Anda di halaman 1dari 10

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar | p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN 2579-5457

Vol. 9. No.2 Juli 2017 | Hal 99-108

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN


MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR
Oleh:
Dicky Prastya1
STKIP PGRI METRO

Abstract:. This research aims to improve the student learning output in science subject by utilizing
cooperative model of student teams achievement division (STAD) type at the fifth class B of
elementary school 1 Sidokerto district Bumiratu Nuban. This study was a classroom action research.
The results showed that the type cooperative learning model student teams achievement division
(STAD) can improve students' learning activities, judging from the average percentage of student
learning activities in the first cycle of 77% and 85.5% the second cycle. The implementation of
cooperative learning model type of student teams’ achievement division (STAD) may also increase
the thoroughness of learning outcomes IPA. The percentage of students who complete the first cycle
is 62.5% and the second cycle is 90.63% and an increase in the average score of N-Gain.
Keywords: Learning Achievement, Cooperative STAD

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas VB SDN1
Sidokerto Kecamatan Bumiratu Nuban dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe
student teams achievement division (STAD).Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan
Kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran cooperative tipe student teams
achievement division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dilihat dari rata-rata
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 77% dan siklus II 85,5%. Penerapan model
pembelajaran cooperative tipe student teams achievement division (STAD)juga dapat meningkatkan
ketuntasan hasil belajar IPA. Persentase siswa yang tuntaspada siklus I sebesar 62,5% dan siklus II
sebesar 90,63% dan terjadi peningkatan pada skor rata-rata N-Gain.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Cooperative tipe student teams achievement division (STAD).

PENDAHULUAN Sidokerto yaitu rendahnya daya serap


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa. Kenyataan itu dapat dilihat dari
merupakan hasil kegiatan manusia berupa observasi yang peneliti laksanakan, hal ini
pengetahuan, gagasan, dan konsep yang nampak dari rendahnya hasil belajar yang
terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh siswa. Selain itu, guru belum
diperoleh dari pengalaman melalui menggunakan model pembelajaran yang
serangkaian proses ilmiah seperti inovatif, kreatif, dan menyenangkan secara
penyelidikan, penyusunan dan pengujian maksimal. Proses belajar masih didominasi
gagasan. Dalam pembelajaran IPA, siswa oleh guru dengan menjelaskan materi
diarahkan untuk berbuat sehingga melalui ceramah dan pemberian tugas.
memperoleh pemahaman yang lebih Siswa hanya mendengarkan guru sehingga
mendalam tentang alam sekitar. Dengan siswa merasa bosan dan tidak berperan aktif
mempelajari IPA siswa akan menambah dalam pembelajaran. Mata pelajaran IPA
pengetahuan melalui proses pengamatan, pun masih sering dianggap sebagai mata
pengalaman, penyusunan gagasan yang pelajaran yang menuntut kemampuan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan menghafal. Berbagai permasalahan dalam
sehari-hari, kehidupan bermasyarakat. pembelajaran di kelas tentu akan
Salah satu masalah pokok dalam berpengaruh pada hasil belajar yang
pembelajaran di kelas VB SD Negeri 1 diperoleh siswa.

1
STKIP PGRI METRO, Email: dickyprastya47@gmail.com

Dicky Prasty: Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD 99
Penggunaan model berbagai metode pembelajaran seperti
pembelajaranyang inovatif, kreatif, dan ceramahdan pemberian tugas akan tetapi
menyenangkan, serta pelaksanaan evaluasi hasil belajar masih rendah, proses
hasil belajar merupakan aspek-aspek yang pembelajaran belum menggunakan model
mempengaruhi keberhasilan belajar. Proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
pembelajaran yang seharusnya yaitu proses menyenangkan, dan masih banyak siswa
pembelajaran yang menciptakan hubungan yang kurang memperhatikan serta malas
timbal balik antara guru dengan siswa bertanya tentang materi pelajaran yang
maupun siswa dengan siswa. Dengan belum dipahami.
demikian siswa akan berperan aktif dalam Selanjutnya, permasalahan yang
pembelajaran, terutama melibatkan muncul adalah bagaimana guru dapat
aktivitas mental siswa dalam situasi menciptakan proses pembelajaran yang
belajarnya. melibatkan peran siswa secara aktif. Proses
Berdasarkan hasil prasurvei, pembelajaranjuga diharapkan dapat
wawancara dengan guru bidang studi IPA meningkatkan pemahaman siswa pada
kelas VB SD Negeri 1 Sidokerto kondisi materi, sehingga hasil belajar pun
kelas saat kegiatan belajar mengajar IPA meningkat. Untuk itu penulis memberikan
masih sering pasif. Sangat sulit terjadinya solusi yaitu menggunakan model
interaksi aktif baik antara siswa dengan pembelajaran cooperative tipe student
siswa maupun siswa dengan guru. Hasil teams achievement division (STAD).
belajar pun masih cenderung rendah. Model pembelajaran cooperative tipe
Setelah peneliti cermati ternyata keadaan student teams achievement division
tersebut tidak lepas dari penggunaan model (STAD) adalah salah satu model
pembelajaran yang digunakan. Selama pembelajaran yang dapat meningkatkan
pembelajaran IPA proses pembelajaran hasil belajar. Sebagaimana dikemukakan
masih didominasi oleh guru dengan oleh Isjoni, dalam bukunya cooperative
menjelaskan materi melalui ceramah dan learning, bahwa pada dasarnya model
pemberian tugas, siswa hanya cooperative learning dikembangkan untuk
mendengarkan. Rendahnya hasil belajar mencapai tiga tujuan pembelajaran yaitu
siswa dapat dilihat dari nilai uji blok. Masih meningkatkan hasil belajar akademik,
banyak siswa yang belum mencapai penerimaan terhadap perbedaan individu,
Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) yang dan pengembangan ketrampilan sosial.
telah ditetapkan di SD Negeri 1 Sidokerto Berdasarkan permasalahan di atas
yaitu 60. Hal tersebut dapat dilihat pada pembelajaran dengan menggunakan model
tabel berikut. cooperative tipe student teams achievement
Tabel 1. Daftar nilai uji blok IPA siswa division (STAD) dipandang cocok
digunakan sebagai salah satu alternatif
No Nilai Jumlah Presentase dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Siswa Alam (IPA) untuk mencapai hasil belajar
1 ≥ 60 18 56,25% yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan
2 < 60 14 43,75% pernyataan bahwa model cooperative tipe
Jumlah 32 100% student teams achievement division
(STAD) merupakan salah satu tipe yang
Menanggapi permasalahan menekankan adanya aktivitas dan interaksi
tersebut,beberapa permasalahan yang dapat diantara siswa untuk saling memotivasi dan
diidentifikasi yaitu; rendahnya hasil belajar saling membantu dalam menguasai materi
yang diperoleh siswa kelas VB SD Negeri pelajaran guna mencapai prestasi yang
1 Sidokerto dalam mata pelajaran Ilmu maksimal. Sehingga dengan adanya
Pengetahuan Alam (IPA) dengan ditandai aktivitas dan interaksi antar siswa yang
14 siswa tidak tuntas, sudah menggunakan

100 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


aktif akan berdampak pada hasil belajar dilengkapi dengan lembar kerja dan juga
yang dicapai siswa. diberi latihan, tugas-tugasnya harus
Adapun kelebihan model dikuasai oleh setiap anggota kelompok.
cooperative tipe student teams achievement Setiap anggota kelompok harus
division (STAD) menurut Roestiyah (2001: memberikan skor terbaik kepada
17), yaitu: dapat memberikan kesempatan kelompoknya dengan menunjukkan
kepada siswa untuk menggunakan peningkatan penampilan dibanding dengan
keterampilan bertanya dan membahas suatu sebelumnya. Kelompok yang tanpa
masalah, dapat memberikan kesempatan memiliki anggota-anggota yang meningkat
kepada siswa untuk lebih intensif nilainya dan menghasilkan skor yang tidak
mengadakan penyelidikan mengenai suatu sempurna tidak akan menang atau tidak
masalah, dapat mengembangkan bakat mendapat penghargaan berupa hadiah atau
kepemimpinan dan mengajarkan lainnya. Pada akhirnya guru memberikan
keterampilan berdiskusi, dapat kuis yang dikerjakan siswa secara individu.
memungkinkan guru untuk lebih Pembelajaran dengan model cooperative
memperhatikan siswa sebagai individu dan tipe student teams achievement division
kebutuhan belajarnya, para siswa lebih aktif (STAD) memberikan penghargaan kepada
bergabung dalam pelajaran mereka dan kelompok yang mendapat predikat tim
mereka lebih aktif dalam diskusi, dan dapat super. Penghargaan atas keberhasilan
memberikan kesempatan kepada siswa kelompok dilakukan oleh guru dengan
untuk mengembangkan rasa menghargai, tahapan-tahapan sebagai berikut:
menghormati pribadi temannya, dan menghitung skor individu, menghitung
menghargai pendapat orang lain. skor kelompok, dan pemberian hadiah dan
Pembelajaran cooperative dengan pengakuan skor kelompok.
istilah lain yaitu pembelajaran gotong- Pada penelitian ini hasil belajar
royong memberikan kesempatan kepada yang dimaksud adalah hasil belajar siswa
siswa untuk bekerja sama. Menurut Anita pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
Lie “Pembelajaran cooperative dengan (IPA) yang ditunjukkan dengan nilai dari
istilah pembelajaran gotong-royong , yaitu pretest dan posttest setiap akhir siklus
sistem pembelajaran yang memberi setelah mengikuti proses pembelajaran
kesempatan kepada peserta didik untuk dengan model pembelajaran cooperative
bekerjasama dengan siswa lain dalam tipe student teams achievement division
tugas-tugas yang terstruktur”. (STAD).
Pada kelas cooperative siswa dibagi Untuk membatasi penelitian ini agar
menjadi beberapa kelompok dengan tidak terlalu luas maka peneliti membatasi
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, penelitian ini berdasarkan identifikasi
kemampuan akademik, suku, agama. Hal masalah yang telah dikemukakan
tersebut sesuai dengan pendapat Slavin sebelumnya yaitu rendahnya hasil belajar
dalam Triyanto bahwa pada cooperative siswa yang diperoleh siswa kelas VB SD
tipe student teams achievement division Negeri 1 Sidokerto dalam mata pelajaran
(STAD) bahwa siswa ditempatkan dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang Materi yang dipilih pada penelitian
merupakan campuran menurut tingkat ini yaitu air dan peristiwa alam yang terjadi
prestasi, jenis kelamin, dan suku. di Indonesia. Pemilihan materi ini
Pembelajaran pada model disebabkan penyesuaian waktu dengan
pembelajaran cooperative tipe student jadwal yang disusun oleh wali kelas,
teams achievement division (STAD), guru sehingga peneliti tidak mengganggu
lebih dahulu menjelaskan atau menyajikan jalannya proses pembelajaran.
materi, kemudian anggota tim mempelajari Tujuan dari penelitian tindakan
materi tersebut dalam kelompoknya. Siswa kelas ini adalahuntuk meningkatan hasil

Dicky Prasty: Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD 101
belajar IPA pada siswa kelas VB SD Negeri VB dengan jumlah siswa sebanyak 32
1 Sidokerto Kecamatan Bumiratu Nuban orang.
dengan menggunakan model pembelajaran Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
cooperative tipe student teams achievement Teknik pengumpulan data yang
division (STAD). digunakan dalam penelitian ini adalah
Hasil penelitian tindakan kelas ini observasi, wawancara, dan tes. Instrumen
diharapkan dapat memberikan manfaat data berupa pedoman wawancara, lembar
antara lain: bagi siswa dapat meningkatkan observasi aktivitas siswa, dan soal tes.Uji
pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Kemantapan Instrumen dilakukan dengan
Alam sehingga dapat meningkatkan uji validitas dan reliabilitas butir soal.
aktivitas dan hasil belajar siswa, bagi guru Teknik Analisis Data
dapat memperluas pengetahuan mengenai Metode analisis data pada penelitian
model-model pembelajaran Ilmu ini digunakan dengan menggunakan
Pengetahuan Alam sehingga dapat analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
digunakan untuk meningkatkan dan Analisis kuantitatif dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan profesional menguji hasil posttest yang diperoleh
guru dalam melaksanakan pembelajaran di siswa. Selain itu, nilai posttest dianalisis
kelas, dan bagi sekolah dapat memberikan dengan perhitungan Skor Gain (gain-score)
sumbangan pemikiran yang berguna dalam ternormalisasi. Skor Gain ini dihitung
upaya meningkatkan mutu pendidikan di dengan rumus yang dikembangkan oleh
sekolah. Hake sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN Spost- Spre


Rancangan penelitian ini adalah N-Gain =
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Smaks-Spre
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dalam 2 siklus dengan menggunakan model Dengan kriteria nilai N-gain:
yang dikembangkan oleh Arikunto. Tiap
siklus terdiri dari empat tahap kegiatan Tabel 2. Daftar kriteria nilai N-Gain
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, Perolehan N-Gain Kriteria
pengamatan, dan refleksi. Variabel bebas N-Gain >0, 70 Tinggi
dalam penelitian ini adalah Model 0,30 ≤ N-gain ≤ 0,70 Sedang
N- Gain < 0,30 Rendah
pembelajaran cooperative tipe student
teams achievement division (STAD) dan Analisis kualitatif dilakukan untuk
variabel terikat pada penelitian ini adalah mengetahui aktivitas siswa dan guru selama
hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud proses pembelajaran dengan menggunakan
dalam penelitian ini adalah hasil belajar model pembelajaran cooperative tipe
siswa pada mata pelajaran ilmu student teams achievement division
pengetahuan alam (IPA) yang ditunjukkan (STAD).
dengan nilai dari pretest dan posttes yang
diberikan guru kepada siswa setiap akhir HASIL PENELITIAN DAN
siklus, setelah mengikuti proses PEMBAHASAN
pembelajaran dengan model pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
cooperative tipe student teams ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
achievement division (STAD). belajar IPA siswa kelas VB SD Negeri 1
Subjek Penelitian Sidokerto Kecamatan Bumiratu Nuban
Penelitian ini dilakukan di SD dengan menggunakan model pembelajaran
Negeri 1 Sidokerto Kecamatan Bumiratu cooperative tipe student teams achievement
Nuban dengan subjek tindakan siswa kelas division (STAD). Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus dengan setiap

102 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Secara Memberikan 72% 78% 81%
garis besar proses tahapan pelaksanaan pendapat dalam 77%
diskusi
pada siklus I adalah perencanaan,
Kerja sama 78% 84% 78%
pelaksanaan, observasi dan refleksi. 80%
dalam diskusi
Menyelesaikan 78% 72% 84%
Perencanaan tugas yang 78%
Pada tahap ini kegiatan yang diberikan guru
dilakukan peneliti meliputi: pembuatan Jumlah 74,25 76,5 80,25 77%
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
mempersiapkan alat evaluasi, merancang Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
alat pengumpul data, mempersiapkan aktivitas siswa dalam memperhatikan
lembar kegiatan siswa (LKS) dan membagi penjelasan guru pada pertemuan I yaitu
siswa dalam kelompok heterogen. 69%, pertemuan II 72% dan pertemuan III
78% dengan rata-rata 73%. Aktivitas kedua
Pelaksanaan yaitu memberikan pendapat dalam diskusi
Tahap ini merupakan tahap pada pertemuan pertama yaitu 72%
penerapan dari kegiatan pembelajaran yang pertemuan kedua 78% dan pertemuan
telah disusun dalam perencanaan yaitu ketiga 81% dengan rata-rata 77%. Aktivitas
melaksanakan kegiatan pembelajaran ketiga yaitu kerja sama dalam diskusi pada
dengan menggunakan model cooperative pertemuan pertama 78%, pertemuan kedua
tipe student teams achievement division 84% dan pertemuan ketiga 78% dengan
(STAD). Pada siklus I dilaksanakan rata-rata 80%. Aktivitas keempat yaitu
sebanyak 3x pertemuan. menyelesaikan tugas yang diberikan guru
pada pertemuan pertama sebesar 78%,
Observasi / Pengamatan pertemuan kedua 72% dan pertemuan
Pada tahap ini dilakukan ketiga 84% dengan rata-rata 78%.
pengamatan atau observasi terhadap kinerja Dari keempat aktivitas tersebut
guru dan aktivitas siswa oleh observer yang telah mencapai target ketuntasan
dengan menggunakan lembar observasi adalah kerja sama dalam diskusi, karena
yang telah disiapkan. masing-masing aktivitas tersebut telah
mencapai target yang direncanakan. Untuk
Hasil observasi aktivitas siswa akivitas yang lainnya tidak mencapai target
Aktivitas siswa merupakan segala yang ditentukan, atau dapat dikatakan tidak
sesuatu yang dilakukan siswa selama tuntas.
proses pembelajaran berlangsung. Dalam
Penelitian ini terdapat 4 indikator penilaian Hasil observasi kinerja guru.
dari aktivitas siswa. Adapaun indikator Dalam proses pembelajaran dengan
yang diamati yaitu; siswa memperhatikan menggunakan model pembelajaran
penjelasan guru, memberikan pendapat cooperative tipe student teams achievement
dalam diskusi, kerja sama dalam diskusi, division (STAD)kinerja guru diamati dalam
dan menyelesaikan tugas yang diberikan lembar observasi kinerja guru yang telah
guru. Berikut ini adalah rekapitulasi data dibuat oleh peneliti. Observasi kinerja guru
aktivitas siswa siklus I. meliputi 12 indikator penilaian. Dari
Tabel 3. Presentase Aktivitas Belajar Siklus I pengamatan kinerja guru pada siklus
pertama mengalami peningkatan dari
Aktivitas Yang Pertemuan Rata- pertemuan satu sampai pertemuan ketiga.
Diamati 1 2 3 rata
Siswa 69% 72% 78%
Skor tertinggi pada indikator penguasaan
memperhatikan model pembelajaran cooperative tipe
penjelasan guru student teams achievement division
(STAD) dan kemampuan menggunakan

Dicky Prasty: Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD 103
alat/media dengan rata-rata 76 dan terendah dengan point tertinggi yaitu 24, kelompok 4
penguasaan kelas dengan rata-rata 69,33. terdiri dari 5 siswa dan mendapatkan
predikat tim hebat.
Hasil Belajar Siklus I Penghargaan tersebut diberikan
Hasil belajar yang dimaksud yaitu sebagai salah satu ciri dari cooperative tipe
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu student teams achievement division
pengetahuan alam (IPA) yang ditunjukkan (STAD) dan sebagai pendorong motivasi
dengan nilai dari pretest dan posttest setiap siswa maupun kelompok untuk belajar.
akhir siklus setelah mengikuti proses Masing-masing siswa berupaya
pembelajaran dengan model pembelajaran mendapatkan point terbaik sehingga
cooperative tipe student teams achievement mendapatkan penghargaan.
division (STAD).Berikut ini adalah
rekapitulasi data hasil belajar siswa pada Refleksi
siklus I. Dari hasil observasi pembelajaran
Tabel 4. Hasil belajar siswa siklus pada siklus I, refleksi yang diperoleh antara
N i l a i t e s t
lain: beberapa siswa tidak memperhatikan
Indikator Kriteria penjelasan guru, terdapat beberapa siswa
P r e t e s t Posttest N-Gain
Rata-rata 5 7 ,8 1 % 67,65% 0 ,3 3 Sedang yang masih belum memberikan pendapat
dan tidak mau bekerja sama dalam
Skor tertinggi 9 0 1 0 0
diskuasai, masih ada beberapa siswa yang
Skor terendah 3 0 4 0 kurang mengoptimalkan ketepatan dan
keefisienan waktu yang tersedia terhadap
Tingkat ketuntasan 5 3 ,1 3 % 6 2 ,5 %
tugas yang diberikan guru, dan hasil belajar
siswa yang tuntas sebanyak sebanyak 20
Berdasarkan tabel di atas terlihat siswa atau 62,5%. Sedangkan yang belum
bahwa setelah pelaksanaan pembelajaran tuntas sebanyak 12 siswa atau 37,5%.
pada siklus 1 yang terbagi menjadi 3 kali Sehingga dapat di ketahui bahwa hasil
pertemuan, siswa yang tuntas berjumlah belajar siswa belum mencapai target yang
62,5 % pada posttest dengan peningkatan direncanakan yaitu KKM 60 mencapai
rata-rata N-gain 0,33 kriteria sedang. ≥75%.
Dari hasil posstest dapat dihitung Setelah diadakan refleksi dan hasil
skor kemajuan siswa. Dari point kemajuan yang diperoleh pada siklus I belum
siswa, dapat diketahui kelompok mana mencapai target yang direncanakan maka
yang memperoleh point tertinggi. dilaksanakan siklus II. Adapun tahapan
Kelompok dengan point tertinggi diberikan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu
penghargaan atas kinerja kelompok terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
tersebut. Berikut data kelompok dengan observasi, dan refleksi.
point tertinggi.
Tabel 5. Kelompok dengan point tertinggi Perencanaan
Perencanaan tindakan kelas yang
Kel Nama Pretest Posttest Point Kriteria dilakukan pada sikus II ini berdasarkan
pengha
rgaan pada siklus I, Tahapan pada siklus II masih
Dmn 5 5 7 0 Tim sama pada siklus I.
S l 5 0 5 5 Hebat
4 Y k 5 0 7 0 2 4 Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan pada
E y 4 0 5 0
siklus II untuk memperbaiki proses
Z m 6 5 7 5
pembelajaran pada siklus I.
Berdasarkan data pada tabel
tersebut, kelompok 4 merupakan kelompok

104 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


Observasi sebesar 91%, pertemuan kedua 91% dan
Pada tahap ini dilakukan pertemuan ketiga 94% dengan rata-rata
pengamatan atau observasi terhadap kinerja 92%.
guru dan aktivitas siswa oleh observer Dari keempat aktivitas tersebut
dengan menggunakan lembar observasi terlihat bahwa aktivitas belajar siswa pada
yang telah disiapkan. Berikut ini adalah siklus II mengalami peningkatan dari
hasil observasi yang dilakukan oleh pertemuan satu sampai dengan pertemuan
observer. ketiga. Dan dapat dikatakan dari keempat
aktivitas tersebut telah mencapai target
Hasil observasi aktivitas Siswa ketuntasan yang telah ditetapkan.
Aktivitas yang diamati pada siklus
II sama dengan indikator yang terdapat Hasil observasi kinerja guru.
pada instrument pada siklus I. Adapaun Kinerja guru pada siklus II
indikator yang diamati yaitu; siswa mengalami peningkatan dari pertemuan
memperhatikan penjelasan guru, satu sampai pertemuan ketiga. Pada siklus
memberikan pendapat dalam diskusi, kerja II terjadi pula peningkatan dari masing-
sama dalam diskusi, dan enyelesaikan tugas masing indikator. skor tertinggi terdapat
yang diberikan guru. Berikut ini adalah pada indikator kemampuan mengguanakan
rekapitulasi data aktivitas siswa siklus II. alat/media dengan rata-rata 81,67 dan
indikator terendah pada penguasaan kelas
Tabel 6. Presentase Aktivitas Belajar Siklus II dengan rata-rata 74.
Aktivitas Yang Pertemuan Rata-
Diamati 1 2 3 rata Hasil Belajar Siklus II
Hasil belajar berupa nilai dari
Siswa 75% 78% 87% 80% pretest dan posttestdiakhir siklus setelah
memperhatikan mengikuti proses pembelajaran dengan
penjelasan guru
model pembelajaran cooperative tipe
Memberikan 87% 87% 87% 87%
pendapat dalam student teams achievement division
diskusi (STAD). Berikut ini adalah rekapitulasi
Kerja sama 78% 84% 87% 83% data hasil belajar siswa pada siklus II.
dalam diskusi
Menyelesaikan 91% 91% 94% 92% Tabel 7. Hasil belajar siswa siklus II
tugas yang
diberikan guru N i l a i t e s t
Jumlah 82,75 85 88,75 85,5 Indikator Kriteria
Pretest Posttest N-Gain
Rata-rata 6 5 % 7 9 ,5 3 % 0 , 5 8 Sedang
Berdasarkan tabel di atas dapat
Skor tertinggi 9 0 1 0 0
dilihat aktivitas siswa dalam
memperhatikan penjelasan guru pada Skor terendah 4 0 5 5
pertemuan I yaitu 75%, pertemuan II 78% Tingkat ketuntasan
68,75% 9 0 ,6 3 %
dan pertemuan III 87% dengan rata-rata
80%. Aktivitas kedua yaitu memberikan
pendapat dalam diskusi pada pertemuan Tabel di atas menunjukkan data hasil
pertama yaitu 87% pertemuan kedua 87% belajar siswa pada siklus II, pada awal tes
dan pertemuan ketiga 87% dengan rata-rata (pretest) hanya mencapai 68,75% dan pada
87%. Aktivitas ketiga yaitu kerja sama akhir siklus (posttest) dapat mencapai
dalam diskusi pada pertemuan pertama 90,63% dengan peningkatan rata-rata N-
78%, pertemuan kedua 84% dan pertemuan Gain 0,58 kriteria sedang. Pada siklus II
ketiga 87% dengan rata-rata 83%. Aktivitas hasil belajar siswa sudah mencapai target
keempat yaitu menyelesaikan tugas yang dan mengalami peningkatan hasil belajar.
diberikan guru pada pertemuan pertama Hasil yang diperoleh dapat memenuhi

Dicky Prasty: Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD 105
indikator keberhasilanmencapai > 75% Tabel 9. Data Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Pada
Siklus I dan Siklus II
pada akhir siklus. Aktivitas Yang Siklus Siklus Peningkatan
Dari hasil posstest siklus II dihitung Diamati I II
skor kemajuan siswa. Dari skor kemajuan Siswa 73% 80% 7%
siswa, dapat diamati kelompok yang memperhatikan
memperoleh point tertinggi. Apakah penjelasan
guru
kelompok pada siklus I atau kelompok lain.
Memberikan 77% 87% 10%
Kelompok dengan point tertinggi diberikan pendapat
penghargaan atas kinerja kelompok dalam diskusi
tersebut. Berikut ini data kelompok dengan Kerja sama 80% 83% 3%
point tertinggi. dalam diskusi
Tabel 8. Kelompok dengan point tertinggi Menyelesaikan 78% 92% 14%
tugas yang
Kel Nama Pretest Posttest Point Kriteria penghargaan diberikan guru
Jumlah 308% 342% 34%
D i s 5 0 7 0 Rata-Rata 77% 85,5% 8,5%
S j p 7 0 8 5
7 3 0 Tim Super
A l s 5 0 7 0 peningkatan. Peningkatan dengan skor
D ap 5 5 7 0 terbesar yaitu pada indikator
menyelesaikan tugas yang diberikan guru,
Berdasarkan data pada tabel di atas, mencapai 14%.
kelompok 7 merupakan kelompok dengan
point tertinggi yaitu 24, kelompok 7 terdiri Kinerja guru
dari 4 siswa dan mendapatkan predikat tim Berdasarkan hasil penelitian,
Super. penilaian kinerja guru dengan
Refleksi menggunakan model pembelajaran
Dari hasil yang diperoleh pada cooperative tipe student teams
siklus II, dapat disimpulkan bahwa achievement division (STAD) mengalami
penggunaan model pembelajaran peningkatan pada setiap siklusnya.
Cooperative tipe Student Teams Peningkatan kinerja guru dalam
Achievement Division (STAD) dapat pembelajaran tersebut dapat dilihat pada
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tabeldi bawah ini:
Tabel 10. Data Rata-rata dan peningkatan Aktivitas
siswa. Pada siklus II siswa lebih mengerti Guru Siklus I dan Siklus II
tentang pentingnya bekerja sama dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas, guru Aktivitas yang Siklus Siklus Peningka
dapat menggunakan model pembelajaran diamati I II tan
Keterampilan 72 76,67 4,67
Cooperative tipe Student Teams
membuka
Achievement Division (STAD) untuk pelajaran
membantu meningkatkan aktivitas dan Kemampuan 73,33 78,67 5,34
hasil belajar siswa. guru
mengorganisasik
Pembahasan an siswa dalam
kelompok belajar
Aktivitas Belajar Siswa Kemampuan 74,33 79 4,67
Terdapat peningkatan altivitas guru memantau
siswa pada siklus I dan siklus II. Berikut ini jalannya diskusi
tabel peningkatan aktivitas siswa yang siswa
terjadi dari siklus I dan II. Penguasaan 75,33 80,67 5,34
bahan pelajaran
Penguasaan 76 81 5
penggunaan
model

106 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017


Keterampilan 74 79,33 5,33
menjelaskan 90,63%
100,00%
Penguasaan 69,33 74 4,67
kelas 80,00% 68,75%
62,50%
Kemampuan 76 81,67 5,67 53,13%
menggunakan 60,00% Pre-Test
alat/media 40,00% Post-Test
Kemampuan 72,33 75,67 3
berkomunikasi 20,00%
dalam PBM 0,00%
yang
Siklus I Siklus II
komunikatif
Keterampilan 72,67 75,67 3
memberi Grafik 1. Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
penguatan Siklus I dan Siklus II
Kemampuan 74 78,33 4,33
mengevaluasi Berdasarkan tabel dan gambar tersebut
Kemampuan 72,33 76,67 4,34 tingkat ketuntasan hasil belajar pada siklus
menutup I untuk pretest 53,13% dan posttest 62,5%
pelajaran dengan rata-rata N-Gain siklus I 0,33
Jumlah 881,65 937,35 55,36 sedangkan pada siklus II tingkat ketuntasan
Rata-rata 73,47 78,11 59,97
hasil belajar untuk pretest sebesar 68,75%,
Berdasarkan data hasil Penelitian, dan posttest sebesar 90,63% dengan rata-
kinerja guru mengalami peningkatan dari rata N-Gain 0,58. Jadi tingkat ketuntasan
siklus I dan siklus II. Peningkatan terjadi hasil belajar siklus I 62,5% dan siklus II
dari masing-masing indikator penilaian. 90,63%, maka telah tercapai ketuntasan
Skor terbesar pada indikator kemampuan belajar lebih dari 75% pada akhir siklus.
guru memantau jalannya diskusi siswa dan Adapun peningkatan N-Gain pada
Keterampilan menjelaskan, yaitu mencapai siklus I dan siklus II dalam pembelajaran
5,33. IPA dengan menggunakan model
Tabel 11. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
pembelajaran cooperative tipe student
N i l a i T e s teams achievement division (STAD) kelas
Indikator S i k l u s I S i k l u s I I VB SD Negeri 1 Sidokerto dapat dilihat
N-Gain N-Gain
P r e t e s t Posttest Pretest Posttest pada gambar berikut:
0,58
Rata-rata 57,81 67,65 0,33 6 5 79,53 0,58
0,6
Skor tertinggi 9 0 1 0 0 9 0 1 0 0 0,5
0,33
0,4
Skor terendah 3 0 4 0 4 0 5 5 0,3 N-Gain
0,2
Tingkat ketuntasan 53,13 62,5 68,75 90,63 0,1
0
Siklus I Siklus II
Untuk lebih jelasnya peningkatan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Grafik 2. Peningkatan N-Gain dari Hasil Belajar
dengan penggunaan model pembelajaran Sisklus I dan Siklus II
cooperative tipe student teams
achievement division (STAD) kelas VB SD Berdasarkan gambar di atas, pada
Negeri 1 Sidokerto dapat dilihat pada siklus I diperoleh N-Gain 0,33 dan pada
gambar berikut: siklus II diperoleh N-Gain 0,58. Sehingga
terjadi peningkatan sebesar 0,25 dari siklus
I ke siklus II. Peningkatan ini terjadi karena
ketelaksanaan pembelajaran pada siklus II

Dicky Prasty: Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD 107
lebih baik jika dibandingkan dengan siklus cooperative tipe student teams
I. achievement division (STAD) dapat
Meningkatnya hasil belajar siswa meningkatkan ketuntasan hasil belajar Ilmu
dari siklus I ke siklus II disebabkan karena Pengetahuan Alam. Persentase ketuntasan
prosedur yang ada dalam model hasil belajar pada siklus I sebesar 62,5%
pembelajaran cooperative tipe student dan siklus II sebesar 90,63%, sehingga
teams achievement division (STAD), mengalami peningkatan sebesar 28,13%.
dimana dalam setiap kelompok terdapat Sedangkan dilihat dari skor rata-rata N-
siswa yang memiliki kemampuan akademik Gain juga mengalami peningkatan. Dapat
lebih tinggi dan dapat dijadikan tutor bagi ditunjukkan dari gain score sebesar 0,33
teman sekelompoknya sehingga ketika pada siklus I menjadi 0,58 pada siklus II.
siswa mengalami kesulitan dalam Hal ini berarti mengalami peningkatan
memahami materi maka ia mempunyai sebesar 0,25 dengan kategori gain score
kesempatan untuk menanyakan kepada sedang.
temannya, dan temannya akan memberikan
bantuan kepadanya dengan menjelasakan Saran
kepada anggotanya yang lain sampai Model pembelajaran Cooperative tipe
mengerti. Student Teams Achievement Division
Pernyataan tersebut sesuai dengan (STAD) dapat dijadikan alternatif dalam
pernyataan bahwa pembelajaran memberikan sumbangan pemikiran dan
cooperative tipe student teams achievement informasi khususnya bagi guru IPA guna
division (STAD) merupakan model meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
pembelajaran yang mengelompokkan siswa
secara heterogen, kemudian siswa yang DAFTAR PUSTAKA
pandai menjelaskan pada anggota lain Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
sampai mengerti. Sehingga pada saat siswa Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka
mengerjakan soal yang diberikan guru Cipta, 2009.
siswa dapat mengerjakan dengan baik dan Isjoni, Cooperative Learning, Cetakan 2,
benar. Dengan lebih banyaknya siswa Bandung: Alfabeta, 2009.
beraktivitas yang sesuai dengan model Isjoni, Cooperative Learning, Cetakan 5,
pembelajaran yang digunakan maka akan Bandung: Alfabeta, 2011.
berdampak pada hasil belajar siswa. Kokom Komalasari, Pembelajaran
Dari pembahasan di atas dapat Kontekstual, Bandung: PT. Refika
disimpulkan bahwa penggunaan model Aditama, 2009.
pembelajaran cooperative tipe student Roestiyah. 2001. Pembelajaran
teams achievement division (STAD)dapat Cooperative tipe student teams
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar achievement division (STAD) (Student
siswa pada mata pelajaran ilmu Team Achievement Division). Tersedia
pengetahuan alam kelas VB. padahttp:
//www.sarjanaku.com/2011/03/
KESIMPULAN pembelajaran-kooperatif-tipe-
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat stad.html.Diakses pada 3 Juni 2012.
disimpulkan bahwa model pembelajaran Suharsmi Arikunto, Penelitian Tindakan
cooperative tipe student teams achievement Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008.
division (STAD) dapat meningkatkan Suhendi, Pengembangan Kuliah Online
aktivitas belajar siswa, dilihat dari rata-rata Berbasis LMS, Metro: STAIN Jurai
persentase aktivitas belajar siswa pada Siwo Metro, 2009.
siklus I sebesar 77% dan siklus II 85,5%.
Hal ini mengalami peningkatan sebesar
8.5%. Selanjutnya model pembelajaran

108 EduHumaniora: Vol. 9 No. 2, Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai