Ketiga unsur diatas apabila bertemu maka akan terjadi api, oleh karena itu disebut
segitiga api. Jika Salah satu unsur diambil, maka api akan padam dan inilah prinsip dari
pemadaman api. Prinsip segitiga api ini digunakan sebagai dasar untuk mencegah terjadinya
peristiwa kebakaran. Dari teori segitiga api maka ditemukan unsur keempat yang menyebabkan
timbulnya api. Unsur yang keempat ini adalah rantai reaksi. Pada teori ini dijelaskan bahwa saat
energi diberikan pada bahan bakar seperti hidrokarbon, beberapa ikatan antara karbon dengan
karbon yang lainnya akan terputus dan menghasilkan radikal bebas. Sumber energi tersebut juga
akan memutus rantai karbon dengan hidrogen sehingga menimbulkan radikal bebas yang lebih
banyak. Rantai oksigen dengan oksigen akan terputus dan menghasilkan radikal oksida. Pada
proses pemutusan rantai, terjadi pelepasan energi yang tersimpan di dalam rantai tersebut. Api
memancarkan panjang gelombang dengan rentang 100 nm –1100 nm, yang artinya api memiliki
panjang gelombang dari UV sampai infra merah.
Gambar 9.1. Spektrum Panjang Gelombang Cahaya
Sensor api memiliki fungsi untuk dapat membaca atau mengenali apabila di dekat area
sebuah sensor terdapat sebuat titik api dan dapat membedakan dengan benda atau media lain
didekatnya, karena api memiliki sebuah panjang spektrum gelombang hal ini dapat dimanfaatkan
untuk dapat sebuah sensor dapat mendeteksi ada tidaknya api.
Satu atau lebih sensor radiasi optik digunakan untuk merancang detektor api optik, sensor
ini dapat dikonfigurasi pada untuk dapat membaca panjang gelombang UV, IR, kombinasi (UV /
IR), atau beberapa IR (Multi IR). Radiasi palsu dari banyak sumber pada lingkungan atau
industri dapat menghalangi spektrum api yang dapat membuat nyala api sulit dideteksi. Sebuah
sensor tidak boleh terpengaruh oleh lingkungan ini dan pada saat yang sama harus memiliki
kepekaan yang baik terhadap api. Beberapa sensor yang dapat digunakan untuk mendeteksi api
adalah, sebagai berikut :
1. IR Flame Detector