Tugas Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Tafsir Kesehatan dan Lingkungan Hidup Pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Bone
Oleh:
SYAFIQ RAMADANIL
NIM:762312019004
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Kesimpulan........................................................................................14
B. Saran...................................................................................................15
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Mahdi Ghulsyani, Filsafat-Sains Menurut Alquran (Bandung: Penerbit Mizan,
1993), h. 78.
1
diciptakan dan dikehendaki Allah Swt. tentu memiliki tujuan dibaliknya.
Dalam makalah ini membahas tentang ayat yang berkaitan dengan alam
semesta diciptakan tidak ada yang sia-sia.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana ayat serta tafsir tentang alam semesta diciptakan tidak ada
yang sia-sia?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Didalam ayat yang lain Allah Swt. juga menyatakan dalam QS. Ar-Rum/30:
22 bahwa
2
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,
Epistimologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2012), h. 8.
Terjemahnya:
Namun jika manusia tidak mau belajar dari konsistensi alam semesta,
itulah yang dapat menyebabkan manusia yang memiliki ‘aql tetapi berprilaku
bagaikan binatang, membuat kerusakan bahkan saling bertumpah darah.
Dalam hal ini tentulah sangat berkaitan dengan timbulnya kerusakan alam
semesta boleh jadi akibat perilaku manusia yang zhalim terhadap
kelangsungan alam semesta. Padahal tujuan diciptakan-Nya alam semesta
adalah semata-mata bagi manusia selaku khalifah di muka bumi.
3
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009), h. 22.
4
Salminawati, Filsafat Pendidikan Islami, Membangun Konsep Pendidikan
yang Islami, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), h. 38.
B. Tafsir Tentang Alam Semesta Diciptakan Tidak Ada yang Sia-sia
tadi (ََّلال
)ين ِذ الَّْ َيْذ ُكadalah: Orang-orang yang
ُر ْونmengambil
kesimpulan dari penciptaan langit dan bumi ini bahwa sesuatu
yang berubah itu pasti ada yang merubahnya, dan yang
merubah itu juga pasti akan mampu untuk mengutus Rasul-
rasul yang diinginkan. Lalu, apabila Rasul itu telah diutus, dan
Rasul tersebut juga telah membuktikan kebenarannya dengan
memperlihatkan mukjizat yang diberikan kepadanya, maka
orang-orang yang berdzikir kepada Allah pada setiap
keadaannya. Wallahu a'lam.6
7
Muhammad bin Ahmad abi Bakr Abi ‘Abdullah Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi
Jilid 4 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 783.
yang pedih. Tidak ada satu pun yang dapat membelanya dan,
dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim siapa pun satu
penolong pun.8 Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia bahwa ia adalah sebagai natijah dan kesimpulan
upaya zikir dan pikir. Bisa juga dipahami zikir dan pikir itu
mereka lakukan sambil membayangkan dalam benak mereka
bahwa alam raya tidak diciptakan Allah sia-sia.9 Ayat di atas
juga menunjukkan bahwa semakin banyak hasil yang diperoleh
dari zikir dan pikir, dan semakin luas pengetahuan“tentang
alam raya, semakin dalam pula rasa takut kepada-Nya, yang
antara lain tecermin pada permohonan untuk dihindarkan dari
siksa neraka.10
c. Tafsir Ibnu Katsir
8
M. Quraish Shihab, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an, Vol. 2 (Cet, IV; Jakarta: Lentera Hati, 2005), h. 308-309.
9
M. Quraish Shihab, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an, Vol. 2 (Cet, IV; Jakarta: Lentera Hati, 2005), h. 311.
10
M. Quraish Shihab, TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an, Vol. 2 (Cet, IV; Jakarta: Lentera Hati, 2005), h. 312.
bebauan, Yakni, silih bergantinya, susul menyusulnya, panjang
dan pendeknya. Terkadang ada malam yang lebih panjang dan
siang yang pendek. Lalu masing-masing menjadi seimbang.
Setelah itu, salah satunya mengambil masa dari yang lainnya
sehingga yang terjadi pendek menjadi lebih panjang, dan yang
diambil menjadi pendek yang sebelumnya panjang. Semuanya
itu merupakan ketetapan Allah yang Mahaperkasa lagi Maha
mengetahui.11 Engkau tidak menciptakan semuanya ini dengan
sia-sia, tetapi dengan penuh kebenaran, agar Engkau
memberikan balasan kepada orang-orang yang beramal buruk
terhadap apa•apa yang telah mereka kerjakan dan juga
memberikan balasan orang-orang yang beramal baik dengan
balasan yang lebih baik (Surga) . Kemudian mereka
menyucikan Allah dari perbuatan sia-sia dan penciptaan yang
bathil seraya berkata, 'Mahasuci Engkau’ "Yakni dari
menciptakan sesuatu yang sia-sia. ''Maka peliharalah kami dari
siksa Neraka. Maksudnya, wahai Rabb yang menciptakan
makhluk ini dengan sungguh-sungguh dan adil. W ahai Dzat
yang jauh dari kekurangan, aib dan kesia-siaan, peliharalah
kami dari adzab Neraka dengan daya dan kekuatan-Mu. Dan
berikanlah taufik kepada kami dalam menjalankan amal shalih
11
M. Abdullah, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2 (Cet. I; Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i,
2001), h. 209-210
yang dapat mengantarkan kami ke Surga serta menyelamatkan
kami dari adzab-Mu yang sangat pedih.12
d. Tafsir Al Munir
12
M. Abdullah, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2 (Cet. I; Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i,
2001), h. 211
14
yang tidak berpikir yang dikatakan oleh Allah Swt. Kemudian
Allah SWT menjelaskan tentang orang-orang yang berakal,
bahwa mereka adalah orang-orang yang menggabungkan
antara dzikir dan pikir, mereka selalu berdzikir kepada Allah
SWT dalam berbagai keadaan, baik dalam keadaan duduk
berdiri maupun ketika sedang berbaring. Mereka tidak pernah
memutus dzikir kepada Allah SWT dalam segala keadaan,
akan tetapi terus berdzikir baik dengan hati maupun lisan.
Mereka selalu memikirkan, merenungi dan memahami segala
apa yang ada di langit dan bumi berupa rahasia-rahasia,
berbagai bentuk manfaat dan hikmah-hikmah yang
menunjukkan akan kebesaran, kekuasaan, ilmu dan rahmat
Sang Khalik. Objek berpikir; merenung dan memahami adalah
ciptaan Sang Khalik bukan Dzat Sang Khalik itu sendiri,
karena tidak dimungkinkannya untuk menggapai hakikat Dzat
dan sifat-sifat-Nya.13
Orang-orang yang berpikir dan merenungi ciptaan serta
berdzikir berkata, "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan
semua ini secara sia-sia, karena Engkau Maha Suci dari segala
sesuatu yang bersifat sia-sia dan tiada faedah. Semua ciptaan-
Mu adalah hak yang mengandung faedah dan menunjukkan
hikmah serta kekuasaan. Maksudnya, seorang Mukmin yang
berpikir, setelah berpikir merenung dan meneliti, maka ia
13
Wahbah Az-Zuhaili, TAFSIR AL-MUNIR Akidah, Syariah, Manhaj, Jilid 2
(Jakarta: Gema Insani, 2013), h. 545.
15
selanjutnya menghadapkan diri kepada Tuhannya dengan
memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh dan merendahkan
diri seraya mengikrarkan keyakinannya akan hikmah Allah
SWT di dalam penciptaan segala makhluk.14
14
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir Akidah, Syariah, Manhaj, Jilid 2 (Jakarta:
Gema Insani, 2013), h. 546.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
dan merenungi ciptaan Allah Swt. serta menjadikannya sebagai sebuah
pelajaran dalam menjalani hidup yang sangat singkat ini.
B. Saran
Abdullah, M. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2. Cet. I; Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’i,
2001.
Al-Qurthubi. Muhammad bin Ahmad abi Bakr Abi ‘Abdullah, Tafsir Al-Qurthubi.
Jakarta: Pustaka Azzam. Jilid 4. 2007.
Al Rasyidin. Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,
Epistimologi dan Aksiologi Praktik Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2012.
Az-Zuhaili, Wahbah. TAFSIR AL-MUNIR Akidah, Syariah, Manhaj, Jilid 2. Jakarta:
Gema Insani, 2013.
Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.
Ghulsyani, Mahdi. Filsafat-Sains Menurut Alquran. Bandung: Penerbit Mizan, 1993.
Shihab, M. Quraish. TAFSIR AL-MISHBAH Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Qur’an,
Vol. 2. Cet, IV; Jakarta: Lentera Hati, 2005.
Salminawati, Filsafat Pendidikan Islami, Membangun Konsep Pendidikan
yang Islami. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011.