(HAM)
BAB I
TUJUAN
SETELAH PROSES PEMBEWARAN INI PESERTA DIHARAPKAN DAPAT :
Hak Hukum yang dimllikl setiap orang sebagai manusia. Hak tersebut dapat
dilanggartetapitidakdapatdihapuskan. {o6.rn*rqqr4,r)
lhk Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat dengan keberadaan kita
sebagai manusla.
_..-rj.j..i .
.-
.:ni_iif,iir" -
'.-..j-_,i*-ri^j
:,,
Lanjut?h..,
. KEMERDEKAAN (L|EERTY)
- PERSAMAAN (EQUAL|TY)
. PERSAUDARAAN{FRATERNITY)
5
Perkembangan HAM di Indonesia
. MASASEBELUM KEMERDEKAAN
- Ab.d t0rf: Ehlncke Tung3al lka, dll.
. ORDEBARU
) D3laksrnekan Dcmokresi lpcncgakan HAM|
> p.n6ulik n par. ektiv's dan Ocmonstr.n lm.nodal HAMI MGngh.nbar hmb.nSun.n sampal dcngan
t rcctusnya Rctormsi
. ERA REFORMASI
> hsd2r.dd 28j uud45 Anandemen
> UU NotgTh 1ggtt.nt.ngHAM
> UU No25Th 2oootentang petadilan HAM
INHEREN
UNIVERSAL
KESE'TARAAN
FUNDAMENTAT
TIDAK MUTTAK
KRA/AJIBAN NEGARA
. PASAL 1 :
Hak kesamaan derajat
. PASAL 2 :
Bebas dari diskriminasi
. PASAL 3 :
Hak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan
sebagaiindividu
. PASAL 4 :
Bebas dari Perbudakan
. PASAT 5 :
. PASAL 16 :
Hak untuk kawin dan membentuk satu keluarga
. PASAL 17 :
Hak untuk memiliki harta
. PASAL 18 :
' PASAL 20 :
. PASAL 26 :
Setiap orang berhak atas pendidikan
. PASAL 27:
Setiap orang berhak ikut serta di dalam kehidupan budaya
masyarakat mereka
" PASAL 28 :
Setiap orang berhak atas tatanan sosial dan internasional
dimana hak-hak pada deklarasi inidihargai
. PASAL 29:
Setiap orang memiliki kewajiban-kewajiban terhadap
masyarakatnya
. PASAL 30 :
Tak satupun pernyataan-pernyataan dalam deklarasi ini
diselewengkan demi tujuan perusakan hak-hak dan kebebasan
I
i
PASAT-PASAt DUHAM DALAM
PENGGOLONGANNYA
' Konvensi Perlindungan semua orang dari penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi (pBB 1984)
KESIMPULAN
DUHAM merupakan induk dari instrumen-
instrumen internasional tentang HAM.
12
BAB II
PROFESIONALISME
DAN
CODE OF CONDUCT
POKOK BAHASAN:
. Profesionalisme
.CodeofConduct(KetentuanPerilaku)Petugas
Penegak Hukum
' Prinsip non Diskriminasi
TU]UAN:
SFTELAH PROSES PEMBELAJARAN BAB INI PESERTA
DAPAT :
. Menjelaskan pengertian profesionalisme
o Menyebutkan 8 pasal Code of Conduct
. Menjetaskan Prinsip Dasar non Diskriminasi
PROFESIONALISME
lndikator Profesionalisme : (a K)
Kom peten, Keterkaita n, Konsisten,
Komitmen
CODE Of CONDUCT
BAGI PETUGAS PENEGAK HUKUM
Pasal 1
. Para penegak
hukum harus senantiasa
menjalankan
tugasnya yaitu
melindungi dan
melayani
Pasal 2
Pasal 4
16
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 8
Semua penegak
hukum harus
menghormati
hukum dan Code of
Conduct bagi
Penegak Hukurn.
TAYANGAN FILM TENTANG PERILAKU
POLISI
a PENAYANGAN FILM
a MENDISKUSIKAN PERTANYAAN YANG
TERDAPAT PADA TAYANGAN TERSEBUT.
. LEGALITAS
- Apakah tindakan saya ada dasar hukumnya?
- / peraturan per-
Apakah saya bertindak sesuai dengan hukum
Undang-undangan
. NESESITAS
- Apakah diperlukan?
- Apakah mutlak diPerlukan?
. PROPORSIONALITAS
- Apakah tindakan saya tidak berlebihan'
- Apakah tindakan saya tidak ada cara lain
- Apakah tindakan saYa masuk akal
- Apakah tindakan saya yang paling ringan
STUDI KASUS 1
BAB II
pEN ERAPAN PRINSI P-PRINSIP DASAR PENEGAKAN HU KU M ( LEGALITAS,
N ESESITAS, PROPORS IONATITAS)
SKENARIO
Suatu ketika Buru Sergap Tuntas memergoki seseorang sedang
mengutak atik kunci sepeda motor di tempat parkir sebuah
supeimarket dengan sebuah obeng. Polisi memperingatinya untuk
jangan bergerak. Namun orang tersebut tidak mengindahkai'lnya
'batikan
me-ngancam petugas dengan mengacungkan obeng. Polisi
mencabut se-njata api dan menembak lengan kanan dan kedua paha
orang tersebut. Kemudian ditangkap dan ditahan.
TUGAS:
Masing-masing kelompok mendiskusikan sejauh mana tindakan
polisi dalam kasus diatas memenuhi Prinsip-prinsip.Dasar
i'enegakan Hukum menurut standar internasional: legalitas,
nesesitas, proporsionalitas.
20
PRINSIP NON DISKRIMINASI
DUHAM)
KESIMPULAN
i Code of Conduct atau pedoman berperilaku merupakan tuntunan
moral bagi Penegak Hukum dalam melaksanakan tugas-tugasnya
secara profesional.
. Code of Conduct menurut sfandar internasional terdiri atas
delapan pasalyang kesemuanya diarahkan pada hal-halyang harus
dilakukan dalam tugasnya dengan menekankan pada penghargaan
dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
BAB III
1,. PengertianDemokrasi
2. Pengertian Perpolisian
3. Komponen Perpolisian dalam Masyarakat yang
Demokratis
4. KonsepKeanekaragaman
5. Hak Asasi Manusia yang berkaitan dengan
keanekaragaman
6. PerpolisianMasyarakat
7. Langkah-langkah Praktis PBB dalam menerapkan Standar
lnternasional Perpolisian dalam Negara Demokratis
TUJUAN
SETELAH PROSES PEMBELA'ARAN INI PESERTA DIHARAPKAN t
. MenjelaskanPengertianDemokrasi
. Menyebutkan kembali Pengertian Perpolisian
. Menjelaskan tentang Komponen Perpolisian dalam
M asyarakat yang Demokratis
Menjelaskan Konsep Keanekaragaman
Menjelaskan tentang Hak Asasi Manusia yang be rka ita n
dengan keanekaragaman
Menjelaskan tentang Perpolisian Masyarakat
Menjelaskan tentang Langkah-langkah Praktis PBB dalam
menerapkan Standar lnternasional Perpolisian dalarn
Negara Demokratis
23
PENGERTIAN DEMOKRASI
Asa I Kata :
24
PENGERTIAN POLMAS
sKEp KApoLRr No.PoL: Jfl]t?1il-tttts rGL 13 oKr.2o's
Komponen Dernokrasi
(Ralph Cranshaw|
Partisipasi
Tanggung Jawab Dari rakyat dalam
Pemerintah pemerintahan
Kepada Rakyat
+
Petaksanaan Hak Politik.
Peran Polisi :
. Jaga Keseimbangan
antara ketertiban umum dan
pelaksanaan hak
. Tidak berpihak
. Tidak diskriminatif
Demikian pula dalam:
*/ \
Tanggung Jawab Paftisipasi
Polisi: Masyarakat
.Secara Hukum
.Secara Politik
.Secara Ekonomi ,/ \
Menjadi Ikut sefta
Anggota Polisi dalam
Perpolisian
Komposisi masyarakat
keterwakilan
dalam instansi
kepolisian
'q
il
ii
#
l$
,ti
26
7 Komponen Perpolisian Dalam Masyarakat yang
Demokratis
1. Nilai-nilai dasar
2.Staff
3. Pelatihan
4. Praktek Manaiemen
5. Perpolisian OPerasional
6. Struktur
7. Akuntabilitas
lisian
fFa-troil
Polisi dan masYarakat
Polmas berfokus Pd Patroll pollsl bekerJa sama
oenoembancan magyarakat (patrolijalan kakl)
fo anlemecaf,_an masalah ---.
Kemitraan
Tempat
o Pottsl berada di tcngah masyarakat
. Des€ntrallsasi kewenangan
pelgambilan kePutusan
Kereimbangan antara tanggaPan o Memberdavakan semua Petugas
reaktif terhadaP kasus dengan untuk ambil bagian dlm Pemecahan
tanggapan Proaktif / Pencegahan masalah bersama masYarakat
27
Konseo .* . Perbedaan yang tedadi dalam
kebmpok niaufun Sntara
keahekaragaman kelompok
HAM tidak memaksa satu standar kultur tapi lebih pada satu
standar hukum untuk perlindungan minimal yang diperlukan
-Tr
-
,'-/ (keiahatan,'sosial,
ket-ertiban
masalah
. kemampuan fisik
HarLls ada komitmen seluruh masvarakat utk
struktur orqanisasi POLRI terhadap menlnokatkan
filosofi PoL}4AS. Dalam PerPolisian kualita-s hiduP
tradisional + cara-cara baru :
Tdk adil menyalahkan
oroaktif . sebel(lm pern )asalahar I polisi dlm
ineniadi lebih seriirs (kontak inenghadapi akibat2
Iano6uno selama Patioli, penyakit masyarakat
per{emut n - pertemuan den gan
anggota masyarelkat,. KunJUngan-
kuniunoan lantutan dan
njtiti Pang g lan
meri i nda kla i
29
-
STUDI KASUS 2
"Langkah-langkah praktis PBB dalam menerapkan Standar
Perpolisian di Negara yang Demokratis"
30
Langkah-langkah praktis.PBB dalam menera-pkan standar
PerPolisian di negara Demokratis
Menciptakan&menegakkanKebijaksanaandanstrategilembagaKepolisian
6";[,;i";k n rasa ho imat pada plmerinta ha n ya ng demokratis
Memperkenalkan strategi-strategi Polmas pada masyarakat
penu hi
Melaku kan konsu ft asi tentang kebutu ha n spesifik masyarakat dan
kebutuhan tersebut
u ntu k men d oro n g
M en c i pta ka n p rogm m-p rogra m b ersa ma ma sya ra kat,
kerjasama Polisi - Masyarakat
bahwa
Menjamin agar komposisi Iembaga Kepolisian harus menunjukkan ru ha n'
;;;;i;;G;uru p"'k" n wa kil d a rT a n g got a ma sya ra.kat seca ra keselu
i.f inic" ienyeleisian harus adil, tidak diskriminatif
yang mengarah pada
Menciptaka n prosedu r seleksi dan progra m pelatihan
perpoiisian di negara demokratis
pimpinan serik'at
Menciptakan hubungan kerjasama yang erat dgn KPU' LSM'
dagang
Menyiapkan petugas pengamanan secukupnya
Menciptakan meka nisme penyelesaian kelu han, kesadaran dan
keprihatinan
warga masyarakat
31
KESIMPULAN
.)a
JZ_
GATATAIIYAl{Gffi
POII$ PADA SAAT PEIIAIIGKAPA]I ISELIPUTI :
. ALASAN PENANGKAPAN
. WAKTU TIBA DI tEMPAT PENAHAT{AN
. WAKTU PERTAMA I(A!I DIHADAPKAN
KEPADA PE ABATYANG BERWENANG
TERHADAP PENANG KAPAN TERSEBUT.
. IDENTITAS LENGKAP PETUGAS YANG
MENANGI(AP
. INFORMASI YANG TEPAT TE|IITANG
TEMPATPENAHANAN DAN
PEMIN DAHAN TEM PAT PENAHANAN
JIKATER'ADI
. KONDISI KESEHATAN ORANG YANG
DITANGKAP
r).J
La njuta n
a
SETATU PROPORSIONAL
a r-ENGrnPi bi Ri DEruenrv sUnnr
PERINTAH APABILA
MEMUNGKINKAN
;
TERAPKAN TEKNIK-TEKN IK
PENANGANAN KONFTIK JIKA
DIPERLUKAN
SIM PAN IAH CATATAN TENTAN G
PENANGKAPAN DENGAN BAIK.
Hlfii $t1ffil1[PHnH[Hf,H
PRINSIP-PRINSIP DASAR
o PENAHANAN PRA SIDANG HARUS MERUPAKAN
PENGECUALIAN
(rccPR Ps. 9.3)
i.1
r--
F--
'-:
n
ffi
Lanjutan......
DITAHAN DI RUMAH
TAHANAN
PENAHANAN P5, 12 & T6 (1)I
La njuta n
. PENGAWASAN DAN CATATAN MEDIS HARUS DISIMPAN
. TAHANAN DAN PENASEHAT HUKUM HARUS MENDAPAT
HAK KOMUNIKASI PENUH
. BERHAK MENDAPAT Jt,RU BAHASA
. TAHANAN ANAK, WANITA DAN LAKI.LAKI HARUS
DIPISAHKAN {,..**.,o}
. LAMA DAN SAH TIDAKNYA PENAHANAN DITENTUKAN
OLEH HAKIM (rccPR Ps.e.2r
. PARA TERSANGKA HARUS DITEMPATKAN PADA FASILITAS
YANG MANUSIAWI
ffiIX PBB IEIIIAffi PEIIEIIIN $ N|jil
,T
MLIfrPEII/|IIIffiT
LANJUTAN
KESIM PU LAN
'
segera setelah ditangkap (dalam penahanan)
Setiap penegak hukum harus mengetahui tata
I
cara/perlakuan terhadap anak-anak dan perempuan baik
dalam penangkapan rnaupun penahanan.
' Penegak hukum harus mencatat tentang rangkaian
peristiwa penangkapan
' Dalam memperlakukan tersangka penegak hukum harus
mempedomani peraturan penggunaarr kekerasan dan
senjata api.
. Yang berhak menangkap dan menahan seseorang
berdasarkan hukum hanya Petugas Penegak Hukum