Disusun Oleh:
2021
DAFTAR ISI
A. Anatomi ......................................................................................... 3
D. Ultrasound ..................................................................................... 25
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tangan mampu membuat gerakan yang komplek dan akurat. Sekitar 80%
tangan (Reggit, 2004 dalam Bajura 2020). Pada beberapa orang dengan hobi
olahraga juga sering terjadi gangguan pada tangan. Salah satu penyebab
Cidera pada tangan dan pergelangan tangan adalah kejadian yang umum
bagi beberapa orang yang memili hobi olahraga, Sebuah tinjauan literatur
tangan dan pergelangan tangan (Rettig 2003 dalam Bajura 2020). Salah satu
dan terlalu cepat dan dalam waktu yang lama. Terutama pada olahraga yang
1
2
syndrome (CTS) sebesar 1,55% (2,6 juta). CTS merupakan syndrome jepitan
saraf perifer (62 %) yang sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria,
sekitar usia 40-60 tahun (Treaster et al., 2006 dalam Usman & Imania, 2017).
CTS dapat dialami oleh semua golongan usia, dari anak-anak sampai lanjut
usia. CTS dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, kesemutan, dan baal.
mengganggu tidur pada malam hari dan dapat pula mengakibatkan kelemahan
pada otot thenar yang akan mempengaruhi fungsi dari tangan seperti
pekerjaan yang spesifik, cedera karena gerakan berulang, dan karena genetik.
Selain itu juga bisa dikarenakan penyakit lain misalnya penyakit arthiritis,
carpal tunnel syndrome pernah diulas pada penelitian sebelumnya, antara lain
perbaikan jaringan dan penyembuhan. Efek dari Ultrasound itu sendiri yaitu
terhadap adanya stress dan ketegangan, selain itu juga digunakan untuk
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
1. Terowongan Carpal
yang dibatasi dengan dinding kaku yang dibentuk oleh tulang dan sendi
flexor policis longus, dan nervus medianus disisi radial. (Megerian et al.,
4
5
5
2. Tulang-Tulang di Carpal
seperti tulang carpal, tulang metacarpal dan phalang. Berikut ini adalah
1) Os Scapoideum
2) Os Lunatum
3) Os Triquetrum
tulang pisiform diarah ulnar dan polar, dan os hamatum diarah distal.
4) Os Pisiform
5) Os Trapesium
6) Os Trapezoideum
7) Os Capitatum
distal.
8) Os Hamatum
9) Os Radius
10) Os Ulna
3. Ligamen
Pada wrist joint banyak terdapat ligamen yang tersusun, ligamen yang paling
umum ialah radial collateral ligament dimana ligamen ini memanjang dari
8
1
7
2
3
6
4
carpal dimana dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian volar dan bagian distal.
Pada bagian dorsal terdapat 5 ligamen yaitu (1) dorsal intercarpal ligamen,
4. Otot
alat penggerak untuk manusia. Di dalam wrist joint terdapat banyak otot
sebagai alat gerak pada tangan manusia. Beberapa otot yang terdapat pada
wrist joint origo insersio dan beserta fungsinya. Berikut merupakan gambar
5. Nervus Medianus
Nervus ini berasal dari radiks lateralis dan radiks medialis. Radiks
lateralis merupakan lanjutan dari fasikulus lateralis dari serabut C6 dan C7,
untuk radiks medialis merupakan lanjutan dari fasiculus medialis dari serabut
brachialis pada bagian medial diantara otot brachialis dan otot biceps. Saraf
ini berjalan secara menyilang ke bagian anterior dari regio brachialis dan
memasuki fossa cubiti. Selanjutnya nervus ini membuat cabang untuk regio
brachialis, melintas dari caput otot pronator teres, turun melalui tengah otot
canalis carpalis sekitar ruas jari jempol dan terletak di distal pergelangan
tangan dan berlanjut hingga 3 cm regio cubiti. Canalis carpi dibentuk oleh
komponen, komponen radial manjadi cabang sensorik pada jari I dan jari II
dan cabang motorik pada otot abductor policis brevis, otot opponens policis,
memberikan cabang sensorik pada jari II,III dan sisi radial jari keempat
(Pecina et al., 2001 dalam Prakoso, 2017). Nervus medianus terdiri dari serat
11
6 % motorik dan 94% sensorik. Namun walau cabang motorik hanya 6%,
cabang ini sangat banyak menciptakan banyak patologi yang besar dalam
beberapa kasus, salah satu nya pada kasus carpal tunnel syndrome (Pearce,
2009).
6. Tendon
dengan otot. Dalam tubuh manusia terdapat otot rangka yang berfungsi untuk
itu diakibatkan oleh otot mengalami kontraksi dan tendon lah yang menarik
tulang, sehingga terjadi gerakan (Hadi, 2014). Pada wrist joint terdapat
beberapa tendon flexor. Tendon flexor ini berjalan beriringan dengan nervus
selubung tendon. Selubung tendon ini berfungsi sebagai pelindung dan juga
bebas pada wrist joint. Sarung tendon terbentuk dari parietal dan visceral dan
12
a) Carpometacarpal joint
Sendi ini terbentuk oleh tulang carpal bagian distal dan lima tulang
(Lippert, 2011).
b) Metacarpophalangeal joint
diperkuat oleh ligamen volar serta ligamen lateral dan medial (Lippert,
2011).
di wrist joint meliputi gerak traksi dan translasi. gerakan traksi ossa carpal
kearah distal searah dengan axis pada tulang radius, sedangkan gerakan
translasi selalu berlawan arah, translasi palmar flexi kearah dorsal, saat
dorsal flexi kearah palmar, dan translasi kearah radial saat ulnar deviasi dan
translasi ke ulnar saat radial deviation. Wrist joint adalah sendi yang dapat
digerakkan secara maksimal pada ulnar deviasi 5 derajat dan palmar flexi 5
13
derajat. Sedangkan saat dorso flexi sendi akan mengunci maksimal. Pada
dengan flexi.
mengepal. Pada sendi ini terdapat beberapa gerakan yang dapat dilakukan
2011). Pada wrist joint terdapat gerakan seperti flexi dan ekstensi dimana jika
Nerve palsy merupakan salah satu penyakit yang paling sering mengenai
sebagai suatu sindroma klinik pada tahun 1854 oleh Sir James Paget pada
kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal. Carpal tunnel syndrome
spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Marie dan C. Foix pada tahun
Mahadewa, 2013).
peningkatan tekanan pada terowongan carpal yang dibatasi oleh tulang dan
pendarah, dan gejala neurologis lainnya (Kisner & Colby, 2014). Carpal
yang sama dalam waktu yang lama (Bahrudin, 2016). Selain itu terdapat
yaitu tekanan pada otot, suhu, getaran, dan postur kerja yang tidak
hipotesia pada jari I,II,III. Biasanya keluhan itu akan meningkat saat pasien
mereka melakukan gerakan yang beulang, maka jaringan lunak pada otot
akan menerima tekanan karena memerah susu dan karena dilakukan dalam
waktu yang lama, maka akan menyebabkan nyeri otot yang menetap
2. Etiologi
15
Kondisi hamil juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya CTS,
biasanya pada trimester III dan terjadi dikedua tangan (Bahrami et al., 2005
dalam Bachrudin, 2011). Selain itu juga posisi tangan yang tidak ergonomis
MCP 450. Posisi yang tidak ergonomis menyebabkan perubahan pada tendon
(Bachrudin,2011).
syndrome, yaitu (1) trauma langsung pada carpal tunnel syndrome seperti
colles fracture dan edema akibat trauma. (2) tumor yang menekan carpal
3. Patofisiologi
carpal tunnel. carpal tunnel diisi oleh sembilan tendon flexor dan saraf
palmar cutaneus membawa serabut sensorik untuk otot thenar. Setelah dari
longus, m lumbrical I dan II, dan m opponeus pollicis serta m flexor pollicis
brevis (Pasnoor dan Dimachkie, 2011). Cabang yang lain menginervasi jari
I,II,III, dan setengah jari IV. Maka dari itu carpal tunnel syndrome
CTS adalah strain dan overuse yang menyebabkan penekanan pada saraf
asupan darah yang berisi nutrisi dan oksigen untuk saraf menyebabkan
sensibilitas serta terasa nyeri dan paresthesia. Teori yang terakhir adalah
alat yang menimbulkan getaran dalam jangka panjang (Aroori dan Spence,
gejala awalnya berupa parastesia, numbness, tingling pada jari I,II,III dan
setengah sisi radial jari 4 sesuai dengan sesorik yang diinervasi oleh nervus
17
berat. Pada pasien carpal tunnel syndrome akut biasanya terdapat nyeri,
bengkak, gerak jari menurun. Pada pasien kronis gejala mempunyai gejala
Nyeri merupakan salah satu gejala yang paling dirasakan dimalam hari,
posisi yang tinggi. Selain itu juga nyeri akan berkurang saat mengistirahatkan
yang dialami pasien CTS pada malah hari diakibatkan numbness yang sangat
Saat pasien mengalami carpal tunnel syndrome dalam waktu yang lama
jika jari tidak digerakkan jari menjadi kurang terampil pada motorik
penderita saat menggenggam. Pada tahap lanjut juga dijumpai atrofi otot-otot
thenar (Oppones policis dan abductor pollicis brevis) dan otot lainnya
(Huldani, 2013).
5. Pemeriksaan spesifik
a. Tinnel Tes
carpal dengan posisi dorsoflexi, positif jika terdapat nyeri atau parastesia
b. Phalen Test.
ataupun parastesia pada jari maka positif terjadi carpal tunnel syndrome.
Beberapa penulis menjelaskan bahwa tes ini adalah tes yang sangat
2013).
medianus tertekan menggunakan ibu jari. Jika kurang dari 30 detik timbul
a. Level 1 (Ringan)
Pada level 1/ level ringan parastesia dan nyeri yang dirasakan dapat
syaraf.
b. Level 2 (Sedang)
Pada level ini gejala yang dirasakan lebih intensif, dari tes yang
c. Level 3 (Berat)
nya.
7. Diagnosa banding
a. De quervain’s syndrome
abductor policis longus dan ekstensor policis longus, kasus ini biasnaya
adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergalangan tangan yang dekat
dengan ibu jari. Tes untuk kasus ini ialah finkelstein’s test yaitu dengan
pasien menggenggam ibu jari menggunakan jari yang lain dan melakukan
b. Trigger finger
saat jari flexi dan ekstensi, serta locking pada jari (Fauzi, 2015).
c. Cervical radiculopathy
penjepitan atau iriatasi pada saraf yang terdapat pada cervical. Pada kasus
ini dapat menyebabkan nyeri menjalar ke bahu, kelemahan otot dan mati
8. Faktor Resiko
a. Faktor personal
1) Jenis Kelamin
2) Obesitas
seseorang yang memiliki BMI > 29 memiliki 2,5 lebih risiko terkena
B. Neurodynamic Mobilization
1. Definisi
berfokus pada fisiologi dan mekanik dari sistem saraf. NDM menggunakan
saraf dalam arah yang sama (Nugraha,2019) Pada teknik ini menghasilkan
pergeseran antara struktur saraf dan jaringan non saraf yang berdekatan agar
tidak terjadi provokasi (Wang et al.,2015). Teknik ini efektif diberikan pada
ini dapat mencegah terjadinya tekanan intraneural yang dapat menekan saraf
dan mengurangi irigasi saraf (Santana et al., 2015). Sedangkan untuk teknik
lesi cauda equina dan cidera pada spinal cord (Santana, 2015).
2. Pengaruh Fisiologi
konduksi saraf, dan mengurangi tekanan yang ada di dalam saraf, sehingga
sehinggu mediator inflamasi (zat p) dan protein akan menurun dan edema
lancer dan efek dari mekanosensitiviti pada saraf akan berkurang (Nugraha,
2019). Sedangkan teknik tension lebih focus pada regenerasi saraf dan
flexibilitas saraf. Gerakan peregangan yang dilakukan pada teknik ini akan
perpanjangan pada sel tersebut. Sel scwan memiliki kandungan nutrisi yang
sangat banyak, sehingga jika sel tersebut semakin panjang, maka nutrisi yang
ada didalamnya akan semakin banyak. Sehingga saraf akan cepat mengalami
2018)
3. Aplikasi
dua gerakan sesuai dengan teknik pada metode tersebut. Berikut merupakan
yaitu dengan posisi tangan abduksi shoulder, elbow supinasi, wrist dalam
keadaan dorso flexi, sedangkan leher dalam keadaan lateral flexi kearah
shoulder, elbow dalam posisi flexi dan supinasi, wrist posisi palmar flexi.
dilakukan dengan kepala akan bergerak dalam waktu yang sama secara
pertama 10, gerakan kedua 10) dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval
C. Ultrasound
1. Definisi Ultrasound
berfrekuensi tinggi dantidak dapat dideteksi oleh telinga manusia sekitar 0,8
desakan gelombang suara pada membran sel yang meningkatkan kerja pompa
menerus (pada serabut saraf) selama 3 – 5 menit, 0,5 – 1 w/cm2 secara terus
tekanan peradangan pada plantar fascia sehigga terjadi penurunan rasa nyeri
2. Pengaruh fisiologi
pada saraf nosiseptif dan akibatnya mengurangi nyeri (Awan, 2014). Efek
rangsang nyeri dan penurunan adhesi jaringan. Ini akan berdampak pada
Status Klinis
CATATAN KLINIS
(Medika mentosa, hasil lab, foto rontgen, MRI, CT-Scan, dll)
28
3. ANAMNESIS (AUTO)
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan kanan
dan kiri pada siang, dan malam hari setelah beraktivitas.
E. RIWAYAT PENGOBATAN
29
Akupuntur dan ke dokter saraf diberikan obat ……
F. ANAMNESIS SISTEM
a. Kepala dan Leher
Tidak ada keluhan
b. Kardiovaskular
tidak ada keluhan
c. Respirasi
tidak ada keluhan
d. Gastrointestinal
tidak ada keluhan
e. Urogenital
Tidak ada keluhan
f. Musculoskeletal
weakness pada grup otot flexor dan ekstensor wrist , nyeri gerak dan
nyeri tekan pada palmar wrist.
g. Nervorum
Terdapat kebas dan kesemutan di kedua telapang tangan menyebar di
jari 1,2, dan 3
4. PEMERIKSAAN
A. PEMERIKSAAN FISIK
a) TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah : 112 / 70 mmhg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 26 kali/menit
Temperatur : 37o C
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 48 Kg
c) PALPASI
(Nyeri, Spasme, Suhu lokal, tonus, bengkak, dll)
- Terdapat nyeri tekan di sekitar bagian radial wrist dextra dan
sinistra
- Terdapat hypotonus pada otot tenar sinistra
30
d) PERKUSI
Tidak dilakukan
e) AUSKULTASI
tidak dilakukan
f) GERAK DASAR
Gerak Aktif :
Gerakan Dextra Sinistra
ROM Nyeri ROM Nyeri
Regio
Wrist Flexi Terbatas + Terbatas +
Extensi Terbatas + Terbatas +
Radial Defiasi Full - Full -
Ulnar Defiasi Full - Full -
Gerak Pasif :
Regio Gerakan Dextra Sinistra
ROM Nyeri End Feel ROM Nyeri End Feel
Wrist Flexi Terbatas + Empty Terbata + Empty
s
Extensi Terbatas + Empty Terbata + Empty
s
Radial Full - Elastic Full - Elastic
Defiasi
Ulnar Full - Elastic Full - Elastic
Defiasi
Isometrik :
Regio NYERI
Dextra Sinistra
Flexi Nyeri Nyeri
Extensi Nyeri Nyeri
Radial Tidak Tidak nyeri
deviasi nyeri
Ulnar Tidak Tidak nyeri
deviasi nyeri
31
Interpersonal : pasien mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan
kooperatif terhadap terapis.
B. PEMERIKSAAN SPESIFIK
(Nyeri, MMT, LGS, Antropometri, Sensibilitas, Tes Khusus, dll)
o Boston questionnaire carpal tunnel syndrome
0 – 11 Tanpa gejala
12 – 22 Nyeri ringan ROM
Regio Bidang Gerak Dextra Sinistra
Wrist 23 – 33 Nyeri sedang
Sagital 450 - 00 - 550 450 - 00 - 550
34 – 44 200 - 00 - 300
Frontal Nyeri berat 200 - 00 - 300
32
Regio Motion Dextra Sinistra
Wrist Flexi 4 4
Ekstensi 4 4
Radial deviasi 5 5
Ulnar deviasi 5 5
o Test Spesifik
Phalen test (+)
Tinel test (+)
Prayer test (+)
Wrist compression test (+)
o Pemeriksaan aktivitas fungsional wrist and hand disability indeks
Kriteria Pertanyaan
Nyeri (...) Tidak ada nyeri di pergelangan tangan.
(X) Ada nyeri di pergelangan intermiten/ kadang
kadang.
(...) Ada nyeri di pergelangan tangan continue.
(...) Nyeri di pergelangan tangan bersifat konstan dan
adanya keterbatasan pada tangan dalam batas sedang.
(...) Nyeri pergelangan tangan bersifat konstan dan
adanya keterbatasan fungsional bersifat berat.
(...) Nyeri di pergelangan tangan bersifat konstan dan
tidak dapat menggunakan tangan untuk aktifitas.
Kesemutan dan (...) Tidak ada rasa tebal dan kesemutan pada
rasa tebal pergelangan tangan.
(…) Kadang kadang merasa tebal dan kesemutan.
(X) Rasa tebal dan kesemutan dirasakan terus menerus
namun tidak mengganggu aktifitas tangan.
(...) Rasa tebal dan kesemutan terus menerus dan
mengganggu aktifitas tangan dalam batas sedang.
(...) Rasa tebal dan kesemutan terus menerus dan
mengganggu aktifitas tangan dalam batas berat.
(...) Rasa tebal dan kesemutan terusmenerus dan tidak
dapat menggunakan tangan untuk aktifitas.
Perawatan diri (...) dapat melakukan aktifitas perawatan diri tanpa
gejala.
(X) Dapat melakukan aktifitas perawatan diri namun
meningkatkan gejala yang ada.
(...) Tidak merasa nyaman dalam melakukan aktifitas
perawatan diri, namun masih bisa dilakukan dengan
pelan pelan atau hati hati.
(...) Dapat melakukan aktifitas perawatan diri dengan
tangan yangsakit dan kadang kadang menggunakan
tangan yang sehat.
(...) Dapat melakikan aktifitas perawatan diri dengan
tangan yang sakit namun lebih sering menggunakan
tangan yang sehat.
(...) Tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri
menggunakan tangan yang sakit sehingga selalu
33
menggunakan tangan yang sehat.
Kekuatan (...) Dapat mengangkat beban terberat tanpa ada
gejala.
(...) Dapat mengangkat beban berat namun
meningkatkan gejala.
(X) Gejala yang ada mencegah untuk mengangkat
beban lebih dari sedang, misal galon aqua.
(...) Gejala yang ada mencegah mengangkat beban
lebih ringan, misal buku.
(...) Sering tidak dapat mengangkat beban yang ringan
karena kelemahan pada pergelangan tangan.
(...) Menghindari mengangkat barang apapun dengan
tangan yang sakit.
Toleransi menulis (...) Mampu menulis/mengetik tanpa muncul gejala.
dan mengetik (X) Mampu menulis/mengetik namun meningkatkan
gejala.
(...) Mampu menulis/mengetim 31-60 menit sebelum
gejala muncul.
(...) Mampu menulis/mengetik 11-30 menit sebelum
gejala muncul.
(...) Mampu menulis/mengetik 10 menit sebelum
gejala muncul
(...)Tidak dapat menulis/ mengetik menggunakan
tangan yang sakit.
Bekerja (...) Mampu melakukan pekerjaan tanpa gejala.
(...) Mampu melakukan pekerjaan namun
meningkatkan nyeri.
(X) Mampu melakukan pekerjaan namun tidak semua
karena gejala yang ada.
(...) Mampu melakukan sebagian pekerjaan karena
gejala yang muncul.
(...) Mampu melakukan beberapa pekerjaan dengan
susah payah karena gejala yang ada.
(...) Tidak mampu melakukan pekerjaan yang ada
karena gejala yang ada.
Menyetir dan (...) Mampu menyetir tanpa gejala
mengemudi (X) Mampu menyetir namun meningkatkan gejala
yang ada
(...) Mampu menyetir 31-60 menit sebelum gejala
(...) Mampu menyetir 11-30 menit sebelum gejala
muncul.
(...) Mampu menyetir 10 menit sebelum gejala muncul
(...) Tidak dapat menyetir sama sekali.
34
empat kali setiap tidur.
(...) Tidur banyak mengalami gangguan bangun lima
sampai enam kali setiap tidur.
(...) Tidur sangat terganggu bangun tujuh sampai
delapan kali setiap tidur.
Pekerjaan rumah (...) Tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
tangga pekerjaan rumah tangga.
(...) Dapat melakukan semua pekerjaan rumah tangga
namun butuh istirahat.
(X) Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
seperlunya.
(...) Dapat melakukan sebagian pekerjaan rumah
tangga.
(...) Dapat melakukan sebagian kecil pekerjaan rumah
tangga.
(...) Sama sekali tidak dapat melakukan pekerjaan
rumah tangga.
Rekreasi atau (...) Dapat melakukan kegiatan rekreasi atau olahraga
tanpa ada gejala.
olahraga (...) Dapat melakukan beberapa kegiatan rekreasi atau
olahraga dengan sedikit gejala.
(X) Tidak semua kegiatan rekreasi atau olahraga dapat
dilakukan karna gejala.
(...) Dapat melakukan sedikit kegiatan rekreasi atau
olahraga karena gejala.
(...) Dapat melakukan beberapa aktifitas karena
adanya gejala.
(...) Tidak dapat melakukan kegiatan rekreasi dan
olahraga karena gejala.
35
5. UNDERLYING PROCCESS
Repetitif injury
CTS
Radang
Penurunan
Menyempit Impuls
Sensorik Motorik
Nyeri
Tekan
36
6. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
pain, weakness and parasthesia e.c carpal tunnel syndrome billateral
Impairment
parasthesia pada telapak tangan dan jari 1,2,3
weakness pada grup otot flexor dan ekstensor wrist
nyeri gerak dan nyeri tekan pada palmar wrist
penurunan lingkup gerak sendi
Functional Limitation
pasien terbatas pada saat menulis, mengetik
pasien kesulitan mengangkat barang berat
Disability
pasien mengalami keterbatasan dalam aktifitas rumah tangga
7. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia ad bonam
Qua at Fungsionam : Bonam
Qua at cosmeticam : Bonam
8. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
A. Tujuan treatment
a) Jangka Pendek
Mengurangi parasthesia pada telapak tangan dan jari 1,2,3
Meningkatkan kekuatan otot pada grup otot flexor dan ekstensor wrist
Mengurangi nyeri gerak dan nyeri tekan pada palmar wrist
b) Jangka Panjang
Meningkatkan aktifitas fungsional pasien
B. Rencana tindakan
a) Teknologi Fisioterapi
o Ultrasound adalah terapi yang menggunakan arus listrik yang
dialirkan melalui transduser dan menghasilkan gelombang suara yang
kemudian ditransmisikan pada kulit.
Tujuan: Mengurangi spasme otot, mengurangi nyeri dan
memperbaiki jaringan
9. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
Ultrasound
a. Persiapan alat
Pastikan semua alat dalam keadaan baik dan telah terhubung dalam arus
listrik.
37
b. Persiapan pasien
Pastikan pasien dalam posisi yang senyaman mungkin kemudian
menjelaskan kepada pasien tentang efek yang dirasakan pada saat
dilakukan terapi mengunakan Ultrasound.
c. Pelaksanaan terapi
Melakukan tes sensibilitas terlebih dahulu dengan menggunakan
metode panas/dingin yang ditempel pada area yang diterapi kemudian
membebaskan area yang akan diterapi dari kain, dan logam. Memberikan
penjelasan kepada pasien tentang apa yang dirasakan dan efek yang akan
terjadi pada waktu terapi. Setelah itu berikan gel pada area yang diterapi,
ratakan gel degan tranduser baru alat dinyalakan jika waktu terapi telah
selesai, matikan alat, membersihkan gel dari tubuh pasien, dan
merapikan alat kembali seperti semula.
Frequency: 3 MHz
Intensitas : 0,7 W/Cm2
Dutyfactor: 60%
Waktu : 4 menit
Terapi latihan
a. Persiapan pasien
Pasien dalam posisi duduk nyaman diatas bed, pasien menggunakan
pakaian yang nyaman dan tidak menghalangi pergerakan ekstermitas atas
b. Pelaksanaan terapi
Terapi menginstruksikan pasien untuk abduksi shoulder, elbow supinasi,
wrist dalam keadaan dorso flexi, sedangkan leher dalam keadaan lateral
flexi kearah berlawanan. Pada Gerakan kedua berkebalikan dari teknik
sebelumnya, yaitu dengan posisi tangan abduksi shoulder, elbow dalam
posisi flexi dan supinasi, wrist posisi palmar flexi. Sedangkan posisi
kepala lateral flexi kearah tangan. Gerakan tersebut dilakukan dengan
kepala akan bergerak dalam waktu yang sama secara ipsilateral.
Dilakukan sebanyak 20 kali (gerakan pertama 10, gerakan kedua 10)
dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval istirahat 15 detik
38
HASIL EVALUASI TERAKHIR
o Boston questionnaire carpal tunnel syndrome
0 – 11 Tanpa gejala
12 – 22 Nyeri ringan
23 – 33 Nyeri sedang
24 – 44 Nyeri berat
ROM
Regio Bidang Gerak Dextra Sinistra
Wrist Sagital 500 - 00 - 550 450 - 00 - 550
Frontal 200 - 00 - 300 200 - 00 - 300
39
o Pemeriksaan aktivitas fungsional wrist and hand disability indeks
Kriteria Pertanyaan
Nyeri (...) Tidak ada nyeri di pergelangan tangan.
(X) Ada nyeri di pergelangan intermiten/ kadang
kadang.
(...) Ada nyeri di pergelangan tangan continue.
(...) Nyeri di pergelangan tangan bersifat konstan dan
adanya keterbatasan pada tangan dalam batas sedang.
(...) Nyeri pergelangan tangan bersifat konstan dan
adanya keterbatasan fungsional bersifat berat.
(...) Nyeri di pergelangan tangan bersifat konstan dan
tidak dapat menggunakan tangan untuk aktifitas.
Kesemutan dan (...) Tidak ada rasa tebal dan kesemutan pada
rasa tebal pergelangan tangan.
(…) Kadang kadang merasa tebal dan kesemutan.
(X) Rasa tebal dan kesemutan dirasakan terus menerus
namun tidak mengganggu aktifitas tangan.
(...) Rasa tebal dan kesemutan terus menerus dan
mengganggu aktifitas tangan dalam batas sedang.
(...) Rasa tebal dan kesemutan terus menerus dan
mengganggu aktifitas tangan dalam batas berat.
(...) Rasa tebal dan kesemutan terusmenerus dan tidak
dapat menggunakan tangan untuk aktifitas.
Perawatan diri (X) dapat melakukan aktifitas perawatan diri tanpa
gejala.
(…) Dapat melakukan aktifitas perawatan diri namun
meningkatkan gejala yang ada.
(...) Tidak merasa nyaman dalam melakukan aktifitas
perawatan diri, namun masih bisa dilakukan dengan
pelan pelan atau hati hati.
(...) Dapat melakukan aktifitas perawatan diri dengan
tangan yangsakit dan kadang kadang menggunakan
tangan yang sehat.
(...) Dapat melakikan aktifitas perawatan diri dengan
tangan yang sakit namun lebih sering menggunakan
tangan yang sehat.
(...) Tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri
menggunakan tangan yang sakit sehingga selalu
menggunakan tangan yang sehat.
Kekuatan (...) Dapat mengangkat beban terberat tanpa ada
gejala.
(...) Dapat mengangkat beban berat namun
meningkatkan gejala.
(X) Gejala yang ada mencegah untuk mengangkat
beban lebih dari sedang, misal galon aqua.
(...) Gejala yang ada mencegah mengangkat beban
lebih ringan, misal buku.
(...) Sering tidak dapat mengangkat beban yang ringan
karena kelemahan pada pergelangan tangan.
(...) Menghindari mengangkat barang apapun dengan
40
tangan yang sakit.
Toleransi menulis (X) Mampu menulis/mengetik tanpa muncul gejala.
dan mengetik (…) Mampu menulis/mengetik namun meningkatkan
gejala.
(...) Mampu menulis/mengetim 31-60 menit sebelum
gejala muncul.
(...) Mampu menulis/mengetik 11-30 menit sebelum
gejala muncul.
(...) Mampu menulis/mengetik 10 menit sebelum
gejala muncul
(...)Tidak dapat menulis/ mengetik menggunakan
tangan yang sakit.
Bekerja (...) Mampu melakukan pekerjaan tanpa gejala.
(X) Mampu melakukan pekerjaan namun
meningkatkan nyeri.
(…) Mampu melakukan pekerjaan namun tidak semua
karena gejala yang ada.
(...) Mampu melakukan sebagian pekerjaan karena
gejala yang muncul.
(...) Mampu melakukan beberapa pekerjaan dengan
susah payah karena gejala yang ada.
(...) Tidak mampu melakukan pekerjaan yang ada
karena gejala yang ada.
Menyetir dan (...) Mampu menyetir tanpa gejala
mengemudi (X) Mampu menyetir namun meningkatkan gejala
yang ada
(...) Mampu menyetir 31-60 menit sebelum gejala
(...) Mampu menyetir 11-30 menit sebelum gejala
muncul.
(...) Mampu menyetir 10 menit sebelum gejala muncul
(...) Tidak dapat menyetir sama sekali.
41
seperlunya.
(...) Dapat melakukan sebagian pekerjaan rumah
tangga.
(...) Dapat melakukan sebagian kecil pekerjaan rumah
tangga.
(...) Sama sekali tidak dapat melakukan pekerjaan
rumah tangga.
Rekreasi atau (...) Dapat melakukan kegiatan rekreasi atau olahraga
tanpa ada gejala.
olahraga (...) Dapat melakukan beberapa kegiatan rekreasi atau
olahraga dengan sedikit gejala.
(X) Tidak semua kegiatan rekreasi atau olahraga dapat
dilakukan karna gejala.
(...) Dapat melakukan sedikit kegiatan rekreasi atau
olahraga karena gejala.
(...) Dapat melakukan beberapa aktifitas karena
adanya gejala.
(...) Tidak dapat melakukan kegiatan rekreasi dan
olahraga karena gejala.
42
..................,.........
...............
Pembimbing
(______________________)
43
DAFTAR PUSTAKA
Abedi, M., Manshadi, F. D., Khalkhali, M., Mousavi, S. J., Baghban, A. A., Montazeri, A.,
& Parnianpour, M. (2015). Translation and validation of the Persian version of the
STarT Back Screening Tool in patients with nonspecific low back pain. Manual
therapy, 20(6), 850-854.
Agustin, C. P. M. (2012). Masa Kerja, Sikap Kerja Dan Kejadian Sindrom Karpal Pada
Pembatik. Kemas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), 170-176..
Andayani, N. L. N., Wibawa, A., & Nugraha, M. H. S. (2020). Effective Ultrasound and Neural
Mobilization Combinations in Reducing Hand Disabilities in Carpal Tunnel Syndrome
Patients. Jurnal Keperawatan Indonesia, 23(2), 93-101.
Awan, W.A., Babur, M.N., Ansari, M., & Liaqat, M. (2014). Effectiveness of stretching of
the flexor retinaculum with ultrasonic therapy in the management of carpal tunnel
syndrome. Pakistan Journal of Neurological Sciences (PJNS), 9 (4), 5–8.
Bahrudin, M., Putra, R. L., & Alief, H. F. (2016). Hubungan Masa Kerja Dengan
Kejadian Cts Pada Pekerja Pemetik Daun Teh. Saintika Medika: Jurnal
Ilmu Kesehatan Dan Kedokteran Keluarga, 12(1), 24-29.
Bahrudin, Moch. (2011). Carpal Tunnel Syndrome (Cts). Staff Pengajar Pada
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Volume 7.
Nomor 14: Januari 2011
Bird, M. L., Callisaya, M. L., Cannell, J., Gibbons, T., Smith, S. T., & Ahuja, K. D. (2016).
Accuracy, validity, and reliability of an electronic visual analog scale for pain on a
touch screen tablet in healthy older adults: a clinical trial. Interactive journal of medical
research, 5(1), e3.
Duckworth, A. D., Jenkins, P. J., Roddam, P., Watts, A. C., Ring, D., & Mceachan,
J. E. (2013). Pain And Carpal Tunnel Syndrome. The Journal Of Hand
Surgery, 38(8), 1540-1546.
47
48
Fitriani, R.N. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel
Syndrome (Cts) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Di Inspektorat Jenderal
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012. Skripsi. Jakarta: Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Hadi, Martono Pranarka K. (2014). Buku Ajar Boedhi Darmojo. 4th ed. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI;
Helmi, Zairin Noor. (2012). Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta. Salemba
Medika
Ono, S., Clapham, P. J., & Chung, K. C. (2010). Optimal management of carpal tunnel
syndrome. International journal of general medicine, 3, 255.
Park, J. S., Won, H. C., Oh, J. Y., Kim, D. H., Hwang, S. C., & Yoo, J. I. (2019).
Value Of Cross-Sectional Area Of Median Nerve By Mri In Carpal Tunnel
Syndrome. Asian Journal Of Surgery.
Paulsen F. & J. Waschke. (2013). Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum
Dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : Egc.
Rohimah, R. (2019). The Risk Factors That Affecting Carpal Tunnel Syndrome (Cts) On The
Staffs At Polytechnic Health Of Science Jakarta I.
Wang, Y., Ma, M., Tang, Q., Zhu, L., Koleini, M., & Zou, D. (2015). The Effects Of
Different Tensile Parameters For The Neurodynamic Mobilization Technique On
Tricipital Muscle Wet Weight And Murf-1 Expression In Rabbits With Sciatic Nerve
Injury. Journal Of Neuroengineering And Rehabilitation, 12(1), 38.
Werthel, J. D. R., Zhao, C., An, K. N., & Amadio, P. C. (2014). Carpal Tunnel
Syndrome Pathophysiology: Role Of Subsynovial Connective
Tissue. Journal Of Wrist Surgery, 3(04), 220-226.
Wolny, T., & Linek, P. (2019). Is manual therapy based on neurodynamic techniques
effective in the treatment of carpal tunnel syndrome? A randomized controlled
trial. Clinical rehabilitation, 33(3), 408-417.