Anda di halaman 1dari 36

BAB I

TEOREMA BERNOULLI
(BERNOULLI’S THEOREM DEMONSTRATION )

I.1 Pendahuluan
Fluida adalah suatu zat yang akan berubah (terderformasi) secara
terus-menerus (continues) apabila terkena tegangan seberapun kecilnya
tegangan tersebut diberikan. Berdasarkan Hukum Bernoulli yaitu bahwa
tekanan dari fluida yang bergerak seperti udara berkurang ketika fluida
tersebut bergerak lebih cepat. Adapun prinsip Bernoulli yaitu sebuah istilah
di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu
titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di
titik lain pada jalur aliran yang sama. Jadi, pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut, dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada
kecepatan fluida maka akan menimbulkan peningkatan tekanan pada aliran
fluida itu sendiri.
Persamaan Bernoulli banyak digunakan dalam menganalisis berbagai
situasi aliran, namun persamaan Bernouli juga memiliki keterbatasan atau
syarat yang harus dipenuhi dalam pengaplikasiannya. Persamaan Bernoulli
dapat digunakan selama gerakan fluida tersebut inviscid dan tak mampat.
Persamaan Bernoulli dapat diterapkan hanya sepanjang garis arus berlaku
(Munson, 2005).

1
I.2 Tujuan Percobaan
Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menyelidiki validitas Persamaan Bernoulli ketika
diaplikasikan ke aliran air yang steady pada pipa yang bergradasi
dimensinya.
b. Menentukan besarnya koefisien debit (Cd).
c. Mengamati pembagian tekanan sepanjang pipa konvergen-
divergen.

I.3 Dasar Teori


Persamaan dasar dalam hidrodinamika telah dapat dirintis dan
dirumuskan oleh Bernoulli secara baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menjelaskan gejala fisis yang berhubungan dengan dengan aliran air.
Persamaan dasar tersebut disebut sebagai persamaan Bernoulli atau teorema
Bernoulli, yakni suatu persamaan yang menjelaskan berbagai hal yang
berkaitan dengan kecepatan, tinggi permukaan zat cair dan tekanannya.
Persamaan yang telah dihasilkan oleh Bernoulli tersebut juga dapat disebut
sebagai Hukum Bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk
menjelaskan gejala yang berhubungan dengan gerakan zat alir melalui suatu
penampang pipa. Hukum tersebut diturunkan dari Hukum Newton dengan
berpangkal tolak pada teorema kerja-tenaga aliran zat cair dengan beberapa
persyaratan antara lain aliran yang terjadi merupakan aliran steady (mantap,
tunak), tak berolak (laminier, garis alir streamline), tidak kental dan tidak
termampatkan. Persamaan dinyatakan dalam Hukum Bernoulli tersebut
melibatkan hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan
aliran yang memiliki satu garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir,
dan tekanannya. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui besaran
tersebut adalah besaran usaha tenaga pada zat cair.
Selanjutnya apabila pengkajian hukum ini berpangkal tolak pada
hukum kekekalan massa, dengan menggunakan persyaratan seperti yang

Teorema Bernoulli
2
telah disajikan di bagian depan maka dalam aliran ini hukum kekekalan
massa tersebut lebih mengacu pada hukum kekekalan flux massa. Oleh
sebab itu dalam tabung aliran semua partikel zat cair yang lewat melalui
pipa/tabung yang memiliki luas penampang tertentu diandaikan memiliki
kecepatan pengaliran di satu titik adalah sama pada garis aliran yang sama.
Namun demikian pada titik-titik lainnya dapat memiliki kecepatan yang
berbeda.
Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum
Bernoulli tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.

Gambar I.3.1 Gerak sebagian fluida dalam penurunan persamaan


Bernoulli

Keterangan gambar:
1. h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi titik tertentu zat cair dalam
tabung/pipa bagian kiri dan bagian kanan.
2. v1 dan v2 adalah kecepatan aliran pada titik tertentu sari suatu zat cair kiri
dan kanan.
3. A1 dan A2 adalah luas penampang pipa bagian dalam yang dialiri zat cair
sebelah kiri dan sebelah kanan.

Teorema Bernoulli
3
4. P1 dan P2 adalah tekanan pada zat cair tersebuut dari berturut-turut dari
bagian kiri dan bagian kanan.
Gambar di bagian depan merupakan aliran zat cair melalui pipa yang
berbeda luas penampangnya dengan tekanan yang berbeda dan terletak pada
ketinggian yang berbeda hingga kecepatan pengalirannya juga berbeda.
Dalam aliran tersebut diandaikan zat cair tidak termampatkan, alirannya
mantap sehingga garis alir merupakan garis yang streamline, demikian pula
banyaknya volume yang dapat mengalir tiap satuan waktu dari pipa sebelah
kiri dan kanan adalah sama.
Dari gambar, dapat dikemukakan bahwa zat cair pada semua titik akan
mendapatkan tekanan. Hal ini berarti pada kedua permukaan yang kita
tinjau (lihat gambar yang diarsir) akan bekerja gaya yang arahnya ke dalam.
Jika bagian ini bergerak dari posisi pertama menuju bagian kedua, gaya
yang bekerja pada permukaan pertama akan melakukan usaha terhadap
unsur yang ditinjau tadi sedangkan bagan tersebut akan melakukan usaha
terhadap gaya yang bekerja pada permukaan sebelah kanan. Selisih antara
kedua besaran usaha tersebut sama dengan perubahan energi gerak ditambah
energi potensial dari bagian tersebut. Selisih kedua besaran energi tersebut
disebut sebagai energi netto. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai
berikut:
1 1
p1 ∆1 ∆11 – p2 ∆2 ∆12 = ( mv21 – mv22) + (mgh2 – mgh1)
2 2
A∆1 =v
1
p1 v1 – p2 v2 = m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)
2
m
v= , maka persamaan dapat diubah menjadi:
ρ
m m 1
p1 ( ) – p2 ( ) = m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)
ρ ρ 2
atau dapat diubah menjadi:
m 1 m 1
p1 ( ) + m v21 + mgh1 = p2 ( ) + m v22 + mgh2
ρ 2 ρ 2
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:
1 1
p1 + ρ  v21 + ρ gh1 = p2 + ρ  v22 + ρ gh2
2 2
atau ditulis secara umum menjadi:

Teorema Bernoulli
4
1
p+ ρ v2 + ρ gh = konstan
2
Persamaan di atas merupakan persamaan yang menyatakan Hukum
Bernoulli yang menyatakan hubungan antara kecepatan aliran dengan tinggi
permukaan air dan tekanannya.
Persamaan yang dinyatakan dalam Hukum Bernoulli melibatkan
hubungan antara berbagai besaran fisis dalam fluida, yaitu kecepatan aliran
yang memiliki satu garis pada arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan
tekanan yang ditimbulkan. Bentuk hubungan yang dapat dijelaskan melalui
besaran tersebut adalah besar usaha tenaga pada fluida. Dalam bentuk yang
sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua persamaan Bernoulli.
Persamaan yang pertama berlaku untuk aliran yang tak termampatkan
(incompressible flow), dan yang kedua yaitu aliran yang termampatkan
(compressible flow). Aliran yang tak termampatkan adalah aliran fluida
yang memiliki ciri tidak berubahnya kerapatan massa (densitas) dari fluida
di sepanjang aliran tersebut. Contohnya yaitu air, berbagai jenis minyak, dan
juga emulsi, serta masih banyak fluida-fluida yang tak termampatkan
lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari Hukum Bernoulli memiliki penerapan
yang beragam yang ada hubungannya dengan aliran fluida, baik aliran zat
cair maupun gas. Penerapan tersebut sebagian besar dimanfaatkan dalam
bidang teknik dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan aliran fluida.
Misalnya dalam teknologi pesawat terbang Hukum Bernoulli tersebut
dimanfaatkan untuk merancang desain sayap pesawat terbang. Dalam
bidang yang lain misalnya desain bentuk mobil yang hemat bahan baker,
kapal laut dan sebagian alat ukur yang dapat digunakan dalam suatu
peralatan pengendali kecepatan dan sebagainya.

I.3.1 Aliran Tak Termampatkan


Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan
dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari
fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak- termampatkan

Teorema Bernoulli
5
adalah berbagai jenis air,berbagai jenis minyak,emulsi, dll
(Prijono,1998).
Bentuk persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan
adalah sebagai berikut :
1
ρ+ ρgh+ p v 2=konstan ………………..................(Pers. 1)
2
dimana :
v = kecepatan fluida (m/s)
p = tekanan fluida (Pa)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
ρ = densitas fluida (kg/m3)
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan
dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Aliran bersifat tunak (steady state).
2. Tidak terdapat gesekan.

I.3.2 Aliran Termampatkan


Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah : udara,
gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah
sebagai berikut (Prijono, 1985) :
v2
+θ +w=konstan………………………................(Pers. 2)
2
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p)
energi kinetik per satuan volum ½ PV2 dan energi potensial per satuan
volume (ρgh) memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang
suatu garis arus (Prijono, 1985).

I.3.3 Venturimeter

Teorema Bernoulli
6
Venturimeter merupakan alat untuk mengukur kecepatan cairan
dalam pipa. Ada dua jenis venturimeter, yaitu venturimeter tanpa
manometer dan venturimeter dengan menggunakan manometer yang
berisi cairan lain. Prinsip keduanya hampir sama. Tabung venturi
merupakan tabung atau pipa yang mempunyai penyempitan disalah
satu bagiannya. Karena kedudukan tabungan mendatar maka h1 =h2,
sehingga persamaan Bernoulli cukup ditulis :

Gambar I.3.3.1 Pipa Venturi tanpa Manometer


1 1
P1−P2= P v 22− P v 22………....……………….... ..........(Pers. 3)
2 2
Menurut persaamaan hidrostatik :
P1 = P0 + gh1
P2 = P0 + gh2
P0 = tekanan atmosfer
dimana :
P = tekanan Hidrostatik (Pa)
h = ketinggian fluida (m)
g = gravitasi bumi (m/s2)
v = kecepatan alir aliran fluida (m/s)

I.3.4 Tabung Pitot


Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk
mengukur kelajuan gas atau udara. Perhatikan gambar I.2., lubang
pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat
cukup jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di

Teorema Bernoulli
7
luar lubang sama seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas.
Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir bebas (ini yang
akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian
kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas (P1).

Tabung pitot

manometer

Gambar I.3.4.1 Tabung Pitot dan Manometer


Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus
dengan aliran udara. Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang
ini (bagian tengah) berkurang dan udara berhenti ketika tiba di titik b.
Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama
dengan tekanan udara di titik b (P2). Ketinggian titik a dan titik b
hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga bisa
diabaikan. Tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek
venturi. Mirip seperti venturimeter, bedanya tabung pitot ini dipakai
untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap
menggunakan persamaan efek venturi. Berikut persamaannya :
1
p2− p1= p v21…….………….....................................(Pers. 4)
2
dimana :
p = tekanan fluida (Pa)

Teorema Bernoulli
8
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Perubahan tekanan (P2 – P1) = tekanan hidrostatis zat cair dalam
manometer (warna hitam dalam manometer adalah zat cair, air raksa
misalnya).
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
p2− p1= ρ' gh………………........................................(Pers. 5)
dimana :
p = tekanan fluida (Pa)
ρ' = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
Perhatikan persamaan 5 dan 6, ruas kirinya sama, maka dapat
kita uraikan menjadi :
2 ρ ' gh
v=
√ ρ
…………………........................................(Pers. 6)

Ini persamaan yang kita cari. Persamaan ini digunakan untuk


menghitung laju aliran gas alias udara menggunakan tabung pitot.

I.3.5 Prinsip Beda Tekanan


Perbedaan tekanan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, ketika daun pintu rumah yang menutup sendiri ketika
angin bertiup kencang di luar rumah, diakibatkan karena udara yang
ada di luar rumah bergerak lebih cepat daripada udara yang ada di
dalam rumah. Akibatnya, tekanan udara di luar rumah lebih kecil dari
tekanan udara dalam rumah. Karena ada perbedaan tekanan, dimana
tekanan udara di dalam rumah lebih besar, maka pintu didorong
keluar. Dengan kata lain, daun pintu bergerak dari tempat yang
tekanan udaranya besar menuju tempat yang tekanan udaranya kecil.
Persamaan beda tekanan adalah sebagai berikut (Sunardi,2011)
P1 V 12 P2 V 22
Z1 + + =Z 2 + + ........................................(Pers. 7)
g 2g g 2g

Teorema Bernoulli
9
Datum pada as pipa Z1 = Z2
Γ 1 . ΔH ΔH . γ 2 V 2−V 12
− =¿ 2
g g 2g
( γ 1−γ 2 ) V 22−V 12
{ ΔH
γ1 }
=
2g
…………………….....................(Pers.

8)
Jika A1 = A2, maka kontinuitas akan menjadi :
V1 = V2A2
A2
V1 = .V
A1 2
2 2
( γ 1−γ 2 ) V 2 −V 1
{ ΔH
γ1 } =
2g
2
A2
( γ 1−γ 2 )
V 22−V 12 ( )
A1
{ ΔH
γ1 } =
2g

ΔH ( γ 1−γ 2 ) A 22
2g {
γ1
2
} (
=V 2 1− 2 …………………............(Pers.
A1 )
9)
Kecepatan Teoritis : A1 - A2
ΔH ( γ 1−γ 2 )
2g { γ1
2
=V 2 .1 }
V = 2 g . ΔH
√ ( ( γ 1−γ 2 )
γ1 )
γ 1−γ 2 )
Qtheoritis

Qnyata

= A2 2 g . ΔH

= Cd. Qtheoritis
(( γ1 )

10)
=

Cd . A2 2 g . ΔH
| ( γ 1−γ 2 ) ………..……....................(Pers.
γ1 |

Teorema Bernoulli
10
I.4 Peralatan dan Prosedur Kerja
I.4.1 Peralatan yang digunakan

1
2
4
3

5
6

Gambar I.4.1.1 Rangkaian Alat Bernoulli


Keterangan :
1. Tabung volume
2. Venturimeter
3. Tabung venturi

Teorema Bernoulli
11
4. Katup kontrol
5. Hydraulic bench
6. Katup debit
7. Stopwatch

I.4.2 Prosedur Kerja


a. Atur kaki penyangga alat percobaan atau peraga agar dapat
berdiri horizontal yang diletakkan di atas meja hidrolika
(hydraulics bench).
b. Alirkan air ke dalam benda uji dengan menghubungkan selang
pipa masuk dari meja hidrolik.
c. Periksa bahwa benda uji dihubungkan melalui bagian konvergen
menurut arah aliran.
d. Isikan dengan hati-hati semua tabung manometer dengan air
agar semua kantung udara yang terdapat di dalam habis terbuang
serta periksa juga agar semua sambungan pipa bebas dari udara.
e. Atur keadaan kran keluaran untuk mengatur aliran, paras air di
dalam tabung manometer dapat dinaikkan dan diturunkan sesuai
dengan yang diinginkan.
f. Untuk menurunkan yang sangat kecil muka air yang ada pada
manometer dapat dilakukan dengan bantuan pipa tangan yang
dipompakan pada lubang udara yang tersedia dan sekaligus
untuk menaikkan tekanan pada kolom air.
g. Atur dengan seksama suplai air dan kecepatan aliran melalui ke
dua katup pengatur sedemikian rupa sehingga diperoleh
kombinasi aliran dan tekanan yang sangat baik dan dengan
perbedaan tekanan yang jelas dari yang tertinggi sampai yang
terendah dalam tabung manometer menurut paras air yang
terjadi.

Teorema Bernoulli
12
h. Pada saat pembacaan manometer setiap penampang juga besaran
dilakukan pengukuran total heads dengan menggunakan pipa
hipodermis yang tersedia.
i. Lakukan sedikitnya 5 kali pembacaan pada percobaan untuk
berbagai keadaan kecepatan aliran atau debit aliran.
j. Untuk mengukur debit gunakan gelas ukur dan stopwatch.
k. Ulangi hal tersebut untuk aliran cepat dan lambat dan masing-
masing pada tekanan statis rendah dan tinggi dari berbagai
kombinasi bukaan katup pengatur aliran. Lakukan percobaan ini
untuk berbagai debit aliran mulai dari kecepatan yang tinggi
sampai kecepatan yang rendah atau sebaliknya.
l. Bila sudah selesai melakukan percobaan, tutup suplai aliran
masuk kemudian lakukan lagi percobaan dan ulangi prosedur di
atas.
I.5 Nomenklatur
Tabel I.1 Nomenklatur untuk Teorema Bernoulli
Judul kolom Satuan Lambang Tipe Deskripsi
Diambil dari data skala
pembacaan pada hidraulik
bench. Volume yang
Volume terkumpul m3 V Diukur terkumpul dalam mililiter.
Dikonversikan ke m3
untuk perhitungan (dibagi
dengan 1.000.000)
Waktu untuk
Waktu pengumpulan S T Diukur mengumpulkan volume
air pada hidraulik bench
Volume
Debit m3/s Qv Dihitung
Waktu
Lambang manometer hx Diberikan Label identifikasi
Letak keran manometer
yang diberikan sebagai
Jarak ke pipa m Diberikan
jarak dari data pada keran
h1. Lihat di bagian dimensi
Luasan pipa pada setiap
Luasan pipa m2 A Diberikan
keran
Tinggi statis m H Diukur Nilai terukur dari
manometer. Pembacaan
manometer diambil dalam
mm air. Konversikan ke

Teorema Bernoulli
13
m air untuk perhitungan
Kecepatan aliran dalam
Kecepatan m/s V Dihitung
pipa = Qv/A

Tinggi dinamis m Dihitung lihat teori
2g

Tinggi total m H0 Dihitung h+ lihat teori
2g
Posisi alat pengukur
Jarak ke pipa m Diukur tinggi ttekanan total dari
data pada keran h1
Nilai terukur diambil dari
h8. Adalah tinggi yang
Pembacaan alat H8 m Diukur
tercatat dari alat pengukur
tinggi tekanan total.

Teorema Bernoulli
14
I.6 Data Hasil Pengamatan

Tabel I.2 Data Percobaan Bernoulli

Titik (m)
No. Volume (m3) Waktu (s)

A B C D E F
1. 0,000420 6 0,200 0,190 0,180 0,170 0,160 0,170
2. 0,000485 6 0,205 0,194 0,180 0,165 0,147 0,165
3. 0,000740 6 0,223 0,200 0,176 0,152 0,123 0,154
4. 0,000825 6 0,240 0,207 0,172 0,137 0,094 0,141
5. 0,000840 6 0,254 0,214 0,170 0,125 0,076 0,134

Tabel I.3 Data Teknis

Diamate
Posisi Lambang Jarak dari titik awal
r
tabung Manometer (m)
(m)

A h1 0,0250 0,0000

B h2 0,0139 0,0603

C h3 0,0118 0,0687

D h4 0,0107 0,0732

E h5 0,0100 0,0811

F h6 0,0250 0,1415

Teorema Bernoulli
15
I.7 Analisa Perhitungan
Pada analisa kali ini data yang digunakan adalah data dari hasil
percobaan 1 di titik A.
I.7.1 Luas Penampang (A)
Diketahui : d = 25 mm = 0,025 m

π = 3,14

1
Jawab: A = π d2
4

1
= .3,14 .(0,025 m)2
4

= 0,0004909 m 2

I.7.2 Debit Aliran (Q)


Diketahui : V = 420 ml = 0,00042 m3

T =6s

V
Jawab : Q = t

0,00042m 3
=
5s

= 0,00007 m3/s

I.7.3 Kecepatan Aliran (v)


Diketahui : Q = 0,00007 m3/s
A = 0,0004909m2
Q
Jawab : v = A

0,00007 m3 / s
=
0,0004909 m2

Teorema Bernoulli
16
= 0,1426028 m/s

I.7.4 Tinggi Kecepatan


Diketahui : v = 0,1426028 m/s
g = 9,81 m/s2
Jawab :
v2
Tinggi Kecepatan =
2g
(0,1426028 m/s)2
=
2.9,81 m/s 2
= 0,0010365 m

I.7.5 Energi (E)


Diketahui : y = 0,2 m

Tinggi Kecepatan = 0,0010365 m

Jawab : E = y + Tinggi Kecepatan

= 0,2 m + 0,0010365 m

= 0,2010365 m

I.7.6 Debit Teoritis (QTeoritis)


Diketahui : AA = 0,0004909 m2 g = 9,81 m/s
AE = 0,0000899 m2
∆h = skala paras air HA – skala paras air HE
= 0,2 m – 0,16 m
= 0,04 m

2. g .(∆ h)
Jawab : Qt =
AE

√ 1−( )
AE 2
AA

Teorema Bernoulli
17
2.9,81m/ s2 .0,04 m
=
0,0000899
1−(

= 0,0000759 m3/s
0,0000899 m2 2
0,0004909 m2
)

I.7.7 Kecepatan Teori


Diketahui : Qt = 0,0000759 m3/s

AA = 0,0004909 m2

AE = 0,0000899 m2
Qt
Jawab : vA = AA

0,0000759 m3 / s
=
0,0004909 m2
= 0,1546535 m/s
Qt
vE = AE

0,0000759 m3 / s
=
0,0000899 m2
= 0,9665846 m/s

I.7.8 Kecepatan Rata-rata (vRata-rata)


Diketahui : vA = 0,1546535 m/s
vE = 0,9665846 m/s

V A +V E
Jawab : vRata-rata =
2
0,1546535 m/s+0,9665846 m/ s
= 2
= 0,5606190 m/s

I.7.9 Koefisien Debit (Cd)


Dik : QNyata = 0,0000700 m3/s

Teorema Bernoulli
18
QTeoritis = 0,0000759 m3/s
Q Nyata
Jawab: Cd =
Q Teoritis

0,0000700 m 3 / s
=
0,0000759 m3 / s

= 0,9220794

Teorema Bernoulli
19
Tabel I.4 Analisa Perhitungan Percobaan 1
Skala Jarak tinggi
Diamete Luas Debit Kecepatan
Paras Air Pipa kecepatan Energi
No r (D) Penampang(A Aliran Aliran (v)
) (m²) (Y) Sumbat (V² / 2g) (m)
(m) (Q) (m³/s) (m/s)
(m) (m) (m)
0,000070 0,001036 0,201036
A 0,0250 0,0004909 0,200 0,0000 0,1426028
0 5 5
0,000070 0,010845 0,200845
B 0,0139 0,0001517 0,190 0,0603 0,4612948
0 7 7
0,000070 0,020882 0,200882
C 0,0118 0,0001094 0,180 0,0687 0,6400946
0 8 8
0,000070 0,030887 0,200887
D 0,0107 0,0000899 0,170 0,0732 0,7784677
0 5 5
0,000070 0,040487 0,200487
E 0,0100 0,0000785 0,160 0,0811 0,8912677
0 2 2
0,000070 0,001036 0,171036
F 0,0250 0,0004909 0,170 0,1415 0,1426028
0 5 5

kecepatan teori Kecepatan


∆H Q Teoritis Rata-rata Koefisien
Titik
(m) (m³/s) V₀ (m/s) V₁ (m/s) ((V0+V1)/2) debit (Cd)
(m/s)
0,000075 0,922079
A-E 0,040 0,1546535 0,9665846 0,5606190
9 4
0,000086 0,806890
B-E 0,030 0,5716946 1,1045711 0,8381328
8 3
C-E 0,020 0,000092 0,8474576 1,1800000 1,0137288 0,755311
7 6
0,000097 0,715828
D-E 0,010 1,0875057 1,2450852 1,1662955
8 6
0,800027
rata-rata Cd
5
Tabel I.5 Paras Air dan Energi Grafik I.1 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan Energi Percobaan ke-1
Jarak
Pipa Paras Air Energi
Sumbat (m) (m)
PERCOBAAN KE-1
(m) Energi Paras Air
0.21
0,0000 0,2000 0,2010
0.2
0,0603 0,1900 0,2008
PARAS AIR DAN ENERGI

0.19
0,0687 0,1800 0,2009
0.18

0,0732 0.17
0,1700 0,2009

0.16
0,0811 0,1600 0,2005
0.15
0 0,0603 0,0687 0,0732 0,0811 0,1415
0,1415 0,1700 0,1710
JARAK PIPA SUMBAT

Tabel I.6 Analisa Perhitungan Percobaan 2


Skala tinggi
Diameter Luas Debit Jarak Pipa Kecepatan
Paras Air kecepatan Energi
No (D) Penampang(A Aliran (Q) Sumbat Aliran (V)
(Y) (V² / 2g) (m)
(m) ) (m²) (m³/detik) (m) (m/detik)
(m) (m)
A 0,0250 0,0004909 0,205 0,0000808 0,0000 0,1646723 0,0013821 0,2063821
B 0,0139 0,0001517 0,194 0,0000808 0,0603 0,5326857 0,0144625 0,2084625
C 0,0118 0,0001094 0,180 0,0000808 0,0687 0,7391568 0,0278467 0,2078467
D 0,0107 0,0000899 0,165 0,0000808 0,0732 0,8989449 0,0411877 0,2061877
E 0,0100 0,0000785 0,147 0,0000808 0,0811 1,0292020 0,0539886 0,2009886
F 0,0250 0,0004909 0,165 0,0000808 0,1415 0,1646723 0,0013821 0,1663821

kecepatan teori Kecepatan


∆H Q Teoritis Rata-rata Koefisien
Titik
(m) (m³/s) V₀ (m/s) V₁ (m/s) ((V0+V1)/2) debit (Cd)
(m/s)
0,000091 0,186227 1,163921
A-E 0,058 0,6750747 0,8842534
4 5 9
0,000108 0,715570 1,382553
B-E 0,047 1,0490620 0,7444210
6 4 6
0,000119 1,088579 1,515737
C-E 0,033 1,3021582 0,6790107
0 0 4
0,000131 1,459042 1,670457
D-E 0,018 1,5647496 0,6161199
2 0 1
rata-rata Cd 0,7309513
Tabel I.7 Paras Air dan Energi Grafik I.2 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan Energi Percobaan ke-2
Jarak
Pipa Paras Air Energi
Sumba (m) (m)
PERCOBAAN KE-2
t (m) Energi Paras Air
0,0000 0.220,2050 0,2064
0.21
0,0603 0.20,1940 0,2085
PARAS AIR DAN ENERGI

0.19
0,0687 0,1800 0,2078
0.18

0,0732 0.170,1650 0,2062


0.16
0,0811 0.150,1470 0,2010

0.14
0,1415 0,1650
0 0,1664
0.06 0.07 0.07 0.08 0.14
JARAK PIPA SUMBAT
Tabel I.8 Analisa Perhitungan Percobaan 3
tinggi
Diamete Luas Skala Debit Jarak Pipa Kecepatan
kecepatan
No r (D) Penampang(A Paras Air Aliran (Q) Sumbat Aliran (V) Energi (m)
(V² / 2g)
(m) ) (m²) (Y) (m) (m³/detik) (m) (m/detik)
(m)
A 0,0250 0,0004909 0,223 0,0001233 0,0000 0,2512526 0,0032175 0,2262175
B 0,0139 0,0001517 0,200 0,0001233 0,0603 0,8127575 0,0336684 0,2336684
C 0,0118 0,0001094 0,176 0,0001233 0,0687 1,1277857 0,0648267 0,2408267
D 0,0107 0,0000899 0,152 0,0001233 0,0732 1,3715860 0,0958842 0,2478842
E 0,0100 0,0000785 0,123 0,0001233 0,0811 1,5703288 0,1256846 0,2486846
F 0,0250 0,0004909 0,154 0,0001233 0,1415 0,2512526 0,0032175 0,1572175

kecepatan teori Kecepatan


∆H Q Teoritis Rata-rata Koefisien
Titik
(m) (m³/s) V₀ (m/s) V₁ (m/s) ((V0+V1)/2) debit (Cd)
(m/s)
0,000120 0,244528 1,528304
A-E 0,100 0,8864165 1,0274974
0 7 4
0,000139 0,915901 1,769613
B-E 0,077 1,3427575 0,8873852
0 6 4
0,000150 1,379561 1,920900
C-E 0,053 1,6502309 0,8174960
9 1 8
0,000166 1,851955 2,120303
D-E 0,029 1,9861296 0,7406150
5 4 8
rata-rata Cd 0,8682484
Tabel I.9 Paras Air dan Energi Grafik I.3 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan Energi Percobaan ke-3
Jarak
Pipa Paras Air Energi
Sumba (m) (m)
PERCOBAAN KE-3
t (m) Energi Paras Air
0,0000 0.260,223 0,2262

0.24
0,0603 0,200 0,2337
PARAS AIR DAN ENERGI

0.22

0,0687 0.20,176 0,2408

0.18
0,0732 0,152 0,2479
0.16

0,0811 0.140,123 0,2487

0.12
0,1415 0,154
0 0,1572
0.06 0.07 0.07 0.08 0.14
JARAK PIPA SUMBAT

Tabel I.10 Analisa Perhitungan Percobaan 4


Debit
Skala Jarak tinggi
Diamete Luas Aliran Kecepatan
Paras Pipa kecepatan Energi
No r (D) Penampang( (Q) Aliran (V)
Air (Y) Sumbat (V² / 2g) (m)
(m) A) (m²) (m³/detik (m/detik)
(m) (m) (m)
)
0,000137 0,243999
A 0,0250 0,0004909 0,240 0,0000 0,2801127 0,0039991
5 1
0,000137 0,248847
B 0,0139 0,0001517 0,207 0,0603 0,9061148 0,0418473
5 3
0,000137 0,252574
C 0,0118 0,0001094 0,172 0,0687 1,2573286 0,0805747
5 7
0,000137 0,256176
D 0,0107 0,0000899 0,137 0,0732 1,5291330 0,1191767
5 7
0,000137 0,250216
E 0,0100 0,0000785 0,094 0,0811 1,7507044 0,1562164
5 4
0,000137 0,144999
F 0,0250 0,0004909 0,141 0,1415 0,2801127 0,0039991
5 1

kecepatan teori Kecepatan


∆H Q Teoritis V₀ V₁ Rata-rata Koefisien
Titik
(m) (m³/s) (m/s (m/s ((V0+V1)/2) debit (Cd)
) ) (m/s)
0,000145
A-E 0,146 0,2954652 1,8466572 1,0710612 0,9480397
0
0,000168
B-E 0,113 1,1095392 2,1437408 1,6266400 0,8166586
4
0,000183
C-E 0,078 1,6735947 2,3303133 2,0019540 0,7512743
0
0,000202
D-E 0,043 2,2550998 2,5818637 2,4184817 0,6780778
8
rata-rata Cd 0,7985126
Tabel I.11 Paras Air dan Energi Grafik I.4 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan Energi Percobaan ke-4
Jarak
Pipa Paras Air Energi
Sumbat (m) (m)
PERCOBAAN KE-4
(m) Energi Paras Air
0,0000 0.280,240 0,2440

0,0603 0.230,207 0,2488


PARAS AIR DAN ENERGI

0,0687 0,172 0,2526


0.18

0,0732 0,137 0,2562


0.13
0,0811 0,094 0,2502

0.08
0,1415 0,141
0 0,1450
0.06 0.07 0.07 0.08 0.14
JARAK PIPA SUMBAT

Tabel I.12 Analisa Perhitungan Percobaan 5


No Diamete Luas Skala Debit Jarak Kecepatan tinggi Energi
Aliran
Paras Pipa kecepatan
r (D) Penampang( (Q) Aliran (V)
Air (Y) Sumbat (V² / 2g) (m)
(m) A) (m²) (m³/detik (m/detik)
(m) (m) (m)
)
0,000140 0,258145
A 0,0250 0,0004909 0,254 0,0000 0,2852057 0,0041459
0 9
0,000140 0,257382
B 0,0139 0,0001517 0,214 0,0603 0,9225896 0,0433829
0 9
0,000140 0,253531
C 0,0118 0,0001094 0,170 0,0687 1,2801891 0,0835313
0 3
0,000140 0,248549
D 0,0107 0,0000899 0,125 0,0732 1,5569354 0,1235498
0 8
0,000140 0,237948
E 0,0100 0,0000785 0,076 0,0811 1,7825354 0,1619486
0 6
0,000140 0,138145
F 0,0250 0,0004909 0,134 0,1415 0,2852057 0,0041459
0 9

Kecepatan
kecepatan teori
∆H Q Teoritis Rata-rata Koefisien
Titik
(m) (m³/s) ((V0+V1)/2) debit (Cd)
V₀ (m/s) V₁ (m/s)
(m/s)
A-E 0,178 0,0001601 0,3262420 2,0390124 1,1826272 0,8742151
B-E 0,138 0,0001861 1,2261483 2,3690411 1,7975947 0,7524291
C-E 0,094 0,0002009 1,8372444 2,5581790 2,1977117 0,6967985
D-E 0,049 0,0002165 2,4072964 2,7561137 2,5817051 0,6467568
rata-rata Cd 0,7425499
Tabel I.13 Paras Air dan Energi Grafik I.5 Hubungan Jarak Pipa Sumbat dengan Skala Paras Air dan Energi Percobaan ke-5
Jarak
Pipa Paras Air Energi
Sumba (m) (m)
PERCOBAAN KE-5
t (m) Energi Paras Air
0,0000 0,254 0,2581
0.25
0,0603 0,214 0,2574
PARAS AIR DAN ENERGI

0.2
0,0687 0,170 0,2535
0.15
0,0732 0,125 0,2485

0.1
0,0811 0,076 0,2379

0.05
0,1415 0,134
0 0,1381
0.06 0.07 0.07 0.08 0.14
JARAK PIPA SUMBAT
I.7 Kesimpulan dan Saran
I.7.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin tinggi kecepatan fluida, maka energi yang dihasilkan
semakin rendah. Contoh nya adalah pada percobaan 1 di titik A
dan E dengan kecepatan masing-masing 0,1426028 m/s dan
0,8912677 m/s. Energi yang dihasilkan di titik A sebesar
0,2010365 m dan 0,2004872 m di titik E.
2. Persamaan Bernoulli menjelaskan bahwa garis energi adalah
jumlah dari tinggi kecepatan dan energi, pada saat nilai tinggi
kecepatan sangat kecil maka garis hampir berhimpit dengan
garis skala paras air, dan bila kecepatan mencapai nol maka
garis energi akan berhimpit dengan garis skala paras air.
3. Koefisien debit (Cd) didapatkan dari perhitungan perbandingan
antara debit nyata atau debit yang didapatkan dari percobaaan
dengan debit teoritis, dimana koefisien debit rata-rata nya
adalah:
a. Percobaan 1 = 0,8000275
b. Percobaan 2 = 0,7309513
c. Percobaan 3 = 0,8682484
d. Percobaan 4 = 0,7985126
e. Percobaan 5 = 0,7425499
4. Dalam Persamaan Bernoulli terdapat 2 aliran secara umum :
a. Aliran Kovergen, yaitu aliran yang memusat.
Aliran yang terjadi pada percobaan dengan pipa berdiameter
besar yang mengalir menuju pipa berdiameter lebih kecil
dikarenakan luas penampang yang menyempit.
b. Aliran Divergen, yaitu aliran yang berpencar
(menyebar). Aliran yang terjadi pada percobaan dengan pipa
berdiameter kecil yang mengalir menuju pipa berdiameter lebih
besar dikarenakan luas penampang yang bertambah besar.
5. Pada debit aliran yang seragam, kecepatan aliran akan
membesar pada saat melewati penampang yang lebih kecil. Dari
analisa perhitungan dapat diketahui bahwa semakin kecil luas
penampang maka debit aliran semakin besar.

I.7.2 Saran
1. Dalam pembacaan skala paras air hendaknya dilakukan secara
teliti agar kesalahan dalam perhitungan dapat diminimalkan.
Pada saat memutar keran air, usahakan untuk selalu memutar
kearah yang sama, dan jangan melakukan putaran keran kearah
yang berlawanan, karena akan mempengaruhi pembacaan skala
paras air dari awal, sehingga data yang didapatkan tidak dapat
digunakan.
2. Proses penghitungan dan analisa data diharapkan lebih teliti di
dalam penggunaan satuan karena akan berakibat fatal pada
perhitungan-perhitungan lainnya. Konversikan terlebih dahulu
satuan yang ada ke dalam Satuan Internasional sebagai
dasarnya, atau bisa mengkonversikan satuan yang ada ke dalam
satuan yang diinginkan dengan tetap memperhatikan konsistensi
penggunaannya agar perhitungan yang didapatkan dapat akurat
3. Mahasiswa hendaknya menyiapkan diri terlebih dahulu di dalam
penguasaan materi, sehingga di dalam pelaksanaannya,
mahasiswa dapat lebih cekatan dan kreatif didalam
melaksanakan praktikum tersebut. Pelajari modul dan perhatikan
langkah-langkah serta teori-teori yang berhubungan dengan
praktikum.
4. Mahasiswa diharapkan memperhatikan setiap detail kegiatan
praktikum karena sangat berpengaruh pada pemahaman materi
praktikum. Dokumentasikan juga kegiatan-kegiatan praktikum
agar dapat memberikan wawasan dan juga dapat digunakan
dalam lampiran kegiatan praktikum.
5. Dalam melakukan praktikum diharapkan berhati-hati dalam
penggunaan alat dan bahan, karena apabila terjadi kesalahan
pada saat percobaan dapat mengakibatkan kerusakan alat.

Anda mungkin juga menyukai