Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN


KONSEP KOLABORASI
Dosen Pengampu Ibu Tutik Rahayuningsih S.Kep.,Ns MPH

Disusun Oleh:

1. Candra Nurhidayati (19121086)


2. Dewi Madya Hastuti (19121087)
3. Ega Asmaya Gita M. (19121091)
4. Lucky Herta Vio H. (19121101)

POLTEKKES BHAKTI MULIA


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
DAFTAR ISI

Konsep Kolaborasi..............................................................................................................
A. Definisi Kolaborasi.......................................................................................................
B. Tujuan Kolaborasi........................................................................................................
C. Manfaat Kolaborasi......................................................................................................
D. Karakteristik Kolaborasi...............................................................................................
E. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi.........................................................................
F. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi..........................................................
G. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi......................................................
H. Kriteria Kolaborasi.......................................................................................................
I. Proses Kolaboratif........................................................................................................
J. Kolaborasi di Rumah Sakit...........................................................................................
K. Perawat Sebagai Kolabolator........................................................................................
Penutup................................................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................
Referensi..............................................................................................................................
KONSEP KOLABORASI

A. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang
tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang
respektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama
dalam manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney,
2000).
Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi perawatan kesehatan
lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif membutuhkan atau dapat
mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama dalam penatalaksanaan dan pemberian
perawatan (Blais, 2006).
Kolaborasi menurut Asosiasi Perawat Amerika (ANA, 1992), adalah hubungan kerja
diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada klien. Kegiatan yang
dilakukan meliputi diskusi tentang diagnosa, kerjasama dalam asuhan kesehatan saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
kepercayaannya (Sumijatun, 2010).
Defenisi kolaborasi dapat disimpulkan yaitu hubungan kerja sama antara perawat dan
dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien yang didasarkan pada
pendidikan dan kemampuan praktisi yang memiliki tanggung jawab dalam pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan

B. Tujuan Kolaborasi
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Perawat dan tim medis lain merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja
saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan
pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan
individu, keluarga dan masyarakat.
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi, dan lain-
lain.Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok professional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota timdalam memberikan pelayanan
kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai sesama anggota tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter disiplin.
Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dari praktek profesi kesehatan lain.
Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah
penyakit.Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lain sebagai
membuat relevan pemberian pengobatan. Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim
infeksi nasokomial, dan lain-lain.

C. Manfaat Kolaborasi
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi yaitu
antara lain:
1. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan tujuan
memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.
2. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau isu.
3. Memberikan model yang baik riset kesehatan.
4. Memaksimalkan produktivitas serta efektifitas dan efisiensi sumber daya.
5. Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
6. Meningkatkan kohesivitas antar tenaga kesehatan profesional.
7. Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional.

D. Karakteristik Kolaborasi
Menurut Carpenter (1990), kolaborasi mempunyai 8 karakteristik, yaitu:
1. Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2. Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian kesuksesan.
3. Adanya tujuan yang masuk akal.
4. Ada pendefinisian masalah.
5. Partisipan saling mendidik atau mengajar satu sama lain.
6. Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
7. Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang terlibat.
8. Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
E. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
1. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi membutuhkan
pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat
dimengerti oleh semua anggota tim.
2. Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal serta
dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
3. Memberikan dan menerima feed back
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri,
kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat
negative maupun positif.
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi
yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga
menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim.
5. Manajemen konflik
Untuk menurunkan konflik maka masing-masing anggota harus memahami peran dan
fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi kompetensi,
mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung
jawabnya.

F. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Kolaborasi


Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum, dan berbeda keahlian. Tim akan berfungsi
baik jika terjadi adanya kontribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan meliputi pasien, perawat, dokter, fisioterapis,
pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu, tim kolaborasi
hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab, dan saling menghargai
antar sesama anggota tim.
Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting. Partisipasi pasien dalam
pengambilan keputusan akan menambah kemungkinan suatu rencana menjadi efektif.
Tercapainya tujuan kesehatan pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien
sebagai pusat anggota tim. Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik
dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah
penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti pemberian
obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota tim lainnya
sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan.
Selain itu, keluarga serta orang-orang lain yang berpengaruh bagi pasien juga
termasuk pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi. Karena keluarga merupakan orang
terdekat dari pasien atau individu yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap
individu. Melalui keluarga tenaga kesehatan bisa mendapatkan data-data mengenai pasien
yang dapat mempermudah dalam mendiagnosis penyakit dan proses penyembuhan
pasien.

G. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi


Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan komunikasi yang efektif,
saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan balik, pengambilan
keputusan, dan manajemen konflik (Blais, 2006).
1. Keterampilan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi sangat penting dalam meningkatkan kolaborasi karena memfasilitasi
berbagai pengertian individu (Kemenkes, 2012). Chittiy, 2001 dalam Marquis (2010)
mendefenisikan komunikasi adalah sebagai pertukaran kompleks antara pikiran,
gagasan, atau informasi, pada dua level verbal dan nonverbal. Komunikasi yang
efektif adalah kemampuan dalam menyampaikan pesan dan informasi dengan baik,
menjadi pendengar yang baik dan keterampilan menggunakan berbagai media.
Thomas Leech, menyatakan bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, harus
menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu: membaca, menulis,
mendengar dan berbicara(Nurhasanah, 2010).
2. Saling Menghargai dan Rasa Percaya
Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan atau merasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percaya terjadi saat
seseorang percaya terhadap tindakan orang lain. Saling menghargai maupunrasa
percaya menyiratkan suatu proses dan hasil yang dilakukan bersama. Tanpa adanya
saling menghargai maka kerja sama tidak akan terjadi. Yang dimaksud dengan
pentingnya menghargai satu sama lain yaitu:
a. Dapat mengurangi perbedaan status professional.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
c. Meningkatkan pembagian informasi diantara profesi.
d. Menerima konstribusi profesi lain.
e. Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota tim.
f. Mempermudah pengambilan keputusan bersama.
g. Meningkatkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalam bekerja.
3. Memberi dan Menerima Umpan Balik
Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan menerima umpan
balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari satu sama lain, dan
klien mereka. Umpan balik yang positif dicirikan dengan gaya komunikasi yang
hangat, perhatian, dan penuh penghargaan.
4. Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan ditingkat tim mencakup
pembagian tanggung jawab untuk hasil. Jelasnya, untuk menciptakan suatu solusi, tim
tersebut harus mengikuti tiap langkah proses pengambilan keputusan yang dimulai
dengan defenisi masalah yang jelas.
5. Manajemen Konflik Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat
individu bekerjasama. Konflik peran muncul saat seseorang diharapkan melaksanakan
peran yang bertentangan atau tidak sesuai dengan harapanan dengan beberapa alasan
sebagai manfaat dari kolaborasi yaitu antara lain:
a. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan tujuan
memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.
b. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau isu.
c. Memberikan model yang baik riset kesehatan.

H. Kriteria Kolaborasi
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
1. Adanya saling percaya dan menghormati
2. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3. Memiliki citra diri positif
4. Memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan
pengalaman).
5. Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
6. Keinginan untuk bernegoisasi.
I. Proses Kolaboratif
Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan dokter menentukan
kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler & Whitney (2000) menjabarkan
kolaborasi sebagai hubungan rekan yang sejati, dimana masing-masing pihak menghargai
kekuasaan pihak lain dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung
jawab masing-masing dan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut terdapat
beberapa indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik, kepentingan bersama dan
tujuan bersama.
1. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat kesempatan
yang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang
diawali sama banyaknya dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori
antara lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat, memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi
pendidikan, memberi dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi dan
humor.
2. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat dan
dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masingmasing tetapi
tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
3. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usaha untuk
memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan
pihak lain).
4. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dan dapat
membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan dengan prognosis
pasien.

J. Kolaborasi di Rumah Sakit


Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim dalam memberikan
asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling menghargai antar tenaga
kesehatan dan saling memberikan informasi tentang kondisi klien demi mencapai tujuan
(Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998).
Tim Kerja di Rumah Sakit :
1. Tim satu disiplin ilmu:
a. Tim Perawat
b. Tim dokter
c. Tim administrasi
d. Dll
2. Tim multi disiplin :
a. Tim operasi
b. Tim nosokomial infeksi
c. Dll

K. Perawat Sebagai Kolabolator


Sebagai seorang kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan klien, pper group
serta tenaga kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan dalam praktek di lapangan sangat
penting untuk memperbaiki. Agar perawat dapat berperan secara optimal dalam
hubungan kolaborasi tersebut, perawat perlu menyadari akuntabilitasnya dalam
pemberian asuhan keperawatan dan meningkatkan otonominya dalam praktik
keperawatan. Faktor pendidikan merupakan unsur utama yang mempengaruhi
kemampuan seorang profesional untuk mengerti hakikat kolaborasi yang berkaitan
dengan perannya masing-masing, kontribusi spesifik setisp profesi, dan pentingnya kerja
sama. Setiap anggota tim harus menyadari sistem pemberian asuhan kesehatan yang
berpusat pada kebutuhan kesehatan klien, bukan pada kelompok pemberi asuhan
kesehatan. Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh pemahaman setiap anggota terhadap
nilai-nilai profesional.
Menurut Baggs dan Schmitt, 1988, ada atribut kritis dalam melakukan kolaborasi,
yaitu melakukan sharing perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah,
membuat tujuan dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan
komunikasi terbuka.
PENUTUP
Kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing
bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat
optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
REFERENSI
Kusuma, Ayu. Manajemen keperawatan konsep kolaborasi dan negosiasi.docx.
https://www.academia.edu/36106154/Manajemen_keperawatan_konsep_kolaborasi_d
an_negosiasi_docx [Online]. (diakses tanggal 12 Maret 2021)
Infokep.blogspot.com, “Materi-materi Keperawatan, Konsep Kolaborasi Dalam
Keperawatan”, 21 Desember 2018.< https://infokep.blogspot.com/2018/08/konsep-
kolaborasi-dalam-keperawatan.html > (diakses tanggal 12 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai