Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

1
BAGAIMANA CARA MENGIDENTIFIKASI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Pelaksanaan Identifikasi ABK


Pada tayangan video tersebut didapatkan 3 anak atau siswa yang memiliki
Kebutuhan Khusus berdasarkan proses pelaksanaan identifikasi yang meliputi
:
1. Menghimpun data anak,
2. Menganalisis data dan mengklasifikasikan anak,
3. Menginformasikan hasil analisis dan klasifikasi,
4. Menyelenggarakan pembahasan kasus dan,
5. Menyusun laporan hasil pembahasan kasus.
Ketiga anak tersebut teridentifikasi sebagai anak Tuna Netra, Tuna Rungu
dan Lamban Belajar.

Dalam tulisan ini, saya akan mencoba mendeskripsikan apa yang sudah saya
pahami dari tayangan video tersebut tentang bagaimana proses
mengidentifikasi ABK, sehingga didapatkan 3 ABK yang nantinya akan
mendapatkan pelayanan atau treatment yang berbeda-beda.

1.1. Menghimpun Data Anak


a. Tuna Netra : tidak mampu melihat, meraba-raba ketika mencari
sesuatu, tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter dan
mengalami kesulitan mengambil benda kecil didekatnya.
b. Tuna Rungu : ana tidak mampu mendengar, kurang tanggap atau
tidak tanggap bila diajak bicara, terlambat perkembangan bahasanya
sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, ucapan kata tidak
jelas, kualitas suara aneh dan monoton, anak serig memiringkan
kepala dalam mendengar dan banyak perhatian terhadap getaran.
c. Lamban Belajar : rata-rata prestasi belajar rendah (kurang dari 6),
sering terlambat menyelesaikan tugas akademik dan daya tangkap
terhadap pelajaran lambat.

Hasil tersebut dari masing-masing ABK didapatkan oleh guru dengan


cara:
a. Guru menghimpun data anak melalui pengamatan,
b. Guru menghimpun data orangtua,
c. Guru menghimpun data perkembangan anak yang diperoleh dari
orangtua untuk mengetahui perkembangan anak sejak balita.

1.2. Menganalisis Data


a. Membuat daftar nama anak yang diindikasikan berkenutuhan khusus
sesuai dengan ciri-ciri dan standard nilai yang diterapkan.
b. Guru memasukkan daftar nama anak tersebut kedalam form daftar
nama anak yang berindikasi kelainan dan membutuhkan pelayanan
khusus. Tujuannya untuk menentukan anak tersebut memang
memerlukan pelayanan khusus.
c. Pengisian form daftar anak yang berindikasi bekelainan dan
memerlukan layana khusus.

1.3. Menginformasikan Hasil Analisis dan Klasifikasi


Guru melaporkan hasil analisis dan klasifikasi ke kepala sekolah.

1.4. Menyelenggarakan Pembahasan Kasus


Hasil analisis dan klasifikasi di koordinasikan dengan kepala sekolah,
guru dan orangtua untuk membahas hasil temuan identifikas serta
menemukan cara penanggulangannya. Dari ketiga ABK yang ada
didalam video, dapat disimpulkan penanganannya:
a. Siswa lamban belajar memerlukan pelayanan PLB,
b. Siswa dengan gangguan pendengaran memerlukan pelayanan PLB,
dan
c. Siswa dengan gangguan penglihatan memerlukan pelayan khusus.

1.5. Menyusun Laporan Hasil Pembahasan Kasus


Guru memasukkan laporan hasil pembahasan kasus kedalam form laporan
hasil temuan kasus, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah serta
cara penanggulangannya yang dirumuskan dalam hasil penemuan kasus.
LK 1.2
BAGAIMANA CARA MENGASESSMEN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

2. Pelaksanaan Asessmen
Proses identifikasi merupakan langkah awal untuk melakukan asessmen.
Dalam pelaksanaan asessmen dapat dilakukan di tempat yang familiar dengan
siswa dan dengan setting alamiah. Dengan demikian kita akan mendapatkan
potret/gambaran nyata anak yang akan di asessmen.

Pada pelaksanaannya, asessmen pada ABK dapat dilaksanakan dengan


observasi tes/evaluasi hasil belajar dan wawancara. Asessmen pada akhirnya
akan menentukan apa yang akan diajarkan pada anak secara individu dan
bagaimana cara guru mengajar siswa sehingga memperoleh kemajuan yang
optimal.

Asessmen pada ABK terdiri dari Asessmen Akademik dan Asessmen Non
Akademik.

2.1. Asessmen Akademik


Asessmen akademik menekankan pada upaya mengukur pencapaian
prestasi belajar siswa, aspek yang di nilai meliputi bidang-bidang
kemampuan dan keterampilan dasar :
a. Asessmen keterampilan membaca : aktivitas auditiv dan visual yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi keterampilan membaca anak saat
ini, ketepatan membaca dan pemahaman isi teks yang dibaca.
b. Asessmen menulis: suatu proses dalam memperoleh informasi
tentnag penguasaan atau keterampilan menulis yang telah dimiliki
siswa saat ini serta untuk menemukan kesulitan/hambatan dalam
menulis. Guru dapat menilainya dengan mendeskripsikan atau
menilai bentuk huruf yang ditulis anak serta menilai posisi duduk
sambil mengobservasi dengan pedoman observasi menulis.
c. Asessmen menghitung/matematika dilaksanakan secara klasikal dan
individu.
Tujuan asessmen secara klasikal untuk menjaring siswa yang diduga
mengalami hambatan dalam keterampilan matematika. Sedangkan
tujuan asessmen secara individu untuk menelusuri hambatan-
hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matemaika yang diajukan.
Pada tahap ini akan diketahui apakah hambatan tersebut berkaitan
dengan tahapan belajar siswa atau berkaitan dengan fakta kesalahan
dalam memecahkan soal.

Setelah guru selesai memberikan asessmen akademik guru membuat


laporan hasil asessmen akademik dari semua aspek keterampilan.

2.2. Asessmen Non Akademik atau Asessmen Perkembangan


Asessmen perkembangan adalah proses penghimpunan informasi secara
sistematis dan professional terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang
secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik. Asessmen Non
Akademik atau Asessmen Perkembangan meliputi :
a. Asessmen perkembangan kognitif yang bertujuan sebagai dasar untuk
menghimpun data atau informasi tentang aspek-aspek perkembangan
kognitif dasar yang meliputi mengklasifikasikan, keterampilan
mengurutkan objek satu persatu dan atau mengurutkan objek.
b. Asessmen perkembangan bahasa yang bertujuan untuk menghimpun
data atau informasi terkait aspek perkembangan bahasa yang meliputi
makna kata, kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal dan
kemampuan dalam pelafalan atau artikulasi. Hambatan yang dialami
ABK biasanya terjadi pada penguasaan kosakata.
c. Asessmen perkembangan motorik bertujuan untu mengetahui tentag
aspek-aspek perkembangan motoric anak yang meliputi motorik kasar,
motorik halus dan keseimbangan.
Motorik kasar adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan
seluruh otot-otot. Motorik kasar dapat dilakukan sambil bermain
dengan siswa. Sedangkan motorik halus adalah kemampuan gerak
dengan hanya menggunakan otot-otot tertentu saja dan dilakukan oleh
otot-otot kecil yang membutuhkan koordinasi gerak dan daya
konsentrasi yang baik (memegang pensil, mencoret dan memegang
benda).
d. Asessmen perkembangan persepsi yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya gangguan pada persepsi auditoris (untuk memahami atau
menginterpretasikan apa yang didengar), persepsi visual (untuk
memahami atau menginterpretasikan segala sesuatu yang dilihat) dan
persepsi heptik atau taktil (merujuk kepada mengenal berbagai objek
melalui perabaan dan gerak).

2.3. Membuat Profil Anak


Selanjutnya yang dilakukan dalam proses asessmen ABK adalah guru
membuat profil anak berdasarkan data hasil analisis.

Profil adalah gambaran lengkap tentang kondisi anak mengenai kekuatan


dan kelemahan yang dimiliki anak secara lengkap dan jelas. Profil ini
berguna bagi pengguna profil anak untuk mencarikan alternative
pemecahan masalah atau untuk menentukan strategi dalam rangka
mengembangkan potensi anak.

Adapun langkah-langkah membuat profil anak adalah sebagai berikut:


a. Tulis nama siswa beserta umur, kelas dan nama sekolah,
b. Ambil hasil akademik baik membaca, menulis maupun hitungan,
c. Ambil data perkembangan anak dan orangtua,
d. Masukkan keterangan kemandirian anak selama di sekolah,
e. Tuliskan factor kesehatan anak, bagaimana proses persalinan anak dan,
f. Factor social emosi, melihat hasil observasi perilaku dan keseharian
anak.

Anda mungkin juga menyukai