Gambar 10.1. Sistem koordinat kartesius. Ini menggunakan pengukuran dalam dua arah dengan
sudut siku-siku satu sama lain sebagai sumbu referensi, dan posisi sebuah titik diplot dengan
mencari jaraknya dari setiap sumbu. Untuk lokasi tiga dimensi, tiga sumbu, berlabel x, y, dan z,
dapat digunakan. Gambar tersebut juga menunjukkan konversi koordinat kartesian dua dimensi
menjadi bentuk kutub.
Gambar 10.2. Koordinat kutub menggunakan titik dan arah tetap. Jarak dari titik tetap, dan sudut
antara garis ini dan arah tetap, digunakan untuk menetapkan posisi dua dimensi. Untuk lokasi
tiga dimensi, sudut tambahan digunakan. Gambar tersebut juga menunjukkan konversi koordinat
kutub dua dimensi menjadi kartesian.
Salah satu metode untuk menentukan posisi, adalah dengan menggunakan "jarak", yang
bisa berupa jarak antara dua titik seperti jarak yang ditempuh atau menjauh dari beberapa titik
tetap, atau dengan "rotasi" (gerakan sudut).
Misalnya, rotasi roda robot untuk menentukan jarak yang ditempuh di sepanjang tanah.
Bagaimanapun juga, Sensor Posisi dapat mendeteksi pergerakan suatu objek dalam garis lurus
menggunakan Sensor Linier atau dengan gerakan sudutnya menggunakan Sensor Rotasi. Ada
Beberapa tipe sensor yang dapat diaplikasikan untuk mengetahui posisi, seperti :
10.1. Potensiometer
Sensor Posisi yang paling umum digunakan adalah potensiometer karena
merupakan sensor posisi yang murah dan mudah digunakan. Ini memiliki kontak
penghapus (wiper) terkait dengan poros mekanik yang dapat berupa sudut (rotasi) atau
linier (tipe slider) dalam gerakannya, dan yang menyebabkan nilai resistansi antara
penghapus/slider.
Gambar 10.3. Potensiometer tipe Rotari dan slider