Anda di halaman 1dari 6

KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2) 2017.

ISSN 2477-3311

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA


SMP NEGERI 29 BENGKULU UTARA

Edo Prasetio
Universitas Bengkulu
edoprasetiosiran31@gmail.com
Ari Sutisyana
Universitas Bengkulu
Bogy Restu Ilahi
Universitas Bengkulu
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani berdasarkan indeks
masa tubuh pada siswa SMP Negeri 29 Bengkulu Utara. Penelitian dilakukan dengan
melakukan tes kebugaran jasmani dan tes antropometri pada siswa SMP Negeri 29
Bengkulu Utara. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Sampling. Analisis data
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan persentase untuk
menggambarkan frekuensi dan persentase dari data yang diperoleh. Hasil penelitian
menyatakan bahwa 68% siswa memliki indeks massa tubuh yang kurang, 18% siswa
memiliki indeks massa tubuh normal, dan 14% siswa memiliki indeks massa tubuh gemuk.
Sedangkan tingkat kebugaran jasmani siswa menunjukkan 39% kurang, 42% sedang, dan
19% baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani dan indeks massa
tubuh pada siswa SMP Negeri 29 Bengkulu Utara masih rendah.

Kata kunci: tingkat kebugaran jasmani, indeks massa tubuh.

Abstract

The aim of this study is to find out the vitality level based on the body mass index on
students of SMP Negeri 29 Bengkulu Utara. This study was conducted by performing
physical vitality tests and anthropometric tests on Students of SMP Negeri 29 Bengkulu
Utara. The samples of this study were taken from cluster sampling technique. Data analysis
used in this study was the using of percentage to describe frequency and percentage of data
obtained. The results showed that 68% of students had a low body mass index, 18% of
students had a normal body mass index, and 14% of students had a fat body mass index.
While the students' physical vitalitylevels showed 39% less, 42% moderate, and 19% good.
Therefore, it can be concluded that the level of physical vitality and body mass index on
students SMP Negeri 29 Bengkulu Utara still low.

Keywords: physical vitality level, body mass index

PENDAHULUAN yang bertujuan untuk mengembangkan aspek


kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
Pendidikan jasmani merupakan bagian keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penting dari pendidikan secara keseluruhan, penalaran, stabilitas emosional, aspek pola

86
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2) 2017. ISSN 2477-3311

hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih memiliki waktu yang banyak untuk melakukan
melalui aktivitas jasmani yang direncanakan aktivitas yang dapat meningkatkan kebugaran
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan jasmani mereka. Hal ini tentu banyak
pendidikan nasional. Salah satu apek yang perlu mempengaruhi kebiasaaan makan dan aktivitas
ditingkatkan melalui pendidikan jasmani untuk gerak mereka dan memungkinkan terjadinya
mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu obesitas dan kekurangan berat badan (kurus)
tingkat kebugaran jasmani siswa. pada siswa.
Menurut Roji (2009:56) kebugaran jasmani Obesitas pada anak terjadi karena tidak
(physical fittnes) merupakan salah satu aspek seimbangnya antara energi yang masuk dengan
fisik dari kesegaran menyeluruh (total fittnes). energi yang dikeluarkan. Artinya siswa tersebut
Kebugaran jasmani memberikan kesanggupan banyak makan tetapi kekurangan akiitas fisik.
kepada sesorang untuk melakukan pekerjaan Sementara kurus pada siswa terjadi karena
yang produktif sehari-hari tanpa adanya energi yang dikeluarkan lebih besar daripada
kelelahan berlebihan dan masih mempunyai jumlah energi yang masuk.
cadangan tenaga untuk menikmati waktu Cara menentukan obesitas dan kurusnya
senggangnya dengan baik maupun melakukan siswa yaitu dengan menggunakan Indeks Massa
aktivitas yang mendadak. Tubuh (IMT). Pengukuran IMT ini hanya
Menurut Agutini Utari (2007:28) kebugaran membutukan 2 hal, yaitu tinggi badan dan berat
jasmani memiliki dua komponen utama, yaitu: badan.
komponen kebugaran yang berkaitan dengan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
kesehatan antara lain: kekuatan otot, daya tahan dilakukan di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara
otot, daya tahan aerobik, kelenturan. Serta ternyata masih terdapat kendala dalam hal
komponen kebugaran jasmani yang berkaitan kebugaran jasmani siswa. Kendala yang
dengan keterampian antara lain: koordinasi, ditemukan pada SMP Negeri 29 Bengkulu Utara
kelincahan, kecepatan gerak, daya ledak otot, adalah siswa kekurangan aktivitas gerak terbukti
dan keseimbangan. dengan sedikitnya siswa yang mengikuti kegiatan
Komponen-komponen kebugaram jasmani ekstrakurikuler olahraga. Dapat disimpulkan,
adalah faktor penentu derajat kondisi setiap siswa hanya melakukan aktivitas gerak pada saat
individu. Seseorang dikatakan bugar jika mampu pelajaran pendidikan jasmani dan senam
melakukan segala aktivitas kehidupan sehari- kebugaran setiap hari Jum’at.
hari tanpa mengalami hambatan yang berarti Peningkatan kebugaran jasmani di
dan dapat melakukan tugas berikutnya dengan lingkungan sekolah perlu dibina untuk
segera. menunjang tercapainya proses belajar yang
Dari beberapa pendapat dapat tersebut optimal. Jika siswa memiliki tingkat kebugaran
disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah jasmani yang baik akan dapat melakukan
kualitas seseorang untuk melakukan aktivitas kewajiban belajarnya dengan baik. Namun,
sesuai dengan pekerjaannya secara optimal apabila siswa memiliki tingkat kebugaran
tanpa menimbulkan masalah kesehatan dan jasmani yang buruk dimungkinkan akan tidak
kelelahan yang berlebihan. mampu menerima beban belajar.
Saat ini siswa cenderung menghentikan Mengingat pentingnya kebugaran jasmani
aktivitas yang banyak menuntut keluarnya pada siswa dan kecenderungan peningkatan
banyak tenaga. Mereka telah banyak dibebani tingkat obesitas maka perlu diadakan penelitian
oleh tugas-tugas sekolah, tugas-tugas di rumah, mengenai penilaian indeks massa tubuh
kegiatan ekstrakurikuler sehingga mereka tidak terhadap tingkat kebugaran jasmani pada siswa.

87
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2) 2017. ISSN 2477-3311

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui indeks Pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu
massa tubuh yang baik untuk tingkat kebugaran dengan melakukan pengukuran antropometri.
jasmani pada siswa. Kemudian diukur Indeks Massa Tubuh dan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikategorikan berdasarkan status gizinya. Cara
dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk menentukan indeks massa tubuh yaitu dengan
melakukan penelitian mengenai “Studi Kasus rumus :
Tingkat Kebugaran Jasmani Berdasarkan Indeks ( )
IMT = (
( ))
Massa Tubuh Pada Siswa SMP Negeri 29
Tabel 1. Nilai IMT berdasarkan status gizi
Bengkulu Utara Tahun Ajaran 2016/2017”.
IMT Status Keterangan
Gizi
METODE
<17,0 Kurus Kekurangan berat
Penelitian ini menggunakan metode badan tingkat berat
penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2006:8) 17,0 – 18,5 Kekurangan berat
metode penelitian kualitatif adalah metode badan tingkat ringan
18,5 – 25,0 Normal Normal
penelitian yang berlandaskan sebagai metode
25,0 – 27,0 Gemuk Kelebihan berat
penelitian yang berlandaskan pada filsafat
badan tingkat ringan
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
>27,0 Kelebihan berat
kondisi objek ilmiah dimana peneliti adalah badan tingkat berat
sebagai instrumen kunci, analisis data bersifat Sumber : Waryana dalam Ayu Putri Ariani
induktif dan hasil penelitian lebih menekankan (2017:60)
pada makna. Makna adalah data yang Setelah diperoleh indeks massa tubuh dan
sebenarnya sedangkan objek ilmiah adalah objek ketegori status gizinya maka selanjutnya akan
yang berkembang apa adanya, tidak dilakukan tes kebugaran jasmani. Tes kebugaran
dimanipulasi dan kehadiran peneliti tidak jasmani yang dipilih dalam penelitian ini adalah
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini Tes TKJI merupakan suatu perangkat tes
adalah dengan menggunakan teknik lapangan untuk anak usia 6-9 tahun, 10-12
pengambilan Cluster Sampling. Menurut tahun, 13-15 tahun, 16-19 tahun. Setiap
Sugiyono (2011:83) Cluster Sampling adalah kelompok usia dan jenis kelamin merupakan
teknik sampling yang digunakan untuk rangkaian tes yang masing-masing terdiri dari 5
menentukan sampel bila objek yang diteliti atau butir tes yang dilakukan secara berurutan.
sumber data sangat luas. Untuk menjadikan Kelima butir tes untuk setiap kelompok usia
sampel sebagai sumber data, maka pengambilan tingkat SMP yaitu 13-15 tahun berdasarkan jenis
sampelnya berdasarkan daerah/kelas populasi kelamin adalah sebagai berikut :
yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini - Putra: lari cepat 50 meter, gantung angkat
diambil satu dari setiap tingkat yaitu kelas VII B tubuh, baring duduk 60 detik, loncat tegak,
dengan 33 siswa yang terdiri atas 17 siswa lari jarak menengah 1000 meter.
perempuan dan 16 siswa laki-laki serta kelas VIII - Putri: lari cepat 50 meter, gantung siku tekuk,
A dengan 29 siswa yang terdiri atas 15 siswa baring duduk 60 detik, loncat tegak, lari jarak
perempuan dan 14 siswa laki-laki. Jadi, jumlah menengah 800 meter.
siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini
yaitu 62 siswa yang terdiri atas 32 siswa
perempuan dan 30 siswa laki-laki.

88
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2) 2017. ISSN 2477-3311

Tabel 2. Norma klasifikasi tingkat kebugaran tes Dari hasil tes antropometri diketahui bahwa 42
TKJI siswa memiliki status gizi kurus, 11 siswa
No Jumlah Nilai Klasifikasi memiliki status gizi normal, dan 9 siswa memiliki
1 22 – 25 Baik Sekali status gizi gemuk.
2 18 – 21 Baik
3 14 – 17 Sedang Tes kebugaran jasmani Indonesia
4 10 – 13 Kurang Tes kebugaran jasmani Indonesia terdiri
5 5–9 Kurang Sekali atas 5 tes yaitu tes lari jarak pendek 50 meter, tes
Sumber : Arsil (2010:78) gantung angkat tubuh (laki-laki)/tes gantung siku
Setelah data terkumpul dari penelitian, tekuk (perempuan), tes baring duduk 60 detik,
maka data tersebut akan dianalisis dengan tes loncat tegak, tes lari jarak menengah 1000
menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu meter (laki-laki)/800 meter (perempuan).
dengan mendeskripsikan atau menggambarkan Berikut ini adalah hasil tes kebugaran jasmani
data yang telah terkumpul, maka analisis data Indonesia yang telah dilaksanakan pada subjek
yang digunakan yaitu dengan menggambarkan 62 siswa.
frekuensi dan persentase dari data tersebut. Tabel 4. Hasil tes kebugaran jasmani
yaitu dengan rumus sebagai berikut : No Klasifikasi tingkat Jumlah siswa
kebugaran jasmani
P = × 100%
1 Kurang 24
Keterangan : 2 Sedang 26
P = Persentase. 3 Baik 12
F = Frekuensi. Total 62
N = Jumlah Sampel. Dari hasil tes kebugaran jasmani diketahui
Sumber : Suharsimi Arikunto (2006:243) bahwa sebanyak 24 siswa memliki tingkat
kebugaran jasmani kurang, 26 siswa memiliki
HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat kebugaran jasmani sedang, dan 12 siswa
Hasil memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik.

Subjek penelitian diminta untuk Pembahasan


melakukan tes antropometri dan tes kebugaran
jasmani Indonesia. Indeks Massa Tubuh
Tes antropometri Tabel 5. Indeks massa tubuh
IMT Jumlah Persentase
Tes antropometri ini mengukur tinggi dan
berat badan siswa, tes ini dugunakan untuk Kurus 42 68 %
mengetahui nilai indeks massa tubuh siswa dan Normal 11 18 %
kemudian ditentukan status gizi siswa tersebut. Gemuk 9 14 %
Setelah dilakukan tes pada subjek sebanyak 62 Total 62 100 %
siswa diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel menunjukkan bahwa 42 siswa atau
Tabel 3. Hasil tes antropometri sebesar 68 % siswa SMP Negeri 29 Bengkulu
No Status Gizi Jumlah Siswa Utara mempunyai status gizi kurus, 11 siswa atau
1 Kurus 42 sebesar 18 % siswa mempunyai status gizi
2 Normal 11 normal, dan 9 siswa atau sebesar 14 % siswa
3 Gemuk 9 mempunyai status gizi gemuk.
Total 62

89
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2) 2017. ISSN 2477-3311

Tingkat Kebugaran Jasmani jasmani sedang, dan 36% siswa memiliki tingkat
Tabel 6. Tingkat kebugaran jasmani kebugaran jasmani baik.
Kebugaran Jumlah Persentase c. Siswa dengan indeks massa tubuh baik
Jasmani baik
Kurang 24 39 % 0%
Sedang 26 42 %
Baik 12 19 % kurang
Total 62 100 % sedang 67%
33%
Tabel menunjukkan bahwa 24 siswa atau
sebesar 39 % siswa SMP Negeri 29 Bengkulu
Utara mempunyai tingkat kebugaran jasmani
Dari diagram dapat digambarkan bahwa
kurang, 26 siswa atau sebesar 42 % siswa
dari 11 siswa yang memiliki IMT normal terdapat
mempunyai tingkat kebugaran jasmani sedang,
28% siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani
dan 12 siswa atau sebesar 19 % siswa
kurang, 36% siswa memiliki tingkat kebugaran
mempunyai tingkat kebugaran jasmani baik.
jasmani sedang, dan 36% siswa memiliki tingkat
Kebugaran jasmani berdasarkan indeks massa
kebugaran jasmani baik.
tubuh
a. Siswa dengan indeks massa tubuh kurus PENUTUP
baik
19% Simpulan
kurang
36% Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan di SMP Negeri 29 Bengkulu Utara maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
sedang 1. Siswa SMP Negeri 29 Bengkulu Utara sebagian
45%
besar memiliki indeks massa tubuh kurus.
Dari diagram dapat digambarkan bahwa 2. Siswa SMP negeri 29 Bengkulu Utara sebagian
dari 42 siswa yang memiliki IMT kurus terdapat besar memiliki tingkat kebugaran jasmani
36% siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang.
kurang, 45% siswa memiliki tingkat kebugaran 3. Siswa yang memiliki indeks massa tubuh kurus
jasmani sedang, dan 19% siswa memiliki tingkat memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang.
kebugaran jasmani baik. 4. Siswa yang memiliki indeks massa tubuh
b. Siswa dengan indeks massa tubuh normal normal memiliki tingkat kebugaran jasmani
kurang sedang dan baik.
baik 28% 5. Siswa yang memiliki indeks massa tubuh
36%
gemuk memiliki tingkat kebugaran jasmani
kurang.
sedang
6. Dari data yang diperoleh diketahui bahwa
36% semakin tinggi nilai indeks massa tubuh
semakin rendah tingkat kebugaran jasmani.
Dari diagram dapat digambarkan bahwa
Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya siswa
dari 11 siswa yang memiliki IMT normal terdapat
yang memiliki indeks massa tubuh gemuk
28% siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani
dan memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
kurang, 36% siswa memiliki tingkat kebugaran
baik.

90
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 1 (2) 2017. ISSN 2477-3311

Arsil. (2010). Evaluasi Penjas Dan Olahraga.


Padang.
Saran Roji. (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas VII.
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat Jakarta: Erlangga.
memberikan saran sebagai berikut: Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif,
1. Sekolah Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Perlu adanya upaya dari sekolah untuk . (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
meningkatkan tingkat kebugaran jasmani Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dengan menurunkan tingkat indeks massa
tubuh siswa yaitu salah satunya dengan
olahraga kontinyu dan ritmik yang
melibatkan sebagian otot-otot tubuh,
misalnya berlari, senam ritmik, berenang.
2. Guru pendidikan jasmani dan kesehatan
Peranan guru pendidikan jasmani dan
kesehatan disekolah perlu ditingkatkan lagi
yaitu dengan mengoptimalkan kembali jam
pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
sehingga siswa dapat banyak melakukan
aktivitas gerak dan diharapkan dapat
meningkatkan tingkat kebugaran jasmani
siswa.
3. Orang tua siswa
Untuk orang tua siswa diaharapkan
untuk memperhatikan asupan gizi anak yang
seimbang dimana anak masih dalam tahap
perkembangan yang membutuhkan gizi
yang baik bukan hanya membantu aktivitas
anak dan kebugaran jasmani anak tetapi
juga dapat meningkatkan prestasi sekolah
dengan menjaga status gizi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Agutini Utari. (2007). Hubungan Indeks Massa
Tubuh Dengan Tingkat Kebugaran
Jasmani Pada Usia 12-14 Tahun. Tesis.
Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ariani, A.P. (2017). Ilmu Gizi. Yogyakarta:
NuhaMedika.

91

Anda mungkin juga menyukai