NASKAH SOAL :
1. Jelaskan mengapa politik media massa sering mempengaruhi publik.
2. Jelaskan ekonomi klasik, neo klasik dan marxisme.
3. Bagaimana Dampak Kepemilikan Media terhadap ekonomi politik di Indonesia?
4. Teori apa saja yang masuk dalam ranah ekonomi dan politik media. Sebutkan
dan uraikan sigkat maksud teori yang saudara pahami.
5. Apa yang dimaksud propaganda media. Berikan uraian Anda dan sebutkan
bentuk-bentuk propaganda media.
JAWABAN
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Vol. 2 No. 4 (2014),
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/4522, Desember 2021
2
Adam Mustapa, Irawan Suntoro, Hermy Yanzi "Pengaruh Pemberitaan Media Massa Dalam Gejolak Politik
Terhadap Pembentukan Sikap Pemilih Pemula" Desember 2021
menjabarkan pembentukan harga, produksi, dan distribusi pendapatan melalui
mekanisme penawaran dan permintaan pada suatu pasar. Struktur dari Teori
Neoklasik; Ide utama dalam pemikiran neoklasik adalah konsep “pilihan yang
dibatasi” (constrained choice). Konsep ini memandang individu sebagai pelaku
yang membuat pilihan, atau orang yang harus memilih dari beberapa alternatif
tindakan berdasarkan pandangan atau imajinasinya sendiri tentang apa dampak
dari tiap-tiap alternatif itu bagi dirinya. Ekonomi dalam pendekatan neoklasik
dipandang sebagai proses dimana orang berusaha memaksimalkan pemenuhan
terhadap kebutuhan berdasarkan sumber daya yang ada. Hak Kepemilikan. Hak
kepemilikan (property rights) adalah hak untuk memiliki, menggunakan, menjual,
dan mengakses kekayaan.
Pendekatan teori neo klasik ini menguraikan hubungan antara politik dengan
ekonomi berdasarkan ide tentang kegagalan pasar, yaitu dimana kegagalan pasar
didefinisikan dengan menggunakan konsep pilihan pribadi dan penggunaan
sumber daya secara efisien. Bagi para pemikir neo-klasik, ekonomi adalah
transaksi-transaksi swasta yang dilakukan untuk memaksimalkan kegunaan yang
didapatkan individu sementara politik adalah penggunaan kewenangan publik
untuk mencapai tujuan yang sama juga3.
4. Teori ekonomi politik media fokus pada media massa dan budaya massa,
dimana keduanya dikaitkan dengan berbagai permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat. Teori ini mengindentifikasi berbagai kendala atau hambatan yang
dilakukan para praktisi media yang membatasi kemampuan mereka untuk
menantang kekuasaaan yang sedang mapan. Dimana penguasa membatasi
5
Umi Khumairoh. Dampak Konglomerasi Media Terhadap Industri Media Massa dan Demokrasi Ekonomi
Politik di Era Konvergensi Media. MUQODDIMA Jurnal Pemikiran dan Riset Sosiologi 2 (1), 2021
6
Valerisha Angga, “Dampak Praktik Konglomerasi Media Terhadap Pencapaian Konsolidasi Demokrasi di
Indonesia”, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan,
https://media.neliti.com/media/publications/96664-ID-dampak-praktik-konglomerasi-media-terhad.pdf,
Desember 2021
produksi konten yang dilakukan pekerja media, sehingga konten media yang
diproduksi tersebut kian memperkuat status quo. Sehingga menghambat berbagai
upaya untuk menghasilkan perubahan sosial yang konstruktif. Upaya
penghambatan para pemilik pemodal, bertolak belakang dengan teoritikus
ekonomi politik ini, yang justru aktif bekerja demi perubahan sosial 7.
Teori ekonomi poltik modern dipecah menjadi tiga ideologi, yaitu:
a) Liberalisme
Ideologi liberal berasal dari konsep kerja dan pertukaran serta penggunaan
tanah, tenaga kerja, dan modal untuk menghasilkan barang tahan lama.
Ekonom liberal percaya bahwa ekonom dapat menguntungkan semua
orang dan bahwa masyarakat dapat maju dengan peningkatan standar
hidup.Mereka berpikir bahwa keinginan komunitas daripada individu adalah
yang paling penting untuk pengambilan keputusan. Mereka juga percaya
pada kesempatan yang sama bagi semua orang dan peduli dengan struktur
masyarakat sipil.
b) Marxisme
Marxisme menyatakan bahwa ketidaksetaraan itu buruk, dan kekayaan
dihasilkan dari kerja dan pertukaran. Ia tidak mendukung kepemilikan
pribadi atas sumber daya, yang diyakini mengarah pada ketidaksetaraan
dan hanya mendukung kebutuhan elit dan bukan seluruh masyarakat.
c) Nasionalisme ekonomi
Ini adalah keyakinan bahwa negara memiliki semua kekuasaan dan bahwa
individu harus bekerja untuk memanfaatkan keuntungan ekonomi. Ideologi
tersebut menyatakan bahwa pemerintah harus mengontrol semua sumber
daya dan bahwa individu-individu bodoh dan tidak dapat menciptakan
masyarakat yang kohesif tanpa negara yang kuat.
Teori ekonomi politik memiliki kekuatan pada tiga hal yaitu berfokus pada
bagaimana media dibangun dan dikendalikan, menawarkan penyelidikan empiris
mengenai keuangan media, dan mencari hubungan antara proses produksi konten
media dan keuangan media (Barant, 2010:263) Teori ekonomi politik bersifat kritis,
dimana teori ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuai dan
7
Media Sucahya. "Ruang Publik Dan Ekonomi Politik Media" Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 2, Mei
- Agst 2013, halaman 15 - 22
menyediakan cara-cara pengganti untuk menafsirkan peran sosial media.
(Barant,2010:252).8
8
Poti’ Jamhur, “Ekonomi Politik, Media Dan Ruang Publik”, Jurnal SEMIOTIKA Vol.13 (No. 2 ) : no. 200-
206. Th. 2019
9
Bachtiar Andi Younadkk, “Peran Media Dalam Propaganda”, Vol 13, No 2 (2016)
mudah dimonitor oleh pengguna. Untuk membuat tagar yang membuat orang
tertarik biasanya adalah kata yang mudah diingat dan hanya bisa satu kata, tidak
bisa menggunakan spasi atau tanda baca yang lain 10.
a) Bot Politik
Dalam propaganda komputasional, bot berfungsi untuk membentuk opini publik
lewat jawaban-jawaban berbasis mesin yang sering kali ia layangkan untuk
meramaikan suatu percakapan daring. Namun, pada praktiknya penggunaan bot
untuk mengangkat suatu isu politik biasanya dikombinasikan dengan peran
operator manusia yang disebut 'troll'. Setelah bot berhasil meramaikan
percakapan, troll akan bergerak untuk membentuk dan mengarahkan opini publik
ke suatu argumen tertentu yang (diharapkan) mampu memengaruhi preferensi
politik seseorang. 'Diskusi tentang bot politik lazim merujuk pada akun-akun media
sosial terotomatisasi yang tidak hanya berfungsi untuk melakukan interaksi semu
dengan para pengguna media sosial, tetapi juga bertindak sebagai agen
propaganda untuk mewujudkan misi politik partikular. Bot politik dalam
perkembangannya identik dengan aktivitas ilegal pada aras politik elektoral seperti
pemalsuan akun, penyebaran ujaran kebencian atau berita bohong, maupun
praktik doxing atau phishing'. 11
Terdapat beberapa jenis akun media sosial yang kerap digunakan oleh pasukan
siber pemerintah atau partai politik dalam menggaungkan propaganda. Jenis-jenis
akun tersebut antara lain: Akun asli milik orang tertentu Akun robot (bot) Akun
cyborg Akun curian Dari sejumlah negara yang diteliti, dan juga akun media sosial
yang digunakan untuk kepentingan propaganda adalah akun milik perorangan
10
Gunawan Bambang, “ Propaganda Politik Melalui 'Hashtag' Media Sosial”,
https://news.detik.com/kolom/d3997572/propaganda-politik-melalui-hashtag-media-sosial, Desember 2021
11
Pradana Bagus, “Menguak Propaganda Komputasional di Era Medsos”,
https://mediaindonesia.com/weekend/403798/menguak-propaganda-komputasional-di-era-medsos, Desember
2021
DAFTAR PUSTAKA
Media Sucahya. "Ruang Publik Dan Ekonomi Politik Media" Jurnal Komunikasi,
Volume 2, Nomor 2, Mei - Agst 2013, halaman 15 - 22
Bachtiar Andi Younadkk, “Peran Media Dalam Propaganda”, Vol 13, No 2 (2016)
Poti’ Jamhur, “Ekonomi Politik, Media Dan Ruang Publik”, Jurnal SEMIOTIKA
Vol.13 (No. 2 ) : no. 200- 206. Th. 2019