Anda di halaman 1dari 10

MODEL BIMBINGAN KARIR HOLLAND

UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN PILIHAN KARIR SISWA

Hastin Budisiwi
Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-Universitas Pancasakti Tegal

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model bimbingan karir Holland dalam
meningkatkan kematangan pilihan karir siswa dan mengetahui tingkat keefektifan
model bimbingan karir Holland dalam meningkatkan kematangan pilihan karir
siswa SMK YPT Kota Tegal. Kematangan karir merupakan keberhasilan individu
untuk menjalankan tugas perkembangan karir sesuai dengan tahap
perkembangan yang sedang dijalani, meliputi pembuatan perencanaan,
pengumpulan informasi mengenai pekerjaan, dan pengambilan keputusan karir
yang tepat berdasarkan pemahaman diri dan pemahaman mengenai karir yang
dipilih. Terdapat indikator kematangan karir yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pilihan karir individu. Pertama faktor genetik, kedua kondisi
lingkungan, ketiga faktor belajar, dan yang keempat keterampilan dalam
menghadapi tugas. Penelitian ini melibatkan 30 siswa SMK YPT Kota Tegal
sebagai sampel dalam penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan
menggunakan skala psikologis, yaitu skala kematangan pilihan karir yang
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS. Berdasarkan hasil analisis data
dapat diketahui bahwa indikator tertinggi dalam kematangan pilihan karir siswa
yaitu faktor kondisi lingkungan mencapai 70%. Faktor berikutnya adalah faktor
genetik dan keterampilan dalam menghadapi tugas yaitu mencapai 57% dalam
kategori tinggi ke dua. Serta faktor belajar menunjukkan 43% pada kategori
rendah. Disarankan kepada guru pembimbing untuk memberikan pelayanan
bimbingan karir Holland untuk memaksimalkan mutu dan kualitas pelaksanaan
layanan bimbingan karir di sekolah khususnya dalam meningkatkan kematangan
pilihan karir siswa.

Kata Kunci: Bimbingan Karir Holland, Kematangan Pilihan Karir

PENDAHULUAN adalah pilihan yang terkait dengan karir.


Berdasarkan tugas Kesanggupan seorang remaja untuk
perkembangannya siswa SMK merupakan dapat berdiri sendiri dalam hal-hal yang
remaja yang memiliki rentangan usia 11- berhubungan dengan ekonomi atau
18 tahun. Mereka banyak menghadapi keuangan, merupakan satu di antara
permasalahan yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja yang
keputusan dan pilihan. Salah satunya
penting, mengingat mereka kelak akan individu dalam memangku pekerjaan
hidup sebagai orang dewasa. selanjutnya. Orang yang memilih
pekerjaan yang tidak sesuai dengan
Pengertian pokok yang dikandung kemampuan mental atau tingkat
oleh tugas perkembangan ini, yaitu remaja intelegensinya, akan mempersulit dirinya
diharapkan dapat belajar sedikit-demi sendiri karena ia tidak akan mampu
sedikit untuk terlepas dari bantuan memenuhi tuntutan dari gerak kerjanya.
ekonomis orang tua dengan mendapat
pekerjaan (jangka pendek) dan Menurut Supriatna (2009: 23),
mempersiapkan diri untuk memasuki terdapat berbagai permasalahan karir
lapangan kerja tetap pada masa depan yang dirasakan secara kongkret oleh
(jangka panjang). siswa SMK, antara lain: 1) siswa masih
kurang mantap dengan pilihan program
Tanggung jawab utama lembaga studinya saat ini, 2) siswa tidak memiliki
pendidikan berkenaan dengan konseling informasi tentang dunia kerja yang cukup,
karir generasi muda ialah membantu para 3) siswa masih bingung untuk memilih
remaja dalam mengambil keputusan karir bagi masa depannya, 4) siswa masih
berkenaan dengan karirnya. Karir yang kurang mampu memilih pekerjaan yang
dipilih remaja hendaknya sesuai dengan sesuai dengan kemampuan dan minat, 5)
kemampuan, bakat, minat dan kebutuhan siswa merasa cemas untuk mendapat
individu. Ini berarti bahwa bantuan yang pekerjaan setelah tamat sekolah, 6) siswa
diberikan hendaknya memungkinkan belum memiliki pilihan perguruan tinggi
individu dapat menyesuaikan diri dengan atau lanjutan pendidikan tertentu, bila
keluarga, lingkungan atau pun kepada setelah tamat tidak masuk dunia kerja,
dirinya sendiri. dan 7) siswa belum memiliki gambaran
tentang karakteristik, persyaratan,
Secara rasional permasalahan kemampuan dan keterampilan yang
karir yang muncul adalah bahwa setiap dibutuhkan dalam pekerjaan, serta
individu menginginkan pilihan karir yang prospek pekerjaan untuk masa depan
dapat mengantarkan kehidupan yang karirnya.
layak pada masa yang akan datang.
Menurut Munandir (1996: 86) pemilihan Uraian diatas menunjukkan bahwa
pekerjaan bukan suatu peristiwa yang siswa SMK belum sepenuhnya memahami
sesaat melainkan proses yang sangat pilihan karirnya saat ini, masih ragu dan
panjang dan merupakan bagian dari kurang informasi dunia kerja, merasa
proses perkembangan individu. cemas dengan pilihan pekerjaan atau
pendidikan lanjutan kelak, dan belum
Pemilihan karir merupakan hal memiliki gambaran tentang karakteristik,
penting dalam pengambilan keputusan persyaratan, kemampuan dan
karir dan diperlukan pemahaman yang keterampilan yang dibutuhkan dalam
utuh tentang potensi diri dan perlunya pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk
dikembangkan secara optimal dalam masa depan karirnya. Hal ini menunjukkan
pengembangan karir. Untuk memilih bahwa kematangan karir siswa SMK
pekerjaan secara baik harus dilihat masih perlu ditingkatkan.
beberapa faktor yang ikut berpengaruh
dan menunjang kesesuaian dalam SMK YPT KotaTegal sebagai
memilih pekerjaan tersebut. Karena hal ini lembaga formal memiliki tanggung jawab
akan ikut menentukan kesuksesan dalam mempersiapkan siswa sebagai
generasi muda agar dapat menempatkan kepribadian peserta didik. Ada beberapa
dirinya di dalam kehidupan bermasyarakat tugas guru BK dalam membantu peserta
sebagai anggota angkatan kerja yang didik diantaranya adalah dalam hal
sesuai dengan potensi yang ada pada pengembangan karir. Layanan bimbingan
dirinya, melalui pengembangan diri yang karir di sekolah memberikan suatu
difasilitasi atau dibimbing oleh konselor. gambaran bahwa bimbingan dan
konseling berfungsi membantu siswa
Berdasarkan hasil survey yang dalam menemukan kemampuan dan
dilakukan oleh Subrata (2001: 36), kelemahannya, serta membantu
persiapan karir sejumlah siswa SMK di memecahkan masalah karir siswa.
Surabaya menunjukkan 85% siswa ragu
terhadap karir masa depannya, 80% Berdasarkan analisis terhadap
belum menetapkan karir masa depannya instrumen inventori kematangan karir yang
dengan mantap, 75% mengalami peneliti sebarkan pada jurusan teknik
kesulitan dalam memutuskan dan kendaraan ringan SMK YPT Kota Tegal
merencanakan karir dengan baik. tahun ajaran 2011/2012, kategori
Walaupun begitu 90% menyadari kematangan karirnya adalah sebagai
pemilihan karir merupakan proses yang berikut : dari 30 responden terdapat 7
penting yang dengannya seseorang bisa (23%) siswa yang berada pada kategori
mempersiapkan diri dengan melakukan Sangat Rendah, sebanyak 19 (63%)
pilihan-pilihan pendidikan maupun latihan. siswa berada pada kategori Rendah, dan
sebanyak 4 (13%) siswa berada pada
Uraian tersebut sejalan dengan kategori Sedang. Data tersebut
hasil studi pendahuluan yang peneliti menunjukkan bahwa secara umum
lakukan pada SMK YPT Kota Tegal. kematangan karir siswa kelas XI jurusan
Berdasarkan wawancara dengan SY teknik kendaraan ringan SMK YPT Kota
(koordinator BK) yang dilakukan diruang Tegal tahun ajaran 2011/2012 tergolong
BK, mengemukakan bahwa masih rendah dan ada juga yang sangat rendah.
terdapat siswa yang bingung dan merasa
belum mantap dengan jurusan yang Pelaksanaan layanan bimbingan
diambilnya, hal ini disebabkan oleh karir yang sudah berjalan di SMK YPT
ketidakpahaman siswa terhadap jurusan Tegal, terbatas hanya pada pengetahuan
yang dimasukinya, merasa tidak sesuai bagaimana menumbuhkan jiwa
dengan keinginan (minat, bakat), berwirausaha. Hal ini masih kurang sesuai
mengambil jurusan karena mengikuti dengan fenomena yang ada di sekolah,
teman atau karena paksaan dari orang yaitu siswa yang mengalami kebimbangan
lain (orang tua atau keluarga). karena merasa pilihan karir yang akan
dijalankan sesuai dengan kepribadian
Bimbingan dan konseling di SMK atau tidak.
YPT Kota Tegal mempunyai berbagai
macam layanan, salah satunya adalah Berdasarkan hal tersebut di atas,
layanan bimbingan karir. Guru BK memiliki peneliti mengadakan penelitian dengan
tugas, tanggung jawab, wewenang dalam judul “Model Bimbingan Karir Holland
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan Untuk Meningkatkan Kematangan Pilihan
konseling terhadap peserta didik. Tugas Karir Siswa SMK YPT Kota Tegal”.
guru BK terkait dengan pengembangan
diri peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat dan
METODOLOGI PENELITIAN Adapun penyusunan model
Penelitian ini dimaksudkan untuk bimbingan karir Holland penelitian ini
menghasilkan sebuah model bimbingan berproses melaui tahapan berikut ini.
karir Holland bagi peningkatan Tahap pertama potensi dan masalah:
kematangan pilihan karir siswa. Kerangka kondisi aktual bimbingan karir Holland di
dan isi komponen model yang dirancang SMK YPT Kota Tegal; kondisi aktual
berdasarkan keadaan kematangan karir perencanaan pilihan karir siswa di SMK
siswa di SMK serta hasil kajian pustaka, YPT Kota Tegal. Tahap kedua
hasil kajian penelitian terdahulu yang pengumpulan data: Mengkaji teori
relevan dan kajian ketentuan formal. bimbingan karir dengan teori Holland;
Mengkaji teori perencanaan pilihan karir;
Sesuai tujuan akhir maka Mengkaji hasil-hasil penelitian yang
penelitian yang dilakukan ini relevan. Tahap ketiga model faktual:
menggunakan metode Research and Melakukan survey lapangan untuk
Development (R & D) yaitu metode memperoleh kondisi riil pelaksanaan
penelitian yang digunakan untuk bimbingan karir yang dilakukan oleh guru
menghasilkan produk tertentu, dan BK di sekolah.
menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono 2010: 407). Menurut Samsudi Tahap keempat desain model:
(2009: 89) penelitian dan pengembangan berdasarkan kajian teoretik, hasil-hasil
memiliki sepuluh langkah yang seringkali penelitian terdahulu, hasil studi
dikelompokkan menjadi tiga kelompok pendahuluan, berikutnya merancang
utama, yaitu: model bimbingan karir dengan teori
Holland untuk meningkatkan perencanaan
Pertama, studi pendahuluan yang pilihan karir siswa berdasarkan kondisi
mencakup: studi literatur, studi atau aktual. Tahap kelima uji coba terbatas:
pengumpulan data lapangan berkaitan menyusun rencana dan teknis uji coba
dengan permasalahan yang akan terbatas. melaksanakan uji coba terbatas
dipecahkan serta deskripsi dan analisis dengan memberikan uji coba produk pada
temuan lapangan. Kedua, tahap siswa.
pengembangan mencakup langkah-
langkah: (1) merumuskan rencana Tahap keenam perbaikan desain:
pengembangan, (2) menentukan tujuan memperbaiki redaksi dan isi model;
yang akan dicapai pada setiap tahapan tersusun model yang sudah direvisi.
pengembangan dan merencanakan studi Tahap ketujuh uji coba diperluas:
kelayakan secara terbatas, (3) menyusun rencana dan teknis uji coba
mengembangkan rumusan awal (desain) diperluas; melaksanakan uji coba
produk yang akan dikembangkan, (4) diperluas. Tahap kedelapan perbaikan
melakukan uji coba lapangan awal dalam desain: memperbaiki redaksi dan isi model
skala terbatas dengan melibatkan hipotetik; tersusun model hipotetik yang
beberapa subyek penelitian, dan (5) sudah direvisi.
melakukan uji coba utama yang
melibatkan khalayak lebih luas. Ketiga, Tahap kesembilan model hipotetik:
tahap validasi mencakup langkah: menguji setelah diadakan perbaikan desain model
hasil pengembangan dan memvalidasi maka tersusun model bimbingan karir
produk serta melakukan perbaikan dalam Holland untuk meningkatkan kematangan
rangka finalisasi produk akhir. pilihan karir siswa SMK YPT Kota Tegal.
Tahap kesepuluh validasi desain:
melakukan validasi terhadap model Kematangan pilihan karir siswa di
bimbingan karir Holland dengan dosen sekolah masih kurang, hal ini dapat dilihat
pembimbing; melakukan perbaikan dari dari masih banyaknya siswa yang tidak
hasil validasi berupa masukan dari dosen dapat memahami bakat dan minat yang
pembimbing dan menyempurnakannya; berhubungan dengan jenis pekerjaan
menyusun rumusan model bimbingan karir yang akan dipilih kelak setelah lulus SMK
Holland untuk meningkatkan kematangan dan ada juga siswa yang tidak sungguh-
pilihan karir; melakukan validasi model sungguh dalam mengikuti pelajaran.
melalui judgment expert; melakukan Terdapat pula siswa yang menyebutkan
perbaikan model dan mngkonsultasikan jenis pekerjaan tetapi tidak sesuai dengan
kepada dosen pembimbing; melakukan apa yang sudah dipelajari selama 3 tahun
validasi model melalui FGD (Forum Group sekolah di SMK.
Discution) yang melibatkan guru BK di
SMK YPT Kota Tegal. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru pembimbing (SY, Oktober
HASIL PENELITIAN 2012) diketahui bahwa: “Secara umum
Berdasarkan hasil wawancara tingkat kematangan pilihan karir siswa
diperoleh informasi bahwa guru BK di yang masuk SMK YPT cukup baik, namun
SMK YPT Kota Tegal ada 3 dan ada juga siswa yang memiliki tingkat
kesemuanya memiliki latar belakang kematangan karir yang rendah.
pendidikan yang berbeda-beda. Satu Berdasarkan laporan dari guru mata
orang guru berasal dari sarjana BK dan pelajaran, peneliti mengajukan pertanyaan
dua orang guru berlatar belakang pada beberapa siswa. Mereka
pendidikan S1 Psikologi dengan ditambah mengatakan bahwa pilihan sekolah di
akta 4. Ketiga orang guru BK yang ada di SMK tersebut bukan berdasarkan
SMK YPT Kota Tegal sudah lama menjadi keinginannya, ada juga yang menyatakan
guru BK akan tetapi untuk kegiatan BK karena diajak oleh temannya.
khususnya pelaksanaan bimbingan karir
masih jarang dilakukan karena Berikut akan diuraikan data hasil
pelaksanaannya lebih sering ketika siswa uji coba lapangan model bimbingan karir
akan lulus sekolah. Holland yang meliputi pelaksanaan
bimbingan karir, dan peningkatan
Berdasarkan hasil observasi kematangan pilihan karir siswa setelah
bimbingan karir dan wawancara dengan diberikan layanan bimbingan karir. Proses
guru BK dapat disimpulkan bahwa target pelaksanaan bimbingan karir Holland
pelaksanaan bimbingan karir terfokus digambarkan dalam bentuk dinamika
pada siswa yang mendekati lulus yaitu prilaku siswa berdasarkan pengamatan
membahas mengenai bagaimana cara peneliti dan hasil penilaian dengan laiseg
membuat lamaran pekerjaan yang baik. yang dilakukan di setiap akhir
Dari data yang diperoleh menunjukkan pelaksanaan. Adapun deskripsi
bahwa tingkat pencapaian tujuan kematangan pilihan karir siswa selama
bimbingan karir secara umum berkaitan pemberian layanan bimbingan karir
dengan kematangan pilihan karir siswa Holland adalah sebagai berikut:
secara keseluruhan belum optimal,
sehingga siswa masih perlu mendapatkan Sesi pertama. Pada pertemuan
intervensi bimbingan karir yang sesuai. pertama, peneliti memberikan materi
tentang pentingnya pemahaman
mengenai pekerjaan, faktor yang
mempengaruhi kematangan karir, dan tipe kepribadian artistik memiliki
kepribadian yang berhubungan dengan kecenderungan memilih jenis pekerjaan
alasan dalam memutuskan pemilihan jenis yang berhubungan dengan orang lain
pekerjaan. Peneliti memberi penjelasan secara tidak langsung. Peneliti
dengan menggunakan power point agar memberikan penjelasan dan memberikan
siswa lebih tertarik dan lebih jelas dengan contoh tentang bagaimana memilih
materi yang disampaikan. Pada tahap ini, pekerjaan yang sesuai dengan
peneliti menggunakan metode deskriptif kepribadian artistik.
yaitu menyampaikan materi tentang
pentingnya pekerjaan melalui ceramah. Sesi Kelima. Peneliti
Peneliti memberikan penjelasan secara menyampaikan materi tentang tipe
detail dan mendalam agar siswa kepribadian sosial. Tipe kepribadian sosial
memperoleh pengetahuan dan wawasan ini memiliki kecenderungan untuk memilih
mengenai pentingnya pemahaman lapangan pekerjaan yang bersifat
mengenai pekerjaan, faktor yang membantu orang lain. Setelah
mempengaruhi kematangan karir, dan tipe memberikan penjelasan, peneliti meminta
kepribadian. Setelah peneliti siswa untuk mengemukakan pendapat
menggunakan metode deskriptif, peneliti mengenai jenis pekerjaan yang sesuai
melanjutkan dengan mendorong siswa dengan tipe kepribadian sosial.
untuk mengemukakan pendapat
mengenai materi yang sudah Sesi Keenam. Peneliti
disampaikan. menyampaikan materi tentang tipe
kepribadian enterprising. Tipe kepribadian
Sesi Kedua. Peneliti memberikan ini merupakan tipe yang menggunakan
materi tentang tipe kepribadian realistis keterampilan-keterampilan berbicara
yang memiliki kecenderungan bekerja dalam situasi dimana ada kesempatan
pada lapangan pekerjaan yang untuk menguasai orang lain atau
berorientasi pada penerapan. Peneliti mempengaruhi orang lain. Peneliti
menjelaskan juga mengenai berbagai memberikan penjelasan dan memberikan
macam pekerjaan yang sesuai dengan contoh tentang bagaimana memilih
tipe kepribadian realistis. Peneliti memberi pekerjaan yang sesuai dengan
kesempatan pada siswa untuk bertanya kepribadian enterprising.
tentang materi.
Sesi Ketujuh. Peneliti
Sesi Ketiga. Peneliti menyampaikan materi tentang tipe
menyampaikan materi tentang tipe kepribadian konvensional. Pada
kepribadian investigasi. Tipe kepribadian umumnya individu yang memiliki tipe
ini memiliki kecenderungan untuk memilih kepribadian konvensional memilih jenis
pekerjaan yang bersifat akademik. Peneliti pekerjaan yang berhubungan dengan
memberikan penjelasan dan memberikan kegiatan verbal. Peneliti memberi
contoh tentang jenis pekerjaan yang kesempatan pada siswa untuk bertanya
berhubungan dengan tipe kepribadian ataupun memberikan pendapat tentang
investigasi. Selanjutnya, siswa diminta materi yang sudah disajikan.
untuk menirukan apa yang sudah
dicontohkan oleh peneliti. Sesi Kedelapan. Peneliti
menyampaikan materi tentang
Sesi Keempat. Peneliti pengambilan keputusan karir (bagaimana
menyampaikan materi tentang tipe membuat keputusan karir yang tepat).
Peneliti menjelaskan mengenai permasalahan remaja, termasuk dalam
bagaimana mengetahui jenis pekerjaan meningkatkan kematangan pilihan karir.
yang diinginkan sesuai dengan tipe
kepribadian yang dimiliki serta memahami Hal ini diperkuat Super (dalam
langkah-langkah dalam membuat Savickas, 2001: 52-53) kematangan karir
keputusan karir dengan tepat. Pada sesi untuk tahap kristalisasi mencakup empat
ini siswa diminta memberikan pendapat aspek yaitu perencanaan mengenai
mengenai pekerjaan yang ingin dilakukan pilihan antara pendidikan dan karir serta
setelah lulus SMK, dan apakah pekerjaan mempersiapkan diri untuk membuat
tersebut sesuai dengan tipe kepribadian pilihan tersebut, eksplorasi untuk
yang dimiliki. memperoleh informasi yang berhubungan
dengan dunia kerja pada umumnya serta
PEMBAHASAN memilih salah satu bidang pekerjaan yang
Penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan kepribadian, kompetensi
menunjukkan bahwa implementasi model informasional dalam hal
bimbingan karir Holland pada siswa SMK mengkristalisasikan pilihan atau tingkatan
YPT Kota Tegal memberikan dampak pekerjaan pada bidang tertentu, dan
positif bagi peningkatan kematangan pengambilan keputusan terhadap pilihan
pilihan karir siswa. Dampak yang sama pekerjaan yang sudah dipilih tentunya
dirasakan pula oleh guru BK atau konselor yang sesuai dengan minat dan
sekolah. Mereka merasa senang kemampuan.
memperoleh peningkatan pemahaman,
pengetahuan dan keterampilan baru Berdasarkan pernyataan yang
dalam menerapkan model bimbingan dikemukakan oleh para ahli tersebut,
karir. maka dapat disimpulkan bahwa
kematangan karir merupakan
Selanjutnya, hasil uji lapangan keberhasilan individu untuk menjalankan
model bimbingan karir Holland tugas perkembangan karir sesuai dengan
menunjukkan bahwa Guru BK/konselor tahap perkembangan yang sedang
memiliki motivasi yang tinggi, hal ini dijalani, meliputi pembuatan perencanaan,
dibuktikan dengan keikutsertaanya dalam pengumpulan informasi mengenai
mengimplementasikan model bimbingan pekerjaan, dan pengambilan keputusan
karir Holland bersama dengan peneliti. karir yang tepat berdasarkan pemahaman
Selain itu, model bimbingan karir Holland diri dan pemahaman mengenai karir yang
dapat diimplementasikan dengan baik dipilih.
pada SMK YPT Kota Tegal. Siswa pun
terlihat antusias dan senang ketika Oleh karena itu, berdasarkan
mengikuti kegiatan bimbingan karir. analisis uraian di atas maka sangat perlu
memaksimalkan bimbingan karir sebagai
Hasil analisis data menunjukkan salah satu strategi yang efektif untuk
bahwa penerapan model bimbingan karir meningkatkan kematangan pilihan karir
Holland mampu meningkatkan siswa. Keberhasilan layanan bimbingan
kematangan pilihan karir siswa di SMK karir yang dilaksanakan sangatlah
YPT Kota Tegal, yaitu sebesar 8,64% tergantung dari aspek yang ada pada
(signifikan pada nilai probabilitas <0,05). individu, sebagaimana menurut Walgito
Temuan tersebut bermakna bahwa (2005: 196) menegaskan bahwa
pemanfaatan bimbingan karir sebagai bimbingan karir merupakan usaha untuk
strategi sangat efektif untuk memecahkan mengetahui dan memahami diri,
memahami apa yang ada dalam diri SIMPULAN
sendiri dengan baik, dan di pihak lain Hasil temuan penelitian
untuk mengetahui dengan baik pekerjaan menunjukkan bahwa bimbingan karir di
apa saja yang ada, persyaratan apa yang SMK YPT Kota Tegal telah diprogramkan
dituntut untuk pekerjaan itu. Dengan dalam program bimbingan dan konseling
demikian individu akan dapat memadukan dan telah dilaksanakan, namun hanya
apa yang dituntut oleh sesuatu pekerjaan menggunakan materi yang berkaitan
atau karir dengan kemampuan atau dengan cara membuat lamaran pekerjaan
potensi yang ada dalam diri. Apabila sehingga tidak menghasilkan pemahaman
terdapat hambatan-hambatan, hambatan bagi siswa mengenai jenis pekerjaan yang
apa yang sekiranya ada dan bagaimana sesuai dengan bakat dan kepribadian
cara mengatasinya. Dengan mengatasi yang dimiliki siswa.
hambatan yang mungkin ada, berarti
salah satu masalah telah dapat diatasi. Bimbingan karir yang dilaksanakan
denganmenggunakan teori Holland belum
Hattari (dalam Winkel, 2004: 678) pernah dilaksanakan di SMK YPT kota
menegaskan bahwa bimbingan karir Tegal. Model bimbingan karir Holland
menitikberatkan perencanaan masa yang dikembangkan dinilai efektif untuk
depan dengan mempertimbangkan meningkatkan kematangan pilihan karir.
keadaan diri dan keadaan lingkungan. Hal
ini bertujuan agar siswa mampu Rekomendasi dari hasil penelitian
memahami diri, dunia kerja serta faktor- ini untuk guru Bimbingan dan Konseling,
faktor yang perlu dipertimbangkan untuk model bimbingan karir Holland ini dapat
memilih jenis pekerjaan yang tepat, dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi
memiliki sikap positif terhadap diri sendiri guru pembimbing atau konselor di sekolah
serta pandangan yang obyektif terhadap dalam memaksimalkan mutu dan kualitas
dunia kerja, serta dapat membuat pelaksanaan layanan bimbingan karir di
keputusan yang realsitis tentang sekolah khususnya dalam meningkatkan
pekerjaan yang dipilih sesuai dengan kematangan pilihan karir siswa.
kemampuan yang dimiliki. Selanjutnya hasil pengembangan ini
Model bimbingan karir yang memberi kontribusi teoretis berupa input
dikembangkan ini relevan dengan konseptual dan metodologis berkaitan
kebutuhan di lapangan yang menunjukkan dengan perluasan khasanah pengetahuan
perlunya upaya strategis untuk tentang konsep dan praktik bimbingan
meningkatkan kematangan pilihan karir karir yang dapat dimanfaatkan oleh
serta mingkatkan mutu pelayanan pembelajar dan peneliti lain sebagai salah
bimbingan konseling. Model bimbingan satu sumber acuan referensi dalam
karir Holland dapat memberikan rambu- mengkaji kembangkan produk lain yang
rambu dan langkah-langkah proses relevan dengan bimbingan karir.
pemecahan masalah secara sistematis
baik bagi guru BK maupun memberikan
pelajaran kepada siswa, agar dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Sehingga bimbingan karir Holland ini
dapat dijadikan sebagai sebuah layanan
alternatif yang efektif dalam upaya
mengatasi berbagai persoalan yang
dialami siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudianto. 2005. Manajemen Bimbingan dan Konseling
di SMA Kurikulum 2004. Jakarta: PT. Gramedia

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Syaifuddin. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Brown, Steven D. 2005. Career Development and Counseling. Canada

Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset

Komand Yahrini, E dan Hawadi, L.F. 2008. Hubungan Self Efficacy dan Kematangan Dalam
Memilih Karier Siswa Program Percepatan Belajar. Jurnal. Gifted Review. Universitas
Indonesia. Vol. 02 No. 01 Februari 2008. ISSN.1978-2489

Levinson, M. Edward. 1998. Six Approaches to The Assessment of Career Maturity. Journal
of Counseling Development, Vol 76, No. 4, 475-482. American Counseling
Association.

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Marsudi, Saring. 2010. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta:


Muhammadiyah University Press

Mochamad Nursalim dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya:
UNESA University Press

Monks, F.J. 1996. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Depdiknas

Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. 1994. Jakarta: Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan

Prayitno. 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Rahma, Ulifa. 2010. Bimbingan Karier Siswa. Malang: UIN-MALIKI PRESS.

Robert L. Gibson dan Marianne H. Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar

Rozano, Dino. 2009. Bimbingan Karir di Sekolah. Tegal: FKIP UPS

Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS


Savickas, M. L. 2001. A Developmental Perspective on Vocational Behavior: Career Pattern,
Salience, and Themes. International Journal for Educational and Vocational Guidance,
1, 49-57.

Sharf, R.S. 1992. Applying Career Development Theory to Counseling. California: pasific
Grove

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi, Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia

Tigor. 2012. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Pemecahan


Masalah Untuk Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK Negeri 11 Semarang
Tahun Pelajaran 20012/2013. Tesis. Universitas Negeri Semarang

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: AlfaBeta.

Walgito, B. 2004. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset.

Winkel, W.S. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan Yogyakarta: Media
Abadi.

Zulkaida, Anita. 2007. Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan
Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi,
Sastra, Arsitek dan Sipil), Vol 2, ISSN 1858-2559. Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai