Jika hasil nilainya rendah seperti dibawah 1.2, maka artinya perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk membayar utang jangka pendeknya.Selain itu, nilai yang lebih rendah juga menyatakan bahwa perusahaan telah menggunakan aktiva lancarnya secara efektif. Aktiva lancar yang digunakan dalam rasio ini meliputi kas dan setara kas, persediaan barang, piutang usaha dan piutang lain-lain seperti gaji.Jenis rasio ini bisa Anda gunakan untuk perhitungan utang yang masa pelunasannya kurang dari satu tahun seperti utang pajak. Cash ratio = Kas dan setara kas / utang jangka pendek Kas dan setara kas yang dimaksud di sini meliputi kas perusahaan dan surat berharga yang mudah dicairkan, seperti obligasi maupun reksa dana ketika perusahaan Anda membutuhkan dana darurat.Sebenarnya rasio kas ini tidak terlalu banyak diminati perusahaan dalam memperhitungkan likuiditas keuangan. Hal ini dikarenakan jumlah kas yang berlebih dianggap sangat tidak produktif sehingga tidak dimanfaatkan dengan baik. Quick Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) /Utang Lancar Jika hasil dari quick ratio ini lebih dari 1.0, maka kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya dinilai baik.Namun, jika di atas 3.0, maka kemampuan perusahaan dinilai kurang produktif. Hal ini karena aktiva lancar tidak didistribusikan secara maksimal dalam bentuk investasi lain.Melalui rasio ini, Anda juga bisa melihat apakah arus kas berjalan dengan baik atau tidak. Cash Turnover = Penjualan Bersih / Rata-Rata Kas Jika ditemukan nilai rasio ini semakin besar, maka kemampuan perusahaan dalam keuangan dinilai semakin besar juga. Kas yang berputar menunjukkan semakin cepat pula kas masuk dalam perusahaan.Ini artinya pendapatan semakin meningkat sehingga kas untuk kegiatan operasional juga berjalan lancar.
Rumus Rasio Solvabilitas:
Total Debt to Asset Ratio = Total Hutang / Total Aset Rasio ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur persentase berapa besar dana yang berasal dari utang.Utang di sini adalah utang perusahaan, baik utang jangka panjang maupun jangka pendek.Rasio ini menggambarkan seberapa jauh utang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin rendah debit rasio, maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang / Ekuitas Rasio ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.Jika semakin tinggi rasio, maka semakin kecil modal sendiri dibanding utangnya. Seharusnya kebijakan perusahaan harus memiliki utang yang tidak lebih besar dari modal yang dimilikinya.Karena semakin kecil rasio ini maka akan memperbaiki keadaan perusahaan, artinya semakin kecil utang yang dimiliki maka semakin aman. Times Interest Earned Ratio = Laba sebelum Pajak dan bunga / Beban Bunga Times Interest Earned Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Rasio ini sering digolongkan sebagai salah satu rasio keuangan dalam Rasio Solvabilitas, Hal ini dikarenakan Times Interest Earned Ratio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran Bunga dan Hutang-hutangnya.
Rumus rasio aktivitas:
Perputaran Aset Lancar = Penjualan Bersih ÷ Aset Lancar Rata-rata Mirip dengan rasio perputaran persediaan, perbedaannya adalah rasio perputaran aset lancar mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari aset lancarnya, seperti kas, inventaris, piutang, dll Penjualan menjadi Modal Kerja = Penjualan ÷ Modal Kerja Rata-rata Rasio ini mengukur jumlah uang tunai yang dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Mengingat hal ini, modal kerja yang tinggi kemungkinan besar mengindikasikan penggunaan modal kerja yang menguntungkan.Dengan kata lain, penjualan harus mencukupi terkait dengan modal kerja yang tersedia. Namun, perbandingan dengan perusahaan sejenis atau rata-rata industri harus dibuat sebelum menarik kesimpulan. Perputaran Piutang Usaha = Penjualan Bersih ÷ Rata-rata Piutang Bersih Hasil perhitungan dapat disajikan dalam waktu per tahun atau dalam hari. Jika diukur dalam hitungan kali per tahun, tren penurunan rasio ini akan berdampak negatif bagi suatu perusahaan, artinya kemampuan mengubah piutang menjadi kas menjadi lebih rendah.Namun, jika diukur dalam hitungan hari, tren penurunan rasio ini direkomendasikan, karena ini berarti lebih sedikit hari yang dibutuhkan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Perputaran Piutang Usaha (Hari) = Rata-Rata Piutang Kotor ÷ (Penjualan Bersih ÷ 360) Periode Penagihan Rata-rata (Perputaran Piutang dalam Hari) = 360 ÷ Perputaran Piutang Rasio perputaran hutang = Harga pokok penjualan ÷ Hutang usaha Ini adalah rasio lain yang dapat digunakan untuk melakukan analisis aktivitas suatu perusahaan. Berbeda dengan perputaran piutang, rasio ini mengukur berapa kali per tahun perusahaan membayar hutangnya kepada pemasok (kreditor). Perputaran Hutang = Pembelian ÷ Rata-Rata Hutang Rasio perputaran hutang yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya kepada kreditor secara sehat dan teratur. Perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan ÷ Persediaan Rata-rata Rasio perputaran persediaan yang lebih rendah akan menunjukkan bahwa lebih sedikit waktu yang dibutuhkan bagi perusahaan untuk mengubah persediaan menjadi penjualan. Tren penurunan perputaran persediaan perusahaan umumnya menunjukkan peningkatan modal kerja. Rasio Perputaran Aset Tetap = Penjualan Bersih / Aset Tetap Perputaran aset tetap yang tinggi mengindikasikan bahwa fixed assets atau aktiva tetap digunakan secara efisien dan jumlah penjualan yang dihasilkan hanya dengan menggunakan jumlah aset yang kecil. Sebaliknya, rasio perputaran aset tetap yang rendah menunjukan perusahaan tidak menggunakan asetnya secara efisien dan efektif.
Rumus rasio rentabilitas:
Rentabilitas Ekonomi: Laba bersih sebelum pajak/total aktiva Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. PM bisa dihitung dengan rumus: (laba kotor/total pendapatan atau penjualan bersih) x 100%. Gross profit margin adalah rasio yang mengukur efisiensi harga pokok atau biaya produksi untuk menghasilkan laba kotor. Semakin besar GPM, semakin efisien kegiatan operasional perusahaan. Semakin kecil GPM, maka perusahaan dinilai kurang efisien dalam melakukan kegiatan operasional. Rasio Pengembalian modal= laba bersih setelah pajak / ekuitas Hasil perhitungan ROE mendekati 1 menunjukkan semakin efektif dan efisiennya penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan, demikian sebaliknya jika ROE mendekati 0 berarti perusahaan tidak mampu mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan pendapatan. ROI = (total penjualan – investasi) / investasi x 100% Return on investment atau biasa disebut ROI adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya guna untuk menutup biaya yang dikeluarkan saat investasi. Laba yang digunakan untuk menutup biaya investasi ini adalah laba bersih setelah dikenakan pajak atau (EAT).
Rumus rasio ukuran pasar:
EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306). Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.