Anda di halaman 1dari 4

Laboratorium Elektronika Analog II

Osilator Jembatan Wien

PERCOBAAN 6
OSILATOR JEMBATAN WIEN
I. TUJUAN
Menampilkan bentuk tegangan input dan output sebuah osilator pada osiloskop dan
mengukur frekuensi resonansi untuk beberapa RC yang berbeda.

II. DASAR TEORI


Osilator Jembatan Wien adalah rangkaian osilator yang lazim digunakan untuk
frekuensii rendah sampai menengah, antara 5 Hz sampai dengan 1 MHz, yaitu pada
pembangkit audio dan terapan lainnya.
Osilator Jembatan Wien adalah salah satu bentuk osilator RC, seperti ditunjukkan
pada gambar 1 di bawah ini.

+Vcc
R2

R3 R5 R7 R9
C3 C4
C2

Q1
Q2
Vo
R1
Vf
C1
R4 R6 R8 R10

Gambar 1. Rangkaian Osilator Jembatan Wien dengan penguat menggunakan


transistor.
Dari gambar di atas, nampak R1, C1 dan R2, C2 membentuk rangkaian umpanbalik,
adapun pemakaian penguat dua tingkat untuk mendapatkan umpanbalik positif.
Tegangan umpanbalik (Vf) adalah tegangan jatuh pada komponen R1 dan C1, seperti
terlihat pada gambar 2.
R2 C2

Vo C1 R1 Vf

Gambar 2. Jaringan Umpanbalik RC

18
Laboratorium Elektronika Analog II
Osilator Jembatan Wien

Dengan membuat R1 = R2 = R dan C1 = C2 = C, faktor umpanbaliknya () adalah :


 1 
R // 
Vf  jC 
 
Vo  1   1 
 R    R // 
 jC   jC 

jRC

jRC  jRC  1   jRC  1  jRC
untuk satu nilai frekuensi  = RC, persamaan di atas menjadi :
j j 1
  
j  j  1   j  1  j 3j 3
Terlihat bahwa untuk nilai frekuensi ini factor umpanbalik bersifat nyata.
Pada frekuensi osilasi, bagian imajiner sama dengan nol, dengan demikian :

fo 
1
Hz 
2. .R.C
Dari uraian di atas, untuk berosilasi penguat harus mempunyai penguatan = 3
jika R1  R2 dan C1  C2, factor umpanbalik adalah :


1
dan  
1
atau fo 
1
Hz 
 R1 C1 
   1
R1.R 2.C1.C 2 2. R1.R2.C1.C 2
 R2 C 2 

III. DAFTAR ALAT DAN KOMPONEN


1. Potensiometer 100 KΩ 1 buah
2. Resistor 15 KΩ 1 buah
3. Resistor 3,3 KΩ 3 buah
4. Resistor 2,2 KΩ 1 buah
5. Resistor 47 KΩ 1 buah
6. Resistor 4,7 KΩ 1 buah
7. Resistor 1 KΩ 1 buah
8. Resistor 100 Ω 1 buah
9. Resistor 10 KΩ 2 buah
10. Resistor 100 KΩ 1 buah
11. Kapasitor 4,7 uF 1 buah
12. Kapasitor 100 uF 2 buah
13. Kapasitor 10 nF 2 buah
14. Kapasitor 0,1 uF 2 buah
15. Kapasitor 1 uF 2 buah
16. Transistor BD 130/BC 550 2 buah

19
Laboratorium Elektronika Analog II
Osilator Jembatan Wien

17. Osiloskop Dual Trace 1 buah


18. Catu Daya DC 1 buah
19. BNC Probe dan kabel penghubung

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Susun rangkaian seperti gambar 3, dengan nilai R = 3K3 dan C = 10 nF

+12V
R
R R
R R
100K 3K3
47K 1K
C C C
4u7 100uF VA
BC C
550 100uF
BC
VB 550

P
C R R R R
R 100K
15K 2K2 4K7 100

Gambar 3. Rangkaian percobaan osilator penggeser fasa


Hubungkan dengan osiloskop,
Kanal A : Keluaran penguat (VA) dan Kanal B: Masukan Penguat (VB)
Atur potensiometer P 100 KΩ hingga diperoleh osilasi tanpa cacat pada
osiloskop. Catat dan gambar hasil pengukuran yang telah saudara
lakukan!
2. Ganti niai RC seperti tertera pada tabel di bawah ini. Ukur kembali
periode dari osilasi yang terjadi.
Perhatikan : setiap kali mengganti nilai RC , atur kembali penguatan
dengan mengatur P sehingga diperoleh osilasi yang tidak cacat.
Tabel : Pengukuran T (mS)

R = 3K3 R = 3K3 R = 10K


C = 0,01uF C = 0,1 C = 1 uF
f (Hz)
VA
VB
AV

20
Laboratorium Elektronika Analog II
Osilator Jembatan Wien

V. TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Hitung penguatan tegangan dari rangkaian osilator!
2. Hitung frekuensi osilasi dari setiap perubahan nilai RC dan bandingkan
dengan pengukuran yang telah diakukan!
3. Buat kesimpulan dari percobaan ini

21

Anda mungkin juga menyukai