Lucky Perawatan Bayi Berdasarkan Neonatus
Lucky Perawatan Bayi Berdasarkan Neonatus
ANAK
PERAWATAN BAYI BERDASARKAN NEONATUS
ESENSIAL
Disusun oleh:
Resusitasi adalah bantuan yang diberikan setelah bayi lahir agar ia bisa bernapas, biasanya
dilakukan setelah tali pusat dipotong.
Bayi yang setelah lahir tidak kunjung bisa bernapas, akan mengalami kekurangan oksigen
sehingga memicu kematian.
Tujuan resusitasi bayi baru lahir juga termasuk mencegah angka kematian dan kesakitan bayi
terkait cedera otak, jantung, dan ginjal.
Resusitasi termasuk dalam pemeriksaan bayi baru lahir yang membantu bayi bernapas normal
dan memperkuat degup jantung.
Pada dasarnya, bayi juga mengambil oksigen selama di dalam rahim. Namun, ia tidak
menghirup secara langsung, melainkan diambil dari aliran darah ibu melalui plasenta.
Namun, setelah bayi lahir, dokter akan memotong plasenta sehingga pasokan oksigen ke bayi
akan terhenti. Kemudian bayi akan mengambil oksigen dari udara untuk bernapas.
Sebagian bayi mungkin membutuhkan pertolongan untuk bernapas dengan normal. Pasalnya,
tidak semua bayi mungkin bisa mengambil napas dari udara setelah lahir secara spontan.
Pada saat inilah, resusitasi pada bayi yang baru lahir dibutuhkan untuk membantu si kecil
bernapas dengan lancar.
Hal ini membuat resusitasi tetap harus dipersiapkan pada setiap kelahiran si kecil.
Dikutip dari Hospital Care for Children, ada kondisi yang membuat bayi membutuhkan
resusitasi, yaitu:
Bayi mungkin hanya perlu menerima satu atau lebih dari empat tindakan ini.
Pengambilan keputusan untuk maju melakukan setiap tindakan resusitasi ditentukan oleh
penilaian dari tiga tanda vital, yaitu pernapasan, detak jantung, dan warna kulit bayi.
Langkah awal
Sebagai langkah awal, ada beberapa hal yang dilakukan oleh dokter, yaitu:
Prosedur ini dilakukan menggunakan tabung isap untuk dilakukan secara bergantian di mulut
dan hidung.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyentil atau menepuk telapak kaki bayi, serta
menggosok dengan lembut punggung, kaki, dan tangan bayi.
Dokter akan menilai pernapasan, detak jantung, dan gerakan otot bayi setiap selesai
melakukan tindakan tersebut. Jika bayi belum bernapas, dokter akan melakukan tindakan
selanjutnya.
Ventilasi
Ini adalah salah satu tindakan resusitasi yang bertujuan untuk memasukkan udara ke paru-
paru bayi.
Tindakan ventilasi dilakukan dengan cara memasang sungkup (masker oksigen) dengan
ukuran yang sesuai dengan wajah bayi sampai menutupi dagu, mulut, dan hidung bayi.
Dokter akan menjaga posisi kepala bayi dan meremas kantung yang ada pada sungkup. Hal
ini membuat udara masuk ke paru-paru bayi sehingga bagian dadanya agak naik.
Jika dada bayi naik setelah dilakukan 2-3 kali ventilasi, artinya tekanan ventilasi mungkin
cukup diberikan pada bayi.
Dokter akan melanjutkan pemberian ventilasi 40 kali per menit sampai bayi menangis atau
bernapas.
Namun, jika dada bayi tidak naik, mungkin ada masalah, seperti:
Hal ini dilakukan sementara untuk meningkatkan sirkulasi dan pengiriman oksigen ke organ-
organ penting bayi.
Tekanan dada atau pijat jantung diberikan disertai dengan ventilasi, untuk memastikan agar
sirkulasi darah yang beredar dalam tubuh bayi cukup mendapatkan oksigen.
Setelah penekanan dada dilakukan selama 30-45 detik, dokter akan menilai detak jantung
bayi.
Jika detak jantung bayi kurang dari 60 kali per menit penekanan dada harus dilanjutkan
(setelah pemberian suntikan epinefrin).
Pemberian epinefrin
Pemberian epinefrin dilakukan ketika ventilasi dan penekanan dada tidak bekerja dengan baik.
Tolak ukurnya adalah ketika ventilasi dan penekanan dada lebih dari 45 detik tidak mendapat
respon dari bayi.
Kondisi ini juga ditandai dengan detak jantung bayi tetap kurang dari 60 kali per menit dan
tidak ada peningkatan.
Tidak semua bayi perlu mendapatkan resusitasi. Semuanya tergantung pada kondisi kesehatan
si kecil saat dilahirkan.
Inkubator sangat dibutuhkan untuk memberi kehangatan bagi bayi prematur. Bayi prematur beresiko
mengalami hipotermia (suhu tubuh yang rendah) karena pada bayi prematur keadaan jaringan lemak di
bawah kulit kurang atau masih tipis. Inkubator juga bermanfaat untuk meminimalkan resiko kontak
bayi prematur dengan orang dan lingkungan yang berpotensi menularkan penyakit karena pada bayi
prematur fungsi organnya masih belum sempurna [1, 2].
Suhu inkubator bayi dijaga dalam batas normal sekitar 33°C sampai 35°C. Selain itu,
kelembaban relatif sebesar 40% sampai 60% perlu dipertahankan juga untuk membantu stabilitas suhu
tubuh bayi [3].
Terinspirasi dari Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer yang membuat inkubator bayi dan dapat
dipinjam secara gratis terutama oleh masyarakat kelas menengah ke bawah [4]. Rancangan inkubator
bayi ini diharapkan ke depannya dapat dimanfaatkan oleh mereka yang membutuhkan fasilitas
inkubator bayi. Penyewaan inkubator bayi di rumah sakit bisa mencapai 1,5 juta per hari dan rata-rata
bayi membutuhkan perawatan tersebut selama satu minggu [2]. Bisa dibayangkan bagaimana
tanggungan biaya tersebut sangat membebani orangtua bayi yang memiliki keuangan tidak seberapa.
Alasan kebutuhan dan pentingnya ketersediaan akan inkubator bayi inilah yang menjadi latar
belakang dirancangnya inkubator bayi yang dapat dengan otomatis mengatur atau mengontrol suhu
dan kelembaban inkubator bayi. Inkubator yang dirancang ini dapat dengan otomatis menyalakan
elemen pemanas jika suhu inkubator di bawah batas normal dan menyalakan kipas jika suhu inkubator
di atas batas normal.
METODE
DHT1
1 Rangkaian Mikrokontroler
ATmega85
35
Driver Pemana
s
LCD
Sensor DHT11
Sensor DHT11 merupakan salah satu sensor yang mengukur kelembaban dan suhu udara
disekitarnya. Keluaran sensor DHT11 berupa sinyal digital yang sudah terkalibrasi. Jangkauan
pengukuran temperatur dari sensor ini adalah 0-50°C dan jangkauan pengukuran kelembaban
relatif sebesar 20-90%. Sensor DHT11 membutuhkan power supply sebesar 3 sampai 5,5 Volt
DC. Keakuratan untuk kelembaban relatifnya sebesar ± 4% dan keakuratan untuk temperatur
sebesar ± 2°C [5].
Pada sensor suhu dan kelembaban DHT11, nilai kelembaban udara yang diukur adalah
kelembaban relatif.
Kelembaban relatif atau relative humidity (RH) dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari
tekanan parsial uap air dengan tekanan jenuh (saturasi) uap air, biasanya dinyatakan dalam persen.
Kelembaban relatif merupakan ukuran derajat kejenuhan udara.
RH P 100% (1)
P
dimana:
RH = kelembaban relatif
P = tekanan uap air
P* = tekanan jenuh atau saturasi
Udara bebas akan selalu mengandung uap air. Apabila udara tersebut mengandung seluruh
uap air yang mampu dibawanya, maka dikatakan bahwa udara tersebut mengalami kondisi jenuh.
Pada temperatur yang rendah, sangat sedikit uap air yang dibutuhkan untuk membuat udara
menjadi jenuh. Sedangkan pada temperatur yang tinggi, diperlukan banyak uap air untuk
membuat udara menjadi jenuh. Jadi, jika secara tiba-tiba temperatur udara turun maka sebagian
uap air tersebut akan mengembun. Udara tidak selalu berada pada kondisi jenuh tetapi pada
umumnya berada pada keadaan dibawah titik jenuh.
Jika kelembaban relatif bernilai 100% ini berarti udara mengalami keadaan saturasi atau
keadaan jenuh. Keadaan jenuh artinya udara penuh dengan uap air. Sedangkan jika kelembaban
relatif bernilai 0% berarti udara dalam keadaan kering sempurna.
Mikrokontroler ATmega8535
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s
Risc processor) ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set
Computing) dimana program
berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu
instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas
ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx.
Interface Sensor dengan Mikrokontroler Koneksi pin sensor suhu dan kelembaban
DHT11 dengan mikrokontroler sesuai dengan Tabel 1.
Pada saat pin masukan berlogika High, maka kondisi transistor dalam keadaan saturasi maka
akan menghasilkan tegangan VCE sebesar 0,2 Volt atau mendekati 0 Volt sehingga relay dapat bekerja
menyalakan kipas atau pemanas. Sebaliknya, jika pin masukan berlogika Low maka membuat
transistor bekerja pada kondisi cut off. Pada kondisi cut off akan menghasilkan tegangan V CE hampir
sama dengan VCC sehingga relay tidak bekerja untuk menyalakan kipas atau pemanas.
Pemrograman mikrokontroler
Bahasa yang digunakan untuk pemrograman mikrokontroler adalah bahasa Basic dengan compiler
software berupa BASCOM-AVR. Basic Compiler (Bascom) sebagai aplikasi untuk menuliskan perintah-
perintah ke mikrokontroler dalam bahasa Basic.
Pemrograman mikrokontroler ini berisi perintah untuk membaca data dari sensor dan
menampilkannya di LCD.
Pertama dimulai dengan bagian inisialisasi berisi inisialisasi jenis
mikrokontroler yang digunakan yaitu ATmega8535, frekuensi kristal (clock) yang digunakan
yaitu sebesar 10 MHz, dan deklarasi variabel. Selain itu juga terdapat inisialisai port-port yang
digunakan untuk komunikasi sensor ke mikrokontroler, untuk komunikasi mikrokontroler ke
relay, serta konfigurasi LCD. Kemudian dilanjutkan dengan perintah untuk pengambilan
data dari sensor DHT11. Setelah data suhu dan kelembaban diperoleh maka diikuti
perintah untuk menampilkannya di layar LCD.
Mulai
Inisialisasi
Ambil data
Tampilkan di LCD
Tidak Suhu
>35°C
Ya Suhu Tidak
<33°C
Ya
Cooler Cooler Heater Heater
OFF ON ON OFF
Selesai
Saat suhu mencapai 35°C maka pemanas akan mati dan akan menyala kembali jika
suhu berada di bawah 33°C. Saat kelembaban inkubator berada di atas 60% maka kipas akan
menyala sampai kelembaban inkubator mencapai 40%. Saat kelembaban udara inkubator
sudah mencapai 40% maka kipas akan mati. Kipas akan menyala kembali jika kelembaban
kembali berada di atas 60%.
Berikut ini adalah beberapa upaya pencegahan infeksi pada bayi baru lahir.
Ketika bayi lahir maka bayi masih tali plasenta yang terhubung langsung dengan
plasenta. Setelah bayi lahir maka sistem peredaran darah beralih dari plasenta sampai
ke tubuh bayi secara mandiri. Sehingga bagian plasenta sebenarnya sudah tidak
diperlukan lagi. Kemudian tenaga medis akan menjepit bagian tali plasenta hingga
beberapa lama kemudian semua bagian itu akan dipotong dengan alat yang steril. Cara
ini bisa membantu bayi agar tidak terkena infeksi dari plasenta yang masih melekat
dengan tubuh bayi.
Semua bayi yang baru lahir sangat penting untuk menerima suntikan vitamin K.
Suntikan ini sangat penting untuk membantu sistem pembekuan darah dalam tubuh
bayi dan juga mencegah adanya pendarahan dalam tubuh bayi. Bahkan tindakan ini
sangat penting untuk mencegah adanya infeksi bakteri atau virus yang kemungkinan
sudah masuk ke dalam darah bayi selama dalam kandungan.
kehamilan ektopik
hamil anggur
tanda-tanda hamil kosong
beda hamil anggur dan hamil diluar kandungan
hamil anggur pada wanita
hamil yang tidak terdeteksi
Penyakit hepatitis B adalah jenis penyakit infeksi yang ditularkan melalui kontak
cairan dan hubungan seksual. Kemungkinan bayi juga bisa mengalami infeksi ini
karena tertular dari ibu hamil yang terkena hepatitis B. untuk mengatasi ini maka bayi
yang baru lahir sebaiknya langsung menerima vaksin hepatitis B. Biasanya dokter
akan mengatakan hal ini ketika bayi sudah menerima vaksin dari rumah sakit.
(baca: bahaya hepatitis bagi ibu hamil – gejala hepatitis B pada ibu hamil)
Bayi yang lahir normal atau caesar kemungkinan juga bisa terkena infeksi akibat
penyakit gonore atau clamidya dari ibu hamil. Penyakit ini bisa menular ke bayi
melalui cairan mata. Karena itu bayi harus menerima antibiotik agar tidak terkena
penyakit infeksi mata pada bayi. Tindakan ini mungkin bisa tidak dilakukan jika
memang ibu sudah bebas dari infeksi penyakit seksual ini. Antibiotik bisa
menyebabkan pandangan mata bayi kabur namun akan membaik dalam beberapa hari
setelah dilahirkan.
Ketika bayi baru lahir maka ada banyak cairan dan lendir yang melekat dalam tubuh
bayi. Terkadang lapisan lemak juga masih menempel dalam kulit bayi. Semua bahan
yang melekat dalam kulit bayi bisa menyebabkan infeksi yang berbahaya untuk bayi.
Karena itu semua kotoran ini juga harus segera dibersihkan sehingga bayi langsung
bersih. Untuk memandikan bayi biasanya tidak dilakukan kecuali dengan
pertimbangkan khusus. Memandikan bayi yang baru lahir bisa meningkatkan resiko
penurunan suhu yang menyebabkan hipotermia pada bayi baru lahir.(baca: cara
merawat bayi baru lahir)
Ketika Anda melahirkan di sebuah rumah sakit maka semua alat dan ruang persalinan
harus sangat steril. Infeksi bisa terjadi dimana saja termasuk dari alat yang digunakan
atau bahkan kain-kain yang berada dalam ruang persalinan. Karena itu biasanya rumah
sakit menerapkan suhu yang rendah untuk mencegah perkembangan bakteri atau
infeksi pada bayi baru lahir. Jika Anda tidak mendapatkan fasilitas ini maka segera
bicarakan dengan dokter. (baca: tips memilih rumah sakit bersalin)
Tenaga medis yang terlibat dalam persalinan harus menggunakan sarung tangan yang
steril. Semua orang harus mencuci tangan dengan cairan antiseptik sehingga bayi tidak
tertular infeksi ketika diperiksa atau disentuh. Pemeriksaan yang berhubungan dengan
jalur lahir harus dilakukan ketika diperlukan dan semua alat harus steril.
Infeksi B strep untuk bayi yang baru lahir adalah kasus yang paling sering terjadi.
Sebenarnya infeksi ini akan dimulai semenjak bayi baru lahir hingga berusia kurang
lebih 1 minggu. Untuk itu ibu hamil harus bisa melakukan pengujian ketika kehamilan
berumur 35 sampai 37 minggu. Jika memang ibu hamil terkena infeksi maka bisa
menerima antibiotik yang sangat aman untuk ibu dan bayi dalam rahim. infeksi B strep
sering tidak menyebabkan gejala apapun sehingga banyak ibu hamil yang tidak
menyadari ketika terkena infeksi ini. Dan jika tidak dicegah maka bayi bisa terkena
infeksi dengan cepat.
Jika ibu dinyatakan terkena infeksi B Strep maka ibu harus menerima antibiotik selama
proses persalinan. Antibiotik akan diberikan melalui cairan IV dan sangat aman untuk
bayi dan ibu. Dokter bisa memberikan antibiotik ini jika memang ibu terkena infeksi
dan obat yang diberikan setelah pengujian tidak berhasil membunuh bakteri yang ada
dalam tubuh ibu.
Ketika ibu menderita beberapa infeksi penyakit menular seksual maka kemungkinan
dokter bisa memberikan alternatif persalinan caesar. Persalinan normal akan membuat
bayi melewati jalan lahir dan kemungkian bayi akan terkena infeksi dari bakteri atau
sumber penyakit lain pada ibu. Namun pertimbangan ini juga bisa dilakukan jika ibu
mengalami kondisi seperti preeklampsia atau bayi besar dalam kandungan.
Air susu ibu atau ASI eksklusif adalah asupan terbaik bagi buah hati untuk pertumbuhan
fisik dan intelektualnya. Karena itulah para tenaga kesehatan selalu menyarankan
pemberian ASI eksklusif kepada ibu yang baru melahirkan. Pemberian ASI eksklusif harus
berlangsung selama enam bulan sejak bayi lahir tanpa tambahan asupan lain, termasuk air
putih. Ada pengecualian untuk vitamin, mineral, atau obat-obatan bila bayi memang
memerlukannya dalam kurun enam bulan itu.
Tapi periode enam bulan saja tidak cukup. Memberikan ASI eksklusif haruslah tepat untuk
mendapatkan hasil yang optimal bagi bayi. Cara terbaik memberikan ASI eksklusif adalah
dengan teknik latch on. Latch on adalah posisi ketika bayi menyusu dengan mulut melekat
pada payudara ibu. Teknik ini membantu bayi menerima ASI secara memadai.
Pastikan posisi ibu nyaman, misalnya duduk di kursi dengan bantalan empuk dan
kursi kecil di depan untuk menaruh kaki.
Bila perlu dan ada, gunakan bantal khusus menyusui bagi bayi.
Pastikan posisi perut bayi dan ibu menempel berhadap-hadapan.
Jangan mengarahkan tubuh ke bayi, melainkan biarkan bayi yang menyandar ke
tubuh ibu.
Jaga agar telinga, bahu, dan panggul bayi sejajar agar bayi bisa menelan ASI lebih
mudah.
Hidung bayi harus berada di depan putting ibu.
Ibu mungkin harus menahan payudara untuk membantu memandu mulut bayi
mengarah ke puting. Pegang payudara dalam posisi jari membentuk huruf C atau U.
Pastikan jari jauh dari putting agar tidak mengganggu proses menyusui.
Arahkan putting ke bagian atas bibir atau hidung, bukan langsung ke tengah mulut.
Kepala bayi harus sedikit ke belakang, dagu harus mengarah ke atas.
Jangan memaksa memasukkan puting ke mulut bayi. Rangsang saja agar mulut
bayi terbuka dengan mengoles-oleskan puting ke mulut bayi.
Upayakan bayi menyusu dari bagian bawah areola.
Cermati apakah bibir atas dan bawah bayi menjorok atau terlipat ke luar seperti
bibir ikan. Bila tidak demikian, ibu bisa menggunakan jari untuk membantu posisi
bibir bayi seperti itu.
Bila saat memberikan ASI eksklusif tidak memenuhi kriteria latch on itu, ibu bisa
menempuh beberapa cara berikut ini:
Manfaat utama latch on dalam proses pemberian ASI eksklusif adalah memastikan bayi
menyerap kuantitas ASI secara maksimal. Jadi bayi tidak akan terus-terusan rewel karena
masih merasa lapar dan haus. Selain itu, teknik latch on membantu menguatkan ikatan
yang terjalin antara ibu dan sang buah hati selama menyusui. Manfaatkan kursus bagi ibu
hamil yang tersedia di rumah sakit untuk mencari tahu lebih lanjut apa itu latch on dan
bagaimana cara terbaik memberikan ASI eksklusif. Setiap ibu memiliki preferensi sendiri
dalam hal posisi pemberian ASI, entah itu sambil duduk atau berbaring. Yang pasti, ibu
harus memastikan melakukan teknik latch on dengan benar agar bisa mendapatkan
manfaatnya.