tidak dikelola dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, dampak kesehatan dan
konflik sosial.
Untuk mengatasi permasalahan sampah terutama di pusat Kota Bangkalan dan
Kecamatan Kamal/Pelabuhan Kamal perlu perencanaan agenda lingkungan hidup,
diantaranya :
a. Menggunakan kemasan yang bisa di daur ulang
b. Daur Ulang dan pengkomposan di beberapa tempat
c. Perencanaan study timbulan dan perencanaan pengangkutan sampah
d. Study timbulan dan karakteristik sampah di kawasan Pelabuhan Kamal
e. Program Sampah Metode Takakura
f. Perencanaan TPA di beberapa bagian dan tidak terpusat
g. Pemberdayaan masyarakat
h. Kerjasama dengan LSM, PT dan investor
5. LIMBAH DOMESTIK
Untuk itu perlu di agenda pengelolaan lingkungan sumberdaya pesisir dan laut, di
Kabupaten Bangkalan yang dilakukan oleh semua aparat diantaranya adalah :
a. Penanaman mangrove di beberapa pesisir
b. Perencanaan break water di pesisir pantai
c. Review Penanaman Terumbun Karang
d. Study kawasan RUTRK pasca Jembatan Suramadu
e. Study lingkungan pasca selesainya Jembatan Suramadu
f. Perda Konservasi Pesisir dan Laut
g. Review Penetapan Baku Mutu Air Laut
h. Study investigasi dan impor limbah B3 di pelabuhan
i. Review Kebijakan Rancangan Keppres tentang Penanggulangan Keadaan Darurat
Tumpahan Minyak di laut
j. Pengawasan terpadu terhadap sumberdaya pesisir
k. Penegakan hukum