Anda di halaman 1dari 2

No Nama Lokasi wujud Fungsi Deskripsi

1 Pasar Gede Arsitektur Pasar Gede merupakan Pada zaman kolonial Belanda,
Harjonagoro perpaduan antara gaya Belanda Pasar Gede mulanya merupakan
dan gaya Jawa. Pada tahun 1947, sebuah pasar kecil yang didirikan di
Pasar Gede mengalami area seluas 10.421 hektare,
kerusakan karena serangan berlokasi di persimpangan jalan
Belanda. Lalu Pemerintah dari kantor gubernur yang sekarang
Republik Indonesia yang berubah fungsi menjadi Balaikota
kemudian mengambil alih wilayah Surakarta.
Surakarta dan Daerah Istimewa
Surakarta kemudian merenovasi
kembali pada tahun 1949.
2 Benteng Bentuk tembok benteng berupa Bètèng Vastenburg)
Setelah kemerdekaan, benteng
Vastenburg bujur sangkar yang ujung- adalah benteng peninggalan Belanda yang
ini digunakan sebagai
ujungnya terdapat penonjolan terletak di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng
markas TNI untuk
ruang yang ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur
mempertahankan kemerdekaan.
disebut selekoh (bastion). Di Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari
Pada masa 1970-1980-
sekeliling tembok benteng pengawasan Belanda terhadap penguasa
an bangunan ini digunakan
terdapat parit yang berfungsi Surakarta, khususnya terhadap keraton
sebagai tempat pelatihan
sebagai perlindungan dengan Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus
keprajuritan dan pusat Brigade
jembatan di pintu depan dan sebagai pusat garnisun.
Infanteri 6/Trisakti
belakang. Bangunan terdiri dari
Baladaya Kostrad untuk
beberapa barak yang terpisah
wilayah Karesidenan
dengan fungsi masing-masing
Surakarta dan sekitarnya.
dalam militer. Di tengahnya
terdapat lahan terbuka untuk .
persiapan pasukan
atau apel bendera.
3 Masjid Agung Pada masa pra-kemerdekaan Masjid ini merupakan masjid dengan
Kraton Surakarta
Masjid Agung menempati lahan
adalah masjid agung milik katagori masjid jami', yaitu masjid yang
seluas 19.180 meter persegi
kerajaan (Surakarta Hadiningrat) digunakan untuk salat berjamaah dengan
yang dipisahkan dari lingkungan
dan berfungsi selain sebagai ukuran makmum besar (misalnya salat Jumat
sekitar dengan tembok pagar
tempat ibadah juga sebagai pusat dan salat Ied). Dengan status sebagai masjid
keliling setinggi 3,25 meter.
syiar Islam bagi warga kerajaan. kerajaan, masjid ini juga berfungsi mendukung
Bangunan Masjid Agung
segala keperluan kerajaan yang terkait dengan
Surakarta merupakan bangunan
keagamaan, seperti Grebeg dan festival Sekaten
bergaya tajug yang beratap
tumpang tiga dan berpuncak
mustaka (mahkota). Gaya
bangunan tradisional Jawa ini
adalah khusus untuk bangunan
masjid.
Di dalam kompleks Masjid
Agung dapat dijumpai berbagai
bangunan dengan fungsi
kultural khas Jawa-Islam. Juga
terdapat maksura, yang
merupakan kelengkapan umum
bagi masjid kerajaan.

Anda mungkin juga menyukai